Professional Documents
Culture Documents
Kek Jawa Barat PDF
Kek Jawa Barat PDF
lman Sumamo
ABSTRACT
RISK FACTORS OF CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AMONG
PREGNANT WOMAN IN WEST JAVA (An Advance Analysis)
Background: Chrcnic Energy Defciency (CED) in pregnancy reduces the quality of human resources. It is a hgh
nsk of having low biih Weight babies and a high risk of maternal matality and sickness. Thaefore, it is a priority to
solve the problem. In 2002, the Province of West Java mductadmapping of CED in pregnant m e n .
Objective: This article is an advance analysis of the risk factor of the CED past the analysis of the repat to the
local government of West Java.
Method: The design is a rapid suwsy that phnned to represent each district in the Rovmce of West Java. Whin
each dffitrictare drawn systemalically 30 clusters. Using maximum variance of 50%, the sample of each distict is
420 pregnant m e n . The main data are hemoglobin wncentratian, upper arm circumference, socioemnomic of
the household sample, and h i i t q of health and pregnancy.
Results: It found that the education level of the pregnant women is varying from never had schmk to the
un~enityand mosw 42.3% graduated f r m middle school. Average expenditurefor f w d over total expenditure is
71.8%. The prevalence of CED 1s 30.6% m the Province of West Java, the lowest is 19.3% in the city of Bandung
and the highest is 50.7% in the distrlct of Punvakah. The riik faclas of CED are as folows: Ever has sick,
percent f w d expsnditure, anemic and wasting before pregnancy is high risk of CED. Using wnlraceptive devices
before pregnancy, graduated from high school, and ever had miscarriage are protect~efor CED. The most high
risk is washng before pregnancy mth the risk of 2.56 hmes and the most protechva is using contraceplive device
wiih risk of 0,565 times.
Conclusion: Based on the above analysis the effort to ovacome the CED in pregnancy should be a preventwe
measure before getting pregnant or even before marriage. [Penal Gizi Makan 2005.28(2): 66-731
Keyword: chronic energy, pfegnent Hornen, risk factors
PENDAHULUAN
umng energi krmis (KEK) pada kehamlan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999
rnerupakan masalah ghi di Indonesia. mempublikasi pedoman alat ukur lingkar lengan atas
K DW e s RI pada tahun 1996 menyitir hasl (LILA) untuk wanita usia subw sebagai alat
Suwei Demografi Kesehatan Indonesia 1995 bahwa penapisan KEK (6). Pada pedoman ini diletapkan
ibu hamil KEK mempunyai kecendewngan batas LILA < 23,5cm sebagai risiko KEK.
melahukan bayi berat lahir rendah (BBLR), Unluk mengetahui cara penanggulangan ibu
mempunyai C k o kesakian dan mengalami ham4 KEK diperlukan infoimasi penyebabnya.
kesulitan dalam proses rnelahirkan (1,2). Penelitran Namun, unhrk itu diperlukan waktu yang bma dan
Sumamo dkk (3) juga menunjukkan bahwa wanita m p e l yang besar. Dalam w&tu yang terbatas
hamil KEK di J a w Barat mempunyai rlsiko &pal dilakukan anelisis faktor risiko karma t~dak
melahirkan BBLR 2,3 kali dibandingkan dengan ibu &pat ditelusuri urutan kqadiannya, kecuali dengan
hamil yang b&k KEK. Padahal BBLR mempunyai teori yang ada. Banyak anallsis faktcx rlslo KEK,
risiko kematian yang tinggi seita akan mengalami tetapi kebanyakan hanya menggunakan analisls
gangguan turnbuh kembang (45). Oleh karena iiu bivariat. Padahal, untuk analiffib yang lebih baik
' Penelli pada Pusbang Gizi dan Makanan, Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI
PGM X)05,28(2): 66-73 FaMw WIko Kumng E n d hipada lbu M d Jawa b a t lman Sumamo
2. Tingkat Ekonomi Rumrbngga Sampel ekonorni Nrnahtangga. Bilk proporsi belanja pangan
m e n m i 60% ke atas maka ~rnahtanggadianggap
Prcpomi b&npl pangan thadap belania mikin, Rata.rata persen belanb di Jaws
b ' i a diuunakan shagai proksi gambaan fingkal Bast adalah 71,p, dan median 73,8% (Tabel 2,,
PGM 2005,28(2):66--73 FMor Rsika Kwang Energl kmk pada lbu &mi! di Jew. Berat lman Swnamo
Tabs1 4
Revalensi K u r a g Enagi Kmnis
Gambaran di atas manunjukkan bahwa KEK Model bgistik gande di bawah ini mempunyai
sudah di atas 20% dan merupakan masalah kemampuan pedksi poaiti 99,6%. Namun,
kesehatan rnasyarakat. kemampuan prediks~negatiia hanya 1,S% dengan
kemampuan pmdilksi total 693
4. Faktor Risiko KEK Adapun pwbah yang berhubungan dengan KEK
adalah sebagai berikut:
Mengingat thgginya prevalensi KEK dan
risikonya tehadap kualltas sumber daya manusia, 1. Ibu hamil yang p m a h &it dalam jangka wktu
diirlukan informasi faktw risiko KEK yang dapat lebih dari 2 minggu mampunyai riiiko msnjadi
digunakan sebagai bahan rencane penanggulangan KEK 1,66 kali dibandimgkan dengan b u hamil
KEK. Untuk mendapatkan faktor risiko digunakan yang tidak pernah saka.
