You are on page 1of 9

ANALISIS KANDUNGAN AMONIAK, SULFIDA DAN KROM PADA

SUNGAI SAIL DAN SUNGAI AIR HITAM PEKANBARU

Lisa Setiani1, Tengku Abu Hanifah2, Sofia Anita2

1
Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau
2
Dosen Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
lisasetiani@rocketmail.com

ABSTRACT

Physicochemical parameters namely Temperature, pH, DHL and DO were analyzed


from December 2014 to Februari 2015 in the water of Sail River and Air Hitam River
Pekanbaru. Analysis of ammonia, sulfides and chromium in the Sail River and Air
Hitam River Pekanbaru was conducted to determinethe quality of river water based on
PP No 82 of 2001 class II and Governor Decree 8 of 2001 grade II. Samples were
collected by using purposive sampling in rain and hot weather at 4 stations. Ammonia
and sulfide were analyzed by UV-Vis spectrophotometer while chromium by Atomic
Absorption Spectrophotometer. Concentration of ammonia, sulfide and chromium in
Sail River sample in the rainy season was ranged from 3.99 to 5.48 mg/L, 0.44 to 0.95
mg/L and 2.47 to 4.43 ppm; respectively. While in the hot season was ranged from 3.69
to 5.60 mg/L, 0.34 to 0.79 mg/L, and 2.04 to 3.35 ppm; respectively. Concentration of
ammonia, sulfide and chromium in Air Hitam River sample in the rainy season was
ranged from 4.31 to 6.06 mg/L, 0.30 to 0.80 mg/L and 0.60 to 2.68 ppm; respectively.
While in the hot season was ranged from 4.01 to 5.57 mg/L, 0.22 to 0.85 mg/L, and
0.58 to 2.66 ppm; respectively. Our results of sulfides and chromium analysis showed
that it was over the threshold value for all stations studied. The concentration of
ammonia in 3rd and 4th stations of Sail river and in 2nd, 3rd, and 4th stations of Air Hitam
River was also over the threshold.

Keywords: Air Hitam River, Ammonia, Chromium, Sail River, Sulfide and Water
Quality.

ABSTRAK

Parameter fisikokimia seperti suhu, pH, DHL dan DO telah dianalisis dari bulan
Desember 2014 – Februari 2015 di Sungai Sail dan Sungai Air Hitam Pekanbaru.
Analisis kandungan amoniak, sulfida dan krom pada Sungai Sail dan Sungai Air Hitam
Pekanbaru dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai berdasarkan PP No.82 Tahun
2001 kelas II dan Keputusan Gubernur No.8 Tahun 2001 kelas II. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling pada saat cuaca hujan dan panas pada 4 titik
stasiun setiap aliran sungai.Sampel amoniak dan sulfida dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dan untuk sampel krom menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom. Untuk sampel Sungai Sail konsentrasi amoniak, sulfida dan krom pada

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


musim hujan secara berturut-turut adalah 3,99 – 5,48 mg/L, 0,44 – 0,95 mg/L dan 2,47
– 4,43 ppm, sedangkan pada musim panas secara berturut-turut adalah 3,69 – 5,60
mg/L, 0,34 – 0,79 mg/L dan 2,04 – 3,35 ppm. Untuk sampel Sungai Air Hitam
konsentrasi amoniak, sulfida dan krom pada musim hujan secara berturut-turut adalah
4,31 – 6,06 mg/L, 0,30 – 0,80 mg/L dan 0,60 – 2,68 ppm, sedangkan pada musim panas
secara berturut-turut adalah 4,01 – 5,57 mg/L , 0,22 – 0,85 mg/L , dan 0,58 – 2,66 ppm.
Hasil analisis sulfida dan Cr Sungai Sail dan Sungai Air Hitam sudah melewati nilai
ambang batas yang telah ditetapkan pada semua stasiun, sedangkan amoniak pada
Sungai Sail di stasiun III dan IV, pada Sungai Air Hitam di stasiun II, III dan IV yang
konsentrasinya melewati nilai ambang batas yang ditetapkan.

