You are on page 1of 8

Dinamika Lingkungan Indonesia, Juli 2016, p 82-89 82 2

Volume 3, Nomor
ISSN 2356-2226

Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001.2004) Pada Proses


Konstruksi Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Riau

Khairul Rizal1, Aras Mulyadi2, Manyuk Fauzi3


1
Staf Teknis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, Pekanbaru
2
Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru
3
Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina widya Panam KM 12.5 Pekanbaru, Telp. 0761-862620

Abstract :Construction of the new office building for Public Work Department based on
condition of the old building on Riau Street no. 1 Pekanbaru that cannot accommodate
official activities, narrow area include with the cause of the traffic jamming in the
intersection at Jenderal AhmadYani street.The Government of Riau Province through Public
Work Department plans a new modern building office, and becomes the first building in
Sumatra that applies green building concept. The aim of the research is to describes
perseption from all who mixed up in the project to the application of ISO 14001.2004 and to
analizes the application performance during the construction. The primary data is taken by
range survey in the project site, the sample is taken by purposive sampling from the owner,
consultant, and contractor population. From the research known that 48% respondents
clarify the data is formally appropriate and perfectly fullfill the criteria in determine the
principals of ISO 14001, while 46% clarify that some of those principals needs to be
enhanced and 6% respondents clarify that there is unappropriation in the application. In the
process of the building construction, PT. Waskita Karya (Persero) as the contractor has no
satisfaction performance inenviromental management system yet, considering that PT.
Waskita Karya (Persero) has low performance in some of the principals of ISO 14001.2004.
Key Words : ISO 14001.2004, Green Building.

Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan dapat menyesuaikan terhadap persyaratan yang
Umum Provinsi Riau direncanakan oleh diinginkan oleh pelanggan; memperoleh pasar
Konsultan PT. Yodya Karya (Persero) dengan yang lebih luas; pemakaian sumber daya dengan
membuat gambar perencanaan atau desain yang cara yang lebih baik; dapat mengurangi biaya
hemat energi. Selama masa pelaksanaan operasi; mempunyai komunikasi yang lebih baik
konstruksi berlangsung Konsultan Manajemen di antara departemen-departemen; memiliki
Konstruksi yaitu PT. Deta Decon yang bertugas kualitas yang lebih baik; membuat setiap
sebagai perwakilan Pemilik Pekerjaan. manajer bekerja lebih mudah; meningkatkan
Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh PT. tingkat keamanan dan keselamatan kerja;
Waskita Karya (Persero), adalah Badan Usaha memperbaiki kesan masyarakat; konsisten
Milik Negara yang telah mendapat sertifikasi terhadap kebijakan yang telah dibuatnya;
ISO 14000:2004 pada akhir tahun 2006. memperbaiki kepercayaan manajemen; memberi
Indonesia mengadopsi standar SML(ISO kepuasan baik kepada perusahaan dan personil;
14001.2004) dalam bentuk Standar Nasional memperbaiki kinerja yang berhubungan dengan
Indonesia (SNI) dengan nomor 19-14001:2005, keinginan pelanggan; memantapkan hubungan
namun penerapannya belum menjadi kewajiban, baik dengan pemasok; menunjukkan
hanya beberapa bagian unit kerja pemerintah kemampuan perusahaan; meningkatkan
(daerah dan pusat) yang telah menerapkan penerimaan modal; membatasi
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ini. pertanggungjawaban; mendapat jaminan
Keuntungan atau manfaat penerapan ISO asuransi, perizinan, dan otorisasi lainnya;
14001.2004 menurut Clements, (1996) dan mendapat alih teknologi.
Kuhre, (1995) antara lain yaitu dapat Li, et al. (2009) menyatakan bahwa
menyesuaikan terhadap peraturan yang berlaku; pengaruh proses konstruksi pada lingkungan
83

