You are on page 1of 17

ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN

ASKEP DALAM - ANAK - BEDAH - SYARAF - MATERNITAS


PAGES

 Home

 Privacy Policy

 About

 Contact
TAG

 Artikel Kesehatan(12)

 Askep Anak (3)

 Askep Bedah (5)

 Askep Dalam (15)

 Askep Maternitas (5)

 Askep Syaraf (2)

 Buku Saku Perawat(8)

 Makalah Kesehatan(7)

 Nursing Articles (10)

 Patofisiologi dan Pathway (5)

 Tips - Tips Pilihan(34)


POPULAR POSTS

 Askep Hipertensi

 Askep TBC

 Askep Gastritis

Patofisiologi dan Pathway Hipertensi


Patofisiologi dan Pathway Diabetes Melitus (DM)

 Askep COPD

 Askep Decompensasi Cordis

 Askep BPH

 Askep Diabetes Mellitus (DM)

Patofisiologi dan Pathway Low Back Pain / Nyeri Punggung Bawah

BLOG HEALTH - NURSING

 Articles of Nursing
Defining Characteristics of Excess Fluid Volume
 NANDA LIST

List of Various Skin Diseases


 Nursing Diagnosis - Nursing Interventions

Nursing Diagnosis and Interventions for Bronchiectasis


 Nursing Diagnosis Nanda

Nursing Care Plan for Activity Intolerance Related To Generalized Weakness


 Nursing Interventions
Nursing Interventions for ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
 Nanda Nursing Diagnosis
5 Nursing Diagnosis for Dengue Hemorrhagic Fever
 Nurses Nanda

Nursing Diagnosis and Interventions for Morbid Obesity


 Nanda Nursing Blog
Definition of Vertigo According to Experts
 Blog Nursing Care Plan

Ineffective Airway Clearance related to Pneumonia


 NCP NANDA

Types and Common Symptoms of Dementia


 NCP Blog

Intervention Nursing Diagnosis for Risk for Infection


 Nanda Nursing Care Plan
Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis
 Nanda Diagnosis
Nursing Diagnosis for Impaired Oral Mucous Membrane
 Nanda Nursing Interventions

Six Factors that Affect Pain


 Nursing Assessment

Nursing Assessment for Tetanus


 All Nurses
Free Home Health Nursing Care Plans
 Nursing Interventions
 Nursing Diagnosis Interventions
 Nanda Books

Search This Blog


Search

Askep Vertigo
Askep Vertigo

VERTIGO

A. Pengertian

Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah :

sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama

dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari

satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik

(nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari

(http://www.kalbefarma.com).

Askep Vertigo

B. Etiologi

Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :

 Fisiologik

 Labirinitis

 Menière

 Obat ; misalnya quinine, salisilat.

 Otitis media

 “Motion sickness”

 “Benign post-traumatic positional vertigo”

2. Lesi saraf vestibularis

 Neuroma akustik

 Obat ; misalnya streptomycin

 Neuronitis

 vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

 Infark atau perdarahan pons

 Insufisiensi vertebro-basilar

 Migraine arteri basilaris


 Sklerosi diseminata

 Tumor

 Siringobulbia

 Epilepsy lobus temporal

Menurut (http://www.kalbefarma.com)

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :

 Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

 Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis,

kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.

 Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ),

mabuk gerakan, vertigo postural.

 Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

 Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.

2. Penyakit SSP :

 Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium

paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.

 Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.

 Trauma kepala/ labirin.

 Tumor.

 Migren.

 Epilepsi.

3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-

menopause.

4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.

5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

6. Intoksikasi.

Askep Vertigo

C. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.

Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang

secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan

ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N.

III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.


Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan

proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul

kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari

reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam

keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-

otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala

dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral

dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka

proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di

samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang

dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

(http://www.kalbefarma.com).

Askep Vertigo

D. Klasifikasi Vertigo

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian

menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita

sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

 Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan,

tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.

 Yang tanpa disertai keluhan telinga :

Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada

anak (Vertigo de L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).

 Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :

Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna.

