You are on page 1of 8

HUBUNGAN KONDISI KESEHATAN PSIKOSOSIAL LANSIA

DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM


AKTIVITAS SEHARI-HARI DI RUMAH

Maya Safitri1, Reni Zulfitri2, Sri Utami3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: mayagaol17@gmail.com

Abstract

The last stage of the human life is old age signed with some physical and psychosocial changes. One result
of these changes is decreasing the ability in daily activities. This study aims to determine the correlation
between psychosocial health conditions with the level of independence in daily activities the elderly in the
work area Puskesmas Lima Puluh with descriptive research design correlation with cross sectional
approach. The sample of the study was 96 people taken based on the inclusion criteria by using
proportionate random sampling technique. The result of research shows that the majority of research
subjects aged 60-74 years are 87.5%, female sex is 82.3%, marital status of widows is 50.0%, the majority
of elderly do not work as much as 51,0%, majority of elderly have history of disease hypertension by
27.1%. Of the 69,8% of respondents had a healthy psychosocial status with self-level category of 53,8%.
The result of chi-square test shows p value (0.003) < α (0,05). So it can be concluded that there is a
correlation between psychosocial health conditions with the level of independence in the daily activities of
the elderly. Psychosocial healthy elderly can be seen from their ability in daily activities independently.
Keywords: activity daily living, elderly, psychosocial

PENDAHULUAN usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan penduduk pada tahun 2015, jumlah lanjut usia di
Teknologi memberi dampak positif terhadap Indonesia yaitu 8,5% dari total penduduk. Pada
kesejahteraan masyarakat, yang mana sangat tahun 2016, jumlah penduduk lanjut usia di
mempengaruhi dalam meningkatkan umur Indonesia menjadi 8,7% dari total penduduk dan
harapan hidup seseorang sehingga mencapai ke diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan
lanjut usia. Lanjut usia merupakan seseorang mencapai 11,8% dari total penduduk
yang telah mencapai 60 tahun keatas (Kemenkes (Kemenkes RI, 2015). Peningkatan jumlah
RI, 2016). Setiap orang mengalami penuaan lansia juga ditemukan di Provinsi Riau- Kota
dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada Pekanbaru.
waktu dan riwayat hidupnya masing-masing Jumlah lansia tersebar diwilayah-wilayah
(Potter & Perry, 2009). yang ada di Provinsi Riau. Berdasarkan data dari
Populasi lansia mengalami peningkatan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2015) jumlah
tahun ketahun baik di tingkat dunia maupun lansia di Kota Pekanbaru adalah 54.315 orang.
Indonesia. Berdasarkan data hasil Riset Jumlah lansia ini tersebar diseluruh kecamatan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, yang ada di Kota Pekanbaru. Salah satu
proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai diantaranya adalah Kecamatan Lima Puluh yang
22% dari penduduk dunia atau sekitar 22 miliar memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu 2.673
pada tahun 2020, sekitar 80% lansia di negara orang.
berkembang. Jumlah penduduk di 11 negara Peningkatan populasi lansia tersebut
kawasan Asia Tenggara yang berusia diatas 60 menyebabkan munculnya berbagai masalah
tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan kesehatan penduduk, seperti masalah biologis,
akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun psikologis, dan sosial. Masalah-masalah biologis
2050 (Kemenkes RI, 2013). ditandai dengan adanya kemunduran fisik dan
Penduduk lanjut usia di Indonesia termasuk munculnya penyakit kronis yang sering terjadi
dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut pada lansia (Maryam dkk, 2008). Masalah