relatif kecil, namun peningkatan jumlah proyek Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, Jalan
konstruksi dari tahun ke tahun yang semakin SM. Amin / Arengka II, Kelurahan Simpang
besar akan berpengaruh serius kepada masalah Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.
lingkungan seperti kesehatan pekerja proyek Pengambilan data primer dilakukan
serta lingkungan di sekitar pekerjaan konstruksi dengan survei lapangan di lokasi proyek, dengn
tersebut. membagikan kuesioner disertai dengan
Menurut Kubba (2010) pembangunan wawancara. Populasiadalah gabungan dari pihak
gedung yang ramah lingkungan adalah Pemilik Pekerjaan, pihak Konsultan Manajemen
bangunan yang dirancang untuk Konstruksi dan pihak Kontraktor. Sampel
mengoptimalkan penggunaan energi dan berdasarkan tingkat jabatan yaitu level top
dibangun dengan pemilihan selektif terhadap management sebanyak 2 (dua) orang, middle
pemakaian sumber daya alam, serta managementsebanyak 11 (sebelas) orang, dan
mengoptimalkan penggunaan material bekas level pelaksana lapangan yaitu 17 (tujuh belas),
atau sisa. Selanjutnya Lam, et al. (2007) dengan jumlah total 30 orang.
menggambarkan banyak penelitian yang Kuesioner dibuat masing-masing dari
mempelajari indikator-indikator kunci klausul-klausul SML, setiap klausul terdiri dari
bagaimana sebuah proyek dapat sukses, namun beberapa pertanyaan. Pada prinsip Komitmen
sedikit sekali yang melakukannya dalam dan Kebijakan Lingkungan terdiri dari 11
konteks pembangunan gedung yang ramah pertanyaan, prinsip Perencanaan terdiri dari 29
lingkungan. pertanyaan, prinsip Penerapan dan Operasi
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi terdiri dari 60 pertanyaan, Pemeriksaan terdiri
Riau selaku pemilik pekerjaan meminta kepada dari 33 pertanyaan, dan prinsip Tinjauan
pihak kontraktoruntuk menerapkan Sistem Manajemen terdiri dari 10 pertanyaan. Total
Manajemen Lingkungan pada semua proses pertanyaan yang diberikan adalah 203 butir.
pelaksanaan konstruksi gedung baru mereka Kuesioner pada penelitian ini
demi mencapai tujuan pembangunan gedung menggunakan dua jenis jawaban dengan rentang
kantor yang berwawasan lingkungan.Maka angka dari “0” sampai dengan“5”.Tabel
untuk melakukan evaluasi terhadap jawaban pertama untuk variabel tingkat persepsi
pembangunan gedung yang berwawasan responden dan tabel jawabankedua untuk
lingkungan, diperlukan suatu penelitian variabel tingkat kinerja. (tabel 1 dan 2).
bagaimana kontraktormenerapkanSistem Tabel 1. Variabel Tingkat Persepsi Responden.
Manejemen Lingkungan khususnya ISO Tingkatan Jawaban Angka
14001.2004 dalam proses konstruksibangunan Tidak Sesuai dengan kenyataan di proyek 0
atau gedung, dan bagaimana persepsi pihak- Tidak, proyek belum melaksanakan kegiatan 1
pihak yang terlibat di dalamnya. ke arah ini
Penelitian ini bertujuan untuk Tidak, tetapi proyek ingin melaksanakannya 2
Ya, tapi belum diformulasikan 3
menggambarkan persepsi semua pihak (Pemilik Ya, hal ini ada pada tahap penerapan formal 4
Pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi Ya, Situasi ini sangat berkaitan dengan 5
dan pihak pelaksana pekerjaan) yang terlibat kenyataan di proyek
dalam proyek pembangunan gedung Kantor
Responden memberikan angka jawaban
Dinas PU Provinsi Riau terhadap penerapan
untuk setiap pertanyaan pada Prinsip ISO 14001
ISO 14001; dan untuk menganalisis kinerja
dari masing-masing klausulnya, kemudian
penerapan ISO 14001 selama masa konstruksi
jawaban responden pada masing-masing klausul
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan
dijumlahkan dan dicari rataan skor angkanya,
Umum Provinsi Riau oleh PT. Waskita Karya
sehingga didapat angka jawaban responden
(Persero).
untuk masing-masing prinsip pada setiap
klausulnya.
BAHAN DAN METODE
Hasil Tingkat Persepsi Responden dapat
terlihat dari tabel hasil jawaban responden
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
dengan kesimpulan tiga tingkat persepsi yaitu
2012 sampai dengan Juli 2013 bertempat di
pertama hasil perjumlahan persentase jawaban
lokasi proyek Pembangunan Gedung Kantor
84