Kata kunci: Sungai Air Hitam, Amoniak, Krom, Sungai Sail, Sulfida, dan Kualitas Air.
menggunakan proses pelapisan
PENDAHULUAN
kromium dan pengelasan berisiko tinggi
Sungai merupakan perairan terimbas pencemaran kromium.
terbuka yang mengalir yang mendapat Akumulasi uap yang terhirup saat proses
masukan dari semua buangan berbagai pengelasan bisa menyebabkan sesak
kegiatan manusia di daerah pemukiman, napas dan berujung pada kanker paru-
pertanian dan industri dari daerah paru.
sekitarnya (Darmono, 2001). Tidak hanya logam berat yang
Sungai Sail dan Sungai Air Hitam mencemari perairan yang dihasilkan dari
merupakan salah satu anak Sungai Siak berbagai aktivitas masyarakat di sekitar
yang berada dalam wilayah Kota sungai, tetapi limbah yang dihasilkan
Pekanbaru. Sungai Sail mengalir dari industri yang ada seperti industri
melewati empat kecamatan yang ada di tahu, perkebunan sawit penduduk,
Kota Pekanbaru, yaitu Kecamatan Lima pembusukan zat organik juga
Puluh, Sail, Tenayan Raya dan Bukit menghasilkan limbah yang menyumbang
Raya. Sungai Air Hitam berada di masuknya beban pencemar seperti
kelurahan Air Hitam Kecamatan Payung amoniak dan sulfida akan
Sekaki dan memiliki panjang sekitar 8,5 membahayakan kesehatan manusia.
Km. Kadar amoniak yang tinggi dapat
Aktivitas masyarakat di tepian merupakan indikasi adanya pencemaran
Sungai Sail adalah merupakan salah satu bahan organik. Dalam kondisi kronik,
faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan amoniak dapat
pencemaran, seperti perumahan menyebabkan timbulnya penyakit dan
penduduk, rumah sakit, perbengkelan, penurunan pertumbuhan. Kadar NH3
perhotelan, pertokoan, pasar, pengelasan, harus rendah. Pada air minum kadarnya
industri kecil dan tempat pembuangan harus nol (Alaerts dan Sumestri, 1986).
sampah yang di dalam air kedua sungai Ion S2- tidak pernah ditemukan
tersebut dapat terkontaminasi oleh dalam perairan alami yang bersifat
limbah yang dimungkinkan mengandung normal. Ion sulfida mempunyai afinitas
logam berat seperti kromium. yang besar dengan banyak logam berat
Environmental Protection Agency dan pengendapan dari logam-logam
(EPA) Amerika Serikat menggolongkan sulfida seringkali menyertai
kromium sebagai suatu zat yang bersifat terbentuknya H2 S yang sangat
karsinogenik. Pekerja perusahaan yang berbahaya. Dalam kadar tertentu H2S
JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2
bersifat racun terhadap manusia, hewan c. Penanganan Sampel
dan biota air. Senyawa H2S dapat juga Sampel dipisahkan berdasarkan
menyebabkan korosi. analisis yang akan ditentukan seperti
METODE PENELITIAN untuk analisis amoniak sampel terlebih
dahulu harus diawetkan dengan
a. Alat dan Bahan penambahan H2SO4 P sampai pH < 2,
Alat yang digunakan antara lain analisis sulfida ditambahkan seng asetat
spektrofotometer UV-Vis (V-1100D sampai pH > 9, analisis krom
Spectrophotometer), spektrofotometer ditambahkan HNO3 P sampai pH < 2.
serapan atom nyala (AA-7000F-1.01), d. Analisis Sampel
Hollow Cathode Lamp (HCl), timbangan
analitik (OHAUS Analytical Plus), kertas 1. Penentuan Konsentrasi Amoniak
Wathman No. 42, spatula, botol sampel dengan Metode Nessler.
polyethylen, termometer, pH-meter Merk Sebanyak 50 mL larutan sampel
Orion Research inc, konduktometer, dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100
buret, oven, botol Winkler, botol mL, ditambahkan 2 mL larutan Nessler,
semprot dan peralatan gelas yang umum dikocok dan dibiarkan proses reaksi
digunakan di laboratorium sesuai dengan berlangsung, sesuai dengan waktu
prosedur kerja. kestabilan warna. Dimasukkan ke dalam
Bahan-bahan yang digunakan kuvet dan diukur absorbansi nya
adalah: Natrium hidroksida (NaOH), padapanjang gelombang optimum
FeCl3, asam klorida (HCl), KI, HgI2, dengan spektofotometer. Kadar amoniak
Na2S.9H2O, diamonium hidrogen posfat dalam sampel dihitung dengan
(NH4)2HPO4, N,N dimetil p-penildiamin, menggunakan kurva kalibrasi yang
asam sulfat pekat (H2SO4 P), asam nitrat sudah dibuat dalam satuan ppm.
pekat (HNO3 P), zink asetat, MnSO4,
Na2S2O3, reagen Nessler, amonium 2. Penentuan Sulfida dengan Metilen
klorida (NH4Cl), kalium dikromat Biru Menggunakan
(K2Cr2O7), indikator amilum, air suling. Spektrofotometer

