You are on page 1of 13

Volume 17, Nomor 1, Hal.

42-54 ISSN:0852 – 8349


Januari – Juni 2015

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PROMOTIF


POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DARI DESA SIAGA,
KECAMATAN RIMBO BUJANG , KABUPATEN TEBO JAMBI

M. Ridwan
fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361

ABSTRACT

Background: One of criteria of an alert village is the availability of Poskesdes.


Poskesdes activities can be carried out in a new building, the house of a midwife
or village polyclinic (polindes). The function of Poskesdes associated with
promotive activities is to encourage active role of the community as early alert
against risks for various public health problems and as a foundation for
networking of community based health efforts in the village.Objective: To identify
the process of promotive activity implementation at Poskesdes Subdistrict of
Rimbo Bujang District of Tebo Jambi. Method: The study used qualitative
method. There were 16 informant consisting of 3 midwives, 6 Poskesdes cadres, 2
community leaders, 2 heads of village, 1 staff of health center, 1 staff of Tebo
district health office, and 1 staff of Jambi provincial health office. Data were
obtained from indepth interview, document study and observation at Poskesdes.
Triangulation, member checking and debriefing were made to ensure data validity.
Data analysis used content analysis method. Result: Promotive activities at
Poskesdes were implemented in terms of preparation for alert village program by
Jambi Provincial Health Office and Tebo District Health Office. The activities
included encouragement for active role of the community by involving midwives
in coordination with heads of villages, community leaders and cadres. Health
centers took role in increasing capacity of cadres and supervising midwives of
Poskesdes. Activities to improve alert for disease risk factors were implemented
through surveillance that involved integrated service post (posyandu) and the
utilization of religious activities. Poskesdes built network across sector through
community organizations. Conclusion: Promotive activities at Poskesdes were
influenced by active role of midwives, cadres, heads of villages, and community
leaders. Community empowerment needed cooperation with community
organizations and organizations that had similar objectives and worked across
sector.

Keywords: evaluation, Poskesdes, promotive activities, alert village

PENDAHULUAN masalah kesehatan, bencana dan


kegawatdaruratan kesehatan secara
Menurut Kepmenkes/No.564/ mandiri. Desa dikatakan menjadi
Menkes/SK/VIII/2006, desa siaga desa siaga apabila desa tersebut telah
adalah desa yang penduduknya memiliki sekurang-kurangnya sebuah
memiliki kesiapan sumber daya dan pos kesehatan desa. Poskesdes
kemampuan serta kemauan untuk adalah UKBM mempunyai
mencegah dan mengatasi masalah - pengertian dari, oleh dan untuk

42
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

masyarakat yang mempunyai fungsi: dilakukan secara profesional oleh


1) Sebagai wahana peran aktif tenaga kesehatan dan interaksinya
masyarakat di bidang kesehatan; 2) dengan pasien, termasuk juga
Sebagai wahana kewaspadaaan dini aktivitas pasien dalam mencari
terhadap berbagai risiko dan masalah pengobatan dan pelayanan; 3)
kesehatan; 3) Sebagai wahana Outcome : hasil akhir dari derajat
pelayanan kesehatan dasar, guna kesehatan atau kepuasan, baik
lebih mendekatkan pelayanan kepada positif maupun negatif, termasuk
masyarakat serta meningkatkan terpenuhinya pelayanan yang sesuai
jangkauan dan cakupan pelayanan dengan kebutuhan pelanggan(4).
kesehatan; 4) Sebagai wahana Penelitan ini terbatas pada evaluasi
pembentukan jejaring berbagai proses yang diharapkan, sementara
UKBM yang ada di desa. penelitian Kemm and Close
Pada saat ini, kegiatan di pos menunjukkan bahwa evaluasi proses
kesehatan desa, kegiatan masih dapat dilakukan dengan formative
terbatas pada upaya pengobatan evaluation, yaitu evaluasi yang
tingkat dasar dan persalinan, dilaksanakan pada saat program
sedangkan bila ditinjau dari tujuan berjalan dengan tujuan untuk
dan fungsi poskesdes kegiatan mengetahui program dapat
promotif mempunyai peranan yang dikembangkan, atau program dapat
besar. Kegiatan promotif di sini dijalankan dengan baik dan menilai
artinya menurut Undang-undang efektivitas dari program(5). Evaluasi
Kesehatan nomor 36 tahun 2009 proses dapat menyempurnakan
adalah suatu kegiatan dan/atau program yang dilaksanakan
serangkaian kegiatan pelayanan sehingga program yang dilaksanakan
kesehatan yang lebih mengutamakan lebih efisien dan memiliki dampak
kegiatan yang bersifat promosi yang besar.
Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan Tujuan penelitian ini
poskesdes sudah dimulai sejak tahun mengevaluasi proses pelaksanaan 3
2007. Untuk itu, perlu dilakukan dari 4 fungsi poskesdes. Fungsi
evaluasi pada saat program masih poskesdes yang tidak dievaluasi
berjalan. Evaluasi adalah suatu adalah sebagai wahana pelayanan
kegiatan yang dilaksanakan menilai kesehatan dasar, guna lebih
suatu kualitas, rasional efektivitas, mendekatkan pelayanan kepada
efisiensi, dan equity pada pelayanan masyarakat serta meningkatkan
kesehatan. jangkauan dan cakupan pelayanan
Menurut Donabedian, evaluasi kesehatan, merupakan fungsi kuratif
dapat dilakukan melalui pendekatan dan menurut peneliti sudah
3 aspek, yaitu: 1) struktur, meliputi: melaksanakan fungsinya cukup baik.
sarana fisik, peralatan medis maupun Hal ini dibuktikan dengan
non medis termasuk obat-obatan, masyarakat untuk berobat sudah
struktur organisasi dan manajemen, tidak jauh dari pelayanan kesehatan,
sistem keuangan, jumlah dan tenaga kesehatan bertempat tinggal
kualifikasi staf, dan metode termasuk di desa dan sudah menjadi penduduk
adanya standard operating tetap. Kasus kematian ibu dan anak
procedure (SOP) masing-masing dilihat dari laporan sudah tidak ada
unit; 2) proses, meliputi : semua dan dari hasil wawancara dengan
pelaksanaan kegiatan pelayanan yang informan mengatakan sudah ada

