You are on page 1of 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No.

3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN EKOR KUCING


(Acalypha hispida Burm. F.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
SECARA IN-VITRO

Kevin Caesar Moningka1), Novel S. Kojong1), Sri Sudewi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Through the last view years, the incidence of infectious disease by microorganisms was
increase, one of which is bacterial pathogens. This research aims to investigate antibacterial
activity of hexane, etil asetat, and ethanol extract, and the most effective of ekor kucing
leaves of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Extraction was done by maceration
used hexane, etil asetat and ethanol as the solvents. The antibacterial activity test used Kirby
and Bauer agar difussion method. The results was showed that all the extracts have
antibacterial activity. Ethanol extract has the highest antibacterial activity compared to the
other extracts against Staphylococcus aureus (19.33 mm) and Escherichia coli (18.50mm).
The result of antibacterial activity test was analyzed with Oneway Anova, continue with
Turkey test. The result showed that ekor kucing leaves extract with concentration 10%, 20%,
40%, 80% has antibacterial activity against the test bacterial. The concentration 80% is the
most effective concentration with a high inhibition diameter of Staphylococcus aureus and
Escherichia coli.
Keywords : Acalypha hispida Burm. F., Antibacterial activity, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli.

ABSTRAK

Selama beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan timbulnya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme salah satunya ialah bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak heksana, etil asetat, etanol dan ekstrak yang
paling efektif daun ekor kucing terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan
etanol. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar (Kirby dan Bauer).
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan semua ekstrak memiliki aktivitas antibakteri.
Ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak
yang lainnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus (19.33 mm), dan Escherichia coli
(18.50 mm). Hasil uji aktivitas antibakteri dianalisa dengan metode Oneway Anova,
dilanjutkan dengan Uji Turkey. Data Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun ekor kucing
pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% telah memberikan aktivitas antibakteri terhadap
bakteri uji. Konsentrasi 80% menunjukkan konsentrasi yang paling efektif untuk
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Hal ini terlihat dari
semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan..
Kata kunci : Acalypha hispida Burm. F., Aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli.

193
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN kucing (Acalypha hispida Burm. F.)


Selama beberapa tahun terakhir, mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
terjadi peningkatan timbulnya penyakit bakteri Staphylococcus aureus yang lebih
infeksi yang disebabkan oleh bakteri efektif daripada ekstrak daun anting-anting
seiring dengan bertambahnya populasi (Acalypha indica Linn.).
manusia. Penyakit infeksi merupakan Berdasarkan penelitian-penelitian
masalah kesehatan yang sangat penting diatas dapat dikatakan daun ekor kucing
dan merupakan salah satu penyebab utama berpotensi mempunyai aktivitas sebagai
penyakit dan kematian pada manusia. antibakteri. Akan tetapi perlu dilakukan
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh pengujian kelarutan zat aktif yang bersifat
mikroorganisme salah satunya ialah sebagai antibakteri. Karena itu perlu
bakteri patogen. (Swamy and Jayaveera, dilakukan penelitian untuk menguji
2007). Pengobatan terhadap penyakit aktivitas zat akitf pada daun ekor kucing
infeksi biasanya digunakan antibiotik dan (Acalypha hispida Burm. F.) yang
telah banyak dikembangkan. Akan tetapi diekstrak dengan beberapa pelarut dalam
penggunaan antibiotik yang tidak tepat menghambat pertumbuhan bakteri
dapat menyebabkan resistensi bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
terhadap antibiotik. Situasi ini mendorong coli.
para ilmuwan untuk mengembangkan
senyawa antibakteri baru yang berasal dari METODOLOGI PENELITIAN
tumbuhan (Yenny, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada
Sejak zaman dahulu masyarakat bulan November 2014 – Juni 2015 di
Indonesia telah menggunakan tumbuhan Laboratorium Mikrobiologi Program Studi
obat sebagai salah satu upaya Farmasi Universitas Sam Ratulangi
menanggulangi masalah kesehatan. Salah Manado.
satu tanaman yang sudah digunakan ialah Alat yang digunakan ialah
tanaman Ekor kucing. Tanaman Ekor timbangan analitik, wadah toples,
kucing merupakan tanaman asli dari aluminium foil, autoklaf, tabung reaksi,
Hindia Barat. Umumnya, ditanam sebagai erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, cawan
tanaman hias di halaman atau di taman- petri, batang pengaduk, stirer, hot plate,
taman. Tanaman ekor kucing telah dikenal inkubator, jarum ose, lampu spiritus,
oleh masyarakat untuk pengobatan bercak rotary evaporator, laminar air flow,
putih dikulit (vitiligo), batuk darah, blender, ayakan mesh 65, corong, kaca
sariawan, disentri, dan mimisan arloji, mikropipet, lumpang, rak tabung
(Dalimarta, 2007). reaksi, mistar berskala, pinset, gunting.
Dalam pengobatan tradisional Bahan yang digunakan ialah daun
khasiat tanaman ekor kucing ini sebagai ekor kucing (Acalypha hispida Burm. F.),
obat hemostatis, batuk darah, pengobatan biakan bakteri Staphylococcus aureus,
bercak putih di kulit, luka bakar, radang Escherichia coli, etanol, etil asetat,
usus, cacingan, muntah darah, berkhasiat heksana, nutrient agar (NA), carboxy
sebagai penutup luka dan peluruh air seni methyl cellulose (CMC), alkohol,
(Dalimarta, 1991). aquadest, ciprofloxacin 500mg, larutan Mc
Penelitian yang dilakukan oleh Farland, NaCl 0,9%, kertas saring no.1,
(Rima, 2009) tanaman ekor kucing kertas cakram 6 mm, kapas, kertas label,
(Acalypha hispida Burm. F.) menghasilkan handskun, masker, tissue.
senyawa kimia yang berguna dalam
pengobatan, diantaranya mengandung Pengambilan Sampel
saponin, tanin, flavonoid, acalyphin dan Sampel yang digunakan dalam
minyak atsiri yang salah satu fungsinya penelitian ini daun ekor kucing (Acalypha
sebagai antibakteri. Ekstrak daun ekor hispida Burm. F.). Sampel dikumpulkan

