You are on page 1of 7

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENERIMAAN

PAJAK DAERAH (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MALANG)

Ali Irsan Anshari Abdul Gani


Kadarisman Hidayat
Maria G Wi Endang N Pamungkas

(PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)
115030407111056@mail.ub.ac.id

ABSTRACT
Local tax revenue is clear evidence participation taxpayer in development and equity regional for the sake
of the common interest .The tax revenues can be measured or views based on compliance taxpayer in perform
taxation.The purpose of this research is 1) to examine the effect of jointly a compliance taxpayers hotels and
restaurants to local tax revenue. 2) to test the effect of partial obedience is obligatory hotel and restaurant taxes to
local tax revenue. 3) To know between compliance tax payers from hotel and restaurant that a dominant influence
local tax revenue.
The results showed that compliance taxpayers hotel (X1), compliance taxpayers restaurant (X2) significant
jointly against local tax revenue. In partial compliance taxpayers hotel (X 1) have a positive influence and
significant against local tax revenue while compliance taxpayers restaurant (X 2) in partial having positif influence
but didn’t significant influesnce against local tax revenue. Variable compliance taxpayers hotel ( X 1) is variable that
dominant influence local tax revenue (Y).
Keywords: Compliance Taxpayers Hotel, Compliance Taxpayers Restaurant and Local Tax Revenue

ABSTRAK
Penerimaan pajak daerah merupakan bukti nyata partisipasi wajib pajak dalam pembangunan
dan pemerataan daerah demi tercapainya kepentingan bersama. Besarnya penerimaan pajak dapat
diukur atau dilihat berdasarkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama kepatuhan wajib pajak
hotel dan restoran terhadap penerimaan pajak daerah. 2) Untuk menguji pengaruh secara parsial
kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran terhadap penerimaan pajak daerah. 3) Untuk mengetahui
antara kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran yang dominan mempengaruhi penerimaan pajak
daerah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak hotel (X 1), kepatuhan wajib pajak
restoran (X2) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap penerimaan pajak daerah. Secara
parsial kepatuhan wajib pajak hotel (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan
pajak daerah sedangkan kepatuhan wajib pajak restoran (X2) secara parsial memiliki pengaruh positif
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah. Variabel kepatuhan wajib pajak
hotel (X1) merupakan variabel yang dominan mempengaruhi penerimaan pajak daerah (Y).
Kata Kunci: Kepatuhan Wajib Pajak Hotel, Kepatuhan Wajib Pajak Restoran dan Penerimaan Pajak
Daerah

PENDAHULUAN merupakan sumber pendapatan negara paling


Pembangunan dan pemerataan besar dari sumber lainnya, selama empat tahun
stabilitas ekonomi yang berkesinambungan terakhir penerimaan perpajakan memberikan
dibutuhkannya anggaran yang sangat besar kontribusi lebih dari 70% dari total penerimaan
untuk membiayai pembangunan dan kegiatan dalam negri. Bahkan pada tahun 2013
negara, salah satunya dari sektor pajak yang penerimaan pajak mencapai 80% dari total
merupakan sumber pendapatan bagi negara penerimaan negara (Kementerian Keuangan
untuk membiayai kegiatan negara. Pajak Republik Indonesia, 2016).

