You are on page 1of 9

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMPETENSI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

Widyatmini 1
Luqman Hakim2
1
Dosen
2
Mahasiswa
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
widyatmini@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRACT

This research is intended to evaluate and measure the relationship of


leadership, compensation, and competency with performance. The research
object is health agency in Depok, West Java. There are 95 persons as staffs on
health agency. Respondents were recruited from this population using
stratified random sampling. As variables are latent in nature, questionnaire
was used as research instrument. Further, data collected was analyzed using
regression equation by deployed SPSS (Statistical Package for Social Science)
software. Result indicates that leadership, competency, and compensation are
significantly influence staff performance. The correlation of leadership with
staff performance is 0.102. The correlation between compensation and staff
performance is 0.104. And the last, the correlation between competency and
staff performance is 0.13. It is also shown that leadership, compensation, and
competency can explain staff performance variation as much as 48.8%

Key words: leadership, compensation, competency, performance

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi dan secara bersama-sama
terehadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok. Populasi yang
diambil untuk penelitian ini adalah pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok
yang berjumlah 95 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode
stratified random sampling karena di dalam populasi terdapat berbagai
macam tingkatan jabatan/eselon, juga terdapat berbagai tingkatan golongan
ruang gaji. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data yang terkumpul
selanjutnya diolah menggunakan teknik analisis regresi linear dengan bantuan
perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil penelitian
menunjukkan kepemimpinan, kompetensi, dan kompensasi sangat signifikan
mempengaruhi kinerja pegawai. Kontribusi kepemimpinan terhadap variasi
kinerja pegawai adalah sebesar 10.2%. Kompensasi memberikan konrtibusi
terhadap kinerja pegawai sebesar 10.4% dan kontribusi kompetensi terhadap
variasi yang terjadi pada kinerja pegawai sebesar 13%. Selanjutnya dapat
dinyatakan bahwa kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi memberikan
kontribusi sebesar 48,8% terhadap variasi yang terjadi pada kinerja pegawai.
Kata kunci : Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, kinerja

Wdiyatmini, Hakim, Hubungan Kepemimpinan….. 163


PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan oleh
Utami (2006) tentang pengaruh antara
Kinerja tenaga kesehatan meru- kepemimpinan dan kompensasi dengan
pakan masalah yang sangat penting untuk kinerja pegawai Direktorat Jenderal Pe-
dikaji dalam rangka mempertahankan dan masyarakatan Departemen Hukum dan
meningkatkan pembangunan kesehatan. HAM mendapatkan hasil yang positif
Kajian mengenai kinerja memberikan antara kepemimpinan dengan kinerja dan
kejelasan faktor-faktor yang berpengaruh mempunyai hubungan yang kuat serta
terhadap kinerja personel. Dari pene- signifikan secara statistik juga terdapat
lusuran kepustakaan organisasi dan pengaruh yang positif antara kompensasi
kinerja personal diketahui ada 3 (tiga) dengan kinerja dan mempunyai hubungan
kelompok variabel yang berpengaruh yang kuat serta signifikan secara statistik.
terhadap kinerja yaitu variabel individu, Adapun tujuan penelitian yang
psikologis dan organisasi (Gibson, 1987). hendak dicapai dalam penelitian ini
Ketiga kelompok variabel tersebut mem- adalah mengetahui ada tidaknya hu-
pengaruhi perilaku kerja yang selanjutnya bungan antara kepemimpinan dengan
berefek kepada kinerja personel (Ilyas, kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kota
1999). Depok, mengetahui ada tidaknya hu-
Penelitian yang dilakukan oleh bungan antara kompensasi dengan kinerja
Ilyas (1999) terhadap kinerja dokter pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok,
Puskesmas menyimpulkan bahwa ada be- mengetahui ada tidaknya hubungan antara
berapa faktor yang langsung berkaitan kompetensi dengan kinerja pegawai Di-
dengan kinerja seorang dokter yaitu nas Kesehatan Kota Depok, mengetahui
penghasilan, manfaat supervisi, pengem- ada tidaknya hubungan yang signifikan
bangan karier, pelatihan dan seks. antara kepemimpinan, kompensasi dan
Dengan kata lain bahwa faktor-faktor ter- kompetensi secara bersama-sama ter-
sebut bisa meningkatkan kinerja personal hadap kinerja pegawai Dinas Ke-sehatan
dan organisasi. Simanjuntak (2005) me- Kota Depok.
nyatakan bahwa kinerja perusahaan dan
kinerja setiap orang juga sangat ber- METODE PENELITIAN
gantung pada kemampuan manajerial atau
pimpinan baik dengan membangun sistem Penelitian ini merupakan penelitian
kerja dan hubungan industrial yang survei dengan tujuan untuk memperoleh
harmonis, maupun dengan mengem- informasi yang digunakan dalam menen-
bangkan kompetensi pekerja, serta tukan hubungan timbal balik antar
dengan menumbuhkan motivasi dan variabel. Penelitian bertujuan untuk me-
memobilisasi seluruh karyawan untuk nguji hipotesis yang menyatakan
bekerja secara optimal. hubungan antara variabel bebas dengan
Penelitian yang dilakukan oleh variabel terikat.
Chainiral (2005) terhadap pejabat Lokasi penelitian di Dinas
imigrasi tentang hubungan antara tingkat Kesehatan Kota Depok dengan sasaran
pengetahuan dan keterampilan dengan penelitian adalah seluruh pegawai dengan
kinerja mendapatkan pengaruh yang po- jumlah 95 orang. Pengumpulan data di-
sitif antara tingkat pengetahuhan dan lakukan dengan cara menyebar kuesioner
keterampilan dengan kinerja dan (daftar pertanyaan) yang diberikan
mempunyai hubungan yang kurang kuat kepada pegawai yang bersedia mem-
serta signifikan secara statistik. berikan respon (responden) sesuai dengan
permintaan pengguna. Kuesioner yang

