Professional Documents
Culture Documents
(Acalypha Hispida Burm. F.) TERHADAP BAKTERI Secara In-Vitro
(Acalypha Hispida Burm. F.) TERHADAP BAKTERI Secara In-Vitro
ABSTRACT
Through the last view years, the incidence of infectious disease by microorganisms was
increase, one of which is bacterial pathogens. This research aims to investigate antibacterial
activity of hexane, etil asetat, and ethanol extract, and the most effective of ekor kucing
leaves of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Extraction was done by maceration
used hexane, etil asetat and ethanol as the solvents. The antibacterial activity test used Kirby
and Bauer agar difussion method. The results was showed that all the extracts have
antibacterial activity. Ethanol extract has the highest antibacterial activity compared to the
other extracts against Staphylococcus aureus (19.33 mm) and Escherichia coli (18.50mm).
The result of antibacterial activity test was analyzed with Oneway Anova, continue with
Turkey test. The result showed that ekor kucing leaves extract with concentration 10%, 20%,
40%, 80% has antibacterial activity against the test bacterial. The concentration 80% is the
most effective concentration with a high inhibition diameter of Staphylococcus aureus and
Escherichia coli.
Keywords : Acalypha hispida Burm. F., Antibacterial activity, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli.
ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan timbulnya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme salah satunya ialah bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak heksana, etil asetat, etanol dan ekstrak yang
paling efektif daun ekor kucing terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan
etanol. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar (Kirby dan Bauer).
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan semua ekstrak memiliki aktivitas antibakteri.
Ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak
yang lainnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus (19.33 mm), dan Escherichia coli
(18.50 mm). Hasil uji aktivitas antibakteri dianalisa dengan metode Oneway Anova,
dilanjutkan dengan Uji Turkey. Data Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun ekor kucing
pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% telah memberikan aktivitas antibakteri terhadap
bakteri uji. Konsentrasi 80% menunjukkan konsentrasi yang paling efektif untuk
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Hal ini terlihat dari
semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan..
Kata kunci : Acalypha hispida Burm. F., Aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli.
193
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
194
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
195
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
yang cukup untuk mengamati zona hambat menggunakan metode Oneway ANOVA
yang terjadi. Kertas cakram telah dengan program SPSS v 20.0 untuk
diresapkan ekstrak heksana (non polar), melihat perbedaan tiap perlakuan terhadap
etil asetat (semi polar) dan etanol (polar) peningkatan konsentrasi, apabila ada
pada konsentrasi 100%, kontrol positif dan perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji
kontrol negatif. Kemudian diinkubasi Turkey.
dalam inkubator pada suhu 37⁰C selama
1x24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Sampel
Pengujian Efektivitas Antibakteri Determinasi tanaman Acalypha
Pengujian efektivitas antibakteri hispida Burm. F dilakukan di
yang memiliki zona hambat paling besar Laboratorium Taksonomi Tumbuhan di
dilakukan dengan cara memberikan larutan FMIPA UNSRAT Program studi Biologi.
uji ekstrak daun ekor kucing. Ekstrak Hasil determinasi menunjukkan bahwa
dibuat dengan konsentrasi 10% b/v, 20% jenis tanaman yang diteliti ialah Acalypha
b/v, 40% b/v, 80% b/v serta kontrol positif hispida Burm. F. (lampiran 1).
dan kontrol negatif dengan prosedur Determinasi dilakukan dengan tujuan agar
sebagai berikut: Dipipet 0,1 mL suspensi tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
bakteri uji dimasukkan ke dalam cawan sampel yang akan digunakan pada uji
petri. Selanjutnya media nutrien agar (NA) aktivitas antibakteri.
dituang ke dalam cawan petri sebanyak 15
mL, lalu dihomogenkan dan didiamkan Ekstraksi
hingga media memadat. Setelah media Daun ekor kucing yang berwarna
padat diletakkan 6 kertas cakram hijau diambil dari pekarangan rumah
berukuran 6mm dan diatur sedemikian warga di daerah Ranomuut, Kecamatan
rupa sehingga terdapat daerah yang cukup Tikala kota Manado, sampel dikumpulkan
untik mengamati zona hambat yang sebanyak 1,2 kg kemudian dibersihkan
terjadi. Kertas cakram masing-masing dengan menggunakan air mengalir bersih
telah diresapkan larutan uji dengan kemudian dikeringkan dengan cara
konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80%, diangin-anginkan. Pengeringan dengan
kontrol positif dan kontrol negatif. cara diangin-anginkan bertujuan untuk
Kemudian diinkubasi dalam inkubator menurunkan aktivitas kadar air dalam
pada suhu 37⁰C selama 1x24 jam. bahan sehingga mikroorganisme penyebab
kerusakan bahan tidak dapat hidup dan
Pengamatan dapat disimpan dalam jangka waktu yang
Pengamatan dilakukan setelah lama. Simplisia yang telah kering
1x24 jam masa inkubasi. Daerah pada diserbukkan dengan menggunakan
sekitaran cakram menunjukkan kepekaan blender, dan diayak dengan menggunakan
bakteri terhadap antibiotik atau bahan ayakan mesh 65 hingga diperoleh serbuk
antibakteri yang digunakan sebagai bahan yang halus dan seragam. Pembuatan
uji yang dinyatakan dengan diameter zona serbuk bertujuan untuk memperluas
hambat. (Vandepitte et al, 2005). permukaan yang berinteraksi dengan
pelarut sehingga lebih banyak senyawa
Analisis Data yang dapat terekstrak.
