You are on page 1of 16

PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR

EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)1)

Imro Atul Mufidah


Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : mufidahh223@yahoo.com

Fatin Fadhilah Hasib


Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : fatin.fadhilah@gmail.com

ABSTRACT:
The purpose of this study is to find out the influence of financing primary sector, secondary
sector, and tertiary sector toward Non Performing Financing (NPF) of Islamic Banking In
Indonesia. Quantitative approach applied in this study as a research method. Furthermore, a
technique of data analysis used is multiple linier regression to analyse the impact of
independent variable toward dependent variable. The independent variable are financing
primary sector, secondary sector, and tertiary sector. Meanwhile, NPF is the dependent variable.
The result of the study shows that financing partially in primary sector influenced NPF significantly.
Whereas, partially secondary sector and tertiary sector did not influence significantly to NPF. The
result of simultance test indicated that the growth of financing primary sector, secondary sector,
and tertiary sector influenced significantly to NPF of islamic banking.
Keywords: Islamic Banking, NPF, Financing Economic Sector, Financing Primary Sector, Financing
Secondary Sector, Financing Tertiary Sector.

I. PENDAHULUAN

Bank dalam menjalankan 


ϱ ά˶ϟ˶ϭ
˴ ϝ˶ Ϯγ˵ ήϠ
͉ ϟ˶ϭ
˴Ϫ˶͉Ϡ
Ϡ ϯԻή˴˵Ϙϟِ ԼϞ˶ ϫِ ˴΃
˶˴ϓ Ϧ˶ِ ϣϪ ˴ ϰԻ˴Ϡ
ٕ ˶ϟ˶Ϯγ˵ έ ϋ˴ ˵๡Լ ͉ ˯˴Ը Ύ˴ϓ˴΃
Ը Ύ
ϣ ͉
ۡ َ ۢ َ ُ َ
َ‫ﺴﺒِﯿ ِﻞ ﻛ َۡﻲ ﻻ ﯾَﻜﻮنَ دُوﻟﺔ ﺑَﯿﻦ‬ ۡ
‫ِﯿﻦ َوٱﺑ ِﻦ ٱﻟ ﱠ‬ ٰ ۡ ٰ ۡ ُ ۡ
َ ‫ٱﻟﻘ ۡﺮﺑَ ٰﻰ َوٱﻟﯿَﺘ َ َﻤ ٰﻰ َوٱﻟ َﻤ‬
aktivitasnya berfungsi sebagai lembaga ِ ‫ﺴﻜ‬
ْ‫ﻋ ۡﻨﮫُ ﻓَﭑﻧﺘ َ ُﮭﻮ ۚا‬
َ ‫ﺳﻮ ُل ﻓَ ُﺨﺬُوهُ َو َﻣﺎ ﻧَ َﮭﯨٰ ُﻜ ۡﻢ‬ ‫ۡٱﻷ َ ۡﻏﻨِﯿَﺎٓءِ ﻣِ ﻨ ُﻜ ۡۚﻢ َو َﻣﺎ ٓ َءاﺗ َﯨٰ ُﻜ ُﻢ ﱠ‬
ُ ‫ٱﻟﺮ‬
intermediasi (financial intermediary), yaitu
٧ Ώ
˶Ύ ˴Ϙό˶ϟِ Լ
˵Ϊϳ˶Ϊη˴  ͉ 
˴๡Լ ϥ͉ ·˶ ‫ ͉م‬
˴๡Լ ˸΍Ϯ˵Ϙ͉ΗԼϭ˴
lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
perantara pihak yang kelebihan dana Apa saja harta rampasan (fa’il) yang
diberikan Allah kepada rasul-Nya yang
dengan pihak yang kekurangan dana. berasal dari penduduk kota-kota maka
Harta memiliki fungsi ekonomis yang harus adalah untuk Allah, rasul, kerabat rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin
senantiasa diberdayakan agar aktifitas dan orang-orang yang dalam
ekonomi berjalan sehat. Maka harta harus perjalanan, supaya harta itu jangan
hanya beredar diantara kamu. Apa
berputar dan bergerak di kalangan yang diberikan rasul kepadamu maka
masyarakat, baik dalam bentuk konsumsi terimalah dia. Dan apa yang dilarang
bagimu maka tinggalkanlah,
atau investasi (Dendawijaya, 2005:15). bertaqwalah kepada Allah.
Sebagaimana dijelaskan secara tersirat Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya (Departemen Agama,
pada Al-Qur’an Surat Al-Hasyr Ayat 7: 2010:1118).

1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Imro Atul Mufidah. NIM 041114133, yang diuji pada 10
Februari 2016