164 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13, Agustus 2008


dipergunakan dalam penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa pertanyaan tertutup yang telah Profil Responden
disusun dimana jawaban atas pertanyaan Responden dalam penelitian ini
tersebut telah disiapkan, sehingga res- adalah pegawai Dinas Kesehatan Kota
ponden tinggal memilih jawaban yang Depok dengan jumlah responden pe-
kiranya sesuai dengan kondisi yang rempuan sebesar 55 orang ( 57,9 %) dan
dirasakan saat ini. sisanya 40(42,1 %) orang adalah berjenis
Data yang dikumpulkan ada empat laki-laki. Sedangkan berdasarkan jenjang
(4) jenis yang berbentuk skor yang di- pendidikan diketahui bahwa sebanyak 40
peroleh dari data kepemimpinan, kom- orang (42,1%) adalah sarjana, 29 orang
pensasi, dan kompetensi sebagai variabel (30,5%) adalah DIII, kemudian 15 orang
bebas dan kinerja sebagai variabel terikat. (15,8%) adalah SMA/Sederajat, selan-
Kinerja individu atau pegawai diukur de- jutnya 10 orang (10,5%) adalah
ngan melihat kualitas dan kuantitas out- spesialist/Pascasarjana dan terakhir 1
put yang dihasilkannya, sedangkan untuk orang adalah DI.
pegawai pemerintah termasuk pegawai Sebagian besar dari pegawai
dinas kesehatan adalah dengan melihat Dinas Kesehatan Kota Depok mempunyai
pelaksanaan tugasnya yaitu antara dapat golongan III, 47 oanag ( 49,5%), ke-
mengerjakan tugas sesuai tugas dan we- mudian golongan II adalah 39 orang
wenang yang diberikan atasan dan tidak (41,1%), golongan IV sebanyak 8 orang
melanggar aturan serta dapat melayani (8,4%) dan golongan I sebanyak1 orang.
masyarakat. Sedangkan kinerja organsiasi
dinilai dengan memperhatikan aspek efi- Analisis Hubungan Kepemimpinan
sien dan efektif dalam pelaksanaan tugas dengan Kinerja Pegawai
pokok dan dapat menggerakkan semua
personil secara berdaya guna dan berhasil Hubungan kepemimpinan dengan
guna untuk melaksanakan tugas dengan kinerja pegawai dianalisis menggunakan
sebaik-baiknya, sebagai aspek proses regresi. Hasil pengolahan data di-
internal juga dapat memenuhi kepuasan tunjukkan pada Tabel 1 di bawah. Nilai
pemangku kepentingan yaitu masyarakat signifikansi sebesar 0.002, hal ini me-
yang dilayani, pemerintah sebagai yang nunjukkan bahwa kepemimpinan secara
memberi perintah dan wewenang serta signifikan berhubungan dengan kinerja
rakyat Indonesia pada umumnya (Irawan pegawai. Nilai signifikansi lebih kecil
2000). dari 0.01, itu berarti bahwa hubungan an-
Analisis data menggunakan analisis tara kepemimpinan dengan kinerja pe-
regresi linier untuk mengetahui hubungan gawai sangat signifikan. Tapi dilihat dari
masing-masing variabel bebas dengan koefisien regresinya, yaitu sebesar 0.320,
variabel terikat dan regresi berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2,
untuk mengetahui hubungan variabel be- kepemimpinan mempunyai hubungan
bas secara bersama-sama dengan variabel lemah dengan kinerja pegawai. Statistik
terikat. ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja artinya semakin baik
kepemimpinan maka kinerja pegawai
juga semakin baik.