Data diperoleh dari hasil Dalam penelitian ini ekstraksi
pengukuran diameter zona hambat yang dilakukan dengan metode maserasi.
sudah terbentuk di sekitar kertas cakram Tujuan dalam pemilihan metode maserasi
dari masing-masing larutan uji setelah karena cara pengerjaan dan peralatan yang
diinkubasi selama 1x24 jam. Data yang digunakan sederhana dan tidak merusak
terkumpul ditabulasi dan dianalisis senyawa yang tidak tahan panas. Pelarut
196
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
197
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
etanol (19.33 mm). Sedangkan uji aktivitas minyak atsiri dengan sel bakteri terhalang
antibakteri pada bakteri Escherichia coli, oleh adanya minyak dan lemak dalam
diameter zona hambat ekstrak heksana ekstrak heksana. Minyak dan lemak
sebesar (7.00 mm), ekstrak etil asetat lainnya menggangu proses difusi dan
(17.33 mm) dan etanol (18.50 mm). melindungi bakteri dari senyawa
Hasil pengukuran diameter zona antibakteri. Sedangkan hasil penelitian
hambat yang terbentuk pada bakteri Kanazawa et al.(1995), melaporkan bahwa
Staphylococcus aureus lebih besar ekstrak heksana (senyawa minyak atsiri
dibandingkan dengan bakteri Escherichia dan lipida lainnya) yang mempunyai
coli. Adanya perbedaan komponen dinding ukuran molekul besar tidak dapat masuk
sel kedua bakteri tersebut, dapat berpenetrasi ke dalam dinding sel bakteri.
mempengaruhi kerja ekstrak daun ekor Ukuran molekul besar tersebut akan
kucing sebagai antibakteri. Bakteri gram menjadi penghalang masuknya komponen
positif cenderung lebih sensitif terhadap minyak atsiri maupun senyawa fenolik ke
antibakteri. Hal ini disebabkan oleh dalam sel akibatnya sel tetap akan tumbuh.
struktur dinding sel Gram positif lebih Ekstrak yang memiliki tingkat
sederhana, sehingga memudahkan kepolaran yang lebih besar selannjutnya
senyawa antibakteri masuk ke dalam sel ialah ekstrak etil asetat. Ekstrak etil asetat
dan menemukan sasaran untuk bekerja. menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
Kontrol pembanding atau kontrol yang lebih besar dibandingkan ekstrak
posotif yang digunakan ialah antibiotik heksana. Etil asetat merupakan pelarut
Ciprofloxacin. Mekanisme kerjanya yang bersifat semi polar. Sifat etil asetat
dengan menghambat topoisemerase II (= yang semi polar menyebabkan ekstrak etil
DNA girase) dan topoisemerase VI pada asetat akan memiliki dua sifat kelarutan,
bakteri. Enzim topoisomerase II berfungsi yaitu hidrofilik dan lipofilik (Adawiyah,
menimbulkan relaksasi pada DNA yang 1998). Menurut Kanazawa et al.(1995),
mengalami positive supercoiling (pilihan suatu senyawa yang mempunyai polaritas
positif yang berlebihan) pada waktu optimum akan mempunyai aktivitas
transkripsi dalam proses replikasi DNA. antimikoba maksimum, karena untuk
Enzim topoisomerase VI berfungsi dalam interaksi suatu senyawa antibakteri dengan
pemisahan DNA baru yang terbentuk bakteri diperlukan keseimbangan
setelah proses replikasi DNA bakteri hidrofilik-lipofilik (HLB : hydrophilic
selesai (Mpila, 2012). Kontrol negtif yang lipophilic balance). Berdasarkan hasil
digunakan ialah CMC bertujuan sebagai penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dan
pembanding dan pelarut untuk pembuatan Tabel 2 diatas, bahwa ekstrak etanol daun
larutan uji. Hasil penelitian menunjukkan ekor kucing (Acalypha hispida Burm. F.)
bahwa kontrol negatif tidak memberikan memiliki aktivitas antibakteri yang paling
zona hambat. Hal tersebut membuktikan besar dibandingkan dengan ekstrak yang
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap lainnya, yaitu sebesar (19.33 mm) pada
aktivitas antibakteri, sehingga dapat bakteri Staphylococcus aureus dan (18.50
diketahui bahwa yang mempunyai mm) pada bakteri Escherichia coli.
aktivitas antibakteri ialah zat uji, bukan Etanol merupakan pelarut universal
dari pelarut yang dipakai. yang baik untuk ekstraksi semua golongan
Ekstrak heksana menunjukkan senyawa metabolit sekunder. Menurut
adanya aktivitas antibakteri yang paling Nuraini (2007), komponen yang banyak
kecil dibandingkan dengan ekstrak lain. terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan
Menurut Naufalin (2005), ekstrak heksana bersifat polar antara lain senyawa dari
bunga kecombrang mengandung minyak golongan fenolik. Mekanisme komponen
atsiri yang bersifat sebagai antimikroba, antibakteri fenolik umumnya akan
namun kontak senyawa antimikroba dan berinteraksi dengan protein yang ada pada
198
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
dinding sel atau sitoplasma melalui ikatan variasi konsentrasi ekstrak etanol, diameter
hidrogen dan interaksi hidrofobik. zona hambat pada bakteri Staphylococcus
Mekanisme lain kemungkinan ialah aureus, untuk konsentrasi ekstak 10%
dengan mengganggu aktivitas enzim (10.16 mm), 20% (11.33 mm), 40% (12.83
dalam sel. Untuk mengetahui efektivitas mm), dan 80% (18.16 mm) termasuk
ekstak etanol daun ekor kucing maka, dalam kategori yang kuat. Sedangkan
dilakukan pengujian lanjutan dengan diameter zona hambat pada bakteri
beberapa variasi konsentrasi pada bakteri Escherichia coli, untuk konsentrasi ekstak
uji. Hasil pengukuran diameter zona 10% (9.30 mm) termasuk dalam kategori
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing sedang, dan konsentrasi ekstrak 20%
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap (10.83 mm), 40% (12.16 mm), dan 80%
bakteri Staphylococcus aureus dan (17.50 mm) termasuk dalam kategori kuat.
Escherichia coli dapat dilihat pada Tabel 4 Dari hasil pengujian ekstrak etanol daun
dan Tabel 5. ekor kucing pada bakteri uji, baik bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri
Tabel 4.Hasil pengukuran diameter zona Escherichia coli menunjukkan bahwa
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing konsentrasi 80% memberikan efektivitas
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap penghambatan terbesar. Hal ini terlihat
bakteri Staphylococcus aureus. dari semakin besar diameter zona hambat
yang dihasilkan.
Senyawa yang diduga bersifat
sebagai antibakteri dalam ekstrak daun
ekor kucing ialah tanin, saponin, minyak
atsiri, flavonoid, dan acalyphin. Menurut
Tabel 5.Hasil pengukuran diameter zona Masduki (1996) tanin mempunyai daya
hambat ekstrak etanol daun ekor kucing antibakteri dengan cara mempresipitasi
(Acalypha hispida Burm. F.) terhadap protein, sehingga sintesis protein bakteri
bakteri Escherichia coli. akan terganggu karena diduga tanin
mempunyai efek yang sama dengan
senyawa fenolik. Senyawa saponin
merupakan metabolit sekunder yang
termasuk golongan glikosida, saponin
merupakan senyawa aktif permukaan yang
bersifat antibakteri dengan cara
Menurut Davis dan Stout (1991), menurunkan tegangan permukaan yang
ketentuan daya antibiotik-antibakteri yaitu dapat mengikat lipid sehingga senyawa
daerah hambatan 20mm atau lebih antibakteri dapat masuk melalui membran
termasuk kategori sangat kuat, daerah dan akan merusak membran sitoplasma
hambatan 10-20 mm kategori kuat, daerah dan membunuh sel (Asani, 1991).