pada angka 0, 1, dan 2 (diberi nilai “C”) Berikut adalah rumus cara mencari skor
menggambarkan persepsi responden yang rata-rata tingkat persepsi dan tingkat kinerja :
menyatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian
penerapan klausul-klausul ISO 14001.2004
dalam proses konstruksi gedung Kantor Dinas
Dimana : rataan skor kinerja, rataan
PU Provinsi Riau, kedua hasil perjumlahan
persentase jawaban pada angka 3, & 4 (diberi skor persepsi, dan jumlah responden.
nilai “B”) menggambarkan persepsi responden Sementara itu, untuk mencari nilai garis
yang menyatakan bahwa semua responden batas persepsi dan kinerja menggunakan rumus
setuju proyekpembangunan telah sesuai dan sebagai berikut :
memenuhi kriteria dalam penerapan klausul ISO
14001, walaupun dengan beberapa catatan, dan
terakhir yaitu hasilPersentase jawaban pada
angka 5 (diberi nilai “A”) yaitu menyatakan Dimana : batas sumbu x (tingkat kinerja),
bahwa pelaksanaan konstruksi telah sesuai dan batas sumbu y (tingkat persepsi), dan
memenuhi kriteria dalam penerapan klausul ISO banyaknya atribut yang diteliti.
14001 dengan sempurna.
Selanjutnya tingkat atribut-atribut
Tabel 2. Variabel Tingkat Kepentingan Kinerja tersebut dijabarkan dan dibagi menjadi empat
Tingkatan Jawaban Angka bagian diagram kartesius. (gambar 1)
Tidak Tahu 0
Sangat Tidak Penting untuk diterapkan 1
di proyek
Tidak Penting untuk diterapkan 2
Kuadran 1 Kuadran 2
Ya, tapi belum cukup penting diterapkan 3 Kinerja Kinerja Cukup
Tingkat Persepsi (y)

Ya, hal ini penting untuk diterapkan 4 Sangat


Ya, Situasi ini sangat penting untuk 5 Kurang
diterapkan di proyek
y

Penilaian kinerja penerapan ISO 14001


dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap Kuadran 3 Kuadran 4
kuesioner per klausul pekerjaan, dibagi terhadap Kinerja
Gambar 1. Diagram Kinerja
Baik Kartesius IPA
dua data yaitu data jawaban terhadap persepsi Sangat Baik
dan data jawaban terhadap kinerja. Data tersebut
di analisis dengan menggunakan diagram
kartesius IPA (Importance Performance x
Analysis). Tingkat Kinerja (x)
Menurut Ainin dan Hisham (2008),
analisis kepentingan kinerja (Importance
Performance Analysis) diperkenalkan oleh HASIL
Martilla dan James pada tahun 1977 dalam
sebuah riset pemasaran untuk membantu Tabel. 3. Hasil Jawaban Tingkat Persepsi
memahami kepuasan konsumen (responden)
sebagai fungsi dari kedua harapan tentang
kesignifikanan atribut dan penilaian kinerja
mereka. Data kepentingan dan kinerja disajikan
dalam bentuk grafik dua dimensi dengan
kepentingan (importance) pada sumbu “Y” dan
kinerja (performance) pada sumbu
“X”.Interpretasi IPA berupa diagram dengan
menggunakan rataan skor tingkat kepentingan
dan kinerja per atribut. Sebagai garis batas atau
nilai tengah digunakan rataan skor tingkat
persepsi dan tingkat kinerja seluruh atribut.
85

