You are on page 1of 6

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 ISSN CETAK.

2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

FORMULASI GEL PATI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urb.)


DENGAN GELLING AGENT METILSELULOSA

Submitted : 14 Nov 2015


Edited : 15 Des 2015
Accepted : 21 Des 2015

Husnul Warnida

Akademi Farmasi Samarinda


Jl. Abdul Wahab Syahranie 226, Air Hitam, Samarinda
Email : hwarnida@gmail.com

ABSTRACT
Bengkuang roots (Pachyrhizus erosus (L.) Urb.) empirically have been used as cosmetics materials,
primarily as sun screen and whitening agent. Bengkuang roots posses 6 compound which have tyrosinase
inhibitory activities. Commercially, bengkuang roots available as whitening cream and lotion but those
dosage forms are not suitable for oily skin. In this study the gel was formulated with varying methylcellulose
(4% and 5%) as gelling agent. The evaluation included stability, organoleptic, pH, homogeneity, and
spreading test. Formula A (4% methylcellulose) meets all physical requirements of gel. The result of
acceptability (hedonic test. showed the most acceptance formula was formula A (4% methylcellulose).

Keywords : bengkuang, gel, methylcellulose, pachyrhizus erosus, skin whitening

LATAR BELAKANG Indonesia untuk melindungi kulit dari sinar


Sinar matahari yang mencapai permukaan matahari dan memutihkan kulit. Bengkuang
bumi terdiri dari cahaya tampak (panjang mengandung 86-90% air, senyawa fenol, dan
gelombang antara 4000 dan 7400 Å), infra merah saponin(4,5). Terdapat 6 senyawa dalam bengkuang
(7500-53000 Å), dan sinar ultraviolet (2800-4000 yang mampu memiliki aktivitas antioksiodan dan
Å). Secara umum sinar matahari sangat bermanfaat. memutihkan yaitu daidzein, daidzin, genistin, (8,9)-
Tetapi salah satu akibat paparan sinar matahari furanyl-pteropcarpan-3-ol, 4-(2-(furane-2-yl)ethyl)-
yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama 2-methyl-2,5-dihydro-furane-3-arbaldehyde dan 2-
adalah terjadinya perubahan pada bentuk kulit yang butoxy-2,5-bis(hydroxymethyl)-tetrahydrofurane-
disebut dermatoheliosis, yaitu kulit menjadi 3,4-diol(6).
berwarna pucat kekuningan, keriput, disertai Produk kosmetik pemutih umbi bengkuang
timbulnya bercak-bercak hitam yang tidak merata yang beredar di pasaran krim, losion, bedak dingin,
pada permukaan kulit yang terkena paparan sinar sabun, masker, lulur. Sedangkan gel bengkuang
tersebut(1). Bercak-bercak hitam di kulit terjadi sebagai pelembab dan pemutih wajah belum
karena peningkatan produksi melanin akibat populer di masyarakat. Padahal gel tidak
paparan sinar matahari. Melanin adalah pigmen mengandung minyak sehingga cocok
warna utama pada kulit, rambut, dan mata(2). untukperawatan jenis kulit berminyak.
Melanin dikelompokkan ke dalam 2 kelompok: Bentuk gel mampu menyebar dengan baik di
eumelanin yang berwarna hitam dan coklat dan kulit, memberikan efek dingin, mudah dicuci
phaecomelanin yang berwarna coklat kemerahan dengan air, dan pelepasan obatnya baik(7). Gelling
dan kuning. Melanin berasal dari tyrosine yang agents adalah bahan tambahan yang digunakan
mengalami proses oksidasi(3). untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai
Umbi bengkuang (Pachyrrzus erosus (L.) macam sediaan obat dan sediaan kosmetik.
Urb) secara turun temurun telah digunakan di Metilselulosa merupakan salah satu gelling agent

