You are on page 1of 13

PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI KETIKA MENSTRUASI

FEMALE ADOLESCENTS PERSONAL HYGIENE DURING MENSTRUATION

Katarina Canggih Pythagoras


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: katarina.canggih.pythagoras-2015@fkm.unair.ac.id

Abstract: Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood. In the transition, there are
three stages that include growth process, development, and maturation of genital hormones, namely
the primary and secondary change. Male and female adolescent also happen to experience these
changes. However, the female adolescents are in a higher risk for having reproductive tract infection.
The continuous reproductive tract infection can result in infertility until pregnancy occurs outside the
womb. The causes of reproductive tract infection vary, such as improper personal hygiene behavior.
Such behavior includes replacing sanitary napkin less than four times in a day, using inappropriate pad
material, often using antiseptics to treat genital, not replacing underwear twice a day, not changing
sanitary napkin for each 1-hour to 2-hour usage in the first day of menstruation, and not replacing
sanitary napkin after urinating, defecate, and bathing. The study aims at describing the behavior of
female adolescents about personal hygiene during menstruation in SMPN 2 Kras, Kediri district. The
study uses descriptive research design. The population of the study is female adolescents at class VII
and VIII with the total of 191 students. The study collects data from 130 respondents by using Simple
Random Sampling. The result of general behavior of female adolescents personal hygiene during
menstruation shows 47 percents already meet the criteria, while 26 percents sufficiently meet the criteria,
and 27 percents do not meet the criteria. It is suggested that school collaborates with local area health
institutions in providing basic activities to overcome such health problem. These activities can be done
through communication, information and education (IEC) along with the distribution of poster and leaflet
about reproductive health especially personal hygiene during menstruation.

Keywords: female adolescents behavior, personal hygiene menstruation

Abstrak: Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menuju dewasa. Di dalam proses transisi
terdapat tahap pertumbuhan, perkembangan serta kematangan hormon pada organ genetalia, yaitu terjadi
perubahan primer dan sekunder. Perubahan tidak hanya dijalani oleh remaja putra, melainkan remaja
putri juga. Remaja putri termasuk kategori kelompok yang lebih berisiko tinggi terkena Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR). ISR yang berlanjut dapat mengakibatkan kemandulan hingga terjadi kehamilan di
luar kandungan. Penyebab ISR beragam, salah satunya adalah perilaku personal hygiene yang tidak
benar. Perilaku tersebut meliputi mengganti pembalut kurang dari 4 kali dalam sehari, bahan pembalut
yang digunakan tidak tepat, sering menggunakan antiseptik guna merawat genetalia, tidak mengganti
celana dalam kurang 2 kali sehari, mengganti pembalut tidak 1–2 jam ketika hari pertama menstruasi,
cara cebok yang salah, sesudah Buang Air Kecil (BAK), Buang Air Besar (BAB) dan mandi tidak
mengganti pembalut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku remaja putri mengenai
personal hygiene saat menstruasi. Penelitian ini menggunakan rancang bangun deskriptif. Populasi
penelitian adalah 191 orang, kelas VII dan VIII di SMPN 2 Kras Kabupaten Kediri. Sampel sejumlah
130 orang dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku remaja
putri tentang personal hygiene saat menstruasi dalam komponen kognitif berkriteria baik adalah 47
persen, komponen afektif berkriteria baik sebanyak 26 persen, dan komponen konatif berkategori kurang
sejumlah 27 persen. Berdasarkan hasil tersebut, saran atas penelitian adalah melakukan kerja sama lintas
sektor secara aktif. Bentuk kerja sama yang diharapkan adalah melaksanakan kegiatan sosialisasi seperti
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) disertai dengan pemberian poster maupun leaflet terkait
kesehatan reproduksi pada remaja putri terutama personal hygiene saat menstruasi.

Kata kunci: perilaku remaja putri, personal hygiene ketika menstruasi

12
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 13

PENDAHULUAN disebabkan oleh pendidikan yang tergolong


Masa remaja berawal saat usia 12 rendah dan memiliki usia yang relatif
sampai dengan 24 tahun (WHO). Peraturan muda diasumsikan tidak memiliki faktor
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun pemungkin untuk terkena suatu penyakit
2014 menjelaskan remaja adalah penduduk yang dapat menyerang organ reproduksi
dalam rentang usia 10–18 tahun. Sedangkan (Sari, 2012). Sementara itu, Lely tahun
menurut BKKBN, 10–24 tahun tergolong 2012 mengungkapkan peningkatan
usia remaja dengan status belum melakukan kejadian infeksi pada organ reproduksi
pernikahan. Remaja akan melalui banyak dapat dipengaruhi oleh zaman globalisasi
peristiwa dalam tahap perkembangan diwujudkan dengan lebatnya aliran informasi
dan pertumbuhan. Adapun peristiwa yang deras dan cepat.
tersebut yaitu munculnya beberapa ciri Berdasarkan data yang dihimpun
alat kelamin sekunder meliputi tumbuh dari Badan Pusat Statistik dan Badan
suburnya rambut pada area kewanitaan Perencanaan Pembangunan Nasional pada
dan bulu ketiak, lingkar pinggul melebar, tahun 2010, 63 juta remaja di Negara
mengalami menstruasi, mengencangnya Indonesia berisiko melakukan perilaku
ukuran payudara, kulit kian terasa halus, dan yang tidak sehat. Misal, kurangnya tindakan
lebih emosional. Seorang remaja putri akan merawat kebersihan organ reproduksi ketika
menstruasi apabila sistem reproduksi dan mengalami menstruasi. Angka insiden
berbagai komponen hormon yang berada penyakit infeksi yang terjadi pada saluran
di tubuh telah prima. Proverawati (2009) reproduksi pada remaja (10–18 tahun), yaitu
menegaskan, haid merupakan perdarahan 35 sampai 42 persen serta dewasa muda
di uterus terjadi secara berangsur dan (18–22 tahun) sebesar 27 hingga 33 persen.
teratur. Selain itu, dapat dibarengi dengan Rahmatika (2010) dalam penelitiannya
adanya proses pelepasan pada endometrium. mengungkapkan bahwa faktor pemicu
Menstruasi yang terjadi bersamaan dengan kasus ISR antara lain imunitas yang rendah
fase ovulasi sebagian besar terjadi sekitar sejumlah 10 persen, perilaku kurang dalam
usia 17 hingga 18 tahun. Manuaba (2009) merawat hygiene ketika menstruasi sejumlah
mengungkapkan bahwa menstruasi yang 30 persen, lingkungan buruk dan tata cara
terjadi dikatakan normal dengan rentang dalam penggunaan pembalut yang kurang
antara 26 sampai 32 hari. Berdasar dua tepat ketika menstruasi sejumlah 50 persen.
argumentasi diatas, dapat ditarik kesimpulan Pemaparan tersebut juga diperkuat dari
bahwa menstruasi ialah keluarnya darah di hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyani
uterus yang lumrah dialami oleh perempuan tahun 2009 terkait dengan biopsikososial
setiap bulan dan dibarengi proses peluruhan hygiene saat menstruasi pada siswi SMP
pada dinding rahim. di ibukota Jakarta menekankan bahwa
Remaja putri rentan terkena infeksi remaja putri yang mempunyai perilaku
organ reproduksi. Hal ini terjadi karena baik dalam perawatan hygiene genetalia
kurangnya perilaku dalam merawat ketika mendapati dirinya menstruasi hanya
kebersihan diri terutama saat mengalami 17,4 persen. Sisanya, yaitu sejumlah 82,6
menstruasi. Remaja putri memiliki tingkat persen memiliki perilaku yang kurang dalam
perhatian yang rendah terkait kesehatan menjaga kebersihan alat genetalia ketika
reproduksi. Menurut hasil dari penelitian menstruasi.
yang telah dilakukan oleh Wulandari tahun Pengetahuan yang diberikan memiliki
2012, didapatkan bahwa pengetahuan yang tujuan, yaitu penambahan informasi
diterima oleh remaja putri berusia 13 hingga mengenai menstruasi. Materi tersebut,
16 tahun tentang perawatan alat reproduksi perlu diutarakan kepada kelompok remaja
eksternal ketika menstruasi sebagian besar putri. Sukarni tahun 2013, menjelaskan
adalah cukup, yaitu 63 persen. Selain itu, pengetahuan terkait menstruasi sangat
perilaku dalam melakukan perawatan dibutuhkan oleh para remaja putri.
terhadap organ reproduksi eksternal Konsekuensi yang muncul dari rendahnya
yang mayoritas dalam frekuensi cukup pengetahuan ialah kurang mendapatkan
sejumlah 48 persen. Permasalahan ini informasi terkait personal hygiene terutama
14 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