Pada tabel 3 terlihat bahwa rata-rata


persentase jawaban responden terhadap Tabel. 5. Kinerja SML Kategori Cukup
pertanyaan klausul-klausul pada Prinsip I Nama KLAUSUL ISO 14001 Skor Skor
(Kebijakan Lingkungan), dan Prinsip II Persepsi Kinerja
(Perencanaan) serta Prinsip IV yaitu Tindakan P3A Sumber Daya, Peran, 4,70 4,13
Tanggung Jawab, dan
Pemeriksaan dan Pemantauan menggambarkan Wewenang
nilai “A” dimana 50% responden berpendapat P3F Kesiagaan dan Tanggap 4,99 4,12
bahwa pihak pelaksana konstruksi telah Darurat
menerapkan prinsip ISO 14001.2004 dengan
sempurna, sedangkan berkisar antara 40% s/d Tabel 6. Kinerja SML Kategori Memuaskan
50% lainnya memberikan nilai “B” yaitu Nama KLAUSUL ISO 14001 Skor Skor
pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dan Persepsi Kinerja
memenuhi kriteria dengan beberapa catatan, dan P2B Peraturan Perundang- 3,90 3,95
undangan serta
persentase dibawah 10% menyatakan terdapat Ketentuan Lainnya
ketidaksesuaian penerapan prinsip ISO P3B Kompetensi, Pelatihan, 4,20 4,05
14001.2004 (nilai “C”).Sementara pada Prinsip Kesadaran
III (Penerapan dan Operasi) persepsi untuk nilai P4B Ketidaksesuaian, 4,24 3,99
“A” berada pada level terendah dengan angka Tindakan Koreksi, dan
Pencegahan
40% dan kenaikan persepsi pada nilai “C” P5A Tinjauan Manajemen 4,04 3,95
dengan angka 10%, yang terjadi juga untuk P1A Kebijakan Lingkungan 4,39 4,35
Prinsip V (Tinjauan Manajemen) P2A Aspek Lingkungan 4,35 4,28
Secara keseluruhan rata-rata nilai P2C Tujuan dan Sasaran 4,21 4,34
“A”adalah 48%,rata-rata nilai “B” adalah 46% P4A Pemantauan, 4,38 4,13
Pengukuran, dan
sedangkanrata-rata nilai “C” adalah 6%. Evaluasi
P4C Audit Internal 4,24 4,56
Scatterplot of skor kepentingan vs skor kinerja
4,1
5,0 P3F
Dari gambar 1 dan tabel 4, tabel 5 dan
Kuadran 1 Kuadran 2
tabel 6 dapat dilihat bahwa garis batas penilaian
4,8
Sko
P3E
P3A kinerja terletak pada poin 4,10 sedangkan garis
P3D2
skor kepentingan

r P3D1
Per 4,6 batas penilaian persepsi terletak pada poin 4,39.
seps
i
4,4
P3C P2D
P1A
Menurut Ainin dan Hisham (2008), garis batas
P4A 4,39
Kuadran 3 P4B
P2A
P2C
P4C tingkat persepsi menunjukkan besarnya harapan
P3B
4,2 responden tentang kesignifikanan atribut
P5A

4,0
terhadap penilaian kinerja mereka, artinya
P2B Kuadran 4
bahwa semakin tinggi nilai tingkat persepsi
3,8 3,9 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6
skorKinerja
Skor kinerja maka semakin tinggi pula atribut tersebut
membutuhkan perbaikan dan perhatian dalam
Gambar 1. Hasil Diagram Kartesius IPA proses peningkatan kinerjanya.

Tabel 4. Kinerja SML Kategori Sangat Kurang PEMBAHASAN


Nama KLAUSUL ISO 14001 Skor Skor
Persepsi Kinerja Tingkat Persepsi Responden Terhadap
P2D Program Manajemen 4,42 4,09 Penerapan Prinsip ISO 14001.2004
Lingkungan
P3C Komunikasi 4.40 3,83
P3D1 Dokumentasi 4,62 4,10
Prinsip I : Kebijakan Lingkungan.
P3D2 Pengendalian Dokumen 4,63 3,82 Menurut Technical Committee ISO/TC 207/SC
P3E Pengendalian 4,63 3,91 1, 2004 prinsip kebijakan lingkungan
Operasional didefinisikan sebagai refleksi komitmen pucuk
pimpinan manajemen untuk memenuhi
peraturan hukum yang ada dan mencapai tujuan
dan sasaran serta program manajemen
lingkungan organisasi yang telah ditetapkan
86