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

kerjasama untuk rujukan pasien dari program promosi kesehatan yang


poskesdes ke puskesmas. dilakukan di poskesdes.
Berdasarkan uraian di atas, maka Penelitian berlokasi di Kabupaten
peneliti memfokuskan penelitian Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang.
pada fungsi poskesdes sebagai Fokus penelitian ini pada 3 desa,
promotif diantaranya: 1) Sebagai dengan alasan 3 desa tersebut
wahana peran aktif masyarakat di memiliki prestasi antara lain.
bidang kesehatan; 2) Sebagai wahana Informan terdiri dari 16 orang
kewaspadaaan dini terhadap berbagai dengan rincian 6 orang kader, 3
resiko dan masalah kesehatan; dan orang bidan dan 2 orang tokoh
3) Sebagai wahana pembentukan masyarakat yang sudah dilatih
jejaring berbagai UKBM yang ada tentang pengelolaan poskesdes.
di desa. Hasil peneilitan Informan lainya, 2 orang kepala
menggambarkan bagaimana proses desa, 1 orang kepala puskesmas, 1
kegiatan promotif berjalan dan orang kepala bidang promosi
keterkaitan dengan organisasi di kesehatan Dinas Kesehatan
desa, lembaga kemasyarakatan, Kabupaten Tebo dan 1 orang kepala
UKBM, instansi pemerintah, dan seksi promosi kesehatan Dinas
peran puskesmas serta kebijakan Kesehatan Provinsi Jambi.
secara vertikal dalam mendukung Proses pengumpulan data dengan
kegiatan promotif. Hasil penelitian wawancara mendalam, observasi dan
ini dapat membantu efektivitas telaah dokumen. Analisis data
program, dalam menyempurnakan menggunakan teori Miles dan
pelaksanaan kegiatan promotif di Huberman dengan 3 tahap yang
poskesdes yang sedang berjalan. dilakukan secara bersamaan,
diantaranya: reduksi data,
METODE PENELITIAN menyajikan data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Menguji
Penelitian ini menggunakan keabsahan data dalam penelitian ini
metode kualitatif dengan pendekatan menggunakan triangulasi sumber,
rancangan fenomenologi. Bertitik membercheck, peer review/
tolak pada pemikiran secara debriefing.
induktif, sehingga dihasilkan
berbagai fakta dan fenomena sosial HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terjadi, berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di Penelitian ini menggambarkan
lapangan dan berupaya melakukan persiapan program desa siaga sampai
teorisasi yang terjadi. Alasan dengan pelaksanaan kegiatan
menggunakan metode kualitatif promotif di poskesdes. Fokus
adalah untuk menggali secara penelitian ini pelaksanaan kegiatan
mendalam tentang pelaksanaan promotif di poskesdes yaitu,
kegiatan promotif di poskesdes, kegiatan untuk menumbuh kembang
mengenai serangkaian kegiatan yang kan peran aktif masyarakat, kegiatan
bersifat promosi kesehatan di kewaspadaan dini terhadap faktor
poskesdes sehingga dapat risiko penyakit dengan surveilan, dan
menghasilkan informasi yang membentuk jejaring. Hasil penelitian
berguna bagi keberlangsungan menunjukan adanya hubungan dan
keterkaitan semua pelaksana yang

54
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

ada di desa diantaranya, instansi potensial dan UKBM maupun lintas


kesehatan, tenaga kesehatan, kader sektoral. Secara lengkap hasil
kesehatan, organisasi kemasyara penelitian dapat dicermati pada
katan, kelom pok organisasi Gambar 1.