402
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

Maksud ayat diatas menjelaskan dimana risiko investasinya ditanggung oleh


agar harta itu tidak hanya berputar pada para pemilik dana secara bersamaan. Pada
lingkungan tertentu saja dari orang-orang bank konvensional, pembiayaan
kaya (kelebihan dana), tetapi tersebar menggunakan sistem bunga atau riba.
pada berbagai pihak sehingga Penyaluran pembiayaan bank
manfaatnya juga dirasakan oleh banyak syariah kepada masyarakat harus benar-
pihak, dan harta (dana) dapat didistribusi benar selektif dalam menjalankan prinsip
secara merata. kehati-hatian. Hal ini dimaksudkan agar
Fungsi bank sebagai lembaga bank syariah dapat meminimalisir risiko yang
intermediary, juga menjadikan bank syariah akan dihadapi, misalnya pembiayaan
ikut berperan aktif dalam mengembangkan bermasalah. Pembiayaan bermasalah atau
dunia usaha, serta membantu memenuhi yang dikenal dengan kredit macet terjadi
kebutuhan modal bagi usaha kecil, apabila bank tidak bisa memperoleh
menengah, dan besar ataupun juga kembali cicilan pokok dan atau bunga dari
koperasi melalui produk pembiayaannya. pembiayaan yang diberikan (Muhammad,
Pembiayaan perbankan syariah harus 2002:310).
tersedia untuk meningkatkan kesempatan Pembiayaan bermasalah dalam
kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dunia perbankan syariah dikenal dengan
dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan yang Non Performing Financing (NPF). NPF
disalurkan harus dapat dinikmati oleh para merupakan rasio perbandingan antara
pengusaha yang bergerak di berbagai jumlah pembiayaan yang dinilai
bidang untuk menunjang kesempatan bermasalah dengan jumlah pembiayaan
kerja, menunjang produksi dan distribusi yang telah disalurkan bank syariah. Semakin
barang dan jasa dalam rangka untuk tinggi NPF, maka semakin tidak sehat bank
memenuhi kebutuhan masyarakat yang tersebut.
didasari oleh prinsip tolong menolong Pembiayaan sektor ekonomi juga
dalam kebaikan. tidak lepas dari terjadinya risiko. Pada Tabel
Pembiayaan pada bank syariah 1 memperlihatkan bahwa pembiayaan non
memiliki perbedaan prinsip dengan lancar pada pembiayaan sektor ekonomi
pembiayaan pada bank konvensional. meningkat seiring dengan meningkatnya
Pembiayaan pada bank syariah, dana pembiayaan pada sektor ekonomi. Selain
masyarakat yang digunakan tidak bersifat itu, dapat disimpulkan bahwa
sebagai utang bank, tetapi dana titipan meningkatnya pembiayaan berpengaruh
dan bank bertindak sebagai manajer positif terhadap pembiayaan non lancar

403
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

yang berimbas pada tingkat NPF pertumbuhan pembiayaan yang


perbankan syariah. Hal ini diperkuat pada berpengaruh terhadap NPF hanya sektor
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh ekonomi primer dan tersier, sedangkan pada
Mohammad Nasih (2013) yang sektor ekonomi sekunder tidak. Sedangkan
menyimpulkan bahwa naiknya tingkat penelitian lainnya yang dilakukan oleh
pembiayaan berpengaruh terhadap Taufiqurrahman (2008), menghasilkan
pertumbuhan NPF. kesimpulan seluruh sektor ekonomi secara
Tabel 1. simultan berpengaruh secara signifikan
Pembiayaan Non Lancar Bank Umum
terhadap NPF. Secara parsial, hanya sektor
Syariah Berdasarkan Pembiayaan Sektor
Ekonomi Tahun 2010 – Maret 2015 sekunder yang berpengaruh terhadap NPF.
(dalam satuan milyar)
Kedua penelitian tersebut memiliki
Sektor Ekonomi 2013 2014 2015 hasil penelitian yang berbeda, terutama
(Maret)
pada pengaruh secara parsial antara
1. Pertanian, 166 404 471
Kehutanan variabel independen dalam memengaruhi
& Sarana Pertanian
variabel dependen, sehingga perlu
2. Pertambangan 21 439 496
3. Perindustrian 256 524 630 dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
4. Listrik, Gas dan Air 10 395 395 membuktikan pengaruh secara parsial dan
5. Konstruksi 405 854 878
6. Perdagangan, 604 1.536 1.592 simultan pembiayaan sektor ekonomi
Restoran dan Hotel terhadap NPF pada bank umum syariah
7. Pengangkutan, 314 837 1.102
Pergudangan & periode Januari 2012 sampai Maret 2015.
Komunikasi Berdasarkan uraian yang telah
8. Jasa Dunia Usaha 1.286 1.899 2.010
dijelaskan, maka peneliti dapat
9. Jasa Sosial / 205 585 718
Masyarakat merumuskan masalah penelitian sebagai
10. Lain-lain 1.559 1.159 1.358
berikut:
Total 4.828 8.632 9.650
Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 1. Apakah pembiayaan pada ketiga
(SPS), Maret 2015
sektor ekonomi (sektor ekonomi
Pembiayaan sektor ekonomi yang primer, sektor ekonomi sekunder,
terus meningkat setiap tahunnya memberi dan sektor ekonomi tersier) secara
pengaruh terhadap pertumbuhan NPF, dan simultan berpengaruh terhadap
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan M. tingkat pembiayaan bermasalah
Hasan Basori (2009) bahwa pertumbuhan (NPF) pada Bank Umum Syariah di
seluruh pembiayaan sektor ekonomi secara Indonesia periode 2012-2015?
simultan berpengaruh terhadap 2. Apakah pembiayaan pada ketiga
pertumbuhan NPF. Secara parsial, sektor ekonomi (sektor ekonomi