pada saat mengalami menstruasi. Tingkat Pengetahuan remaja putri yang dinilai
pendidikan orang tua yang rendah dan baik akan mempengaruhi sikap hingga
kurangnya pengetahuan remaja tentang bentuk perilaku untuk berusaha menjaga
menstruasi sering dikira bahwa kesehatan kebersihan genetalia. Perilaku memiliki
pada reproduksi merupakan suatu pengertian, yaitu sebuah respons untuk
perbincangan paling tabu untuk diulas melakukan suatu tindakan tertentu. Perilaku
dengan detail dan mendalam. Pernyataan ini secara terstruktur dibagi menjadi tiga aspek
dipertegas oleh penelitian Kurniawati, dkk antara lain aspek kognitif atau pengetahuan,
(2012) bahwa orang tua sangat sentimen aspek afektif atau sikap, dan aspek konatif
dalam membahas reproduksi kepada atau tindakan. Wawan dan Dewi (2011),
anaknya. Kesehatan reproduksi dianggap aspek kognitif atau pengetahuan ialah
tidak layak untuk dilontarkan karena sebuah kepercayaan yang ada dalam diri
terkait rahasia setiap individu dan masing- seorang individu atau keyakinan yang
masing individu merasa tidak nyaman dimiliki oleh satu orang mengenai suatu
apabila disuruh membahas hal tersebut. hal yang dapat mengangkat berita tertentu.
Pendidikan kesehatan seputar reproduksi Notoatmodjo tahun 2010 menjelaskan
semestinya sudah diberikan kepada bahwa aspek afektif atau sikap merupakan
seorang remaja, bahkan harus disampaikan suatu komponen yang emosional tentang
sedini mungkin. Hal ini dilakukan karena sebuah pemberian nilai terkait peristiwa
informasi yang telah diperoleh sejak kecil, yang diketahui oleh manusia. Aspek konatif
kelak akan bermanfaat untuk disimpan atau penatalaksanaan merupakan elemen
dan dipergunakan sebagai suatu bekal saat yang merangkum suatu kecenderungan
dewasa nanti. untuk melakukan sebuah tindakan. Berdasar
Pendidikan mengenai kesehatan ulasan tersebut, dapat diketahui bahwa
terutama sistem reproduksi, sangat perlu ketiga aspek diatas saling berikatan satu
untuk diperhatikan oleh segenap kalangan, dengan yang lain.
termasuk para orang tua maupun remaja itu Faktor determinan yang dapat
sendiri. Manuaba tahun 2009, menyatakan menimbulkan sebuah perilaku, yaitu faktor
bahwa infeksi yang terjadi pada organ internal dan eksternal. Pertama, faktor
direproduksi dapat mengakibatkan infertile internal mencakup banyaknya pengetahuan
(kemandulan) dan meningkatkan angka yang diperoleh, tingkat kecerdasan
kejadian kehamilan ektopik terganggu atau individu, persepsi yang ada dalam benak
kehamilan yang berada di luar kandungan. setiap manusia, tekanan emosi seseorang,
Oleh karena adanya penyakit tersebut, dan motivasi untuk mencapai keinginan
orang tua mempunyai andil yang besar guna tertentu. Kedua, faktor eksternal meliputi
menanamkan pemahaman terkait kesehatan lingkungan yang berada di sekitar kita,
pada reproduksi terhadap anak. Remaja putri melingkupi lingkungan fisik maupun non
pun demikian, tentunya lebih berterus terang fisik seperti suhu udara setempat, iklim yang
pada orang tua mengenai permasalahan sedang terjadi , keadaan dan kondisi sosial
kesehatan organ reproduksi, bertanya pada ekonomi masyarakat, dan kebudayaan yang
orang tua atau guru sekolah jika mengalami dianut warga sejak dahulu (Notoatmodjo,
kejadian yang membuat tidak nyaman 2011). Jadi, dari dua faktor tersebut, dapat
menghadapi menstruasi beserta upaya untuk lebih dipertegas bahwa perilaku akan
menanggulangi ketidaknyamanan tersebut. dapat mengalami perubahan baik langsung
Komunikasi efektif antara orang tua dan dan tidak langsung. Hal ini juga akan
anak merupakan suatu proses penyampaian memengaruhi perilaku dalam menjaga
informasi yang dilandasi oleh sikap saling kesehatan termasuk personal hygiene.
percaya, terbuka, dan berbagai dukungan Asal kata personal hygiene dari bahasa
positif (Rakhmat, 2013). Dengan adanya Yunani, personal mempunyai arti individu
sikap tersebut, maka diharapkan dapat atau seseorang dan hygiene memiliki makna
mengurangi berbagai keluhan yang dihadapi bersih atau sehat (Mubarak dan Chayaning,
remaja. 2008). Maksud dari dua kata tersebut
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 15