194
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

kemudian dibersihkan dengan dipakai sebagai standar kekeruhan bakteri


menggunakan air mengalir bersih (Lay, 1995).
kemudian dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan. Sampel yang telah Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Daun
kering dibuat menjadi serbuk dengan Ekor kucing
menggunakan blender, lalu serbuk yang 1. Larutan uji konsentrasi 10% : ditimbang
dihasilkan diayak dengan menggunakan ekstrak daun ekor kucing 0,02g kemudian
ayakan mesh 65 hingga diperoleh serbuk dilarutkan dalam 0.2 mL CMC (1:1).
yang halus dan seragam. Hasilnya 2.Larutan uji konsentrasi 20% : ditimbang
dimasukkan ke dalam wadah gelas ekstrak daun ekor kucing 0,04g kemudian
tertutup. dilarutkan dalam 0.2 mL CMC (1:1).
3.Larutan uji konsentrasi 40% : ditimbang
Pembuatan Ekstrak ekstrak daun ekor kucing 0,08g kemudian
Ekstraksi dilakukan menggunakan dilarutkan dalam 0.2 mL CMC (1:1).
metode maserasi dengan tiga pelarut yang 4.Larutan uji konsentrasi 80% : ditimbang
berbeda tingkat kepolarannya, yaitu ekstrak daun ekor kucing 0,16g kemudian
heksana (non polar), etil asetat (semi dilarutkan dalam 0.2 mL CMC (1:1).
polar), dan etanol (polar). Perbandingan
antara bahan dan pelarut ialah 1:5 (w/v) Pembuatan Media
selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Nutrien agar (NA) ditimbang
Setelah 5 hari, masing-masing sampel sebanyak 5 g di larutkan dalam 250 mL
tersebut disaring menggunakan kertas aquadest (23g/1000 mL) kemudian
saring menghasilkan filtrat 1 dan residu 1. dipanaskan diatas hot plate sampai
Residu yang ada kemudian ditambahkan mendidih dan diperoleh larutan jernih.
pelarut dengan perbandingan 1:3 (w/v) Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
selama 2 hari sambil sesekali diaduk. 121⁰C selama 15 menit
Setelah 2 hari, masing-masing ekstrak
disaring menggunakan kertas saring Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
menghasilkan filtrat 2 dan ampas 2. Filtrat Proses suspensi bakteri
1 dan 2 dicampur menjadi satu, kemudian menggunakan NaCl 0,9% dengan prosedur
filtrat yang diperoleh dari masing-masing kerja sebagai berikut: Disuspensikan
ekstrak diuapkan dengan menggunakan bakteri uji dengan larutan NaCl 0,9%
alat rotary evaporator sehingga diperoleh sebanyak 3 mL, kemudian suspensi bakteri
ekstrak kental dari masing-masing pelarut. ini dibuat disetarakan kekeruhannya
dengan larutan standar Mc. Farland.
Sterilisasi Alat
Alat-alat gelas disterilkan dalam
Pengujian Aktivitas Antibakteri
autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit
Pengujian aktivitas ekstak daun
jarum ose dan pinset dibakar dengan
ekor kucing dilakukan dengan cara
pembakaran diatas api langsung dan media
memberikan ekstrak heksana, etil asetat
disterilkan dalam autoklaf pada suhu
dan etanol daun ekor kucing. dengan
121⁰C selama 15 menit.
prosedur sebagai berikut: Dipipet 0,1 mL
suspensi bakteri uji dimasukkan ke dalam
Pembuatan Standar Kekeruhan cawan petri. Selanjutnya media nutrien
(Larutan Mc. Farland) agar (NA) dituang ke dalam cawan petri
Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak
sebanyak 15 mL, kemudian dihomogenkan
99,5 mL dicampurkan dengan BaCl2
dan didiamkan hingga media memadat.
2H2O 1,175% sebanyak 0,5 mL dalam
Setelah media padat diletakkan 5 kertas
sebuah tabung. Tabung dikocok sampai
cakram berukuran 6mm dan diatur
terbentuk larutan keruh. Kekeruhan ini
sedemikian rupa sehingga terdapat daerah

