Professional Documents
Culture Documents
blister or bulla is a raised lesion greater than 0.5 cm in diameter containing initially clear fluid.
Complication
Complication of Varicella
Pada anak biasanya jarang terjadi komplikasi, paling sering terjadi komplikasi karena secondary bacterial
infection (Staphylococci atau Streptococci) yang dapat menyebabkan impetigo, furuncles, cellulitis,
erysipelas dan gangrene. Infeksi biasanya hanya menyebabkan scarring, dan sangat jarang menyebabkan
organ lain terkena. Secondary bacterial pneumonia, otitis media, dan suppurative meningitis jarang
terjadi apabila diberikan terapi antibiotik yang benar. Namun, superifeksi bateri biasa terjadi pada
seseorang yang memiliki leukopenia, bahkan dapat mengancam jiwa.
Pada orang dewasa, demam dan constituional symptoms lebih lama terjadi, rash dari varicella lebih
banyak, komplikasi juga lebih sering terjadi. Primary varicella pneumonia merupakan komplikasi paling
sering terjadi pada seseorang dengan komplikasi varicella. Komplikasi nya seperti severe respiratory
embarrassment disertai dengan batuk, dyspnea, tachypnea, high fever, pleuritic chest pain, cyanosis,
dan hemotypsis yang terjadi 1-6 hari setelah munculnya rash. Tingkat kematian varicella pneumonia
cukup tinggi sekiitar 10-30%. Varicella saat kehamilan sangat bahaya baik untuk ibu maupun janinnya.
Morbidity dan mortalitynya pun meningkat terhadap pasien dengan immunocompromised.
Komplikasi pada herpes zoster dapat dibagi menjadi beberapa yaitu cutaneous, ocular, neurologic, dan
viceral. Kebanyakan komplikasinya itu berhubungan dengan penyebaraan VZV dari termpat awal
menginfeksinya lalu menyebar ke sensory ganglion, nerve, attau skin melewati bloodstream ataupun
bisa dengan direct neural extension. Dermatomal rash akan terlihat sangat luas dan menyebar pada
pasien dengan immunocompromised sehingga dapat menyebabkan superficial gangrena dengan
delayed healing dan subsequent scarring.
Komplikasi pada mata terjadi sekitar 20-70% pasien dengan opthalamic zoster. Acute retinal necrosis
(ARN) juga merupakan penyebab utamanya adalah VZV.
Herpes zoster juga menyebabkan beberapa komplikasi pada neurologic, yang paling penting dan utama
adalah PHN. Faktor resiko paling penting untuk terjadinya PHN adalah usia, faktor lainnya sseperti
adanya prodromal oain, severe pain during acute phase of herpes zoster, greater rash severity, more
extensive asensory abnormality. Patients with PHN may suffer from constant pain (described as
“burning, aching, throbbing”), intermittent pain (“stabbing, shooting”), and/or stimulus-evoked pain,
including allodynia (“tender, burning, stabbing”). Allodynia (pain elicited by stimuli that are
normally not painful) is a particularly disabling component of the disease that is present in
approximately 90% of patients with PHN. Patients with allodynia may suf-fer severe pain after
even the lightest touch of the affected skin by things as trivial as a breeze or a piece of clothing. These
subtypes of pain may produce disor-dered sleep, depression, anorexia, weight loss, chronic
fatigue, and social isolation, and they often interfere with dressing, bathing, general activity,
traveling, shopping, cooking, and housework.
Treatment
Treatment of Varicella
Treatment of Herpes zoster
Prevention