You are on page 1of 9

Biocelebes, Desember 2013, hlm.

40-48
ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Deteksi Bakteri Coliform Dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum
Isi Ulang Di Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
Sulawesi Barat
Hasriani1) Muhammad Alwi 2) dan Umrah 3)
1)Alumni Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117


E.mail: rianihz@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research entitle "Detect the bacterium of Coliform and Escherchia coli at
depot of drinking water refill the diKota Pasangkayu of Sub-Province of Mamuju of North
of West Sulawesi" have been executed in March until May 2013, in Biological Laboratory
of Biological Majors Base of Faculty MIPA Tadulako University Palu. Target of this
research to detect the bacterium of Coliform and Escherchia coli at depot of drinking water
refill in Town of Pasangkayu of Sub-Province Mamuju North West Sulawesi and also
determine the quality by mikrobiologis pursuant to Standard of Indonesia National (SNI).
Method used in this research is Most Probable Number (MPN). Result of Research
indicate that at fifth of depot which have in test, that is at test of MPN Coliform of there is
three depot which are positive namely depot B for the BI OF standard water with the value
4 MPN/100 mL sampel, for the depot of C namely standard CI water with the value 150
MPN/100 mL sampel, CII irrigate the process by niali 23 MPN/100 mL sampel, CIII irrigate
the gallon with the value MPN 21 MPN/100 mL sampel, while for the depot of D namely IN
standard water show the value MPN 43 MPN/100 mL sampel. Pursuant to examination of
Coliform Fecal and Escherchiacoli expressed by all sampel is negativity.

Keywords: Coliform, Escherchia Coli, and Drinking water refill.

PENDAHULUAN macam kegiatan seperti minum, mandi,


pertanian, industri dan perikanan,
Air merupakan salah satu sumber keperluan sehari-hari terhadap air,
daya alam yang memiliki fungsi sangat berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap
penting bagi kehidupan, baik itu manusia, tingkatan kehidupan, yang jelas, semakin
hewan, dan tumbuhan, namun tidak tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat
semua jenis air yang dapat digunakan pula jumlah keperluan akan air
untuk kehidupan manusia. Air di alam ini (Sulistyandari, 2009).
terutama untuk kehidupan manusia Kebutuhan hidup manusia dan
merupakan hal yang sagat penting sekali makhluk hidup yang lain memerlukan air
karena air diperlukan untuk bermacam- yang bersih dan terbebas dari bakteri-
40