sebagai usaha perbaikan secara terus menerus ditingkatkan yaitu : Pembagian peran, tanggung
dan pendorong bagi penerapan dan peningkatan jawab dan wewenang walaupun telah diberikan
sistem manajemen lingkungan organisasi, kepada personil yang menangani namun perlu
sehingga kinerja lingkungannya dapat dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
terpelihara dan ditingkatkan. tugas-tugas yang diberikan tersebut;
Dari jawaban 50% responden diketahui Peningkatan kompetensi, pelatihan dan
bahwa pucuk pimpinan manajemen belum kesadaran untuk semua personil yang terlibat di
sepenuhnya berkomitmen terhadap usaha proyek dilakukan secara terus menerus. Pihak
pemenuhan peraturan hukum dan pencapaian manajemen harus bisa mengidentifikasi
tujuan dan sasaran serta program manajemen kebutuhan personil, pengalaman yang
lingkungan. Catatan yang harus diperhatikan dibutuhkan, serta pendidikan minimal yang
oleh PT. Waskita Karya (Persero) adalah sesuai dengan jenis pekerjaan atau proyek yang
kurangnya konsistensi dalam penerapan dan dilaksanakan; peningkatan sistem komunikasi
sosialisasi kebijakan lingkungan tersebut selama baik secara tertulis dan yang utama adalah
masa konstruksi berlangsung. komunikasi tertulis yang didokumentasikan
Prinsip II : Perencanaan : Menurut dengan baik; Perlunya pengawasan melekat dan
Technical Committee ISO/TC 207/SC 1, 2004, kontinu terhadap pengendalian operasi dalam
Prinsip Perencanaan mencakup lima langkah setiap tahapan konstruksi; Pengendalian
yaitu identifikasi aspek lingkungan, menentukan dokumen dan operasional harus dibuat suatu
dampak lingkungan, mengumpulkan SOP atau prosedur tetap agar dapat ditinjau,
perundangan dan peraturan lainnya, menetapkan ditelusuri, dan direvisi bila perlu; Peningkatan
sasaran dan target, serta mengembangkan suatu kesiagaan personil terhadap prosedur tanggap
sistem manajemen lingkungan. Tujuan darurat yang harus dilakukan secara kontinu
perencanaan atau rencana tindakan (action selama masa pelaksanaan pekerjaan
plans) adalah menciptakan kondisi sedemikian berlangsung.
rupa sehingga perusahaan dapat melaksanakan Prinsip IV : Tindakan Pemeriksaan
kegiatan sesuai dengan kebijakan lingkungan, dan Pemantauan. Menurut Technical
yang didasarkan pada informasi yang benar dan Committee ISO/TC 207/SC 1, 2004, Prinsip
usulan internal ataupun harapan perusahaan Tindakan Pemeriksaan dan Pemantauan adalah
tentang kinerja lingkungan. kegiatan memeriksa dan memantau sistem
Dari jawaban 50% responden manajemen lingkungan untuk mengidentifikasi
memberikan cacatan perbaikan antara lain masalah dan memecahkannya. Merupakan
terhadap sistem perencanaan manajemen belum kegiatan verifikasi atau pemeriksaan terhadap
didokumentasikan dengan baik dan pengolahan efisiensi kegiatan penerapan SML perusahaan.
data-data belum dimutakhirkan sesuai dengan Catatan perbaikan menurut responden
perkembangan pekerjaan fisik di lapangan, dan adalah : Masih terdapat kekurangan dalam hal
pihak manajemen belum melaksanakan sistem pemantauan setiap tahap pekerjaan konstruksi,
manajemen sumber daya manusia dalam pengukuran yang belum sepenuhnya dilakukan
pembagian tugas dan kewajiban terhadap sesuai dokumen lingkungan dan evaluasi yang
penanganan dokumentasi dan pengolahan data dilakukan belum menyentuh sasaran, dan
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. tindakan koreksi dan pencegahan yang
Prinsip III : Penerapan dan Operasi: dilakukan belum maksimal dan menyentuh
Menurut Technical Committee ISO/TC 207/SC semua pihak yang terlibat. Rekaman atau
1, 2004, Prinsip Penerapan dan Operasi adalah dokumentasi kejadian perubahan dan
kegiatan mengadakan sumber daya untuk ketidaksesuaian prosedur tidak dilakukan
mencapai sasaran dan target lingkungan evaluasi dan koreksi berkala dalam setiap
organisasi. Merupakan kegiatan pelaksanaan tahapan pekerjaan.
SML sebenarnya dari semua prosedur dan Prinsip V : Tinjauan Manajemen.
dokumen yang telah disiapkan. Menurut Technical Committee ISO/TC 207/SC
Responden memberikan catatan merah 1, 2004, Prinsip Tinjauan Manajemen adalah
penerapan SML untuk prinsip ini, hal-hal yang untuk memastikan adanya tinjauan secara
paling utama untuk diperhatikan dan berkala oleh manajemen. Kegiatan mengkaji
87

