You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAHAYA RABIES ( PENYAKIT ANJING GILA )

Di Susun Oleh :

Nama :

Nim :

Tingkat :

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2016/2017
MATERI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA RABIES

Lampiran 1

A. PENGERTIAN RABIES

Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan

peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga dengan

penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan

yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang akut dari

susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta manusia

yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular pada manusia melalui

gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan

penderita rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular rabies adalah anjing,

oleh karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit rabies

adalah terhadap hewan tersebut. Penyakit rabies disebabkan oleh virus lyssa dari

family rhabdo-viride.

B. PENYEBAB PENYAKIT RABIES

Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang Masuk ke keluarga

Rhabdoviridae dan genus Lysa virus. Karakteristik utama virus

keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang

tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai

perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1

tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala

atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak

tempat.

Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai

bawah yang menjalar keseluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai

dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan

demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan

penderita akan mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara

biasa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah

otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan

mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu

penderita Rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-

kadang juga disebut hidrofobia (takut air).

Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis.

Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun

(Procyonlotor) dan sigung (Memphitismemphitis) di Amerika Utara, rubah merah

(Vulpesvulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika,

Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang masih tinggi. Hewan

perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui

gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang

terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum

tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan
berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan

masuk ke dalam air liur.

Selain itu, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang

tercemar virus rabies, tetapi ini sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium

telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung

virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies terjadi pada penjelajah

gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar

hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak

ditemukan sama sekalian dan tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

C. CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI RABIES

Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies

jinak. Pada rabies ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, tidak mau lagi

menurut perintah majikan, ekornya berada diantara kedua paha, agresif, menggigit

dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah

kemudian menjadi lumpuh dan mati biasanya mati dalam 4-5 hari setelah gejala

pertama timbul. Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan

lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami

kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.

Secara umum, hewan yang terinfeksi rabies akan mengalami 3 tahapan,

yaitu :

1. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat

menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku
(tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal

dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.

2. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di

sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi

keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase

Paralisa.

3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan

berakhir dengan kematian.

Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan mengalami 4

stadium sakit, yaitu :

1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada

penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi

demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain

sebagainya.

2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan

mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan,

keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.

3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah

kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi

ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan

ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan

daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang

terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar

biasa di kala berusaha menelan air.


4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium

sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda

kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

D. PENCEGAHAN PENULARAN RABIES

Adapun cara-cara untuk mencegah penularan rabies antara lain :

1. Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit rabies

2. Jadilah pemelihara hewan yang baik

3. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan

kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies

tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.

4. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan

atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar,

segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.

5. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar

yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.

6. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.

7. Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba

coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.

8. Jangan sok menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan liar

di rumah walaupun mereka kelihatan sangat jinak.

9. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.

10. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat

pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.


Cara yang tepat agar hewan peliharaan tidak terinfeksi rabies adalah

1. Hewan dibawa ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan untuk mendapatkan

vaksinasi Rabies secara teratur tiap tahun.

2. Hewan peliharaan anda sebaiknya jangan dibiarkan berkeliaran keluar

pekarangan rumah.

3. Bilamana anjing anda akan dibawa keluar pekarangan rumah, harus di ikat

menggunakan rantai yang panjangnya tidak lebih dari 2 meter dan

memakaikannya.

E. PENANGANAN JIKA TERGIGIT HEWAN RABIES

Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat

diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan

menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk

menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah

terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga

terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar)

segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir

selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang

yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.
Lampiran 2

Pertanyaan :

1. Apakah pengertian dari rabies ?

2. Apa yang menyebabkan penyakit rabies ?

3. Bagaimana ciri-ciri hewan yang terinfeksi rabies ?

4. Bagaiman ciri-ciri manusia yang dicurigai terinfeksi rabies ?

5. Bagaimana penanganan untuk korban yang tergigit hewan yang rabies ?

Jawaban :

1. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkaniritasi dan

peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit rabies atau dikenal juga

dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit

hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan menular yang

akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas

serta manusia yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit rabies menular

pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka

karena air liur hewan penderita rabies. Hewan utama sebagai

penyebar/penular rabies adalah anjing.

2. Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae

dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae

adalah hanya memiliki satu utas negatifRNA yang tidak bersegmen.Virus ini

hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara

penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah

terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1

tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada
kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di

banyak tempat.

3. Secara umum, hewan yang terinfeksi rabies akan mengalami 3 tahapan,

yaitu :

a. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi

dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap

tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase

Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.

b. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada

di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata

menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya

masuk ke fase Paralisa.

c. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh

dan berakhir dengan kematian.

4. Sedangkan pada manusia yang terinfeksi rabies akan mengalami 4 stadium

sakit, yaitu :

a. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada

penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang

meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan

pening, dan lain sebagainya.

b. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan

mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,

kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis,

hiperlakrimasi.
c. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah,

mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga

terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya

(fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat

adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan

pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama

karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.

d. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium

sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan

tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

5. Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati,

namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan

menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk

menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah

terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga

terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah,

kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air

mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin.

You might also like