195
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

yang cukup untuk mengamati zona hambat menggunakan metode Oneway ANOVA
yang terjadi. Kertas cakram telah dengan program SPSS v 20.0 untuk
diresapkan ekstrak heksana (non polar), melihat perbedaan tiap perlakuan terhadap
etil asetat (semi polar) dan etanol (polar) peningkatan konsentrasi, apabila ada
pada konsentrasi 100%, kontrol positif dan perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji
kontrol negatif. Kemudian diinkubasi Turkey.
dalam inkubator pada suhu 37⁰C selama
1x24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Sampel
Pengujian Efektivitas Antibakteri Determinasi tanaman Acalypha
Pengujian efektivitas antibakteri hispida Burm. F dilakukan di
yang memiliki zona hambat paling besar Laboratorium Taksonomi Tumbuhan di
dilakukan dengan cara memberikan larutan FMIPA UNSRAT Program studi Biologi.
uji ekstrak daun ekor kucing. Ekstrak Hasil determinasi menunjukkan bahwa
dibuat dengan konsentrasi 10% b/v, 20% jenis tanaman yang diteliti ialah Acalypha
b/v, 40% b/v, 80% b/v serta kontrol positif hispida Burm. F. (lampiran 1).
dan kontrol negatif dengan prosedur Determinasi dilakukan dengan tujuan agar
sebagai berikut: Dipipet 0,1 mL suspensi tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
bakteri uji dimasukkan ke dalam cawan sampel yang akan digunakan pada uji
petri. Selanjutnya media nutrien agar (NA) aktivitas antibakteri.
dituang ke dalam cawan petri sebanyak 15
mL, lalu dihomogenkan dan didiamkan Ekstraksi
hingga media memadat. Setelah media Daun ekor kucing yang berwarna
padat diletakkan 6 kertas cakram hijau diambil dari pekarangan rumah
berukuran 6mm dan diatur sedemikian warga di daerah Ranomuut, Kecamatan
rupa sehingga terdapat daerah yang cukup Tikala kota Manado, sampel dikumpulkan
untik mengamati zona hambat yang sebanyak 1,2 kg kemudian dibersihkan
terjadi. Kertas cakram masing-masing dengan menggunakan air mengalir bersih
telah diresapkan larutan uji dengan kemudian dikeringkan dengan cara
konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80%, diangin-anginkan. Pengeringan dengan
kontrol positif dan kontrol negatif. cara diangin-anginkan bertujuan untuk
Kemudian diinkubasi dalam inkubator menurunkan aktivitas kadar air dalam
pada suhu 37⁰C selama 1x24 jam. bahan sehingga mikroorganisme penyebab
kerusakan bahan tidak dapat hidup dan
Pengamatan dapat disimpan dalam jangka waktu yang
Pengamatan dilakukan setelah lama. Simplisia yang telah kering
1x24 jam masa inkubasi. Daerah pada diserbukkan dengan menggunakan
sekitaran cakram menunjukkan kepekaan blender, dan diayak dengan menggunakan
bakteri terhadap antibiotik atau bahan ayakan mesh 65 hingga diperoleh serbuk
antibakteri yang digunakan sebagai bahan yang halus dan seragam. Pembuatan
uji yang dinyatakan dengan diameter zona serbuk bertujuan untuk memperluas
hambat. (Vandepitte et al, 2005). permukaan yang berinteraksi dengan
pelarut sehingga lebih banyak senyawa
Analisis Data yang dapat terekstrak.
Data diperoleh dari hasil Dalam penelitian ini ekstraksi
pengukuran diameter zona hambat yang dilakukan dengan metode maserasi.
sudah terbentuk di sekitar kertas cakram Tujuan dalam pemilihan metode maserasi
dari masing-masing larutan uji setelah karena cara pengerjaan dan peralatan yang
diinkubasi selama 1x24 jam. Data yang digunakan sederhana dan tidak merusak
terkumpul ditabulasi dan dianalisis senyawa yang tidak tahan panas. Pelarut

