Professional Documents
Culture Documents
1
Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau
2
Dosen Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
lisasetiani@rocketmail.com
ABSTRACT
Keywords: Air Hitam River, Ammonia, Chromium, Sail River, Sulfide and Water
Quality.
ABSTRAK
Parameter fisikokimia seperti suhu, pH, DHL dan DO telah dianalisis dari bulan
Desember 2014 – Februari 2015 di Sungai Sail dan Sungai Air Hitam Pekanbaru.
Analisis kandungan amoniak, sulfida dan krom pada Sungai Sail dan Sungai Air Hitam
Pekanbaru dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai berdasarkan PP No.82 Tahun
2001 kelas II dan Keputusan Gubernur No.8 Tahun 2001 kelas II. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling pada saat cuaca hujan dan panas pada 4 titik
stasiun setiap aliran sungai.Sampel amoniak dan sulfida dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dan untuk sampel krom menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom. Untuk sampel Sungai Sail konsentrasi amoniak, sulfida dan krom pada
Kata kunci: Sungai Air Hitam, Amoniak, Krom, Sungai Sail, Sulfida, dan Kualitas Air.
menggunakan proses pelapisan
PENDAHULUAN
kromium dan pengelasan berisiko tinggi
Sungai merupakan perairan terimbas pencemaran kromium.
terbuka yang mengalir yang mendapat Akumulasi uap yang terhirup saat proses
masukan dari semua buangan berbagai pengelasan bisa menyebabkan sesak
kegiatan manusia di daerah pemukiman, napas dan berujung pada kanker paru-
pertanian dan industri dari daerah paru.
sekitarnya (Darmono, 2001). Tidak hanya logam berat yang
Sungai Sail dan Sungai Air Hitam mencemari perairan yang dihasilkan dari
merupakan salah satu anak Sungai Siak berbagai aktivitas masyarakat di sekitar
yang berada dalam wilayah Kota sungai, tetapi limbah yang dihasilkan
Pekanbaru. Sungai Sail mengalir dari industri yang ada seperti industri
melewati empat kecamatan yang ada di tahu, perkebunan sawit penduduk,
Kota Pekanbaru, yaitu Kecamatan Lima pembusukan zat organik juga
Puluh, Sail, Tenayan Raya dan Bukit menghasilkan limbah yang menyumbang
Raya. Sungai Air Hitam berada di masuknya beban pencemar seperti
kelurahan Air Hitam Kecamatan Payung amoniak dan sulfida akan
Sekaki dan memiliki panjang sekitar 8,5 membahayakan kesehatan manusia.
Km. Kadar amoniak yang tinggi dapat
Aktivitas masyarakat di tepian merupakan indikasi adanya pencemaran
Sungai Sail adalah merupakan salah satu bahan organik. Dalam kondisi kronik,
faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan amoniak dapat
pencemaran, seperti perumahan menyebabkan timbulnya penyakit dan
penduduk, rumah sakit, perbengkelan, penurunan pertumbuhan. Kadar NH3
perhotelan, pertokoan, pasar, pengelasan, harus rendah. Pada air minum kadarnya
industri kecil dan tempat pembuangan harus nol (Alaerts dan Sumestri, 1986).
sampah yang di dalam air kedua sungai Ion S2- tidak pernah ditemukan
tersebut dapat terkontaminasi oleh dalam perairan alami yang bersifat
limbah yang dimungkinkan mengandung normal. Ion sulfida mempunyai afinitas
logam berat seperti kromium. yang besar dengan banyak logam berat
Environmental Protection Agency dan pengendapan dari logam-logam
(EPA) Amerika Serikat menggolongkan sulfida seringkali menyertai
kromium sebagai suatu zat yang bersifat terbentuknya H2 S yang sangat
karsinogenik. Pekerja perusahaan yang berbahaya. Dalam kadar tertentu H2S
JOM FMIPA Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2
bersifat racun terhadap manusia, hewan c. Penanganan Sampel
dan biota air. Senyawa H2S dapat juga Sampel dipisahkan berdasarkan
menyebabkan korosi. analisis yang akan ditentukan seperti
METODE PENELITIAN untuk analisis amoniak sampel terlebih
dahulu harus diawetkan dengan
a. Alat dan Bahan penambahan H2SO4 P sampai pH < 2,
Alat yang digunakan antara lain analisis sulfida ditambahkan seng asetat
spektrofotometer UV-Vis (V-1100D sampai pH > 9, analisis krom
Spectrophotometer), spektrofotometer ditambahkan HNO3 P sampai pH < 2.
serapan atom nyala (AA-7000F-1.01), d. Analisis Sampel
Hollow Cathode Lamp (HCl), timbangan
analitik (OHAUS Analytical Plus), kertas 1. Penentuan Konsentrasi Amoniak
Wathman No. 42, spatula, botol sampel dengan Metode Nessler.