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Malang merupakan kota pendidikan, tahun 2010- tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
selain itu merupakan kota wisata dan destinasi 1 sebagai berikut :
para wisatawan domestik maupun Tabel.1 Data Piutang Pajak
mancanegara yang menawarkan berbagai Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran
wisata yang banyak menarik para wisatawan 2010-2014 ( Dinas Pendapatan Daerah Kota
untuk berkunjung ke Malang, yaitu wisata Malang)
alam, wisata kuliner dan wisata budaya. Hal ini Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran
Anggaran (Rp) (Rp)
menarik para pengusaha dan investor untuk
mendirikan hotel dan restoran atau rumah 2010 692.921.081,37 1.459.745.860,45
makan maupun penginapan lainnya dengan
2011 153.035.127,37 915.011.657,65
berbagai kelas dan fasilitas untuk menunjang
para wisatawan . Berdasarkan data dari Badan 2012 52.591.138,57 545.124.698,15
Pusat statistik Kota Malang menjelesakan 2013 140.075.385,50 498.514.332,25
bahwa, kontribusi sektor perhotelan berperan
2014 57.452.573,00 442.062.044,00
dalam pembentukan angka Produk Domestic
Regional bruto (PDRB) Kota Malang tahun 2011 Sumber : Seksi Penagihan Dinas Pendapatan
sebesar 6,47 % meningkat menjadi 10,64% pada Daerah Kota Malang (2015)
tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar Berdasarkan data piutang pajak dari tabel diatas
0,48%. (Badan Pusat Statistik Kota Malang menunjukan masih adanya wajib pajak yang
2013). Hal ini menggambarkan sektor hotel kota belum taat pada kewajiban perpajakanya, hal
malang sangat prospektif untuk dikembangkan. ini menambah tugas aparatur Dispenda Kota
Pada tahun 2013 terjadi perkembangan yang Malang dalam menyelesaikan masalah piutang
signifikan pada berkembangnya pembangunan pajak tersebut untuk mengoptimalkan
hotel berbintang, non bintang, kelas melati penerimaan.
maupun lainnya termasuk guest house. Upaya yang dilakukan Dispenda kota
malang dalam mengoptimalkan pendapatan
Penyerapan tenaga kerja ikut dan gencar menyelamatkan potensi pajak dari
meningkat seiring bertambanya jumlah usaha
tahun ketahun terus dilakukan salah satunya
jasa akomodasi ini, sehingga kontribusi pajak
dengan di berlakukannya electronic tax (E-Tax)
terhadap APBD ikut meningkat untuk
membiayai dan membangun Kota Malang, yang bekerjasama dengan Bank BRI mulai
namun dalam usaha yang dilakukan agar dapat diberlakukan di Kota Malang Oktober 2013.
mengoptimalkan pendapatan daerah tidak Sistem ini merupakan sistem terbaru yang
selalu berjalan mulus dalam sistem dan digunakan untuk mengatasi kebocoran pajak
penerapannya. Kepala Dinas Pendapatan daerah. Sistem e-tax baru digunakan pada 4
Daerah (Dispenda) Kota Malang, Ir.H.Ade
jenis pajak saja, yaitu pajak hotel, restoran,
Herawanto,MT mengatakan, pontensi pajak
daerah yang masih belum tertagih mencapai hiburan dan parkir dapat di akses di
Rp52 miliar atau 20 persen dari target www.malangkota.go.id.
pendapatan pajak 2014 sebesar Rp260 miliar. Besarnya penerimaan bukan hanya dilihat
Oleh karena itu Dispenda bersama tim dari pengaruh berkembangnya jumlah wajib
gabungan gencar melakukan operasi untuk pajak dan realisasi penerimaan di atas target
menyelamatkan potensi pajak daerah tersebut
penerimaan, namun juga dilihat dari tingkat
(dikutip dari Antara news jawa timur terbit oktober
kepatuhan dalam kewajiban perpajakannya (tax
2014, diakses pada tanggal 19 februari 2015),
jumlah yang sangat besar utang pajak di kota compliance). Realisasi melampaui target bukan
malang. Data dinas Pendapatan Kota Malang berarti wajib pajak telah patuh dalam
tahun anggaran 2010-2014 menunjukan adanya melaksanakan kewajiban perpajakannya,
penurunan piutang pajak hotel dan pajak namun merupakan acuan bahwa potensi pajak
restoran dari tahun ketahun, namun pada tahun tersebut dapat digali lagi dan dioptimalkan.
2013 piutang pajak hotel kembali mengalami
Menurut Nasucha dalam Nilasari (2007:19),
kenaikan 87.484.246,9 sehingga Total menjadi
kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dan
140.075.138,50 berikut data terkait piutang pajak
diukur berdasarkan kepatuhan Wajib Pajak

