Professional Documents
Culture Documents
3749
JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v6i1.3749
Abstract
The concept of entrepreneurship education applied in SMK is expected to create new young entre-preneurs. The purposes of this study are to
describe the educational model formotivating the students to have entrepreneurial spirit in outstanding vocational schools in Semarang and
todescribe the effecti-veness of educational model in creating students’ entrepreneurship spirit. The study uses explanative descriptive
method which is for developing a teaching and learning model. Enterpreneurship teaching and learning for the students of XII class
majoring at technic of computer and software in SMKN 7 Semarang for the period of 2011/2012 has made good achievement. It shows that
39,44% students or 28 students’ achievement is good enough, 27 students (38,03%) received good academic achievement, 10 students
(14.08%) have less educational achievement., 5 students (7.04%) have very good learning achievement and only1 student (1.41 %) has poor
academic achievement. It can be concluded that the average academic achievement ofclass XII students majoring at computer and networks
in SMK Negeri Semarang 7 is categorized as good.
dikan kewirausahaan dalam mencetak jiwa unit ke arah tujuan yang ditetapkan. Logika
wirausaha siswa SMK Unggulan di Kota ini berarti bahwa itu berfokus pada tindakan
Semarang. dan bukan pada komunikasi dan monitoring)
Manfaat dalam penelitian ini adalah (Juha Kansikas, et all. 2012). Selain itu,
Memberikan gambaran model pendidikan Christope Estay (2013) menyatakan: The
kewirausahaan dalam mencetak jiwa wira- perception of entrepreneur also plays an
usaha siswa SMK Unggulan di Kota Sema- important role in the motivation which means
rang; Mendeskripsikan efektivitas model their perception that their actions lead to
pendidikan kewirausahaan dalam mencetak results and that these results reach or surpass
jiwa wirausaha siswa SMK Unggulan di Kota expectations (persepsi dari wirausaha juga
Semarang. memainkan aturan peraturan pada motivasi
dimana berarti persepsi mereka yang diambil
Istilah entrepreneur pertama kali
dari hasil yang mereka lakukan dan dimana
diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh
hasil ini meraih atau melebihi harapan).
ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menu-
Sedangkan Jean Baptista Say (1816) menya-
rutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
takan bahwa: seorang wirausahawan adalah
means of production at certain prices in order
agen yang menyatukan berbagai alat-alat
to combine them”. Dalam waktu yang tidak
produksi dan menemukan nilai dari pro-
terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean
duksinya. Robert D. Hisrich (2011) menya-
Baptista Say menambahkan definisi Cantillon
takan: Entrepreneurship has been shown to
dengan konsep entrepreneur sebagai pemim-
have a significant impact on the employment,
pin. Say menyatakan bahwa entrepreneur
innovation, and the entire economy of a
adalah seseorang yang membawa orang lain
region or nation (Kewirausahaan telah
bersama-sama untuk membangun sebuah
terbukti memiliki dampak yang signifikan
organ produktif.
terhadap lapangan kerja, inovasi, dan seluruh
Pengertian kewirausahaan relatif ber-
perekonomian suatu wilayah atau bangsa).
beda-beda antar para ahli/sumber acuan
Sebelum memaparkan teori kewirausa-
dengan titik berat perhatian atau penekanan
haan, terlebih dahulu akan diulas pengertian
yang berbeda-beda, diantaranya adalah
“teori”. Kita biasanya menggunakan teori
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988),
untuk menjelaskan sebuah fenomena.
menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah
(Schumpeter, 1934), eksplorasi berbagai
kehadiran entrepreneurship yang mem-
peluang (Kirzner, 1973), menghadapi keti-
punyai kontribusi besar dalam pengem-
dakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan
bangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari
secara bersama faktor-faktor produksi (Say,
konsep dan konstruk. Teori adalah “sekum-
1803).
pulan konstruk (konsep), definisi, dan
Entrepreneurial leadership is based on a
proposisi yang saling berhubungan” yang
straight forward way of leading a unit toward
menunjukkan pandangan sistematis terha-
set goals. This logic means that it is focused
dap sebuah fenomena dengan merinci
on action rather than on communication and
hubungan antar variabel, dengan tujuan
monitoring (Kepemimpinan kewirausahaan
untuk menerangkan dan memprediksi
didasarkan pada cara langsung memimpin
fenomena. Beberapa teori yang menjelaskan
JEJAK Journal of Economics and Policy 6 (1) (2013): 64-79 67
lahan Buah Pasca Panen. Mulok Pengolahan variabel terikatnya diukur dalam bentuk
Buah Pasca Panen diberikan kepada semua angka-angka, dan kemudian dicari ada
mulai dari siswa kelas XI dan XII dari tidaknya pengaruh antara kedua variabel
semester 5 sampai 6 dimana ada 2 JP per tersebut dan dikemukakan seberapa besar
minggu untuk seluruh jurusan yang ada baik pengaruhnya.
itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa dan Penelitian ini juga memayungi dua
durasi waktu 12 jam untuk masing-masing skripsi mahasiswa yaitu Sony Zulfikasari
pokok bahasan. dengan judul Best Practices Perakitan Mobil
Concentrating on the mobilisation of dan Sepeda Motor di Sekolah Menengah
action rather than on 'successful' social Kejuruan Negeri 1 Semarang dan Yesy Untari
entrepreneurs, typical of case studies, dengan judul Mengembangkan Minat
accomplishes two things. It moves the Berwirausaha Melalui Proses Pembelajaran
social entrepreneur literature dialog away Kewirausahaan Siswa Kelas XII Jurusan
from a 'great person' discussion to a dialog
Teknik Komputer dan Jaringan di SMK
surrounding established theoretical frames,
Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
and broadens the study of social
entrepreneurs to include those who Populasi yang digunakan dalam pene-
potentially could seek to make social litian ini adalah siswa SMK Negeri 1
change. This is accomplished by exploring Semarang jurusan Teknik Mekanik Otomotif,
the role of developmental psychology and pada program keahlian Teknik Kendaraan
social construction in contributing to the Ringan (TKR) dan siswa SMK Negeri 7
potential change agent's mobilisation via a Semarang tahun ajaran 2011/2012. Sampel
dialectic process (Kenneth Wm. Kury,
penelitian ada 5 siswa di SMK Negeri 1
2012)
Semarang pada jurusan Teknik Mekanik
METODE PENELITIAN Otomotif, 2 orang guru pada program
keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR),
Pada penelitian ini jenis penelitian
Kepala Sekolah dan Wakasek Bidang
yang digunakan adalah metode deskriptif,
Kurikulum. Sedangkan sampel SMK Negeri 7
dengan jenis studi eksplanatif. Pendekatan
Semarang terdapat dua kelas dan jumlah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswanya kurang dari 100 sehingga sampel
pendekatan kuantitatif. Ekplanatif dimak-
penelitian di ambil dari semua populasi,
sudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi
dengan begitu penelitian ini merupakan
sampel terhadap populasinya atau menjelas-
penelitian populasi.
kan hubungan, perbedaan atau pengaruh
satu variabel dengan variabel lain (Bungin, HASIL DAN PEMBAHASAN
2005:38). Sukmadinata (2008:54) menjelas-
SMK N 1 Semarang yang terletak di
kan bahwa “penelitian deskriptif (descriptive
Jalan Dr. Cipto No. 93 Semarang pada bulan
research) adalah suatu metode penelitian
Februari 2012 yang lalu ramai diberitakan
yang ditujukan untuk menggambarkan feno-
oleh media elektronik maupun media cetak
mena-fenomena yang ada, yang berlangsung
yang melaporkan mengenai keberhasilan
pada saat ini atau saat yang lampau. Pende-
siswa SMK N 1 Semarang dalam perakitan
katan yang digunakan adalah pendekatan
mobil sejenis pick up. Jurusan yang berhasil
kuantitatif karena variabel bebas dan
merakit mobil tersebut adalah jurusan
70 Rafika Bayu Kusumandari, Model Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha…
Teknik Mekanik Otomotif, pada program dipasang dengan tulisan “Euriga Esemka”.
keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Semua sepeda motor tersebut sudah terjual
Sebenarnya program keahlian TKR habis dengan harga Rp 8.000.000 per unit.