121 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 HUSNUL WARNIDA

yang menghasilkan sediaan gel yang bening, elastis Tabel 1. Formula Gel Patii Bengkuang
dengan daya lekat tingggi, mudah dicuci dengan
air, dan pelepasan obatnya dinilai bagus. Formula
Metilselulosa memiliki sifat alir pseudoplastis dan Nama Bahan Fungsi (%)
bersifat non ionik sehingga kompatibel dengan A B
hampir semua bahan obat(8). Metil selulosa Pati Bengkuang bahan aktif 3 3
digunakan dalam formula sediaan farmasi oral dan Metilselulosa gelling 4 5
topikal dengan konsentrasi 0,5-5%(9). Penelitian ini agent
Gliserin humectant 5 5
bertujuan memformulasi pati bengkoang dalam
Metilparaben pengawet 2 2
bentuk gel menggunakan gelling agent Rose oil fragrance 0,1 0,1
metilselulosa. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas Air suling ad Pelarut 100 100
fisik gel dan uji hedonik.
Evaluasi Stabilitas Gel
METODE PENELITIAN 1. Uji Organoleptis
Alat dan Bahan Dilakukan pengamatan visual terhadap
Blender (philips), pH meter, jangka sorong bau, warna, dan bentuk gel selama 3 minggu.
(Krisbow), mortar dan stamper, neraca analitik Gel biasanya jernih dengan konsistensi
(Ohaus), oven (Memmert), rotary evaporator, setengah padat (10).
pengayak mesh 120, alat uji daya sebar, alat-alat 2. Pemeriksaan homogenitas
gelas (Pyrex). Pengujian homogenitas dilakukan
Bahan: air suling, bengkoang, gliserin dengan mengoleskan zat yang akan diuji pada
(kualitas farmasetis), metilselulosa (kualitas sekeping kaca atau bahan lain yang cocok
farmasetis), metilparaben (kualitas farmasetis), rose harus menunjukkan susunan yang homogen
oil (kualitas farmasetis). dan tidak menunjukkan butiran kasar (11).
3. Pengukuran Daya Sebar
Prosedur Kerja Sampel seberat 0,5 g diletakkan di atas
1. Pengolahan Sampel kaca dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter
Umbi bengkuang dibersihkan, diparut, sebar sampel diukur. Selanjutnya ditambah
dan diperas. Hasil perasan dibiarkan selama 150 g beban dan didiamkan selama 1 menit
beberapa jam sampai terbentuk endapan. lalu diukur diameter yang konstan. Daya sebar
Selanjutnya disaring dan airnya dibuang. 5-7 cm menunjukkan konsistensi semisolid
Endapan dikeringkan dalam oven suhu 50o yang sangat nyaman dalam penggunaan (12).
selama 24 jam. Diperoleh serbuk pati bengkuang 4. Pengukuran pH
yang kemudian diayak dengan pengayak mesh Dilakukan pengukuran pH gel
120. menggunakan alat pH meter. pH sediaan
2. Pembuatan Gel topikal berkisar 4-8 (13).
Fomula gel disajikan di tabel 1. Metil 5. Uji Stabilitas Dipercepat dengan metode
selulosa ditaburkan di atas air panas dan diaduk freeze-thaw cycling
dengan pengaduk elektrik hingga homogen. Sebanyak 20 g masing-masing formula
Ditambahkan air es kemudian didinginkan di gel disimpan pada suhu 4 oC selama 24 jam.
lemari pendingin suhu 4 oC selama 24 jam. Selanjutnya sampel dipanaskan di atas hot
Metilparaben dilarutkan dalam gliserin. plate suhu 45 oC selama 24 jam. Diamati
Diaduk bersama serbuk pati bengkuang sampai perubahan fisik yang terjadi (14).
homogen. Selanjutnya ditambah dispersi
metilselulosa dan diaduk dengan pengaduk Uji Kesukaan (Uji Hedonik)
elektrik hingga homogen. Ditambahkan minyak Panelis sebanyak 30 orang mengemukakan
mawar. tanggapan pribadi (subyektif) terhadap gel pati
bengkuang. Untuk mengukur perasaan suka atau
tidak suka terhadap gel digunakan skala hedonik
dengan tingkatan 1-5 yang berturut-turut mewakili