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dalam mendaftarkan diri menjadi wajib pajak, diatas Rp15.000.000,p per bulan sebesar 10%
kepatuhan dalam menyetorkan kembali Surat yang termasuk dalam Pajak daerah Kab/Kota.
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam
perhitungan dan pembayaran pajak terutang Teori dan Tinjauan Kepatuhan
dan dalam pembayaran tunggakan. Kepatuhan pajak (tax compliance)
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, menurut Zain (2003:31) didefinisikan sebagai
sehingga memotivasi penulis melakukan suatu iklim kepatuhan dan kesadaran
penelitian dengan judul “Pengaruh Kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, yang
Wajib Pajak Hotel dan Restoran Terhadap tercermin dalam situasi di mana wajib pajak
Penerimaan” (Studi Pada Dinas Pendapatan paham dan berusaha untuk memahami semua
Daerah Kota Malang). ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, mengisi formulir pajak dengan
TINJAUAN PUSTAKA lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak
Pajak yang terutang dengan benar dan membayar
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo pajak yang terutang tepat pada waktunya.
(2011:1), pajak adalah iuran kepada kas Menurut Gunadi (2005:4), pengertian
negara berdasarkan undang-undang (yang kepatuhan dalam hal ini diartikan bahwa
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat memenuhi kewajiban pajaknya sesuai
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
dengan aturan yang berlaku tanpa perlu
membayar pengeluaran umum.
diadakan pemeriksaan investigasi,
Fungsi Pajak
peringatan ataupun ancaman dan penerapan
Menurut Mardiasmo (2011:1-2) fungsi
sanksi administrasi. Apabila dalam suatu
pajak terdiri dari dua macam, yaitu :
negara tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
a. Fungsi Pembiayaan (Budgetair)
melaksanakan kewajiban perpajakannya
Fungsi pajak sebagai sumber danabagi
sangat tinggi maka akan meningkatkan
pemerintah untuk membiayai
penerimaan dalam sektor pajak.
pengeluarannya-pengeluarannya.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
METODE PENELITIAN
Pajak berfngsi sebagai alat untuk mengatur
Jenis Penelitian yang digunakan untuk
atau melaksanakan kebijaksanaan
mengetahui Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak
pemerintah dalam bidang sosial dan
Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Penerimaan
ekonomi.
Pajak Daerah adalah explanatory research sangat
tepat digunakan karena menguji variabel-
Pajak Hotel
variabel kepatuhan wajib pajak. Menurut
Pajak Restoran di Kota Malang diatur
Mardalis (2014:26) penelitian eksplanatori
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Malang
bertujuan untuk menjeleskan apa-apa yang
No. 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Pajak
akan terjadi bila variabel-variabel tertentu
hotel adalah pajak yang dikenakan atas jasa
dikontrol atau dimanupulasi secara tertentu.
penginapan dan penggunaan fasilitas hotel
Berdasarkan data dan analisis peneltian ini
yang dikenakan oleh tamu hotel dengan tarif
menggunakan pendekatan kuantatif. Jumlah
10%.
populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 bulan
dari keseluruhan bulan pembayaran pajak hotel
Pajak Restoran
dan restoran yang terutang pada Dinas
Pajak Restoran diatur dalam Perda Nomor 16
Pendapatan Daerah Kota Malang dari Januari
Tahun 2010 Bab IV dengan tarif Pajak Restoran
2011 sampai dengan Desember 2014. Sampel
ditetapkan Restoran dengan nilai penjualan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diatas 5.000.000,- s.d Rp 15.000.000,- per bulan
sampel jenuh yaitu penentuan sampel apabila
sebesar 5% dan Restoran dengan nilai penjualan
semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2012:96). Jumlah sampel

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dalam penelitian ini sebanyak 48 bulan yang terjadi pertumbuhan jumlah penerimaan
berasal dari jumlah keseluruhan bulan pajak daerah sebesar 0,573.
pembayaran pajak hotel dan restoran yang 2. B2 = 0,179
terutang selama 4 tahun yaitu dari bulan Koefisien regresi ini menunjukkan nilai
Januari 2011 sampai bulan Desember 2014. positif. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin meningkat variabel kepatuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN wajib pajak restoran maka cenderung
Setelah dilakukan penelitian kemudian akan meningkatkan nilai variabel
data diperoleh selanjutnya analisis data penerimaan pajak daerah. Jika terdapat
menggunakan SPSS, maka diperoleh jawaban peningkatan 1 wajib pajak restoran yang
yang menjadi pertanyaan pada rumusan patuh dan variabel yang lain dianggap
masalah sehingga dapat diuraikan pada tetap, maka akan terjadi pertumbuhan
pembahasan. Berikut merupakam hasil analisis jumlah penerimaan pajak daerah sebesar
dari pembahasan: 0,179.