Kegiatan promotif di poskesdes


Kegiatan promotif di
poskesdes

Menumbuhkan Peran aktif Kewaspadaan Jejaring UKBM


masyarakat dini

Penyiapan program : Peran kepala Organisasi kemasyarakatan:


Surveylan BKMT, kelompok pengajian.
1. Peran Provinsi : desa
penyakit muslimat NU
pelatihan bidan , kader
dan toma, sosilisasi, Peran Tokoh
pencanangan tingkat Surveylan
masyarakat
provinsi lingkungan : Organisasi dengan
2. Peran Kabupaten : dengan kunjugan tujuan yang sama:
pencanangan desi Peran bidan rumah GSI, Dasawisma, PKK,
tingkat kabupaten
Pembangunan Surveylan gizi
poskesdes, penyiapan Peran
Instansi yang
alat kesehatan, puskesmas
bekerjasama:
penyediaan obat, BKKBN.
distribusi media. Temu kader, Peternakan,
penyuluhan
-Peran kader pertanian

, obat, media
Kegiatan pendukung Posyandu
Ambulan desa, donor
darah, JPKM mandiri
tabulin, satgas desi

Kemitraan dengan
dukun bayi
Musyawarah
masyarakat desa

a. Pelaksanaan kegiatan menumbuh Kegiatan di poskesdes sudah berjalan,


kembangkan peran aktif masyarakat. namun ada beberapa kendala. Kader
Berdasarkan hasil penelitian mempunyai peran dan tugas yang
menunjukkan bahwa bidan sebagai cukup berat, kendala yang yang
penggerak utama di poskesdes dihadapi adalah, menyeimbangkan
mengkoordinasikan kegiatan kepada kesibukan pribadi untuk mencari
kepala desa, tokoh masyarakat. kebutuhan pokok dan kehidupan sosial
Pertemuan kader secara rutin dapat rumah tangga dengan, membantu
memberikan motivasi kader untuk program kesehatan di poskesdes.
selalu bekerjasama dengan tenaga Berdasarkan hasil wawancara masih
kesehatan untuk menyelesaikan terlihat adanya kesulitan bidan dalam
permasalahan di desa. Pembahasan mengkoordinasikan dengan kader
masalah dilakukan dengan musyawarah berikut kuotasi tanggapan dari
masyarakat desa yang dihadiri oleh beberapa informan:
PLKB, PKK, dan pemerintahan desa.
Hasil dari peran aktif masyarakat ... kalau untuk kader sepenuhnya di
ditunjukkan dengan adanya kegiatan poskesdes ya memang sulit kita kan
ambulan desa, donor darah, satuan mempunyai kesibukan rumah tangga
tugas desa siaga, jaminan pemeliharaan punya kegiatan sendiri, juga
mandiri dan tabungan bagi ibu bersalin. sementara dak begaji (RD.13)

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

...kemudian masalah kader ini kader Berikut hasil temuan tentang


jangan selalu disuruh-suruh tetapi beberapa peran elemen penting untuk
tidak ada perhatian sehingga kader menumbuhkembangkan peran aktif
saya kira tidak begitu serius, kadang masyarakat di desa dapat dicermati
harus meninggalkan keluarga atau ya pada Gambar 2.
pekerjaan pokoknya (MP.02)

Peran puskesmas
Membina kader.
Membina bidan, Temu kader :motivasi,
Peran tokoh masyarakat : penyegaran kader
Meyampaikan pesan kesehatan peran kader membantu
dikeg.keagamaan, memotivasi keg.penyuluhan, di poskesdes
Menggerakkan masyarakat menggerakkan masyarakat
Kegiatan yang dilakukan
Peran kepala desa - Ambulan desa
- memfasilitasi pertemuan - Donor darah
- menggerakkan masyarakat Menumbuhkan peran
aktif masyarakat - Satgas desi
- memotivasi masyarakat - JPKM mandiri
- pelindung kegiatan di
- Tabulin
poskesdes
Musyawarah masyarakat desa :
Peran bidan:
Koordinasi dengan pemecahan masalah, menyampaikan
kades,toma,kader, puskesmas, permasalahan kesehatan,
menggerakkan masyarakat Koordinasi dengan lintas sektor, untuk
menggerakan masyarakat