Wdiyatmini, Hakim, Hubungan Kepemimpinan….. 165


Tabel 1
Koefisien korelasi kepemimpinan dengan kinerja
Model R R Square Adjusted R Std.Error of the
Square Estimate
1 .320 .102 .093 .634

Tabel 2. Koefisien regresi kepemimpinan terhadap kinerja


Model Unstandarized Standardized
Coefficients Coefficients

B Std.Err Beta T Sig


Constant 3.663 .273 13.428 .000
Kepemimpinan .222 .068 .320 3.257

Tabel 1 juga menunjukkan nilai kinerja adalah identifikasi dengan unit


koefisien determinasi (R kuadrat) untuk kerja, self-efficacy, dan means efficacy.
variabel kepemimpinan terhadap kinerja
yaitu sebesar 0.102. Angka ini dapat Analisis Hubungan Kompensasi
diartikan bahwa 10.2% variasi yang dengan Kinerja Pegawai
terjadi pada kinerja pegawai dipengaruhi
oleh variabel kepemimpinan. Variasi Output hubungan kompensasi
yang terjadi pada kinerja pegawai sekitar dengan kinerja pegawai dapat dilihat pada
90% ditentukan oleh faktor lain. Tabel 3. Nilai koefisien korelasi (r)
Pengaruh positif kepemimpinan sebesar 0.322 dengan signifikansi sebesar
terhadap kinerja pegawai sejalan dengan 0.001. Statistik ini menunjukkan bahwa
temuan Avolio, Zhu, Koh, dan Puja hubungan antara kompensasi dengan
(2004), Bass, Avolio, Jung, dan Berson kinerja pegawai adalah lemah, tapi
(2003), Bono dan Judge (2003), Kark, signifikan. Hubungan antara kompensasi
Shamir, dan Chen (2003), Liao dan dengan kinerja adalah positif, artinya
Chuang (2007), Picollo dan Colquitt semakin baik kompensasi yang diterima
(2006), Schaubroeck, Lam, dan Cha oleh pegawai, maka kinerja pegawai juga
(2007), Wang, Law, Hacket, Wang, dan semakin baik. Nilai koefisien determinasi
Chen (2005). Mereka menemukan ada juga dapat dilihat pada Tabel 3. Nilai
proses intervening dalam arah pengaruh koefisien determinasi untuk variabel
kepemimpinan transformasional terhadap kompensasi terhadap kinerja adalah
kinerja pegawai. Di antara variabel yang 0.104, artinya kontribusi variabel
diidentifkasi mengintervensi pengaruh kompensasi terhadap variasi kinerja
kepemimpinan transformasional terhadap pegawai adalah sebesar 10,4%.

Tabel 3
Koefisien korelasi kompensasi dengan kinerja
Model R R Square Adjusted R Std.Error of the
Square Estimate
1 .322 .104 .094 .634

Dilihat dari koefisien regresi, gawai secara signifikan. Koefisien


seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4, regresinya sebesar 0.322, artinya setiap
kompensasi mempengaruhi kinerja pe- pertambahan kompensasi 1 unit, maka

166 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13, Agustus 2008


kinerja pegawai akan meningkat se- makin baik kompensasi yang dirasakan
banyak 0.322. Statistik ini menunjukkan pegawai maka kinerja mereka juga
bahwa kompensasi mempunyai pengaruh semakin baik.
yang positif terhadap kinerja artinya se-