2. Vertigo kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan

akut, dibedakan menjadi:


 Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat

bahan ototoksik, tumor serebelopontin.

 Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi,

sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.

 Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.

3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi :

 Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII,

cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.

 Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo

epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.

2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

Askep Vertigo

D. Manifestasi klinik

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual,

muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,

puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung,

gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

E. Pemerikasaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik :

 Pemeriksaan mata

 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

 Pemeriksaan neurologik

 Pemeriksaan otologik

 Pemeriksaan fisik umum.

2. Pemeriksaan khusus :

 ENG

 Audiometri dan BAEP

 Psikiatrik

3. Pemeriksaan tambahan :
 Laboratorium

 Radiologik dan Imaging

 EEG, EMG, dan EKG.

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :

Terdiri dari :

1. Terapi kausal

2. Terapi simtomatik

3. Terapi rehabilitatif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

 Letih, lemah, malaise

 Keterbatasan gerak

 Ketegangan mata, kesulitan membaca

 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.

2. Sirkulasi

 Riwayat hypertensi

 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

 Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego

 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. Makanan dan cairan

 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan

berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).

 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

 Penurunan berat badan


5. Neurosensoris

 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

 Perubahan pada pola bicara/pola pikir

 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

 Penurunan refleks tendon dalam

 Papiledema.

6. Nyeri/ kenyamanan

 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak,

pascatrauma, sinusitis.

 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

 Fokus menyempit

 Fokus pada diri sendiri

 Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. Keamanan

 Riwayat alergi atau reaksi alergi

 Demam (sakit kepala)

 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8. Interaksi sosial

 Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.

9. Penyuluhan / pembelajaran

 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.

B. Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor,

peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan

posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat,

kelebihan beban kerja.


3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan

keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,

ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. :

Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme,

peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan

posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

 Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

 Tanda-tanda vital normal

 pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi :

 Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

 Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.

Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.

 Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.

 Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.

 Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. :

Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak

adekuat, kelebihan beban kerja.

Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat

Kriteria Hasil :

 Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif

 Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.

 Mengkaji situasi saat ini yang akurat

 Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi :

 Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.

Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam

melakukan tindakan keperawatan.

 Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih

tenang.

 Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan.

Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien harapan dan

semangat untuk pulih.

 Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.

Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

Diagnosa Keperawatan 3. :

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya

informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.

Kriteria Hasil :

 Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.

 Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.

Intervensi :

 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

 Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang

dan mengurangi rasa cemas.

 Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.

Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang penyakitnya.

 Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.

Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan

yang dilakukan.

 Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal

Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.
 Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan.

Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri dengan

tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

C. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan

yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan

tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)

Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :

1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.

2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan.

3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.

DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis

Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.

Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untuk

Vertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.

Askep Vertigo

DOWNLOAD ASKEP KOMPLIT DI SINI

ADS
Artikel yang berkaitan

kep Vertigo

 Askep Vertigo

kep Syaraf

 Askep Meningitis

 Askep Vertigo
Label: Askep Syaraf, Askep Vertigo

Newer PostOlder PostHome


ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN

 Askep AMI

 Askep Abortus

 Askep Anak DHF

 Askep Anak Pneumonia

 Askep Appendiksitis

 Askep Asma Bronkial

 Askep Aterosklerosis

 Askep Atrial Septal Defect

 Askep BPH

 Askep CHF

 Askep COPD

 Askep DM

 Askep Decompensasi Cordis

 Askep Delirium

 Askep Efusi Pleura

 Askep Gastritis

 Askep Hemoroid

 Askep Hepatitis

 Askep Hiperemesis Gravidarum

 Askep Hipertensi

 Askep Katarak

 Askep Meningitis

 Askep Mioma Uteri

 Askep Mola Hidatidosa

 Askep Penyakit Jantung Rematik

 Askep Plasenta Previa

 Askep Sepsis
 Askep Sindrom Koroner Akut

 Askep Sirosis Hepatis

 Askep TB Paru

 Askep Vertigo

 Askep Waham
BLOG ARCHIVE

 ► 2015 (11)

 ► 2014 (20)

 ► 2013 (4)

 ► 2012 (3)

 ► 2011 (13)

