You are on page 1of 6

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321302439

Karakterisasi Kandungan Bijih Besi Alam


Sebagai Bahan Baku Magnetit

Conference Paper · September 2016

CITATIONS READS

0 391

4 authors, including:

Sadang Husain Akhiruddin Maddu


Universitas Lambung Mangkurat Bogor Agricultural University
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS 63 PUBLICATIONS 86 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Nanosilica Boiler Ash Sugarcane Industry View project

KARAKTERISASI OPTIK DAN STRUKTUR KRISTAL LiTaO3 PADA SUBSTRAT SILIKON [Si(111)] TIPE-n/n +
View project

All content following this page was uploaded by Sadang Husain on 26 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016, Makassar-Indonesia

Karakterisasi Kandungan Bijih Besi Alam Sebagai Bahan Baku Magnetit


Nanopartikel

Sadang Husain1) ,*, Eka Suarso1), Akhiruddin Maddu2), Sugianto3)


1
Prodi Fisika, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
2
Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
3
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Jakarta
*
email: sadanghusain@yahoo.com

Abstrak

Telah dilakukan karakterisasi kandungan bijih besi di daerah Tanah Laut Kalimantan Selatan. Bijih besi
merupakan sumber daya alam yang cukup melimpah di Indonesia, salah satunya di Pulau Kalimantan.
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah penghasil bijih besi terbesar di Indonesia. Bijih besi
mengandung material magnetik berbasis besi (Fe) dalam bentuk mineral oksida besi yaitu Magnetit (Fe 3O4),
Maghemit (γ-Fe2O3), dan Hematit (α-Fe2O3). Karakterisasi bijih besi menggunakan XRF dan XRD. Hasil
karakterisasi bijih besi dari Tanah Laut Kal-Sel adalah jenis Hematit (α-Fe2O3) yang didukung oleh warna
merah kecoklatan. Bijih besi memiliki kandungan rata-rata Silikon (Si) 0.3%, Fosfor (P) 0.1%, Kalsium (Ca)
0.15%, Krom (Cr) 0.09%, Mangan (Mn) 0.26%, Besi (Fe) 98.23%, Nikel (Ni) 0.1%, Tembaga (Cu) 0.1%, Brom
(Br) 0.17%, Lantanum (La) 0.07%, Iterbium (Yb) 0.02%, Seng (Zn) 0.04%, Renium (Re) 0.05%, Rubidium (Rb)
0.21%, Vanadium (V) 0.01%, Europium (Eu) 0.17%.

Kata kunci: Bijih Besi, XRF, Tanah Laut, XRD

Abstract

Characterization of iron ore deposits in the Tanah Laut, South Kalimantan. Iron ore is a natural
resource that is abundant in Indonesia, one of them on the island of Borneo. South Kalimantan is one of the
largest iron ore producer in Indonesia. Iron ore-based magnetic material containing iron (Fe) in mineral form
of iron oxide that is Magnetite (Fe3O4), Maghemit (γ-Fe2O3) and Hematite (α-Fe2O3). Characterization of
iron ore using XRF and XRD. The results of iron ore characterization of Tanah Laut Sout Kalimantan is a type
of Hematite (α-Fe2O3) which is supported by a brownish-red color. Iron ore contains an average of Silicon (Si)
0.3%, Phosphorus (P) 0.1%, Calcium (Ca) 12:15%, chromium (Cr) 12:09%, manganese (Mn) 12:26% Iron
(Fe) 98.23%, Nickel (Ni) 0.1% Copper (Cu) 0.1%, bromine (Br) 12:17%, Lanthanum (La) 12:07%, ytterbium
(Yb) of 0.02%, Zinc (Zn) 12:04%, Rhenium (Re) of 0.05%, Rubidium ( rb) 0:21%, Vanadium (V) a 0.01%,
Europium (Eu) 12:17%.

