You are on page 1of 17
PEDOMAN . : Simple Nutrition Screening Tool (SNST) Oleh : Dr. Susetyowati, DCN, M.Kes Program Sudi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2014 2 >> REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA yryry ry yy ss 7 SURAT PENDAFTARAN CIPTAAN FLL Yrs Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang perlindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan eastra (tidak melindungi hak kekayaan inteleltual lainnys), dengan ini menerangkan bahwa hel-hal tersebut di bawah ini telah terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan: a pry rs |. Nomor dan tanggal permohonan : 00201402082, 20 Mei 2014 DED LD Se cl Ce Bona, Hoe Seman Bd. Yoga fen br, SUSETTOWATY, DOM, me > ee Bockend EEYAR, Rear Bi fogtara Iv, Jenis Ciptaan Karya Tulis PEP TYrYrs V. Judul Ciptaan FORMULIR METODE SKRINING GIZI “SIMPLE NUTRITION SCREENING TOOL” VI. Tanggal dan tempat diumumkan : 22 Mei 2013, di Yogyakarta untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia VII, Jangka waktu perlindungan Berlaku sclama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah Pencipta, meninggal dunia. pry rs > VII Nomor pendaftaran + 068746 Pry ry > Pendaftaran Ciptaan dalam Dafter Umum Ciptasn tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan yang didaftar, Direltorat Jenderal yang menyclenggsrakan pendaftaran Ciptaan tidak bertanggung jawab atas (si, arti, maketd, atau bentuk dari Ciptaan yang terdafter. (Pasal 36 dan Penjelasan Pasal 36 Undang-undang Nomor 19 ‘Tahun 2002 Tentang Hak Cipta) Jakarta, 27 Juni 2014 ‘.n, MBNTBRI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAVAAN INTELEKTUAL ub, CIPTA, DESAIN INDUSTRI, | a. a5 Simple Nutrition Screening Tool (SNST) Simple Nutrition Screening Tool (SNST) merupakan alat skrining gizi yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko malnutrisi atau pasien malnutrisi. SNST mempunyai kemampuan yang sama dengan skrining gizi lain yaitu Nutriton Risk Screening-2002 (NRS-2002) yang direkomendasikan European Society Paranteral Enteral Nutrition (ESPEN), Malnutrition Universival Screening Tool (MUST) yang direkomendasikan oleh British Association of Paranteral and Enteral Nutrition (BAPEN) dan Malnutrition Screening Tool (MST) yang dikembangkan di Australia. SNST merupakan alat skrining gizi yang murah, sederhana, dan sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. SNST tidak memerlukan pengukuran antropometri dan perhitungan matematik seperti indeks massa tubuh (IMT). Selain itu juga tidak memerlukan data persentasi penurunan berat badan, karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak rutin melakukan penimbangan berat badan, sehingga tidak dapat mengetahui perubahan berat badan. PENGANTAR Malnutrisi di rumah sakit merupakan gambaran dari defisiensi energi, defisiensi protein dan penurunan masa bebas lemak’. Diagnosis malnutrisi pada orang dewasa di rumah sakit dibagi menjadi 3 nomenklatur,yaitu: 1. Starvation-related malnutrition, yaitu. adanya_kelaparan kronik tanpa disertai inflamasi misalnya pada kondisi medis seperti anoreksia. 2. Chronic disease-related malnutrition, yaitu adanya penyakit kronik yang mengakibatkan inflamasi dengan derajat ringan sampai sedang, misalnya pada kegagalan organ, kanker pancreas dan arthritis rematik. 