You are on page 1of 16

NASKAH PUBLIKASI

ANALISA TEORITIS KEBUTUHAN DAYA


MESIN BUBUT GEAR HEAD TURRET

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun:

WAHYUDI ISKANDAR
D 200 090 011

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ANALISA TEORITIS KEBUTUHAN DAYA
MESIN BUBUT GEAR HEAD TURRET
Wahyudi Iskandar, Supriyono
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. YaniTromol Pos I Pabelan, Kartasura
email : iskandarwahyudi2@gmail.com

ABSTRACT

In the process of turning require power, in which the power obtained


from electrical energy. The electrical energy is then converted into
mechanical energy via an electric motor. How much power the electric
motor is determined by several factors, among others: cutting speed, depth
of cut, motion eating, cutting time and cutting tool material.
In modern lathe used system is to make the gear head gear as the
transmission power is driven by an electric motor. So that there is a
relationship between the electric motor power on a lathe with head gear
system to the cutting depth on a lathing process.
The process of turning the workpiece AISI 1020 BHN 175, carbide
tool with cutting tool angle of 300, cutting speeds of 300 fpm, motion eat
0.025 ipr, with variations in the depth of cut of 0.1 mm, 0,2mm, 0.3 mm, 0.4
mm, 0.5 mm, 0.6 mm and 0.7 mm obtained will power the electric motors
that vary according to the depth of cuts.
The results of a theoretical analysis of the power requirements of
gear head lathe turret with a variation of the cutting depth can be concluded
that the theory obtained vary linearly extending line y = 2,6423x. So the
deeper the cuts, the greater the power needed to cut on a lathe turret head
gear.

Keywords: power electric motors, gear head turret, cutting depth


ANALISA TEORITIS KEBUTUHAN DAYA
MESIN BUBUT GEAR HEAD TURRET
Wahyudi Iskandar, Supriyono
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. YaniTromol Pos I Pabelan, Kartasura
email : iskandarwahyudi2@gmail.com

ABSTRAKSI

Dalam proses pembubutan memerlukan daya, di mana daya


diperoleh dari energi listrik. Energi listrik ini kemudian dirubah menjadi
energi mekanik melalui motor listrik. Seberapa besar daya motor listrik
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:kecepatan potong, kedalaman
potong, gerak makan, waktu pemotongan, dan material pahat.
Pada mesin bubut modern digunakan sistem gear head yaitu dengan
menjadikan roda gigi sebagai transmisi daya yang di gerakkan oleh motor
listrik. Sehingga terdapat hubungan antara daya motor listrik pada mesin
bubut dengan sistem gear head terhadap kedalaman pemotongan pada
suatu proses pembubutan.
Proses pembubutan pada benda kerja AISI 1020 BHN 175, pahat
karbida dengan sudut pahat 300, kecepatan pemotongan 300 fpm, gerak
makan 0,025 ipr, dengan variasi kedalaman potong 0,1 mm, 0,2mm, 0,3
mm, 0,4 mm, 0,5 mm, 0,6 mm, dan 0,7 mm maka akan didapatkan daya
motor listrik yang bervariasi sesuai kedalaman pemotongan.
Hasil analisa teoritis kebutuhan daya mesin bubut gear head turret
dengan variasi kedalaman pemotongan tersebut dapat disimpulkan bahwa
teori yang diperoleh berubah secara linier memanjang garis y = 2,6423x.
Jadi semakin dalam pemotongan semakin besar pula daya yang dibutuhkan
untuk memotong pada mesin bubut gear head turret.