Keywords: Iron Ore, XRF, Tanah Laut, XRD

1. PENDAHULUAN 381.107206,95 ton dengan cadangan mencapai


2.216.005 ton [1]. Ini menunjukkan potensi
Bijih Besi merupakan salah satu yang cukup besar sebagai bahan baku besi
komoditas tambang yang cukup memadai di baja. Salah satu daerah penghasil besi terbesar
Indonesia. Berdasarkan data Neraca Sumber di Indonesia yaitu Kalimantan Selatan. Di
Daya Mineral Logam dan Non Logam, Pusat Kalimantan Selatan,cadangan bijih besi
Sumber Daya Geologi 2008 didapatkan bahwa mencapai 7,472,600 ton [2].
sumber daya bijih besi Indonesia sebesar
TABEL 1. Komposisi kimia (%) bijih besi Kalimantan Selatan
Tipe bijih Fe Tot SiO2 CaO MgO Al2O3 Cr2O3 P S Ni LOI
Lateritic 40-56 3-12 0,5-2 0,5-2 5-13 1-2,5 0,05-0,1 0,05-0,1 0,15-0,25 5-15
Metasomatic 30-63 3-15 0,5-2 0,5-2 2-15 <0,1 <0,1 <0,1 - <2
(Magnetite&Hematit)
Sumber: [2]

Daerah Tanah Laut merupakan salah satu sumber daya bijih besi yang cukup melimpah.
Daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki Namun, bijih besi yang terkandung yang ada

146
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016, Makassar-Indonesia

memiliki tingkat pengotor (zat lainnya) yang tersebut mampu mereduksi zat warna 24,40%
cukup beragam. Untuk itu perlu dilakukan uji dengan kondisi awal zat warna 100 mg/L pada
terlebih dahulu sebelum sintesis lebih lanjut pH larutan 6 dengan jumlah magnetit 0,8 g/L
Bijih besi secara umum memiliki selama 30 menit [8].
komposisi utama besi oksida (Fe2O3 dan
Fe3O4), silikon oksida (SiO2) serta unsur-unsur
lain seperti Ni, Mg, Ca, Si, Cr dan Zn dengan
kadar rendah [3]. Bijih Besi dengan
kandungan Fe2O3 dapat didistribusikan secara
luas dan merupakan sumber terpenting besi
pada kondisi murni mengandung 70% besi
dan sisanya mengandung silika dan aluminium
serta sulfur dan fosfor dengan kandungan yang
sangat rendah. Namun ada juga bijih besi kelas GAMBAR 2. Pola difraksi XRD pada magnetit [7,8]
rendah dengan kandungan besi 20% - 40%
berkadar silika tinggi, beberapa diantaranya 2. METODE PENELITIAN
telah berhasil ditambang [4].
Penelitian dilakukan di laboratorium
Magnetit material Fisika FMIPA ULM, dengan analisis
XRD dan XRF dilakukan di laboratorium
Magnetit adalah salah satu senyawa Material dan Laboratorium Mineral dan
oksida besi dalam bentuk Fe2O3.FeO atau Material Maju FMIPA UM. Bahan yang
Fe3O4. Magnetit memiliki banyak manfaat dipakai adalah biji besi daerah Tanah Laut.
terutama jika memiliki ukuran nanometer di Adapun alat-alat yang digunakan antara lain
antaranya: SEM dan EDX, palu, magnet permanen, dan
1. Memiliki separasi gradien magnet yang ayakan mesh.
tinggi
2. Sebagai teknologi Resonansi magnetik
3. Sebagai drug delivery
4. Sebagai agen reaktif pada biomolekul
membran [5].
5. Sebagai adsorben [6]

(a)

GAMBAR 1. Struktur Magnetit [5]

Penelitian tentang magnetit telah banyak


dilakukan. Pembuatan nanopartikel magnetit
dari pasir besi telah berhasil membuat
superparamagnetik magnetit dengan rata-rata (b)
ukuran 12,6 nm dan magnetisasi saturasi 36,68 GAMBAR 3. Sampel bijih besi (a) sebelum digerus, dan
emu/g [7]. Sintesis magnetit Fe3O4 juga telah (b) setelah digerus
dilakukan untuk penghilang zat warna pada
larutan. Magnetit yang dihasilkan memiliki Penelitian diawali dengan studi pustaka,
ukuran rata-rata 5-20 nm dan magnetisasi pengambilan sampel, diteruskan dengan
saturasi sebesar 89,46 emu/g. Penelitian preparasi sampel di laboratorium. Sampel bijih