analisls logktik ganda. Adapun hasil bgistik ganda 2. Ibu yang ikut keluarga berencana (KB) sebslum
dengan cara s t e p s e d i i i k a n pada Tabel 4 ham8 mempunyai risko KEK 0,sHi
dibawah in^. dibanhgkan dengan mereka yang ti&k ikut KB.
pads lbu Had di Jewa Barat
PGM 2005,28(2):6 6 7 3 F&or Rbko K u m g EnagnagKr& lman Sumamo
Tabel 5
Faktor Ralko KEK
3. Ibu yang lulus SLTA atau lebih mempunyai Dalam hubungan dengan kesehatan bal'ta.
risiko KEK 0.79 kab dsi risiio KEK pada ibu pendidkan ibu berhubungan dengan kesehdhn anak
hamil yang t i i k lulus SD malalui pda asuh yang lebih baik. Namun
4. Ibu yang pernah keguguran m p u n y a i risiko sehubungen dengan KEK mungkn kesadaran akan
KEK 0.82 kali d'hndingkan dengan yang tidak kwehatan kehamilan kbih tinggi sehingga lebih
pemah mengalami keguguran banyak mehkukan upaya agar kandungan schat dan
selamat. Dapat juga pendidikan istri yang hggi
5. Keadaan akonmi yang digambarkan dengan mempunyai suami dengan pendidiin yang sama
p e n M ja pangan berhubungan dengan atau lebh tinggi yang memungk'mkan mempunyai
KEK. Setkip belanja pangan nak 10% risiko pekerjaan dengan gaji yang relatif tinggi Dengan
KEK naik 0,0636 . Suatu dampak yang sangat kata Lain ishi dengan pendidikan yang tinggi
kecil cendetung mempunyai tingkat sosial ekonmi yang
6. Ibu yang anemis mempunyai risiko mengalami baik.
KEK 1.28 kali dari mereka yang tidak anemia. Hubungan anemia dengan KEK kemungkiin
Hubungan ini kemungkinan h a r arahnya dari just-u ibu yang KEK menjadi amnia.KEK berarti
KEK menuju anemia. kurang anergi dan protein yang mempunyai dempak
7. lbu yang sudah kurus sebebm hamil yang gangat luas dalam metabdim. Mereka yang
mempunyai risiko KEK 2.56 kali dari mereka KEK akan mengalami gangguan metabdime.
yang tidak kurus. Main itu KEK yang mengalami kurang pmtein sdam
mergi juga mempunyai p e r s e d i i proteh yang
kurang sehhgga tidak dapat memasok untuk
BAHASAN pembeniukanHb.