b. Lokasi dan Metode Pengambilan Sebanyak 7,5 mL sampel


Sampel dimasukan ke dalam Erlenmeyer 50 mL
ditambahkan berturut-turut 0,5 mL
Sampel diambil di Sungai Sail pereaksi asam sulfat amin, 0,15 mL
dan Sungai Air Hitam Pekanbaru. FeCL3 dan 1,6 mL larutan (NH4)2HPO4
Pengambilan sampel dilakukan secara secara hati-hati lalu larutan
purposive sampling. Pengambilan dihomogenkan secara perlahan-lahan,
sampel dilakukan pada bulan Desember kemudian diukur serapannya pada
2014 – Februari 2015 pada saat cuaca panjang gelombang 665 nm dan rentang
hujan dan cuaca panas setelah 3 hari waktu 8-24menit. Dihitung kadar sulfida
tidak turun hujan pada 4 titik stasiun. dalam sampel.
Sampel masing-masing diambil tiap titik
pada bagian pinggir kiri, kanan dan 3. Penentuan Konsentrasi Krom
tengah pada ke dalaman 0,5 meter dari Secara Spektrofotometri Serapan
permukaan sungai menggunakan botol Atom
polietilen kemudian disaring lalu Larutan blanko dimasukan ke
dikompositkan. dalam SSA,diukur absorbansi hingga

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


nol, lalu diambil larutan contoh uji dimana hasil pengukuran suhu pada
sebanyak 5 mL, diukur absorbansi pada cuaca panas dalam air Sungai Sail
panjang gelombang 357,9 nm untuk berkisar antara 27,5– 30oC, sedangkan
ditentukan konsentrasinya. cuaca hujan suhu pada air sungai
berkisar antara 26- 29oC. Pada cuaca
HASIL DAN PEMBAHASAN hujan suhu air sungai lebih kecil
Hasil analisis parameter in-situ daripada cuaca panas, hal ini disebabkan
dari sampel air Sungai Sail dan Sungai adanya perbedaan intensitas energi
(panas) matahari yang diterima pada
Air Hitam pada cuaca hujan dan panas
kedua cuaca tersebut. Hasil yang tidak
dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. jauh berbeda juga ditunjukkan pada air
Tabel 1: Hasil Analisis parameter in-situ dari sampel air Sungai Sail Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Suhu (oC) pH DO (mg/L) DHL
(µS/cm)
Air Udara
S.S I 29 30 6 1,4 360
Hujan S.S II 26 28 5 7,1 75,3
S.S III 28 30 6 5,5 123,9
S.S IV 27 29,5 5 5,6 120,2
S.S I 30 32 5 1,2 339
Panas S.S II 28 31 5 6,8 81,6
S.S III 27,5 29 6 5,1 128
S.S IV 28 31 5 5,4 113,4
NAB I ±3 ±3 6-9 4 -
Keterangan :
S.S : Sampel air Sungai Sail
NAB I : Nilai Ambang Batas PP No.82 tahun 2001 Kelas II
NAB II: Nilai Ambang Batas Kep.Gub Riau No.8 Tahun 2001

Tabel 2: Hasil Analisis parameter in-situ dari sampel air Sungai Air Hitam Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Suhu (oC) pH DO (mg/L) DHL
(µS/cm)
Air Udara
S.AH I 29 30 6 7,2 102,9
Hujan S.AH II 26,5 28 5 6,7 90,8
S.AH III 29 30 5 2,2 105,9
S.AH IV 28 31 5 5,5 83,8
S.AH I 31 33 5 7,1 98,7
Panas S.AH II 28,5 29,5 5 6,2 96
S.AH III 28 29 5 2,0 103,8
S.AH IV 29 30 5 5,2 81,3
NAB I ±3 ±3 6-9 4 -
NAB II 40 40 - - -
Keterangan :
S.AH : Sampel air sungai air hitam
NAB I : Nilai Ambang Batas PP No.82 tahun 2001 Kelas II

Tabel 1 dan 2 menunjukan hasil Sungai Air Hitam yaitu berkisar antara
pengukuran suhu, pH, DO dan DHL, 28 – 31oC pada cuaca panas dan 26,5 –