404
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

primer, sektor ekonomi sekunder, memanfaatkan kelebihan likuiditas,


dan sektor ekonomi tersier) secara sehingga kurang cermat dalam
parsial berpengaruh terhadap mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko
tingkat pembiayaan bermasalah usaha yang dibiayai.
(NPF) pada Bank Umum Syariah di Risiko kredit macet dalam dunia
Indonesia periode 2012–2015? perbankan dikenal dengan non performing
Adapun tujuan penelitian ini adalah loans (NPL) atau pada bank syariah lebih
Untuk mengetahui pembiayaan pada tiga dikenal dengan non performing financing
sektor ekonomi secara simultan dan parsial (NPF). Besar angka NPL maupun NPF
berpengaruh terhadap tingkat pembiayaan dihitung dari perbandingan antara kredit
bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di macet atau bermasalah dengan total
Indonesia periode 2012–2015. pemberian kredit perbankan (Anshori,
II. LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN 2007:4).
HIPOTESIS Risiko kredit macet dapat dijumpai pada
Aktifitas bisnis pada perbankan akan semua jenis pembiayaan yang disalurkan
selalu berhadapan dengan risiko. Jenis bank syariah, termasuk pula pada
resiko yang berhubungan dengan bisnis pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi,
perbankan diantaranya adalah risiko ditunjukkan pada grafik 2.1 sebagai berikut.
likuiditas (liquidity risk), risiko tingkat bunga
(interest rate risk), risiko nilai tukar valuta 10
0
asing (foreign exchange rate risk), risiko
2010 2011 2012 2013 2014
operasional (operational risk), dan risiko
kredit (credit risk) (Muhammad, 2002:309).
Risiko kredit juga merupakan risiko pembiayaannon lancar sektor…
besar yang dihadapi perbankan, termasuk
Sumber: OJK, Statistik Perbankan
pula perbankan syariah. Menurut
Indonesia (SPI), Maret 2015
Muhammad (2002:310), risiko kredit muncul Gambar 1.
Pertumbuhan Pembiayaan Non Lancar
apabila bank tidak memperoleh cicilan
Sektor Ekonomi dan NPF
pokok dan atau bunga dari pinjaman yang Periode 2010 – Maret 2015
diberikannya atau investasi yang sedang
Kredit macet atau pembiayaan non
dilakukannya. Penyebab utama terjadinya
lancar pada sektor ekonomi disetiap
risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank
tahunnya terus meningkat, dan puncak
memberikan pinjaman atau melakukan
tertinggi periode Januari 2010 sampai Maret
investasi karena terlalu dituntut untuk
2014 terjadi pada Maret 2015 sebesar 9.654

405
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

milyar rupiah. Besar pembiayaan non lancar 2. Variabel terikat (variabel dependen)
juga turut mempengaruhi semakin yaitu: Non Performing Financing
meningkatnya total NPF, walaupun tinggi pada Bank Umum Syariah (Y)
nilai NPF sampai pada Maret masih DEFINISI OPERASIONAL
dibawah 5%, yaitu sebesar 4,81%. 1. Non Performing Financing (NPF)
III. METODE PENELITIAN Pembiayaan bermasalah atau Non
Pendekatan penelitian yang Performing Financing (NPF) menunjukkan
digunakan dalam penelitian ini merupakan kemampuan manajemen bank dalam
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menitik mengelola pembiayaan bermasalah yang
beratkan pada pendekatan secara empiris diberikan bank. Variabel NPF merupakan
dengan menggunakan statistik inferensial variabel dependen dalam penelitian ini.
parametik. Statistik inferensial parametik Data NPF bersumber dari Statistik Perbankan
artinya setelah data dikumpulkan, maka Syariah (Rasio Keuangan pada Bank Umum
dilakukan berbagai metode statistik untuk Syariah) periode Januari 2010-Maret 2015
menganalisa data dan kemudian yang berjumlah 39 data. NPF diperoleh
menginterpretasikan hasil analisa tersebut dengan cara membandingkan antara
dengan memakai skala rasio. Skala rasio pembiayaan non lancar (KL, D, M) dengan
merupakan skala dimana angka total pembiayaan.
mempunyai makna yang sesungguhnya 2. Pembiayaan Sektor Ekonomi Primer
(Santoso, 2000:4). Dalam skala rasio, angka Sektor ekonomi ini terdiri dari dua
nol (0) ini diperlukan sebagai dasar sektor, yaitu sektor ekonomi pertanian,
perhitungan dan pengukuran objek kehutanan, sarana pertanian dan sektor
penelitian (Sujoko, 2004:18). pertambangan. Variabel pembiayaan
Dalam penelitian ini variabel- sektor ekonomi primer merupakan variabel
variabel yang digunakan sebagai berikut: independen dalam penelitian ini. Data
1. Variabel bebas (variabel pembiayaan sektor ekonomi primer
independen) yang dibagi menjadi bersumber dari Statistik Perbankan Syariah
tiga variabel, yaitu: Pembiayaan (Rasio Keuangan pada Bank Umum Syariah)
Sektor Ekonomi Primer ( ), periode Januari 2010-Maret 2015 yang

Pembiayaan Sektor Ekonomi berjumlah 63 data.