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

bakteri patogen yang merugikan, manusia dan umumnya bukan patogen


sehingga harus diupayakan sedemikian penyebab penyakit. Bakteri tersebut pada
rupa agar tetap tersedia dan memenuhi air dan makanan menunjukkan bahwa
persyaratan– persyaratan tertentu baik dalam satu atau lebih tahap pengolahan
secara Fisik, Mikrobiologi, maupun air atau makanan pernah mengalami
Kimia. kontak dengan feses yang berasal dari
Kehadiran mikroorganisme dalam usus manusia dan mungkin mengandung
air menjadi salah satu parameter biologis bakteri patogen lain yang berbahaya
yang dapat menentukan persyaratan (Widiayanti, 2004).
kualitas air. Salah satu kelompok Berdasarkan komunikasi pribadi di
mikroorganisme yang sangat penting Kota Pasangkayu, kebutuhan akan air
diperhatikan kehadirannya dalam air, minum masyarakatnya selama ini
ialah bakteri terutama yang bersifat terpenuhi dari sumber air sumur ataupun
enteropatogenik atau penghasil toksin air sumur bor, karena di daerah tersebut
yang berbahaya terhadap manusia belum terdapat sarana Perusahaan
(Suriawira,1996). Semakin tinggi tingkat Daerah Air Minum (PDAM), sehingga
kontaminasi bakteri Coliform, semakin masyarakat Kota Pasangkayu hanya
tinggi pula risiko kehadiran bakteri- memanfaatkan air sumur bor dan air
bakteri patogen lain yang biasa hidup sumur sebagai sumber kebutuhannya.
dalam kotoran manusia dan hewan. Maka pemakaian air minum dalam
Salah satu contoh bakteri patogen yang kemasan (AMDK) saat ini meningkat
kemungkinan terdapat dalam air drastis, selain itu usaha depot air minum isi
terkontaminasi kotoran manusia atau ulang (AMIU) juga berkembang dengan
hewan berdarah panas adalah Shigella, pesat.
yaitu mikroba penyebab gejala diare, Usaha depot air minum isi ulang
demam, kram perut, dan muntah-muntah telah menjadi salah satu bisnis skala
(Suprihatin, 2004). usaha kecil dan menengah yang
Berdasarkan uraian di atas, berkontribusi terhadap suplai air minum
kehadiran mikroba dalam air minum dengan harga terjangkau. Keberadaan
secara langsung dapat digunakan depot air minum isi ulang dilihat dari aspek
sebagai indikator bahwa air minum ekonomi dapat memberi pembelajaran dan
tersebut layak atau tidak untuk peningkatan kreativitas masyarakat dalam
dikonsumsi. Kehadiran mikroba juga memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan
menentukan kualitas air minum baik penggunaan produk air minum dalam
secara kuantitatif maupun kualitatif, bentuk tabung selain mudah dan praktis,
sehingga dapat diketahui apakah air harganya juga ekonomis dan terjangkau.
minum tersebut memenuhi standar Perkembangan usaha depot air minum isi
cemaran mikroba yang ditetapkan oleh ulang dapat juga berpotensi menimbulkan
Kementerian Kesehatan. dampak negatif terhadap kesehatan
Bakteri indikator sanitasi adalah konsumen bila tidak ada regulasi yang
bakteri yang keberadaannya dalam efektif (Maulina, 2012).
pangan menunjukkan bahwa air atau Daerah Mamuju Utara Sulawesi
makanan tersebut pernah tercemar oleh Barat, banyak terdapat usaha depot air
feses manusia. Bakteri-bakteri indikator minum isi ulang. Penggunaan sumber air
sanitasi umumnya adalah bakteri yang baku untuk usaha depot air minum isi
lazim seperti E. coli terdapat dan hidup ulang yang ada di Daerah tersebut
pada usus manusia, karena bakteri ini bersumber dari air sumur bor.
adalah bakteri komensal pada usus

41

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Berdasarkan pengamatan dan khususnya di Kota Pasangkayu yang