3. Acute disease or injury-related malnutrition, yaitu ditandai dengan respon inflamasi dengan derajat tingkat berat, misalnya penyakit infeksi mayor, luka bakar, trauma Prevalensi malnutrisi pasien saat mauk rumah sakit cukup tinggi, dilaporkan berkisar antara 20%-60%*"°. Malnurisi di rumah sakit dapat terjadi sebagai akibat dari intake makan tidak memenuhi kebutuhan gizi yang disebabkan penurunan asupan zat gizi, kebutuhan gizi yang meningkat karena penyakit yang diderita atau utilisasi zat gizi'""*, Implikasi klinis dari malnutrisi sudah banyak diteliti dan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan konsekuensi malnutrisi di rumah sakit terhadap komplikasi penyakit, mortalitas, lama perawatan, dan biaya perawatan”"2"8 Skrining gizi dan penilaian status gizi perlu dilakukan pada semua pasien rawat inap, karena pasien yang segera dilakukan skrining gizi akan menghasilkan ketepatan dalam intervensi gizi sehingga dapat mencegah malnutrisi di rumah sakit dan mempercepat proses penyembuhan"*. Metode skrining yang direkomendasikan dari konsensus ESPEN adalah Nutritional Risk Screening-2002 (NRS-2002), karena sudah dianalisis dengan beberapa penelitian RCT®®, sedangkan British Association of Parenteral and Enteral Nutrition (BAPEN) merekomendasikan Malnutrition Universal Screening Tool (MUST). Hasil penelitian Kruizenga"® dengan menggunakan Short Nutritional Assessment Questionaire (SNAQ) merupakan metode yang valid untuk deteksi dini_ malnutrisi. Australia mengembangkan Malnutrition Screening Tool yang valid dan reliabel"”, Penelitian di Indonesia tentang mainutrisi di rumah sakit banyak menggunakan SGA yang merupakan metode asesmen gizi dari Detsky™*. Metode skrining seperti NRS-2002, MUST, MST, dan SNAQ yang ada saat ini telah dibuktikan memiliki keunggulan pada kelompok populasi tertentu, namun belum ada alat skrining yang paling tepat dan dapat diterima oleh semua kalangan khususnya di Indonesia. Beberapa kelemahan alat skrining yang ada yaitu adanya perhitungan matematik dan membutuhkan data yang detail yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga terampil (ahli gizi), sedangkan tidak semua rumah sakit mempunyai ahli gizi yang cukup, dan adanya keterbatasan peralatan antropometri di rumah sakit. Disamping itu, Kebiasaan untuk melakukan penimbangan berat badan secara rutin jarang dilakukan, sehingga tidak dapat mengetahui perubahan berat badan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan alat skrining gizi yang lebih murah, sederhana, dan sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Pengembangan Simple Nutrition Screening Tool (SNST) Pengembangan alat skrining gizi di Indonesia perlu dilakukan, dengan kriteria dapat digunakan pada populasi pasien dewasa yang heterogen, menggunakan data rutin, sederhana, cepat dan mudah dalam mengisinya, tidak invasif, dan murah serta valid. Penyusunan instrumen SNST menggunakan langkah- langkah, yaitu melakukan studi protokol, mengumpulkan data, menganalisis, menentukan variabel yang sesuai, dan Uji validitas dan reliabilitas. Pertanyaan dalam SNST didapat dari studi literatur dan pengalaman Klinik, berdasarkan 4 komponen yang harus ada dalam skrining gizi yaitu kondisi pasien sekarang , penurunan asupan, penurunan berat badan, dan riwayat penyakit'®. Didapatkan 39 pertanyaan dan dilakukan diskusi dengan ahli gizi di rumah sakit. Dari hasil diskusi, pertanyaan yang akan digunakan dalam studi pendahuluan terhadap 41 orang pasien, didapatkan sebanyak 30 pertanyaan. Analisis dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pertanyaan yang valid dan tingkat reliabilitas interkonsistensinya dengan uji korelasi pearson dan uji alpha cronbach. Berdasarkan hasil uji didapatkan 17 pertanyaan valid (nilai r hitung > r tabel= 0,308) dengan tingkat reliabilitas interkonsistensi adalah 0,8 (sangat reliabel). Skrining gizi dengan menggunakan 17 pertanyaan dilakukan pada 495 pasien dewasa yang masuk rumah sakit di RSUP Dr. Sardjito. Hasil analisis setiap pertanyaan diuji dengan menggunakan gold standar subyektif global assessment (SGA), dan didapatkan 6 pertanyaan dengan nilai sensitifitas dan spesifisitas lebih dari 60 serta mempunyai hubungan yang signifikan dengan SGA. SNST merupakan