Tabel 4. Koefisien regresi kompensasi terhadap kinerja


Model Unstandarized Standardized
Coefficients Coefficients

B Std.Err Beta T Sig


Constant 3.608 .288 12.535 .000
Kompensasi .265 .081 .322 3.277 .001

Hubungan antara kompensasi sebesar 0.361, seperti yang dapat dilihat


dengan kinerja pegawai juga sudah pada Tabel 5. Hasil ini menunjukkan
dibuktikan di antaranya oleh Canarella bahwa hubungan antara kompetensi
and Nourayi (2006), Core, Guay, dan dengan kinerja pegawai adalah lemah,
Verrecchia (2003), dan Murphy (1985). karena lebih kecil dari 0.5. Tapi
Mereka menemukan bahwa kompensasi meskipin lemah, hubungan ini adalah
akan meningkatkan kepuasan pegawai. sangat signifikan, karena signifikansi
Kepuasan pada akhirnya akan yang dihasilkan nilai sebesar 0.000, jauh
meningkatkan kinerja pegawai (Amabile, lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan tabel
Goldfarb, dan Brackfield, 1990; Baard, di atas juga dapat dilihat nilai koefisien
Deci, dan Ryan, 2004). determinasi. Koefisien determinasi varia-
bel kompetensi terhadap kinerja adalah
Analisis Hubungan Kompetensi sebesar 0.130. Angka ini menunjukkan
dengan Kinerja Pegawai bahwa 13.0% variasi yang terjadi pada
kinerja dapat dijelaskan oleh kompetensi
Koefisien korelasi antara kom- pegawai.
petensi dengan kinerja pegawai adalah

Tabel 5
Koefisien korelasi kompetensi terhadap kinerja
Model R R Square Adjusted R Std.Error of the
Square Estimate
1 .361 .130 .121 .624

Koefisien regresi kompetensi Setiap pertambahan kompetensi 1 unit,


terhadap kinerja pegawai adalah sebesar maka kinerja pegawai akan meningkat
0.361, seperti yang dapat dilihat pada sebanyak 0.361. Dengan kata lain, se-
Tabel 6. Nilai signifikansi 0.000, artinya makin tinggi kompetensi pegawai maka
koefisien regresi adalah signifikan. kinerja mereka juga semakin baik.

Wdiyatmini, Hakim, Hubungan Kepemimpinan….. 167


Tabel 6. Koefisien regresi kompetensi terhadap kinerja pegawai
Model Unstandarized Standardized
Coefficients Coefficients

B Std.Err Beta T Sig


Constant 2.628 .513 5.122 .000
Kompetensi .442 .119 .361 3.728 .000

Kompetensi dapat dibentuk antara signifikansi 0.000. Karena signifikansi


lain melalui pendidikan dan pelatihan jauh lebih kecil dari 0.05 maka dapat
agar dapat melaksanakan tugasnya sesuai dikatakan bahwa variabel kepemimpinan,
standar yang diinginkan. Sedangkan kompensasi, kompetensi secara bersama-
dalam sektor pemerintahan, kewenangan sama berhubungan terhadap kinerja
diberikan oleh pemerintah kepada pegawai. Sedangkan nilai R pada tabel di
organisasi/pejabat tertentu dalam bidang atas menunjukkan koefisien korelasi atau
tertentu. Dengan kompetensi yang di- hubungan antara kepemimpinan, kom-
miliki oleh setiap pejabat pemerintah pensasi, kompetensi dan motivasi dengan
diharapkan tugas pemerintahan dapat kinerja yaitu sebesar 0.493 yang artinya
berjalan dengan baik. Dengan kecakapan, bahwa terdapat hubungan yang lemah
ke-mampuan dan kewenangan yang di- antara kepemimpinan, kompensasi, kom-
milikinya maka masyarakat harus percaya petensi dan motivasi secara bersama-
dan berharap semua urusan mereka dapat sama dengan kinerja karena lebih kecil
dipenuhi. dari 0.5. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kepemimpinan, kom-
Analisis Pengaruh Kepemimpinan, pensasi, dan kompetensi mempunyai hu-
Kompensasi, dan Kompetensi bungan yang positif terhadap kinerja
Terhadap Kinerja Pegawai pegawai. Ini artinya bahwa semakin baik
kepemimpinan yang ada di Dinas
Pengaruh bersama kepemimpinan, Kesehatan Kota Depok akan berpengaruh
kompensasi, dan kompetensi terhadap meningkatkan kinerja pegawai dan
kinerja pegawai diuji menggunakan semakin baik sistem kompensasi yang
Analisis variansi (Anova). Tabel Anova ada di Dinas Kesehatan Kota Depok
model pengaruh kepemimpinan, kom- maka akan berpengaruh pula terhadap
pensasi, dan kompetensi terhadap kinerja kinerja pegawai. Begitu juga dengan
pegawai dapat dilihat pada Tabel 4. semakin tinggi kompetensi seorang
Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa F pegawai akan berpengaruh meningkatkan
hitung sebesar 15.386 dengan tingkat kinerja pegawai tersebut.