komunikasi setiap usaha depot air minum merupakan tempat pengambilan sampel
isi ulang masing-masing memiliki sumur air minum isi ulang. Tahap uji
bor untuk kebutuhan air bersih yang akan Mikrobiologis dilaksanakan di
diolah menjadi peroduk air minum dalam Laboratorium Biologi Dasar dan
bentuk tabung. Dalam mencukupi Laboratorium Bioteknologi, Jurusan Biologi
kebutuhan sehari-hari dalam hal sumber F-MIPA Universitas Tadulako.
daya air, masyarakat di Kota Pasangkayu
sebagian masyarakatnya menggunakan Jenis Penelitian
air sumur atau air sumur bor untuk Penelitian ini merupakan penelitian
memenuhi kebutuhannya seperti untuk survei yang bersifat deskriptif yaitu
mandi, mencuci dan yang terpenting mendapatkan informasi dan gambaran
digunakan untuk minum. Seperti pada yang jelas mengenai masalah yang akan
usaha depot air minum isi ulang yang diteliti. Dalam penelitian ini adalah 5 depot
ada di Kota Pasangkayu juga air minum isi ulang yang terdapat di Kota
menggunakan air sumur bor sebagai Pasangkayu, Sulawesi Barat. Pemilihan
sumber air baku untuk diolah menjadi tempat pengambilan sampel berdasarkan
produk air minum dalam bentuk tabung. sumber air baku yang digunakan oleh
Masyarakat dan pemilik depot air minum pemilik depot air minum isi ulang yang ada
isi ulang serta konsumennya belum di Kota Pasangkayu.
mengetahui air minum isi ulang yang Alat dan Bahan
dikonsumsi selama ini layak atau tidak Alat yang digunakan dalam
digunakan sebagai air untuk minum yang penelitian ini adalah cawan petri, tabung
bersumber dari air sumur bor bukan reaksi, tabung durham, bunsen,
bersumber dari PDAM atau yang erlenmeyer, gelas ukur, oven, timbangan,
bersumber dari mata air pegunungan. mikroskop, objek gelas, autoklaf, pipet
Selain itu ada beberapa depot yang tetes, spoit, aluminium foil, jarum ose,
belum sama sekali melakukan pengujian inkubator, ember plastik, sikat tabung,
mikrobiologis terhadap depot air botol sampel, rak tabung, Laminar Air Flow
minumnya ke Laboratorium terdekat, (LAF), batang pengaduk, dan hot plate.
misalnya di Dinas Kesehatan. Oleh Bahan yang diperlukan alkohol 70%,
karena itu perlu peninjauan masalah akuades steril, sampel air, Laktosa Broth
kelayakan air minum isi ulang yang ada (LB), Nutrient Agar (NA), MacConkey Agar
di Kota Pasangkayu apabila di gunakan (McA), Eosine Methylene Blue Agar
oleh masyarakat sekitar. (EMBA), dan Salmonella Sigella Agar
Dengan demikian peneliti (SSA). Zat pewarna : Gram A (Kristal
mengadakan penelitian tentang “Deteksi violet), Gram B (Larutan mordant), Gram.
Bakteri Coliform dan Escherchia coli
Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Prosedur Penelitian
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Sterilisasi Alat
Sulawesi Barat”. Semua alat yang dipakai dalam
penelitian terlebih dahulu dibersihkan
METODE PENELITIAN dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan
air bersih kemudian dikeringkan. Setelah
Waktu dan TempatPenelitian
dikeringkan, alat-alat yang terbuat dari
Penelitian telah dilaksanakan pada
kaca seperti tabung reaksi, erlenmeyer dan
bulan Maret sampai Mei 2013. Tempat
alat-alat semacamnya ditutup dengan
penelitian dilakukan di Kabupaten
kapas yang bersih dan dibungkus
Mamuju Utara Sulawesi Barat,
42

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

selanjutnya disterilkan dengan Pemeriksaan Sampel


menggunakan oven selama ± 2 jam pada a. Pengenceran Sampel
suhu 170 - 180oC. Sedangkan akuades, Pengenceran sampel dilakukan
serta media disterilisasi dengan dengan menggunakan larutan akuades
menggunakan autoklaf pada suhu 121oC steril.Menyiapkan tiga tabung
tekanan 2 ATM selama 15 menit pengenceran yang berisi 90 mL akuades
(Cappuccino and Sherman, 2002). steril, memasukkan 10 mL sampel air pada
tabung pertama merupakan pengenceran
Pembuatan Medium 10-1, selanjutnya tabung pertama
Menimbang bahan atau medium dihomogenkan, kemudian diambil 1 mL
sesuai kebutuhan berdasarkan aturan dimasukkan pada tabung pengencer ke-2
yang tertera pada label medium Laktosa yang merupakan pengenceran 10-
Broth (LB), medium MacConkey Agar 2.Selanjutnya tabung pengencer 10-2
(McA), medium Eosine Methylene Blue dihomogenkan, lalu diambil 1 ml
Agar (EMBA), kemudian dimasukkan dimasukkan pada tabung pengencer ke-3
kedalam erlenmeyer yang telah berisi yang merupakan pengenceran10-3
dengan akuades, lalu dipanaskan sambil (Cappuccino and Sherman, 2002).
diaduk sampai homogen, lalu diukur pH
pada masing-masing medium yaitu b. Uji Bakteri Coliform
medium Laktosa Broth (LB) dengan pH Dari hasil pengenceran untuk setiap
6,7, medium MacConkey Agar (McA) sampel yaitu 10-1, 10-2, dan 10-3, masing-
dengan pH 6,2 – 6,8, medium Eosine masing dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan
Methylene Blue Agar (EMBA) dengan pH ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
7,0, medium Salmonella Shigella Agar medium LB dan tabung Durham dalam
(SSA) dengan pH 7,0, kemudian posisi terbalik. Pada pemeriksaan ini
dimasukkan dalam autoklaf selama 15 digunakan seri tiga tabung.Kemudian
menit pada suhu 121oC dengan tekanan semua tabung reaksi diinkubasikan dalam
2 ATM (Cappucino and Sherman, 2002). inkubator pada suhu 37oC selama 2 x 24
jam.Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya gas pada tabung Durham dan
Pengambilan Sampel terjadi perubahan warna medium atau
Teknik pengambilan sampel kedua–duanya terjadi perubahan
dalam penelitian ini adalah (Cappuccino and Sherman, 2002).
pengambilan sampel secara acak,
masing–masing dalam satu depot air c. Uji Bakteri Coliform Fecal
Dari tabung yang memberikan hasil
minum isi ulang sampel air yang
positif pada uji bakteri Coliform diambil
diambil adalah air baku, air proses, satu ose, diinokulasi pada medium selektif
dan air dalam galon pada depot air Eosin Methhylene Blue Agar (EMBA),
minum isi ulang yang ada di Kota MacConkey Agar (McA), dan Salmonella
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Shigella Agar (SSA), lalu diinkubasi pada
Utara Sulawesi Barat. Sampel air suhu 37oC selama 24 jam. Setelah
yang diambil dan disimpan dalam diinkubasi koloni yang tumbuh pada
botol sampel yang steril. Selanjutnya medium Eosin Methhylene Blue Agar
sampel air tersebut dibawa ke (EMBA) berwarna kehijauan, hijau metalik,
laboratorium untuk dideteksi. koloni yang tumbuh pada medium
MacConkey Agar (McA) dan Salmonella
Shigella Agar (SSA) berwarna merah atau
merah muda berarti air sampel
43