196
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

untuk ekstraksi mempunyai kepolaran Uji Aktivitas Antibakteri


yang sama dengan senyawa yang akan Uji aktivitas antibakteri ekstrak
diambil. Hal ini disebabkan kandungan heksana, etil asetat dan etanol daun ekor
kimia dari suatu tumbuhan hanya dapat kucing (Acalypha hispida Burm. F.)
larut dalam pelarut yang sama terhadap bakteri Staphylococcus aureus
kepolarannya, sehingga suatu golongan dan Escherichia coli menggunakan metode
senyawa dapat dipisahkan dari senyawa difusi agar Kirby Bauer. Pengujian
lainnya (Kochhar, 1990). Untuk pemilihan menggunakan kertas cakram berdiameter
pelarut ekstraksi didasarkan pada prinsip 6mm yang telah disterilkan terlebih dahulu
like dissolved like yaitu senyawa polar dan setiap kertas cakram diresapi sebanyak
akan cenderung larut pada pelarut polar 20 μL larutan uji.
dan senyawa non polar akan cenderung Zona hambat yang terbentuk
larut pada pelarut non polar, sehingga diidentifikasi dengan melihat daerah
heksana akan melarutkan senyawa non bening di sekeliling cakram dan besarnya
polar, etil asetat akan melarutkan senyawa zona hambat diketahui berdasarkan
semi polar, dan etanol akan melarutkan pengukuran diameter daerah bening
senyawa polar. tersebut. Hasil pengukuran diameter zona
Simplisia daun ekor kucing hambat ekstrak heksana, etil asetat dan
(Acalypha hispida Burm. F.) sebanyak 50g etanol daun ekor kucing (Acalypha hispida
diekstraksi menggunakan masing-masing Burm. F.) terhadap bakteri Staphylococcus
pelarut selama 5 hari, dan dilakukan aureus dan Escherichia coli dapat dilihat
pengulangan dengan penggantian pelarut pada Tabel 2 dan Tabel 3.
selama 2 hari, bertujuan untuk
mengekstrak seluruh senyawa kimia yang Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona
ada dalam sampel. Selanjutnya hasil hambat ekstrak heksana, etil asetat dan
rendaman dilakukan pemisahan yang etanol daun ekor kucing (Acalypha hispida
terdiri dari penyaringan dan evaporasi. Burm. F.) terhadap bakteri Staphylococcus
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan aureus.
sampel dengan pelarut yang telah
mengandung bahan aktif. Untuk
memisahkan pelarut dengan senyawa
bioaktif yang terikat dilakukan evaporasi
menggunakan rotary evaporator, sehingga
pelarutnya akan menguap dan diperoleh
senyawa hasil ekstraksi (Khopkar, 2003). Tabel 3. Hasil pengukuran diameter zona
Ekstrak yang dihasilkan daun ekor kucing hambat ekstrak heksana, etil asetat dan
berwarna hijau kehitaman. Rendemen etanol daun ekor kucing (Acalypha hispida
ekstrak yang diperoleh dapat dilihat pada Burm. F.) terhadap bakteri Escherichia
Tabel 1. coli.