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


29 oC pada cuaca hujan. Faktor utama permukiman penduduk sehingga
yang berpengaruh terhadap penurunan pembuangan limbah organik rumah
suhu dalam suatu badan air adalah tangga juga semakin meningkat.
intensitas cahaya yang diterima oleh Nilai DHL pada air Sungai Sail
badan air dan senyawa logam yang ada pada cuaca panas adalah berkisar antara
dalam air (Ariawan, 1994). Karena 81,6 – 339 µS/cm dan pada cuaca hujan
semakin tinggi suhu airnya maka berkisar antara 75,3 – 360 µS/cm.
kelarutan logam akan semakin tinggi. Sedangkan nilai DHL pada Sungai Air
Hasil pengukuran pH pada kedua Hitam pada cuaca panas adalah berkisar
sungai menunjukkan derajat keasaman antara 81,3 – 103,8 µS/cm dan pada
yang cenderung asam (pH = 0 – 7) hal cuaca hujan berkisar antara 83,8 – 105,9
ini disebabkan air sungai tersebut µS/cm. Nilai DHL yang paling tinggi di
mengandung senyawa-senyawa organik Sungai Sail terdapat di stasiun I pada
(berasal dari gas yang dihasilkan oleh kedua cuaca yaitu sebesar 339 µS/cm
sampah, limbah industri dan aktivitas dan 360 µS/cm. Nilai ini meningkat
fermentasi dari materi organik seperti lebih tinggi disebabkan karena air sungai
daun, bangkai ikan atau tumbuhan air tersebut mengandung banyak anion-
sehingga berakibat pada terjadinya anion yang terlarut dalam air yang
penurunan pH air. Kuantitas fotosintesis menyebabkan nilai DHL air tersebut
air tergantung pada nilai pH air, dengan semakin tinggi.
penurunan fotosintesis yang disebabkan Tabel 3 dan 4 menunjukan nilai
penggabungan karbondioksida dan konsentrasi krom, amoniak dan sulfida.
bikarbonat yang akhirnya akan Hasil analisis amoniak pada Sungai Sail
meningkatkan (Simpi et al, 2011). memiliki konsentrasi berkisar antara
Sebaliknya, proses respirasi oleh semua 3,99 – 5,48 mg/L pada cuaca hujan dan
komponen ekosistem akan meningkatkan 3,69 – 5,60 mg/L pada cuaca panas.
jumlah karbon dioksida, sehingga pH Sedangkan konsentrasi amoniak pada
perairan menurun. Sungai Air Hitam berkisar antara 4,31 –
Hasil pengukuran DO pada 6,06 mg/L pada cuaca hujan dan 4,01 –
sampel air sungai Sail menunjukkan 5,57 mg/L pada cuaca panas.Rata-rata
angka yang berkisar antara 1,2 – 6,8 tingginya konsentrasi amoniak pada
mg/L pada cuaca panas dan 1,4 – 7,1 Sungai Sail terdapat pada stasiun III
mg/L pada cuaca hujan. Nilai DO yang (5,60 mg/L) karena pada daerah tersebut
terendah terdapat di stasiun I yaitu 1,2 banyak terdapat perkebunan sawit
mg/L pada cuaca panas dan 1,4 mg/L masyarakat, yang dimana konsentrasi
pada cuaca hujan. Hal ini disebabkan amoniak berasal dari pemakaian pupuk
karena daerah tersebut merupakan yang mengandung nitrogen dan padatnya
tempat saluran pembuangan hasil limbah permukiman penduduk yang membuang
dari perkotaan dan pemukiman warga. limbah industri rumah tangga ke sungai.
Sedangkan hasil pengukuran DO Sedangkan pada Sungai Air Hitam
pada Sungai Air Hitam nilainya berkisar konsentrasi rata-rata amoniak yang
antara 2,0 – 7,1 mg/L pada cuaca panas paling tinggi terdapat pada stasiun III
dan 2,2 – 7,2 mg/L pada cuaca hujan. (6,06 mg/L) tingginya konsentrasi
Nilai yang terendah terdapat pada stasiun amoniak pada daerah tersebut
III (2,2 dan 2,0mg/L), hal ini diakibatkan disebabkan banyak industri rumah
letak nya yang berada di daerah padat tangga (industri pembuatan tahu) yang