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

mengandung bakteri Coliform fecal, guna menentukan kualitasnya. Cara ini


tetapi jika medium pengujian ditumbuhi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
koloni yang berwarna tidak seperti warna kontaminasi air oleh bahan buangan yang
diatas berarti air sampel tidak berasal dari manusia maupun hewan,
mengandung bakteri Coliform fecal untuk mengetahui jumlah Coliform di
(Cappuccino and Sherman, 2002). dalam contoh digunakan metode MPN
(Most Probable Number).
d. Uji Bakteri Escherichia coli Langkah yang ditempuh dalam
Dari koloni yang positif pada uji pengambilan data untuk menentukan
bakteri Coliform fecal, diambil satu ose, jumlah bakteri Coliform seperti tercantum
lalu uji mikroskopis dengan pewarnaan pada rumus ini :
1
Gram. Setelah melakukan pewarnaan MPN Coliform (sel/ml) = Nilai MPN x𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
Gram kemudian diamati di bawah
mikroskop terlihat sel berwarna merah
dan berbentuk batang maka dapat
dikatakan bahwa air sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung bakteri E. coli, tetapi Hasil Penelitian
apabila di bawah mikroskop tidak terlihat Data Hasil MPN Bakteri Coliform
warna merah dan berbentuk lain berarti Berdasarkan hasil pengujian secara
air sampel tidak mengandung bakteri E. kuantitatif diperoleh nilai MPN untuk
coli (Cappuccino and Sherman, 2002). kelima sampel depot air minum isi ulang
yang ada di Kota Pasangkayu, seperti yang
Analisa Data
terlihat pada Tabel 1.
Pemeriksaan secara bakteriologis
dipergunakan untuk pemeriksaan air

Tabel 1. Nilai MPN bakteri Coliform Air Minum Isi Ulang di Kota Pasangkayu.
Tabung Pengencer Total MPN
No Sampel (MPN/100
10-1 10-2 10-3
ml Sampel)
1 Depot A 0 0 0 3,0 x 100
2 Depot A 0 0 0 3,0 x 102
3 Depot A 2 2 0 3,0 x 100
4 Depot A 0 0 0 3,0 x 100
5 Depot A 0 0 0 3,0 x 100