 ► 2010 (21)

 ▼ 2009 (62)

o ► December (1)

o ► October (7)

o ► September (2)

o ▼ August (25)

 Askep Gagal Ginjal Kronik

 Tips Menghilangkan Bau Mulut

 Tips Menghilangkan Bau Badan

 Askep Gagal Ginjal Akut

 Askep Meningitis

 Askep COPD

 Askep Hipertensi

 Askep Hiperemesis Gravidarum

 Askep Abortus

 Askep Anak Pneumonia

 Askep Appendiksitis

 Kelapa Muda Mencegah Rambut Beruban

 Askep Hemoroid

 Askep BPH

 Tips Kecantikan dengan Buah-Buahan


 Askep Gastritis

 Tips Mencerahkan Wajah dengan Alami

 Askep Mola Hidatidosa

 Askep Asma Bronkhiale

 Askep Mioma Uteri

 Askep Vertigo

 Askep TBC

 Askep Sirosis Hepatis

 Askep Diabetes Mellitus (DM)

 Askep Anak DHF

o ► July (13)

o ► June (14)
NANDA NURSING

 Sepsis and Septic Shock Emergency Nursing Care Plan

 Nursing Interventions for Hepatoma - Hepatocellular Carcinoma

 Nursing Care Plan for Urethral Stricture

 Nursing Care Plan for Thyroid Cancer

 Nursing Care Plan for Mesothelioma


NCP NANDA

 Types and Common Symptoms of Dementia

 Prevention and Nursing Management for Skin Cancer

 Nursing Diagnosis related to Endocarditis

 Physical Examination and Examination Support for Rabies

 Malignant Lymphoma - Pathophysiology and Nursing Management


NANDA - NURSING DIAGNOSIS

 Ineffective airway clearance - NCP for Bronchitis

 Physical Examination of Urinary Incontinence in the Elderly

 Nursing Interventions for Conjunctivitis : Disturbed Sensory Perception (Visual)

 Decreased Cardiac Output and Ineffective Cerebral Tissue Perfusion related to Syncope

 3 Nursing Diagnosis and Interventions for Rheumatic Fever


NANDA NURSING DIAGNOSES
 Hyperthermia related to Cellulitis

 Imbalanced Nutrition: Less Than Body Requirements related to Low Birth Weight

 Risk for Ineffective Thermoregulation related to Low Birth Weight

 Nursing Diagnosis and Interventions for Osteosarcoma (osteogenic sarcoma)

 10 Nursing Diagnosis related to Pneumoconiosis


CARE PLAN NURSING

 Irritant and Allergic Contact Dermatitis - Definition and Causes

 Seven Things You Can Do To Prevent Alzheimer's Disease

 Nursing Care Plan for Hyphema : Acute Pain

 Pain and Anxiety - NCP for Uterine Myoma (Fibroid)

 Deficient Knowledge - Rheumatoid Arthritis Nursing Care Plan


NANDA NURSING DIAGNOSIS

 Activity Intolerance

 Acute Pain

 Chronic Pain

 Decreased Cardiac Output

 Deficient Fluid Volume

 Hyperthermia

 Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements

 Ineffective Airway Clearance

 Ineffective Breathing Pattern

 Risk for Infection


NURSING DIAGNOSIS INTERVENTION

 Social Isolation related to Schizophrenia

 Disturbed Sensory Perception (visual) related to Glaucoma

 Knowledge Deficit related to Diabetic Foot Ulcers

 Ineffective Tissue perfusion related to Diabetic Foot Ulcers

 Acute Pain related to Cellulitis


NANDA NURSING CARE PLAN

 Impaired Physical Mobility - NCP for Cellulitis

 Functional Health Patterns and 8 Nursing Diagnosis for Asthma


 Pulmonary Tuberculosis (TB) - 3 Nursing Diagnosis, Interventions and Rational

 Risk for Injury - NCP for Cesarean Section

 Acute Pain - Nursing Care Plan for Cesarean Section

Copyright © 2012 ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN - Blogger templates The Professional


Template by Ourblogtemplates.com 2008
Back to TOP

You might also like