Tabel 1. Hasil rendemen ekstrak daun ekor


kucing (Acalypha hispida Burm. F.)
Berat
Persentase
No. Pelarut ekstrak Warna
(%)
(g)
Hijau
1 Heksana 0.9 1.8 Hasil yang diperoleh pada uji
kehitaman
Hijau aktivitas antibakteri pada bakteri
2 Etil Asetat 2.3 4.6 Staphylococcus aureus, diameter zona
kehitaman
Hijau hambat ekstrak heksana sebesar (7.50
3 Etanol 4.1 8.2
kehitaman mm), ekstrak etil asetat (17.83 mm) dan

197
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

etanol (19.33 mm). Sedangkan uji aktivitas minyak atsiri dengan sel bakteri terhalang
antibakteri pada bakteri Escherichia coli, oleh adanya minyak dan lemak dalam
diameter zona hambat ekstrak heksana ekstrak heksana. Minyak dan lemak
sebesar (7.00 mm), ekstrak etil asetat lainnya menggangu proses difusi dan
(17.33 mm) dan etanol (18.50 mm). melindungi bakteri dari senyawa
Hasil pengukuran diameter zona antibakteri. Sedangkan hasil penelitian
hambat yang terbentuk pada bakteri Kanazawa et al.(1995), melaporkan bahwa
Staphylococcus aureus lebih besar ekstrak heksana (senyawa minyak atsiri
dibandingkan dengan bakteri Escherichia dan lipida lainnya) yang mempunyai
coli. Adanya perbedaan komponen dinding ukuran molekul besar tidak dapat masuk
sel kedua bakteri tersebut, dapat berpenetrasi ke dalam dinding sel bakteri.
mempengaruhi kerja ekstrak daun ekor Ukuran molekul besar tersebut akan
kucing sebagai antibakteri. Bakteri gram menjadi penghalang masuknya komponen
positif cenderung lebih sensitif terhadap minyak atsiri maupun senyawa fenolik ke
antibakteri. Hal ini disebabkan oleh dalam sel akibatnya sel tetap akan tumbuh.
struktur dinding sel Gram positif lebih Ekstrak yang memiliki tingkat
sederhana, sehingga memudahkan kepolaran yang lebih besar selannjutnya
senyawa antibakteri masuk ke dalam sel ialah ekstrak etil asetat. Ekstrak etil asetat
dan menemukan sasaran untuk bekerja. menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
Kontrol pembanding atau kontrol yang lebih besar dibandingkan ekstrak
posotif yang digunakan ialah antibiotik heksana. Etil asetat merupakan pelarut
Ciprofloxacin. Mekanisme kerjanya yang bersifat semi polar. Sifat etil asetat
dengan menghambat topoisemerase II (= yang semi polar menyebabkan ekstrak etil
DNA girase) dan topoisemerase VI pada asetat akan memiliki dua sifat kelarutan,
bakteri. Enzim topoisomerase II berfungsi yaitu hidrofilik dan lipofilik (Adawiyah,
menimbulkan relaksasi pada DNA yang 1998). Menurut Kanazawa et al.(1995),
mengalami positive supercoiling (pilihan suatu senyawa yang mempunyai polaritas
positif yang berlebihan) pada waktu optimum akan mempunyai aktivitas
transkripsi dalam proses replikasi DNA. antimikoba maksimum, karena untuk
Enzim topoisomerase VI berfungsi dalam interaksi suatu senyawa antibakteri dengan
pemisahan DNA baru yang terbentuk bakteri diperlukan keseimbangan
setelah proses replikasi DNA bakteri hidrofilik-lipofilik (HLB : hydrophilic
selesai (Mpila, 2012). Kontrol negtif yang lipophilic balance). Berdasarkan hasil
digunakan ialah CMC bertujuan sebagai penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dan
pembanding dan pelarut untuk pembuatan Tabel 2 diatas, bahwa ekstrak etanol daun
larutan uji. Hasil penelitian menunjukkan ekor kucing (Acalypha hispida Burm. F.)
bahwa kontrol negatif tidak memberikan memiliki aktivitas antibakteri yang paling
zona hambat. Hal tersebut membuktikan besar dibandingkan dengan ekstrak yang
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap lainnya, yaitu sebesar (19.33 mm) pada
aktivitas antibakteri, sehingga dapat bakteri Staphylococcus aureus dan (18.50
diketahui bahwa yang mempunyai mm) pada bakteri Escherichia coli.
aktivitas antibakteri ialah zat uji, bukan Etanol merupakan pelarut universal
dari pelarut yang dipakai. yang baik untuk ekstraksi semua golongan
Ekstrak heksana menunjukkan senyawa metabolit sekunder. Menurut
adanya aktivitas antibakteri yang paling Nuraini (2007), komponen yang banyak
kecil dibandingkan dengan ekstrak lain. terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan
Menurut Naufalin (2005), ekstrak heksana bersifat polar antara lain senyawa dari
bunga kecombrang mengandung minyak golongan fenolik. Mekanisme komponen
atsiri yang bersifat sebagai antimikroba, antibakteri fenolik umumnya akan
namun kontak senyawa antimikroba dan berinteraksi dengan protein yang ada pada