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 122


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 HUSNUL WARNIDA

perasaan sangat tidak suka, tidak suka, ragu-ragu, terlalu asam dapat mengakibatkan iritasi sedangkan
suka, sangat suka. Atribut yang diamati pada pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit
sediaan gel pati bengkuang adalah warna, aroma, bersisik. Selama penyimpanan 3 minggu, tidak ada
dan tekstur gel. perubahan pH gel pati bengkuang. Ini berarti gel
patri bengkuang cukup stabil. Dari hasil pengukuran
HASIL DAN PEMBAHASAN pH di tabel 4 terlihat bahwa sediaan gel pati
Evaluasi Sifat Fisik Gel bengkuang memenuhi persyaratan pH untuk
Pengamatan organoleptis sediaan topikal yaitu antara 4-8 (13).
Hasil pengamatan organoleptis meliputi
bentuk, warna, dan bau adalah sebagai berikut: Pengukuran daya sebar gel
Hasil pengamatan organoleptis selama 3 Uji daya sebar sediaan gel dimaksudkan
minggu menunjukkan perubahan warna dari kedua untuk mengetahui kemampuan menyebar gel saat
formula. Pada minggu pertama gel berwarna putih dioleskan pada kulit. Kemampuan menyebar adalah
dengan tekstur kental seperti gel. Bau gel pada karakteristik penting dalam formulasi karena
formula A dan B adalah bau khas mawar akibat mempengaruhi transfer bahan aktif pada daerah
penambahan minyak mawar. Formula A dan B target dalam dosis yang tepat, kemudahan
memiliki konsistensi yang sama yaitu semisolid penggunaan, tekanan yang diperlukan agar dapat
kental. keluar dari kemasan, dan penerimaan oleh
Pada pengamatan minggu ke-2, formula A konsumen (12).
dan B mengalami perubahan warna, semula Dari hasil pengukuran diameter daya sebar di
berwarna putih berubah menjadi kekuningan. tabel 5, Formula A dengan metilseluloa 4%
Perubahan warna semakin nyata pada pengamatan memenuhi persyaratan daya sebar yaitu 5 sampai 7
di minggu ke-3. Perubahan warna gel pati cm. Sedangkan Formula B dengan metil selulosa
bengkuang diperkirakan terjadi karena reaksi 5% tidak memenuhi syarat. Daya sebar berbanding
maillard (perubahan warna menjadi coklat) yang terbalik dengan viskositas. Semakin kental suatu
dialami oleh pati bengkuang. Menurut Winarno gel, semakin besar daya sebar. Kekentalan
(15), reaksi maillard merupakan reaksi antara gula dipengaruhi oleh gelling agent. Kekentalan
preduksi dari karbohidrat dengan gugus amino diperlukan untuk menjaga stabilitas suatu gel.
primer dari protein. Reaksi maillard dapat Tetapi kekentalan tidak boleh terlalu tinggi agar gel
disebabkan oleh pemanasan. Reaksi maillard sudah mudah digunakan.
dapat terlihat pada suhu 37 0C (16). Karena pati
bengkuang dalam penelitian ini dikeringkan dengan Pengamatan Stabilitas Dipercepat
pemanasan 50 0C, pati bengkuang mengalami Pengamatan stabilitas dipercepat dengan
proses pencoklatan. metode free-thaw cycling dilakukan dalam 6 siklus
selama 3 hari berturut-turut dengan hasil pada
Pengamatan Homogenitas tabel 6.
Sediaan gel pati bengkuang memenuhi Pengamatan pemisahan fase dengan metode
persyaratan homogenitas gel yaitu sediaan gel yang freeze-thaw dilakukan pada dua suhu yang berbeda
dihasilkan homogen dan tidak terdapat butiran yaitu suhu 4 ºC dilanjutkan dengan penyimpanan
kasar. Persyaratan homogenitas gel dimaksudkan pada suhu 45 ºC selama 2 siklus. Kedua formula
agar bahan aktif dalam gel terdistribusi merata. menunjukkan perubahan tampilan fisik bila
Selain itu agar gel tidak mengiritasi ketika dibandingkan dengan sebelum disimpan. Pada
dioleskan di kulit. pengamatan siklus pertama, formula A dan B
berwarna putih. Pada sikulas kedua terjaddi
Pengukuran pH perubahan warna dari putih menjadi putih
Pemeriksaan pH merupakan parameter kekuningan. Hal ini disebabkan oleh reaksi
fisikokimia yang harus dilakukan untuk sediaan maillard yang dipengaruhi oleh faktor pemanasan
(15)
topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas . Walaupun mengalami perubahan warna, gel
zat aktif, stabilitas zat aktif dan sediaan, serta pati bengkuang tidak mengalami perubahan bentuk
kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. pH yang dan tidak ada tanda pemisahan fase. Hal ini