Gambar 2. Skema menumbuhkan peran aktif masyarakat di poskesdes

Peran kepala desa yang poskesdes dapat dianggarkan melalui


diharapkan adalah memberikan anggaran dana desa (ADD). Hal ini
dukungan terhadap kebijakan di didukung hasil penelitian bahwa,
desa sehingga mampu menggerakkan kesehatan tingkat desa pada program
masyarakat. Kewenangan kabupaten promosi kesehatan didasarkan pada
yang diserahkan kepada desa adalah partisipasi lokal, pendekatan
urusan pemerintahan yang secara masyarakat dan kerjasama lintas-
langsung untuk meningkatkan sektoral antara pemerintahan di desa,
pelayanan dan pemberdayaan pelayanan kesehatan dasar dan
masyarakat, termasuk kewenangan di lembaga pendidikan untuk
bidang kesehatan. Untuk bekerjasama. Hal ini akan
menyelesaikan permasalahan menunjukkan dampak signifikan
kesehatan, khususnya di poskesdes, terhadap kesehatan individu.
seharusnya, di bahas pada Kegiatan yang dilaksanakan pada
musyawarah rencana pembangunan lokasi penelitian, terlihat kegiatan
(musrenbang) tingkat desa maupun yang dilaksanakan bervariasi. Hal ini
kecamatan. Dengan adanya disebabkan puskesmas, sebagai
pembahasan permasalahan kesehatan pendamping bidan dalam
tersebut pada tingkat musrenbang, menjalankan tugasnya di poskesdes,
diharapkan biaya operasioanal belum menjalankan perannya

54
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

sebagaimana mestinya. Hal ini dengan kebutuhan kegiatan di


mengakibatkan belum maksimalnya poskesdes misalnya untuk kegiatan
pelaksanakan kegiatan di poskesdes, pencatatan dan pelaporan hasil
sehingga menimbulkan persepsi yang kegiatan yang dilakukan.
berbeda. ketidakjelasan ini b. Kegiatan melakukan
diakibatkan tenaga puskesmas tidak kewaspadaan dini melalui
dilatih secara khusus, hanya kegiatan surveilans
dilakukan sosialisasi tentang desa Pelaksanan kegiatan promotif di
siaga, dalam mendampingi bidan poskesdes, berkaitan dengan kegiatan
untuk kegiatan di poskesdes. Untuk surveilans, yang terdiri dari:
itu, dinas kabupaten harus surveilans gizi yang dilakukan di
melakukan upaya menyamakan posyandu, surveilan lingkungan
persepsi terhadap tenaga puskesmas dengan cara kunjungan rumah
dalam mendampingi kegiatan penduduk, serta surveilans penyakit
promotif yang dilaksanakan di mengambil data dari posyandu dan
poskesdes dengan melaksanakan poskesdes. Informasi kejadian
pelatihan khusus mendampingi penyakit disampaikan melalui alat
kegiatan yang dilaksanakan di komunikasi (handphone) atau
poskesdes. Dalam menumbuhkan menyampaikan langsung kepada
partisipasi aktif masyarakat di bidan atau kader poskesdes.
poskesdes peran kader merupakan Intervensi hanya dilakukan dengan
tenaga sukarela kesehatan yang penyuluhan kelompok atau
mendukung dan membantu tenaga individual. Untuk mendapatkan
kesehatan untuk memotivasi dan informasi kejadian penyakit hal yang
penggerakan masyarakat. Kader spesifik adalah dengan
kesehatan membantu pemerintah memanfaatkan pertemuan pengajian.
daerah setempat dan masyarakat Berdasarkan hasil wawancara
setempat untuk mengambil inisiatif dengan informan didapatkan cara
dan harus memperlihatkan adanya menggali informasi terhadap
kemauan untuk setiap kegiatan yang masyarakat. Hal ini diungkapkan
berkaitan dengan upaya membangun informan sebagai berikut :
masyaraka(12).
Beberapa informan mengatakan ....ada pengajian seminggu sekali di
bahwa kader dalam menjalankan situ bisa di tengok kok tidak hadir,
tugasnya tidak bisa secara penuh nanti saya tanya, orang itu kemana,
melaksanakan tugasnya di poskesdes bilangnya kan sakit, saya langsung
mengingat kesibukan kader untuk tengok ke rumahnya, saya tanya
mencari nafkah dan kesibukan dalam langsung saya data, saya rujuk ke
mengurus rumah tangga. Insentif poskesdes, jadi saya datangi
kader yang diberikan sangat minim langsung kerumahnya.(RD.12)
dan hanya sebagai motivasi kader Informasi yang didapat dari
untuk membantu kegiatan di masyarakat dengan cara memberikan
poskesdes maupun di posyandu. nomor handphone kepada
Kurangnya insentif bagi organisasi masyarakat sehingga setiap kejadian
lokal, akan menurunkan partisipasi lebih cepat diterima oleh tenaga
kesehatan berbasis masyarakat(13). kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, tugas kader Berdasarkan hasil wawancara dengan
di poskesdes sebaiknya disesuaikan responden, dapat diketahui