Tabel 1 nilai MPN Coliform air medium Laktosa Broth (LB) secara
minum isi ulang pada depot C kualitatif seperti terlihat pada Tabel 2.
menunjukkan nilai sebesar 21 MPN/ 100 Tabel 2 memperlihatkan bahwa
mL sampel. Sedangkan sampel depot pada sampel air minum isi ulang depot C
yang lain menunjukkan nilai MPN <3 positif adanya bakteri Coliform karena
sel/mL sampel air minum. ditandai dengan terbentuknya gas pada
tabung durham.
Hasil Uji Bakteri Coliform
Berdasarkan hasil pengujian dan Hasil Uji Bakteri Coliform fecal
pengamatan yang didapatkan. Sampel Hasil uji bakteri Coliform fecal yang
air minum isi ulang yang ada di Kota diperoleh dari hasil pengamatan dan
Pasangkayu, dengan menggunakan pengujian dengan menggunakan medium

44

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Mac Conkey Agar (McA), Eosin Methilene Blue Agar (EMBA), berwarna
Methylene Blue agar (EMBA), dan merah, medium MacConkey Agar (MCA),
Salmonella Shigella Agar (SSA), seperti Salmonella Shigella Agar (SSA) di
terlihat pada Tabel 3. tumbuhi koloni yang berwarna bening.
Tabel 3 memperlihatkan bahwa
pada sampel air minum isi ulang depot C,
negatif adanya Coliform fecal karena
koloni yang tumbuh pada medium Eosin

Tabel 2. Hasil Uji Bakteri Coliform Air Minum di Kota Pasangkayu


Jumlah Tabung Pencernaan yang
Positif
No Sampel
Tabung Tabung
Tabung
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Depot A - - - - - - - - -
2 Depot B - - - - - - - - -
3 Depot C + + - + + - - - -
4 Depot D - - - - - - - - -
5 Depot E - - - - - - - - -

Keterangan: (+) =Terbentuk gas pada tabung durham


(-) = Tidak terbentuk gas pada tabung durham

Tabel 3. Hasil Uji Bakteri Coliform air minum di Kota Pasangkayu


Kloni yang tumbuh Salmonella
Kloni yang
pada medium Shigella Agar
Tumbuh Pada
Eosin Methlene (SSA)
Conkey Agar
Blue Agar
Sampel 10 10 10 10 10 10 10 10 10
-1 -2 -3 -1 -2 -3 -1 -2 -3

Tabung Tabung Tabung

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Depot C - - - - - - - - -

Keterangan :
(+) = Ditumbuhi bakteri Coliform fecal
(- ) = Tidak ditumbuhi bakteri Coliform fecal

Tabel 4. Hasil uji bakteri Escherchia Coli air minum isi ulang di Kota Pasangkayu
Ciri-Ciri Mikrokopis Pada Sampel Air Minum Yang
Sampel Telah Diuji

Depot C Sel Berwarna Biru Dan Berbentuk Kokus (Coccus)

45

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Tabel 4. Diatas memperlihatkan minum isi ulang, diperoleh 4 sampel yang