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Tabel 3: Hasil analisis krom, amoniak dan sulfida pada air Sungai Sail Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Konsentrasi (mg/L)
Krom Amoniak Sulfida
S.S I 4,43 4,26 0,50
Hujan S.S II 2,78 3,99 0,44
S.S III 3,77 5,48 0,57
S.S IV 2,47 5,31 0,95
S.S I 3,35 3,85 0,53
Panas S.S II 2,75 4,31 0,34
S.S III 3,29 5,60 0,62
S.S IV 2,04 3,69 0,79
NAB I 0,05 - -
NAB II 0,5 5 0,1

Tabel 4: Hasil analisis krom, amoniak dan sulfida pada air Sungai Air Hitam Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Konsentrasi (mg/L)
Krom Amoniak Sulfida
SAH I 1,71 4,34 0,46
Hujan SAH II 2,51 4,31 0,80
SAH III 2,68 6,06 0,77
SAH IV 0,06 5,19 0,30
SAH I 1,25 4,01 0,47
Panas SAH II 2,25 5,35 0,85
SAH III 2,66 5,57 0,72
SAH IV 0,58 4,59 0,22
NAB I 0,05 - -

ada di sekitar sungai. Limbah cair antara 0,30 – 0,46 mg/L dan pada cuaca
industri tahu mengandung bahan-bahan panas berkisar antara 0,22 – 0,85 mg/L.
organik kompleks yang tinggi terutama Dari data dapat dilihat bahwa
protein dalam bentuk padatan konsentrasi sulfida pada Sungai Sail
tersuspensi maupun terlarut. Komponen yang paling tinggi terdapat pada stasiun
terbesar dari limbah cair tahu yaitu IV pada cuaca hujan (0,95 mg/L).Hal ini
protein (N-total), sehingga masuknya disebabkan di stasiun IV banyak terdapat
limbah cair tahu ke lingkungan perairan rumah penduduk. Sulfida dihasilkan dari
akan meningkatkan total nitrogen di proses pembusukan bahan-bahan organik
perairan tersebut, selain itu limbah cair yang mengandung belerang oleh bakteri
tahu juga menghasilkan gas amoniak anaerob, sulfida juga dihasilkan dari
yang berasal dari dekomposisi bahan- proses reduksi anaerob sulfat oleh
bahan organik yang terdapat di dalam air mikroorganisme, Senyawa ini bisa
buangan. berasal dari pelapukan material organik
Konsentrasi sulfida Sungai Sail yang terjadi pada saat hujan, limbah
pada cuaca hujan berkisar antara 0,44 – industri, domestik dan pertanian.
0,95 mg/L dan pada cuaca panas berkisar Perbandingan konsentrasi amoniak dan
antara 0,34 – 0,79 mg/L. Sedangkan sulfida Sungai Sail dan Sungai Air
pada Sungai Air Hitam cuaca hujan Hitam Pekanbaru dapat dilihat pada
memiliki konsentrasi sulfida berkisar Gambar 1 dan 2.

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


5.48 5.6
Konsentrasi (mg/L)
6 5.31
5 4.26 3.99 4.31
3.85 3.69
4
3
2 0.95
0.5 0.53 0.57 0.62 0.79
1 0.44 0.34
0
S.S I S.S I* S.S II S.S II* S.S III S.S III* S.S IV S.S IV*
Kode sampel

Amoniak Sulfida

Keterangan: * = sampel pada cuaca panas


Gambar 1. Kandungan Amoniak dan Sulfida pada Sungai Sail Pekanbaru
Konsentrasi (mg/L)

7 6.06
5.35 5.57 5.19
6 4.59
4.34 4.01 4.31
5
4
3
2 0.46 0.47 0.8 0.85 0.77 0.72 0.3 0.22
1
0
SAH I SAH I* SAH II SAH II* SAH III SAH SAH IV SAH
III* IV*