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

pemanfaatan handphone terhadap informasi kepada kita jadi hampir


informasi kejadian penyakit yang semua masyarakat di sini bisa tau
diterima oleh tenaga kesehatan. Hal no HP saya (ST.14)
ini diungkapkan informan sebagai Banyak faktor yang
berikut: mempengaruhi kelancaran kegiatan
surveilans sederhana yang dilakukan
... disini luas pak, juga jangkauan di desa. Gambaran lebih jelas dan
transpor jalannya masih tanah terinci mengenai kewaspadaan dini
kadang –kadang nggak harus kader tersebut dapat dicermati pada
itu yang menyampaikan jadi kalau Gambar 3.
ada wabah, mereka itu memberikan
Kegiatan promotif di
poskesdes

KEWASPADAAN
DINI

Kemampuan kader Informasi kejadian penyakit,


persalinan, gizi, bisa dilaporkan
Biaya operasional langsung kepada kader, bidan
Melalui alat komunikasi (HP)
Intervensi yang dilakukan
Belum ada sistem dengan Penyuluhan:
Di posyandu, pada waktu
kunjungan rumah , dan di
Surveilan Gizi Surveilans lingkungan Surveilans kelompok pengajian
Penyakit

Diposyandu Kunjungan rumah - Poskesdes


-pemantauan gizi Hanya dilakukan ketika - Posyandu
-penimbangan balita ada pelatihan saja, - kelompok pengajian
-melaporkan bila - Laporan dari
selanjutnya bila ada
ada masyarakat
Bayi dengan berat kasus dilakukan
badan kurang penyuluhan

Gambar 3. Kewaspadaan dini terhadap risiko faktor penyakit

Beberapa masalah yang perlu memaksimalkan pembelajaran


dilakukan perbaikan di antaranya, kegiatan surveilans, puskesmas
dalam melakukan survei lingkungan, menggunakan pola learning by
surveilans ini untuk mendapatkan doing, pola ini menempatkan pada
data kesehatan lingkungan, karena awalnya tenaga puskesmas lebih
surveilans ini tidak dilakukan terus banyak aktif tetapi secara perlahan
menerus atau secara berkala. Survei peran tenaga kesehatan akan
ini sebaiknya memanfaatkan forum- memberikan tanggung jawab tersebut
forum yang ada di masyarakat yaitu, kepada kader di poskesdes. Kegiatan
kelompok pengajian, untuk ini diharapkan memberikan
menyampaikan dan melakukan suvei kemampuan tenaga poskesdes
mengingat keterbatasan kader dan tentang pelaksanaan surveilans.
masyarakat dengan kesibukan Petugas puskesmas perlu melakukan
bekerja. Kader tidak diberi dana pendampingan - pendampingan
untuk melakukan kegiatan, sehingga kegiatan surveilans sederhana dan
survei hanya dilakukan ketika membuat format pelaporan yang
pelatihan saja. Untuk disesuaikan dengan kebutuhan

54
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

sehingga pada akhirnya sistem tanggapan langsung dari petugas


surveilans akan dapat berjalan secara kesehatan dari informasi yang
berkelanjutan dan sistematis. diberikan serta umpan balik yang
Hasil penelitian di Kamboja diberikan kepada tenaga
tentang Community based sukarelawan. Kegiatan surveilans
surveillance (CBS) menunjukkan sederhana di poskesdes adalah
sistem yang dikembangkan dengan melakukan pengumpulan data
partisipasi lokal dan dikelola secara penyakit dari kunjungan pasien dan
lokal akan lebih efektif daripada laporan masyarakat, melakukan
program yang dijalankan secara pemantauan wilayah setempat dari
vertikal dan proyek yang data di atas, memberikan
dilaksanakan oleh nasional, informasi/rekomendasi secara
internasional, atau organisasi non berkala kepada kepala desa pada saat
pemerintah. Faktor lain adalah musyawarah masyarakat desa,
mekanisme untuk memotivasi tenaga bersama masyarakat secara berkala
sukarelawan surveilans untuk bekerja dan terjadwal melakukan upaya-
termasuk biaya perjalanan, upaya pencegahan dan
pengobatan gratis, pelatihan, penanggulangan penyakit .
penghargaan dan pengakuan serta
c. Kegiatan membentuk jejaring
Kerjasama lintas sektor dilakukan ...di situ letak kebijakan tertentu
instansi pemerintah yaitu dinas dari kepala daerah, dari gubernur
peternakan, pertanian, BKKBN dan membuat suatu suatu SK,
organisasi kemasyarakatan Muslimat mendagri, harapan kita desa
NU, BKMT, dan kelompok siaga dapat didukung tidak dinas
pengajian yang ada di desa. Jejaring kesehatan saja tetapi ada sektor
UKBM diantaranya posyandu dan lain, surat keputusan bersama,
organiasasi yang mempunyai jadi betul sekarang desa siaga
kesamaan tujuan diantaranya PKK, leading sektor hanya depkes
GSI, dasawisma. Usaha untuk kendaknya dari pusat sampai
mendapatkan dukungan dengan cara kedaerah (WZ.50)
melakukan pencanangan desa siaga
tingkat provinsi yang dihadiri ...tapi yang saya tahu poskesdes
Gubernur, Bupati/Walikota, lintas ini khususnya desa siaga belum
sektor dan stakeholder serta ada keputusan bersama instansi
dilanjutkan dengan tingkat sehingga, orang beranggapan
Kabupaten belum mampu poskesdes masih milik kesehatan
menggerakkan dukungan sampai jadi sudah menjadi tanggung
pada UKBM sebagai ujung tombak jawab kesehatan (QQ.22)
yang berhadapan langsung dengan
masyarakat seperti poskesdes. Pada Gambar 4 menjelaskan
Berdasarkan hasil wawancara dapat hasil penelitian tentang peran dan
di buktikan bahwa surat keputusan keterkaitan antara jejaring yang
memang penting sebagai acuan bagi mendukung kegiatan promotif di
lintas sektor untuk memberikan poskesdes, untuk itu selengkapnya
dukungan, hal ini dapat di lihat dari dapat di cermati pada Gambar.4
tanggapan beberapa responden
mengenai perlunnya kebijakan
tersebut:

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

Kemitraan Instansi
Dengan Dukun bayi Pertanian,BKKBN,Pete
Membantu bidan rnakan: bersama
dalam persalinan, melakukan kegiatan
Belum adanya penyuluhan
Dukungan kebijakan pencatatan ibu hamil

UKBM
Kegiatan Posyandu,Posyandu usila
Poskesdes Untuk memperoleh data,
promotif
permasalahan gizi,
di poskesdes
penyakit, masalah
kesehatan lingkungan

Organisasi
kemasyarakatan
Muslimat NU, BKMT, Organisasi mempunyai
kelompok pengajian kesamaan tujuan :
Digunakan untuk Dasa wisma,PKK, GSI
Organisasi yang digunakan
melakukan penyuluhan,
untuk menggerakkan
menyampaikan pesan masyarakat, dan tujuan untuk
kesehatan, mobilisasi menurunkan angka kematian
dana

Gambar 4. Jejaring yang di bangun poskesdes di desa

Kegiatan poskesdes telah di Beberapa tujuannya memiliki


dukung oleh organisasi lintas sektor, kesamaan dengan tujuan poskesdes
namun perlu dilakukan reorientasi sehingga menjadi mitra dan
kebijakan yang mendukung pendukung kegiatan poskesdes.
keberlangsungan program. Kerja sama poskesdes dengan
Organisasi yang sudah melembaga instansi pemerintah yang diharapkan
dan kelompok–kelompok di desa dapat mendukung kegiatan di
penelitian adalah gerakan sayang ibu poskesdes masih terkendala. Hali ini
(GSI) dan kelompok dasawisma. disebabkan tidak adanya dukungan
Organisasi ini mempunyai payung kebijakan yang lebih sektoral
hukum yang cukup kuat untuk terbukti kuat. Kegiatan pencanangan
kerjasama lintas sektor dan sudah yang perlu diperhatikan akan
ada kegiatannya di masyarakat.
melibatkan Bupati, Camat, Lurah, permasalahan kesehatan di desa.
stakholder dan instansi pemerintah Dukungan yang diberikan masih
serta sosialisasi belum memberikan bersifat insidentil, informal dan tidak
dampak dukungan yang sampai pada berkelanjutan.
UKBM sebagai ujung tombak Lintas sektor terkait yang
sebagai pelaksana kegiatan yang bekerjasama dengan poskesdes
berhubungan langsung dengan adalah dinas peternakan, pertanian
masyarakat yaitu poskesdes, baik dan pemerintahan desa. Hal ini
dukungan dana maupun kegiatan didukung hasil penelitian bahwa
yang terintegrasi dalam menangani kegiatan promosi kesehatan berbasis