Tabel. 2 Hasil Analisis Regresi Linear


Hasil Uji Hipotesis
Berganda
1. Hasil Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (adjusted-
Variabel Rsquared) sebesar 0,627. Nilai adjusted-
Koefisien Std. Koefisien
Independ
B Eror Beta Rsquared sebesar 0,627 menunjukkan bahwa
en
variasi variabel bebas yang digunakan dalam
Konstanta 7,742 2,197 model dapat menjelaskan variasi variabel
penerimaan pajak daerah sebesar 62,7 persen
X1 0,573 0,097 0,692
dimana telah memperhitungkan penambahan
X2 0,179 0,136 0,155 variabel bebas. Sisanya sebesar 37,3 persen
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model atau
α = 0,05 yang tidak terdapat pada penelitian yang
R = 0,802 dilakukan.
R Square = 0,643
2. Hasil Uji Bersama-sama (Uji-F) dan Hasil
R Square adj = 0,627
Uji Parsial (Uji-t)
FHitung = 40,523
p-value = 0,000 Tabel 3. Hasil Analisis Secara Bersama-sama
dan Parsial
Sumber : Data diolah, 2015 Bersama-
Variabel Parsial
Persamaan regresi yang digunakan yang sama Sig
Independen (t)
digunakan dalam untuk mengetahui hubungan (F)
X1 5,877 0,000
antra variabel independen dan dependen
40,523
adalah hasil koefisien B. Model regresi adalah
X1 1,317 0,194
sebagai berikut:
Y = 7,742 + 0,573X1 + 0,179X2 Sumber: Data diolah, 2015
Interpretasi model regresi pada Tabel X adalah Uji Bersasama-sama (Uji-F) bertujuan untuk
sebagai berikut: mengetahui apakah variabel kepatuhan wajib
1. B1 = 0,573 pajak hotel dan variabel kepatuhan wajib pajak
restoran berpengaruh secara bersama-sama
Koefisien regresi ini menunjukkan nilai
terhadap penerimaan pajak daerah, sedangkan
positif. Hal ini menunjukkan bahwa
uji parsial (Uji-t) dilakukan untuk mengeahui
semakin meningkat variabel kepatuhan pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu
wajib pajak hotel maka cenderung akan kepatuhan wajib pajak hotel dan kepatuhan
meningkatkan nilai variabel penerimaan wajib pajak restoran terhadap penerimaan pajak
pajak daerah. Jika terdapat peningkatan 1 daerah. Berikut hasil uji bersama-sama dan
wajib pajak hotel yang patuh dan variabel parsial:

yang lain dianggap tetap, maka akan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
pengujian hipotesis model regresi secara Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan
simultan menggunakan uji F diperoleh Fhitung bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
sebesar 40,523 dan signifikansi sebesar 0,000. secara parsial antara kepatuhan wajib pajak
Nilai signifikansi kurang dari 0,000 sehingga H0
restoran terhadap penerimaan pajak daerah.
ditolak dan dinyatakan bahwa secara simultan
Fenomena ini menjadi temuan dalam penelitian
terdapat pengaruh signifikan antara yaitu
kepatuhan wajib pajak hotel dan kepatuhan karena hasil koefisien regresi tidak sesuai
wajib pajak restoran terhadap variabel hipotesa awal. Hasil regresi menunjukkan tidak
penerimaan pajak daerah. Hasil uji parsial adanya pengaruh kepatuhan wajib pajak
kepatuhan wajib pajak hotel nilai thitung 5,877 restoran terhadap penerimaan pajak daerah
dengan nilai signifikan 0,001 sedangkan disebabkan karena setiap tahunnya jumlah
kepatuhan wajib pajak retoran nilai thitung 1,317
wajib pajak restoran yang patuh cenderung
dengan nilai signifikan 0,194, maka Hal ini
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih menurun sehingga berdampak pada banyaknya
kecil dari α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh uang yang diterima Dinas Pendapatan Daerah
karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat Kota Malang berdasarkan kriteria wajib pajak
pengaruh signifikan secara parsial antara yang patuh cendrung tidak meningkat
variabel kepatuhan wajib pajak hotel terhadap signifikan disebabkan penurunan jumlah wajib
penerimaan pajak daerah sedangkan kepatuhan
pajak restoran yang patuh. Penurunan jumlah
wajib pajak restoran tidak berpengaruh
wajib pajak restoran yang patuh tidak serta
terhadap penerimaan pajak daerah.
merta disebabkan karena pihak wajib pajak
Pembahasan Hasil Analisis yang lalai dalam membayar pajak tetapi karena
1. Pengaruh kedua variabel bebas kepatuhan jumlah wajib pajak restoran mengalami
wajib pajak hotel dan kepatuhan wajib penurunan disebabkan banyak wajib pajak
restoran terhadap penerimaan pajak daerah restoran yang usahanya tidak produktif
Berdasarkan hasil analisis dinyatakan sehingga usaha wajib pajak failid (rugi) pada
bahwa variabel independen yaitu variabel wajib usahanya, hal ini berdampak pada jumlah wajib
pajak hotel yang patuh dan wajib pajak restoran pajak yang kian menurun karena dihapusnya
yang patuh mempunyai pengaruh signifikan wajib pajak yang tidak efektif dalam
secara bersama-sama atau simultan terhadap pembayaran pajak terutang. Oleh karena itu,
penerimaan pajak daerah. Hasil tersebut pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
membuktikan bahwa dengan meningkatkan sebaiknya memperhatikan penurunan baik
kepatuhan wajib pajak pada kedua sektor objek jumlah wajib pajak maupun kepatuhan wajib
pajak daerah yaitu hotel dan restoran maka pajak restoran karena banyaknya jumlah
akan meningkatkan penerimaan pajak daerah kepatuhan wajib pajak restoran akan memiliki
sehingga dapat memberikan kontribusi pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan
terhadap daerah dalam mensejahterakan, pajak daerah.
pemerataan dan pembangunan. Berdasarkan 3. Variabel yang Dominan Mempengaruhi
hasil analisis nilai signifikan menunjukkan, Penerimaan Pajak Daerah
dengan adanya peningkatan kepatuhan wajib Berdasarkan hasil analisis menujukkan bahwa
pajak baik hotel maupun restoran dapat variabel kepatuhan wajib pajak hotel adalah
memberikan dorongan atau menjadi faktor variabel yang memiliki koefisien regresi yang
pendukung dalam upaya memaksimalkan paling besar daripada variabel kepatuhan wajib
penerimaan pajak daerah. Dengan demikian pajak restoran yaitu sebesar 0,573. Artinya dari
dapat dikatakan bahwa dengan adanya upaya hasil analisis data variabel penerimaan pajak
peningkatan kepatuhan wajib pajak maka daerah (Y) lebih dipengaruhi oleh variabel
penerimaan pajak daerah akan secara maksimal kepatuhan wajib pajak hotel (X1). Nilai
diterima untuk selanjutnya disetor ke kas koefisien kepatuhan wajib pajak hotel
daerah. merupakan nilai terbesar dan bertanda positif,
2. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Hotel sehingga dapat dinyatakan bahwa peningkatan
Terhadap Penerimaan Pajak Daerah kepatuhan wajib pajak hotel akan
meningkatkan pertumbuhan penerimaan pajak