Kode sampel
Amoniak Sulfida

Keterangan: * = sampel pada cuaca panas


Gambar 2. Kandungan Amoniak dan Sulfida pada Sungai Air Hitam Pekanbaru
Hasil analisis logam Cr dalam air (1995), bahwa cairan limbah rumah
Sungai Sail pada cuaca panas tangga dan aliran air dari perkotaan
menunjukkan nilai yang berkisar antara cukup besar menyumbangkan logam
2,04 – 3,35 ppm dan pada cuaca hujan Cr ke perairan. Sedangkan pada Sungai
nilai konsentrasi Cr berkisar antara 2,47 Air Hitam konsentrasi Cr pada cuaca
– 4,43 ppm. Konsentrasi yang paling hujan berkisar antara 0,60 – 2,68 ppm
tinggi pada kedua cuaca terdapat pada dan pada cuaca panas berkisar antara
stasiun I (4,43 ppm pada cuaca hujan 0,58 – 2,66 ppm. Konsentrasi tertinggi
dan 3,35 pada cuaca panas) hal ini di terdapat pada stasiun III pada kedua
sebabkan pada stasiun I terdapat banyak cuaca. Tingginyakonsentrasi pada kedua
rumah penduduk, bengkel motor/mobil stasiun tersebut karena disekitarnya
dan industri yang beroperasi seperti terdapat bengkel-bengkel motor serta
industri las. Menurut Connel dan Miller limbah yang berasal dari daerah

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


5 4.43
Konsentrasi (ppm) 3.77
4 3.35 3.29
2.78 2.75 2.68 2.66
3 2.47 2.51
2.04 2.25
1.71
2 1.25
1 0.6 0.58

0
S.S I S.S S. S S.S S.S S.S S.S S. S SAH SAH SAH SAH
I* II II* III III* IV IV* I SAH II SAH III SAH IV SAH
I* II* III* IV*

Kode sampel

Kromium

Keterangan: * = sampel pada cuaca panas


Gambar 3. Perbandingan konsentrasi Crpada Sungai Sail dan Sungai Air
perkotaan selainHitam
itu Pekanbaru
terdapat industry pemerintah pada PP No.82 Tahun 2001
furniture yang memakai cat dan varnish yaitu pada konsentrasi 0,05 ppm dan
dalam proses persiapannya yang Kep.Gub Riau No.8 Tahun 2001 kelas II
limbahnya banyak menyumbangkan yaitu pada konsentrasi 0,5 untuk krom
logam Cr ke perairan. Palar (2004) dan sulfida 0,1 mg/L. Sedangkan
menyatakan bahwa logam Crmasuk amoniak hanya pada stasiun III, IV pada
kedalam badan perairan dapat secara Sungai Sail dan stasiun II, III dan IV
alamiah dan aktifitas manusia. Cr yang pada Sungai Air Hitam yang
masuk ke dalam badan perairan sebagai konsentrasinya melebihi ambang batas.
dampak dari aktifitas manusia antara lain
dari air buangan (limbah) industri yang UCAPAN TERIMAKASIH
berkaitan dengan Cr dan buangan sisa Penulis mengucapkan
industri cat. Buangan-buangan tersebut terimakasih kepada Bapak Drs. T. Abu
akan jatuh pada jalur-jalur perairan Hanifah, M.Si dan Ibu Dr. Sofia Anita,
seperti anak-anak sungai untuk M.Sc sebagai dosen pembimbing yang
kemudian akan dibawa terus menuju telah memberikan ilmu, bimbingan dan
lautan. Perbandingan konsentrasi logam motivasi kepada penulis, serta kepada
krom Sungai Sail dan Sungai Air Hitam semua pihak yang telah membantu
dapat dilihat pada Gambar 3. dalam menyelesaikan penelitian ini.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Dari analisis yang telah dilakukan Alearts, G dan Sumestri, S. 1986.
terhadap Amoniak, Sulfida dan logam Metoda Pemeriksaan air. Usaha
berat Cr dalam air Sungai Sail dan Nasional, Surabaya.
Sungai Air Hitam Pekanbaru dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi sulfida Ariawan, I.K., 1994. Beberapa Istilah
dan logam Cr sudah melewati nilai dan Peubah penting dalam
ambang batas yang ditetapkan Pengelolaan Mutu Air tambak

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


pada budidaya Udang Intensif. Simpi, B., Hiremath, S. M., Murthy, K.
Balai budidaya air payau, Jepara. N. S., Chandrashekarappa, K. N.,
Patel, A. N. and Puttiah, E. T.
Connel, D.W. and Miller, G.J. 1995.
2011.Analysisof water quality
Kimia dan Ekotoksikologi
using physic-chemical
Pencemaran. UI Press, Jakarta.
parameters Hosahalli Tank in
Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan Shimoga
Pencemaran. Universitas District,Karnataka,India. Global
Indonesia Press, Jakarta. Journal of Science Frontier
Palar, H. 2004.Pencemaran & Research.11:31-34.
Toksikologi Logam Berat. Rineka
Cipta, Jakarta.

JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9

You might also like