sebelumnya sudah memproduksi kendaraan Berawal dari SMK N 1 Semarang yang
yaitu sepeda motor Euriga Esemka atas selalu aktif dalam pengusulan dan program
kerjasama dengan PT Kanzen. SMK N 1 pemerintah yang sudah menyelesaikan
Semarang tidaklah memproduksi pembuatan perakitan sepeda motor dan hasilnya baik
kendaraan, namun hanya merakitnya saja. maka SMK N 1 Semarang ditunjuk oleh
Perakitan sepeda motor bekerja sama Pemerintah untuk dijadikan tempat pera-
dengan PT Kanzen. SMK N 1 Semarang kitan mobil pick up. Bapak Joko Sutrisno
mendapatkan komponen 25 unit sepeda mantan ketua PSMK yang menunjuk SMK N
motor untuk dirakit di bengkel otomotif 1 Semarang sebagai tempat perakitan,
SMK N 1 Semarang. Sebelum komponen- dengan pertimbangan tempat dan kompe-
komponen itu dirakit, guru yang mengajar di tensi yang cukup di jurusan otomotif.
jurusan otomotif diberikan pelatihan Kemudian setelah itu keluarlah Memoran-
mengenai cara perakitan kendaraan di dum of Understanding atau MoU yang
Karawang, yaitu di kantor Kanzen dan juga tertuliskan SMK N 1 Semarang sebagai
diberikan Standar Operasional (SOP) untuk tempat perakitan mobil pick up. Komponen-
dijadikan panduan dalam perakitannya. komponen mobil didatangkan dari Dong
Pelaksanaan perakitan sepeda motor ini Feng, China. Mengenai sarana prasarana,
sudah lama dilakukan dan sudah berakhir pembiayaan, dan lain-lain sudah tertulis di
sekitar bulan Desember 2011. Perakitan satu lembar MoU tersebut.
sepeda motor bisa diselesaikan oleh 2 orang Pada awal mulanya mendapatkan
siswa. Dengan pembagian tugas satu siswa di informasi guru-guru khususnya di jurusan
sisi sebelah kanan, dan satu siswa lagi Otomotif banyak yang tidak sepakat. Jumlah
disebelah kiri. guru yang mengajar di otomotif adalah 15
Perakitan sepeda motor dapat disele- orang, dari 15 orang itu yang sepakat hanya 2
saikan dalam sehari. Jadi kurang lebih dalam orang saja. Alasan dari guru-guru yang tidak
satu bulan, 25 unit sepeda motor sudah sepakat adalah selain karena tempat pera-
dalam bentuk sepeda motor secara utuh. kitan akan dipakai dan menghabiskan space
Setelah semua sepeda motor terakit dan juga karena perakitan itu akan mengganggu
sudah diuji dasar di jurusan otomotif SMK N jalannya proses pembelajaran siswa. Sedang-
1 Semarang, kemudian akan diuji ulang oleh kan alasan dari guru yang sepakat adalah
final checker dari pihak PT. Kanzen. dengan mempertimbangkan sisi baiknya,
Pengawas akhir atau final checker sejumlah 6 yaitu adanya program ini akan meningkatkan
orang datang langsung ke sekolah untuk sarana di jurusan otomotif. Perlengkapan
pengecekan kontrol, pemberian aksesoris, jurusan otomotif tidaklah murah jika
surat-surat dan lain-lain. Seluruh sepeda mengadakan pengadaan barang dari pihak
motor yang sudah diuji dan dinyatakan lolos sekolah akan lama dan memakan banyak
uji dan bisa on the road atau bisa digunakan anggaran, program ini sebagai program
dijalan raya. Kemudian setelah dinyatakan pemerintah pastinya sudah dianggarkan
lolos uji barulah sticker di sisi sepeda motor
JEJAK Journal of Economics and Policy 6 (1) (2013): 64-79 71
untuk sarana jadi sekolah akan diuntungkan Sehingga dalam pelaksanaannya tidak meng-
dengan hal itu. gunakan Rencana Program Pembelajaran
Setelah rapat dengan guru-guru (RPP) maupun Silabus. Pada awal pelaksana-
jurusan kemudian hasil rapat itu dilaporkan annya guru-guru otomotif menemui kendala
ke pihak Sekolah dalam hal ini Kepala lagi yaitu tidak adanya panduan perakitan
Sekolah Bapak Darmanto dan Waka. Kuri- (SOP), yang ada hanyalah panduan pemilik
kulum yaitu Bapak Arif Subiakto. Berbagai masih dalam bahasa China. Walaupun seba-
pertimbangan yang digunakan dalam meng- gian guru sudah ada yang pernah mengikuti
ambil keputusan yang akhirnya diperoleh pelatihan perakitan mobil tapi masih meng-
hasil yaitu perakitan tetap dilaksanakan di alami kesulitan dalam perakitan mobil pick
SMK N 1 Semarang dan respon dari siswa- up ini, hal itu disebabkan karena komponen
siswa cenderung senang karena nama mobil yang dipakai dalam pelatihan tidak
Sekolah akan menjadi baik dan mereka akan sama dengan mobil komponen pick up.