198
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

dinding sel atau sitoplasma melalui ikatan variasi konsentrasi ekstrak etanol, diameter
hidrogen dan interaksi hidrofobik. zona hambat pada bakteri Staphylococcus
Mekanisme lain kemungkinan ialah aureus, untuk konsentrasi ekstak 10%
dengan mengganggu aktivitas enzim (10.16 mm), 20% (11.33 mm), 40% (12.83
dalam sel. Untuk mengetahui efektivitas mm), dan 80% (18.16 mm) termasuk
ekstak etanol daun ekor kucing maka, dalam kategori yang kuat. Sedangkan
dilakukan pengujian lanjutan dengan diameter zona hambat pada bakteri
beberapa variasi konsentrasi pada bakteri Escherichia coli, untuk konsentrasi ekstak
uji. Hasil pengukuran diameter zona 10% (9.30 mm) termasuk dalam kategori
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing sedang, dan konsentrasi ekstrak 20%
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap (10.83 mm), 40% (12.16 mm), dan 80%
bakteri Staphylococcus aureus dan (17.50 mm) termasuk dalam kategori kuat.
Escherichia coli dapat dilihat pada Tabel 4 Dari hasil pengujian ekstrak etanol daun
dan Tabel 5. ekor kucing pada bakteri uji, baik bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri
Tabel 4.Hasil pengukuran diameter zona Escherichia coli menunjukkan bahwa
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing konsentrasi 80% memberikan efektivitas
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap penghambatan terbesar. Hal ini terlihat
bakteri Staphylococcus aureus. dari semakin besar diameter zona hambat
yang dihasilkan.
Senyawa yang diduga bersifat
sebagai antibakteri dalam ekstrak daun
ekor kucing ialah tanin, saponin, minyak
atsiri, flavonoid, dan acalyphin. Menurut
Tabel 5.Hasil pengukuran diameter zona Masduki (1996) tanin mempunyai daya
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing antibakteri dengan cara mempresipitasi
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap protein, sehingga sintesis protein bakteri
bakteri Escherichia coli. akan terganggu karena diduga tanin
mempunyai efek yang sama dengan
senyawa fenolik. Senyawa saponin
merupakan metabolit sekunder yang
termasuk golongan glikosida, saponin
merupakan senyawa aktif permukaan yang
bersifat antibakteri dengan cara
Menurut Davis dan Stout (1991), menurunkan tegangan permukaan yang
ketentuan daya antibiotik-antibakteri yaitu dapat mengikat lipid sehingga senyawa
daerah hambatan 20mm atau lebih antibakteri dapat masuk melalui membran
termasuk kategori sangat kuat, daerah dan akan merusak membran sitoplasma
hambatan 10-20 mm kategori kuat, daerah dan membunuh sel (Asani, 1991).
hambatan 5-10 mm kategori sedang, dan Minyak atsiri dapat menghambat
daerah hambatan 5 mm atau lebih pertumbuhan atau mematikan bakteri
termasuk kategori lemah. Hasil yang dengan mengganggu proses terbentuknya
diperoleh pada uji aktivitas antibakteri membran atau dinding sel, sehingga
menunjukkan bahwa diameter zona membran atau dinding sel tidak terbentuk
hambat paling besar terdapat pada atau terbentuk tidak sempurna (Ajizah A,
pembanding atau kontrol positif, pada 2004). Menurut Masduki (1996) dan
bakteri Staphylococcus aureus (26.83 Winarno (1996) Senyawa flavonoid
mm), dan Escherichia coli (23.50 mm) bersifat antibakteri dengan mekanisme
termasuk dalam kategori yang sangat kuat. kerjanya ialah merusak membran sel tanpa
Sedangkan untuk perlakuan beberapa dapat diperbaiki lagi dan mendegradasikan