Dari anabis logietik ganda dipemleh 7 faktor Peubah lain seperti sak't-sakiitan rmnunjukkan
riaiko KEK. Paubah mash pedu penpkm adabh adanya penyaM yang perlu diibati sebelum bu
pemsh mengalami kegugurn, lulus SLTA dan menjadi hamil. Karena pengobatan sesudah hamil
anemia. Bagairnana rnerska y a g pernah keguguran banyak brangan yang dapat membahayakan
sebelum kchamilan sekarang j u s h mempunyai keaehatan janin maupun itunya. lkut KB memang
risiko yang rendah untuk menjadi KEK. dapat mencagah dsri KEK bib dihubungkan dengan
Kemungkinan setelah mengdarm keguguran maka sosial ekonwni rnaupun hormonal. Penggunaan alat
phatian terhadap kehamilan menjadi lebih besa kontrasepsi hormonal dapat mengakibatkan
dan hati-hati, lebih giat mnwiksakan kehamlan kegemukan dan keuntungan kesehatan Lam (7)
dan bmsaha lebih keras untuk mempdahankan Munir menunjukkan bahwa jarak kehamilan
kehamlan agar selamat sampai mmirkan bayi berhubungan dengan manurunnya risiko KEK (8).
%ahsit. Berg mempertegas bahvm persen belanja pangan
yang menggdmbarkan keadaan ekonomi
PGM 2005,28(2): 66-73 FaMwRisiko Kurang Energi Km?ispeda Ibu HBndl di Java Barat lman Sumamo
RUJUKAN
1. Prevalensi ibu hamil KEK di Jawa Barat 30,6%
1.Departemen Kesshatan RI. Psdoman
dengan ditrbusi di kabupaten dan kota penanggulangan ku hami kwkwangm energi
berkiiar antara yang Mendah 19.3% dan yang kronis. Jakarta: Depkes RI. 1996.
tertinggi 50,7%.
2. Mimggus, D. Kesehatan ibu hamil dan jenin yang
2. Faktu risiio KEK pada ibu hemil di Jaw6 Barat dakm kandungnya. MKMl1995.13(5).
terbagi dalam keadaan sosial ekonmi.
kesehatan dan gizi serta keikutsertsan dalam 3. Sumamo, I; E Sarasrmti; E Musa; Yhazhazy; R
Program. Aryanti; dkk. Rs&o ku h m i l anemia untuk
rnelahbkan bayi berat badan behir rendah
3. Faktor pendidikan dan keadaan ekonomi (BBLR). Bandung: Kerjasama Dinkes Prov.
rumahtangga memhkan pmgram jengka Jawa Barat dengan Puslitbang Gin Depkes RI,
menengah di luar seMor kesehatan. Namun, 1998.
kesehatan dapat memkikan sumbangan
dalam bentuk peningkatan akses pada 4. Guyard, B; J Frkkar; and Chaulia M.
pebyanan kesehatan. Determinants of premenbrii and low wight.
Bulletin of Fubl~Hem Mittion. 1992: 38.
4. Peningkatan akses pada pelayaMn kesehatan
dapat memperbaiki keadaan kesehatan dan 5. Departemen Kesehatan RI. Status kesehafen,
gbi. Di samping itu upaya perbaiken keadaan pelayanan kesehatan, peril& hidup sehat, dan
kesehatan dan gizi dapat berbentuk pengobatan kesehetan lingkungan. Jakarta: Badan Litbang
dan pencegahan. Kesehatan Dspkes RI, 2002.
5. Faktor k d u t s m a n dalam pmgram KB dapat 6. Departem Kesehatan RI. Pedoman ale! ukw
ditingkatkan melalui pmgram KB yang terarah Lingher Lengan Atas (ULA) psds wanita usia
dengan meningkakan akses terhadap alat subur. Jakarta: Depkes RI, 1999.
kcntrasepsiswia penyuluhan KB yang intensif.
PGM 2005,28(2):6 6 7 3 F . I d o r M Kurrng Energi Krmis pada lbu HumR di Jawa Barat lman Sumamo
7. Jenm, JT and L Speroff. Health b e n d of aal 9. Berg, A. Peranan gizi daI8m pembmgunan
conhamptives. Obstef-GynecoCCIm Norlh Am nesmnal. Jakarta: Rajawali, 1986.
2M)O. 27(4): 705-721.
10. Azma. N. FaMorJahr ymg behubungan
8. Munt, M. Ganbrran fMvfeM0~ yayl dengm kejadian hu ham7 k i k o KEK (Kurmg
berhubungan dengan st& gii ibu hamil di Energi KrmisJd Kota Sukabumi fahun 2002.
Kecamatan Sumbang Kabupaten Benywnas
Java Jengsh tehm 2W2. &&&I. Depok: FKM
UI. 2003.