243
psikologis merupakan faktor penting yang dapat penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa ada
mempengaruhi kehidupan lansia, diantaranya keterkaitan signifikan antara tingkat depresi
adalah kesepian, keterasingan dari lingkungan, dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
ketidakberdayaan, ketergantungan, kurang Penelitian ini juga didukung oleh hasil
percaya diri, dan keterlantaran. Hal tersebut penelitian Utami (2017) yang berjudul hubungan
dapat mengakibatkan depresi yang dapat antara dukungan emosional pasangan hidup
menghilangkan kebahagiaan, hasrat harapan, terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari lansia
ketenangan pikiran dan kemampuan untuk di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat yang
merasakan ketenangan hidup, hubungan yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik
bersahabat dan bahkan menghilangkan didapatkan responden sebagian besar
keinginan menikmati kehidupan sehari-hari mempunyai aktivitas sehari-hari dalam kategori
(Maryam dkk, 2008). mandiri dengan dukungan emosional tinggi yaitu
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia erat sebanyak 22 responden (88,0%), p value sebesar
kaitannya dengan perubahan psikososial. Lansia 0,000. Nilai p value tersebut menunjukkan
yang sehat secara psikososial dapat dilihat dari bahwa ada hubungan dukungan emosional
kemampuannya beradaptasi terhadap kehilangan pasangan hidup terhadap pemenuhan aktivitas
fisik, sosial, dan emosional serta mencapai sehari-hari lansia di Desa Gogik Kecamatan
kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Ketakutan menjadi tua dan tidak mampu Berdasarkan studi pendahuluan yang
produktif lagi memunculkan gambaran yang dilakukan, khususnya dari data sekunder Dinkes
negatif tentang proses menua (Fatimah, 2010). Kota Pekanbaru tahun 2017 menunjukkan
Memasuki periode lansia tentunya selalu bahwa wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh
diwarnai dengan penurunan atau hilangnya Kota Pekanbaru memiliki populasi lansia yang
berbagai fungsi yang dimiliki yang dapat tertinggi dan lansia yang terbanyak mengalami
menyebabkan lansia menjadi ketergantungan penyakit kronis. Populasi lansia di wilayah kerja
yang cukup tinggi terhadap orang-orang yang Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru adalah
disekitarnya, termasuk dalam memenuhi sebanyak 2.673 orang yang terdiri dari 1155
kebutuhan aktivitas sehari-harinya. Kemandirian orang laki-laki dan 1518 orang perempuan. Dari
pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk hasil wawancara yang dilakukan pada petugas
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Puskesmas didapatkan bahwa 80% lansia
Aktivitas yang dapat dilakukan lansia sehari-hari dengan penyakit kronis di wilayah kerja
yaitu makan, mandi, berpindah, ke kamar mandi, Puskesmas Lima Puluh mengalami minimal 1
kontinen, dan berpakaian. Timbulnya masalah kesehatan yang bersifat kronis, seperti
ketergantungan dalam melakukan aktivitas hipertensi, diabetes melitus, asam urat, rematik,
sehari-hari pada lansia dapat disebabkan oleh dan sebagainya. Hal ini juga didukung oleh
beberapa penyebab seperti umur, kesehatan hasil wawancara terhadap 6 orang lansia dengan
fisiologis, fungsi kognitif, fungsi psikososial, penyakit kronis yang mengatakan bahwa lansia
status mental, tingkat stress, dan pelayanan merasa tidak nyaman terhadap penyakit yang
kesehatan. Ketergantungan lansia pada orang akan selalu mengancam kehidupannya dan
lain yang berada disekitarnya membuat lansia mengakibatkan lansia menjadi ketergantungan
akan merasa tidak berguna dan terbatas segala dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
aktivitanya, sehingga akan mendatangkan beban yaitu makan, mandi, berpindah, ke kamar mandi,
mental tersendiri bagi lanjut usia (Nugroho, kontinen, dan berpakaian. Hal ini juga
2008). ditemukan 4 orang lansia mampu mandiri dalam
Berdasarkan hasil penelitian Yuliatri tahun melakukan aktivitasnya, namun lansia jarang
(2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan berinteraksi dengan tetangga yang ada di sekitar
yang signifikan antara tingkat depresi dengan rumah. Berdasarkan fenomena tersebut, maka
tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari peneliti tertarik untuk meneliti tentang
di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu. “Hubungan kondisi kesehatan psikososial lansia
Hasil penelitian yang dilakukan pusat penelitian dengan tingkat kemandirian lansia dalam
kesehatan Universitas Indonesia (2007) aktivitas sehari-hari di rumah di wilayah kerja
menunjukkan bahwa 70% lansia yang berusia di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru”.
atas 60 tahun mengalami ketergantungan dengan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
orang lain. Sedangkan dari analisis primer hubungan kondisi kesehatan psikososial lansia