199
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

protein sel bakteri. Sedangkan senyawa konsentrasi 10% dan 20% ekstrak daun
teraktif dari daun ekor kucing ialah ekor kucing memiliki efek penghambatan
acalyphin. Acalyphin merupakan bahan yang sama terhadap bakteri
aktif yang dapat ditemukan pada tanaman Staphylococcus aureus. Konsentrasi 40%
Genus Acalypha. Acalyphin ialah sejenis berbeda nyata dengan konsentrasi 10%,
sianogenik glikosida dan hydrosianik asid. 20% dan 80%. Konsentrasi 80% berbeda
Acalyphin mempunyai rantai sianida nyata dengan konsentrasi 10%, 20% dan
(HCN) yang bersifat racun sehingga 40%. Hasil analisis menunjukkan variasi
diduga sianida masuk dalam struktur sel konsentrasi berpengaruh terhadap
Staphylococcus aureus dan meracuninya penghambatan pertumbuhan bakteri uji,
sehingga mengganggu proses metabolisme dimana peningkatan konsentrasi
dalam sel bahkan mematikan sel (Lenny, menunjukkan adanya perbedaan aktivitas
2006). penghambatan terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.
Analisis Data Hasil dari Uji Turkey terhadap
Hasil dari analisa Oneway diameter zona hambat yang dihasilkan
ANOVA diameter zona hambat zona pada bakteri Escherichia coli (lampiran 9)
bakteri Staphylococcus aureus dan menunjukkan bahwa konsentrasi 10%
Escherichia coli (lampiran 8-9), tidak berbeda nyata dengan konsentrasi
menunjukkan nilai signifikan 0.00 20%. Artinya konsentrasi 10% dan 20%
(sig<0.05) sehingga H0 ditolak H1 ekstrak etanol daun ekor kucing memiliki
diterima, ini menunjukkan bahwa terdapat efek penghambatan yang sama terhadap
perbedaan yang signifikan antar variasi bakteri Escherichia coli. Konsentrasi 20%
konsentrasi ekstrak etanol daun ekor sama dengan konsentrasi 10% dan 40%
kucing terhadap bakteri uji. Dengan kata tetapi berbeda nyata dengan konsentrasi
lain, pengaruh variasi konsentrasi terhadap 80%. Konsentrasi 80% berbeda nyata
diameter zona hambat yang dihasilkan dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40%.
pada kedua bakteri uji berbeda antara satu Hasil analisis menunjukkan variasi
dengan yang lainnya. konsentrasi berpengaruh terhadap
Hasil dari Uji Turkey terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji,
diameter zona hambat yang dihasilkan dimana peningkatan konsentrasi
pada bakteri Staphylococcus aureus dan menunjukkan adanya perbedaan aktivitas
Escherichia coli (lampiran 8-9) penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
menunjukkan bahwa kontrol positif Escherichia coli.
berbeda nyata dengan kontrol negatif dan
beberapa variasi konsentrasi ekstrak etanol KESIMPULAN DAN SARAN
daun ekor kucing. Artinya kontrol positif Kesimpulan
memiliki efek penghambatan yang berbeda Berdasarkan hasil penelitian yang
nyata dengan kontrol negatif dan beberapa telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
variasi konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa :
efek penghambatan terhadap bakteri uji 1. Ekstrak heksana, etil asetat dan
pada kontrol positif berbeda dengan etanol daun ekor kucing memiliki
kontrol negatif dan beberapa variasi aktivitas sebagai antibakteri, dimana
konsentrasi. ekstrak etanol memiliki aktivitas
Hasil dari Uji Turkey terhadap antibakteri yang paling besar
diameter zona hambat yang dihasilkan dibandingkan dengan ekstrak yang
pada bakteri Staphylococcus aureus lainnya, yaitu sebesar (19.33 mm)
(lampiran 8) menunjukkan bahwa pada bakteri Staphylococcus aureus
konsentrasi 10% tidak berbeda nyata dan (18.50 mm) pada bakteri
dengan konsentrasi 20%. Artinya Escherichia coli.