adalah usaha dari setiap manusia yang VIII sejumlah 191 orang. Setelah dihitung
wajib dilakukan dalam keseharian guna dengan rumus, diperoleh sampel sebanyak
terpeliharanya kebersihan serta kesehatan 130 orang yang diambil dengan teknik
diri, terkait secara fisik maupun psikologis. simple random sampling.
Dengan demikian, perawatan terhadap Sumber data yang digunakan ialah
tubuh harus dibiasakan minimal dengan data primer dan data sekunder. Data primer
mandi dua kali dalam sehari. Menjaga didapatkan dari penyebaran instrumen,
kesehatan perineal juga penting terlebih observasi dan wawancara. Data sekunder
ketika menstruasi. Hal ini perlu karena pada diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, artikel
saat menstruasi, kuman dan bakteri mudah pada skripsi, badan pemerintah terkait
masuk dan dapat menginfeksi organ vital kesehatan, dan sebagainya.
perempuan. Remaja putri di SMPN 2 Kras,
Studi pendahuluan yang dilakukan Kabupaten Kediri kelas VII dan VIII yang
diSMPN 2 Kras, diperoleh hasil bahwa telah mengalami menstruasi dan siap sedia
remaja putri kelas VII dan VIII belum berkenan ikut serta secara aktif dalam
pernah mendapatkan paparan informasi keberlangsungan proses pengambilan data
berupa penyuluhan mengenai personal dimasukkan dalam kriteria inklusi.
hygiene saat menstruasi. Selain hal itu, Responden yang terlibat penelitian
ternyata perpustakaan belum mempunyai mendapatkan informed consent atau
buku bacaan terkait personal hygiene saat lembar persetujuan. Apabila seorang subjek
menstruasi dan tidak terdapat leaflet maupun penelitian bersedia untuk diteliti, maka
poster mengenai kesehatan reproduksi diharuskan untuk menandatangani. Dalam
remaja. kuesioner terdapat anonymity atau tanpa
Berdasarkan pemaparan diatas, nama, yang dapat diartikan bahwa hanya
maka bermaksud melakukan penelitian memberikan sebuah nomor di setiap lembar.
lebih mendetail mengenai perilaku pada Selain itu, confidentiality tau kerahasiaan,
remaja putri tentang personal hygiene yaitu peneliti memberikan jaminan kepada
ketika menstruasi. Adapun tujuan umum seluruh responden terkait pengisian jawaban.
dari penelitian ini adalah mengidentifikasi Data yang telah didapatkan oleh peneliti,
gambaran perilaku remaja putri tentang dikumpulkan dan dijadikan satu. Data
personal hygiene ketika menstruasi. tersebut kemudian diolah mulai dari proses
Sedangkan, tujuan khusus dari penelitian editing, memberikan coding pada setiap
ini ialah mengidentifikasi perilaku dari lembar, melakukan scoring, dan memasukkan
remaja putri mengenai personal hygiene data dalam tabulating yang selanjutnya
pada saat menstruasi di komponen kognitif dilakukan analisis secara komprehensif
atau pengetahuan, mengidentifikasi perilaku sehingga diperoleh data valid.
pada remaja putri terkait personal hygiene
ketika menstruasi di aspek afektif atau
HASIL PENELITIAN
sikap, dan mengidentifikasi perilaku remaja
putri tentang personal hygiene ketika Karakteristik dalam kategori usia
mengalami menstruasi di tingkatan konatif diketahui bahwa mayoritas responden 14
atau tindakan. tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut
remaja putri telah mengalami menstruasi.
Selain itu, kategori pada usia pertama kali
METODE
mendapati menstruasi, lebih dari 50 persen
Desain penelitian menggunakan responden mengalami pada usia 12 tahun.
deskriptif dengan menggambarkan perilaku Diketahui pula, rentang jarak antara usia
pada remaja putri terkait personal hygiene sekarang dan usia pertama kali responden
ketika menstruasi. Populasi yang digunakan mengalami siklus menstruasi sejumlah 59
adalah seluruh remaja putri kelas VII dan orang, yaitu 2 tahun.
16 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 3. Distribusi Perilaku dalam


Berdasarkan Usia, Usia Pertama Komponen Kognitif atau
Kali Mengalami Menstruasi serta Pengetahuan mengenai Personal
Rentang Jarak dari Usia Sekarang Hygiene ketika Menstruasi di
dan Usia Pertama Kali Menstruasi, SMPN 2 Kras, Kabupaten Kediri
dan di SMPN 2 Kras, Kabupaten
Kriteria Frekuensi (%)
Kediri
Baik 130 100
Karakteristik Frekuensi % Cukup 0 0
Usia Kurang 0 0
12 4 3,07 Total 130 100
13 51 39,2
14 64 49,2 remaja putri secara menyeluruh ialah baik.
15 9 7,0
Tabel 1 menjelaskan, dua tahun merupakan
16 2 1,53
rentang jarak pada usia sekarang dan
Total 130 100
Usia Pertama Kali Menstruasi usia saat menstruasi yang pertama kali.
10 1 0,8 Responden memiliki pengetahuan baik
11 12 9,23 karena telah mengalami menarche atau usia
12 70 53,8 pertama kali menstruasi lebih dini dan sudah
13 42 32,3 mendapatkan informasi terkait personal
14 4 3,07 hygiene saat menstruasi yang memadai.
15 1 0,8 Dengan adanya pengalaman dan penerimaan
Total 130 100 informasi yang efektif dan komprehensif,
Rentang Jarak Usia Sekarang dan Usia maka hal tersebut secara otomatis akan
Pertama Kali Menstruasi menambah wawasan responden mengenai
0 0 7,0 personal hygiene menstruasi.
1 50 38,4
Pengalaman ialah suatu kegiatan
2 59 45,3
yang dapat digunakan untuk membentuk
3 12 9,3
Total 130 100
pengetahuan seseorang dan dilaksanakan
secara berulang kali akan memunculkan
sebuah perilaku. Jadi, semakin awal remaja
Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian mengalami menstruasi pertama, maka
Berdasarkan Sumber Informasi semakin banyak peristiwa yang didapatkan
Memperoleh Pengetahuan tentang oleh individu. Pengalaman yang baik tersebut
Personal Hygiene saat Menstruasi pun dapat dikonstruksikan dengan adanya
di SMPN 2 Kras, Kabupaten peningkatan tentang sebuah ilmu terkait
Kediri pengetahuan. Dapat digarisbawahi bahwa
Sumber Informasi Frekuensi % pengalaman memiliki kontribusi yang cukup
Orang tua 70 53,8 besar dalam meningkatkan pengetahuan
Guru 4 3,1 dalam diri seseorang. Pernyataan tersebut
TV dan majalah 4 3,1 senada dengan yang dijelaskan oleh Kamil
Teman 52 40 dan Fuad Bahsin tahun 2008, pengalaman
Total 130 100 dapat memberikan sumbangsih berupa
informasi dalam bentuk pengetahuan
Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa dan keahlian dalam pengambilan suatu
sebagian besar responden mendapatkan keputusan yang dipergunakan untuk
informasi mengenai pengetahuan kesehatan membantu proses menunjang nalar pikir
reproduksi dari orang tua. Orang tua secara ilmiah. Dengan adanya pengalaman
terutama Ibu memiliki peran untuk dapat maka kemampuan seseorang dalam upaya
memberikan ilmu pengetahuan mengenai penambahan informasi guna menyelesaikan
kesehatan reproduksi pada anak. permasalahan yang dihadapi. Teori yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa perilaku berhasil dikembangkan oleh Notoatmodjo
dalam aspek kognitif atau pengetahuan pada tahun 2011 mengungkapkan pengalaman
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 17