244
dengan tingkat kemandirian lansia dalam 4. Jenis pekerjaan 56 58,3
aktivitas sehari-hari di rumah. Hasil penelitian Tidak bekerja 15 15,6
ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam Pensiunan PNS
Wiraswasta 25 26,0
pengembangan ilmu penegetahuan khususnya 5. Riwayat penyakit 26
tentang kondisi kesehatan psikososial lansia Hipertensi 18 27,1
dengan tingkat kemandirian lansia dalam DM 23 18,8
aktivitas sehari-hari. Asam Urat 13 24,0
Reumatik 6 13,5
Gastritis 5 6,3
METODOLOGI PENELITIAN 5,2
Katarak 3
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Jantung 2 3,1
Puskesmas Lima Puluh. Penelitian ini merupakan Stroke 2,1
penelitian kuantitatif dengan menggunakan
6. Total 96 100
desain penelitian deskriptif korelasi dan
pendekatan cross sectional. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik
wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh. responden sebagian besar berumur 60-74 tahun
Pengambilan sampel menggunakan teknik yaitu sebanyak 84 orang responden (87,5%),
proportionate purposive sampling dengan jumlah berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 orang
sampel 96 responden. responden (82,3%), dengan status perkawinan
Alat pengumpul data yang digunakan pada janda yaitu sebanyak 48 orang responden
penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisa (58,3%). Sebagian besar responden tidak bekerja
data menggunakan analisa univariat dan bivariat. sebanyak 56 orang responden (51,0%).
Analisis univariat dalam penelitian ini akan Berdasarkan jenis riwayat penyakit yang tertinggi
menampilkan distribusi frekuensi umur, jenis adalah penyakit hipertensi sebanyak 26 orang
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan, jenis responden (27,1%).
riwayat penyakit, kondisi kesehatan psikososial
dan aktivitas sehari-hari. Analisa bivariat Tabel 2
digunakan untuk mengetahui apakah ada Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi
hubungan yang signifikan antara 2 variabel yaitu Kesehatan Psikososial
kondisi kesehatan psikososial dengan tingkat No Kondisi Frekuensi Persentase
kemandirian dalam aktivitas sehari-hari dengan kesehatan (%)
menggunakan uji Chi-square. psikososial
1. Sehat 67 69,8
HASIL PENELITIAN 2. Tidak sehat 29 30,2
1. Analisa Univariat Total 96 100
Distribusi berdasarkan karakteristik Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
responden dijelaskan pada tebel dibawah ini. besar responden memiliki kondisi kesehatan
psikososial yang sehat yaitu sebanyak 67 orang
Tabel 1 responden (69,8%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karateristik Tabel 3
Persentase Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
No Karakteristik Frekuensi
(%) Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-Hari
1. Umur 84 87,5 No Tingkat Frekuensi Persentase
60-74 tahun (Elderly) kemandirian (%)
75-90 tahun (Old) 12 12,5 dalam ADL
2. Jenis kelamin 1 Mandiri 76 79,2
17,7
Laki-laki 17
82,3 2 Tergantung 20 20,8
Perempuan 79
3. Status perkawinan Total 96 100
Menikah
Janda 43 44,8 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar
Duda 48 50,0
5 5,2 responden memiliki tingkat kemandirian dalam