dan mengevaluasi SML pada selang waktu resiko lingkungan di dalam proyek, pemetaan
tertentu untuk memelihara penyempurnaan hanya dalam bentuk dokumen, tidak dalam
berkelanjutan, kesesuaian, dan keefektifan SML bentuk tulisan, baleho, catatan, atau informasi
termasuk kinerjanya. Pucuk pimpinan yang mudah didapat oleh personil proyek;Tidak
manajemen harus mengkaji ulang sistem terdapat rekaman atas kejadian peristiwa,
manajemen lingkungan untuk menjamin tindakan tanggapan atas keadaan darurat dan
kesesuaian, kecukupan dan efektifitas sistem. tindakan koreksinya selama proyek
Proses pengkajian harus dapat menjamin bahwa berlangsung.
berbagai informasi penting dapat dikumpulkan Klausul Sumber Daya, Peran,
sehingga sistem manajemen dapat dievaluasi. Tanggung Jawab, dan Wewenang. Program
Catatan perbaikan menurut responden manajemen lingkungan proyek tidak
adalah : Kegiatan tinjauan manajemen ini tidak menyebutkan tanggung jawab, peran, dan
terlihat pada tingkat organisasi proyek, kegiatan wewenang dari setiap personil proyek. Pihak
ini berlangsung pada tingkat divisi, sehingga manajemen juga tidak memberikan standar
responden tidak merasakan adanya perubahan kinerja pada setiap bagian/fungsi organisasi
dalam setiap penerapan ISO 14001.2004 di yang dikaitkan dengan manajemen lingkungan;
setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. Waskita Belum maksimalnya pengumuman di papan
Karya (Persero); dan pihak manajemen harus buletin, buletin berita internal, prosedur yang
memberi lebih banyak perhatian terhadap dapat diakses dari komputer, dan komunikasi
tinjauan pelaksanaan pekerjaan terutama dalam internal lainnya, tentang peranan, tanggung
hal tinjuan secara berkala langsung ke setiap jawab dan kewenangan dalam manajemen
proyek yang dikerjakan, untuk itu diperlukan lingkungan untuk masing-masing personil
komitmen yang tinggi dari pucuk pimpinan proyek.
dalam hal tinjauan manajemen ini. Proyek belum memiliki suatu proses
tertentu untuk menilai kemampuan dan
Tingkat Kinerja Penerapan Prinsip ISO
pengalaman seorang profesional yang dibebani
14001.2004 Pada Pelaksanaan Konstruksi
tanggung jawab manajemen;Struktur organisasi
Penilaian kinerja penerapan atribut proyek dan hubungannya dengan manajemen
prinsip / klausul ISO 14001.2004 pada proses lingkungan yang merinci peran, tanggung
konstruksi gedung kantor Dinas Pekerjaan jawab, dan kewenangan dalam manajemen
Umum yang paling membutuhkan perbaikan lingkungan belum dibuat dan dikomunikasikan
dan perhatian berdasarkan jenis klausulnya kepada seluruh unsur proyek. Hanya ada satu
yaitu: profesional senior di dalam proyek yang
Klausul Kesiagaan dan Tanggap ditunjuk untuk bertanggungjawab atas dan
Darurat. Belum ada analisis proses yang berkewenangan terhadap manajemen
berbahaya atau beracun, prosedur dan lingkungan, berdasarkan skala pekerjaan
dokumentasi lainnya yang mengidentifikasikan menurut responden seharusnya setiap kepala
situasi darurat dan situasi yang mempunyai bagian pada struktur organisasi proyek memiliki
potensi kecelakaan;kemudian belum tanggung jawab atas manajemen lingkungan;
maksimalnya prosedur untuk mengidentifikasi, dan terakhir tidak terdapat perwakilan
mencegah, menyelidiki dan bertindak dalam hal manajemen (divisi) yang melaporkan kinerja
terjadi situasi darurat; Perencanaan, program sistem manajemen lingkungan secara berkala
dan prosedur untuk mencegah dan mengurangi kepada kepala proyek untuk dikaji dan sebagai
atau meminimumkan akibat dalam situasi dasar dari penyempurnaan berkelanjutan.
darurat;Perencanaan, tanggapan dan prosedur Klausul Pengendalian Operasional.
peredaran keadaan darurat, serta tidak ada upaya Bagan alir yang melukiskan kegiatan dan aspek
revisi secara berkala terhadap hal-hal tersebut serta dampak lingkungan yang terkait hanya
dan belum ada rekaman perubahan prosedur terdapat di dalam dokumen K3LMP dan
keadaan darurat. dokumen lingkungan (UKL/UPL), bagan alir
Personil proyek tidak secara rutin / berkala tersebut tidak maksimal diinformasikan kepada
dilatih untuk menghadapi situasi darurat;Pihak semua personil, dan disosialisasikan di
manajemen belum maksimal untuk memetakan lapangan; Belum terdapat prosedur operasional
88