yang dialami oleh seseorang maupun membagikan ilmu terkait berbagai hal
penelitian yang dikerjakan oleh manusia terutama mengenai reproduksi yang sehat.
dapat berpengaruh terhadap perilaku Informasi merupakan salah satu dari faktor
yang dilakukan oleh individu. Kedua hal yang memiliki pengaruh pada seseorang
tersebut, dilatarbelakangi oleh adanya secara langsung maupun tidak langsung.
pengetahuan yang memenuhi syarat dan Kian mudah dan sering seseorang menerima
munculnya perilaku yang memadai. Maka serta terpapar oleh sebuah informasi yang
dapat ditarik kesimpulan, pengetahuan yang didapatkan dari lingkungan terutama
baik diwujudkan dengan perilaku yang juga orang tua, maka akan kian banyak pula
baik. Pengetahuan yang memadai akan pengetahuan yang diperolehnya.
mendorong individu untuk melakukan Perilaku dalam aspek afektif atau
sebuah perilaku yang sehat. sikap responden adalah 38,5 persen baik.
Tingkat pendidikan yang ditempuh Pada komponen pengetahuan atau kognitif,
berdampak terhadap penambahan ilmu secara keseluruhan atau sejumlah 130 orang,
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Oleh baik dalam pengetahuan tentang personal
sebab itu, kian mudah orang menerima hygiene saat menstruasi. Pernyataan tersebut
dan membagikan informasi kepada dapat digunakan sebagai dasar terbentuknya
orang lain sehingga semakin tinggi pula sikap yang baik pula dalam diri remaja putri.
jenjang pendidikan yang dilakoni. Namun Responden banyak yang berpengetahuan
sebaliknya, apabila seseorang memiliki baik karena lebih dini mengalami haid
pendidikan yang rendah, maka pemahaman pertama kali. Remaja putri yang lebih awal
mengenai penjelasan informasi akan sulit mendapati menarche akan memperoleh
untuk diingat dan diterima. pelajaran yang luas daripada responden
Pemberian informasi dari komunikator yang baru saja mengalami. Keeratan sebuah
yang cerdas, akan berpengaruh baik dalam pengalaman mempunyai hubungan terhadap
penambahan pengetahuan komunikan. strata pendidikan dan usia seseorang. Senada
Sumber sebuah informasi yang didapatkan dengan Keraf (2011) bahwa pengalaman
oleh remaja sebagian besar diperoleh seseorang dipengaruhi oleh banyak hal.
dari orang tua. Orang tua dalam hal ini Hal tersebut meliputi tingkat pendidikan,
memiliki andil yang cukup banyak untuk kesehatan fisik dan usia seseorang.
menyampaikan materi pembelajaran Tingginya strata dalam pendidikan yang
kepada anak terlebih mengenai kesehatan berhasil dilewati, dapat memudahkan
reproduksi khususnya personal hygiene seseorang untuk mampu menerima beragam
ketika mengalami menstruasi. Penelitian bentuk ilmu dan sekumpulan informasi
ini memiliki kesesuaian dengan penelitian sehingga pengalaman yang diperoleh
yang telah dilaksanakan oleh Rahmayanti juga semakin kaya. Kian menua umur
tahun 2012, bahwa pengetahuan seseorang seorang individu maka kian beraneka pula
dapat diperoleh dari lingkungan sekitar pengalaman hidup yang dimiliki sehingga
tempat ia tinggal atau hidup. Lingkungan pemahaman orang tersebut akan bertambah.
menyumbang beberapa informasi yang dapat Kejadian pertama kali mengalami menstruasi
mempertajam pola pikir, sehingga membuat yang lebih awal dengan keterkaitan sikap
remaja putri harus pandai dalam proses
pengambilan keputusan tertentu. Berada
di lingkungan yang mendukung, maka Tabel 4. Distribusi Perilaku Komponen
seseorang tidak akan mengalami kesulitan Afektif atau Sikap Mengenai
untuk beradaptasi sehingga orang tersebut Personal Hygiene saat Menstruasi
dapat dengan mudah menyerap segala pesan di SMPN 2 Kras, Kabupaten
yang tersirat maupun tersurat. Lingkungan Kediri
adalah suatu bentuk dari dukungan sosial Kriteria Frekuensi (%)
seperti teman dan keluarga termasuk orang Baik 50 38,5
tua. Bentuk dukungan sosial yang dimaksud Cukup 46 35,3
salah satunya ialah melakukan interaksi, Kurang 34 26,2
bersosialisasi satu sama lain dengan saling Total 130 100
18 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

baik ditunjukkan oleh subjek penelitian Contoh ketersediaan informasi yang


melalui data primer dalam penelitian bahwa didapatkan dari orang tua ketika berada di
sejumlah 59 remaja putri yang memiliki rumah, teman satu sekolah maupun beberapa
jarak antara usia sekarang dengan usia media lain. Memberikan suatu informasi
pertama kali menstruasi ialah 2 tahun. Dua kepada remaja putri khususnya mengenai
tahun merupakan waktu yang cukup untuk higienitas individu saat menstruasi harus
seseorang dapat mempunyai sikap yang baik dapat disampaikan dengan jelas, lugas,
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan tuntas. Jika penyampaian informasi
yang ia miliki. tidak dapat diterima dan diingat dengan
Sikap yang terbentuk dari dalam diri baik, maka akan terjadi dampak yang
individu dapat terjadi karena beberapa tidak diinginkan. Namun, bila remaja putri
hal. Salah satu hal tersebut adalah adanya memperoleh penjelasan tersebut secara
informasi yang dapat meningkatkan komprehensif, dapat dipastikan bahwa
intuisi sehingga bertambah pula ilmu yang ia akan memiliki sikap yang baik pula.
didapatkan. Frekuensi informasi yang Pemaparan yang dilakukan Hidayat tahun
diperoleh responden berasal dari orang 2009, seseorang akan mudah terpengaruh
tua siswi, guru yang mengajar di sekolah, dengan hadirnya sebuah informasi.
teman bermain, media elektronik seperti Tentunya, yang diharapkan ialah sebuah
televisi dan media cetak misalnya majalah. pengaruh baik. Pengaruh tersebut, akan
Data primer yang didapat memaparkan dapat dicerna dengan seksama oleh remaja
50 orang mendapatkan informasi seputar dan berimbas terhadap perilaku menjaga
kesehatan dari orang tua mereka. Orang kebersihan diri sendiri ketika menstruasi.
tua mempunyai kewajiban mutlak guna Subjek penelitian yang memiliki
merawat dan melindungi supaya anak-anak sikap kategori cukup karena belum begitu
senantiasa dalam keadaan sehat. Orang menguasai mengenai materi personal
tua harus mampu memberikan pendidikan hygiene ketika mengalami menstruasi.
kesehatan kepada anak karena dapat Demikian pula dengan responden dalam
digunakan untuk bersikap bijak khususnya sikap kriteria yang kurang. Terkait masalah
dalam memutuskan sesuatu. Komunikasi ini, disarankan untuk pengadaan kegiatan
antar ibu dan anak akan memberikan penyuluhan kelompok ataupun sosialisasi
penambahan informasi yang lebih mudah untuk remaja di sekolah yang dapat
dipahami (Yusuf, 2014). Penelitian Fajri meningkatkan nilai pada sikap responden
dan Khairani (2010) menjelaskan bahwa mengenai personal hygiene saat menstruasi
komunikasi memberikan peran sebesar 30% agar secara keseluruhan memiliki sikap
terkait kesehatan. Pendidikan kesehatan kriteria baik. Kegiatan tersebut bisa
reproduksi penting disampaikan kepada dilakukan melalui kerja sama lintas sektor
remaja putri terlebih kebersihan genetalia dengan unit pelayanan kesehatan terdekat.
ketika menstruasi. Orang tua diharapkan Misalnya, tenaga kesehatan yang ada di
memiliki pengetahuan yang cermat dan Puskesmas setempat. Petugas kesehatan
benar agar dapat memberikan bahan ajar di Puskesmas dapat diajak berpartisipasi
kepada anak tata cara dalam merawat dengan aktif untuk memberikan ilmu terkait
dan menjaga organ direproduksi dengan kesehatan reproduksi remaja. Penyebarluasan
baik. Perlu dilakukan sebuah upaya untuk informasi yang akan dilaksanakan, memiliki
menghindari terjadi nya gangguan di organ efek yang positif bagi pengembangan pola
reproduksi. pikir remaja. Remaja mendapatkan ilmu
Ardani pada tahun 2010 di SMPN 3 yang baik, maka akan berusaha untuk
Pulau Rakyat Kabupaten Asahan melakukan menerapkan pada dirinya. Jika ia sudah
penelitian yang sejalan dengan penelitian ini mampu, membiasakan hal tersebut, jadi
dan didapatkan hasil bahwa sebagian siswi tidak menutup kemungkinan untuk ia
memiliki sikap dalam kriteria baik terhadap berbagi cerita maupun pengalaman yang
perawatan mengenai kebersihan genetalia dimiliki pada orang tua maupun rekannya.
saat menstruasi. Hasil dari penelitian ini Selain itu, petugas kesehatan juga harus
memiliki kesamaan karena banyak faktor. dapat mengarahkan dan mengimbau para
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 19