54
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

masyarakat dengan banyak sektor merupakan kegiatan yang tidak akan


yang mendukung, dapat membuat mampu meningkatkan kerjasama
kerlangsungan program dengan yang baik dan menimbulkan dampak
(15)
biaya yang sedikit . Hasil terhadap kesadaran masyarakat
penelitian lain diketahui bahwa dalam mengatasi permasalahan
program promosi kesehatan tingkat kesehatan.
desa didasarkan pada partisipasi Dari hasil wawancara yang
lokal, pendekatan populasi dan dilakukan dikatakan bahwa berbagai
kerjasama antar-sektoral antara hambatan lintas sektor yang dialami
lembaga desa, dan perawatan adalah bahwa belum adanya upaya
kesehatan dasar, hal ini akan payung hukum yang dikuatkan
memiliki dampak signifikan pada dengan surat keputusan bersama
kesehatan individu, kolaborasi antar berbagai sektor baik di tingkat
menjadi elemen kunci untuk provinsi, kabupaten sampai ke desa.
keberhasilan program dan efektivitas Dalam mendukung kegiatan yang
biaya. Sejalan dengan hal tersebut ada di desa siaga selanjutnya
hasil konferensi promosi kesehatan berdampak pada kegiatan di
di Ottawa, menempatkan kesehatan poskesdes. Untuk itu upaya
pada agenda bagi pengambil dukungan kebijakan dalam upaya
kebijakan di semua sektor dan pada pengembangan poskesdes perlu
semua tingkatan(16). Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung
dilakukan hanya bersifat insidentil kegiatan promoif di poskesdes.
dan tidak berkelanjutan ini Upaya kedua yang dapat dilakukan

dengan meningkatkan revitalisasi kewapadaan dini terhadap faktor


posyandu. Berdasarkan hasil risiko penyakit dan kegiatan
wawancara mendalam menunjukkan membentuk jejaring yang
bahwa posyandu sangat berperan dibangun di poskesdes. Pada
terhadap kegiatan poskesdes. Selain pelaksanaannya kegiatan promotif
itu merupakan organiasasi yang di poskesdes dipengaruhi oleh
sudah lama, masih aktif di keaktifan bidan, kader, peran
masyarakat dan mempunyai kepala desa, tokoh masyarakat.
dukungan lintas sektor sehingga, Menggerakkan masyarakat
dapat mengaktifkan kegiatan di diperlukan kerjasama dengan
poskesdes. Sesuai dengan peran organisasi kemasyarakatan,
dinas kesehatan provinsi adalah organiasi yang mempunyai
mengembangkan komitmen dan kesamaan tujuan dan instansi
kerjasama tim ditingkat provinsi pemerintah diantaranya pertanian,
dalam rangka pengembangan BKKBN dan peternakan.
poskesdes. 2. Menumbuh kembangkan peran
aktif masyarakat di poskesdes,
KESIMPULAN DAN SARAN diperlukan peran aktif bidan
untuk menggerakkan masyarakat
Kesimpulan dan untuk mengkoordinasikan
1. Pelaksanaan kegiatan promotif di kepada kepala desa, tokoh
poskesdes dengan cara masyarakat, kader. Kepala desa
menumbuhkembangkan peran berperan untuk menggerakkan dan
aktif masyarakat, kegiatan memotivasi masyarakat. Tokoh

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

masyarakat membantu dalam koordinasi dengan lintas sektor


menggerakan masyarakat dan terkait di antaranya dinas
menyamaikan pesan kesehatan peternakan, pertanian dan Badan
melalui kegiatan keagamaan. Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Puskesmas memberikan serta membuat surat keputusan
pengetahuan kader, kemampuan bersama sehingga mendapat
bidan dan mengkoordinasikan dukungan kebijakan dan
dengan pemerintahan di desa. anggaran, dalam mendukung
3. Kewaspadaan dini terhadap faktor pelaksanaan kegiatan di
risiko kesehatan dengan surveilan poskesdes.
gizi, penyakit dan lingkungan. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo
Surveilans gizi dilakukan di a. Agar melatih tenaga
posyandu untuk mendapatkan data promosi kesehatan di
penyakit dan pemantauan tumbuh puskesmas untuk
kembang balita dalam pendampingan kegiatan di
mengantisipasi gizi buruk. poskesdes sehingga
Surveilan penyakit untuk kegiatan promotif di
mengumpulkan data kejadian poskesdes dapat berjalan
penyakit, dilakukan di posyandu dan mempunyai persepsi
dan poskesdes. Pertemuan yang sama.
dengan kelompok pengajian b. Agar mendukung kegiatan
efektif untuk mendapatkan revitalisasi posyandu
informasi kejadian penyakit. sebagai UKBM utama
Surveilans lingkungan dilakukan pendukung kegiatan di
dengan kunjungan rumah poskesdes, untuk
masyarakat yang terkena meningkatkan strata
penyakit. posyandu manjadi mandiri.
4. Pembentukan Jejaring UKBM dan 3. Puskesmas
lintas sektor yang telah di lakukan a. Agar melakukan pendam
di pokesdes, diantaranya pingan bidan, kader, tokoh
dasawisma, PKK, posyandu, GSI, masyarakat dalam mela
dan kelompok organisasi kukan surveilan sederhana
keagamaan yaitu BKMT, yang dilakukan di desa
Muslimat NU, dan kelompok b. Puskesmas lebih banyak
pengajian, serta instansi mengalokasikan dana
pemerintah seperti pertanian, biaya operasional
peternakan dan BKKBN. kesehatan (BOK) untuk
kegiatan diposkesdes
a. Saran sehingga upaya kesehatan
Berdasarkan uraian kesimpulan bersumber daya
kegiatan promotif di poskesdes masyarakat (UKBM) yang
dapat terlaksana sesuai dengan ada dapat lebih aktif untuk
fungsinya maka peneliti meningkatkan partisipasi
mengajukan beberapa saran : masyarakat.
1. Dinas Kesehatan Provinsi 4. Poskesdes
Untuk mendapat dukungan dari a. Dalam memilih kader
lintas sektor Dinas Kesehatan harus lebih selektif
Provinsi, supaya melakukan sehingga tidak