200
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

2. Konsentrasi 80% menunjukkan Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoid,


konsentrasi yang paling efektif untuk Fenilpropanoid dan Alkaloid.
menghambat bakteri uji. Hal ini USU, Medan
terlihat dari semakin besar diameter Masduki, I. 1996. Efek Antibakteri
zona hambat yang dihasilkan. Ekstrak Biji Pinang (Areca
Saran catechu) terhadap Staphylococcus
1. Perlu dilakukan penelitian pengaruh Aureus dan Escherichia Coli.
ekstrak daun ekor kucing (Acalypha Cermin Dunia Kedokteran 109 :
hispida Burm. F.) terhadap bakteri 21-24.
lain. Mpila, A Deby. 2012. Uji Aktivitas
2. Perlu dilakukan pengujian uji lanjut Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
terhadap kandungan kimia daun ekor Mayana (Coleusatro
kucing (Acalypha hispida Burm. F.) Purpureus Benth) terhadap
yang bersifat antibakteri. Escherichia Coli, Staphylococcus
Aureus dan Pseudomonas
DAFTAR PUSTAKA Aeruginosa Secara In-vitro
Adawiyah, D. R. 1998. Kajian [skripsi]. Farmasi Fakultas
Pengembangan Metode Ekstraksi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Komponen Antimikroba Buah Alam, UNSRAT, Manado.
Atung (Parinarium gaberium Naufalin, R. 2005. Kajian Sifat
Hassk.). Tesis. FATETA-IPB. Antimikroba Ekstrak Bunga
Bogor. Kecombrang (Nicolaia speciosa
Ajizah, Aulia. 2004. Sensivitas Salmonella Horan) Terhadap Berbagai
typhimurium terhadap Ekstrak Mikroba Patogen dan Perusak
Daun Psidium guajava L. Journal Pangan. Sekolah pasca Sarjana,
Bioscientiae. 1(1): 31-38. IPB. Bogor.
Davis, W.W and Stout, T.R. 1971. Disc Nuraini, D Annisa. 2007. Ekstraksi
Plate Methods of Microbiological komponen Ekstraksi Komponen
Antibiotic Assay. Microbiology. Antibakteri dan Antioksidan dari
22(4): 659-665 BijiTeratai(Nymphaea pubescens).
Kanazawa, A., ikeda T. dan Endo T.1995. [skripsi]. Jurusan Pertanian, IPB,
A novel approach to made of action Bogor.
of cationic biocides morphological Rima. 2009. Perbandingan Pengaruh
effect on antibacterial activity. Ekstrak Kasar Daun Ekor Kucing
New York. (Acalypha hispida Burm. F.) dan
Khopkar, SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Daun Anting-anting (Acalypha
Analitik. Saptorahardjo, indica linn.) Terhadap
penerjemah. Jakarta: UI Press. Pertumbuhan Bakteri
Terjemahan dari: Basic Concept of Staphylococcus aureus Secara In
Analytical Chemistry Vitro .[skripsi]. Jurusan Biologi,
Kochhar, S. P. dan Rossel, S. B. 1990. FMIPA, Universitas Negeri
Detection, Estimation, and Surakarta, Surakarta.
Evaluation of Antioxidant in Food Swamy and Jayaveera. 2007.
System. Food Antioxidant. Elsevier Antimicrobial Properties of
Sci Publ Ltd. London, New York Momordica cymbalaria Hook. F,
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia di Pharmacologyonline 3: 505-510.
Laboratorium. PT Raja Grafindo Yenny, H. E. 2005. Resistensi dari Bakteri
Persada, Jakarta. Enterik: Aspek Global Terhadap
Antimikroba, Universa Medicina,

201
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

Vol. 26. No. 1 Januari–Marer 2007;


26:46–56.

202

You might also like