Sekunder ( ), Pembiayaan Sektor 3. Pembiayaan Sektor Ekonomi Sekunder

Tersier ( . Sektor ekonomi ini terdiri atas tiga


sektor, yaitu industri; sektor listrik, air dan
gas; serta sektor konstruksi. Variabel

406
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

pembiayaan sektor ekonomi sekunder (Rasio Keuangan pada Bank Umum


merupakan variabel independen dalam Syariah) periode Januari 2010-Maret 2015.
penelitian ini. Data pembiayaan sektor Prosedur Pengumpulan Data
ekonomi sekunder bersumber dari Statistik Prosedur pengumpulan data
Perbankan Syariah (Rasio Keuangan pada dilakukan melalui studi pustaka dengan
Bank Umum Syariah) periode Januari 2010- mengkaji buku-buku literatur, jurnal,
Maret 2015 yang berjumlah 63 data. makalah, dan sumber-sumber lainnya yang
4. Pembiayaan Sektor Tersier berkaitan dengan penelitian. Hal itu,
Sektor ekonomi tersier ini terdiri atas dengan tujuan untuk memperoleh landasan
lima sektor, yang meliputi sektor teoritis secara komprehensif (mudah
perdagangan, restoran, dan hotel; sektor diterima atau dipahami) terkait industri
pengangkutan, pergudangan, komunikasi; perbankan syariah.
sektor jasa dunia usaha; sektor jasa sosial; Teknik Analisis
dan sektor lain-lain. Variabel pembiayaan Teknik analisis yang digunakan
sektor ekonomi tersier merupakan variabel dalam penelitian ini adalah regresi linier
independen dalam penelitian ini. Data berganda dengan time series. Teknik analisis
pembiayaan sektor ekonomi tersier ini juga digunakan untuk memperoleh
bersumber dari Statistik Perbankan Syariah informasi dalam mengetahui pengaruh,
(Rasio Keuangan pada Bank Umum Syariah) ada atau tidaknya pengaruh pembiayaan
periode Januari 2010-Maret 2015 yang sektor ekonomi primer, sekunder, tersier
berjumlah 63 data. terhadap NPF pada bank umum syariah.
Jenis dan Sumber Data Adapun alat analisis yang digunakan
Dalam melaksanakan penelitian ini, adalah analisis regresi linier berganda,
data yang dipergunakan adalah data dengan melakukan uji linieritas terlebih
sekunder yang berupa rasio keuangan dahulu kemudian melakukan uji asumsi
pada Bank Umum Syariah. Data yang klasik.
dipergunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh
dari Statistik Perbankan Syariah (SPS). Data
tersebut diterbitkan dalam website resmi
Bank Indonesia dan website resmi Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Periode data
menggunakan Statistik Perbankan Syariah

407
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN k: banyak parameter dalam persamaan


baru (NPF + 3 variabel bebas + Dfitt = 5)
Tabel 2.
n: banyak sampel penelitian (63)
Uji Linieritas dengan Remsey Test
Dari angka di atas dihitung nilai F
Model Summarryb untuk Ramsey Test sebagai berikut:
R R Adj. Std. Error Durbin-
Square R Of the Watson F=
Square Estimate
F = 39,61
.484a .235 .196 .09181 2.222
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 F Tabel adalah F table dengan df1 = k (4) ;
df2 = n-k-1 (57)
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor
Tersier, Pembiayaan Sektor Sekunder, F hitung Ramsey 31,61 > F table 2,534
Pembiayaan Sektor Primer maka dapat disimpulkan bahwa asumsi
b. Dependent Variable: LN NPF
linieritas regresi sudah dapat dipenuhi.
Old Regression Tabel 4
Uji Normalitas dengan Kolmogrov-
Tabel 3. Smirnov test
Uji Linieritas dengan Remsey Test One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
New Regression
Model Summary
Unstandardized
R R Adjusted Std. Error of Residual
Square R Square the Estimate
N 63
.927a .759 .850 .06783705 .0000000000000
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 Mean
Normal 5
Parametersa,b Std.
.08955823
Deviation
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Absolute .133
Sektor Tersier, Pembiayaan Sektor Sekunder, Most Extreme
Positive .133
DFFIT, Pembiayaan Sektor Primer Differences
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z 1.056
Dari tabel tersebut dapat diketahui
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
hasil regresi DFitt dihasilkan nilai R Square (R Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
Square New) sebesar 0,759 dan hasil regresi a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
awal dihasilkan nilai R Square (R Square Old)
sebesar 0,235. Berdasarkan hasil pengujian di atas,

Ramsey Test dihitung dengan rumus: diketahui bahwa nilai signifikansi dari statistik
uji Kolmogrov-Smirnov adalah sebesar 0,214.
Nilai tersebut lebih besar dari α = 0,05,
sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa

Keterangan: data yang diuji berdistribusi normal.

m: banyak variabel bebas yang


dimasukkan (3 variabel bebas + DFitt = 4)

408
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

Tabel 5. dapat dikatakan bahwa asumsi non-


Uji Multikolinearitas
autokorelasi terpenuhi.
coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tabel 6.
Tolerance VIF Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson
Model Summaryb
(Constant)
R R Square Adj R Std. Error Durbin
Pembiayaan Square of the Watson
.762 1.312
Sektor Primer Estimate
1 Pembiayaan .484a .235 .196 .09181 2.222
.780 1.282
Sektor Sekunder Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
Pembiayaan a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor
.974 1.027
Sektor Tersier Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder,
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 Pembiayaan Sektor Tersier
a. Dependent Variable : NPF b. Dependent Variabel: LN NPF