123 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 HUSNUL WARNIDA

menunjukkan gel pati bengkuang stabil pada suhu formula B sehingga lebih mudah dioleskan. Hal
tinggi dan suhu rendah. tersebut disebabkan konsentrasi metilselulosa lebih
besar dalam formula B. Pemilihan aroma juga harus
Uji Kesukaan Gel Pati Bengkuang berhati-hati. Pengaroma dalam gel adalah rose oil.
Tabel 7 adalah hasil pengukuran kesukaan Pati bengkoang tidak memiliki aroma sehingga gel
panelis terhadap gel pati bengkuang. Sebanyak 30 beraroma identik mawar. Aroma ini tidak disukai
orang panelis memberikan penilaian terhadap oleh 26,7% panelis.
warna, aroma, dan tekstur gel pati bengkuang. Secara keseluruhan formula A lebih disukai
Dari nilai kesukaan di atas dapat dilihat panelis. Tetapi hasil uji ini tidak dapat digunakan
bahwa formula A memiliki nilai kesukaan yang untuk meramalkan penerimaan formula A di
lebih besar dari formula B meskipun nilainya tidak pasaran karena uji dilakukan pada panelis yang
jauh berbeda. Tekstur formula A lebih disukai belum berpengalaman dan tidak ada sampel
panelis karena viskositasnya lebih cair daripada pembanding.

Tabel 2. Pengamatan Organoleptis Gel Pati Bengkuang

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3


Organoleptis
FA FB FA FB FA FB
Bentuk + + + + + +
Bau + + + + + +
Warna + + - - - -
Keterangan (+) : Tidak terjadi perubahan Bau : aroma khas mawar
(-) : Terjadi perubahan Warna : putih
Bentuk : semisolid kental

Tabel 3. Hasil Pengamatan Homogenitas Gel Pati Bengkuang

Gel Hari ke-1 Hari ke-7


Formula A Homogen, tidak ada butiran kasar Homogen, tidak ada butiran kasar
Formula B Homogen, tidak ada butiran kasar Homogen, tidak ada butiran kasar

Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Gel Pati Bengkuang

waktu pengukuran
Formula Gel
minggu ke-1 minggu ke-2 minggu ke-3
Formula A 6,6 6,6 6,6
Formula B 6,7 6,7 6,7

Tabel 5. Hasil Pengukuran Daya Sebar Gel Pati Bengkuang

Diameter sebar (cm)


Pengamatan
Beban 0 g Beban 50 g Beban 100 g
Formula A 4,81 6,05 6,45
Formula B 3,34 4,08 4,65