Tabel 7
Korelasi kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi terhadap Kinerja
Model R R Square Adjusted R Std.Error of the
Square Estimate
1 .493 .243 .209 .592

Nilai koefisien determinasi untuk kinerja pegawai dipengaruhi oleh


variabel kepemimpinan, kompensasi, kepemimpinan, kompensasi, dan kom-
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja petensi secara bersama-sama. Dilihat dari
adalah 0.243. Statistik ini dapat diartikan angka ini, sebesar 75.7% variasi yang
bahwa 24.3% varaiasi yang terjadi pada

168 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13, Agustus 2008


terjadi pada kinerja pegawai dapat dengan selalu berusaha meningkatkan
dijelaskan oleh faktor lain. kemampuan manajerial baik melalui
Kinerja atau prestasi kerja pendidikan dan pelatihan maupun berbagi
dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu pegnetahuan dengan instansi lainnya.
variabel individu, variabel organisasi dan Pimpinan juga sebaiknya memberikan
variabel psikologi. Variabel individu ter- kesempatan kepada semua pegawai untuk
diri atas kemampuan dan keterampilan, meningkatkan kompetensinya baik
latar belakang keluarga maupun tingkat pengetahuan maupun keterampilannya se-
sosial, dan demografis. Variabel psikologi suai dengan deskripsi tugas, baik melalui
terdiri atas persepsi, sikap, kepribadian, pendidikan dan pelatihan maupun berbagi
belajar dan motivasi. Motivasi sangat pengetahuan dengan instansi lainnya. Hal
berpengaruh dalam menentukan tinggi lain yang perlu diperhatikan adalah
atau rendahnya kinerja seorang pegawai. memperbaiki sistem kompensasi yang ada
Variabel organisasi terdiri atas sumber di antaranya dengan menerapkan sistem
daya, kepemimpinan, struktur dan desain penghargaan dan hukuman kepada semua
pekerjaan. Dengan demikian Gibson pegawai sehingga mereka akan selalu
menyimpulkan bahwa kinerja pegawai termotivasi bekerja yang pada akhirnya
bukan hanya berasal dari dalam diri akan meningkatkan kinerja mereka. Pim-
pegawai saja akan tetapi banyak faktor pinan juga sebaiknya selalu memotivasi
yang mempengaruhi. semua pegawai untuk senantiasa bekerja
Ivancevich (2001) mengatakan secara profesional sesuai bidang tugasnya
seorang pemimpin harus menyatukan masing-masing baik melalui sarana
berbagai keahlian, pengalaman, kepri- penjelasan singkat staf maupun lewat apel
badian dan motivasi setiap individu yang pagi. Terakhir, sebaiknya pimpinan me-
dipimpinnya. Selain itu pemimpin juga ngadakan pemilihan pegawai teladan
harus memfasilitasi interaksi yang terjadi tingkat Dinas Kesehatan Kota Depok
diantara kelompok dalam organisasi. dalam rangka meningkatkan motivasi
Dapat disimpulkan bahwa seorang kerja pegawai.
pemimpin harus memiliki kemampuan
untuk memadukan seluruh potensi pe- KESIMPULAN DAN SARAN
gawai yang dipimpinnya.
Berdasarkan teori motivasi teori Kesimpulan
pengharapan bahwa kebutuhan dirasakan
akan mendorong tingkah laku dan tin- Kepemimpinan, kompensasi, dan
dakan akan lebih terdorong meningkat kompetensi ditemukan mempunyai hubu-
lagi apabila seseorang merasakan ada ngan dengan kinerja pegawai Dinas
hubungan positif antara upaya dan hasil. Kesehatan Kota Depok. Semakin baik
Sebaliknya apabila tidak ada hubungan faktor kepemimpinan, semakin tinggi ki-
upaya dengan hasil maka dorongan untuk nerja pegawai yang dapat diharapkan.
melakukan tindakan akan berkurang. Semakin tinggi kompensasi yang d-
Dapat disimpulkan bahwa motivasi pe- idapatkan, semakin tinggi juga kinerja
gawai akan meningkat apabila semua pegawai yang bisa diharapkan. Semakin
usaha/tindakan yang telah mereka tinggi kompetensi pegawai, semakin ting-
lakukan seimbang dengan hasil berupa gi kinerja pegawai.
kompensasi yang akan mereka terima.
Dilihat dari pengaruh ketiga Saran
variabel ini terhadap kinerja pegawai,
sebaiknya manajemen mempertahankan Kontribusi kepemimpinan, komp-
pola kepemimpinan yang sudah ada ensasi, dan kompetensi terhadap kinerja

