Professional Documents
Culture Documents
1 (April 2008) 31 – 39
ABSTRACT
31
Mikroenkapsulasi Ekstrak Karoten dari Neurospora sp. (Yusra dkk)
32
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.1 (April 2008) 31 – 39
33
Mikroenkapsulasi Ekstrak Karoten dari Neurospora sp. (Yusra dkk)
Efisiensi Mikroenkapsulasi
Gambar 2. Mikrostruktur emulsi pada Efisiensi mikroenkapsulasi
proporsi ekstrak 30% dengan penyalut digunakan untuk mengukur efektifitas
natrium kaseinat mikroenkapsulasi. Efisiensi
mikroenkapsulasi dinyatakan sebagai
Menurut Tornberg et al. (1997) persentase bahan isian yang tidak dapat
natrium kaseinat merupakan pengemulsi diekstrak dengan pelarut. Jumlah bahan
34
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.1 (April 2008) 31 – 39
35
Mikroenkapsulasi Ekstrak Karoten dari Neurospora sp. (Yusra dkk)
Rendemen (%)
Tabel 5. Retensi karoten mikrokapsul 90.00
Isolat Proteinat Kedelai
Jenis Bahan Proporsi Ekstrak Retensi 85.00 Na Kaseinat
Penyalut Karoten (%b/b) Karoten (%) Isolat Protein Whey
80.00
20 58,84 a
Isolat Protein 30 60,40 a 75.00
Kedelai 40 59,28 a 70.00
20 30 40
20 62,83 b Proporsi Ekstrak Karoten (% b/b)
Natrium 30 71,19 d
Kaseinat 40 66,71 c Gambar 4. Rendemen mikrokapsul
20 62,42 b
Isolat Protein Rendemen mikrokapsul yang
30 69,93 d
Whey
40 66,31 c dihasilkan cenderung menurun dengan
Keterangan: rerata yang didampingi huruf yang meningkatnya proporsi ekstrak karoten
berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf
(Gambar 4). Hal ini berhubungan dengan
α=0,05
sifat hidrofobik dan hidrofilik dari bahan
penyalut, serta kemampuan bahan
Retensi karoten tertinggi dihasilkan
penyalut dalam mengikat bahan isian
pada proses mikroenkapsulasi dengan
(ekstrak karoten yang bersifat non polar).
bahan penyalut natrium kaseinat pada
Rendemen mikrokapsul dengan
proporsi ekstrak karoten 30%, sedangkan
bahan penyalut isolat proteinat kedelai
rerata yang terendah dihasilkan dari
lebih besar dibandingkan dengan
proses mikroenkapsulasi dengan bahan
mikrokapsul dengan natrium kaseinat
penyalut isolat proteinat kedelai pada
maupun isolat protein whey. Rendemen
proporsi ekstrak karoten 20%.
mikrokapsul dipengaruhi oleh sifat
Kaseinat memiliki aktivitas
pelapisan dan kemampuan pengikatan air
permukaan yang tinggi dan kemampuan
dari bahan penyalut.
merubah konformasi strukturnya lebih
Bentuk agregat dari proteinat
cepat dibandingkan isolat proteinat kedelai
kedelai ini menyebabkan sifat pelapisan
dan whey. Hal ini menyebabkan gugus
pada bahan isian menjadi lebih padat
hidro-fobik dari kaseinat lebih terbuka
sehingga rendemen tinggi. Menurut
sehingga lebih mudah berikatan dengan
McClements (1999) protein dalam bentuk
gugus non polar dari minyak. Dalgleish
agregat menyebabkan pelapisan yang
(1997) juga menyatakan bahwa emulsi
lebih padat. Selain itu, struktur ini
yang distabilisasi kaseinat sangat stabil.
membentuk gumpalan pada saat proses
Emulsi yang stabil akan mencegah
pengeringan sehingga luas permukaan
terjadinya koalesensi sehingga karoten
mikrokapsul rendah, penguapan air
tidak keluar dari mikrokapsul sehingga
menjadi tidak maksimum.
kehilangan karoten saat proses
pengeringan dapat diminimumkan, maka
Warna Mikrokapsul
retensi bahan isian dapat dipertahankan.
Warna mikrokapsul yang diamati
meliputi kecerahan, warna merah dan
36
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.1 (April 2008) 31 – 39
70.00
stabilitas karoten dalam mikrokapsul
65.00
60.00
Isolat Proteinat Kedelai
Na Kaseinat
dapat dilihat pada Gambar 8.
Isolat Protein Whey
55.00
50.00
7.00
45.00
Slope Stabilitas Karoten
20 30 40
Proporsi Ekstrak Karoten (% b/b) 6.00
Isolat Protein Kedelai
18.00
4.00
16.00
3.00
20 30 40
Nilai a+ (merah)
37
Mikroenkapsulasi Ekstrak Karoten dari Neurospora sp. (Yusra dkk)
38
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No.1 (April 2008) 31 – 39
39