terlibat di dalam perakitannya. Kendala yang Learning by doing yang menjadi point
dihadapi adalah masalah tempat dan sarana. inti ketika pembelajaran. Sejumlah guru
Ketika tempat dalam perakitan dan pembe- berusaha menyelesaikan satu pick up terlebih
lajaran siswa dijadikan dalam satu ruangan dahulu yang memakan waktu selama 2 hari,
maka pembelajaran siswa akan terganggu. setelah guru-guru itu berhasil barulah
Alternatif sebagai solusi dari masalah ini mereka mengajarkannya kepada siswa untuk
adalah dengan menggunakan ruang lain di dijadikan bahan pembelajaran.Pada awalnya
sebelah bengkel untuk dijadikan ruang pelaksanaan perakitan dilaksanakan dengan
perakitan mobil. Untuk pelaksanaan pera- beberapa siswa pilihan, namun melihat
kitan dijadwal ketika bengkel tidak diguna- situasi dan kondisi dan juga khawatir terjadi
kan untuk pembelajaran. Selain masalah kesenjangan sosial maka akhirnya perakitan
tempat, pihak jurusan juga terhambat oleh melibatkan seluruh siswa pada kelas XI di
sarana yang kurang memadai. Bersedianya Tehnik Keahlian TKR. Pelaksanaan pem-
jurusan untuk merakit mobil berarti ang- belajaran perakitan dilakukan dengan sistem
garan untuk biaya pembuatan digunakan bergilir antara pemasangan dan pembong-
untuk pengadaan sarana dan prasarana. karan. Cara guru dalam membuka dan
setelah permasalahan teratasi barulah 2 unit menutup pembelajaran pada umumnya sama
komponen pick up itu dirakit oleh guru dan ketika perakitan sepeda motor dan mobil,
siswa jurusan otomotif. yaitu membuka dengan salam kemudian
Tujuan dari perakitan ini adalah untuk presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
memberikan wawasan kepada siswa menge- Kemudian memberikan pengarahan menge-
nai perakitan kendaraan, yaitu mobil dan nai pembelajaran hari ini, apakah pembong-
sepeda motor. Siswa diharapkan bisa karan atau pemasangan mobil atau sepeda
mengerti dan paham mengenai dasar-dasar motor setelah itu siswa yang telah dibagi
perakitannya, sehingga ketika terjun ke sesuai pembagian diminta segera menyiap-
perusahaan mereka sudah memiliki penga- kan perlengkapannya dan menuju ke kenda-
laman sebelumnya. Perakitan ini adalah raan (mobil atau sepeda motor) yang akan
kegiatan tambahan saja, tidak termasuk dibongkar atau dirakit. Ketika proses merakit
dalam kurikulum maupun pelajaran. guru mengawasi jalannya perakitan dan
72 Rafika Bayu Kusumandari, Model Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha…
memberikan arahan ketika ada siswa yang prestasi belajar yang amat baik sedangkan
mengalami kesulitan. Setelah pembelajaran yang termasuk dalam kategori sangat kurang
berakhir, guru memberikan kesimpulan atas sebanyak 1 siswa (1,41%). Jadi rata-rata pres-
hasil kerja mereka, serta pemberitahuan tasi siswa pada pembelajaran kewirausahaan
untuk persiapan pada materi pertemuan pada siswa kelas XII jurusan teknik
berikutnya. Akhir pembelajaran diakhiri komputer dan jaringan di SMK Negeri 7
dengan salam dan berdoa. Semarang tahun ajaran 2011/ 2012termasuk
Variabel proses pembelajaran kewira- dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya
usahaan diukur dengan menggunakan dapat dilihat pada Gambar 1.
instrumen ini berupa tes dengan jumlah soal Variabel minat berwirausaha terdiri
32 butir dan responden diberikan alternatif dari 40 butir pernyataan yang tersebar dalam
pilihan jawaban sebanyak5 alternatif dan indikator (keinginan/motif, perasaan senang,
memilih salah satu jawaban dengan perhatian, lingkungan dan pengalaman).