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 124


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 HUSNUL WARNIDA

Tabel 6. Hasil Pengamatan Stabilitas Dipercepat Gel Pati Bengkuang

Siklus 1 Siklus 2
Pengamatan
4 oC 45 oC 4 oC 45 oC
Warna (+) Warna (+) Warna (-) Warna (-)
Formula A
Bentuk (+) Bentuk (+) Bentuk (+) Bentuk (+)
Warna (+) Warna (+) Warna (+) Warna (+)
Formula B
Bentuk (+) Bentuk (+) Bentuk (+) Bentuk (+)
Keterangan (+) : Tidak terjadi perubahan
(-) : Terjadi perubahan

Tabel 7. Hasil uji Kesukaan Gel Pati Bengkuang

Nilai kesukaan
Atribut yang dinilai
Formula A Formula B
Warna 109 100
Aroma 121 108
Tekstur 121 108
Total 351 316
Keterangan: Formula A : Gel dengan 4% metilselulosa
Formula B : Gel dengan 5% metilselulosa

SIMPULAN from the genus Silphium. (Dissertation).


Berdasarkan hasil analisis uji stabilitas fisik Austin: The University of Texas: 2005
gel dapat disimpulkan bahwa kedua formula gel 6. Lukitaningsih E, Bahi M, Holzgrabe E.
pati bengkuang memenuhi persyaratan uji Tyrosinase inhibition type of isolated
compounds obtained from Pachyrhizus erosus.
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji
Aceh Int. J. Sci.Technol. 2013 December; 2
stabilitas dipercepat. Pada uji daya sebar, hanya (3): 98-102
formula A (metilselulosa 4%) yang memenuhi 7. Voigt R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.
persyaratan. Dari hasil uji hedonik dapat Edisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada
disimpulkan bahwa Gel pati bengkuang formula A University Press: 1994.
(metil selulosa 4%) lebih disukai daripada 8. Ofner CM, Schnaare RL, Schwartz JB. Oral
formula B (metilselulosa 5%) Aqueous Suspensions. In: Liebermean HA,
Rieger MM, Banker GS, editors
Pharmaceutical Dosage Forms Disperse
DAFTAR PUSTAKA Systems. Volume 2. 2nd edition. New York:
1. Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Marcel Dekker Inc; 1996. p 161-164
Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit Universitas 9. Rowe RC. Handbook of Pharmaceutical
Indonesia. Excipient. USA: Pharmaceutical Press and
2. Briganti S, Camera E, Picardo M. Chemical American Pharmacists Association; 2006
and Instrumental approaches to treat 10. Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
hyperpigmentation. Pigment Cell Res. 2003; Edisi 4. Jakarta: UI Press; 1989
316: 101-110\
11. Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi III.
3. Parvez S, Kang M, Chung HS, Bae H. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1979
Naturrally occurring tyrosinase inhibitors:
12. Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK.
mechanism and applications in skin health,
Spreading of Semisolid Formulation: An
cosmetics and agriculture industry.
Update. Pharmaceutical J. Technology.
Phytother.Res 2007: 21: 805-816
September 2002: 84-102.
4. Lukitaningsih E. The exploration of whitening
13. Aulton M. Pharmaceutics: The Science of
and sun screening compounds in bengkoang
Dosage Form Design. NewYork: Curchill
(Pachyrizhus erosus) roots. (Dissertation).
Living Stone; 1988
Germany: Wurzburg University; 2009
14. Djajadisastra J. Cosmetics Stability. Prosiding
5. Sandler JA. The Phytochemical extraction and
Seminar Himpunan Ilmuwan Kosmetika
analysis of New Falavonoids and Saponins
Indonesia. Jakarta, 2004

125 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), 121-126, 2015 HUSNUL WARNIDA

15. Winarno. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Indonesia. (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian
Gramedia Pustaka Utama: 2002 Bogor; 2011.
16. Kusumadewi M. Karakterisasi Sifat
Fisikokimia Kecap Manis Komersial

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 126

You might also like