yang direvisi dan dimutakhirkan untuk dimasukkan ke dalam panduan; Tidak semua
mengendalikan semua proses yang menyangkut sistem manajemen lingkungan di proyek
dampak-dampak lingkungan yang kritis; Belum terdokumentasikan dalam Bahasa Indonesia;
maksimalnya pelaksanaan prosedur untuk Prosedur operasional baku tidak
inspeksi, pemeliharaan dan kalibrasi peralatan terdokumentasikan semua dan jarang
yang berkaitan dengan pengedalian lingkungan dimutakhirkan; Tidak terdapat dokumentasi
yang kritis. yang sistematik mengenai rekaman pemantauan
Tidak terdapat prosedur dan instruksi mutu, pemantauan data dampak lingkungan, dan
khusus untuk semua proses kegiatan dan tugas kalibrasi periodik terhadap peralatan kerja.
yang berkaitan dengan hal yang kritis terhadap Klausul Program Manajemen
lingkungan; Prosedur yang berkaitan dengan Lingkungan. Proyek belum menjabarkan secara
aspek lingkungan, prosedur serta persyaratan detail dan terperinci program manajemen
tidak secara keseluruhan dikomunikasikan lingkungan berdasarkan tujuan dan sasaran yang
kepada pemasok barang atau jasa yang ikut sudah dibuat; Proyek belum memenuhi semua
berperan pada proyek ini. persyaratan izin lingkungan yang terdapat dalam
Rekaman lingkungan meliputi rekaman dokumen UKL/UPL dan K3LMP; Proyek sudah
pelatihan, rekaman hasil audit, rekaman kajian menentukan dan menugaskan sumber daya
manajemen, tidak dapat dengan mudah dicari manusia untuk bertanggungjawab terhadap
dan tidak dilindungi dari kemungkinan Sistem Manajemen Lingkungan namun dari sisi
kerusakan, dan belum menunjukkan keuangan proyek belum memberikan dukungan
kesesuaiannya dengan standar. secara optimal.
Klausul Pengendalian Dokumen. Program manajemen lingkungan yang
Pihak proyek hanya menyediakan sebagian dibuat belum mempertimbangan penilaian
bagan alir, matriks atau rekaman lain yang lingkungan awal dari perencanaan, proses dan
mengidentifikasi operasi dan kegiatan produk; Sistem Manajemen Lingkungan di
pelaksanaan dari tahapan konstruksi; Tidak proyek belum mencakup penilaian jasa yang
terdapat prosedur untuk mengendalikan semua diberikan; Belum maksimalnya dokumentasi
informasi lingkungan; Tidak semua dokumen yang terkait dengan laporan internal, memo,
yang berkaitan dengan manajemen lingkungan notulen rapat, dan dokumentasi lainnya yang
dikendalikan dan ditandatangani oleh personil terkait dengan perencanaan, tujuan dan sasaran,
yang bertanggung jawab; Tidak semua dokumen program lingkungan, dan unsur lain manajemen
yang berkaitan dengan manajemen lingkungan lingkungan; Belum ada prosedur, praktek,
mudah diperoleh dan tidak selalu tersedia, serta matriks dan dokumentasi perencanaan, lainnya
tidak semua dokumen terdapat salinan / untuk mengalokasikan personel, anggaran, dan
arsipnya; Tidak terdapat prosedur dan instruksi sumber daya lainnya untuk penerapan program
khusus untuk mengendalikan semua dokumen lingkungan, dan unsur lain dari manajemen
yang selalu mudah diperoleh untuk dipakai lingkungan.
sebagai panduan; Tidak semua prosedur Proyek telah menerapkan program
pengendalian dokumen dikaji, direvisi secara manajemen mutu udara, mutu air, buangan
berkala, dan disetujui oleh personil yang limbah, termasuk pemantauan daerah
berwenang. pengaruhnya, namun pelaksanaannya tidak
Dokumen versi terakhir yang relevan tidak secara berkala atau periodik selama masa
selalu mudah diperoleh dengan cepat agar konstruksi; Proyek belum sepenuhnya
pelaksanaan SML dapat berjalan efektif; menerapkan program rasional penggunaan air
Dokumen yang telah kadaluarsa dibiarkan dan energi, pelaksanaan dilapangan sebatas
menumpuk dan tidak ada usaha untuk pemberitahuan berupa stiker himbauan; Proyek
memindahkannya; Tidak terdapat prosedur dan tidak maksimal dalam mempertahankan catatan
tanggung jawab untuk membuat dan limbahnya secara lengkap dan mutakhir, dan
memodifikasi dokumen terkait dengan proyek belum sepenuhnya untuk mengurangi,
manajemen lingkungan. menggunakan, mendaur ulang limbah.
Klausul Dokumentasi. Belum semua Catatan bahan-bahan berbahaya milik
persyaratan lingkungan di proyek yang proyek tidak secara berkala dimutakhirkan.
89