remaja putri supaya terus merawat organ bagian. Pertama, faktor predisposisi terdiri
reproduksi pada saat hari-hari biasa dan dari pengetahuan yang telah diperoleh
terutama ketika menstruasi. Pemberian seseorang, sikap yang dimiliki oleh individu,
informasi ini memiliki makna yang penting kepercayaan yang dianut setiap orang,
untuk meningkatkan derajat kesehatan keyakinan yang telah hidup di tubuh manusia
perempuan di masa yang akan datang. bahkan sejak lahir, nilai yang berkembang
Penyuluhan akan berjalan lebih mantap pada diri dan masyarakat sekitar, dan lain
apabila dibarengi pemberian media, seperti sebagainya. Kedua, faktor pendukung
leaflet. Dengan adanya pembagian leaflet, meliputi lingkungan fisik misalnya adanya
kelak jika responden lupa mengenai unit pelayanan kesehatan masyarakat
beberapa hal terkait personal hygiene, maka terdekat seperti Puskesmas dan Ponkesdes,
dapat dibaca kembali. tersedianya obat untuk menyembuhkan
Perilaku dalam aspek konatif atau pasien sakit, dan sarana prasarana contohnya
penatalaksanaan mayoritas ialah kurang, alat kesehatan yang lengkap. Ketiga, faktor
yaitu 71 orang. Berdasarkan penelitian ini, yang dapat mendorong terciptanya sikap
lebih dari 50 persen, siswi melakukan praktik maupun perilaku tenaga kesehatan seperti
perawatan genetalia yang salah. Misal dalam bidan, perawat, dan kesehatan masyarakat
sehari tidak mengganti pembalut kurang dari yang dapat dijadikan sebagai seorang
4 kali dan menggunakan antiseptik dengan panutan dan dapat melakukan perubahan
frekuensi yang sering untuk membersihkan perilaku dilingkungan sekitar.
dan merawat daerah sensitif di kewanitaan. Berdasar Tabel 5, diketahui bahwa 52
Selain itu, pemilihan jenis bahan pembalut remaja (40%) memperoleh sebuah informasi
yang kurang benar guna mengatasi perihal higienitas perseorangan ketika
kebocoran ketika darah yang keluar pada menstruasi dari teman sebaya. Peran teman
saat menstruasi sedang banyak dan hanya sebaya sebagai sumber informasi kesehatan
keluar sedikit. Satu hari tidak mengganti reproduksi bukan referensi utama sebanyak
celana dalam kurang dari 2 kali dan pada 0,6% dan teman sebaya dapat mempengaruhi
hari pertama menstruasi tidak mengganti perilaku sehat maupun berisiko (Kusmiran
pembalut dalam rentang waktu 1–2 jam. dkk, 2006). Para remaja putri memiliki
Hal lain adalah tidak mengganti pembalut suatu anggapan bila dapat menceritakan
sesudah buang air kecil (BAK), buang air segala masalah seputar reproduksi dengan
besar (BAB), mandi serta melakukan cara lebih leluasa kepada teman yang seumuran
cebok yang salah. Berbagai penatalaksanaan dan tanpa merasakan suatu kecanggungan
yang salah tersebut, jika dilakukan secara mengemukakan pelbagai kejadian yang
berkesinambungan, akan membahayakan pernah dan sedang dialami termasuk perihal
diri remaja putri. Penyakit infeksi pada kebersihan pada organ reproduksi yang
saluran reproduksi dapat meningkat dengan dimiliki. Pesan yang diutarakan sahabat
signifikan. karib belum tentu mempunyai kebenaran
Faktor determinan yang dapat yang hakiki. Siswi tidak mau melakukan
digunakan untuk mempengaruhi perilaku klarifikasi dan mengajak berdiskusi, baik
individu menurut Lawrence Green dikutip orang tua saat di rumah ataupun guru di
Notoatmodjo (2007) tersusun menjadi 3 sekolah. Kemudian, jauhnya akses menuju
tempat pelayanan kesehatan juga menjadi
poin penting yang menjadi kan siswi malas
Tabel 5. Distribusi Perilaku Aspek Konatif untuk menuju tempat tersebut sehingga
atau Tindakan tentang Personal remaja putri minim pengetahuan mengenai
Hygiene ketika Menstruasi di kesehatan reproduksi. Apabila hal tersebut
SMPN 2 Kras, Kabupaten Kediri terus berlanjut, dikhawatirkan terjadi
Kriteria Frekuensi % perilaku yang lebih buruk sehingga berefek
Baik 3 2,3 pada reproduksi.
Cukup 56 43,1 Ada beberapa yang diwawancarai
Kurang 71 54,6 menjelaskan bahwa responden sudah
Total 130 100 menggunakan produk pembalut masa
20 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

