You are on page 1of 34
wee, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN : 5 an. DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR eh Jaan Jena Gat io Ka, 52-68 Lai 8 JAKARTA 12050 Kotak Po 4478 KSMG ~~. Te 525600, $2504 Fan 5252078 ye PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR NOMOR: 09/BIM/PER/7/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN. PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR, Menimbang ‘a, bahwa dalam rangka menciptakan Kelancaran penerapan SNI Kaca Lembaran secara walfb sebagaimana diberakukan dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/PERIN/2010 tentang Pemberiakuan Standar Nasional indonesia (SNI) Kaca Lembaran ‘Secara Wajb sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PERI4/2011, periu mengatur Keinbali Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Secara Wajid sebageimana ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Nomor 34AKIPERI8/2010; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimeksud dalam hhuruf a, perfu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Mengingat 4. Peraturan Presiden Republk Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan COrganisasi, Tugas dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara; 2, Keputusan Presiden Repubik Indonesia Nomor 143/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Basis Industi Manufaktur dan Kepala Badan Pengkajian Kebljakan Kim dan Mutu industri; 3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-IND/PER/1/2010 tentang Pembertakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kaca Lembaran ‘Secara Wajib sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/4/2011; 4, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; ‘MEMUTUSKAN: Menetapkan —:- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TENTANG — PETUNJUK —TEKNIS — (JUKNIS) _ PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB, Industrialisas! Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor ; 097BIM/PER/7/2011 Pasal 1 Memberlakukan Petunjuk Teknis (Juknis) Petaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Secara Wajib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembertakuan dan pengawasan penerapan SNI Kaca Lembaran Secara Wajib. Pasal 2 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Peraturan Direktur Jenderal industri Agro dan Kimia Nomor 34/IAK/Per/8/2010. tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pengawasan Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kaca Lembaran Secara Wajib dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, Pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku pada tanggal dtetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 gui 2011 DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR, POS = PANGGAH SUSANTO Tembusan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: Menteri Perindustrian; Menteri Perdagangan; Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Kepala Badan Standardisasi Nasional; Direktur Jenderal Bea dan Cukei, Kementerian Keuangan; Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan; Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Para Pejabat Eselon | di Lingkungan Kementerian Perindustrian; Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perindustrian di Provinsi/Kabupaten/Kota, 10. Kepala Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian; ‘1, Kepala Balai Besar dan Balai Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian; 42, Sekretaris Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, 13, Ketua Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) PON MAPEN> 2 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR NOMOR : 09/BIM/PER/7/2011 TANGGAL : 12 guli 2011 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN 1. BABI 2. BABII 3. BAB II 4, BABIV 5. BABV 6. BAB VI 7. BAB VII 8. BAB Vill 9. BAB IX 10. LAMPIRAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KACA LEMBARAN SECARA WAJIB : KETENTUAN UMUM LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB : TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI PENGAMBILAN CONTOH PERTIMBANGAN TEKNIS TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI ‘SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN : PENUTUP. Lampiran | PERSYARATAN KACA REFLEKTIF YANG DIPRODUKS! DENGAN PROSES "PIROLISA" ATAU "SPUTTERING" Lampiran I PERSYARATAN KACA HEMAT ENERGI (ENERGY SAVING GLASS) Lampiran ill: PERSYARATAN KACA BERPOLA (FIGURED GLASS) Lampiran lV METODA PENGAMBILAN CONTOH KACA LEMBARAN Lampiran V PERSYARATAN PERMOHONAN PERTIMBANGAN TEKNIS. Lampiran VI FORMULIR DATA PERUSAHAAN DAN SPESIFIKAS! TEKNIS KACA LEMBARAN Lampiran Vil: SURAT PENDAFTARAN JENIS KAA LEMBARAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR wid PANGGAH SUSANTO PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KACA LEMBARAN SECARA WAJIB BABI KETENTUAN UMUM Dalam Petunjuk Tenis ini yang dimaksud dengan: = 2. Menteri adalah Menteri Perindustrian. Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan manajemen mutu menurut SNI ISO 9001:2008 atau sistem manajemen mutu lain yang setara. Lembaga Sertfkasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang melakukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI Kaca Lembaran yang terakreditasi dan ditunjuk Menteri Lembaga Sertfkasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan Akreditasi negara pengekspor dan telah melakukan perjanjian saling pengakuen (Mutual Recognition of Arrangement (MRA)) dengan KAN untuk melakukan Kegiatan Sertifikasi Sistem Mangjemen Mutu. Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan Kegiatan pengujian tethadap Kaca Lembaran sesuai spesifkasiimetode uji SNI Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) adalah Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang dikeluarkan oleh LSPro kepada produsen yang mampu memproduksi Kaca Lembaran sesual persyaratan SNI. Sertfkat Hasil Uji (SHU) adalah sertiikat hasil pengujlan atas contch Kaca Lembaran menurut spesifkasi dan metode uji sesuai SNI Kaca Lembaran, yang diterbitkan oleh Laboratorium Penguii Surat Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran merupakan bukti bahwa jenis Kaca Lembaran yang akan diproduksi atau diimpor telah didaftarkan dan telah sesuai dengan penerapan tanda SNI, yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran. Perjanjian Saling Pengakuan atau Mutual Recognition of Arrangement (MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan oleh KAN Indonesia dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasi-hasil penlaian kesesuaian. BAB Il LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB ‘SNI 15-0047-2005 diberlakukan secara wajib pada Kaca Lembaran dengan Nomor HS sebagai berikut: Lampiran Peraturan Direktur Jenderal IM Nomor: 09/BIM/PER/7/2011 a. 7003.12.20.00; b. 7003.12.90.00; c. 7003.19.90.00; d. 7004.20.90.00; e, 7004.90,90.00; f, 7005.10,90.00; g. 7005.21.90.00; hh. 7005.29.90.00; dan i. 7006.00.90.00. Sifatsifat umum pada syarat mutu SNI 15-0047-2005 Kaca Lembaran (Sub Pasal 5.1) hanya digunaken sebagai acuan yang bersfat informal. Kaca Lembaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 minimal meliputi Kaca Lembaran dari hasil proses tarik, tuang dan atau pengambangan. Persyaratan mutu bagi produk sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang belum diatur dalam SNI 15-0047-2008, diatur dalam Lampiran |, Lampiran ll dan Lampiran II! Petunjuk Teknis ii, BAB Ill TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI Produsen Kaca Lembaran dapat memperoleh SPPT SNI Kaca Lembaran yang diberlakukan waljb apabila telah: a. _Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LSPro, yaitu minimal 1) mengejukan permohonan SPPT SNI; 2) melampitkan copy Izin Usaha Indust (IU!) di bidang industri Kaca Lembaran; dan 3) melampirkan copy Sertikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HK) Kementerian Hukum dan HAM dengan lingkup industri kaca atau lisensi dari pemilik merek. b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang dibuktkan dengan: Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 09/BIM/PER/7/201 MM SNI ISO 9001, atau SMM lain dari LSSM yang terakreditasi oleh KAN jengan audit yang dilaksanakan oleh LSPro atas peleksanaan klausul yang berkaitan dengan pengendalian proses produksi dan pengendalian mutu, 2) Pemyataan dir telah menerapkan SMM SNI ISO $001, atau SMM lain yang diyjidengan auait yang diiaksanakan oleh LSPro atas pelaksanaan seluruh klausul. c, Memperoleh Sertiikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji dengan ketentuan Sertiikat Hasil Uji (SHU) disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label Contoh Uji (LCU) dengan contoh uji yang diambil dari aliran produksi. Audit Kebenaran dan kecukupan dokumen SMM diiakukan oleh Tim Assesor untuk mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan, dan jka tidak memenuhi persyaratan, maka perusahaan pemohon harus melakukan tindakan koreksi. Bagi perusahaan industri Kaca Lembaran yang mengajukan permohonan SPPT SNI dan memiliki lebih dari 1 (satu) unit produksi yang berada pada lokasi yang berbeda wajb a. menyatakan semua lokasi pabrik yang akan digjukan untuk mendapatkan SPPT SNI; b. _menerapkan sistem manajemen mutu; dan ¢. _menerima penetapan LSPro tentang lokasi unit produksi yang akan diaudit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya penerbitan SPPT SNI merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan, LSPro membuat laporan hasil audit SMM dan bila ditemukan ketidaksesuaian maka segera diinformasikan ke perusahaan pemohon untuk melakukan tindakan koreksi. Laporan Audit Sertifikat SMM dan Sertifikat Hasil Uji serta dokumen pendukung dikaji oleh Tim Evaluasi LSPro untuk menentukan keputusan atas permohonan sertifikasi, yang terdiri dari: ‘a. pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bita memenuhi persyaratan sertiikasi; b. penundaan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila belum memenuhi persyaratan settkasi, dengan ketentuan perusahaan pemohon dapat melakukan tindakan perbaikan; atau . penolakan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI, bila tidak memenuhi persyaratan sertfikasi, LSPro memberitahukan ke perusahaan pemohon tentang SPPT SNI yang telah diterbitkan dan melaporkan kepada Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri, dan Direktur Jenderal Pembina Industri Kaca Lembaran Kementerian Perindustrian, Pengawasan berkala tethadap SMM dan mutu produk perusahaan pemegang SPPT SNI dilakukan oleh LSPro. Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 09/BIM/PER/7/2011 BABIV PENGAMBILAN CONTOH Pengambilan contoh dilakukan dalam rangka: a, Permohonan SPPT SNI; atau b. Pengawasan SPPT SNI di pabrik. Jumlah contoh yang diambil dan tata caralpelaksanaan pengambilan contoh mengacu pada Metode Pengambilan Contoh Kaca Lembaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran IV Petunjuk Teknis ini. BABY PERTIMBANGAN TEKNIS- Pertimbangan Teknis merupakan rekomtendasi dar Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur yang menjelaskan suatu jenis Kaca Lembaran dengan nomor Pos Tarif sebagaimana dimaksud dalam angka 1 BAB Il tidak diberlakukan ketentuan SNI Kaca Lembaran secara wajib, dengan ketentuan apabila digunakan: a. untuk program peneliian dan pengembangan (Research and Development); b. sebagai contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT SNI; . sebagai barang contoh dalam pameran; 4. sebagai bahian baku untuk produk tuluan ekspor; atau . sebagai bahan baku industi kecil dan bahan baku dimaksud belum diproduksi di dalam neger Pertimbangan Teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat diberikan kepada: a, Produsen; atau b. Import; Pertimbangan Teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku selama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan dan dapat diperbarui Permohonan Pertimbangan Teknis Kaca Lembaran dilakukan dengan mengajukan permohonan dan melampirkan dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V Petunjuk Teknis ini Penerbitan Pertimbangan Teknis dilakukan setelah peneitian terhadap hal yang terkat dengan: 4 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIN Nomor: 09/BIM/PER/7/2011 a. perizinan; b. _kapasitas produksi; c. _jenis dan spesifikasi; dd. penggunaan Kaca Lembaran; dan . _jumlah kebutuhan Kaca Lembaran yang akan diimpor. Berdasarkan hasil penelitian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan kebutuhan Kaca Lembaran sebenamya, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur menerbitkan atau menolak unluk menerikan Pertimbangan Teknis selambatlembatnya 6 (Ima) har Kerja seek desma kelengkapan dokumen permohonan Pertimbangan Teknis. Perusahaan atau lembaga pemohon Pertimbangan Teknis, wajib untuk menyampaikan laporan realisasi impor dan penggunaannya berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Direktorat Pembina Industri setiap kali pengajuan permohonan Pertimbangan Tekris. Direktorat Pembina Industri melakukan evaluasi dan pengecekan ates Kebenaran laporan realisasi impor dan realisasi ekspor tersebut diatas. TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI Perusahaan industri Kaca Lembaran yang telah memperoleh SPPT SNI wajib mencantumkan tanda "SNM pada setiap kemasan produk dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 4102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional Pencantuman tanda *SNI Kaca Lembaran pada setiap kemasan produk dengan cara cetak. LLSPro bertanggung jawab terhadap SPPT SNI yang diterbitkan dan wajb melaporkan kepada Direktorat Pembina Industri Kaca Lembaran dan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan,|klim, dan ‘Mutu Industri. BAB Vl ‘SURAT PENDAFTARAN JENIS KAA LEMBARAN Kaca Lembaran impor yang memiiki SPPT-SNI Kaca Lembaran didaftarkan jenisnya kepada Direktur Jenderal Basis Industi Manufaktur, dengan cara: ‘a. mengajukan permohonan Surat Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran; dan b. _ menyampaikan rencana produksi setiap jenis Kaca Lembaran per tahun. 5 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 03/BIM/PER/7/2011 Surat Pendaftaran Jenis sebagaimana dimaksud pada angka 1 sebagai salah satu kelengkapan untuk memperoleh Surat Pendattaran Barang (SPB) dari Kementerian Perdagangan. Kaca Lembaran dalam negeri yang memiliki SPPT-SNI Kaca Lembaran didafterkan jenisnya kepada Direktur Jenderal Pembina Basis Industri Manufaktur, dengan cara a, mengajukan permohonan Surat Pendafteran Jenis Kaca Lembaran; dan b. menginformasikan Data Perusahaan dan Spesifikasi Teknis Kaca Lembaran dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI Petunjuk Teknis ini dan melampirkan: 4), Foto copy surat penunjukan sebagai distributor produk Kaca Lembaran Indonesia; dan 2). Foto copy SPPT-SNI yang telah dilegalisasi oleh LSPro. ‘Surat Pendaftaran Jenis sebagaimana dimaksud pada angka 3 sebagai salah salu kelengkapan untuk memperoleh Surat Pendaftaran Barang (SPB) dari Kementerian Perdagangan. Selambatlambatnya 5 (\ima) hari sejak diterima permohonan pendaftaran jenis Kaca Lembaran yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur menerbitkan Surat Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud pada Lampiran VII Petunjuk Teknis ini. Bagi perusahaan yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan selambat-ambatnya 2 (dua) hari sejak diterima permohonan, Direktur Industri Kimia Hilir ates nama Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur mengeluarkan surat permintaan kelengkapan persyaratan, Permohonan dinyatakan batal jka dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterima surat permintaan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud angka 6 di atas tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon. Perusahaan dan import Kaca Lembaran wajib untuk menyampaikan laporan realisasi produksi dan impor dari Kaca Lembaran dengan jenis yang didaftarkan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur setiap 3 bulan. BAB Vil PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan terhadap industri dalam rangka pemberlakuan SNI Kaca Lembaran secara wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur. Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatken kemampuan industri dalam menerapkan SNI secara Wal melalui: a. Sosialisasi atas pemberlakuan SN! secara wajib dan atau terhadap perubahannya; dan 6 Lampiran Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 09/BIM/PER/7/2011 b. Pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI. 3. Dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib di pabrik, Direktorat Jenderal Basts Industri Manufaktur dapat menugaskan Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP) untuk melakukan pemerikaan perusahaan dan uji petik, Direktorat Jenderal BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR dapat melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk mendukung PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI secara wajib di pabrik. BAB IX PENUTUP Petunjuk Teknis penerapan SNI Kaca Lembaran secara wajib ini merupakan salah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan untuk dapat dlaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Hab-hal yang belum diatur datam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengan kebutuhian. LAMPIRAN| — PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 Juli 2011 PERSYARATAN KACA REFLEKTIF YANG DIPRODUKSI DENGAN PROSES "PIROLISA” ATAU “SPUTTERING” 41, Syarat Mutu 1.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan, kaca refleklf beserta metode ujinya mengacu kepada SNI 15-0047-2005 untuk kategori bahan bangunan dan keperluan umum (). 41.2. Sifat tampak kaca lembaran reflekti, yang diproduksi baik dengan proses ‘pirolisa" (Rp) ataupun “sputtering” (Rs), untuk bahan bangunan dan keperluan umur, Sifat tampak kaca lembaran reflektif untuk keperluan bangunan (Rp dan Rs) bila diuji dari jarak 50 cm dengan bantuan lampu baur berkekuatan +/- 1000 lumen, harus memenuhi Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 1 Gelembung Juni glembung In? dongan diameter (2) O5mms9< 15mm | 15amsB<30mm | 30nm<9<50mm | 50mmsB< 100mm 2 100mm 10 os a8 oe | ° Tabel 2 batuan dan tonjolan Jumiah batuan dan tonjolan /m? dengan diameter (2) abmms0< 10mm tomoczom | 220mm 07 05 | 015 Tabel 3 Garis Rambut ‘Luas kaca contoh (1) m? ‘Syarat mutu panjang (Pj) mm 1505 P)s60mm 0551<10 P)s 120mm 4051«20 Ps 240mm 1.3. 14, 2051<40 Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Pj) <360 mm. 240 Pj $ 480mm Tabel 4 Bintik-bintik awan, goresan, retak, gelombang, serpihan / gmpilan dan penamakan keseluruhan eae eee lenis cacat Syarat motu | — = 4 Binti-bint, goresan dan awan Tidak totnat | Retak-retak Tidak terinat ‘Gelombang Disesuaiken melalui suatu kaca pada sudut 30? terhadap gars normal, seta benda yang berarak 5 im dibelakengnya tidak mengalami perubahan bentuk Serpinan /gumpian Bebas dari serpinan / gumpllan yang lebar atau panjangnya lebih besar dai tebal kaca Kenampakan darak antara cacat gelembung dan tonjlan minimum t8om Tabel 5 Cacat tampak pada lapisan reflektif Jenis cacat Syarat mutu Jarak lapisan dari tepi O (nol) Perbedaan wama lapisan Tidak ada perbedaan mencolok (perbedaan transmisi cahaya maks. 5%) Lubanng pada lapisan Tidak boleh ada tubang yang melebini 2 mm, Untuk lubang = 2 mm dibatasi maksimum 5 buah / m2 dengan jarak antar lubang minimum 300 mm Ketahanan lapisan reflektif kaca lembaran reflektf, yang diproduksi baik dengan proses pirolsa (Rp) ataupun “sputtering” (Rs), untuk bahan bangunan dan keperluan umumn, Syarat ketahanan pada lapisan reflektf (coating) tercantum pada Tabel 6.a. dan 6.b. Tabel 6.azmenjetaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektf yang diproduksi dengan proses irolisa’. Sedangkan tabel 6.b. menjelaskan persyaratan ketahanan untuk kaca reflektif yang diproduksi dengan proses “Sputtering”. Metode pengujian untuk setiap uji ketahanan tersebut dijelaskan pada angka 2. Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberiakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Tabel 6.2. Uji Ketahanan lapisan refleksi proses Pirolisa (Rp) Jenis ketahanan Syarat mutu Ketahanan terhadap Asam Klorida (HCl) | Kenaikan ili transmisi maksimum adalah 13% setelah pengujian. Untuk metode pengukuran transmisi cahaya dapat mengacu pada SN! 15-0047-2005 butir 7.4 Ketahanan terhadap Asam Fuorida (HF) | Tidak ada cacat selama 2 menit pengujian Ketahanan terhadap Abrasi Pengurangan rilai transmisi cahaya setelah | pengujian maksimum adalah 5%. Untuk | metode pengukuran transmisi cahaya dapat | mengacu pada SNI 15-0047-2005 butir 7.4 Tabel 6.b . Ketahanan pada lapisan refleksi proses Sputtering (Rs) Jenis ketahanan Syarat mutu Ketahanan terhadap Abrasi Pengurangan nila refleksi cahaya setelah pengujian maksimum adalah 15% = 2. Metode Uji 2.1. Pengukuran Refleksi Cahaya: 2.4.1 Peralatan: a, Tamescal Spec Check Transmission / reflection Monitor atau alat lain yang sesuai untuk pengujian ini Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran | Dia Kaltres Reta: i ww Gambar: Rangkaian Pengujian Refleksi Cahaya b. — Cermin standard untuk kalibrasi ¢. Kain pembersih/ kertas tissue 2.1.2 Prosedur: a. Catat kondisi ruangan penguji yang meliputi suhu, Kelembaban relatif dan tekanan udara. b. _Bersinkan permukaan cermin standar dan contoh Uji ¢. _ Pindahkan saklar transmis / refleksi" ke posisi refleksi, Letakkan cermin standar pada tempat contoh menghadap sumber cahaya dan tempatkan posisinya pada lubang yang difalui cahaya yang berasal dari sumber cahaya, d. — Hidupkan alat kemudian amati dan catat nai refleksi cermin standar pada digital meter. . —Ambil cermin standar dan ganti dengan contoh uji dengan meletakkan bagian permukaan yang dilapisi di bagian atas. {. Amati prosentase refieksi Keluar pada digital meter. g. _Calat hasi! pengukuran refieksi Keluar pada lembar pengujian refleksi cahaya. 