Dari tabel uji multikolinearitas di atas,


6

dapat dilihat nilai VIF sektor primer 1,312

Regression Studentized Residual


4

dan tolerance value sebesar 0,762, nilai VIF


sektor sekunder 1,282 dan tolerance value
2

0,780, nilai VIF sektor tersier 1,027 dan 0

tolerance value 0,974, Sehingga dapat -2

disimpulkan bahwa antara sektor primer,


-4

sektor sekunder, dan sektor tersier tidak -2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value


terdapat multikolinearitas karena nilai
VIF<10, dan tolerance value > 0,1. Gambar 2.
Output Grafik Scatterrplot
Nilai dL dan dU dapat dilihat pada
tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU ; α ; n Output grafik Scatterplot
; (k – 1). Keterangan: n adalah jumlah menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di
sampel, k adalah jumlah variabel, dan α atas dan di bawah atau di sekitar 0, titik-titik
adalah taraf signifikan. Dari tabel Durbin data tidak mengumpul hanya di atas atau
Waston didapat dL = 1,4943 dan DU = di bawah saja. Hal ini juga diperkuat
1,6932. Dari tabel model summary dengan uji glejser yang menunjukkan
didapatkan nilai Durbin Watson sebesar bahwa nilai signifikansi t regresi glejser untuk
2,222 dan nilai tersebut berada dalam semua variabel bebas sudah lebih besar
rentang dU < d < 4 – dU yaitu 1,6932 < 2,222 dari 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak
< 2,3068 sehingga dapat diputuskan untuk terjadi heteroskedastisitas.
menerima H 0, dan dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi, atau

409
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

Tabel 7. oleh faktor-faktor lain diluar variabel yg


Uji Heteroskedatisitas
diteliti.
Coefficientsa
Unstan- Stand- T Sig. Tabel 9.
dardized ardized Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients Coefficie Variabel Unstandardized Keterangan
nts Coefficients (β)
B Std. Beta Konstanta 0,410 Merupakan
Error Intersep
(Consan Sektor 0,885 Bernilai positif
.048 .015 3.263 .002 Primer
t)
Sektor 0,002 Bernilai positif
Pembia
Sekunder
yaan
.212 .195 .158 1.086 .282 Sektor Tersier -0,799 Bernilai
Sektor
negative
Primer
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
Pembia
yaan Berdasarkan nilai β pada tabel di
Sektor .175 .240 .105 .729 .469
atas, maka persamaan untuk regresi linier
Sekund
er berganda dalam penelitian ini dapat ditulis
Pembia sebagai berikut:
yaan
.008 .423 .003 .020 .984 NPF = 0,410 + 0,885X1 + 0,002X2 + -0,799X3
Sektor
Tersier Interpretasi model persamaan:
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
a. Dependent Variable: Absolut Residual 1. Mengasumsikan bahwa pengaruh
sektor sekunder dan sektor tersier
Tabel 8.
Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi konstan, maka kenaikan 1 unit sektor
Multipel primer dan sektor tersier akan
Model Summaryb
menyebabkan kenaikan 0,885 unit NPF.
R R Adjusted Std.Error Durbin
Square R of the Watson Nilai positif pada sektor primer
Square Estimate
menunjukkan hubungan searah antara
.484a .235 .196 .09181 2.222
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 variabel sektor primer dengan NPF.
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor
2. Mengasumsikan bahwa pengaruh
Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder,
Pembiayaan Sektor Tersier sektor primer dan sektor tersier konstan,
b. Dependent Variabel: LN NPF
maka kenaikan 1 unit sektor sekunder
Koefisien determinasi (R2) sebesar akan menyebabkan kenaikan 0,002 unit
0,235 memberi pengertian bahwa variabel NPF. Nilai positif pada sektor sekunder
independen yg diteliti memiliki pengaruh menunjukkan hubungan searah antara
kontribusi sebesar 23,5% terhadap variabel variabel sektor sekunder dengan NPF.
NPF, sedangkan 76,5% lainnya dipengaruhi 3. Mengasumsikan bahwa pengaruh
sektor primer dan sektor sekunder

410
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

konstan, maka kenaikan 1 unit sektor disimpulkan bahwa secara parsial sektor
tersier akan menyebabkan penurunan - sekunder tidak berpengaruh signifikan
0,799 unit NPF. Nilai negatif pada sektor terhadap NPF.
tersier menunjukkan hubungan tidak Berdasarkan hasil uji secara parsial,
searah antara variabel sektor tersier dapat diketahui bahwa peubah sektor
dengan NPF. tersier memiliki sig > 0,05 yaitu sebesar 0,172
Pengujian Hipotesis maka H0 diterima, dan dapat disimpulkan
Tabel 10. bahwa secara parsial sektor tersier tidak
Hasil Uji F
berpengaruh signifikan terhadap NPF.
ANOVAb
Sum of df Mean F Sig. Tabel 11.
Squares Square Hasil Uji T
Regression .153 3 .051 6.032 .001a Coefficientsa
Residual .497 59 .008 Unstandardized T Sig.
Coefficients
Total .650 62
B Std. Error
Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor 20.4
(Constant) .410 .020 .000
Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder, 14
Pembiayaan Sektor Tersier Pembiayaa
3.31
b. Dependent Variabel: LN NPF n Sektor .885 .267 .002
4
Primer
Berdasarkan hasil uji secara simultan Pembiayaa
n Sektor .002 .329 .007 .994
di atas, didapatkan sig adalah < 0,05 yaitu Sekunder
sebesar 0,001 maka H0 ditolak dan dapat Pembiayaa -
n Sektor -.799 .578 1.38 .172
disimpulkan bahwa secara bersama-sama Tersier 3
(simultan) sektor primer, sektor sekunder dan
sektor tersier berpengaruh signifikan PEMBAHASAN

terhadap NPF. Dari hasil regresi analisis data secara

Berdasarkan hasil uji secara parsial, statistik dalam penelitian ini menunjukkan

dapat diketahui bahwa peubah bahwa secara simultan pembiayaan sektor

pembiayaan sektor primer memiliki sig < 0,05 ekonomi primer, pembiayaan sektor

yaitu sebesar 0,002 maka H0 ditolak, dan ekonomi sekunder, dan pembiayaan sektor

dapat disimpulkan bahwa secara parsial ekonomi tersier memiliki pengaruh signifikan

sektor primer berpengaruh berpengaruh terhadap NPF Perbankan Syariah di

signifikan terhadap NPF. Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan nilai