245
aktivitas sehari-hari yaitu sebanyak 76 orang responden. Hanya beberapa orang lansia yang
responden (69,8%). berusia 80 tahun ke atas di temui.
Semakin tinggi usia seseorang akan lebih
2. Analisa bivariat berisiko mengalami masalah kesehatan karena
Analisa ini menggunakan uji statistik chi- adanya faktor-faktor penuaan lansia yang akan
square untuk mengetahui hubungan antara mengalami perubahan baik segi fisik, ekonomi,
variabel independen (kondisi kesehatan psikososial, kognitif dan spiritual (Maryam,
psikososial) dengan variabel dependen (tingkat 2008). Dengan ini disimpulkan bahwa lansia
kemandirian dalam aktivitas sehari-hari) di yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lima
wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh. Hasil uji Puluh pada umumnya berusia 60 tahun keatas.
statistik di dapatkan sebagai berikut:
b. Jenis kelamin
Tabel5 Hasil penelitian yang diperoleh bahwa
Hubungan Kondisi Kesehatan Psikososial karakteristik jenis kelamin responden sebagian
dengan Tingkat Kemandirian dalam Aktivitas besar adalah perempuan sebanyak 79 orang
Sehari-Hari responden (82,3%). Hal ini dikarenakan
Kondisi Tingkat kemandirian responden perempuan lebih banyak dijumpai
kesehatan aktivitas sehari-hari Total P value daripada laki-laki, sehingga kesempatan lansia
psikososial Mandiri Tergantung perempuan untuk dijadikan sebagai responden
N % N % N %
Sehat 59 88,1 8 11,9 67 100 lebih besar dibandingkan laki-laki. Data dari
Tidak sehat 17 58,6 12 41,4 29 100
0,003 Population Reference Bureau (2011) juga
Total 76 79,2 20 20,8 96 100
menunjukkan bahwa usia harapan hidup
perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki,
maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan
Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil analisis lebih banyak dibandingkan laki-laki.
hubungan kondisi kesehatan psikososial dengan
tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari c. Status perkawinan
diperoleh bahwa 67 responden yang memiliki Hasil penelitian menunjukkan bahwa status
kondisi kesehatan psikososial sehat, dengan perkawinan responden sebagian besar adalah
tingkat kemandirian sebanyak 59 responden janda yaitu 48 responden (50,0%). Hal ini
(88,1%) dan tingkat ketergantungan sebanyak 8 dikarenakan mayoritas responden ditinggal
responden (11,9%). Sedangkan dari 29 responden pasangan hidup yang telah meninggal dunia.
memiliki kondisi kesehatan psikososial yang Kehilangan orang-orang yang dicintai dapat
tidak sehat, dengan tingkat kemandirian sebanyak memicu hadirnya perasaan kesepian pada lansia.
17 responden (58,6%) dan tingkat ketergantungan Kesepian pada lansia lebih mengacu pada
sebanyak 12 responden (41,4%). Hasil uji statistik kesepian yang muncul akibat dari kematian
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p pasangan hidup (Potter & Perry, 2009).
value = 0,003 < α (0,05), maka H0 ditolak, Sementara itu, Miller (2008) mengungkapkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat bahwa kematian orang yang dicintai dan
hubungan yang signifikan antara kondisi kurangnya dukungan emosional merupakan
kesehatan psikososial dengan tingkat kemandirian faktor psikososial yang signifikan sebagai
dalam aktivitas sehari-hari. penyebab terjadinya depresi pada lansia.
Keberadaan pasangan hidup sangat berperan
PEMBAHASAN penting dalam dukungan sosial karena pasangan
1. Karakteristik Responden hidup memiliki fungsi supporting dalam berbagai
a. Umur hal misalnya emosi, Problem solving, keuangan
Berdasarkan hasil penelitian analisis maupun pengasuhan (Papalia & Feldman, 2009).
karakteristik dari 96 responden menunjukkan
bahwa sebagian besar umur responden berada d. Jenis pekerjaan
pada kategori usia 60-74 tahun sebanyak 84 orang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(87,5%). Hal ini dikarenakan responden yang mayoritas responden tidak memiliki pekerjaan,
berusia 60-74 tahun aktif mengikuti kegiatan yaitu sebanyak 49 orang responden (51,0%). Hal
lingkungan di sekitar rumah dan bersedia menjadi ini bisa dikaitkan dengan jenis kelamin yang