54
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

menimbulkan masalah Miles, B.M & Huberman, M.A.


terhadap kehidupan sosial (1992) Analisis Data Kualitatif
kader (Alih bahasa oleh Tjetjep
b. Dengan adanya dana biaya Rohendi, Indonesian Unversity
Operasional Kesehatan Press, Jakart
poskesdes (BOK) harus Coben, D.J & Crabtree,B.F. (2008)
aktif memberikan masukan Evaluative Criteria for
kepada puskesmas tentang Qualitative Research in Health
kegiatan yang memerlukan Care Controversies and
dukungan dana dalam Recomendations. Annals of
melaksanakan kegiatan di Family medicine
poskesdes http://www.annfammed.org
VOL.6.No.4 diakses 21
DAFTAR PUSTAKA Agustus 2010
Wasistiono, S & Tahir, I.M. (2007)
Depkes RI. (2006) Pedoman Prospek pengembangan desa.
Pelaksanaan Pengembangan Lembaga kajian manajemen
Desa Siaga, KepMenkes RI: Pemerintahan
564/Menkes/SK/VIII/2006. Daerah.Fokusmedia Bandung
Jakarta Kumpusalo, E., Neittaamaki.
Depkes RI. (2006) Petunjuk Teknis L.,Halonen, P., Pekkarine, H.,
Pengembangan dan Penttila, I., Parviainen. M
penyelenggaraan Poskesdes, (1996) Finnish Healthy Village
Bina Kesmas, Jakarta Study: impact and outcomes of
Trisnantoro, L (1994) Perencanaan a low-cost local health
kesehatan untuk meningkatkan promotion programme. Vol. 11,
efektivitas Manajemen, Gadjah No. 2 Oxford University Press.
Mada University press, Diakses di akses melalui
Yogyakarta heapro.oxfordjournals.org 3
Donabedian, A. (1980) Explorating januari 2011
in Quality Assessment and WHO (1995) The community health
Monitoring. Michigan: Health worker, Kader Kesehatan
Administration Press Masyarakat, alih bahasa dr.Adi
Kemm, J & Close, A. (1995) Health Heru, S.Msc, EGC Yogyakarta
promotion theory and practice, Ashwell, H.E. & Barclay. L. (2009)
macmil llan Press.ltd. London Outcome evaluation of
Becker, F.F & Boore, A.l. (2008) community health promotion
Community Healthcare’s intervention within a donor
Proses for evaluation a funded project climate in Papua
participatory approch for New Guinea. Rural and Remote
increasing sustainability Health 9: 1219. (Online), 2009
Springer Science + Bussiness diakses melalui EBSCHO.com
Media.LLC tanggal 20 Januari 2011
Bungin, B. (2008) Penelitian Oum. S., Chandramohan, D &
kualitatif komunikasi ekonomi Cairncross, S. (2005)
kebijakan publik dan ilmu Community-based
sosial lainya, Jakarta surveillance: a pilot study
from rural Cambodia.

53
M. Ridwan: Evaluation Of Promotive Activity Implementation At Village Health Post
(Poskesdes) Of Alert Village, Subdistrict Of Rimbo Bujang,
District Of Tebo Jambi

Tropical Medicine and


International Health volume
10 no 7 pp 689–697 july 2005 WHO (1987) Ottawa Charter For
diakses tanggal 19 januari Health Promotion Vol 1,
2011 No. 4 Oxford University
Baum, F., Jolley, G., Hicks, R., Pressheapro. oxfordjournals.
Saint, K., Parker, S. (2006) org diakses 18 December
What makes for sustainable 2010
Healthy Cities initiatives?—a
review of the evidence from
Noarlunga, Australia after 18
years Health Promotion
International, Vol. 21 No.4
http://heapro.oxfordjournals.o
rg diakses 14 Maret 2010

54

You might also like