Berdasarkan hasil uji secara parsial, yang lebih kecil dari alfa 5% (sig 0.001 < α

dapat diketahui bahwa peubah sektor 0.05).

sekunder memiliki sig > 0,05 yaitu sebesar Apabila secara parsial, pembiayaan

0,994 maka H0 diterima, dan dapat sektor primer berpengaruh signifikan

411
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan hidupnya dan agar manusia berbakti
signifikansi sebesar 0,002 dimana nilai terhadap Allah (Rivai dan Buchari, 2013:27).
signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Sektor ekonomi primer ini sangat
Selanjutnya jika dilihat dari nilai positif pada tergantung pada alam atas ketidakpastian
koefisien pembiayaan sektor primer memiliki kuantitas dan kualitas yang dihasilkan.
arti bahwa pertumbuhan pembiayaan Penyaluran pembiayaan pada sektor ini
sektor primer searah dengan pertumbuhan memiliki risiko yang tidak dapat
NPF. dikendalikan, seperti tanah longsong, banjir,
Sektor ekonomi primer terdiri atas kekeringan dan bencana alam lainnya
sektor ekonomi pertanian; kehutanan; dan yang tidak dapat dihindari dalam
sarana pertanian dan sektor ekonomi mejalankan usaha pada sektor ini. Adanya
pertambangan. Sektor primer merupakan risiko ini sangat potensial menimbulkan
sektor ekonomi yang memanfaatkan pembiayaan bermasalah pada sektor
sumber daya alam secara langsung. ekonomi primer tersebut.
Pemanfaatan sumber daya alam secara Sedangkan pada sektor sekunder,
penuh dan efisien menjadi sasaran yang tak hasil regresi analisis data dalam penelitian
terpisahkan dari sistem Islam. Menurut Islam ini, variabel pembiayaan sektor sekunder
semua sumber daya di bumi dan langit memiliki hubungan positif terhadap NPF. Hal
diperuntukan bagi kesejahteraan manusia ini dapat kita lihat bahwa variabel
dan perlu di eksploitasi secara memadai pembiayaan sektor sekunder memberikan
dan bertanggung jawab pandangan hubungan positif sebesar 0,002 yang artinya
tersebut terurai pada Al-Qur’an Surat Al- ketika pembiayaan sektor sekunder naik
baqarah ayat 29: sebesar 1% maka akan berdampak pada
‫ﯿﻌﺎ ﺛ ُ ﱠﻢ ٱﺳۡ ﺘ ََﻮ ٰ ٓى إِﻟَﻰ ٱﻟ ﱠ‬
ِ‫ﺴ َﻤﺎٓء‬ ٗ ِ‫ض َﺟﻤ‬ ِ ‫ھ َُﻮ ٱﻟﱠﺬِي َﺧ َﻠﻖَ ﻟَ ُﻜﻢ ﱠﻣﺎ ﻓِﻲ ۡٱﻷ َ ۡر‬ pertumbuhan NPF sebesar 0,002.
٢٩ ‫ِﯿﻢ‬ٞ ‫ﻋﻠ‬ َ ۡ ‫ت َوھ َُﻮ ِﺑ ُﻜ ِّﻞ‬
ٍ‫ء‬‫َﻲ‬
‫ﺷ‬ ٖ ۚ ‫ﺳ ٰ َﻤ ٰ َﻮ‬
َ ‫ﺳ ۡﺒ َﻊ‬
َ ‫ﺴ ﱠﻮﯨٰ ُﮭ ﱠﻦ‬
َ َ‫ﻓ‬
Dialah Allah, yang menjadikan segala Secara parsial, dengan
yang ada di bumi untuk kamu dan Dia menggunakan uji t-statistik menunjukkan
berkehendak menuju langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia bahwa variabel pembiayaan sektor
Maha mengetahui segala sesuatu sekunder tidak berpengaruh signifikan
(Departemen Agama, 2010:10).
Ayat ini menjelaskan peringatan terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan

Allah yaitu Allah telah menganugerahkan nilai signifikansi lebih besar dari alfa 5% (sig

karunia yang besar kepada manusia, 0,994 > α 0,05).