polyethylen, termometer, pH-meter Merk Sebanyak 50 mL larutan sampel
Orion Research inc, konduktometer, dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100
buret, oven, botol Winkler, botol mL, ditambahkan 2 mL larutan Nessler,
semprot dan peralatan gelas yang umum dikocok dan dibiarkan proses reaksi
digunakan di laboratorium sesuai dengan berlangsung, sesuai dengan waktu
prosedur kerja. kestabilan warna. Dimasukkan ke dalam
Bahan-bahan yang digunakan kuvet dan diukur absorbansi nya
adalah: Natrium hidroksida (NaOH), padapanjang gelombang optimum
FeCl3, asam klorida (HCl), KI, HgI2, dengan spektofotometer. Kadar amoniak
Na2S.9H2O, diamonium hidrogen posfat dalam sampel dihitung dengan
(NH4)2HPO4, N,N dimetil p-penildiamin, menggunakan kurva kalibrasi yang
asam sulfat pekat (H2SO4 P), asam nitrat sudah dibuat dalam satuan ppm.
pekat (HNO3 P), zink asetat, MnSO4,
Na2S2O3, reagen Nessler, amonium 2. Penentuan Sulfida dengan Metilen
klorida (NH4Cl), kalium dikromat Biru Menggunakan
(K2Cr2O7), indikator amilum, air suling. Spektrofotometer
Tabel 2: Hasil Analisis parameter in-situ dari sampel air Sungai Air Hitam Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Suhu (oC) pH DO (mg/L) DHL
(µS/cm)
Air Udara
S.AH I 29 30 6 7,2 102,9
Hujan S.AH II 26,5 28 5 6,7 90,8
S.AH III 29 30 5 2,2 105,9
S.AH IV 28 31 5 5,5 83,8
S.AH I 31 33 5 7,1 98,7
Panas S.AH II 28,5 29,5 5 6,2 96
S.AH III 28 29 5 2,0 103,8
S.AH IV 29 30 5 5,2 81,3
NAB I ±3 ±3 6-9 4 -
NAB II 40 40 - - -
Keterangan :
S.AH : Sampel air sungai air hitam
NAB I : Nilai Ambang Batas PP No.82 tahun 2001 Kelas II
Tabel 1 dan 2 menunjukan hasil Sungai Air Hitam yaitu berkisar antara
pengukuran suhu, pH, DO dan DHL, 28 – 31oC pada cuaca panas dan 26,5 –
Tabel 4: Hasil analisis krom, amoniak dan sulfida pada air Sungai Air Hitam Pekanbaru
Cuaca Kode sampel Konsentrasi (mg/L)
Krom Amoniak Sulfida
SAH I 1,71 4,34 0,46
Hujan SAH II 2,51 4,31 0,80
SAH III 2,68 6,06 0,77
SAH IV 0,06 5,19 0,30
SAH I 1,25 4,01 0,47
Panas SAH II 2,25 5,35 0,85
SAH III 2,66 5,57 0,72
SAH IV 0,58 4,59 0,22
NAB I 0,05 - -
ada di sekitar sungai. Limbah cair antara 0,30 – 0,46 mg/L dan pada cuaca
industri tahu mengandung bahan-bahan panas berkisar antara 0,22 – 0,85 mg/L.
organik kompleks yang tinggi terutama Dari data dapat dilihat bahwa
protein dalam bentuk padatan konsentrasi sulfida pada Sungai Sail
tersuspensi maupun terlarut. Komponen yang paling tinggi terdapat pada stasiun
terbesar dari limbah cair tahu yaitu IV pada cuaca hujan (0,95 mg/L).Hal ini
protein (N-total), sehingga masuknya disebabkan di stasiun IV banyak terdapat
limbah cair tahu ke lingkungan perairan rumah penduduk. Sulfida dihasilkan dari
akan meningkatkan total nitrogen di proses pembusukan bahan-bahan organik
perairan tersebut, selain itu limbah cair yang mengandung belerang oleh bakteri
tahu juga menghasilkan gas amoniak anaerob, sulfida juga dihasilkan dari
yang berasal dari dekomposisi bahan- proses reduksi anaerob sulfat oleh
bahan organik yang terdapat di dalam air mikroorganisme, Senyawa ini bisa
buangan. berasal dari pelapukan material organik
Konsentrasi sulfida Sungai Sail yang terjadi pada saat hujan, limbah
pada cuaca hujan berkisar antara 0,44 – industri, domestik dan pertanian.
0,95 mg/L dan pada cuaca panas berkisar Perbandingan konsentrasi amoniak dan
antara 0,34 – 0,79 mg/L. Sedangkan sulfida Sungai Sail dan Sungai Air
pada Sungai Air Hitam cuaca hujan Hitam Pekanbaru dapat dilihat pada
memiliki konsentrasi sulfida berkisar Gambar 1 dan 2.
Amoniak Sulfida
7 6.06
5.35 5.57 5.19
6 4.59
4.34 4.01 4.31
5
4
3
2 0.46 0.47 0.8 0.85 0.77 0.72 0.3 0.22
1
0
SAH I SAH I* SAH II SAH II* SAH III SAH SAH IV SAH
III* IV*
Kode sampel
Amoniak Sulfida
0
S.S I S.S S. S S.S S.S S.S S.S S. S SAH SAH SAH SAH
I* II II* III III* IV IV* I SAH II SAH III SAH IV SAH
I* II* III* IV*
Kode sampel
Kromium