Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen
MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL
BMPTTSSI
ABSTRACT
ABSTRAK
Makalah ini merupakan rangkuman hasil pekerjaan penelitian yang dilakukan penulis
selama di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrodinamika Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sangga Buana YPKP, bersama tim dosen dan para mahasiswa tugas akhir.
Tujuan penelitian terutama adalah untuk pembuktian model-model teoritik melalui
1
S3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Kampus Peleburan Jl. Hayam Wuruk Semarang
Email : bakhtiar_usb@yahoo.co.id (081394936664)
pengamatan langsung aliran air nyata dalam saluran yang dimodelkan. Dua bagian
eksperimen telah dilakukan yaitu dengan saluran kaca dan saluran kaca yang
dasarnya dihampar pasir, dengan demikian aliran air pada eksperimen kedua akan
membawa pasir, sehingga penelitian ini menguji karakteristik dua aliran dengan
viskositas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik aliran air di saluran
terbuka yang diturunkan secara teoritik dan didekati dengan model matematik sesuai
dengan hasil pengamatan dan pengukuran pada model saluran di laboratorium.
Karakteristik yang terbuktikan menyangkut debit, kecepatan, kedalaman aliran,
bilangan Froude, jari-jari hidrolis, dan tegangan geser. Penelitian ini ditujukan pula
untuk mendalami aspek transportasi sedimen, sebagai penelitian lanjutannya.
Kata kunci: Debit teoritik, kecepatan aliran teoritik, bilangan Froude, debit
pengamatan, kecepatan aliran pengamatan, kedalaman aliran
pengamatan, jari-jari hidrolis, tegangan geser.
0.400
Bilangan Froude (F)
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar 2. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 269.726 cm3/det
0.320
0.300
0.280
0.260
0.240
0.220
0.200
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3
Gambar 3. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 539.452 cm3/det
0.800
Bilangan Froude (F)
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5
Gambar 4. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 1338.215 cm3/det
3.1
2.9
2.7
2.5
2.3
2.1
1.9
1.7
1.5
1.3
5.000 7.000 9.000 11.000 13.000 15.000 17.000 19.000
Gambar 5. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 269.726 cm3/det
2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000
Gambar 6. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 593.452 cm3/det
4.2
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
2.8
2.6
2.4
12.000 17.000 22.000 27.000 32.000
Gambar 7. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det
Debit besar yang tercapai pada Gambar Gambar 9 dan Gambar 10. Gambar 9,
7, dapat dipastikan adalah konsekuensi menunjukkan set kejadian aliran yang
dari kondisi kecepatan aliran yang sama dengan Gambar 3 dan Gambar 6,
besar, dimana skala kedalaman air yaitu pada debit 593,452 cm3/det.
serupa dengan nilai debit yang lebih Dengan kecepatan antara 12 – 16
kecil. cm/det, dan kedalaman aliran antara
2,3 – 4,3 cm. Aliran laminer, seragam,
Pada Gambar 4 dengan nilai debit yang
sub kritik. Pada kecepatan besar
besar dan tinggi muka air kecil (2,5
tekanan kecil, dan pada kecepatan kecil
cm), terlihat nilai bilangan Freud sudah
tekanan besar. Hal ini menunjukan
mendekati 1, dengan kata lain kondisi
bahwa tekanan yang tergambarkan
tinggi muka air kecil pada debit yang
adalah tekanan hidrostatis yang
besar sudah hampir menunjukkan
besarnya berbanding lurus dengan
kondisi aliran kritik.
tinggi muka air untuk debit yang sama.
Hubungan tekanan air dan kecepatan Tekanan yang besar pada kecepatan
aliran (persamaan 19 dan 20) menurut yang kecil adalah akibat kedalaman air
pengamatan dan pengukuran digam- yang besar.
barkan secara grafis pada Gambar 8,
14.500
12.500
10.500
8.500
6.500
1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000
Gambar 8. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 269.726 cm3/det
16.000
Kecepatan Aliran (V)
15.000
14.000
13.000
12.000
11.000
2.300 2.800 3.300 3.800 4.300
Gambar 9. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 593.452 cm3/det
27.000
25.000
23.000
21.000
19.000
17.000
15.000
13.000
2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
Gambar 10. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 1265.127 cm3/det
Kesulitan pengukuran dialami pada yang tetap, dan dalam kejadian ini
tinggi muka air yang kecil dan kedalaman air yang berubah-ubah.
kecepatan yang besar, yaitu hasilnya
Hubungan antara nilai bilangan Freude
disajikan Gambar 8 dan Gambar 10, ciri
dan jari-jari hidrolis diplot pada Gambar
langgeng atau tunak (steady) untuk
11 untuk debit tetap 539,452 cm3/det
kedua kejadian aliran ini mulai bergeser
dan Gambar 12 untuk debit tetap
ke arah tidak tunak (unsteady), atau
1265,127 cm3/det. Gambar 11 menun-
u jukan kejadian aliran dengan kecepatan
0 . Untuk penampang model salu-
t tetap (langgeng), dan Gambar 12 keja-
ran yang sama, dengan dimensi lebar dian aliran air dimana ciri langgeng
mulai bergeser.