kini ketika menstruasi datang dan tidak Tabel 6. Distribusi Gambaran Perilaku
mengenakan kain seperti zaman terdahulu. Remaja Putri tentang personal
Pada saat seorang remaja putri memakai hygiene saat Menstruasi di SMPN
pembalut terbuat dari seutas kain, maka 2 Kras, Kabupaten Kediri.
akan merasa khawatir jikalau ternyata
Kriteria Frekuensi %
kebersihan kurang terjamin. Pembalut
Baik 61 47
tersebut kurang terjaga higienitas karena
Cukup 34 26
proses pengeringan yang tidak langsung Kurang 35 27
di bawah terik sinar matahari, tidak bisa Total 130 100
digunakan untuk menampung darah yang
banyak saat menstruasi pada hari pertama,
darah menstruasi kurang dapat diserap reproduksi seorang remaja putri. Hal tersebut
dengan baik, dan tidak nyaman untuk terjadi karena ketika mendapati haid, siswi
dikenakan pengguna. Pembalut kain dapat memerlukan cukup air guna membasuh
menyebabkan iritasi pada genetalia eksterna dan membersihkan genetalia supaya dapat
sehingga mikroba tumbuh dengan mudah terhindar dari penyakit reproduksi.
serta dapat berkembang cepat dan vagina Gambaran perilaku menunjukkan
menjadi berbau tidak sedap sampai timbul bahwa hampir dari 50 persen responden
keputihan yang tidak normal. dalam kriteria baik. Terkait dengan hal ini,
Subjek penelitian memaparkan jika diketahui dari komponen pada pengetahuan
tersedia pembalut di sekolah, namun tidak bahwa semua siswi memiliki kognitif baik.
dibagikan secara cuma-cuma atau gratis Seorang remaja putri, banyak memperoleh
melainkan diperjualbelikan di koperasi. pendidikan seputar kesehatan pada sistem
Pernyataan diatas didukung argumen reproduksi dari orang terdekat, yakni orang
penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti tua. Diketahui, orang tua berperan sangat
tahun 2012 bahwa penyediaan pembalut di besar dalam memberikan ilmu yang harus
sarana pendidikan tidak memiliki keterkaitan diterapkan oleh anak sejak dini dengan
bermakna terhadap perilaku dalam hygiene efektif. Subjek penelitian mempunyai sebuah
saat menstruasi pada remaja putri. pengalaman memadai untuk menanggulangi
Dalam wawancara, responden juga permasalahan terkait menstruasi yang
menyatakan malas untuk berganti pembalut dialami, yaitu didasarkan dengan tabel 1
saat berada di sekolah karena kamar mandi bahwa waktu antara usia sekarang dengan
dalam kondisi yang kotor, dan ketersediaan usia pertama kami menstruasi adalah 2
sumber air kurang memadai. Keadaan tahun.
toilet yang tidak terawat memunculkan Pada Tabel 6, kriteria yang cukup
ketidaknyamanan tersendiri bagi pemakai, dengan frekuensi 34 orang. Alasan tersebut
utamanya remaja putri yang hendak berdasarkan analisa pada saat melakukan
mengganti pembalut. Terlebih, kuantitas dari percakapan, responden menyatakan sudah
kamar mandi sekolah tidak sepadan dengan tidak memakai pembalut yang terbuat dari
banyak siswa. Karena murid harus antre jika kain, melainkan pembalut yang modern atau
ingin buang air kecil, maka dapat buang air masa kini. Pembalut kain cukup diragukan
kecil sembarangan atau membuat para siswi mengenai kehigienitasannya dan tidak layak
menjadi enggan mengganti pembalut yang digunakan perempuan. Selain itu, pembalut
sudah penuh darah menstruasi sehingga ia dari sehelai kain juga tidak memiliki
menahannya sampai jam sekolah berakhir. daya serap yang bagus serta kurang bisa
Menurut UU Nomor 2 Tahun 2003, rasio menampung jumlah darah yang banyak
ideal jumlah toilet perempuan 1:25 jumlah keluar pada hari pertama saat menstruasi.
murid. Sedangkan, untuk lelaki adalah 1:40. Ketika terjadi menstruasi, alat genetalia,
Apabila seluruh 191 siswi menggunakan baik eksternal maupun internal akan
kamar mandi, setidaknya dibutuhkan 8 mengalami hipersensitif. Sangat ditakutkan,
toilet. Frekuensi air bersih dibutuhkan untuk apabila seorang siswi masih mengenakan
dapat menunjang kesehatan pada fungsi sebuah pembalut kain karena memiliki
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 21

dampak yang buruk bagi fungsi saluran pada dengan melebihi waktu normal yang
reproduksi. Misal mengalami gatal pada direkomendasikan, maka bakteri dengan
daerah vital sampai menderita infeksi. mudah dapat masuk ke saluran reproduksi.
Analisa penelitian dari Adelia tahun Oleh sebab tersebut, peningkatan kejadian
2010, tidak ada hubungan yang signifikan infeksi pada reproduksi akan terjadi .
terkait kesediaan pembalut di lingkungan Berdasar informasi bagian kesiswaan
sekolah dengan perilaku hygiene saat dan kurikulum bahwa pihak sekolah
menstruasi. Hal ini sepadan dengan maupun pihak lain belum pernah melakukan
ungkapan responden bahwa ketersediaan kegiatan sosialisasi tentang perilaku yang
pembalut di koperasi sekolah tidak membuat sehat dalam menjaga organ reproduksi
ia rajin mengganti pembalut. Selain itu, remaja. Penelitian yang dilakukan oleh
siswi juga menjelaskan bahwa merasa Imarotul (2014) sejalan dengan temuan
enggan ketika akan mengganti pembalut saat peneliti di lapangan, bahwa beberapa orang
di sekolah karena ketersediaan air kurang yang pernah mendapatkan suatu informasi
mencukupi, kondisi toilet yang buruk dan terkait pendidikan kesehatan sebagian besar
sedikitnya jumlah dari kamar mandi. memiliki perilaku yang baik. Notoatmodjo
Keterbatasan sumber air dapat tahun 2011 memberikan sebuah penjelasan
berefek pada perilaku siswi yakni tidak yaitu informasi akan dapat meningkatkan
rutin mengganti pembalut. Para remaja suatu pengetahuan pada diri manusia.
terutama putri, banyak memerlukan air guna Pengetahuan akan menimbulkan sebuah
membersihkan alat vital khususnya ketika kesadaran dan akhirnya menyebabkan
mengalami menstruasi. Vagina harus dibasuh seseorang melakukan perilaku tertentu.
dengan air bersih dan mengalir, dimulai Dari dua keterangan tersebut, dapat
dari perineum hingga ke anus. Pelaksanaan diambil kesimpulan individu maupun
tersebut bermaksud agar alat genetalia sekelompok individu yang telah menerima
tetap terawat kebersihannya. Kurang bersih ilmu khususnya mengenai kesehatan, maka
suatu kamar mandi, menyebabkan sering pengetahuan yang diperoleh juga meningkat
adanya keluhan dari remaja putri. Siswi sehingga menimbulkan respons untuk
kerap merasa risih berganti pembalut karena berperilaku yang baik pula.
kamar mandi memiliki bau yang tidak enak. Pengetahuan mengenai masalah
Keadaan demikian, membuat kenyamanan kesehatan pada reproduksi akan dapat
menjadi berkurang sehingga remaja putri memberikan pengaruh terhadap sikap
memilih mengganti pembalut sepulang individu dan perilaku dalam kehidupan
sekolah sesaat sesampai di rumah. Kurang seseorang. Jika pengetahuan tersebut
mencukupinya frekuensi kamar mandi baik, maka berpengaruh terhadap sikap
mengakibatkan remaja putri tidak ingin yang dimiliki seseorang dan perilaku
menunggu terlalu lama untuk mengantre. yang ditimbulkan juga baik, begitu
Terlebih pada saat jam istirahat. Karena pula sebaliknya. Ada suatu usaha guna
biasanya, mayoritas responden ke toilet meminimalisir infeksi genetalia, yakni
pada saat istirahat atau ketika pergantian melatih diri dengan rutin melakukan
jam pelajaran berikutnya. perilaku terkait hygiene individu yang benar.
Faktor yang dijelaskan tersebut, Akan tetapi, perilaku tersebut tidak akan
mempunyai pengaruh secara langsung terjadi begitu saja namun melewati beberapa
terkait intensitas siswi dalam mengganti proses yang panjang untuk mempelajari
pembalut di sekolah. Padahal seperti yang dan mempraktikkan agar individu mengerti
diketahui, sebagian besar waktu pelajar dampak positif atau negatifnya. Perilaku
lebih banyak dihabiskan saat berada di manusia mengenai kesehatan yang
sekolah. Waktu yang dibutuhkan pelajar menyangkut kebermanfaatan dalam proses
di sekolah adalah 6–10 jam. Sedangkan, pemeliharaan tubuh, makna merawat dan
batas normal waktu yang direkomendasikan pentingnya kesehatan bagi kehidupan. Hal
untuk mengganti pembalut yang telah tersebut, secara tidak langsung maupun
penuh dan lembab, yaitu 4 sampai 5 jam. langsung akan memiliki pengaruh pada
Jika melakukan penggantian pembalut tingkat kepatuhan seorang individu terhadap
22 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

