You are on page 1of 7

2.5.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


2.5.1. Hasil Percobaan
Tabel II-1
Tabel Pengukuran Densitas, % Sand Content, Kandungan minyak
Lumpur Dasar Additive Densitas
Plug Air Bentonite Barite Air
(ppg)
(ml) (gr) (gr) (ml)
Asiste
350 22.5 - - 8.6
n
A 350 22.5 8 - 8.7
B 350 22.5 13 - 8.75
C 350 22.5 18 - 9
D 350 22.5 23 - 8.92
E 350 22.5 28 - 9.02
F 350 22.5 - 100 8.55
G 350 22.5 - 125 8.52
H 350 22.5 - 150 8.5
I 350 22.5 - 175 8.45
J 350 22.5 - 200 8.5

Tabel II-2
Lumpur Dasar Kadar Pasir dan Minyak Densitas
Plug Air Bentonite Sand Minyak(ml SC Oil (ppg)
(ml) (gr) (gr) ) (%) (%)
Asiste 8.6
350 22.5 - - - -
n
A 350 22.5 3 10 0.7 1.2 8.7
B 350 22.5 4 15 0.9 2.5 8.65
C 350 22.5 5 20 1 4 8.8
D 350 22.5 6 25 0.5 6 8.9
E 350 22.5 7 30 1.25 4.65 8.6
F 350 22.5 8 35 0.6 3 8.6
G 350 22.5 9 40 0.6 8 8.58
H 350 22.5 10 45 1 10 8.6
I 350 22.5 11 50 1 10 8.6
J 350 22.5 12 55 0.75 8 8.85
2.5.2. Perhitungan
1. Pengukuran Densitas
a) Lumpur : 350 ml air + 22,5 gr Bentonite + 18 gr Barite
b) Densitas lumpur = 9 ppg
2. Pengukuran Sand Content
a) Lumpur : 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 5 gr pasir + 20 ml
pasir
b) Menghasilkan Sand Content = 1 % pasir
3. Pengukuran Kadar Minyak
a) Lumpur dasar = 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 25 ml
solar
b) Volume minyak = 0,4 ml
c) Volume air = 7,6 ml
d) % Volume minyak = 0,4 x 10
= 4%
e) % Volume air = 7,6 x 10
= 76%
f) % Volume padatan = 100 % - ( % minyak – % air )
= 100 - (0,4 + 7,6 )
= 20 %
g) Gram minyak = ml minyak x 0,8
= 0,4 x 0,8
= 0,32 gr
h) Gram lumpur = lb/gal lumpur x 1,2
= 8,8 x 1,2
= 10,56 gr
i) Gram padatan = massa lumpur – (gr minyak + gr air)
= 10,56 – (0,32 + 7)
= 2,64 gr
j) Volume padatan = 10 – (ml minyak + ml air)
= 10 – (0,4 + 7,6)
= 2 ml
k) SG padatan rata – rata = gr padatan / ml padatan
= 2,64 / 2
= 1,32 gr/ml
l) % Berat padatan = (gr padatan / gr lumpur) x 100 %
= (2,64/ 10,56) x 100 %
= 25%
2.6. PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan pada acara praktikum pertama ini berjudul
“Densitas, Sand Content, dan Pengukuran Kadar Minyak pada Lumpur
Pemboran”. Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan densitas, kandungan
pasir, kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran. Pada
praktikum densitas lumpur, alat yang digunakan yaitu mud balance dengan prinsip
kerja kesetimbangan, pada percobaan sand content, alat yang digunakan adalah
sand content set dengan prinsip kerja hukum gravitasi, dan Pada pengukuran
kandungan minyak, digunakan peralatan retort kit dengan prinsip kerja kondensasi
atau pemanasan.
Sebelum melakukan percobaan, kita membuat lumpur dengan
mencampurkan 22,5 gram bentonite dan 18 gram barite dengan air sebanyak 350
cc menggunakan multi mixer. Sebelum menggunakan peralatan mud balance, kita
mengkalibrasikan dahulu peralatan mud balance menggunakan air yang
berdensitas 8,33 ppg dengan cara mengisi cup dengan air dan menempatkan rider
di angka 8,33 ppg, setelah itu mengatur beban screw sampai bubble di nouvo
glass berada di tengah. Setelah peralatan terkalibrasi, kita mengganti air yang ada
di mud balance dengan lumpur yang sudah dibuat, lalu mengatur rider hingga
seimbang dan didapatkan densitas lumpur pertama sebesar 9 ppg. Pada lumpur
kedua dilakukan prosedur kerja yang sama namun dengan komposisi 350 ml air,
22,5 gr bentonite, 20 ml solar dan 5 gr pasir didapatkan densitas sebanyak 8,8
ppg. Barite digunakan sebagai weighting agent yang berfungsi menaikkan
densitas.
Pada praktikum sand content, lumpur kedua dimasukkan ke tube sampai
batas yang tertulis di tube, lalu ditambahkan air sampai batas yang tertulis di tube,
kemudian dikocok hingga tercampur. Selanjutnya lumpur dituangkan ke saringan,
tahap ini dilakukan berulang kali dengan menambahkan air di tube hingga tube
menjadi bersih. Selanjutnya peralatan dibalik dan pasir yang berada di saringan
dihanyutkan ke tabung menggunakan air. Dari pasir yang terendap di tabung,