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
daerah. Sehingga dapat diketahui dari data b. Disarankan Dinas Pendapatan Daerah
hasil penelitian dan analisis yang dilakukan Kota Malang bekerjasama dengan Dinas
peneliti dapat dinyatakan bahwa variabel yang Pariwisata, aparat kecamatan dan
dominan mempengaruhi penerimaan pajak kelurahan guna meningkatkan
daerah adalah variabel kepatuhan wajib pajak pengawasan, pembinaan dan evaluasi
hotel, disebabkan oleh jumlah wajib pajak patuh terhadap wajib pajak restoran sehingga
setiap tahun meningkat diikuti dengan tidak selalu mengalami penurunan
pertumbuhan jumlah wajib pajak hotel kepatuhan wajib pajak.
meningkat setiap tahunnya. c. Disarankan untuk meningkatkan
adanya pengaruh kepatuhan wajib
pajak hotel dan restoran terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN peningkatan penerimaan pajak daerah
Kesimpulan maka hendaknya Dinas Pendapatan
1. Berdasarkan hasil analisis data diketahui Daerah Kota Malang memberikan
bahwa kepatuhan wajib pajak hotel dan peningkatan pelayanan sehingga akan
restoran memiliki pengaruh signifikan berpengaruh terhadap ruang gerak
secara bersama-sama atau simultan terhadap usaha terhadap wajib pajak.
penerimaan pajak daerah. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya
2. Berdasarkan hasil analisis data diketahui a. Penelitian selanjutnya disarankan
bahwa kepatuhan wajib pajak hotel memiliki dapat mengembangkan lagi fokus
pengaruh positif dan signifikan secara penelitian dengan menggunakan
parsial terhadap penerimaan pajak daerah. variable lain seeperti kepatuhan wajib
3. Berdasarkan hasil analisis data diketahui pajak reklame dan kepatuhan wajib
bahwa kepatuhan wajib pajak restoran pajak parkir, untuk kedua variabel ini
memiliki pengaruh positif tetapi tidak bisa dianggkat dari segi kepatuhan.
berpengaruh signifikan secara parsial Sebaiknya durasi tahun penelitiannya
terhadap penerimaan pajak daerah. juga dapat ditambah untuk
4. Berdasarkan hasil analisis data variabel yang memberikan gambaran yang
paling dominan mempengaruhi penerimaan meneyeluruh mengnai Kepatuhan
pajak daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Wajib Pajak Parkir.
Kota Malang adalah variabel kepatuhan
wajib pajak hotel. DAFTAR PUSTAKA

Saran Antara News Dispenda Malang Gencar Razia


1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang Wajib Pajak "Nakal. 2014
a. Disarankan Dinas Pendapatan Daerah http://www.antarajatim.com/lihat3/
Kota Malang lebih meningkatkan berita/144348/dispenda-malang-
pembinaan dan sosialisasi kepatuhan gencar-razia-wajib-pajak-nakal
bagi wajib pajak, terutama wajib pajak (Diakses pada tanggal 19 februari
restoran dari segi kepatuhan yang 2015)
setiap tahunnya mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik Kota Malang.. 2013
Dengan cara berdiskusi langsung apa Statistik Perhotelan Kota Malang
saja yang menjadi kendala kurang http://malangkota.bps.go.id/new/fr
patuh wajib pajak dalam membayar ontend/index.php/publikasi/58#
pajak terhutang serta memberikan (Diakses pada tanggal 20 februari
masukan sehingga masalah tersebut 2015)
dapat dijadikan solusi atau titik terang Gunadi. 2005 “ Fungsi Pemeriksaan Terhadap
untuk memaksimalkan penerimaan Peningkatan Kepatuhan Pajak”,
pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Kementerian keuangan Republik Indonesia.
Informasi APBN. 2016
http://www.kemenkeu.go.id/Publik
asi/informasi-apbn-2016 (Diakses
pada tanggal 19 januari 2016)
Mardalis. 2014 Edisi Pertama,cet.13, Jakarta:
Bumi Aksara.
Mardiasmo. 2011 “Perpajakan”, Edisi Revisi
2011, Yogyakarta: Andi
Nasucha, Chaizi. 2005. Reformasi Administrasi
Publik Teori dan Praktik, Jakarta :
PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Nilasari, Retno. 2007. Analisis Pengaruh
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Hotel dan Restoran Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah. Fakultas
Ekonomi dan Sosial Universitas
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2008.
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 16
Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
Kota Malang.
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Zain, M. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta :
Salemba Empat

Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 8 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

You might also like