alat skrining gizi yang telah tervalidasi dalam menentukan risiko mainutrisi pada pasien di rumah sakit dengan nilai sensitivitas 97% dan nilai spesifisitas 80% verdasarkan baku emas Subjective Global Assessment (SGA). Identifikasi malnutrisi berdasar SNST juga memiliki hubungan yang bermakna dengan parameter status gizi berupa Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Lengan Atas (LLA), albumin dan hemoglobin (Hb). Skrining gizi dengan SNST dilaksanakan pada pasien saat masuk dan diulang secara periodik sesuai dengan rekomendasi dari European Society Parenteral Enteral Nutrition (ESPEN), American Society Parenteral Enteral Nutrition (ASPEN). The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) yang mengungkapkan bahwa bahwa skrining gizi minimal dilakukan dalam waktu 24 jam terhitung saat pasien mulai masuk rumah sakit”. Reliabilitas interrater dilakukan untuk mengetahui kesepakatan “antara ahli gizi dengan ahli gizi, ahli gizi dan perawat serta ali gizi dan pramusaji makanan pada pasien saat masuk RS dengan menggunakan SNST. Hasil Kappa (k) yang diperoleh antar ahli gizi yaitu 0,803, yang menunjukkan kesepakatan yang sangat baik. Untuk hasil Kappa (k) antara ahli gizi dan pramusaji serta ahli gizi perawat didapatkan nilai 0,718 dan 0,653, yan menunjukkan riliabilitas yang baik menurut Fleiss, dkk (2003). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa skrining gizi berdasarkan SNST mudah dilakukan dan diterapkan guna mendeteksi pasien yang berisiko malnutrisi. Disamping itu, SNST hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu berkisar antara 3-5 menit untuk setiap pasien dibandingkan dengan SGA yang membutuhkan waktu 15 menit”. Dalam perkembangannya, SNST telah diuji validitas dan reabilitasnya dalam beberapa penelitian. Salah satu penelitian yang telah dilakukan pada pasien dewasa menyimpulkan bahwa SNST memiliki validitas yang baik (sensitivitas 91,28%, spesifisitas 79,78%, NPV 92,1%, dan PPV 78%). Selain itu terbukti bahwa SNST membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk dilakukan oleh semua tenaga kesehatan”. Hasil validitas SNST yang baik juga dibuktikan dalam penelitian dengan subjek lansia yaitu dengan sensitivitas 88.3%, spesifisitas 95.2%, PPV 98.4%, dan NPV 77.1% serta area dibawah kurva ROC 0.918. Berdasarkan SNST subjek beresiko malnutrisi mempunyai BMI, LLA, albumin, hemoglobin dan TLC yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang tidak beresiko malnutrisi (p<0.001)**. SNST terdiri dari 6 pertanyaan tanpa pengukuran antropometri yang sudah mewakili empat komponen gizi yang dirumuskan dari hasil penelitian di Denmark", yaitu : 1. Kondisi pasien sekarang menggambarkan pasien terlihat kurus dengan pertanyaan “Apakah pasien terlihat kurus?” 2. Kondisi yang stabil tergambarkan dari kehilangan berat badan dan pakaian yang terasa longgar dengan pertanyaan “Apakah pakaian anda terasa lebih longgar?” dan “Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat badan secara tidak sengaja (6 bulan terakhir)?” 3. Kondisi yang memburuk dari penurunan asupan makan, dan adanya pengaruh riwayat penyakit tergambarkan dari kondisi pasien yang lemah, loyo dan tidak bertenaga serta penurunan nafsu makan karena penyakitnya dengan pertanyaan “Apakah Anda mengalami penurunan asupan makan selama 1 minggu terakhir?” 4. Pengaruh penyakit terhadap perburukan status gizi digambarkan dengan pertanyaan “Apakah Anda _menderita suatu ‘penyakit yang mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis makanan yang Anda makan?” dan “Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan_ tidak bertenaga?” Berikut pedoman dari setiap pertanyaan dalam formulir SNST 4. Apakah pasien terlihat kurus? Perhatikan kondisi pasien. Jika terlihat kurus maka masuk kategori “Ya”, jika tidak kurus maka masuk kategori “Tidak” 2. Apakah pakaian anda terasa lebih longgar ? Tanyakan kepada pasien apakah pakaiannya terasa lebih longgar. Bila iya, masuk dalam kategori “ya’ Bila tidak sama sekali, maka dimasukkan dalam kategori “tidak” 3. Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat badan secara tidak sengaja (6 bulan terakhir)? Tanyakan kepada pasien apakah mengalami kehilangan berat badan secara tidak disengaja (bukan dalam terapi penurunan berat badan) dalam 6 bulan terakhir. Bila ada, masuk dalam kategori “ya’ Bila tidak ada sama sekali, maka dimasukkan dalam kategori “tidak” 4. Apakah Anda mengalami penurunan asupan makan selama 1 minggu terakhir? Tanyakan kepada pasien apakah mengalami penurunan asupan makan selama 1 minggu terakhir. Bila ada, maka masuk dalam kategori “ya” 11 Bila tidak ada sama sekali, maka dimasukkan dalam kategori “tidak” . Apakah Anda menderita suatu penyakit yang mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis makanan yang Anda makan? Tanyakan kepada pasien apakah menderita suatu penyakit yang mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis makanan yang pasien makan Bila ada, maka masuk dalam kategori “ya” Bila penyakit yang diderita tidak menyebabkan penurunan jumlah atau jenis makanan, maka dimasukkan dalam kategori “tidak” . Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan tidak bertenaga? Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah merasa lemah, loyo, dan tidak bertenaga. Bila iya, masuk dalam kategori “ya Bila tidak, maka dimasukkan dalam kategori “tidak” . Langkahakhir _ Jumlahkan semua skor dan tentukan kondisi pasien (risiko malinutrisi atau tidak). Skor 0 — 2 = tidak berisiko malnutrisi Skor 2 3 = berisiko matnutrisi Nama pasien : Diagnosis No.RM : Usia Tanggal MasukRS Tanggal Skrining : Bangsal : Jenis Kelamin FORMULIR SIMPLE NUTRITION SCREENING TOOL (SNST) No. Pertanyaan EKO 1 AoE i : 5 a. Ya=1 pakah pasien terlihat kurus b. Tidak = 0 2. ak i 5 f Py a. Ya=1 pakah pakaian anda terasa lebih longgar ? b. Tidak =0 5. | Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat__| a. Ya=1 badan secara tidak sengaja (6 bulan terakhir)? b. Tidak =0 4. | Apakah Anda mengalami penurunan asupan a. Ya=1 makan selama 1 minggu terakhir ? b. Tidak = 0 5. | Apakah Anda menderita suatu penyakit yang a. Ya=1 mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau b. Tidak =0 jenis makanan yang Anda_makan? i 6. | Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan tidak | a. Ya=1 bertenaga? b. Tidak = 0 Total skor KESIMPULAN O Skor 0 ~2 = Tidak berisiko malnutrisi O Skor 23 = Berisiko malnutrisi Pelaksana Validitas keenam butir pertanyaan yang ada dalam formulir SNST sebuah penelitian membandingkan dengan metode skrining SGA, diperoleh hasil sensitivitas dan spesifisitas adalah 91.28% dan 79.78%". 14 Daftar Pustaka Meijers, J.M.M., Schueren, M.A.E., Schols, J.M.G.A., Soaters, P.B., Halfens, RJ.G. 2010. Defining Malnutrition: Mission or Mission Imposible? Nutrition; 26 (4): 432-440 Jensen, G.L., Mirtallo, J., Compher, C., Dhaliwald, R., Forbese, A., Grijalbaf, R.F., Hardyg, G., Kondruph, J., Labadariosi, D., Nyulasij, |., Pinedak, J.C.C., Waitzberglet, D. 2010. Adult Starvation and Disease- Related Malnutrition: A Proposal For Etiology-Based Diagnosis In The Clinical Practice Setting From The International Consensus Guideline Committee. J Parenter Enteral Nutr.; 34(2):156-159. Waitzberg, D.L., Caiaffa, W.T., Correia, M.I.T.D. 2001. Hospital Malnutrition: The Brazilian National Survey (IBRANUTRI): A Study of 4000 Patients. Nutrition; 17(7-8):573-580. Correia, M.I.T. & Waitzberg, D.L. 2003. The Impact of Malnutrition on Morbidity, Mortality, Length of Hospital Stay And Costs Evaluated Trough a