246
didominasi oleh perempuan yang lebih banyak 2. Gambaran kondisi kesehatan psikososial
tidak bekerja, disebabkan perempuan lebih Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
banyak menjadi IRT (ibu rumah tangga). pada 96 responden didapatkan bahwa sebagian
Menurut Riyadi & Purwanto (2009), masa tua besar responden memiliki kondisi kesehatan
ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan psikososial sehat dengan jumlah 67 responden
mental yang rentan sekali dengan penyakit, hal ini (69,8%). Hal ini dikarenakan responden yang
disebabkan oleh menurunnya fungsi berbagi alat ditemukan mayoritas tinggal bersama keluarga.
tubuh. Sehingga sebagian besar lansia tidak Berkumpul bersama keluarga yang terdapat
bekerja, namun ini menjadi pemicu terjadinya anak, cucu merupakan support system yang
masalah psikososial terkait dengan perubahan paling utama bagi lansia, dimana keluarga dapat
peran yang dijalani lansia. Hal ini juga diperkuat membantu lansia menghadapi masalah
oleh teori Nugroho (2008) bahwa kondisi lanjut kesehatannya termasuk penyakit kronis. Dalam
usia akan menyebabkan kemunduran di bidang hal ini keluarga sangat berperan dalam
ekonomi. meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
lansia seperti menjaga atau merawat lansia,
e. Jenis riwayat penyakit mempertahankan dan meningkatkan status
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mental, mengantisipasi perubahan sosial
sebagian besar responden memiliki jenis riwayat ekonomi, serta member motivasi dan
penyakit hipertensi sebanyak 26 orang memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia
responden (27,1%). Hal ini dikarenakan faktor (Maryam, 2008).
umur yang ditemukan rata-rata berusia 60 tahun Hasil penelitian ini juga didukung oleh
ke atas dan kebiasaan lansia yang sering Mendoko (2017) mengenai perbedaan status
mengkonsumsi makanan tinggi garam. Dengan psikososial lansia yang tinggal di Panti dengan
bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami yang tinggal bersama keluarga, yang
penurunan akibat proses penuaan, sehingga menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal
penyakit kronis banyak muncul pada lanjut usia. yang berbeda mengakibatkan perubahan peran
Selain itu proses penuaan menurunkan daya lansia dalam menyesuaikan diri. Lansia yang
tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi tinggal bersama keluarga di rumah secara fisik,
penyakit (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan psikologis, dan kepuasannya terhadap
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, lingkungan lebih tinggi daripada lansia yang
penyakit terbanyak pada lanjut usia yaitu tinggal di Panti, hal ini dikarenakan lansia
hipetensi. Terjadinya penyakit kronis, memiliki keterikatan dengan rumahnya,
merupakan salah satu faktor terjadinya sehingga lansia merasa memiliki kontrol, rasa
perubahan psikososial yang akan mempengaruhi aman, dan perasaan yang positif dan lansia yang
mekanisme koping lansia dalam menghadapi bertempat tinggal di rumah mempunyai
berbagai kesehatan (Hutapea, 2007). Masalah pertahanan koping yang baik dalam menghadapi
kesehatan atau penyakit yang diderita lansia suatu permasalahan sehingga dapat
akan berpengaruh pada kemampuan lansia mempengaruhi kualitas hidup lansia sendiri
dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, (Hutapea, 2007).
hal ini juga berdampak terhadap dukungan sosial
yang diterima maupun diberikan sesama lansia 3. Gambaran tingkat kemandirian dalam
berkurang Maryam, 2008). aktivitas sehari-hari
Hasil penelitian Yenny dan Elly (2006) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan bahwa penyakit kronik secara pada 96 responden didapatkan bahwa sebagian
bermakna menunjukkan kualitas hidup lansia. besar responden berada pada tingkat mandiri
Kesehatan menunjukkan dimana seorang lansia dengan jumlah 76 responden (79,2%). Hal ini
dapat menikmati hal-hal paling penting yang dikarenakan lansia yang setidaknya memiliki satu
terjadi yang terjadi dalam hidupnya dan menjadi penyakit kronis masih mampu mandiri dalam
ukuran dalam kualitas kehidupan seorang lansia, memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-harinya.
semakin tinggi kesehatan seorang lansia maka Terutama ketika ada support system berupa
akan semakin tinggi pula kualitas hidup yang keluarga. Menurut Maryam (2008) bahwa
dijalaninnya (Tamher & Noorkasiani, 2009). kemandirian adalah kemampuan atau keadaan

247
dimana individu mampu mengurus atau hari. Menurut Maryam (2008) Lansia ditandai
mengatasi kepentingannya sendiri tanpa dengan perubahan fisik maupun psikososial, yang
bergantung pada orang lain. Seseorang lansia akan mempengaruhi kehidupannya. Perubahan ini
yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap sangat berpengaruh terhadap kemandirian lansia
sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
dianggap mampu. Kemandirian lansia dapat Hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat
dilihat dari kemampuan untuk melakukan penelitian kesehatan Universitas Indonesia
aktivitas sehari-hari, seperti mandi, makan, dapat (2007) menunjukkan bahwa 70% dari lansia
mengontrol BAB dan BAK, pergi ke toilet, yang berusia di atas 60 tahun mengalami
berpakaian, serta berpindah tempat. Lansia yang ketergantungan dengan orang lain. Sedangkan
mandiri adalah lansia yang kondisinya sehat dari analisis primer penelitian ini hasilnya
dalam arti luas masih mampu untuk menjalankan menunjukkan bahwa ada keterkaitan signifikan
kehidupan pribadinya. antara tingkat depresi dengan melakukan
Hasil penelitian ini juga didukung oleh aktivitas sehari-hari. Banyaknya lansia yang
Rinajumita (2011) mengenai faktor-faktor yang depresi dan tidak bahagia bergantung pada orang
berhubungan dengan kemandirian yang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karena kesehatan fisik dan mental sangat
kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, kehidupan signifikan berperan dalam mewujudkan lansia
beragama, serta dukungan keluarga dengan secara aktif dan sehat.
kemandirian lansia saat beraktivitas. Hal ini juga Hasil penelitian ini sejalan dengan
didukung oleh teori Muqtadin (2012) bahwa penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017)
untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan mengenai hubungan antara dukungan emosional
dorongan dari keluarga serta lingkungan di pasangan hidup terhadap pemenuhan aktivitas
sekitarnya, agar dapat mencaapi otonomi atas diri sehari-hari yang menunjukkan bahwa ada
sendiri. Kemandirian juga dipengaruhi oleh faktor hubungan dukungan emosional pasangan hidup
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari pada
merupakan penyebab yang ditimbulkan dari lansia. Hal ini dibuktikan dengan lansia yang
individu lansia itu sendiri, diantaranya usia dan mendapat dukungan emosional tinggi membuat
jenis penyakit. Sedangkan faktor ekstrinsik lansia lebih semangat dalam melakukan
merupakan penyebab yang muncul dari luar aktivitas. Keberadaan pasangan hidup sangat
individu lansia, diantaranya dukungan keluarga berperan penting dalam dukungan sosial karena
dan lingkungan (Nugroho, 2008). Hal ini juga pasangan hidup memiliki fungsi supporting
didukung oleh Rinajumita (2011) menunjukkan dalam berbagai hal misalnya emosi, Problem
bahwa usia salah satu faktor yang mempengaruhi solving, keuangan maupun pengasuhan (Papalia
tingkat kemandirian lansia. Semakin lanjut usia & Feldman, 2009).
seseorang, maka akan mengalami kemunduran Pada lanjut usia permasalahan yang banyak
dibidang kemampuan fisik, yang dapat muncul adalah kurangnya kemampuan dalam
mengakibatkan penurunan sosialnya. Hal ini beradaptasi secara psikologis terhadap
dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam perubahan yang terjadi pada dirinya. Lansia
hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dengan berbagai macam perubahan-perubahan
dapat meningkatkan ketergantungan yang yang dihadapi terkhusus perubahan psikososial
memeelukan bantuan orang lain (Padila, 2013). mempengaruhi tingkat ketergantungan dalam
aktivitas sehari-hari lansia dengan orang-orang
4. Hubungan kondisi kesehatan psikososial disekitarnya. Apabila lansia mengalami
lansia dengan tingkat kemandirian lansia ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari terus
dalam aktivitas sehari-hari menerus, hal ini juga akan berdampak pada
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap psikisnya. Timbulnya ketergantungan dalam
96 responden didapatkan hasil uji statistic chi- melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia dapat
square yaitu nilai p value 0,003 (< α 0,05) disebabkan oleh beberapa penyebab seperti
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur, kesehatan fisiologis, fungsi kognitif,
kondisi kesehatan psikososial lansia dengan fungsi psikososial, status mental, tingkat stress,
tingkat kemandirian lansia dalam aktivitas sehari- dan pelayanan kesehatan (Nugroho, 2008).

248
SIMPULAN Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Penelitian hubungan kondisi kesehatan mengembangkan ranah penelitian seperti
psikososial lansia dengan tingkat kemandirian tidak hanya mengembangkan satu faktor
lansia dalam aktivitas sehari-hari di wilayah kerja saja, namun faktor-faktor lain yang
Puskesmas Lima Puluh terhadap 96 responden, mempengaruhi tingkat kemandirian pada
bahwa didapatkan hasil karakteristik umur lansia, seperti faktor umur.
responden berada pada kategori elderly (60-74
tahun) dengan jumlah 84 orang responden UCAPAN TERIMAKASIH
(87,5%), berjenis kelamin perempuan sebanyak Terima kasih peneliti ucapkan atas bantuan dan
79 orang responden (82,3%), dengan status bimbingan dari berbagai pihak dalam
perkawinan janda yaitu sebnayak 48 orang penyelesaian penelitian ini.
responden (50,0%). Sebagian besar responden
1
tidak bekerja sebanyak 56 orang responden Maya Safitri: Mahasiswa Fakultas Keperawatan
(58,3%). Berdasarkan jenis riwayat penyakit Universitas Riau, Indonesia
2
tertinggi yaitu hipertensi sebanyak 26 orang Dr. Reni Zulfitri, M.Kep,Sp. Kom: Dosen
responden (27,1%). Hasil penelitian terkait Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas
kondisi kesehatan psikososial menunjukkan Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
3
bahwa sebagian besar responden memiliki Ns.Sri Utami, S.Kep., M.Biomed : Dosen
kondisi kesehatan psikososial sehat yaitu 67 Departemen Keperawatan Maternitas Fakultas
orang responden (69,8%) dan sebanyak 76 orang Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
responden (79,2%) memiliki tingkat kemandirian
dalam aktivitas sehari-hari. Hasil uji statistic DAFTAR PUSTAKA
menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p Dinkes Kota Pekanbaru. (2016). Rekapan
value = 0,003 < α (0,05), maka Ho ditolak, penyakit terbanyak Kota Pekanbaru.
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru.
antara kondisi kesehatan psikososial dengan Dinkes Provinsi Riau. (2015). Profil kesehatan
tingkat kemandirian pada lansia. Provinsi Riau tahun 2015. Pekanbaru:
Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Saran Fatimah. (2010). Merawat manusia lanjut usia.
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Jakarta: Trans Info Media.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Hutapea, R. (2007). Sehat dan ceria diusia senja.
bahan dan pedoman untuk menambah ilmu Jakarta: Rineka Cipta.
pengetahuan serta wawasan dan sumber Kemenkes RI. (2013). Gambaran kesehatan
informasi bagi mahasiswa keperawatan lanjut usia di Indonesia. Jakarta:
mengenai kesehatan psikososial dengan Kementrian Kesehatan Republik
tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari- Indonesia.
hari. Kemenkes RI. (2015). Situasi lanjut usia di
2. Bagi pihak Puskesmas Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat Republik Indonesia.
sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk Maryam, dkk. (2008). Mengenal usia lanjut dan
tetap meningkatkan dan mempertahankan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
upaya promotif terutama melalui kegiatan Muqtadin. (2012). Kemandirian sebagai
pemeriksaan kesehatan dengan tidak kebutuhan psikologis pada remaja.
melupakan aspek-aspek biologis, aspek Jakarta: Rineka Cipta.
psikologis, sosial dan spiritual lansia. Miller, C. (2008). Nursing for wellness in older
3. Bagi responden dan keluarga adults. Philadelphia: Lippincott Williams
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai & Wilkins.
informasi mengenai kesehatan psikososial Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik dan
dengan tingkat kemandirian sehingga keluarga geriatrik. Jakarta: EGC.
dapat memberikan perhatian yang lebih baik. Papalia & Feldman. (2009). Perekambangan
4. Bagi peneliti Selanjutnya manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

249
Population Reference Bureau (2011). World diperoleh tanggal 21 Desember 2017 dari
Population Data Sheet. Diperoleh pada http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/
tanggal 2 Februari 2018 dari article/view/3537
http://www.prb.org/Data Tamherr, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan
finder/Geography/Data.aspx?loc=395 usia lanjut dengan pendekatan asuhan
Permenkes RI. (2016). Rencana Aksi Nasional keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019. Utami, D. D. (2017). Hubungan antara dukungan
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik emosional pasangan hidup terhadap
Indonesia. pemenuhan activity daily living lansia.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi
keperawatan. Jakarta: EGC. Waluyo. Diperoleh tanggal 18 Oktober
Pusat Penelitian Kesehatan FKM UI. (2007). 2017 dari http://perpusnwu. web.id/
Hubungan antara tingkat depresi karyailmiah /documents/5376.pdf
terhadap aktivitas sehari-hari. Fakultas WHO. (2010). Definition elderly people.
Kesehatan Masayarakat Universitas UI. Diperoleh pada tanggal 11 Noember 2017
Diperoleh tanggal 4 November 2017 dari dari http://www.who.int/ageing
http://www.fkm.ui.ac.id/tentang- Yenny & Elly, H. (2006). Prevalensi penyakit
kami/pusat-kajian/pusat-penelitian- kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia
kesehatan/pdf di Jakarta Selatan. Jakarta: Universa
Riyadi, S & Purwanto, T. (2009). Buku ajar Medicina. Diperoleh tanggal 1 Februari
keperawatan jiwa. Jakarta: EGC. 2018 dari www.univmed.org/wp-
Rinajumita. (2011). Faktor-faktor yang content/uploads/2012/04/Yenny.pdf
berhubungan dengan kemandirian lansia Yuliatri, E. (2014) Hubungan tingkat depresi
di wilayah kerja Puskesmas Lampasi. dengan tingkat kemandirian dalam
Diperoleh tanggal 29 Januari 2017 dari aktivitas sehari-hari pada lansia di
http://repository.unand.ac.id/16884/1/pdf wilayah kerja Puskesmas Tembilahan
Rasyid. (2017). Gambaran masalah keperawatan Hulu. Jurnal Keperawatan Soedirman.
psikososial pada lansia di Panti Werdha Diperoleh tanggal 2 November 2017 dari
Kota Pekanbaru. Program Studi Ilmu http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/
Keperawatan. Universitas Riau. article/view/576

250

You might also like