dapat dilihat nilai volume pasir yang ada di lumpur. Kadar volume pasir yang
didapat dari hasil percobaan ini adalah 1%.
Pada pengukuran kadar minyak dengan retort kit, di dalam upper chamber,
diberi steel wool yang digunakan untuk mempercepat pemanasan. Lalu mud
chamber kita isi dengan lumpur kedua sebanyak 10 ml. selanjutnya mud chamber
dan upper chamber dihubungkan kembali dan ditempatkan di insulator. Dan di
gelas ukur, ditambahkan wetting agent yang berfungsi sebagai demulsifier. Kadar
minyak yang didapat sebanyak 4%, air 76%, dan padatan sebanyak 20%.
Pada grafik additive vs densitas diketahui bahwa semakin banyak
penambahan barite maka densitas lumpur semakin besar, sehingga grafik tersebut
cenderung naik, tapi sempat terjadi penurunan pada saat penambahan barite.
Sedangkan pada penambahan air, semakin banyak volume air yang ditambahkan,
menyebabkan densitas lumpur menjadi turun namun pada grafik sempat terjadi
kenaikan pada saat penambahan air. Hal ini bisa jadi disebabkan karena
kurangnya ketelitian atau kebersihan alat yang digunakan. Untuk grafik
Penambahan Pasir Vs Sand Content, seiring dengan penambahan pasir pada
lumpur, sand content nya juga meningkat, seharusnya terjadi peningkatan pada
grafik tersebut, namun grafik hasil percobaan cenderung mengalami penurunan
dan kenaikan beberapa kali. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang bersihnya
pencucian alat atau kurangnya ketelitian saat praktikum. Sedangkan pada grafik
Penambahan Minyak Vs Kadar Minyak, seharusnya seiring dengan penamban
solar, kadar minyaknya semakin besar, namun lagi-lagi grafik mengalami
penyimpangan, grafik cenderung turun atau naik. Hal ini mungkin disebabkan
karena kurang lama nya proses pemanasan Retort Kit atau kemampuan alat yang
sudah menurun karena sudah terlalu lama umurnya.
Aplikasi lapangan pada percobaan densitas yaitu untuk menentukan
tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik harus lebih kecil dari tekanan rekah
formasi (Ph < Prf) agar tidak terjadi formation fracture yang kemudian
mengakibatkan lost circulation. Tekanan hidrostatik harus diatas tekanan formasi
(Ph > Pf) agar tidak terjadi kick. Nilai Ph yang baik adalah 100-200 psi diatas Pf,
agar tidak terjadi loss. Aplikasi lapangan pada percobaan sand content yaitu untuk
mencegah agar tidak terjadi gesekan pasir yang terbawa oleh lumpur dengan alat
yang mengakibatkan kerusakan conditioning area karena pasir bersifat abrasif.
Sand content yang diizinkan rata-rata 2%, namun biasanya setiap perusahaan
mempunyai batasan sand content masing-masing. Untuk aplikasi lapangan
pengukuran kandungan minyak pada lumpur pemboran adalah untuk mengetahui
apakah proses pemboran sudah memasuki zona produktif atau belum yang
ditandai dengan adanya kandungan minyak dan air pada lumpur pemboran.
2.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Lumpur 1
 Densitas Pengukuran Lumpur = 9 ppg
Lumpur 2
 Densitas Pengukuran Lumpur = 8,8 ppg
 Sand Content =1%
 % Volume Minyak =4%
 % Volume Air = 76 %
 % Volume Padatan = 20 %
2. Pada praktikum densitas menggunakan alat mud balance dengan prinsip
kerja kesetimbangan, pada pengukuran sand content menggunakan alat
mud mixer dengan prinsip kerja hukum gravitasi, dan pada penentuan
kadar minyak digunakan alat retort kit dengan prinsip kerja kondensasi.
3. Pada praktikum densitas, digunakan zat aditif barite sebagai weighting
agent yang berguna untuk menaikkan densitas.
4. Aplikasi lapangan dari percobaan densitas lumpur adalah untuk
mengatahui tekanan hidrostatik agar diatas tekanan formasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya kick.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan sand content adalah untuk
mengetahui kandungan pasir di lumpur pemboran agar mencegah
terjadinya kerusakan di conditioning area.
6. Aplikasi lapangan dari penentuan kadar minyak pada lumpur pemboran
adalah untuk mengetahui apakah operasi pemboran sudah mencapai
zona produktif atau sudah menemukan minyak.

You might also like