memberikan tanda silang (X) pada jawaban Hasil analisis deskriptif minat berwirausaha
yang dianggap paling benar. Skorsing atas pada siswa kelas XII jurusan teknik kompu-
jawaban ini menggunakan skor 1 untuk ter dan jaringan di SMK Negeri 7 Semarang
jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada
Berikut disajikan hasil test kewirausahaan lampiran dan terangkum dalam tabel 2.
yang dapat dilihat pada lampiran dan Tabel 2, tampak minat berwirausaha
terangkum dalam tabel 1. pada siswa kelas XII jurusan teknik
Dari tabel 1,tampak bahwa hasil test komputer dan jaringan di SMK Negeri 7
pembelajaran kewirausahaan pada siswa Semarang tahun ajaran 2011/2012sebanyak 34
kelas XII jurusan teknik komputer dan siswa (47,89%) termasuk dalam kategori
jaringan di SMK Negeri 7 Semarang tahun tinggi, sebanyak 23 siswa (32,39%) termasuk
ajaran 2011/2012 dimana sebanyak 28 siswa dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 10
(39,44%) memperoleh prestasi yang cukup siswa (14,08%) termasuk dalam kategori
baik, sebanyak 27 siswa (38,03%) memper- rendah dan sebanyak 4 siswa (5,63%)
oleh prestasi belajar yang baik, sebanyak 10 termasuk dalam kategori sangat rendah. Jadi
siswa (14,08%) dengan prestasi belajar yang rata-rata minat berwirausaha pada siswa
kurang, sebanyak 5 siswa (7,04%) dengan siswa kelas XII jurusan teknik komputer dan
jaringan di SMK Negeri 7 Semarang tahun Hasil dari masing-masing sub variabel
ajaran 2011/2012 termasuk dalam kategori tentang minat berwirausahaan dapat dija-
tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat barkan sebagai berikut:
grafik pada Gambar 2. Hasil analisis deskriptif persentase
keinginan (motif) pada siswa kelas XII
jurusan teknik komputer dan jaringan di
SMK Negeri 7 Semarang tahun ajaran
2011/2012 dapat dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3, sebanyak 53,52%
menyatakan bahwa keinginan (motif) untuk
berwirausaha siswa kelas XII jurusan teknik
komputer dan jaringan di SMK Negeri 7
Semarang tahun ajaran 2011/2012 termasuk
Gambar 2. Grafik Minat Berwirausaha dalam kategori tinggi, sebanyak 19,72%
74 Rafika Bayu Kusumandari, Model Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha…
rendah dan sebanyak 5,63% termasuk dalam teknik komputer dan jaringan di SMK Negeri
kategori sangat rendah. Untuk lebih jelasnya 7 Semarang tahun ajaran 2011/2012 dapat
dapat dilihat Gambar 5. dilihat pada tabel 7.
Berdasarkan tabel tersebut sebanyak
39,44% menyatakan bahwa pengalaman
untuk berwirausahaan siswa kelas XII
jurusan teknik komputer dan jaringan di
SMK Negeri 7 Semarang tahun ajaran
2011/2012 termasuk dalam kategori tinggi,
sebanyak 26,76% termasuk dalam kategori
tinggi, sebanyak 23,94% responden termasuk
dalam kategori sangat tinggi, dan sebanyak
Grafik 5.Grafikindikator perhatian pada Minat 9,86% responden termasuk dalam kategori
Berwirausahaan sangat rendah
Hasil analisis deskriptif persentase
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lingkungan pada siswa kelas XII jurusan
teknik komputer dan jaringan di SMK Negeri Perencanaan awal perakitan SMK N 1
7 Semarang tahun ajaran 2011/2012 dapat Semarang tidak didasari atas rencana
dilihat pada tabel 6. pembelajaran yang jelas. Hal itu tidak sejalan
dengan konsep dari kurikulum yang ada
Berdasarkan tabel 6 sebanyak 50,70%
yaitu yang tertuang dalam UU No. 20 Th.
menyatakan bahwa lingkungan dalam
2003 mengatakan bahwa kurikulum sepe-
berwirausahaan siswa kelas XII jurusan
rangkat rencana dan pengaturan mengenai
teknik komputer dan jaringan di SMK Negeri
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
7 Semarang tahun ajaran 2011/2012 termasuk
yang digunakan sebagai pedoman penye-
dalam kategori tinggi, sebanyak 26,76%
lenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan
termasuk dalam kategori rendah, sebanyak
pendidikan. Sedangkan dalam fakta pelak-
14,08% termasuk dalam kategori sangat
sanaannya tidak ada seperangkat rencana,
tinggi, sebanyak 8,45% responden termasuk
bahan pelajaran yang bisa dijadikan suatu
dalam kategori sangat rendah.