hambatan 5-10 mm kategori sedang, dan Minyak atsiri dapat menghambat
daerah hambatan 5 mm atau lebih pertumbuhan atau mematikan bakteri
termasuk kategori lemah. Hasil yang dengan mengganggu proses terbentuknya
diperoleh pada uji aktivitas antibakteri membran atau dinding sel, sehingga
menunjukkan bahwa diameter zona membran atau dinding sel tidak terbentuk
hambat paling besar terdapat pada atau terbentuk tidak sempurna (Ajizah A,
pembanding atau kontrol positif, pada 2004). Menurut Masduki (1996) dan
bakteri Staphylococcus aureus (26.83 Winarno (1996) Senyawa flavonoid
mm), dan Escherichia coli (23.50 mm) bersifat antibakteri dengan mekanisme
termasuk dalam kategori yang sangat kuat. kerjanya ialah merusak membran sel tanpa
Sedangkan untuk perlakuan beberapa dapat diperbaiki lagi dan mendegradasikan
199
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
protein sel bakteri. Sedangkan senyawa konsentrasi 10% dan 20% ekstrak daun
teraktif dari daun ekor kucing ialah ekor kucing memiliki efek penghambatan
acalyphin. Acalyphin merupakan bahan yang sama terhadap bakteri
aktif yang dapat ditemukan pada tanaman Staphylococcus aureus. Konsentrasi 40%
Genus Acalypha. Acalyphin ialah sejenis berbeda nyata dengan konsentrasi 10%,
sianogenik glikosida dan hydrosianik asid. 20% dan 80%. Konsentrasi 80% berbeda
Acalyphin mempunyai rantai sianida nyata dengan konsentrasi 10%, 20% dan
(HCN) yang bersifat racun sehingga 40%. Hasil analisis menunjukkan variasi
diduga sianida masuk dalam struktur sel konsentrasi berpengaruh terhadap
Staphylococcus aureus dan meracuninya penghambatan pertumbuhan bakteri uji,
sehingga mengganggu proses metabolisme dimana peningkatan konsentrasi
dalam sel bahkan mematikan sel (Lenny, menunjukkan adanya perbedaan aktivitas
2006). penghambatan terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.
Analisis Data Hasil dari Uji Turkey terhadap
Hasil dari analisa Oneway diameter zona hambat yang dihasilkan
ANOVA diameter zona hambat zona pada bakteri Escherichia coli (lampiran 9)
bakteri Staphylococcus aureus dan menunjukkan bahwa konsentrasi 10%
Escherichia coli (lampiran 8-9), tidak berbeda nyata dengan konsentrasi
menunjukkan nilai signifikan 0.00 20%. Artinya konsentrasi 10% dan 20%
(sig<0.05) sehingga H0 ditolak H1 ekstrak etanol daun ekor kucing memiliki
diterima, ini menunjukkan bahwa terdapat efek penghambatan yang sama terhadap
perbedaan yang signifikan antar variasi bakteri Escherichia coli. Konsentrasi 20%
konsentrasi ekstrak etanol daun ekor sama dengan konsentrasi 10% dan 40%
kucing terhadap bakteri uji. Dengan kata tetapi berbeda nyata dengan konsentrasi
lain, pengaruh variasi konsentrasi terhadap 80%. Konsentrasi 80% berbeda nyata
diameter zona hambat yang dihasilkan dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40%.
pada kedua bakteri uji berbeda antara satu Hasil analisis menunjukkan variasi
dengan yang lainnya. konsentrasi berpengaruh terhadap
Hasil dari Uji Turkey terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji,
diameter zona hambat yang dihasilkan dimana peningkatan konsentrasi
pada bakteri Staphylococcus aureus dan menunjukkan adanya perbedaan aktivitas
Escherichia coli (lampiran 8-9) penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
menunjukkan bahwa kontrol positif Escherichia coli.
berbeda nyata dengan kontrol negatif dan
beberapa variasi konsentrasi ekstrak etanol KESIMPULAN DAN SARAN
daun ekor kucing. Artinya kontrol positif Kesimpulan
memiliki efek penghambatan yang berbeda Berdasarkan hasil penelitian yang
nyata dengan kontrol negatif dan beberapa telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
variasi konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa :
efek penghambatan terhadap bakteri uji 1. Ekstrak heksana, etil asetat dan
pada kontrol positif berbeda dengan etanol daun ekor kucing memiliki
kontrol negatif dan beberapa variasi aktivitas sebagai antibakteri, dimana
konsentrasi. ekstrak etanol memiliki aktivitas
Hasil dari Uji Turkey terhadap antibakteri yang paling besar
diameter zona hambat yang dihasilkan dibandingkan dengan ekstrak yang
pada bakteri Staphylococcus aureus lainnya, yaitu sebesar (19.33 mm)
(lampiran 8) menunjukkan bahwa pada bakteri Staphylococcus aureus
konsentrasi 10% tidak berbeda nyata dan (18.50 mm) pada bakteri
dengan konsentrasi 20%. Artinya Escherichia coli.
200
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
201
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
202