ciri-ciri mikroskopis dari hasil pewarnaan memenuhi syarat baku mutu yaitu dengan
Gram, bahwa sampel air minum isi ulang nilai total MPN <3 MPN/100 mL sampel
pada depot C negatif adanya bakteri dan 1 sampel dengan nilai 21 MPN/100
Escherchia coli. mL sampel. Berdasarkan Surat Keputusan
Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89
Pembahasan bahwa batas cemaran MPN Coliform per
Air merupakan suatu sarana utama sampel adalah <3 MPN/100 mL sampel.
untuk meningkatkan derajat kesehatan Hal ini disebabkan karena dari sumber air
manusia, karena air merupakan salah baku yang digunakan untuk depot air
satu media dari berbagai macam minum isi ulang berdekatan dengan
penularan penyakit yaitu penyakit bawaan sumber pencemaran, seperti tempat
air (Water bornedisiase) seperti diare. Air pembuangan feses, kandang ternak, dan
bersih adalah air yang jernih, tidak tempat pembuangan sampah, dan depot
berwarna, tawar dan tidak berbau, oleh air minum isi ulang tersebut masing–
karena itu salah satu aspek yang harus masing memiliki penampungan air baku,
diperhatikan dengan melalui selain itu penyimpangan air baku terlalu
penyelenggaraan penyediaan air bersih lama lebih dari beberapa hari dapat
dan air minum sebagai pemenuhan berpengaruh terhadap kualitas air minum
kebutuhan sehari-hari, harus yaitu dapat menimbulkan pertumbuhan
memperhatikan pencegahan terhadap mikroorganisme. Seperti yang
penyakit bawaan air (Kusnaedi, 2004). dikemukakan Etjang (2000), bahwa sumur
Depot air minum adalah usaha sehat minimal harus memenuhi
industri yang melakukan proses persyaratan yaitu syarat lokasi atau jarak
pengolahan air baku menjadi air minum dari sumber pengotor, agar sumur
dan menjual langsung kepada konsumen terhindar dari pencemaran maka harus
(Purwana, 2003). Keberadaan depot air diperhatikan adalah jarak dan sumber
minum isi ulang yang ada di Kabupaten pengotor lainnya. Jarak sumur minimal 15
Mamuju Utara Sulawesi Barat khususnya meter dan lebih tinggi dari sumber
di Kota Pasangkayu berkontribusi pencemaran, seperti kandang ternak dan
terhadap suplai air minum dengan harga tempat sampah.
terjangkau. Oleh sebab itu masyarakat Proses sterilisasi yang digunakan
khususnya konsumen lebih memilih air belum memadai yaitu pengolahan air
minum isi ulang sebagai sumber untuk minum isi ulang tidak diperhatikan kualitas
memenuhi kebutuhan pokoknya. air bakunya, peralatan yang digunakan,
Sumber air baku yang digunakan perawatan peralatan sehingga dapat
dalam proses pengelolahan pada depot mempengaruhi kualitas air minum yang
air minum isi ulang yang ada di Kota dihasilkan dan minimnya pemeliharaan dari
Pasangkayu bersumber dari air sumur pemilik usaha terhadap pipa distribusi ke
bor. Berdasarkan komunikasi dan Catridge Filter yang seharusnya dilakukan
pengamatan peneliti bahwa setiap pembersihan minimal satu kali dalam
industri depot air minum isi ulang masing- seminggu, pencucian dan pergantian
masing memiliki sumur bor untuk diolah Catridge Filter yang tidak diperhatikan oleh
menjadi produk air minum isi ulang. pemilik, dan pemeliharaan tabung air
Berdasarkan pengujian dan minum yang siap untu diproduksi kurang
pengamatan bakteri Coliform dengan diperhatikan pembersihannya secara
metode Most Probable Number (MPN) berkala dan pergantian karbon aktif yang
yang telah dilakukan dari 5 depot air seharusnya dilakukan minimal satu kali