Kata kunci : daya motor listrik, gear head turret, kedalaman


pemotongan
PENDAHULUAN melakukannya, ada beberapa faktor
Latar Belakang Masalah yang mempengaruhi daya yang
dibutuhkan dalam pembubutan, antara
Peranan kelompok industri
lain : kecepatan potong, kedalaman
mesin dan logam dalam proses
potong, pemakanan, material benda
industrialisasi cukup menentukan,
kerja, dan lain-lain. Dari beberapa
sebab sebagian besar produk yang
faktor yang mempengaruhi daya suatu
dihasilkan oleh kelompok industri ini
mesin bubut, maka bagaimana kita
merupakan bahan baku untuk industri
mengetahui besarnya daya pada mesin
lainnya. Dalam hal ini mesin bubut
bubut gear head turret saat
mempunyai peranan penting karena
pembubutan berlangsung.
sebagian besar proses produksi
Gear head atau yang sering
menggunakan mesin buubut. Seperti
disebut mesin modern yaitu mesin
dalam proses pembuatan komponen-
dengan sistem penyesuaian kecepatan
komponen otomotif sepereti: mur, baut,
pemakanan menggunakan roda gigi
roda gigi dan lain lain.
seperti transmisi mobil. Headstock
Mesin bubut adalah suatu mesin
berisi jantung bubut dan termasuk
yang umumnya terbuat dari logam,
motor dan roda gigi untuk pembubutan
gunanya untuk membentuk benda kerja
ulir. Selain gear head, mesin bubut ada
dengan gerakan utamanya berputar,
beberapa jenis yang lainnya yaitu direct
benda kerja diikat dengan suatu alat
spindle drive, one belt drive,dan juga
pemegang yang disebut chuck. Chuck
two belt drive.
ditempatkan pada ujung poros utama
mesin bubut dengan sumbu pasak atau Perumusan Masalah
ulir. Sehingga benda kerja berputar Berdasar latar belakang di
pada chuuk bila mesin bubut atas, maka perumusan masalah dalam
dijalankan. Pahat dipasang pada penulisan ini adalah mengetahui daya
pengikat pahat/tool post. Tool post suatu mesin bubut gear head turret
dapat bergerak sejajar, pahat dalam proses pembubutan kedalaman
dipasangkan diatas asutan melintang potong.
dan asutan membujur, oleh karenanya
Tujuan Penulisan
pahat bisa bergerak melintang dan
membujur. Dalam proses pembubutan Tujuan dari penulisan ini adalah
membutuhkan daya untuk menganalisa kebutuhan daya mesin
bubut gear head turret terhadap LANDASAN TEORI
kedalaman pemotongan Klasifikasi Pemesinan

Batasan Masalah Salah satu proses pembentukan


material adalah proses pemesinan.
Mengingat terlalu luasnya
Beberapa proses pemesinan adalah:
permasalahan yang berkaitan dengan
penulisan ini, maka penulis membatasi a. Turning

masalah agar permasalahannya lebih b. Milling

terfokus. Adapun batasan-batasan c. Grinding

masalah tersebut adalah : d. Broaching

1. Bahan benda kerja e. Boring

Bahan benda kerja adalah AISI f. Drilling

1020 Steel, dengan kekerasan


BHN 175.
2. Bahan pahat
Bahan pahat menggunakan
jenis pahat karbida dengan
sudut pahat 30o.
3. Kecepatan pemotongan ( v )
Kecepatan pemotongan Mesin Bubut (Turning)

berbanding lurus dengan Mesin bubut merupakan mesin


putaran benda kerja, dan perkakas untuk proses pemotongan
putaran yang dipakai adalah logam (metal-cutting process). Operasi
300 fpm. dasar dari mesin bubut yaitu melibatkan
4. Kedalaman pemotongan (a ) benda kerja yang berputar dan cutting
Kedalaman pemotongan yang tool-nya bergerak linier. Khususnya
penulis pergunakan dalam operasi mesin bubut adalah digunakan
analisa ini adalah 0,1 mm, 0,2 untuk memproses benda kerja dengan
mm, 0,3 mm, 0,4 mm, 0,5 mm, hasil atau bentuk penampang lingkaran
0,6 mm, 0,7 mm atau benda kerja berbentuk silinder
5. Gerak makan ( f )
Bagian utama mesin bubut
Gerak makan yang dipakai
penulis dalam analisa ini adalah 1. Spindle : bagian yang berputar
seragam yaitu 0,025 ipr (terpasang pada headstock) untuk
memutar chuck (pencekam benda - Waktu pemotongan (cutting time) :
kerja). tc (min)
2. Headstock : bagian dimana
Kecepatan Potong ( Cutting Speed)
transmisi penggerak berada.
Chuck (pencekam benda kerja) Kecepatan potong di tentukan dengan

dihubungkan dengan spindel poros rumus:

transmisi pada bagian headstock 𝜋 .𝑑 .𝑛


V=
ini. 1000
3. Tailstock : bagian yang berfungsi
Dimana :
untuk mengatur center atau pusat
atau titik tengah yang dapat diatur V : adalah kecepatan potong (m/min)r