menciptakan langit, dan bumi untuk Sektor sekunder merupakan sektor

manusia dan diambil manfaatnya sehingga yang terdiri atas sektor industri; sektor listrik,

manusia dapat menjaga kelangsungan gas, dan air; serta sektor konstruksi. Sektor

412
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

listrik, gas dan air merupakan sektor Secara parsial sektor ekonomi tersier
penunjang seluruh kegiatan ekonomi dan tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF.
sebagai infrastuktur yang mendorong Hal ini dibuktikan dengan signifikansi sebesar
aktivitas produksi sektoral maupun untuk 0,172 dimana nilai signifikansinya lebih besar
kebutuhan konsumsi masyarakat. Hampir dari 0,05. Selain itu, dari hasil regresi anilisis
seluruh industri di Indonesia membutuhkan data penelitian ini, variabel pembiayaan
listrik, gas dan air dalam mendukung sektor tersier memiliki hubungan negatif
kegiatan produksinya sehingga terjadi terhadap NPF. Hal ini dapat dilihat bahwa
peningkatan konsumsi terhadap sumber variabel pembiayaan sektor tersier
energi tersebut. Dengan melihat kondisi ini, memberikan hubungan negatif sebesar -
bank syariah melihat peluang besar atas 0,799. Artinya, ketika pembiayaan sektor
permintaan stabil pada sektor ini. Sehingga tersier naik sebesar 1% maka akan
perbankan syariah menyalurkan berdampak pada penurunan NPF sebesar -
pembiayaannya pada sektor ini dalam 0,799.
periode 2010 sampai 2015 rata-rata sebesar Sektor ekonomi tersier ini terdiri atas
12,55% dari total pembiayaan yang sektor perdagangan, restoran dan hotel;
disalurkan. sektor pengangkutan, pergudangan, dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan komunikasi; sektor jasa dunia usaha; sektor
hasil penelitian yang dilakukan oleh Basori jasa sosial atau masyarakat; dan sektor lain.
(2009) yang menunjukkan bahwa secara Pada sektor ini adalah sektor yang
parsial sektor sekunder tidak berpengaruh menguntungkan bagi perbankan syariah.
secara signifikan terhadap NPF. Pada sektor Berdasarkan penelitian ini, menunjukkan
sekunder yang terdiri dari sektor-sekor semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan
perindustrian, listrik, gas, air, dan konstruksi pada sektor ini, menyebabkan nilai NPF
memiliki keuntungan yang konstan karena semakin menurun.
produk-produk yang dihasilkan merupakan Perbankan syariah memberikan porsi
kebutuhan sehari-hari sehingga pembiayaan yang besar pada sektor tersier
permintaannya cukup stabil dan sebagian daripada sektor primer dan sekunder. Bank
besar perusahaan yang didanai berbentuk syariah menyalurkan 83,18% pada sektor
BUMN dan bersifat monopoli dalam tersier dari total pembiayaan yang
menguasai hajat hidup orang banyak serta disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa
campur tangan pemerintah juga menjamin perbankan syariah mendapat kepercayaan
pada sektor sekunder ini. masyarakat dalam mendanai kebutuhan
pembiayaan jasa sosial yang meliputi jasa

413
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

sosial masyarakat, pendidikan, kesehatan. (2010) menyatakan bahwa pembiayaan


Sektor ini juga didukung sektor pada bidang sektor pengangkutan, jasa dunia usaha,
perdagangan, restoran dan hotel serta dan lain-lain terhadap pengaruh positif dan
sektor pengangkutan, pergudangan dan signifikan terhadap laba bank syariah yang
komunikasi menjadi sektor pasar yang disebabkan karena sektor ini memiliki tingkat
memberi keuntungan besar bagi bank penyerapan pasar cukup tinggi dan
syariah. Salah satu yang mendorong memiliki keuntungan yang tinggi.
meningkatnya pembiayaan ini adalah Sehingga dari ketiga sektor, sektor
adanya pasar bebas yang mengharuskan tersier ini merupakan sektor yang paling baik
Indonesia meningkatkan fasilitas dibidang ini bagi bank untuk menyalurkan dananya.
khususnya sektor perdagangan, Selain memberikan tingkat keuntungan
pengangkutan dan komunikasi untuk yang tinggi, pertumbuhan pembiayaan
menunjang masyarakat dapat bersaing pada sektor ini juga berpengaruh negatif
dengan negara-negara lain. terhadap NPF.
Hasil penelitian ini sesuai dengan V. SIMPULAN
hasil penelitian yang dilakukan oleh Basori Simpulan yang dapat diambil dari hasil
(2009) dan Taufiqurrochman (2008) penelitian yang sudah dilakukan dengan
menunjukkan bahwa secara parsial menggunakan uji statistik adalah sebagai
pembiayaan sektor tersier tidak berikut:
berpengaruh terhadap NPF. Selama 1. Secara simultan menunjukkan bahwa
periode penelitian tersebut terjadi krisis pembiayaan sektor ekonomi primer,
global yang berpengaruh terhadap sektor sekunder, dan sektor tersier
turunnya pasar modal, akan tetapi pasar berpengaruh signifikan terhadap NPF
modal syariah masih menguntungkan dengan tingkat sig 0,001 pada taraf
walaupun pertumbuhannya melambat. nyata 0,05.
Sehingga bank syariah tetap 2. Seacara parsial pembiayaan sektor
mempercayakan pembiayaan pada sektor ekonomi primer berpengaruh signifikan
ini. Selain itu, banuak sektor UMKM yang terhadap NPF dengan nilai β sebesar
bergerak pada bidang perdagangan dan 0,002. Sedangkan pembiayaan sektor
jasa tetap menunjukkan prospek yang ekonomi sekunder tidak mempunyai
menguntungkan dan tetap menjadi favorit pengaruh yang signifikan terhadap NPF
bank syariah. dengan nilai β sebesar 0,994, dan
Pernyatan ini juga didukung oleh pembiayaan sektor ekonomi tersier tidak
penelitian yang dilakukan oleh Kholistiyah mempunyai pengaruh yang signifikan