147
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016, Makassar-Indonesia

besi ditunjukkan seperti pada Gambar 3. Bijih Biasanya keberadaan besi pada bijih besi
tersebut dibersihkan dari pengotor yang berupa senyawa oksida. Bijih besi yang diuji
menempel dengan menggunakan aquades. juga mengandung unsur-unsur logam yang
Setelah dicuci, dilanjutkan dengan mebuat lain.
serbuk besi dengan menggunakan palu dan Sebagai pembanding, kandungan besi
mortar dan pastel. Bijih besi digerus hingga yang ada di daerah Solok Selatan Sumatera
lewat ayakan 230 mesh.Selanjutnya sampel Barat memiliki kandungan besi 87,5% [9],
dikarakterisasi. Uji karakterisasi bijih besi penelitian yang dilakukan oleh Septityana, dkk
menggunakan XRF untuk melihat komposisi. mendapatkan bahwa kandungan besi pada
bijih besi sebesar 75,5% [10][11]. Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kumari, et al. (2010), bijih besi yang berasal
dari Karnataka, India mengandung kadar besi
Hasil karakterisasi dengan XRF pada sebesar Fe 63,84% [12], sedangkan
bijih besi ditunjukkan seperti pada Tabel 2. Kecamatan Batu Licin, Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat nilai mengandung kadar Fe 56,6% [13]. Untuk
unsur Fe yang mencapai 99,04% dengan rata- Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur
rata 98,23%. Kandungan unsur Fe yang ada mengandung kadar besi sebesar Fe total 22,28
pada bijih besi tersebut cukup besar s.d 51,26 % [14].
dibandingkan dengan unsur logam lainnya.
TABEL 2. Kandungan unsur bijih besi

Persentase atom (%)


Unsur
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Rerata
Si 0.82 0.38 0.3 0.3 - - 0.30
P 0.1 - 0.1 - 0.18 0.19 0.10
Ca 0.13 0.25 0.11 0.12 0.18 0.13 0.15
Cr 0.091 0.088 0.095 0.094 0.095 0.092 0.09
Mn 0.13 0.21 0.19 0.2 0.095 0.74 0.26
Fe 98.02 98.77 98.94 99.04 98 96.59 98.23
Ni 0.089 0.11 0.11 0.12 0.1 0.081 0.10
Cu 0.15 0.071 0.097 - 0.1 0.17 0.10
Br 0.52 - - - 0.47 - 0.17
La 0.06 0.06 0.09 0.08 0.08 0.02 0.07
Yb 0.08 0.05 0.02
Zn - 0.058 - - 0.098 0.08 0.04
Re - 0.2 - - 0.1 - 0.05
Rb - - - - 0.62 0.63 0.21
V - - - - - 0.039 0.01
Eu - - - - - 1 0.17

Sampel bijih besi yang dikarakterisasi Banyaknya unsur logam lain dalam bijih
masih banyak mengandung unsur lain selain besi menjadi kendala tersendiri untuk
besi. ada silikon (Si), fhosfor (P), kalsium menghasilkan nanopartikel magnetik yang
(Ca), krom (Cr), mangan (Mn), nikel (Ni), murni. Unsur-unsur tersebut bisa mengotori
tembaga (Cu), Brom (Br), lantanum (La), sifat nanopartikel magnetik yang dihasilkan.
iterbium (Yb), seng (Zn), renium (Re), Namun, unsur-unsur logam lainnya memiliki
rubidium (Rb), vanadium (V), dan europium kandungan yang sangat kecil sehingga bisa
(Eu). Unsur silikon memiliki kandungan diabaikan.
terbanyak dibanding unsur lain yang mencapai Jenis oksida besi yang terdapat pada bijih
0,82%. besi dominan senyawa hematit Fe2O3. Gambar

148
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016, Makassar-Indonesia

6 menunjukkan pola difraksi XRD pada bijih 6. REFERENSI


besi sebagai fase hematit dengan ukuran
kristal 60.12 nm. Ini juga didukung warna 1. T. Ishlah, “POTENSI BIJIH BESI
yang ada pada sampel bijih besi merah Indonesia Dalam Kerangka
kecoklatan. Pernyataan ini juga didukung oleh Pengembangan Klaster Industri Baja”,
hasil sintesis bijih besi tersebut. Bijih besi 2009.
yang diberikan asam klorida (HCL) dan 2. B. Pardiarto, “Tinjauan Rencana
Sodium hidroksida (NaOH) akan Pembangunan Industri Besi-Baja di
menghasilkan warna merah kecoklatan yang Kalimantan Selatan”, 2009.
merupakan ciri dari hematit Fe2O3. Bijih besi 3. R. Cornell and U. Schwertmann, Less
yang diberikan HCL dan besi Fe2+ akan Common or Rare Iron Oxides in Iron
menghasilkan Fe3O4 [15]. Oxides in the Laboratory, Extended.
Wiley VCH, 2000.
4. E. Harianto, “Studi Pemanfaatan Bijih
104
110

Besi (Hematit dan magnetit Low Grade


116

dan Grade di Indonesia Sebagai Bahan


012

024
113

214

Baku Pembuatan Besi Co.,” in Prosiding


300

119
018

02 10
006

128

Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan


220
223
208

Teknologi Bahan, (2008).