pedoman, sehingga perakitan itu memang
Hasil analisis deskriptif persentase lebih cenderung disebut dengan kegiatan
pengalaman pada siswa kelas XII jurusan tambahan saja. Kurikulum bukan hanya
sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua mencapai tujuan pendidikan yang telah
kegiatan siswa dan semua pengalaman bela- ditetapkan. Pelaksanaan perakitan dikatakan
jar siswa di sekolah, yang mempengaruhi efektif ketika tujuan dapat dicapai sesuai
pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung dengan perencanaan, sedangkan efisien bah-
jawab sekolah, karena hal itulah menurut wa tugas yang ada dilaksanakan dengan
Sudjana (2009) tidak ada pemisahan antara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
kegiatan intrakurikuler dengan kegiatan jadwal. Secara tidak langsung pembelajaran
ekstrakurikuler. Keduanya termasuk kuri- tersebut telah menerapkan manajemen seba-
kulum. gai sebuah seni. Walaupun tanpa peren-
Pada pengertian di atas dikatakan canaan yang matang namun proses perakitan
belajar yang diniati, sebab program belajar bisa berjalan dengan lancar.
itu baru merupakan rencana, patokan, Monitoring dan evaluasi perakitan
gagasan, i’tikad, rambu-rambu yang nantinya mobil dan sepeda motor akan didasari dari
harus dicapai, atau dimiliki oleh para siswa evaluasi program. Evaluasi perakitan yang
melalui proses pengajaran. Sejalan dengan berlangsung dalam perakitan tidak mende-
pendapat Sudjana bahwa kurikulum adalah tail sama halnya dalam pembelajaran
program belajar atau dokumen yang beri- normal. Evaluasi hanya dijadikan cara untuk
sikan hasil belajar. Dalam hal ini menurut membuktikan keberhasilan atau kegagalan
peneliti dokumen tersebut bisa berupa apa suatu program. Hal tersebut terlihat dari
saja, termasuk juga berupa dokumen kerja- penilaian akhir yang bukan merupakan nilai
sama atau MoU. dalam bentuk angka, namun hanya sekedar
Pelaksanaan perakitan kendaraan pengawasan bahwa perakitan yang dilakukan
mobil dan sepeda motor di jurusan otomotif oleh siswa telah seperti yang diinginkan
SMK N 1 Semarang tidak sepenuhnya melalui dalam perakitannya.
tahapan pengembangan kurikulum. Walau- Untuk mengembangkan minat berwi-
pun terdapat perencanaan yang singkat, rausaha memerlukan beberapa tahapan
serta implementasi yang berjalan dengan dalam proses pembelajaran kewirausahaan di
baik akan tetapi tidak ada evaluasi yang sekolah. Minat dapat timbul dari dalam diri
dirancang secara khusus di dalamnya. sendiri ataupun pengaruh dari luar. Proses
Pembelajaran tidak ada penilaian, hanya ada pembelajaran kewirausahaan di sekolah
pengawasan itupun di laksanakan pada sangat penting dalam menumbuhkan kei-
proses pembelajaran perakitan, di situlah ngintahuan tentang berwirausaha sehingga
terjadi evaluasi dalam proses perakitan. menimbulkan minat untuk berwirausaha.
Pelaksanaan pembelajaran serta pera- Sekolah Menengah Kejuruan sangat efektif
kitan dilakukan dengan learning by doing. karena di samping siswa mendapat pembe-
Tidak adanya panduan perakitan yang jelas lajaran kewirausahaan juga mendapat
sehingga guru menyampaikan materi dengan pelajaran sesuai dengan bidang kejuruannya.
langsung diikuti oleh siswa. Guru membim- Di SMK Negeri 7 Semarang sendiri siswa
bing serta mengarahkan siswa dalam pelak- belajar selama empat tahun, tiga tahun
sanaan perakitan, hal itu menggambarkan dianggap selesai untuk pelajaran normatif
rangkaian kegiatan yang menunjuk kepada dan adaptifnya, satu tahun berikutnya untuk
usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk
78 Rafika Bayu Kusumandari, Model Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha…