You are on page 1of 12

Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ...

(Sugiharti dan Heny Lestary)

Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat Dalam


Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA)

HOW DOES LOCAL GOVERNMENT OF WEST JAVA PROVINCE IMPLEMENT THE


PREVENTING MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT) OF HIV-AIDS

Sugiharti dan Heny Lestary


Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia
E- mail : sg_atik@yahoo.co.id
Submitted : 29-9-2016, Revised : 12-10-2016, Revised : 11-11-2016, Accepted : 28-11-2016

Abstract

Increasing cases of HIV-AIDS transmission in women and children were becoming more and more
alarming The central government policy to prevent the transmission of HIV-AIDS had been carried
out since 2002, but its implementation has not been satisfactory. Therefore, it is needed to review
the local government policy in the prevention and control of HIV-AIDS transmission from mother
to child (PMTCT). The study was carried out in West Java province and its 3 cities/districts as the
province was one of the five provinces with highest HIV-AIDS cases in Indonesia using. qualitative
study through in-depth interviews with the stakeholders of HIV-AIDS programs .The study revealed
that West Java province had no adequate local policies and its current policy was not specifically
for the PMTCT but it remained in general about HIV-AIDS. Moreover, the policies in the three
districts and municipality were the same as of the central and provincial .Clear policy from the local
government on PMTCT should be formulated through District Health Office for the implementation of
the PMTCT services, including the provision of PMTCT budget ranging from promotive, preventive,
currative, and rehabilitative programs.

Keywords: PMTCT, HIV-AIDS, local government, MCH

Abstrak

Peningkatan kasus infeksi HIV-AIDS pada perempuan dan anak makin hari makin mengkhawatirkan.
Kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah penularan HIV-AIDS sudah digulirkan sejak tahun
2002, namun implementasinya di lapangan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah daerah provinsi dan 3 kota di
Jawa Barat dalam implementasi layanan pencegahan penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak (PPIA).
Metodenya adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada pemegang program
HIV-AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota. Provinsi Jawa Barat dan 3 kota/kabupaten lainnya
belum terdapat kebijakan yang adekuat, karena belum ada kebijakan secara khusus untuk PPIA.
Disamping itu tiga kota/kabupaten masih menggunakan kebijakan dari pusat dan provinsi. Sebaiknya
ada kebijakan tertulis dari pemerintah daerah melalui dinas kesehatan untuk implementasi layanan
PPIA, misalnya dengan memasukkan anggaran PPIA secara khusus ke dalam APBD, baik untuk
kegiatan promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Dengan adanya kebijakan pemerintah
daerah dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya upaya pencegahan dan
penanggulangan penularan HIV dari ibu ke anak.

Kata kunci : PPIA, HIV-AIDS, Pemerintah Daerah, KIA

253
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

PENDAHULUAN dengan pencegahan penularan HIV dari ibu ke


anak.5 Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi
Di seluruh dunia terdapat 34 juta orang pada masa kehamilan, saat persalinan dan saat
terinfeksi HIV dan sebanyak 50% di antaranya menyusui, dan intervensinya dilakukan melalui 4
adalah perempuan serta 2,1 juta adalah anak (empat) pilar kegiatan atau biasa disebut dengan
berusia kurang dari 15 tahun.1 Di Asia Tenggara, prong, yakni : a). pencegahan penularan HIV
terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV. pada perempuan usia produktif; b). pencegahan
Menurut laporan perkembangan HIV-AIDS kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV
WHO-SEARO 2011, sekitar 1,3 juta orang (37%) positif; c). pencegahan penularan HIV dari ibu
perempuan terinfeksi HIV.2 hamil HIV positif ke bayi yang dikandung; dan
Dari tahun ke tahun jumlah perempuan d). pemberian dukungan psikologis, sosial dan
di Indonesia yang terinfeksi HIV semakin perawatan kepada ibu HIV positif beserta anak
meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah dan keluarganya.5
laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak Penjabaran teknis lebih lanjut dari
aman, yang akan menularkan HIV pada pasangan Permenkes No. 51 tahun 2013 yaitu dengan
seksualnya. Berdasarkan data Kementerian dikeluarkannya Surat Edaran Nomor GK/
Kesehatan pada tahun 2013 jumlah perempuan Menkes/01/I/2013 yang menghimbau kepada
terinfeksi HIV sebanyak 12.279, meningkat seluruh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan
pada tahun 2014 menjadi 13.467 dan menurun direktur seluruh rumah sakit Indonesia melakukan
sedikit di tahun 2015 menjadi 12.573.3 Pada ibu upaya deteksi dini dan pencegahan penularan HIV
hamil, HIV bukan hanya merupakan ancaman dan AIDS dari Ibu ke Anak secara komprehensif
bagi keselamatan jiwa ibu, tetapi juga merupakan dan berkesinambungan.6
ancaman bagi anak yang dikandungnya karena Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan
penularan yang terjadi dari ibu ke bayinya. Lebih rencana aksi yang dituliskan pada Strategi dan
dari 90% kasus anak HIV, mendapatkan infeksi Rencana Aksi Nasional (SRAN) pencegahan
dengan cara penularan dari ibu ke anak (mother- penularan HIV-AIDS 2010-2014 diperlukan
to-child transmission/MTCT).4 Berdasarkan data kepemimpinan yang kuat baik di tingkat nasional
Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 jumlah maupun di daerah. Kuatnya kepemimpinan
anak usia ≤ 4 tahun yang terinfeksi HIV sebanyak ditandai dengan adanya komitmen politik untuk
759, meningkat pada tahun 2014 menjadi 1.030 menanggulangi masalah HIV dan AIDS di
dan menurun di tahun 2015 menjadi 795.3 wilayahnya. Terbitnya kebijakan memberikan
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya
dicegah dengan menggunakan program upaya penanggulangan. Kepemimpinan yang
pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak tangguh sangat diperlukan dalam mengarahkan
(PPIA), yang telah terbukti sebagai intervensi yang dan mengkoordinasikan berbagai upaya
sangat efektif untuk mencegah penularan HIV penanggulangan yang diselenggarakan oleh
dari ibu ke anak. Risiko anak tertular HIV dari ibu berbagai pemangku kepentingan.7
di negara maju dapat ditekan hingga kurang dari Implementasi suatu layanan kesehatan
2% karena tersedianya intervensi PPIA dengan dapat berjalan dengan baik atau tidak sangat
layanan optimal. Namun di negara berkembang memerlukan adanya kebijakan pemerintah pusat
atau negara miskin, dengan minimnya akses yang kemudian diterjemahkan ke dalam kebijakan
intervensi, risiko penularan masih berkisar antara pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya
20% dan 50%.4 yang dimiliki oleh masing – masing daerah.
Pemerintah Pusat melalui Peraturan Implementasi layanan pencegahan penularan HIV
Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 51 tahun 2013 dari ibu ke anak di Provinsi Jawa Barat juga sangat
telah mengatur mengenai pedoman pencegahan terkait dengan kebijakan pemerintah daerahnya.
penularan HIV dari ibu ke anak, dimana pedoman Mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah
tersebut merupakan acuan bagi tenaga kesehatan, daerah Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kota
pengelola program di dinas kesehatan, kelompok Bogor, dan Kota Bekasi dalam upaya pencegahan
profesi dan pemangku kepentingan yang terkait penularan HIV dari ibu ke anak adalah tujuan

254
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ... (Sugiharti dan Heny Lestary)

dari penulisan artikel ini. Data dan informasi Program Pencegahan Penularan dari Ibu
dalam artikel ini diambil dari hasil penelitian ke Anak (PPIA) merupakan bagian dari rangkaian
implementasi layanan pencegahan penularan upaya pengendalian HIV-AIDS. Dengan semakin
HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat (Kota Bandung, meningkatnya jumlah kasus penularan HIV dari
Kota Bogor, dan Kota Bekasi). ibu ke anak, sangat diperlukan upaya pencegahan
dan pengendalian yang harus melibatkan semua
BAHAN DAN METODE level pemerintahan dan bukan hanya di level
pemerintah pusat saja. Upaya pencegahan dan
Disain penelitian yang digunakan adalah pengendalian tersebut sangat membutuhkan
kualitatif, dengan cara wawancara mendalam dukungan daerah yang dapat dituangkan ke
kepada para pemegang program di Dinas dalam kebijakan dari masing-masing daerah yang
Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas disesuaikan dengan endemisitas penyakit dan
Kesehatan Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota dukungan sumber daya yang ada.
Bekasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Tabel di bawah ini memaparkan matriks
Mei – Juni 2014. hasil wawancara mendalam pada pemegang
Jumlah Informan dalam penelitian ini kebijakan program HIV-AIDS di Dinas Kesehatan
sebanyak tujuh orang, dengan rincian Dinas Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Kota
Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebanyak 1 orang, Bekasi dan Kota Bogor. Informasi dalam tabel di
dan Informan Dinas Kesehatan Kota Bandung, bawah ini menyebutkan bahwa kebijakan daerah
Kota Bekasi, dan Kota Bogor masing – masing untuk program PPIA sebagian besar merujuk
sebanyak dua orang. kepada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Dari masing – masing informan ditanyakan dan aturan-aturan pusat lainnya. Sedangkan untuk
informasi mengenai kebijakan pemerintah daerah Perda di Kota Bandung belum ada dan untuk
terkait PPIA (peraturan tertulis, komitmen daerah, Kota Bogor kebijakan dituangkan dalam Renstra
kebijakan layanan di fasilitas pelayanan kesehatan, Daerah (Renstrada) Kota Bogor. Untuk kebijakan
dukungan Sistem Informasi Kesehatan Daerah dari provinsi tertuang dalam Peraturan Daerah
(SIKDA), penilaian kinerja layanan, kemitraan, (Perda) Provinsi yaitu Perda nomor 12 Tahun
dan pendanaan), rencana strategis (apakah PPIA 2012 tentang pencegahan dan penanggulangan
sudah masuk ke dalam rencana strategis daerah HIV dan AIDS. Implementasi dari Perda Provinsi
(Renstrada), program yang dilakukan untuk Jawa Barat ini adalah dengan menambah jumlah
mendukung Renstrada tersebut), serta peningkatan layanan pemeriksaan HIV bagi ibu hamil di
kualitas layanan PPIA (jenis layanan dalam PPIA sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Jawa
yang merupakan kebijakan daerah, monitoring Barat, menambah jumlah puskesmas yang
evaluasi layanan serta pencatatan dan pelaporan). dijadikan sebagai satelit pengobatan HIV dari
rumah sakit, memperluas jangkauan monitoring
HASIL dan evaluasi di kabupaten/kota yang sudah dapat
melayani PPIA, dan sebagainya.
a. Kebijakan

Tabel 1. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Program PPIA di Jawa Barat
Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar
Kebijakan daerah untuk Perda atau Perwal kota Sudah ada kebijakan Renstrada Kota Bogor Perda nomor 12 Tahun
program pencegahan bandung belum ada, dan petugas Puskesmas dan 2006 – 2010. Semua 2012 tentang pencega-
penularan HIV dari ibu ke selama ini menggunakan RSUD wajib menyarank- puskesmas sudah harus han dan penanggulan-
anak kebijakan dari Permenkes an semua ibu hamil di bisa melakukan VCT dan gan HIV dan AIDS (Bab
dan aturan – aturan Pusat periksa HIV-AIDS meru- penjaringan ibu hamil me- IV Upaya Pencegahan
lainnya saja juk pada permenkes No lalui PITC dan Penanggulangan,
21 tahun 2013 tentang Bagian Kesatu Pencega-
Penanggulangan HIV han, Paragraf 5 Pencega-
AIDS. han Penularan dari Ibu ke
Anak)

255
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

Kebijakan yang mendu- Mengacu (Permenkes Ada, dengan disediakan Ada masuk ke dalam Kebijakan mengacu pada
kung terintegrasinya lay- No.21 tahun 2013), 17 puskesmas yang me- Layanan HIV AIDS dan kebijakan pusat permenk-
anan PPIA dalam pelay- mengenai ANC terpadu miliki layanan HIV-AIDS. IMS Komprehensif Ber- es No.21 tahun 2013,
anan kesehatan ibu dan pemeriksaan HIV dan Si- kesinambungan (LKB) di ANC terpadu dan pemer-
anak yang komprehensif filis Puskesmas, seperti yang iksaan HIV dan Sifilis.
terdapat di dalam Pro-
gram Kemenkes. Screen-
ing di seluruh puskes-
mas, pengobatan dan
dukungan di RS Marzoeki
Mahdi
Kebijakan untuk mening- Kebijakan untuk mening- Layanan Puskesmas Kebijakannya menghim- Ada (dengan menambah
katkan akses perempuan katkan akses perempuan sudah memfasilitasi bau Puskesmas untuk jumlah fasilitas / PPK I
ODHA pada pelayanan ODHA terhadap pelay- pemeriksaan HIV dan bekerjasama dengan yang dijadikan sebagai
kesehatan, termasuk anan kesehatan adalah pengobatan IMS, untuk LSM. Di Kota Bogor ada puskesmas satelit)
perempuan beresiko dengan membuka pusat kedepannya, akan ada LSM LEPAS, Yakita,
– pusat pelayanan seban- desentralisasi ARV ke Rumah Singgah PEKA,
yak – banyaknya, baik Puskesmas untuk me- dan Rumah Sahabat
memperbanyak puskes- ningkatkan akses pengo-
mas satelit, kerjasama batan.
dengan RS Vertikal
Pemerintah, mobile VCT,
maupun kerjasama den-
gan LSM

“Belum punya kebijakan baik dalam Bandung dan Kota Bekasi adalah membuka pusat
bentuk perda atau perwal. Jadi kita menggunakan pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun
kebijakan yang dari pusat karena kalo dilihat RS vertikal pemerintah untuk memfasilitasi
kompatibel untuk Kota Bandung bandung. Jadi pemeriksaan HIV dan pengobatan IMS. Sedangkan
kita gunakan saja permenkes 21 tahun 2013, untuk Kota Bogor kebijakan yang ada adalah
surat edaran menteri dan aturan-aturan dari pusat melakukan kerjasama dengan LSM. Kebijakan
yang berhubungan dengan HIV-AIDS. Intinya di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah
kebijakan kita ya kebijakan dari pusat” (Dinas dengan menambah jumlah fasilitas PPK I yang
Kesehatan Kota Bandung) akan dijadikan sebagai Puskesmas satelit.
“Kebijakan Kota Bogor adalah membuat “Kebijakannya kita sudah menganjurkan
Puskesmas sebagai Center of Excellence and setiap Antenatal Care (ANC) ada tambahan
Comprehensive PMTCT, sudah masuk ke dalam untuk tes hiv, tes sipilis dan tes hepatitis, baik di
Renstra kota Bogor 2006-2010, Pertama kali rs maupun bidan swasta dan sudah sosialisasi ke
dibentuk Tim RS Hermina dan Tim Puskesmas bidan swasta. Karena belum ada sanksi walaupun
Bogor Timur” payung hukum sudah ada, jadi mereka tidak
Mengenai kebijakan yang mendukung melakukan. Seharusnya ada sanksi setiap mereka
terintegrasinya layanan PPIA dalam pelayanan tidak melakukan program pemerintah maka setiap
kesehatan ibu dan anak, sebagian besar mereka her registerasi tidak akan diperpanjang ijin
pemerintah daerah di tiga kota menyatakan sudah prakteknya” (Dinas Kesehatan Kota Bandung)
ada dan merujuk kepada kebijakan yang dibuat Baik di tingkat provinsi maupun di tiga
oleh pemerintah pusat. Untuk kegiatan layanan kota yang diteliti, belum terdapat kebijakan
PPIA sebagian besar sudah dilakukan secara tertulis yang berupa Perda atau pun Perwal yang
komprehensif ke dalam pelayanan kesehatan terkait dengan pencegahan penularan HIV dari
ibu dan anak seperti screening sudah dilakukan ibu ke anak. Kebijakan yang ada selama ini baru
di setiap puskesmas. Untuk kebijakan dalam mengacu kepada kebijakan layanan HIV-AIDS
meningkatkan akses perempuan ODHA pada secara umum, menambah jumlah layanan bagi ibu
pelayanan kesehatan, pemerintah daerah Kota hamil dengan HIV, dan puskesmas satelit.
Bandung, Kota Bekasi maupun Kota Bogor sudah
ada kebijakannya. Kebijakan yang ada di Kota b. Kemitraan

256
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ... (Sugiharti dan Heny Lestary)

Tabel 2. Kebijakan yang Memperkuat Kemitraan Dalam Layanan PPIA di Jawa Barat
Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar
Kebijakan untuk mem- Di Kota Bandung ada Kemitraan dengan LSM, Ada kebijakan terse- Di tingkat provinsi sudah
perkuat kemitraan dalam kemitraan dengan LSM lintas sektoral pemerin- but, diantaranya dengan ada kebijakan yang
menyediakan layanan dan layanan swasta tah dan swasta serta RS melakukan kerjasama mengacu pada kebijakan
pencegahan penularan Swasta sudah berjalan, dengan LSM, KPAD, dan pusat dan konsep layanan
HIV dari ibu ke anak serta namun ada beberapa ken- Laboratorium Prodia LKB
advokasi untuk mening- dala seperti SK Tim untuk
katkan sumber daya memperkuat kemitraan ti-
dak ada, instansi pemerin-
tah masih sulit ikut dalam
pertemuan, tindak lanjut
pertemuan lintas sektor
tidak berjalan

Dalam hal kebijakan untuk memperkuat sistem daerah :


kemitraan dalam menyediakan layanan PPIA Komitmen pemerintah daerah tingkat
serta advokasi untuk meningkatkan sumber daya, kota dalam mendukung layanan PPIA, sebagian
di tingkat provinsi sudah ada kebijakan yang besar dalam bentuk memberikan dukungan
mengacu pada kebijakan pusat dan konsep layanan seperti menambah anggaran di APBD untuk
Layanan HIV-AIDS dan IMS Komprehensif dan penanggulangan HIV-AIDS, mengadakan
Berkesinambungan (LKB). Sedangkan di tingkat pelatihan PPIA untuk tenaga kesehatan, konseling
kota sebagian besar sudah ada kebijakan tersebut dan tes HIV pada ibu hamil. Sedangkan untuk
dan sudah melakukan kemitraan dengan lembaga pemerintah Provinsi Jawa Barat komitmen dalam
swadaya masyarakat, rumah sakit swasta, KPAD mendukung layanan PPIA adalah mewajibkan
dan laboratorium swasta. rumah sakit dapat memberikan layanan PPIA,
“Kemitraan dengan LSM, layanan- demikian juga untuk puskesmas satelitnya.
layanan swasta (klinik layanan, pusat pelayanan Dukungan dari sistem kesehatan daerah
kesehatan) ada beberapa klinik yang kerjasama dalam meningkatkan program PPIA, di tingkat
dengan kita” (Dinas Kesehatan Kota Bandung) provinsi, sudah ada sistem kesehatan daerah
walaupun belum seluruh kabupaten/kota di
c. Komitmen Daerah dan Dukungan Sistem Provinsi Jawa Barat. Sedangkan di Kota Bandung
Daerah dan Kota Bogor sudah ada PERDA (Peraturan
Komitmen daerah diperlukan untuk Daerah) dan SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan
mendukung kebijakan PPIA. Berikut tabel yang Daerah) yang dituangkan dalam RENSTRADA
menggambarkan komitmen daerah dan dukungan (Rencana Strategi Daerah).

Tabel 3. Komitmen Daerah dan Dukungan Sistem Kesehatan Daerah di Jawa Barat
Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar
Komitmen Pemda dalam Komitmen Pemda Kota Komitmen pemda dengan Melatih petugas di se- Komitmen Pemprov Jabar
mendukung layanan PPIA Bandung sudah bagus, menambah APBD untuk luruh puskesmas yang juga sudah bagus dengan
yaitu dengan mening- pengendalian HIV, namun ada di Kota Bogor. P2PL mewajibkan RS untuk
katkan jumlah anggaran belum terkonsentrasi ke berkoordinasi dengan dapat melayani PPIA dan
HIV-AIDS, mengadakan PPIA Kesga untuk screening demikian juga untuk Pusk-
pelatihan PPIA, konseling tes HIV ibu hamil, didu- esmas satelit
dan testing HIV kung melalui pelatihan
petugas dan pendanaan.
Bumil HIV dirujuk ke RS
Marzoeki Mahdi

Dukungan dari sistem Untuk Kota Bandung, su- Dukungannya berupa Ada dan dituangkan ke Di tingkat provinsi, sudah
kesehatan daerah dalam dah ada Peraturan Dae- peningkatan anggaran un- dalam Renstrada. Ada ada Sikda nya, walaupun
meningkatkan program rah khusus dan Sistem tuk program HIV-AIDS se- juga upaya berbasis ma- belum untuk seluruh kab /
PPIA Informasi Kesehatan Dae- cara umum, belum dikhu- syarakat, dan sudah ada kota di Jabar
rah dituangkan ke dalam suskan pada peningkatan 6 kelurahan yang peduli
Rencana Strategi Daerah program pencegahan HIV HIV di 6 kecamatan Kota
dari ibu ke anak Bogor.

257
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

Komitmen pemerintah daerah tingkat dikhususkan untuk program PPIA tetapi untuk
kota dalam mendukung layanan PPIA, sebagian program HIV-AIDS secara keseluruhan. Sebagian
besar dalam bentuk memberikan dukungan besar bantuan didapat dari Global Fund (GF),
seperti menambah anggaran di APBD untuk High Cooperation Program for Indonesia (HCPI)
penanggulangan HIV-AIDS, mengadakan dan Corporate Social Responsibility (CSR), untuk
pelatihan PPIA untuk tenaga kesehatan, konseling Provinsi Jawa Barat, GF memberikan bantuan
dan tes HIV pada ibu hamil. Sedangkan untuk dana lebih dari 200 milyar. Selain dari GF dan
pemerintah Provinsi Jawa Barat komitmen dalam HCPI, untuk pemerintah daerah juga mendapatkan
mendukung layanan PPIA adalah mewajibkan bantuan dari pemerintah provinsi.
rumah sakit dapat memberikan layanan PPIA, Di Kota Bandung sudah dimasukkan ke
demikian juga untuk puskesmas satelitnya. dalam RAPBD dengan besaran sekitar 1,5 – 2 M
Dukungan dari sistem kesehatan daerah per tahun, walaupun tidak spesifik PPIA. Sumber
dalam meningkatkan program PPIA, di tingkat dana lain adalah GF, HCPI, dan CSR” (Dinas
provinsi, sudah ada sistem kesehatan daerah Kesehatan Kota Bandung)
walaupun belum seluruh kabupaten/kota di “Di tingkat provinsi tidak dianggarkan
Provinsi Jawa Barat. Sedangkan di Kota Bandung ke dalam RAPBD, namun dimasukkan ke dana
dan Kota Bogor sudah ada PERDA (Peraturan Dekon dari Pusat, walaupun baru terbatas pada
Daerah) dan SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan peningkatan kapasitas SDM di Puskesmas”
Daerah) yang dituangkan dalam RENSTRADA (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
(Rencana Strategi Daerah).
e.Rencana Strategis
d.Pendanaan Untuk menerapkan SRAN 2010-2014,
Untuk menyelenggarakan strategi dan di tingkat daerah diperlukan rencana strategis
rencana aksi tahun 2010 – 2014 dibutuhkan dana daerah yang merupakan respon daerah dalam
yang tidak sedikit. Dana tersebut bersumber dari menanggulangi HIV-AIDS sesuai dengan situasi
anggaran pemerintah pusat (APBN), anggaran dan kondisi di daerah. Tabel 5 di bawah ini
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota (APBD) memberikan informasi mengenai Renstrada dalam
dan bantuan dari pihak swasta, masyarakat dan program PPIA.
mitra internasional. Semua sumber pendanaan Program PPIA sebagian besar sudah
dapat berupa dana tunai maupun non tunai, masuk ke dalam Renstrada masing-masing daerah
misalnya dari masyarakat dapat berbentuk demikian juga dengan provinsi. Untuk Kota
kontribusi tenaga maupun fasilitas masyarakat. Bekasi, Renstrada tidak dikhususkan pada PPIA
Dari pihak swasta kontribusi dapat berupa tetapi hanya secara umum pada angka kematian
program-program tanggung jawab sosial ibu dan anak. Sedangkan untuk jenis program
perusahaan Corporate Social Responsibility yang perlu dikembangkan untuk menjamin
(CSR) yang diselenggarakan oleh perusahaan- agar Renstrada dapat tercapai, masing-masing
perusahaan nasional maupun multi nasional. Tabel kota mempunyai program. Program PPIA Kota
4 di bawah ini menggambarkan pendanaan dan Bandung sudah dikhususkan di fasilitas pelayanan
bantuan dari luar pemerintah. kesehatan, dan juga akan meningkatkan kemitraan
Dalam hal pendanaan khusus program dengan semua stake holder. Untuk Kota Bekasi
PPIA belum ada, pendanaan masih secara akan dikembangkan layanan IMS (Infeksi Menular
umum untuk program pengendalian HIV- Seksual) di puskesmas dan mengembangkan
AIDS. Di tingkat provinsi tidak dianggarkan jejaring eksternal dengan bidan praktek swasta.
ke dalam RAPBD, tetapi dimasukkan ke dana Sedangkan untuk Kota Bogor akan menambahkan
dekonsentrasi dari Pusat, walaupun baru terbatas anggaran untuk program PPIA.
pada peningkatan kapasitas SDM di Puskesmas. “HIV secara umum sudah masuk dalam
Selain sumber dana dari pemerintah juga ada renstra, namun yang khusus PPIA belum” (Dinas
bantuan dari luar pemerintah. Sama halnya dengan Kesehatan Kota Bekasi)
pendanaan, bantuan dari luar pemerintah juga tidak

258
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ... (Sugiharti dan Heny Lestary)

Tabel 4. Pendanaan dan Bantuan dari Luar Pemerintah Daerah Jawa Barat
Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar
Pendanaan kegiatan PPIA Di Kota Bandung sudah Pendanaan khusus untuk Khusus untuk PPIA tidak Di tingkat provinsi tidak
dimasukkan ke dalam PPIA belum ada, penda- ada, terintegrasi dengan dianggarkan ke dalam
RAPBD dengan besaran naan masih secara global program HIV dan P3M RAPBD, namun dimasuk-
sekitar 1,5 – 2 M per ta- untuk pengendalian HIV- lainnya. Selain sumber kan ke dana Dekon dari
hun, walaupun tidak spe- AIDS. dana dari Dinkes, ada Pusat, walaupun baru ter-
sifik PPIA. Sumber dana sumber lain dari KPAD, batas pada peningkatan
lain adalah GF, HCPI, dan Provinsi, dan GF kapasitas SDM di Pusk-
CSR. esmas
Bantuan dari luar Pemda Di Kota Bandung ada Ada bantuan dari HCPI, Bantuan dari provinsi dan Di Provinsi Jabar ada ban-
dalam kegiatan PPIA bantuan pemberian susu tapi tidak khusus untuk GF untuk screening dan tuan dari GF dengan be-
formula dan juga sistem PPIA, masih global untuk reagen saran 200 milyar lebih un-
pendataan. Sumber ban- HIV-AIDS. Harusnya ada tuk HIV-AIDS, tidak hanya
tuan adalah CSR, GF, dan CSR untuk kesehatan. spesifik PPIA
HCPI

Tabel 5. Rencana Strategis Daerah Program PPIA di Jawa Barat


Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar

Apakah Program PPIA Sudah masuk Renstra tidak Sudah masuk Masuk dalam renstra
dimasukkan ke dalam dikhususkan pada dalam renstra provinsi maupun Kota
Renstrada PPIA, hanya secara dan sudah ada Bandung.
umum pada angka target renstra
kematian ibu dan
anak serta capaian-
capaian MDGs
lainnya

Program yang Di Kota Bandung PPIA Agar Renstra dapat Menambah dana Di provinsi ada beberapa
dikembangkan dalam sudah dikhususkan di tercapai akan di dalam hal yang dilakukan, yaitu :
menjamin pencapaian fasilitas pelayanan dikembangkan anggaran Dinkes
Renstrada 1. Pemberantasan
kesehatan, dan akan layanan IMS di Kota Bogor
dlakukan peningkatan Puskesmas dan Penyakit
2. Pemeriksaan HIV pada
kemitraan dengan pengembangan ibu hamil menjadi
semua stake holder jejaring eksternal normalisasi Tes lebih
dan menginisiasi dengan bidan praktek di optimalkan
perubahan perilaku swasta. Harus ada (rutin dilakukan seperti
sedini mungkin dengan surat edaran dari tes laboratorium rutin
menempatkan relawan kemenkes agar pada ibu hamil)
3. Pemenuhan sarana
di sekolah – sekolah semua sektor terlibat
logistik (Rapid tes HIV)

Tabel 6. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan PPIA pada Dinas Kesehatan di Jawa Barat
Perihal Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Provinsi Jabar
Monev PPIA dan ken- Monitoring dilakukan Monev sudah dilaku- Dilakukan monev Sudah di lakukan
dalanya rutin setiap 3 bulan kan secara rutin setiap dengan pertemuan monev rutin triwulan,
sekali (LKB dan Quar- 3 bulan, namun masih triwulan puskesmas walaupun tidak khusus
ter Limiting), tetapi se- ada kendala terutama dan yang bekerjasama PPIA, tetapi kolaborasi
cara umum dan tidak jika melakukan monev dengan LSM. Kendala dengan TB-HIV. Ken-
khusus PPIA tetapi ko- ke dokter-dokter spe- monev dan penjaminan dala monev ada pada
laborasi TB-HIV. Ken- sialis mutu layanan PPIA waktu dan SDM yang ti-
dalanya waktu, SDM adalah jika SIHA online dak mencukupi diband-
dan regulasi, karena bermasalah,maka ingkan dengan jumlah
layanan kesehatan menggunakan SIHA layanan yang banyak.
cukup banyak dan RS manual,sehingga Kendala lainnya adalah
swasta banyak pasien dibutuhkan waktu yang regulasi yang berbeda
lebih lama di RS swasta

259
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

Pencatatan dan pel- Laporan PPIA di bidang Pelaporan sudah rutin, Setiap tanggal 25 pusk- Sudah ada SIHA yang
aporan kegiatan PPIA P2PL sudah masuk ke sebenarnya sudah ada esmas harus membuat menjadi alat bantu pen-
dalam sistem informasi sistem online, namun laporan SIHA. Ken- catatan pelaporan, wa-
kesehatan HIV AIDS masih terkendala pada dala adalah jika SDM laupun belum semua
dan IMS (SIHA). Belum kemampuan petugas dan perangkat online pihak terkait paham
semua paham dengan di fasilitas kesehatan, bermasalah, sehingga betul dengan SIHA,
SIHA, sehingga masih karena mereka sudah menyebabkan keter- sehingga kadang dite-
ada keterlambatan pel- lebih nyaman dengan lambatan mukan keterlambatan
aporan laporan manual pengiriman laporan

f. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan trafficnya sangat tinggi di tanggal-tanggal tsb”