untuk proses parallel maupun π : adalah konstanta,seharga 3,14


taper.
d : diameter rata-rata ( d0 + dm )
4. Tool post : bagian dimana cutting
tool (pahat) dicekam kuat bersama n : kecepatan putar poros utama
tengan toolholder nya. Tool post ini
Gerak Makan (feed rate)
terpasang pada carriage.
5. Carriage : bagian ini berfungsi Gerak makan di tentukan dengan

menghantarkan cutting tool (yang rumus:

terpasang pada tool post) bergerak v=f.n


sepanjang meja bubut saat operasi
Dimana :
pembubutan berlangsung.
6. Bed : meja dimana headstock, v : kecepatan gerak pemakanan
tailstock, dan bagian lainnya (m/mim)
terpasang kuat dimeja ini.
f : gerak makan (mm/rev)
Elemen Dasar Pemotongan Proses
Bubut n : putaran benda kerja (rad/min)

- Kecepatan potong (cutting speed) : Kedalaman Pemakanan (Depth of


v (m/min) cut)
- Gerak makan (feed rate) : f
𝑑𝑜 −𝑑𝑚
a=
(mm/rev) 2

- Kedalaman pemakanan (depth of Dimana:


cut) : a (mm)
a : kedalaman pemakanan (mm)
d0 : diameter awal (mm) High speed steel (HSS) adalah
perkakas yang tahan terhadap
dm : diameter akhir (mm)
kecepatan kerja yang tinggi dan
Waktu Pemotongan (cutting time) temperatur yang tinggi juga dengan

Waktu pemotongan di tentukan dengan sifat tahan softening, tahan abrasi, dan

rumus: tahan breaking. HSS merupakan


peralatan yang berasal dari baja
𝜆𝑡
𝑡𝑐 = dengan unsur karbon yang tinggi.
𝑣𝑓
Pahat HSS ini digunakan untuk
Dimana: mengasah atau memotong benda

𝑡𝑐 : waktu pemotongan, (min) kerja. Beberapa unsur yang


membentuk HSS antara lain
λt : panjang pemesinan, (min)
Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr),
vf : kecepatan pemakanan, (mm/min) Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan
Cobalt (Co). Kekerasan permukaan
HSS dapat ditingkatkan dengan
Material Pahat melakukan pelapisan. Material pelapis
Secara berurutan material pahat yang digunakan antara lain : tungsten
akan di bahas mulai dari yang paling karbida, titanium karbida, dan titanium
lemah tetapi ulet sampai paling keras nitride, dengan ketebalan pelapisan
tapi getar, yaitu : 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu
mempertahankan kekerasan pada
1. Pahat high speed steel (hss)
suhu moderat dan digunakan secara
2. Pahat karbida
luas untuk mata bor, pahat bubut,
3. Pahat baja
dan tap. Selain itu harganya juga relatif
4. Pahat paduan cor nonferro
murah.
5. Pahat keramik
6. Pahat cubic boron nitride Pahat Karbida
(CBN)
Pahat ini dibuat dari campuran antara
7. Pahat Intan karbida dan kobalt. Karbida
mendapatkan kekerasan mereka dari
biji-bijian tungsten dan ketangguhan
Pahat High Speed Steel (HSS)
mereka dari ikatan ketat yang
dihasilkan oleh aksi penyemenan dari
logam tersebut. Kekerasannya sekitar Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah
90 HRC. Ketahanan aus dan diantara HSS dan Karbida (Cemented
ketangguhan (resistensi shock) dari Carbide) dan digunakan dalam hal
karbida dapat diubah dengan khusus diantara pilihan dimana karbida
memvariasikan jumlah kekerasan terlalu rapuh dan HSS mempunyai hot
kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul hardness dan wear resistance yang
dibandingkan dengan pahat HSS, terlalu rendah. Jenis material ini
karena pahat ini memiliki ketangguhan dibentuk secara tuang menjadi bentuk-
dan ketahanan terhadap abrasi serta bentuk yang tidak terlampau sulit
keausan. Selain itu, resistensi terhadap misalnya tool bit (sisipan) yang
deformasi termal/perubahan bentuk kemudian diasah menurut geometri
karena panas, juga cukup baik. Oleh yang dibutuhkan.Paduan nonferro
karena itu, harga pahat jenis ini juga terdiri dari 4 macam eleman utama
relatif mahal. adalah sebagai berikut :1. Cobalt :
sebagai pelarut bagi elemen elemen
Pahat Baja
lain. 2. Krom(Cr) : (10% s.d 35% berat)
Karbon Baja dengan kandungan
yang membentuk karbida. 3.Wolfram
karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4%
(W) : (10% s.d 25% berat) sebagai
C) tanpa unsur lain dengan prosentasi
pembentuk karbida 4.Karbon : 3% C
unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr)
menghasilkan jenis yang keras dan
mampu mempunyai kekerasan
tahan aus.
permukaan yang cukup tinggi. Baja
karbon ini bisa digunakan untuk Pahat Keramik