2.2. Ketahanan lapisan refleksi: 2.2.1 Ketahanan Lapisan Reflektif terhadap Bahan Kimia. 2.2.1.1 Ketahanan terhadap asam Klorida (HCI) a. Bahan: Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran 4) Larutan HCI: 2/3 bagian HC! pekat (kerapatan 1,19) ditambah 1/3. bagian aquadest 2) Aceton. 3) Aquadest. b. Peralatan 41) Bak air yang dilengkapi dengan pemanas, kapasitas 12 iter. 2) Breaker glass, kapasitas 2 ltr. 3) Thermometer alkohol 1000C 4) Spektrophotometer sinar tampak. 5) Stop watch 6) Kain pembersih/ kertas tissue _ATermometer Beaker Glass » Pengatur Panas Gambar2: Alat Uji Ketahanan terhadap HC! ©. Metode: 1) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan udara 2) Ukur transmisi cahaya sebelum direndam dengan menggunakan alat spektrophotometer sinar tampak. 3) Bersihkan contoh kaca reflekti dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan dengan kain pembersih/ kertas tissue 4) Rendam contoh uji dalam larutan HCI yang bersuhu tetap 42,50 selama 20 meni 5) Keringkan contoh dengan kertas tissue dan kemudian_tentukan transmisi cahayanya dengan menggunakan alat spektrophotometer sinar tampak Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaoa Lembaran 6) Catat nilai perbedaan transmisi cahaya contoh uji sebelum dan sesudeh diyji pada lembar pengujian ketahanan lapisan kaca reflekti terhadap bahan kimia 2.2.1.2 Ketahanan terhadap Asam Fluorida (HF) a, Bahan: 4) Larutan HF: 8 ml HF (kerapatan 1,13) ditambah 1 iter Aquadest. 2) Aceton 3) Aquadest b, Peralatan: 1) Bak plastik tempat pembersihan conto. 2) Bak plastk tempat larutan HF. 3) Stop watch 4) Kain pembersih/ kertas tissue ©. Metode: 1) Catat kondisi ruangan pengujian yang meliputi suhu, kelembaban relatif dan tekanan udara, 2) Bersihkan contoh uji dengan air dan kemudian dengan aceton, keringkan dengan kain pembersih’ kertas tissue. 3) Rendam contoh uji ke dalam larutan HF. 4) Amati perubahan lapisan contoh kaca reflektif selama direndam. 5) Catat kerusakan selama 2 menit pertama pada lembar penguiian ketahanan lapisan reflektif terhadap bahan kimia, 2.2.2. Pengujian Ketahanan Lapisan Terhadap Abrasi Untuk Kaca ‘Pirolisa’ (Rp). 2.2.2.1. Peralatan dan bahan: - a. Peralatan abrasi, yang terri atas 1) Batang penggerak yang bergerak horizontal ke kiri dan kanan, 2) Pemberat seberat 0.4 kg yang permukaannya dilapisi karpet dan bisa bergerak bebas mengikuti gerakan batang penggerak. 3) Kecepatan penggerak adalah 10 cycle/ menit (10 kali gosokan ke kiri dan 10 kali gosokan ke kanan} 4) Jumiah gosokan adalah 500 kali/ uji atau 250 cycle. b. Wadah pasir c. Magnetik stirrer d. Pasi. Cara menyiapkannya: 1) Sediakan pasir dengan mesh 500 (30 um); 2) Timbang pasir sebanyak 160 gram 3) Masukkan kedalam wadah yang tersedia 4) Tambahkan ait ke dalam wadah sebanyak 1 ltr. 5) Aduk sampai homogen dengan stier. 6 Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran “WPosisi Pemberat ,saat tidak dipakal ‘Gambar 3: Peralatan Abrasi 2.2.2.2. Cara Kerja a b, Sediakan contoh uji dengan ukuran 12 x 30 om dan bitas dengan air bersin, Letakkan contah uji pada alat abrasi dengan lapisan coating menghadap ke atas (jangan terbalk). Kencangkan piringan stopper dengan cara memutar sekrup piringan stopper sampai contoh uji tidak bergerak Pastikan bahwa pemberat dapat bergerak bebas ke atas (tidak tertekan ‘oleh batang penggerak). Pasang beban pemberat pada contoh uj Tuangken suspensi berisi pasir dan air yang telah diaduk dengan magnetk stirer sampai homogen, Tekan tombol penggerak , agar alat secara otomatis bergerak ke kiti- kanan sebanyak 500 kal Setelah selesai, Keluarkan contoh uji dari mesin abrasi, bilas dengan air kran dan lap dengan tissue Evaluasi sample uji Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran ~ sampel Uj Mesin ber geser ke __— kiran ke kanan Gambar 4: Proses Pengujian Abrasive Test 2.2.3, Pengujian ketahanan lapisan reflektif terhadap abrasi untuk kaca *Sputtering” (Rs). 2.23.1 Peralatan: Alat uji abrasi yang dilengkapi dengan 1) Sebuah piringan yang dapat berputar horizontal dengan kecepatan 70 +15 rpm dan dipasang 2 buah roda abrasi dengan beban pada masing- masing roda abrasi 250 gram. Roda abrasi dengan tebal 12,5 mm dan ‘mempunyai garis tengah 45 ~ 50 mm, terbuat dari karet setengah keras yang dilekati bahan AI2O berukuran butir 5 mikron (tipe CS - 10F) Pelekatan bahan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak ada vibrasi atau penyimpangan sumbu 2) _Alat penghalus permukaan (rafacer). Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan roda abrasi yang telah bergelombang, 3) Alat penghisap debu (abrase vacum unit) Alat ini digunakan untuk menghisap debu sewaktu proses abrasi Lampiran | Petunjuk Teknis Pelaksanzan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Arah Gerakan roda Abrasi ~ Contoh Uji , Dimana permukaan yang berlapis di bagian atas Gambar 5: Alat Abrasi 2.2.3.2. Bahan - Kain pembersin tissue 2.2.3.3 Metode: a. Sebelum contoh uj dilakukan uji abrasi, terlebin dahulu dlilakukan uj refleksi cahaya keluar. b. _Bersinkan contoh uji c. _Pasang contoh uji sampai kuat pada piringan, d. Pasang dua buah roda abrasi dan tambahkan beban pemberat 250 gram pada masing-masing roda abrasi e. _Letakkan roda abrasi pada contoh yji Rangkaikan alat penghisap dan permukaan contoh antara lubang tangkai penghisap dan permukaan contoh antara 0,6 ~ 1,6 mm. 4g. Set rotasi pada angka 1000 putaran dan vakum abrasi pada angka 70. h. Jalankan mesin dengan menekan tombol ON dan penekanan baru dilepaskan apabila putarannya telah menunjukkan angka 2, kemudian biarkan pengikisan berlangsung sampai 300 putaran. Setelah ‘menunjukkan angka 300 maka matikan mesin. i, Ambil contoh uji dan bersihkan. j. Uji tefleksinya menggunakan alat Tamescal spec! check transmission! reflection monitor seperti pada cara uj refleksi cahaya pada but pengujian. k. — Catat hasil pengujian pada lembar uji abrasi. LAMPIRAN Il PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB. TANGGAL: 12 guli 2011 PERSYARATAN PENGUJIAN KACA HEMAT ENERG! ("ENERGY SAVING GLASS”) 1. Syarat Mutu 41.1. Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan Untuk persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan dan Kerataan pada kaca hemat energi mengacu kepada SNI 15-0047-2005 untuk Kategori bahan bangunan dan keperluan umum (6). 4.2, Sifat tampak kaca hemat energi (S) glass Sifat tampak kaca hemat energi untuk keperluan bangunan bila diuji dari jarak 50 cm dengan bantuan lampu baur berkekuatan +/- 1000 lumen, harus memenuhi Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 1 Gelembung Juris glembung In? dengan ameter) 05 0.15 02 o | Tabel 2 batuan dan tonjolan 10 \Jumlah batuan dan tonjolan/ m? dengan diameter (2) osmms0 1,0 namun < 2,5 mm, jumlah maksimum yang diperoleh adalah § pes /- me, dengan jarak antara lubang minimum 15 cm. * Tidak boleh ada lubang yang melebihi 2,5 mm_ Lampiran II Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembertakuan dan Pengawasan Penerepan SNI Kaca Lembaran 1.3 Sifat Energi Saving pada kaca hemat energi (S) aca hemat energi dapat memenuhi persyaratan energi saving yang diatur dalam tabel 6 Tabel 6 Sifat Energi Jenis cacat Syarat mutu Energi Transmitansi Maksimum 60% Sinar (Light) Transmitensi Minimum 60% Metode Uji 2.1. Metode uji bentuk, kesikuan dan kerataan, mengacu pada SNI 15-0047-2005 atau revisinya, butir 7.2 dan 7.3. 2.2, Pengukuran Sifat Energi didasarkan pada standard pengukuran EN 410, Sedangkan pengukuran Sinar (Light) Transmitansi dtakukan dengan standard illuminant D65-10o (gabungan daylight pada temperatur warna 6500. K dengan sudut pandang 100). Peralatan untuk pengukuran dapat menggunakan spectrophotometer untuk menghasikkan cenergi transmitansi dan sinar transmitansi pada panjang gelombang yang ditentukan. LAMPIRAN Ill PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 auli 2011 PERSYARATAN KACA BERPOLA (FIGURED GLASS) Persyaratan Bentuk, Dimensi, Kesikuan Dan Kerataan 4.1. Bentuk Kaca berbentuk persegi atau persegi panjang. 4.2. Toleransi dimensi Panjang, lebar dan tebal kaca berpola dinyatakan dalam mm, dan jika diyji sesuai SNI 15- 0047-2005 butir 7.3.1 dan 7.3.2 , toleransi dimensi harus memenuhi Tabel 1 Tabel 1. Toleransi Dimensi Kaca Berpola Tolerans ee Tebal Panjang dan Lebar Tebal 2mm oA 105 Teba 3mm 08 nee Tebal §mm +104 1.3. Kesikuan Kaca berpola harus mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kestkuan bila diukur dengan metode pengukuran Kesikuan yang sesuai SNI 15047-2008 butir 7.3.3 adalah 0,2%. 1.4. Kerataan Maksimum kelengkungan kaca berpola, bila diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.3.4 adalah 15. Sifat tampak kaca berpola ‘Sifat tampak kaca berpola (P) bila diuji sesuai SNI 15-0047-2005 butir 7.2, harus memenuhi Tabel 2 berikut. Lampiran Ill Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberiakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran Tabel 2. Jenis Cacat yang dizinken pada kaca berpola Jenis cacat Retak-retak Syarat mutu Nihil Gelembung, Batuan Tidak terlinat Serpihan /Gumpilan Bebas dari serpihan /gumpilan yang lebar atau panjangnya lebih besar dari tebal kaca Kotoran Tidak bolen ada kotoran yang mengganggu pandangan Cacat pada pola fhiasan/ukiran | Tidak boleh ada hiasan /ukiran yang tidak beraturan (miss pattern) Kenampakan keseluruhan Jarek antara cacat gelembung dan tonjolan minimum 15cm LAMPIRAN IV PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 uli 2011 METODA PENGAMBILAN CONTOH KACA LEMBARAN Tujuan. Metoda Pengambilan Contoh ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan cara pengambilan contoh produk Kaca Lembaran dalam rangka Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI dan pengawasen produk Kaca Lembaran di pasar sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No. 4/M- INDIPER/1/2010 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kaca Lembaran Secara Wajid sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M- INDIPER/4/2011 untuk 1.1. Pengambitan contoh di pabrik dalam rangka SPPT SNI; atau 1.2. Pengambitan contoh dalam rangka Pengawasan SPPT SNI di pabrik dan di pasar. Ruang Lingkup Metoda Pengambilan Contoh ini mencakup cara pengambilan contoh, jumlah contoh, pelaksanaan engambitan contoh, dan pengemasan contoh uji untuk produk Kaca Lembaran, yang diambil di abrik atau di pasar, yang kemudian dikrim ke laboratorium uj oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC). Standar Acuan. = SNI15-0047-2005 atau revisinya : Kaca Lembaran Ketentuan-Ketentuan 4.1, Pengambilan contoh dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh yang memiliki surat tugas dati LSPro, Laboratorium Uj atau instansi yang berwenang.. 4.2. PPC terlebih dahulu membuat dan mengirim rencana pengambitan contoh ke produsen dan atau import. 4.3, Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh Uji harus ditandatangani olen PPC dan Wakil dari Produsen atau Distributor. 5. Cara Pengambilan Contoh 5.1. Untuk Permohonan dan Pengawasan SPPT SNI Petugas Pengambil Contoh ditugaskan oleh Lembaga Sertifikasi Produk dalam rangka Lampiran IV Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran 5.1.1. Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI pengambilan contoh harus dilakukan pada salah satu aliran produksi. Jika pada saat pengambilan contoh produsen hanya memproduksi 1 (satu) ketebalan kaca, maka untuk ketebalan yang tidek ada pada alran produksi, pengambilan contoh dapat dilakukan di gudang. Jumlah contoh yang diambil mewakili setiap klasifkasi tebal dan mutu: 6 (enam) buah untuk setiap mutu M, 6 (enam) buah untuk mutu L dan T, dan 6 (enam) buah untuk mutu G, Ukuran contoh minimal 1000 mm x 1000 mm; 5.1.2 pengawasan produk penggunaan tanda SNI di produsen pengambilan contoh harus dilakukan pada aliran produksi. Jika produsen memiliki lebih dari 1. (satu) alran produksi, maka harus diambil dari alran produksi yang berbeda dari pengambilan contoh sebelumnya. Jika pada saat pengambilan contoh produsen hanya memproduksi 1 (satu) Ketebalan kaca, maka untuk ketebatan yang tidak ada pada aliran produksi, pengambilan contoh dapat ditakukan di gudang. Jumah contoh yang diambil mewakili setiap Klasifikasi tebal dan mutu secara bergantian selama proses serifikasi: 6 (enam) buah untuk setiap mutu M atau 6 (enam) buah untuk mutu L dan T, atau 6 (enam) buah untuk mutu G, Ukuran contoh minimal 1000 mm x 1000 mm; 5.1.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random). Jumlah contoh ji tersebut tidak termasuk arsip yang disimpan di perusahaan. Jumlah arsip sama dengan jumlah contoh uji yang diambil 5.2. Untuk Pengawasan SPPT SNI di Pasar Untuk pengawasan produk penggunaan tanda SNI di pasar, pengambilan contoh dilakukan pada 1 (satu) atau beberapa lokasi yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, dengan contoh yang diambil cukup satu Ketebalan jenis kaca dengan jumiah minimal 6 lember, dengan ukuran minimal 1000 mm x 1000 mm. 6. Pelaksanaan Pengambilan Contoh 6.1. Di Aliran Produksi Langkah-langkah yang harus dilakukan a Laksanakan pengambilan contoh dengan selang waktu tertentu sesuai dengan jadwal dan jumlah contoh yang telah ditentukan. Masukkan contoh tersebut ke dalam 2 (dua) kemasan dan disegel dan diberi label uji, satu bagian untuk dikirim ke laboratorium uji dan satu bagian lagi untuk arsip perusahaan, Buat berita acara pengambilan contoh dan label uji masing-masing rangkap tiga yang ditandatangani oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan saksi dari perusahaan dan Lampiran IV Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembertakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran iberi cap/stempel perusahaan. Lembar perlama untuk LSPro, lembar kedua untuk perusahaan dan lembar ketiga untuk laboratorium penguj 4. Pada saat pengambilan contoh untuk audit Kesesuaian SPPT SNI salah seorang auditor harus menyaksikan, 6.2. Di Gudang Langkah-langkah yang harus dilakukan: a. Mengambil contoh sesuai ketebalan kaca dan jumlah yang telah ditetapkan, b. Ambil contoh secara acak. cc, Masukkan ke dalam 2 (dua) kemasan, dan disegel serta diberi label. d. Satu bagian untuk dikrim ke laboratorium uji dan satu bagian lagi untuk arsip perusahaan. . Buat berita acara pengambilan contoh dan label uji masing-masing rangkap tiga. {. Bersama saksi dari perusahaan mendatangani berita acara dan label uji tersebut. Dalam hal pengambilan contoh dalam rangka audit Kesesuaian SPPT SNI, salah seorang auditor turut menyaksikan ketika pengambilan contoh dilakukan, 9. Berita acara dan label ujitersebut di cap/ stempel perusahaan. h. Lembar pertama untuk LSPro atau instansi terkeit, lembar kedua untuk perusahaan dan lembar ketiga untuk petugas pengambil contoh 6.3. Di Pasar Langkah-langkah yang harus ditakukan : a. Mengambil contoh sesuai ketebatan kaca dan jumiah yang telah ditetapkan. b. Pengambilan contoh dibuktikan dengan kuitansi/ bor” bukti pembelian lainnya yang sah. c. Ambil beberapa lembar kaca sesuai kebutuhan dan disegel serta diberi label 4. Buat berita acara dan label uji masing-masing rangkap tiga. @. Berita acara dan label uji tersebut ditandatangani oleh Petugas Pengambitan Contoh (PPC) dan saksi dari toko atau distributor. Lampiran IV Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran f, Berita acara dan label uji tersebut di cap/ stempel toko atau distributor. 9. Lembar pertama untuk LSPro atau instansi terkat, lembar Kedua untuk Produsen atau importir dan lembar ketiga untuk petugas pengambil contoh Pengemasan Contoh Uji Contoh uj harus dikemas dalam peti/palet kuat dengan mempergunakan bahan peredam getaran atau benturan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat dihindari terjadinya gesekan salu sama lain. Kemasan diberikan identitas yang jelas. Dokumen Terkait a, Rencana pengambilan contoh. b. Surat tugas pengambilan contoh ©. Berita acara pengambilan contoh 4d, Label contoh uj. . SNI yang terkait LAMPIRAN V PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 uli 2011 PERSYARATAN PERMOHONAN PERTIMBANGAN TEKNIS .Produsen: 4.4. Persyaratan yang bersifat umum 1.1.1. Copy lzin Usaha industri ([UI) / Tanda Daftar Industri (TDI); 1.1.2. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 1.1.3 Menyampaikan penjelasan hal-hal terkait dengan produksi, sebagai berikut: 1.1.3.1 Kapasitas Produksi terpasang; 4.13.2 Rencana Produksi; dan 1.1.33 _ Realisasi produksi per tahun selama 3 (tiga) tahun terakhir, 1.1.4 Surat Pemyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa produk yang diimpor digunakan untuk: 1.1.4.1. program penelitian dan pengembangan (Research and Development) 1.1.4.2. sebagai contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT SNI; 1.1.43. sebagai barang contoh dalam pameran; atau 1.1.4.4. sebagai bahan baku industri kecil dan bahan baku dimaksud belum diproduksi di dalam negeri 1.1.5 Copy Proforma Invoice/Invoice, dengan menunjukan aslinya pada saat pengejuan permohonan; 1.1.6 Copy Kontrak Penjualan (Sales Contract) dengan menunjukan aslinya pada saat pengajuan permohonan;atau 1.4.7 Rencana impor, yang meliput : 1.1.7.1 Jenis dan spesifkasi Kaca Lembaran; 1.4.7.2 Merek; 12 Lampiran V Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran 4.1.7.3 Nama produsen; 1.1.7.4 Negara asal impor; dan 4.1.7.5 Jumlah kebutuhan impor dan konversi bahan baku bagi perusahaan | lembaga yang menggunakan kaca lembaran sebagai bahan baku atau untuk produk ‘tujuan ekspor, Persyaratan yang bersifat khusus 1.2.1 Memenuhi persyaratan sebagai Produsen Umum sebagaimana dimaksud pada angka AA dari 1.1.1, 1.4.2, 1.1.3, 1.1.5.1.1.6, 1.4.7. 1.2.2. Surat bukti mendapatkan fasilitas dari Menteri Keuangan, yaitu 4.2.2.1 copy Surat Persetujuan Perusahaan Dalam Kawasan Berkat atau persetujuan berusaha di Kawasan Berikat dari Menteri Kevangan bagi Perusahaan Dalam Kawasan Berikat (PDB); atau 1.222 copy Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberian fasiitas KITE terhadap perusahaan perohon bagi perusahaan yang mendapat fasiltas KITE, 1.223 Surat Pemyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa produk yang ddiimpor digunakan untuk bahan baku produk tujuan ekspor. 4.2.3 Menyampaikan Laporan Realisaasi ekspor bagi 4.23.1 Perusahaan Dalam Kawasan Berikat (PDKB) yang mengimpor Kaca Lembaran sebagai bahan baku produk tujuan ekspor yang 1.23.1.1 beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun dan dibuktikan dengan copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang telah dilegalisasi cap basah oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan; atau 1.2.3.1.2 beroperasi kurang dari 3 (tga) tahun dan dibuktikan dengan copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sejak beroperasi yang telah dilegalisasi cap basah oleh Direktorat Jenderal Bea ddan Cukai Kementerian Keuangan. U Import: Lampiran V Petunjuk Teknis Peleksanaan Pemberiakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran 4.23.2 Perusahaan Industri yang mendapat fasiltas Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE) yang mengimpor Kaca Lembaran sebagai bahan baku produk tujuan ekspor yang: 4.23.21 beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun dan dibuktixan dengan copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dalam 3 (liga) tahun terakhir yang telah dilegalisasi cap basah oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan; atau 1.2322 beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun dan dibuktikan dengan copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sejak beroperasi yang telah dilegalisasi cap basah oleh Direktorat Jenderal Bea ddan Cukai Kementerian Keuangan. 2.4 Importir Umum copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi importir umum; 244 24.2 copy Kontrak permohonan impor dari produsen (industri Kecil) atau lembaga dengan ‘menunjukan kontrak asli untuk mengimpor Kaca Lembaran yang akan digunakan sebagai: 2.1.1.1 contoh uji dalam rangka penerbitan SPPT SNI; 2.4.1.2 program peneltian dan pengembangan (Research and Development); 2.1.1.3 barang contoh dalam pameran; atau 2.4.1.4 bahan baku industri kecil dan bahan baku dimaksud belum diproduksi di dalam neger; Rencana impor, yang meliputi: 2.4.2.1 Jenis dan spesifikasi Kaca Lembaran; 2422 Merek; 24.23 Nama produsen; 24.24 Negara asal impor; dan Lampiran VPetunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Kaca Lembaran 2.1.25 Jumlah kebutuhan impor dan konversi bahan baku bagi perusahaan / lembaga yang menggunakan kaca lembaran sebagai bahan baku alau untuk produk tujuan ekspor. 2.2 Importir Produsen 2.2.1 memenuhi Persyaratan sebagaimana dimaksud pada Romawi | huruf A angka 1 sid angka 7; dan 2.2.2 copy Angka Pengenal importr Produsen; LAMPIRAN VI PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 guli 2011 FORMULIR DATA PERUSAHAAN KOP PERUSAHAAN DATA PERUSAHAAN DAN SPESIFIKAS! TEKNIS KACA LEMBARAN I DATA PERUSAHAAN Nama Permohonan 2. Nama dan Alamat Perusahaan Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor & Tanggal Izin Usaha Industri 5, Nomor & Tanggal izin Usaha Perdagangan 6. APUAPIT 7. Tanda Daftar Perusahaan ll SPESIFIKAS! TEKNIS 1. Merek 2. Tipeldenis 3. Negara Asal Impor 4, Dimensi 5. Jumiah (buah) *) coret yang tidak perlu Cap Perusahaan Nama dan Tanda Pemohon LAMPIRAN VII PETUNJUK TENIS PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN PENERAPAN SNI KACA LEMBARAN SECARA WAJIB TANGGAL: 12 suli 2011 KOP DITJEN BIM SURAT PENDAFTARAN JENIS KACA LEMBARAN Nomor Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 4/M-INDIPER/1/2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/1/2011 dan surat permohonan Saudara .....eece. untuk dan alas nama PT feerenese NOMOT a cue petinal Pemohonan Surat Pendaftaran Jenis Kaca Lembaran, dengan ini menyatakan bahwa NAMA PERUSAHAAN ALAMAT telah melakukan Pendafiaran Jenis Kaca Lembaran untuk keperluan produksiimpor?), dengan menggunakan: MEREK TIPE/ JENIS NOHS UKURAN JUMLAH seen CCatatan : *) coret yang tidak perlu PENERAPAN TANDA SNI CETAK ©. cssstseeeseee BUAH Jakarta, pee DIREKTUR JENDERAL

You might also like