2.50
Jari-jari Hidrolik (R)
2.00
1.50
1.00
0.210 0.230 0.250 0.270 0.290 0.310 0.330 0.350 0.370
Gambar 11. Grafik Hubungan Bilangan Frounde (F) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 539.452 cm3/det
3.00
Jari-jari Hidrolik (R)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.240 0.290 0.340 0.390 0.440 0.490 0.540 0.590 0.640
Gambar 12. Grafik Hubungan Bilangan Frounde (F) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det
1.80
Jari-jari Hidrolik (R)
1.60
1.40
1.20
10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 18.000
Gambar 13. Grafik Hubungan Tegangan Geser ( ) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 381.640 cm3/det
2.20
2.00
1.80
16.800 17.300 17.800 18.300 18.800 19.300 19.800
Gambar 14. Grafik Hubungan Tegangan Geser ( ) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 1236.040 cm3/det
Eksperimen yang hasil pengamatan dan yang berbeda, dimana pada air sudah
pengukurannya diplot dalam Gambar 2 mengandung pasir (aliran air berpasir).
sampai Gambar 14 diatas kemudian Dasar teoritik untuk kejadian ini adalah
dilakukan kembali dengan menam- hukum kekekalan momentum untuk
bahkan hamparan pasir pada dasar aliran fluida yang ber-viskositas dari
model saluran. Hasil pengamatan, Navier-Stokes (persamaan 13 dan
pengukuran, dan analisa perhitung- persamaan 14).
annya diplot pada Gambar 15 sampai
Pada nilai besaran debit 269,726
Gambar 21.
cm3/det hubungan kecepatan aliran dan
Hal pertama yang dapat teramati dari bilangan Froude diplot (per 0,01) pada
eksperimen kedua ini adalah bahwa Gambar 15, terlihat bilangan Freude
perubahan kekasaran dasar saluran berbanding lurus dengan kecepatan
yang semula dari bahan kaca menjadi aliran secara meyakinkan. Sementara
pasir menyebabkan pengurangan capai- untuk nilai debit yang lebih besar yaitu
an besaran nilai kecepatan aliran, yang 381,450 cm3/det (Gambar 16) dengan
selanjutnya terkait pada pengurangan pembagian skala bilangan Froude yang
capaian besaran nilai debit. Ini lebih renggang (per 0,10) posisi
membuktikan kebenaran dari model kelurusan data menjadi tidak selurus
matematik kecepatan yang secara pada Gambar 15.
teoritik telah dikemukakan oleh
Hal ini mengindikasikan perbedaan sifat
Manning, Chezy dan Strickler, seperti
aliran dari kedua kejadian debit
dikemukakan pada bahasan teoritik
tersebut. Sifat langgeng pada kejadian
diatas.
debit pertama (Gambar 15) lebih kuat
Selain itu pada eksperimen kedua ini dibanding kejadian debit kedua
diuji pula sifat aliran air pada viskositas (Gambar 16).
0.11
Bilangan Froude Berpasir
0.10
0.09
(Fp)
0.08
5.20 5.30 5.40 5.50 5.60 5.70 5.80 5.90
Gambar 15. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 269.726 cm3/det
0.74
Bilangan Froude Berpasir
0.64
(Fp)
0.54
0.44
13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Gambar 16. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det
1.60
Jari-jari Hidrolik Berpasir
1.50
1.40
1.30
(Rp)
1.20
1.10
1.00
0.39 0.44 0.49 0.54 0.59 0.64 0.69 0.74 0.79
Gambar 17. Grafik Hubungan Bilangan Froude Berpasir (Fp) dengan Jari-jari Hidrolik
Berpasir (Rp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det
Untuk kejadian aliran air berpasir mengurangi tekanan, berarti tekanan ini
dengan debit 381,450 cm3/det, keda- adalah tekanan hidrostatis.
laman antara 1 sampai 2 cm, hubungan
Pada debit tertentu diukur luas
antara kedalaman air dan tekanan air
penampang pada beberapa titik yang
terlihat secara meyakinkan berbanding
berbeda sesuai dengan ketidak rataan
lurus (Gambar 18). Ini menunjukan
permukaaan pasir dasar saluran,
bahwa kecepatan air masih relatif kecil,
kemudian hubungan antara kecepatan
dan debit pada kejadian ini termasuk
aliran dan luas penampang basah diplot
debit air yang cenderung tenang,
pada Gambar 20. Terlihat bahwa
dimana tekanan yang terukur adalah
kecepatan aliran berbanding terbalik
dominan merupakan tekanan hidros-
dengan luas penampang basah, pada
tatis.
debit yang sama. Hasil pengamatan uji
Pengamatan terhadap kejadian aliran model laboratorium ini membuktikan
air berpasir untuk hubungan antara kebenaran model teoritik yang dikemu-
kecepatan aliran dan tekanan air pada kakan oleh Chezy, Manning, dan
debit dan penampang saluran yang Strickler (persamaan 16,17,18,19 dan
sama menunjukan bahwa kecepatan 20).
aliran berbanding terbalik dengan
Hubungan antara tegangan geser dan
tekanan air (Gambar 19). Jadi dalam
debit untuk aliran air berpasir menurut
hal ini pada debit yang sama kecepatan
hasil pengamatan berbanding lurus, hal
bertambah jika kedalaman air berku-
ini terlihat pada Gambar 21. Kecen-
rang, dan pengurangan kedalaman air
derungan ini sama dengan untuk aliran
air tak berpasir (Gambar 14).
1.70
1.40
1.10
0.80
1.29 1.39 1.49 1.59 1.69 1.79 1.89
Gambar 18. Grafik Hubungan Tinggi permukaan Air Berpasir (Yp) dengan Tekanan Air
Berpasir (Pp) dimana Debitnya 381.450 cm 3/det
1.70
1.20
0.70
13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Gambar 19. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Tekanan Air
Berpasir (Pp) dimana Debitnya 385.450 cm3/det
28.00
26.00
24.00
22.00
20.00
18.00
12.50 13.50 14.50 15.50 16.50 17.50 18.50 19.50 20.50
Gambar 20. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Luas Permukaan
Basah Berpasir (Ap) dimana Debitnya 381.450 cm3/det
400
Debit Berpasir (Qp)
350
300
250
200
12.700 12.800 12.900 13.000 13.100 13.200 13.300 13.400 13.500 13.600