46

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

setahun. Seperti yang dikemukakan coli pada sampel air tersebut dilakukan
Athena (2004), bahwa yang dapat dengan pewarnaan Gram. Hasil
menyebabkan adanya sampel air minum pewarnaan Gram pada sampel air
dengan kandungan bakteri Coliform memperlihatkan ciri-ciri mikroskopis sel
antara lain terjadinya pencemaran pada bakteri berwarna biru (Gram positif) dan
saat proses pengolahan (Filtrasi dan berbentuk kokkus (Coccus) sehingga
Desinfeksi) yang kurang sempurna, dan dinyatakan bahwa sampel air minum depot
minimnya perhatian pemilik air minum isi C negatif adanya bakteri Escherchia coli,
ulang terhadap kebersihan botol galon seperti yang dinyatakan oleh Sutedjo
yang tidak dibersihkan terlebih dahulu (1991), bahwa sampel air yang
sebelum melakukan pengisian, dalam mengandung bakteri Escherchia coli yaitu
tahap pengisian air pada botol galon berbentuk batang (basil) dan bersifat Gram
terkadang operator tidak menutup lemari negatif, berukuran sel dengan panjang 2,0
yang ada pada unit pengisian. Selain itu – 6,0 μm.
kebersihan tempat pengisian air minum
isi ulang juga masih kurang diperhatikan SIMPULAN
oleh pemilik usaha air minum isi ulang.
Sehingga sampel air galon dengan Dari hasil penelitian ini dapat dibuat
mudah terkontaminasi dengan bakteri kesimpulan adalah sebagai berikut :
yang ada di udara. Seperti yang 1. Hasil uji MPN Coliform, untuk sampel
dikemukakan oleh Athena (2004) bahwa air minum pada depot air minum isi
kondisi depot yang kurang higienis dan ulang di Kota Pasangkayu
cara pembilasan galon yang tidak steril menunjukkan 4 depot sampel air
serta operator yang kurang minum isi ulang yang tidak
memperhatikan higienis perorangan dan mengandung bakteri Coliform (total
kebersihan. MPN 3,0 x 100 (<3 MPN/100 ml)) dan
Berdasarkan hasil uji bakteri hanya 1 depot yang mengandung
Coliform fecal dengan menggunakan tiga bakteri Coliform (total MPN 21 x 102
medium selektif yaitu MacConkey Agar (21 MPN/100 mL sampel)). Namun
(MCA), medium Salmonella Shigella Agar pada uji bakteri Escherchia coli sampel
(SSA) koloni yang tumbuh berwarna air minum isi ulang dinyatakan negatif.
bintik putih, sedangkan pada medium 2. Produk air minum isi ulang yang
Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) diproduksi oleh depot air minum isi
berwarna bintik merah. Hal ini ulang (DAMIU) yang ada dikota
menunjukkan bahwa sampel air minum isi Pasangkayu, yang memenuhi
ulang negatif adanya bakteri Coliform persyaratan SNI air minum secara uji
fecal. Berdasarkan Cappuccino and mikrobiologis sebanyak 4 depot sampel
Sherman (2002) ciri-ciri bakteri Coliform air dan yang tidak memenuhi
yang tumbuh pada medium MacConkey persyaratan SNI air minum yaitu hanya
Agar (MCA) berwarna merah muda dan 1 depot sampel air minum isi ulang.
medium Eosine Methylene Blue Agar
(EMBA) berwarna hijau metalik. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan pada pengujian
sebelumnya yaitu uji bakteri Coliform Athena, dkk, 2003, Kandungan Bakteri
fecal pada medium Eosine Methylene Total Coli Dan Escherchia Coli/fecal
Blue Agar (EMBA) koloni yang tumbuh Coli Pada Air Minum Dari Depot Air
berwarna bintik merah, sehingga untuk Minum Isi Ulang di Jakarta,
membuktikan adanya bakteri Escherchia

47

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417


Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Tangerang Dan Bekasi. Puslitbang Universitas Diponegoro, Semarang.


Ekologi Kesehatan.
Widiyawati, N., dan N., Ristiati, 2004,
Cappucino, J.G., dan Sherman, 2002, Analaisi Kualitatif Bakteri Koliform
Microbiology a Laboratory Manual, Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di
The benjamin/Cummings Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekolog
Publishing Company, Inc, Menlo Kesehatan Vol. 3 No. 1, April 2004 :
park, California. 64-73.

Entjang, I., 2003, Mikrobiologi dan


Parasitologi untuk Akademi
Keperawatan dan Sekolah Tenaga
Kesehatan yang Sederajat. PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung.

Kusnaedi, 2004, Mengolah Air Gambut


dan Air Kotor untuk Air Minum,
Puspa Swara, Jakarta.

Maulina, S., 2012, Pengujian Bakteri


Coliform dan Escherchia coli Pada
Beberapa Depot Air Minum Isi
Ulang Di Kecamatan Palu Timur,
Sulawesi Tengah, Skripsi,
Universitas Tadulako, Palu.

Purwana, R., 2003, Pedoman dan


Pengawasan Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum, Depkes RI –
WHO, Jakarta.

Sutedjo, M.M., 1991, Mikrobiologi tanah.


Rineka Cipta, Jakarta

Suriawiria U., 1996, Air Dalam Kehidupan


dan Lingkungan Yang Sehat,
Alumni, Bandung.

Suprihatin, 2004, dalam Zuhri, Shofyan,


2009, Pemeriksaan Mikrobiologis
Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Jebres. Surakarta.

Sulistyandari, H., 2009, Faktor – Faktor


Yang Berhubungan Dengan
Kontaminasi Deterjen Pada Air
Minum Isi Ulang di Depot Air
Minum Isi Ulang (DAMIU),

48

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

You might also like