Monitoring dan evaluasi merupakan (Dinas Kesehatan Kota Bogor)
kegiatan pengawasan berkelanjutan yang “Sudah ada SIHA yang menjadi alat bantu
dilaksanakan untuk menilai pencapaian program pencatatan pelaporan, walaupun belum semua
terhadap target atau tujuan yang telah ditetapkan, pihak terkait paham betul dengan SIHA, sehingga
dengan melalui pengumpulan data input, proses kadang ditemukan keterlambatan pengiriman
dan output secara reguler dan terus-menerus. laporan” (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
Dalam monitoring dan evaluasi tim menggunakan Dari hasil wawancara mendalam di tiga
perangkat monitoring evaluasi standar sejalan kota di provinsi Jawa Barat terlihat bahwa ketiga
dengan kegiatan monev nasional dengan kota tersebut dalam menjalankan kebijakan
menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan daerah tentang PPIA mengacu kepada Permenkes
yang berlaku. Pelaporan rutin yang berasal dari No. 21 Tahun 2013 dan Perda No. 12 Tahun 2012.
fasyankes melalui sistim berjenjang mulai dari Sementara untuk fasilitas pelayanan kesehatan
dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan ketiga kota tersebut sudah memfasilitasi beberapa
provinsi dan Kementerian Kesehatan. Puskesmas di daerahnya untuk pelayanan terpadu
Monitoring dan evaluasi layanan PPIA ANC, pemeriksaan HIV dan pengobatan IMS.
dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Untuk dukungan dana ketiga kota tersebut sudah
Bekasi dan Bogor, serta Provinsi Jawa Barat. memasukkan ke dalam APBD, tetapi tidak secara
Monitoring dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali khusus (spesifik) memasukkan untuk kegiatan
tidak secara khusus untuk PPIA tetapi terintegrasi PPIA hanya secara global dalam penanggulangan
dengan program TB-HIV. Kendala yang dihadapi HIV AIDS. Kerjasama sudah dilakukan dengan
pada saat monitoring dan evaluasi, sebagian besar LSM dan bantuan luar seperti CSR, GF dan HCPI.
terkait dengan kendala waktu, Sumber Daya Undang-undang No. 36 tahun 2009
Manusia (SDM), regulasi dan program Sistem tentang kesehatan mengatur tanggung jawab
Informasi HIV-AIDS (SIHA). pemerintah dalam penyediaan akses dan
“Monitoring dilakukan rutin setiap tiga pengelolaan informasi kesehatan. Penggunaan
bulan sekali, tetapi secara umum tidak khusus teknologi informasi diterapkan pada program HIV-
PPIA tetapi kolaborasi TB-HIV. Kendalanya AIDS melalui aplikasi SIHA. SIHA atau Sistem
waktu dan SDM, karena layanan kesehatan cukup Informasi HIV-AIDS merupakan perangkat lunak
banyak” (Dinas Kesehatan Kota Bandung) yang dijalankan pada fasilitas pelayanan kesehatan
“Sudah dilakukan monev rutin triwulan, untuk pengolahan data menjadi informasi dari
walaupun tidak khusus PPIA, tetapi kolaborasi berbagai kegiatan penanggulangan HIV-AIDS.
dengan TB-HIV. Kendala monev ada pada waktu Aplikasi SIHA terdiri dari beberapa modul yang
dan SDM yang tidak mencukupi dibandingkan mencatat kegiatan VCT, PITC, PMTCT, harm
dengan jumlah layanan yang banyak. Kendala reduction, penjangkauan hingga surveilans sentinel
lainnya adalah regulasi yang berbeda di RS HIV. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis
swasta” (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat) internet, sehingga layanan kesehatan langsung
“Setiap tanggal 25 Puskesmas harus mengirimkan data hasil kegiatan langsung ke
masukan laporannya Ke Program, kalau terlambat server Kementerian Kesehatan. Output dari sistem
maka kerjanya akan sia-sia, namun sering terjadi ini adalah data Lingkup program pengendalian
masalah pada program SIHA karena tingkat HIV-AIDS.8

260
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ... (Sugiharti dan Heny Lestary)

PEMBAHASAN pelaksana kegiatan lintas sektor, monitoring dan


evaluasi layanan, pendanaan, dan lain sebagainya
a. Kebijakan belum dapat diatur dengan baik karena belum
Kebijakan daerah yang tertuang dalam dituangkan ke dalam peraturan tertulis. Walaupun
Perda atau pun Perwal untuk program pencegahan sudah ada Perda tingkat Provinsi mengenai
penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) yang penanggulangan HIV-AIDS, namun dirasakan
ada di masing-masing daerah terintegrasi dalam perlu untuk dibuatnya Perda tingkat kabupaten/
kebijakan penanggulangan HIV-AIDS. Terkait kota yang disesuaikan dengan situasi, kondisi,
kebijakan pengendalian HIV-AIDS, Pemda dan sumber daya yang ada di masing – masing
Provinsi Jawa Barat sudah memperlihatkan kabupaten/kota.
komitmen terhadap penanggulangan HIV- Untuk kegiatan layanan PPIA sebagian
AIDS, terbukti dengan dikeluarkannya Perda besar sudah dilakukan secara komprehensif
No. 12 Tahun 2012 tentang pencegahan dan ke dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak,
penanggulangan HIV-AIDS, sedangkan di tiga misalnya layanan screening ibu hamil yang
kota yang diteliti belum mempunyai Perda/Perwal sudah dilakukan di setiap puskesmas. Hal ini
sendiri tentang pencegahan dan penanggulangan sesuai dengan program PMTCT di Malawi,
HIV-AIDS. Hal ini sesuai dengan kondisi di bahwa tes HIV sudah terintegrasi dalam ANC
Provinsi Bali, dimana belum semua kabupaten/ sejak tahun 2005, dan sejak itu jumlah ibu hamil
kota memiliki Perda tentang penanggulangan yang melakukan tes HIV meningkat di Malawi.11
HIV-AIDS. Namun untuk Perda Provinsi sudah Demikian juga di kota Denpasar, sejak tahun 2009
ada, yaitu Perda Nomor 3 tahun 2006 tentang sudah melakukan sosialisasi PMTCT kepada ibu
Penanggulangan HIV-AIDS. Sama halnya hamil dan melakukan tes HIV pada ibu hamil.9
dengan Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bali juga Namun demikian, kegiatan PPIA bukan hanya
belum memiliki Perda khusus terkait dengan terbatas pada screening ibu hamil saja, tapi juga
PPIA. Bahkan dari 9 kabupaten/kota di Provinsi kegiatan keempat prong dalam PPIA, yaitu mulai
Bali, masih ada 3 kabupaten/kota yang belum dari pencegahan supaya seorang wanita tidak
mengadopsi Perda yang dikeluarkan oleh Provinsi terinfeksi HIV hingga dukungan dan pengobatan
Bali.9 kepada ibu dan anak yang positif HIV. Untuk
Berdasarkan hasil wawancara mendalam menegakkan ke-empat prong tersebut dapat
pada pemegang kebijakan program HIV-AIDS berjalan dengan baik, diperlukan adanya kebijakan
di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Kota Bogor, tertulis dari pemerintah daerah, karena melibatkan
dan Kota Bekasi diketahui bahwa belum ada lintas sektor dan bukan hanya tanggung jawab dari
kebijakan tertulis yang dituangkan ke dalam sektor kesehatan saja. Sektor kesehatan dalam hal
Perda atau Perwal, tetapi masih mengacu pada ini lebih bertanggung jawab terhadap kuantitas
kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi. Hal dan kualitas layanan.
ini sesuai dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta
yang juga dalam membuat kebijakan mengacu b.Kemitraan
pada kebijakan nasional penanggulangan HIV- Kemitraan dengan pemangku kepentingan
AIDS, Peraturan Menteri Perekonomian dan (stakeholder) merupakan hal penting untuk
Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) juga menerjemahkan rencana strategis ke tingkat
Keputusan Menteri Kesehatan.10 pelaksanaan di lapangan. Program kerja Komisi
Belum terdapatnya peraturan daerah Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) harus
atau peraturan bupati/peraturan walikota terkait selalu diarahkan untuk membangun dan menjaga
dengan program pencegahan penularan HIV kemitraan yang melibatkan seluruh pemangku
dari ibu ke anak, menunjukkan belum adanya kepentingan yang terdiri Satuan Kerja Perangkat
komitmen yang utuh dari pemerintah daerah Daerah (SKPD), organisasi kemasyarakatan,
setempat terkait dengan upaya pencegahan dan lembaga swadaya masyarakat, organisasi
penanggulangan HIV dari ibu ke anak. Dengan internasional, organisasi profesi, akademisi dan
belum adanya Perda, mengakibatkan bahwa perguruan tinggi, dan masyarakat umum.
pengaturan peran dan fungsi dari masing - masing Dalam hal memperkuat kebijakan