Multivariate Model Analysis. Clin Nutr; 22(3): 235-239. Budiningsari, D., Hadi.H. 2004. Pengaruh Perubahan Status Gizi Pasien Dewasa Terhadap Lama Rawat Inap dan Biaya Rumah Sakit. Jurnal Gizi Klinik Indonesia; 1:30-40 Meyer, R. 2006. ESPEN Nutritional Support Recommendations. ESPEN congress Istambul. Norman, K., Pichard, C. Disease-Related Malnutrit ochs, H., Pirlich, M. 2008. Prognostic Impact of n. Clin Nutr; 27()1: 5-15. Kahokehr, A.A., Sammour, T., Wang, K., Sahakian, V., Plank, L.D., Hill, AG. 2009. Prevalence of Malnutrition on Admission To Hospital-Acute And Elective General Surgical Patients. e-SPEN, The European e- Journal of Clinical Nutrition and Metabolism; 5(1): e21-e25. Imoberdorf, R., Meier, R., Krebs, P., Hangartner, P.J., Hess, B., Staubli, M., Wegmann, D., Rubiin, M., Ballmer, P.E. 2010. Prevalence of Undernutrition on Admission To Swiss Hospitals. Clin Nutr, 29(1): 38-41. 15 10. 1 13. 14. 15. Agarwal, E., Ferguson, M., Banks, M., Batterham, M., Bauer, J., Capra, S., Isenring, E. 2012. Nutrition Care Practices In Hospital Wards: Results From The Nutrition Care Day Survey 2010. Clin Nutr; 31: 995-1001 Schenker, S. 2003. Undernutrition in the UK. Nutrition Buletin, 28: 87- 420. British Nutrition Foundation. Alberda, C., Graf, A, McCrgar, L. 2006. Malnutrition: Etiology, Consequences, and Assessment of a Patient at Risk. Clin Gastroentero.; 20(3): 419-439. Lim, §.L., Ong, K.C.B., Chan, Y.H., Loke, W.C., Ferguson, M., Daniels, L. 2009. Development and Validation of 3-Minute Nutrition Screening (3- Minns) Tool For Acute Hospital Patients In Singapore. Asia Pac J Clin Nutr; 18(3): 395-403. Wyszynski, D.F, Perman M, Crivilli A. 2003. Prevalence Of Hospital Malnutrition In Argentina Preliminary Results Of A Population-Based Study. Nutrition; 19(2): 115-119. Sorensen, J., Kondrup, J., Prokopowicz, J., Schiesser, M., Krahenbu’hl, L., Meier, R.; Liberda, M. 2008. EuroOOPS: An International, Multicentre Study to Implement Nutritional Risk Screening and Evaluate Clinical Outcome. Clin Nutr.; 27(3): 340-349. . Kruizenga, H.M., Seidell, J.C., De Vet, H.C., Wierdsma, N.J., Schueren, M.A.E. 2005, Development and Validation of a Hospital Screening Tool for Malnutrition: The Short Nutritional Assessment Questionnaire (SNAQ). Clin Nutr, 24(1):75-82. Ferguson, M., Capra, S., Bauer, J., Hith, M., Banks, M. 1999. Development of A Valid And Reliable Malnutrition Screening Tool For Adult Acute Hospital Patients. Nutr Jour; 15(6): 458-464. . Detsky AS, Baker JP, Mendelson RA, dkk. 1984. Evaluating the accuracy of nutritional assessment techniques applied to hospitalized patients: Methodology and comparisons. JPEN, 8:153-159. |. Rasmussen, H.H., Holst, M., Kondrup, J. 2010. Measuring Nutritional Risk In Hospitals. Clin Epidemiol.; 21(2): 209-216. 16 20. 2 22. 23. 24. Debruyne, L.K., Pinna, K and Whitney, E. 2008. “ilIness and nutrition care” dalam Nutrition & Diet Therapy. Eds. Adams P, Franco. K. Seventh Edition. USA: Thomson Brooks. Hal: 408. - Abbott Laboratories & FELANPE. 2006. Total nutritional therapy version 2,0. Amerika Latin : Abbott Laboratories. Susetyowati., Hadi, H., Hakimi, M., & Asdie, AH. 2014. Development, Validation and Reliability of the Simple Nutrition Screening Tool (SNST) for Adult Hospital Patient in Indonesia. Pakistan Journal of Nutrition; 13 (3): 157-163. Mayasari, M., Susetyowati., & Lestariana, W. 2014. Simple Nutritional Screening Tool (SNST) Has Good Validity to Identify Risk of Malnutrition on Hospitalized Elderly Patients. Pakistan Journal of Nutrition; 13 (10): 573-578. Susetyowali., Hadi, H., Hakimi, M., & Asdie, A.H. 2012. Pengembangan metode skrining gizi untuk pasien dewasa rawat inap. The Indonesian Journal of Clinical Nutrition; 8(4): 188-194,

You might also like