masukan yang dilontarkan dan anjuran yang remaja untuk dapat mengetahui segala hal
diberikan dari orang yang berpengalaman yang berhubungan dengan wanita, termasuk
mengenai menstruasi, yaitu ibu, guru, dan reproduksi. Adanya aktivitas tersebut,
petugas kesehatan setempat. seharusnya mampu mengubah pola atau
Beredarnya arus informasi yang kian kerangka dalam berpikir agar menjadi
hari semakin luas terutama dari media semakin bagus. Perubahan pola pikir
elektronik televisi dan media cetak berupa yang semakin kaya, dapat mempengaruhi
tabloid dapat mempengaruhi berkembangnya individu dalam proses pengambilan
pola dalam proses berpikir pada remaja. keputusan. Sehingga kiranya remaja perlu
Adanya sponsor mengenai produk pembersih memperbincangkan sebuah ilmu yang
untuk organ vital, membuat remaja kian diperoleh dari berbagai media terkait tata
ingin mengetahui dan melakukan percobaan cara perawatan kebersihan secara personal
untuk mengaplikasikan pada dirinya. Hal ketika haid kepada orang tua terutama Ibu.
ini didukung dengan pesan dalam iklan Karakter seorang Ibu sangat bermanfaat
tersebut dengan pemakaian teratur. Padahal dalam memberikan arahan yang tepat terkait
kenyataannya, aktivitas seperti itu sangat kesehatan pada reproduksi putri.
berisiko untuk diterapkan dalam kehidupan Kebersihan alat vital perlu sekali
sehari-hari. Lain hal lagi, kaum remaja putri dilakukan karena ketika mengalami
telah terbiasa untuk mengganti pembalut menstruasi pembuluh dalam darah pada
yang dipakai tidak lebih dari 4 kali dalam rahim lebih mudah untuk terinfeksi. Maka
satu hari dan membasuh genetalia dari dari itu, hygiene genetalia harus terus dijaga
arah belakang menuju ke depan. Pun sebab bakteri begitu mudah untuk masuk
mengoleskan larutan antiseptik yang tidak serta sistem reproduksi terganggu. Penerapan
direkomendasikan guna kebersihan vagina, sebuah perilaku terhadap kebersihan pada
kurang tepat dalam memakai pembalut serta diri sendiri ketika menstruasi yang baik,
salah memilih bahan pembalut guna atasi dapat berasal dari adanya penambahan
masalah kebocoran ketika darah menstruasi pada pengetahuan seseorang, sikap yang
yang keluar sedang sedikit atau banyak. dimunculkan individu dan tindakan tepat
Melakukan praktik perawatan daerah vagina sehingga tercapai organ reproduksi yang
yang tidak benar dengan seharian tidak salin sehat.
celana dalam kurang dari 2 kali. Selain itu,
pembalut diganti kurang dari 1 sampai 2
KESIMPULAN
jam dan lebih dari 5 hingga 6 jam dan saat
BAK, BAB serta mandi tidak mengganti Berdasar hasil penelitian diatas,
pembalut sehingga menimbulkan suatu diperoleh kesimpulan antara lain: Pertama,
gangguan pada organ reproduksi. Lely tahun perilaku pada remaja putri terkait personal
2012 memaparkan bahwa perilaku personal hygiene saat menstruasi di komponen
hygiene buruk yang dilaksanakan oleh pengetahuan 100 persen dalam kriteria
remaja akan mengakibatkan keputihan tidak baik. Kedua, aspek sikap didapatkan bahwa
normal kemudian terasa gatal pada genetalia 26 persen responden memiliki kategori
eksterna, iritasi atau bahkan selulitis. Infeksi baik. Ketiga, tingkatan tindakan diperoleh
saluran kemih (ISK) pun dapat terjadi akibat 27 persen dalam klasifikasi kurang, dan
dari cara cebok yang salah. Arah yang tidak gambaran pada perilaku terkait remaja
tepat ketika membilas daerah perineal dan putri mengenai hal personal hygiene ketika
bentuk anatomi dari uretra yang pendek mendapati menstruasi adalah 47 persen
pada perempuan serta dekat dengan anal berkategori baik.
menyebabkan predisposisi terjadi nya Dari kesimpulan diatas, dapat
infeksi. disarankan supaya pihak sekolah bekerja
Remaja seringkali tidak memiliki sama secara aktif dengan Puskesmas
pertimbangan yang matang terkait baik dan setempat. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
buruk suatu informasi yang didapatkan. adalah sosialisasi, diskusi, tanya jawab
Tersebar luasnya media cetak dan media terkait kesehatan reproduksi. Pembagian
elektronik sangat mempermudah akses leaflet maupun penempelan poster di
Katarina Canggih Pyhtagoras, Personal Hygiene Remaja Putri… 23

lingkungan sekolah dapat membantu com/2008/12/knowledge-apa-ukurannya.