261
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

mengenai kemitraan, di tingkat provinsi sudah penanggulangan HIV-AIDS, mengadakan


ada kebijakan yang mengacu pada kebijakan pelatihan PPIA untuk tenaga kesehatan, konseling
pusat. Sedangkan di tingkat kota sebagian dan tes HIV pada ibu hamil. Sedangkan untuk
besar sudah ada kebijakan tersebut dan sudah pemerintah Provinsi Jawa Barat komitmen dalam
melakukan kemitraan dengan Lembaga Swadaya mendukung layanan PPIA adalah mewajibkan
Masyarakat, Rumah Sakit swasta, KPAD rumah sakit yang ditunjuk dan puskesmas satelit
(Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) dan untuk dapat melayani ibu hamil dengan HIV.
laboratorium swasta. Hal ini serupa dengan Untuk dukungan sistem kesehatan daerah, di
pengimplementasian kebijakan penanggulangan Provinsi Jawa Barat sudah ada Sistem Kesehatan
HIV-AIDS di Kota Semarang yang mengajak Daerah walaupun belum seluruh kabupaten/kota.
lingkungan internal (KPA, SKPD dan LSM) Sedangkan di Kota Bandung dan Kota Bogor
dan lingkungan eksternal (swasta, PIKM dan sudah ada Perda dan Sikda yang dituangkan dalam
media massa) dalam melaksanakan implementasi Renstrada.
kebijakan penanggulangan HIV-AIDS di Kota Komitmen daerah sangat penting untuk
Semarang.12 Demikian juga halnya dengan menjamin keberlangsungan suatu kegiatan atau
Kota Pasuruan, sistem kemitraan melibatkan program di suatu daerah. Tanpa adanya komitmen
antara pemerintah dan masyarakat seperti KPA daerah yang dituangkan dalam bentuk peraturan,
Kota Pasuruan, Dinas Kesehatan sebagai pihak suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik,
pemerintah dan Kelompok Kerja (Pokja) sebagai karena tidak adanya pembagian peran dan fungsi,
pihak masyarakat. Dimana KPA Kota Pasuruan sistem pendanaan yang jelas, dan bagaimana suatu
sebagai Koordinator kegiatan pencegahan HIV, program dapat dijaga keberlangsungannya.
Dinas Kesehatan yang menyediakan fasilitas
kesehatan untuk pemeriksaan voluntary conseling d. Pendanaan
test (VCT) dan Infeksi Menular Seksual (IMS), Pendanaan yang ada masih secara umum
serta Kelompok Kerja (POKJA) yang berfungsi untuk program pengendalian HIV-AIDS. Demikian
sebagai perpanjangan tangan KPA untuk juga dengan bantuan dari luar pemerintah juga
menjangkau masyarakat bawah yang beresiko tidak dikhususkan untuk program PPIA, tetapi
HIV yang kesemuanya terangkai dalam sistem untuk program HIV-AIDS secara keseluruhan.
kemitraan dalam mencegah dan menanggulangi Pengalokasian dana untuk kegiatan PPIA ini
HIV-AIDS di Kota Pasuruan.13 penting untuk melaksanakan program-program
penanggulangan HIV-AIDS. Seperti di Provinsi
c. Komitmen Daerah dan Dukungan Sistem Jawa Tengah, pengalokasian dana untuk program
Daerah HIV-AIDS masih mengalami keterbatasan
Untuk mewujudkan upaya program sehingga menyebabkan keterbatasan dalam
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS melaksanakan program-program penanggulangan
sangatlah diperlukan komitmen pimpinan daerah, HIV-AIDS.12
kerjasama dan kemitraan antar stake holder lintas Pendanaan merupakan satu bagian yang
sektor dan lintas program, kerjasama dengan sangat penting di dalam suatu kegiatan atau
LSM, masyarakat dan swasta, dukungan dana program. Tanpa adanya sistem pendanaan yang
yang rasional dan tentunya dukungan kebijakan dapat diatur dengan baik melalui peraturan daerah,
dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda), Peraturan dapat terlihat bahwa kegiatan atau program
Gubernur (Pergub), Peraturan Walikota (Perwal) tersebut tidak mendapatkan porsi dari APBD.
dan kebijakan pendukung lainnya, yang pada Kegiatan PPIA membutuhkan biaya yang sangat
akhirnya bersama-sama menuangkannya dalam banyak, karena melakukan kegiatan promotif,
dokumen Rencana Operasional (Renop). preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi ibu dan
Saat ini komitmen pemerintah daerah anak yang terinfeksi virus HIV. Anggaran yang
kabupaten/kota dalam mendukung layanan ada di pemerintah pusat tidak akan cukup untuk
PPIA, sebagian besar dalam bentuk memberikan ke semua hal tersebut jika tidak didukung oleh
dukungan seperti menambah APBD untuk pemerintah daerah, terlebih juga bahwa makin hari