Cara-cara penanganan, penyimpangan, Riau secara umum belum memiliki kinerja yang
pengangkutan sesuai dengan persyaratan memuaskan mengingat masih banyak klausul
perundang-undangan tertentu, namun tidak yang memiliki kinerja rendah/sangat kurang.
semua karyawan/pelaksana/personil dilatih Kinerja sangat kurang dijumpai pada Klausul
untuk memperhatikan ini; Program Manajemen Program Manajemen Lingkungan, Klausul
Lingkungan belum disosialisasikan secara Komunikasi, Klausul Dokumentasi, Klausul
maksimal kepada karyawan/tukang/pekerja di Pengendalian Dokumen, Klausul Pengendalian
proyek dan masyarakat sekitar baik dalam Operasional. Kinerja Cukup dijumpai pada
bentuk pengumuman, brosur, pamflet, boklet, Klausul Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab,
atau edaran atau media lainnya. dan Wewenang, dan Klausul Kesiagaan dan
Klausul Komunikasi. Proyek tidak Tanggap Darurat.
memiliki suatu perencanaan komunikasi (“dua
arah”) untuk memungkinkan komunikasi UCAPAN TERIMA KASIH
dengan pemberi pendapat, personil yang terkait,
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
karyawan dan (seperti badan pelindung
terima kasih kepada semua pihak yang
lingkungan dan lainnya) dengan cara yang
membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
objektif dan transparan; Tidak ada prosedur
internal yang spesifik yang mengatur proses
komunikasi dengan masyarakat, pelanggan,
DAFTAR PUSTAKA
pemasok, dan lembaga pemerintah, tentang
lingkungan di proyek.
Ainin S, Hisham, N.H, 2008. Applying
Cara untuk mengkomunikasikan informasi
Importance-Performance Analysis to
ke badan eksternal tentang aspek penting
Information Systems: An Exploratory
lingkungan belum dipertimbangkan dengan
Case Study. Jurnal of Information,
matang dan jarang didokumentasikan; Tidak ada
Information Technology, and
laporan lingkungan tahunan, atau bulanan
Organizations.
kepada Badan Lingkungan Hidup setempat.
Clements, R.B, 1996, Complete Guide to ISO
Pengumuman di papan buletin, buletin berita
14000, Prentice Hall Inc, Ney Jersey.
internal, prosedur yang dapat diakses dari
Kubba, S, 2010, Green Construction Project
komputer, dan komunikasi internal lainnya
Management and Oversight, Elsevir,
belum berfungsi secara maksimal; Notulen
United State of America
rapat, memo kepada karyawan, dan
Kuhre W.L, 1995, ISO 14001 Certification
dokumentasi lainnya tentang komunikasi antara
Environmental Management System,
manajemen dan karyawan tentang hal-hal yang
Prentice Hall PTR, New York.
berkaitan dengan manejemen lingkungan belum
Lam, E.W.M, Chan A.P.C, and Chan D.W.M,
berfungsi secara maksimal
Benchmarking the Perfomance of Design
SIMPULAN Build Projects, Development of Projects
Success Index, Benchmarking An
Praktek penerapan ISO 14001 oleh PT. Waskita International Journal Volume 14 No.5
Karya (Persero) pada pekerjaan Pembangunan Li, X, Zhu, Y, and Zhang, Z, 2009, An LCA
Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Based Environmental Impact Assessment
Provinsi Riau menurut 48% responden Model for Construction Processes,
dinyatakan secara formal telah sesuai dan Building and Environmental Volume 45
memenuhi kriteria dalam menerapkan prinsip Laporan Technical Committe ISO/TC 207/SC 1,
ISO 14001 dengan sempurna, sementara 46% 2004
menyatakan beberapa prinsip tersebut masih Martilla, J.A., James, J.C, 1977, The Journal Of
diberi catatan peningkatan dan 6% menyatakan Marketing, JSTOR.
terdapat ketidaksesuaian penerapan ISO 14001.
Penerapan ISO 14001.2004 oleh PT.
Waskita Karya (Persero) untuk pembangunan
gedung kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

You might also like