Wdiyatmini, Hakim, Hubungan Kepemimpinan….. 169


pegawai hanya 24.3%, bahkan tidak Dynamics.’’ Managerial and Dec-
sampai 50%. Hal ini menunjukkan bah- ision Economics, Vol. 24 No. 4.
wa ada faktor lain yang lebih dominan Chainiral. 2005. Hubungan Kompetensi
mempengaruhi kinerja pegawai. Pene- dengan Kinerja Pejabat Imigrasi ,
litian lanjutan dapat dilakukan untuk Jurnal FISIP UI Dep. Ilmu
mengidentifikasi dan mengukur faktor Administrasi, Depok.
lain yang mempengaruhi kinerja pegawai. Core, J.E., Guay, W.R. and Verrecchia,
R.E. (2003), ‘‘Price Versus Non-
DAFTAR PUSTAKA Price Performance Measures in
Optimal CEO Compensation
Amabile, T.M.Goldfarb, P. and Contracts.” The Accounting Review,
Brackfield, S.C. 1990. ”Social Vol. 78, pp. 957-81
Influences on Creativity: Gibson, Ivancevich dan Donelly. 1997.
Evaluation, Coaction, and Survei- Organisasi, Perilaku, Struktur dan
llance.” Creativity Resources Proses, terjemahan Djakarsih, Er-
Journal, Vol. 3, pp. 6-21. langga, Jakarta.
Avolio, B.J., Zhu, W., Koh, W., and Puja, Ilyas, Yaslis. 1999. Determinan Kinerja
B. 2004. ”Transformational lea- Dokter Puskesmas Kasus : Dokter
dership and Organizational Com- Pegawai Tidak Tetap (PTT.)’ Jurnal
mittment: Mediating Role of FISIP UI Dep. Ilmu Administrasi,
Psychological Empowerment and Depok.
Moderating Role of Structural Irawan, Prasetya. 2002. Manajemen
Distance.” Journal of Sumber Daya Manusia. STIA-LAN
Organizational Behavior, Vol. 25, Press, Jakarta.
pp. 951-968. Ivancevich, John M. 2001. Human
Baard, P.P, Deci, E.L. and Ryan, R.M. Resource Management (8th.ed).
2004. ”The Relation of Intrinsic Richard D. Irwin, Inc, USA.
Need Satisfaction of Performance Kark, R., Shamir, B. and Chen, G. 2003.
and Well-Being in Two Work ”The Two Faces of Trans-
Settings.” Journal of Applied formational Leadership: Empo-
Social Psychology, Vol. 34, pp. werment and Dependency.”
2045-2068. Journal of Applied Psychology,
Bass, B.M., Avolio B.J., Jung, D.I. and Vol. 92, pp.
Berson, Y. 2003. ”Predicting Unit Liao, H. And Chuang A. 2007.
Peformance by Assessing Trans- ”Transforming Service Employs
formational and Transactional Lea- and Climate: A Multilevel, Multi-
dership.” Journal of Applied source Examination of Transfor-
Psycholofy, Vol. 88, pp. 207-218. mational Leadership in Building
Bono, J.E. and Judge, T.A. 2003. ”Self- Long-Term Service Realtionships.”
Concordance at Work: Toward Journal of Applied Psychology,
Understanding the Motivational Vol. 92, pp.1006-1019.
Effects of Transformational Lea- Murphy, K.J. (1985), ‘‘Corporate
der.” Academy of Management Performance and Managerial Re-
Journal, Vol. 46, pp. 554-571. muneration: An Empirical
Canarella, G. and Nourayi, M. M. 2006. Analysis.” Journal of Accounting
‘‘Executive Compensation and and Economics, Vol. 7, pp. 11-42.
Firm Performance: Adjustment

170 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13, Agustus 2008


Wdiyatmini, Hakim, Hubungan Kepemimpinan….. 171

You might also like