menyadarkan siswi akan pentingnya html. Diakses tanggal 5 Mei 2017 pukul
perawatan diri terkait reproduksi. Selain 19.58 WIB.
itu, membentuk kelompok peduli kesehatan Hidayat, A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan
reproduksi yang melibatkan siswi. Dengan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
adanya beberapa kegiatan ini, diharapkan Jakarta: Salemba Medika.
dapat menekan angka kejadian Infeksi Keraf, S., dan Dua, M. 2011. Ilmu
Saluran Reproduksi pada remaja, khususnya Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.
remaja putri. Kusmiran, E., Wilopo, S., Paramastri, I.
2006. Hubungan Peran Teman Sebaya
Sebagai Sumber Informasi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Reproduksi dengan Sikap Remaja
Adelia, Y. 2009. Gambaran Pengetahuan Mengenai Hubungan Seks Pra Nikah.
dan Sikap terhadap Perilaku Hygiene http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-
Menstruasi, Suatu Studi Kasus pada Siswi journal/filesx/2006/200604/200604-003.
kelas 7 dan 8 SMPN 7 Depok. Skripsi, pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2017 pukul
FKM UI Depok. 2009. http://lontar. 20.14 WIB.
ui.ac.id/file?file=digital/20293541-Y- Leli, I. 2012. Gambaran Pengetahuan
Yohana%20Adelia.pdf. Diakses tanggal Remaja Putri Tentang Perineal Hygiene
3 Januari 2014, pukul 03.45 WIB. Di SMPIT As Salam Pasar Minggu.
Aisyaroh, N. 2010. Kesehatan Reproduksi Skripsi http://digital_20301518-S42025-
Remaja. Skripsi. www.unissula.ac.id. IndidaLeliIndahF.pdf. Diakses tanggal 3
Diakses tanggal 3 Januari 2014, pukul Juli 2014, pukul 20.34 WIB.
02.00 WIB. Manuaba, I. 2009. Memahami Kesehatan
Ardani, M. 2010. Perilaku Remaja Putri Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
dalam Perawatan Kebersihan Alat Mardani, S., Aris, S., Priyoto. 2010. Hubungan
Kelamin pada Saat Menstruasi di SMPN Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun Remaja Putri dengan Perilaku Personal
2010. Skripsi. http://MayaA2010.pdf. Hygiene Menstruasi di Desa Kedung
Diakses tanggal 3 Juli 2014, pukul 15.00 Kumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten
WIB. Lamongan. Skripsi. http://7.pdf. Diakses
Ariyani, I. 2009. Aspek Biopsikososial tanggal 3 Juli 2014, pukul 14.45 WIB.
Hygiene Menstruasi Siswi SMP Pondok Maula, G. 2013. Reproduksi Saat Menstruasi
Pesantren Jakarta. Skripsi. FKMUI. Pada Remaja Putri Dengan Retardasi
http://lontar.ui.ac.id. Diakses tanggal 3 Mental. Skripsi http://GhinaMF2013.pdf.
Januari 2014, pukul 03.15 WIB. Diakses tanggal 3 Januari 2014, pukul
Ayu, F dan Maya, K. 2010. Hubungan antara 03.00 WIB.
Komunikasi Ibu-Anak dengan Kesiapan Mubarak, W dan Chayatin, N. 2007.
Menghadapi Menstruasi Pertama pada Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Siswi SMP Muhammadiyah Banda Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Aceh. Ejournal Undip. http://ejournal. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat
undip.ac.id/index.php/psikologi/article/ Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
download/288/5/2568. Diakses tanggal Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
5 Mei 2017 pukul 19.57 WIB. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriyah, I. 2014. Gambaran Perilaku Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.
Higiene Menstruasi pada Remaja Putri di Jakarta: PT. BPSP.
Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Proverawati, A. 2009.Menarche Menstruasi
Puskesmas Pisangan. Skripsi http:// Pertama Penuh Makna. Yogyakarta:
ImarotulFitriyah-fkik.pdf. Diakses 3 Juli Nuha Medika.
2014, pukul 20.30 WIB. Qomariah, S. 2013. Hubungan Pengetahuan
Fuadbahsin. 2008. Tinjauan Umum dan Sikap tentang Kebersihan
Pengetahuan. http://click-gtg. Genetalia dengan Kejadian Fluor Albus
24 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 12–24

(Keputihan) pada Remaja Putri. Skripsi. Sukarni, I. 2013. Buku Ajar Keperawatan
http://lppmunigresblog.files.wordpress. Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
cm/2013/09/jurnal-keperawatan-sama- Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I.
kovernya.pdf. Diakses tanggal 26 Februari 2012. Kesehatan Remaja Problem dan
2014 jam 12.20 WIB. Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Rahmatika, D. 2010. Pengaruh Pengetahuan Wawan, A dan M, Dewi. 2011. Teori dan
dan Sikap tentang Personal Hygiene Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Menstruasi terhadap Tindakan Personal Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
hygiene Remaja Putri Saat Menstruasi Medika.
di SMK Negeri 8 Medan. Skripsi. http:// Wulandari, R. 2012. Hubungan Pengetahuan
RahmawatiD2010.pdf. Diakses tanggal 3 Remaja Putri Usia 13–16 Tahun tentang
Januari 2014, pukul 02.15 WIB. Perawatan Alat Reproduksi Eksternal dengan
Rahmayanti, N. 2012.Perilaku Perawatan Perilaku Merawat Alat Reproduksi Eksternal.
Kebersihan Alat Reproduksi dalam Skripsi. Http://Www.Akbidpamenang.
Mencegah Kanker Serviks pada Ac.Id/Admin/Foto_Berita/23_Hubungan_
Siswi SMAN 9 Kebon Pala Jakarta Pengetahuan_Remaja_Putri_Usia_13_16_
Timur. Skripsi. http://lontar.ui.ac.id/ Ta h u n _ Te n t a n g _ P e r a w a t a n _ A l a t _
file?file=digital/20293541Novita%20 Reproduksi_Eksternal_Dengan_Perilaku_
Rahmayanti.pdf Diakses tanggal 3 Merawat_Alat_Reproduksi_Eksternal.Pdf.
Januari 2014, pukul 01.45 WIB Diakses Tanggal 26 Februari 2014 Pukul
Rakhmat, J. 2013. Psikologi Komunikasi. 13.02 Wib.
Bandung: PT. Rosdakarya. Yusuf, Y., Kundre, R., Rompas, S. 2014.
Sari, I. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hubungan Pengetahuan Menarche
tentang Menstruasi Terhadap Perubahan dengan Kesiapan Remaja Putri
Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Menghadapi Menarche di SMP Negeri
Putri Untuk Pencegahan Infeksi Saluran 3 Tidore Kepulauan. Jurnal. Https://
Reproduksi (ISR). Skripsi. http://old.fk.ub. Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jkp/
ac.id/Indah%Puspita.pdf. Diakses tanggal Article/View/5272. Diakses Tanggal 5
3 Januari 2014, pukul 02.20 WIB. Mei 2017, Pukul 20.00 Wib.

You might also like