5. L. Blaney, “Magnetite (Fe3O4):
Properties, Synthesis, and Applications”,
GAMBAR 4. Pola difrasi XRD pada bijih besi Lehigh Rev., vol. 15, pp. 32–81 (2007).
6. P. L. Hariani, M. Faizal, and D.
Setiabudidaya, “Synthesis and Properties
of Fe3O4 Nanoparticles by Co-
precipitation Method to Removal Procion
Dye”, Int. J. Environ. Sci. Dev., vol. 4,
no. 3, pp. 336–340 (2013).
7. T. Rusianto, M. W. Wildan, K. Abraha,
and K. Kusmono, “Iron Sand as
Renewable Resource for Production
Magnetic Nano Particles Materials”, in
Engineering International Conference
Bijih besi+FeSO4 +HCL+NaOH 2013 Proceeding, (2013).
8. H. El Ghandoor, H. M. Zidan, M. M. H.
Bijih besi+HCL+NaOH Khalil, and M. I. M. Ismail, “Synthesis
and Some Physical Properties of
GAMBAR 5. Sintesis bijih besi
Magnetite (Fe3O4) Nanoparticles”, Int. J.
Electrochem. Sci., vol. 7, pp. 5734–5745
4. KESIMPULAN
(2012).
9. R. Rantawulan, “Karakterisasi Bijih Besi
Karakterisasi kandungan bijih besi
Alam Sebagai Bahan Baku Magnetit Pada
berhasil dilakukan dengan unsur besi
Tinta Kering”, 2010.
mencapai 99,04% dengan fase dominan
10. K. D. Septityana, T. P. Rahman, W.
hematit. Sampel bijih besi bisa dijadikan
Nugroho, R. Ikono, N. N. Maulana, and
sebagai bahan baku magnetit nanopartikel
N. T. Rochman, “Sintesis dan
dengan unsur pengotor kurang dari 1%.
Karakterisasi Pigmen Hematit (α - Fe2O3)
dari Bijih Besi Alam Melalui Metode
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Presipitasi”, in Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung, pp. 451–
Terima kasih kami ucapkan kepada
455 (2013).
Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan
11. K. D. Septityana, P. Priyono, N. T.
Tinggi yang telah mendanai penelitian ini.
Rochman, Yuswono, T. P. Rahman, D.
Penelitian ini masih dalam proses
W. Nugroho, R. Ikono, Nofrizal, and N.
penyelesaian.
N. Maulana, “Sintesis Dan Karakterisasi

149
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016, Makassar-Indonesia

Pigmen Hematit (Α - Fe2O3) Dari Bijih Pengolahan Tembaga PT. Freeport


Besi Alam Melalui Metode Presipitasi”, Indonesia Untuk Katalis Pencair Batu
Youngster Phys. J., vol. 1, no. 4, pp. 95– Bara”, in Seminar Rekayasa Kimia dan
100 (2013). Proses, pp. 1411–4216 (2010).
12. N. Kumari, A. Vidyadhar, J. Konar, and 14. W. Widodo, P. Bambang, and Sari,
R. . Bhagat, “Beneficiation Of Iron Ore “Model Keterdapatan Bijih Besi Di
Slimes From Karnataka Though Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa
Dispersion And Selective Flocculation”, Timur”, www.psdg.bgl.esdm.go.id, 2012.
in Proceedings of the XI International 15. T. A. Kusumawati, “Sintesis Nanopartikel
seminar on Mineral Processing Pigmen Oksida Besi Hitam (Fe3O4),
Technology (MPT-2010), pp. 564–571 Merah (Fe2O3) dan Kuning (FeOOH)
(2010). Berbasis Pasir Besi Tulungagung,”
13. N. S. Ningrum, “Uji Sulfidasi Biji Besi Universitas Negeri Malang, 2013.
Kalimantan Selatan dan Ampas

150

View publication stats

You might also like