kecepatan potong rendah (sekitar VC – Keramik adalah material paduan

10 m/min) karena sifat martensit yang metalik dan non metalik. Proses

melunak pada temperatur sekitar pembuatannya melalui powder

250°C. Pahat jenis ini hanya dapat processing. Keramik secara luas

digunakan untuk memotong logam mencakup karbida, nitrida, borida,

yang lunak ataupun kayu. Karena oksida, silikon, dan karbon. Keramik

harganya yang relatif murah maka mempunyai sifat yang relatif

sering digunakan untuk tap (untuk rapuh.Beberapa contoh jenis keramik

membuat ulir). sebagai perkakas potong adalah :

Pahat paduan cor nonferro 1. Keramik oksida atau oksida


aluminium (Al2O3) murni atau ditambah
30% titanium (TiC) untuk menaikkan sangat mahal sehingga pemakaiannya
kekuatannonadhesif. Disertai dengan sangat terbatas.
penambahan serat halus (whisker) dari
Pahat Intan
SiC dimaksudkan untuk mengurangi
Merupakan pahat potong yang sangat
kegetasan disertai dengan
keras yang merupakan hasil
penambahan zirkonia (ZrO2) untuk
proses sintering serbuk intan tiruan
menaikan jumlah retak mikro yang
dengan pengikat Co (5%-10%). Hot
tidak terorientasi guna menghamabat
hardness sangat tinggi dan tahan
pertumbuhan retak yang cukup besar
terhadap deformasi plastis. Sifat ini
dan memiliki sifat yang sangat keras
ditentukan oleh besar butir intan serta
dan tahan panas.
prosentase dan komposisi material
2. Nitrida silicon (Si3N4) disebut pengikat. Karena intan pada
kombinasi Si-Al-O-N. temperatur tinggi akan berubah

Pahat Cubic Boron Nitride menjadi grafit dan mudah terdifusi

CBN termasuk jenis keramik. dengan atom besi, maka pahat intan

Dibuat dengan penekanan panas (HIP, tidak dapat di gunakan untuk

60kbar, 1500°C) sehingga bentuk grafit memotong bahan yang mengadung

putih nitrida boron dengan strukrur besi (ferros). Cocok untuk “ultra high

atom heksagonal berubah menjadi precision & mirror finish cutting” bagi

struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat benda kerja nonferro.

di buat dengan menyinter serbuk nitrida Daya Pada Mesin Bubut


boron tanpa atau dengan material
Untuk mengukur daya mesin
pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN
bubut digunakan rumus sebagai
memiliki kekerasan yang sangat tinggi
berikut:
dibandingkan pahat sebelumnya.
Pahat ini bisa digunakan untuk uhp x c x cu
hpm =
efisiensi
permesinan berbagai jenis baja pada
keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, dimana:
atau karbida. CBN memiliki afinitas
hpm : horse power motor/ tenaga
yang sangat kecil terhadap baja dan
tahan terhadap perubahan reaksi kimia uhp : unit horse power
sampai dengan kecepatan potong yang c : Faktor koreksi pemakanan
sangat tinggi. Saat ini, pahat CBN
cu : material yang terbuang

efisiensi : harga efisiensi mesin sesuai


tipe nya

Untuk mengetahui nilai Uhp dari


berbagai material dapat dilihat di tabel (Tool Design; Cyrll Donaldson, 1983)
berikut:

Untuk mencari cu/material yang


terbuang digunakan persamaan
sebagai berikut :

cu = f x a x v x 12

Dimana:

f : Pemakanan ,

(Tool Design; Cyrll Donaldson, 1983) a : Kedalaman potong


Sudut pahat memiliki pengaruh
v : Kecepatan potong
terhadap faktor koreksi pemanakan.
Sudut pahat mulai dari 300,450,600 dan
12 : Konstanta
sudut tidak tentu. Faktor koreksi
pemakanan dikurangi berapa persen
dapat dilihat di bawah ini: Mesin bubut ada beberapa jenis
transmisi yang di gunakan. Berikut ini
jenis transmisi mesin bubut dan
efisiensi mesin:

(Tool Design; Cyrll Donaldson, 1983)

Berikut grafik hubungan antara faktor

koreksi pemakanan:
(Tool Design; Cyrll Donaldson, 1983)
PERHITUNGAN DAYA 0,0250-0,0025=0,0225 inchi dibulatkan
menjadi 0,022 inchi, sehingga
Machine Geared-head turret lathe
didapatkan nilai faktor koreksi sebesar
Bahan/material AISI 1020 steel, BHN 0,9)
(Brinel hardnes number) 175
f = 0,025 ( sudah di tentukan)
Cutting speed (kecepatan potong) 300
v = 300 (sudah di tentukan)
fpm
Efisiensi = 70 % (efisiensi dari mesin
Feed (gerak makan) 0,025 ipr
tergantung pada tipe nya, tipe bearing,
Depth of cut (kedalaman potong) tipe belt, dan tipe gear head. Efisiensi

0,1 mm : 0,0039 inc dari mesin bubut tipe gear head adalah
70 %)
0,2 mm : 0,0079 inc
Sehingga dapat dihitung material yang
0,3 mm : 0,0118 inc
terbuang sebagai berikut:
0,4 mm : 0,0157 inc
Cu = f x a x v x 12
0,5 mm : 0,0197 inc
= 0,025 x 0,0039 x 300 x 12
0,6 mm : 0,0236 inc
= 0,3543 in/min
0,7 mm : 0,0276 inc
Maka daya yang dibutuhkan adalah
Cutting tool (alat potong/pahat) =
uhp x c x cu
karbida dengan sudut 300. Hpm =
efisiensi

Analisa daya yang dibutuhkan untuk 0,58 x 0,9 x 0,3543


=
memotong 0,1 mm = 0,0039 inc.(a) 70%

UHP = 0,58 ( nilai UHP untuk bahan = 0,2642 hp


besi AISI 1020 dengan kekerasan 175
Jadi untuk kedalaman pemotongan 0,1
BHN berdasarkan tabel 2.1 memiliki
mm dibutuhkan daya 0,2642 Hp
nilai rata rata UHP sebesar 0,58)
Tabel hubungan kedalaman potong
C = 0,9 (nilai faktor koreksi pada
dan daya yang di butuhkan:
pemakan 0,025 ipr untuk sudut pahat
300 berdasarkan tabel 2.2 maka nilai
pemakanannya di kurangi 10%. Jadi
a mm hpm KESIMPULAN

0,1 0,2642 Dari hasil analisa teoritis kebutuhan


daya mesin bubut gear head turret,
0,2 0,5285
penulis dapat menyimpulkan bahwa
0,3 0,7927 teori yang diperoleh berubah secara

0,4 1,0569 linear memanjang garis y = 2,6423x

Jadi semakin dalam pemotongan,


0,5 1,3211
semakin besar pula tenaga yang
0,6 1,5854 dibutuhkan untuk memotong pada
0,7 1,8496 mesin bubut gear head turret.

Grafik hubungan kedalaman potong


dan daya yang di butuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Donaldson Cyrll, 1983, Tool Design, Tata McGraw-Hill Publishing Company


Limited, New York.

Marsyahyo, Eko, 2003, Mesin Perkakas Pemotongan Logam, Toga Mas,


Malang.

Syamsudin. R, 1997, Teknik Bubut, Puspa Swara, Jakarta.

Vliet, van G.L.J.,Both ,W.,1983,Teknologi Untuk Bangunan Mesin Bahan –


Bahan 1, Erlangga, Jakarta.

Toha, kamil. 2014. Jenis Pahat Mesin Bubut.


http://kamiltoh4.blogspot.co.id/. 19 Januari 2016

You might also like