414
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

terhadap NPF dengan nilai β sebesar - secara rutin terhadap para


0,799. nasabah, agar mempersempit
Saran yang diajukan berdasarkan celah dari penyimpangan
hasil penelitian yang sudah diperoleh penggunaan pembiayaan.
adalah sebagai berikut: 2. Bagi Pemerintah
1. Untuk Perbankan Syariah 1. Diharapkan dukungan lebih dari
a. Bank syariah perlu lebih pemerintah untuk mendukung
memprioritaskan penyaluran sektor-sektor yang memiliki tingkat
pembiayaan pada risiko tinggi. Pada sektor ekonomi
pengembangan sektor tersier primer khususnya.
karena hasil penelitian 2. Saran bagi pemerintah untuk
menyebutkan bahwa sektor ini menanggulangi risiko yang terjadi
memiliki hubungan negatif pada kedua sektor sekunder ini
terhadap NPF dan memiliki pasar yaitu, pelatihan skill bagi UMKM
yang potensial untuk untuk dapat bersaing didunia
mendapatkan laba yang tinggi. bisnis, peningkatan fasilitas dalam
b. Pada sektor ekonomi primer dan negeri sehingga dapat menarik
sekunder yang menunjukkan wisatawan baik lokal maupun
hubungan positif terhadap NPF, internasional untuk berkunjung
diharapkan perbankan syariah pada daerah-daerah wisata
dapat meningkatkan prinsip dengan tujuan meningkatkan
kehati-hatian untuk mengurangi profit sektor perdagangan,
faktor penyebab terjadinya perhotelan, dan komunikasi. Pada
pembiayaan bermasalah dan sektor industri, diharapkan peran
meningkatkan kapabilitas pemerintah untuk mendukung
manajemen pembiayaan industri skala kecil maupun skala
bermasalah yang efektif untuk besar untuk dapat mengenalkan
mengurangi pembiayaan produk dalam negeri kedunia
bermasalah, mendeteksi dan internasional dan menimbangkan
memproteksi lebih dini terhadap peraturan pemerintah tentang
pembiayaan non lancar serta ketentuan pajak sektor ini yang
memiliki struktur alokasi terlalu tinggi bagi para pelaku
pembiayaan yang efektif dan bisnis.
efisien dan melakukan monitoring 3. Bagi Penelitian Selanjutnya

415
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

Penelitian ini dapat dijadikan bahan Departemen Agama Republik Indonesia. Al-
acuan untuk penelitian selanjutnya, Quran & Terjemahan Dep. Agama. 2010.
dengan memasukkan variabel-variabel Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an.
lain diluar variabel ini, agar memperoleh Bandung: Gema Risalah Press.
hasil yang lebih bervariatif yang dapat Kholistya, Nurul. 2010. “Analisis Pengaruh
menggambarkan hal-hal yang dapat Pembiayaan Ekonomi Sektoral terhadap
berpengaruh terhadap Non Performing Laba Bank Syariah di Indonesia”.
Financing (NPF) dan dapat Universitas Airlangga Surabaya.
memperpanjang periode pengamatan. Muhamad. 2002. Manajemen Bank
Selain itu dapat dilakukan dengan Syariah. Yogyakarta : UPP UMP YKPN.
menganalisis lebih dalam tentang Nasih, Mohammad. 2013. The Analisis of
strategi penanganan pembiayaan Non Performing Financing
bermasalah pada sektor ekonomi. Determinants on Indonesian Islamic
Banking. Ekonomika-Bisnis Vol. 4 No.2.
Nasution, Iur Adnan Buyuung. 2006.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Bantuan Hukum di Indonesia.
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Jakarta: YLBHI dan PSHK Indeks.
Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah OJK (Otoritas Jasa Keuangan). 2012. Statistik
Mada University Press. Perbankan Syariah. 2015. Dalam
Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi www.ojk.go.id
Statistik. Dalam http://www.bps.go.id _____________________. 2013. Statistik
Bank Indonesia. 2015. Laporan Perbankan Syariah. 2015. Dalam
Perkembangan Perbankan Syariah. www.ojk.go.id
Dalam http://www.bi.go.id. _____________________. 2014. Statistik
Basori, M. Hasan Eko. 2009. “Pengaruh Perbankan Syariah. 2015. Dalam
Pertumbuhan Pembiayaan Sektoral www.ojk.go.id
Ekonomi terhadap Pertumbuhan Non _____________________. 2015. Statistik
Performing Financing (NPF) dan Non Perbankan Syariah. 2015. Dalam
Performing Loan (NPL) pada Perbankan www.ojk.go.id
Indonesia (Periode 2004:01 – 2009:04”. Rivai, Veithzal & Andi Buchari. 2013. Islamic
Universitas Airlangga Surabaya. Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi,
Dendawijaya, Lukman. 2005. tetapi Solusi. Jakarta: Bumi Aksara.
ManajemenPerbankan. Bogor: Ghalia
Indonesia

416
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR
EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING
FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)

Santoso, Singgih. 2000. Latihan SPSS Statistik


Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Sujoko, Efferin. 2004. Metode Penelitian
Untuk Akuntansi: Suatu Pendekatan
Praktis. Malang: Bayu Media Publishing.
Taufiqurrochman. 2008. “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Pada Sektor Ekonomi
terhadap Tingkat Non Performing
Financing (NPF) Perbankan Syariah di
Indonesia. Periode Desember 2005 –
Desember 2007”. Universitas Airlangga
Surabaya

417

You might also like