262
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di ... (Sugiharti dan Heny Lestary)

makin terjadi peningkatan jumlah kasus penularan KESIMPULAN


HIV dari ibu ke anak, sehingga membutuhkan
biaya yang semakin besar juga. Kebijakan daerah yang ada belum secara
khusus diperuntukkan bagi layanan pencegahan
e. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA),
Kegiatan monitoring, evaluasi, dan tetapi masih secara umum tentang HIV-AIDS.
pelaporan merupakan bagian integral yang Disamping itu kebijakan daerah yang digunakan
tidak dapat dipisahkan dari keberlangsungan masih menggunakan kebijakan dari Pemerintah
suatu kegiatan atau program. Dengan adanya Pusat dan Provinsi, sedangkan untuk Pemerintah
monitoring, dapat diketahui sejauh mana capaian Kabupaten/Kota sendiri belum mempunyai
sebuah kegiatan; kemudian dilakukan evaluasi kebijakan daerah. Kebijakan daerah yang ada
untuk memberikan masukan dan saran perbaikan masih dilakukan secara umum mengenai HIV-
apabila implementasi kegiatan belum atau tidak AIDS belum dikhususkan untuk PPIA baik itu
berjalan sebagaimana mestinya. Pencatatan dan mengenai kemitraan, pendanaan, pengobatan
pelaporan juga sangat penting untuk mendukung serta monitoring dan evaluasi.
kegiatan monitoring dan evaluasi. Implementasi layanan pencegahan penularan HIV-
Untuk pelaporan di setiap fasilitas AIDS dari ibu ke anak di ke-tiga kota yang diteliti
kesehatan di setiap kota sudah menggunakan belum dapat berjalan sebagaimana mestinya,
Sistem Informasi Kesehatan HIV-AIDS (SIHA) salah satunya disebabkan karena belum adanya
yang sebenarnya sudah dilakukan rutin namun kebijakan tertulis dari pemerintah daerah setempat.
kadang terlambat waktu menyerahkannya. Pendanaan dirasakan masih kurang karena dana
Program SIHA yang kadang bermasalah dan APBD yang dialokasikan tidak spesifik untuk
belum semua paham dengan program SIHA, kegiatan PPIA saja, tapi juga dibagi dengan
menjadi kendala pada saat monitoring dan kegiatan HIV-AIDS lainnya. Demikian juga untuk
evaluasi. Hal ini disebabkan karena belum semua monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
petugas kesehatan paham dengan program SIHA, dinas kesehatan ke puskesmas dan unit layanan
masih ada yang lebih nyaman menggunakan lainnya masih dibarengi dengan kegiatan yang
manual. Selain belum semua paham, program ini tidak spesifik PPIA.
juga terkendala dengan perangkat online yang
kadang bermasalah.
Monitoring dan evaluasi dilakukan UCAPAN TERIMA KASIH
secara rutin setiap tiga bulan sekali. Monitoring
dan evaluasi di setiap kota dilakukan tidak Ucapan terima kasih kami sampaikan
hanya kegiatan PPIA saja tetapi terintegrasi kepada Kepala Pusat Teknologi Intervensi
dengan kegiatan HIV-AIDS secara keseluruhan. Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes yang
Monitoring dilakukan dinas kesehatan kepada telah membiayai penelitian ini. Terima kasih juga
pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun kami sampaikan kepada para informan penelitian
rumah sakit setiap tiga bulan sekali.14 Hal ini ini, yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
sesuai dengan Permenkes No. 21 tahun 2013, Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Bogor.
bahwa pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan DAFTAR RUJUKAN
dan pengawasan kegiatan Penanggulangan HIV-
AIDS.15 1. UNAIDS. Global Report UNAIDS Report on the
Pelaporan rutin yang dilakukan fasilitas global AIDS epidemic 2013. http://www.unaids.
pelayanan kesehatan, dilakukan berjenjang mulai org/en/media/unaids/contentassets/documents/
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas epidemiology/2013/gr2013/UNAIDS_Global_
Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan. Report_2013_en.pdf.
Pelaporan menggunakan program yang sudah 2. WHO SEARO. HIV/AIDS in the South-East
standar yaitu dengan menggunakan Sistem Asia Region. Progress Report 2011. http://www.
Informasi HIV-AIDS (SIHA). searo.who.int/entity/hiv/documents/hiv-aids_

263
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 4, Desember 2016 : 253 - 264

in_south-east_asia.pdf. di-bali-belum-punya-perda-hiv
3. Ditjen PP & PL Kemenkes RI Statistik Kasus 10. Strategi dan Rencana Aksi Provinsi (SRAP)
HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta:Ditjen PP&KL Penanggulangan HIV dan AIDS 2013-2017,
Kementerian RI;2016. http://kpap.jakarta.go.id/
4. Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi 11. The implications of policy changes on the
Nasional Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu uptake of a PMTCT programme in rural Malawi
Ke Anak (PPIA) Indonesia 2013 – 2017. Jakarta: : first three years of experience; Fyson Kasenga
Kementerian Kesehatan RI; 2013 et.all; Glob Health Action. 2009; 2: 10.3402/
5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri gha.v2i0.1883; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 tahun pmc/articles/PMC2779935/
2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan 12. Parameswari Ignatia B, dkk. Implementasi
HIV Dari Ibu ke Anak. Kementerian Kesehatan peraturan daerah kota Semarang no. 4 tahun
;2013. 2013 tentang penanggulangan HIV dan AIDS,
6. Kemenkes RI. Surat Edaran No. GK/ Journal of Public Policy and Management
MENKES/001/I/2013 tentang Layanan Review, 2014;3(3)
Pencegahan Penularan Human Immunodefi- 13. Pramono Dian, Kemitraan Negara Dan
ciency Virus (HIV) dari Ibu ke Anak (PPIA). Masyarakat Dalam Pencegahan dan
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI; S.a. Penanggulangan Virus HIV/AIDS (Study Di
7. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Kota Pasuruan). Jurnal Administrasi Publik Vol
Rakyat Republik Indonesia dan Komisi 1 No. 9. http://administrasipublik.studentjournal.
Penanggulangan AIDS. Strategi dan Rencana ub.ac.id/index.php/jap/article/view/230
Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 14. Hargono, A, Integrasi Sistem Informasi HIV-
2010-2014. Komisi Penanggulangan AIDS AIDS Dalam Sistem Kesehatan Nasional, Artikel
Nasional 2010. http://www.aidsindonesia.or.id/ Opini, http://www.kebijakanaidsindonesia.net/
repo/ES-SRAN20102014.pdf. id/beranda/20-artikel-article/opini-opinion/444-
8. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pencegahan integrasi-sistem-informasi-hiv-aids-dalam-
Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak (PPIA). Edisi sistem-kesehatan-nasional#
Kedua. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2012 15. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes No. 21
9. Tiga kabupaten/kota di Bali belum punya Perda tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
HIV, Antique, 28 Juni 2011, http://nasional.news. RI;2013
viva.co.id/news/read/229879-tiga-kabupaten-

264

You might also like