You are on page 1of 21

Bakhtiar, Joetata Hadihardaja

Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL
BMPTTSSI

KARAKTERISTIK ALIRAN AIR DALAM MODEL SALURAN


TERBUKA MENUJU KAJIAN HIDROLIKA EROSI
DAN TRANSPOR SEDIMEN

Bakhtiar1, Joetata Hadihardaja1

Diterima 12 Maret 2009

ABSTRACT

This paper is prepared as a comprehensive resume of results of continuing research of


the author at Fluid Mechanics and Hydro dynamics Laboratory, Departement of Civil
Engineering, Engineering Faculty, Sangga Buana YPKP University, in collaborating with
lecturer team and last year student researchers. The propose of this research is to
prove theoretical and mathematical of fluid mechanics and fluid dynamics with
observation and measurements to the real water flow in laboratory channel model.
Two parts of experiments was done, first allowing water discharge in glass ditch
model, and second with add the bottom channel with sand layer. So these research
included the difference viscosity of fluids. The results proved that theoretical and
mathematical models of fluid mechanics and fluid dynamics characteristic are agreed
with experimental observations and measurements in laboratory. Those characteristics
included discharge, velocity, flow depth, Froude number, hydraulic radius, and shear
stress. Next, these research also propose to be continue to observe the characteristic
of sediment transport in water flow.
Keywords : Theoretical discharge, theoretical velocity, Froude number, observed
discharge, observed velocity, water flow depth, hydraulic radius, shear
stress.

ABSTRAK

Makalah ini merupakan rangkuman hasil pekerjaan penelitian yang dilakukan penulis
selama di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrodinamika Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sangga Buana YPKP, bersama tim dosen dan para mahasiswa tugas akhir.
Tujuan penelitian terutama adalah untuk pembuktian model-model teoritik melalui

1
S3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Kampus Peleburan Jl. Hayam Wuruk Semarang
Email : bakhtiar_usb@yahoo.co.id (081394936664)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 131


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

pengamatan langsung aliran air nyata dalam saluran yang dimodelkan. Dua bagian
eksperimen telah dilakukan yaitu dengan saluran kaca dan saluran kaca yang
dasarnya dihampar pasir, dengan demikian aliran air pada eksperimen kedua akan
membawa pasir, sehingga penelitian ini menguji karakteristik dua aliran dengan
viskositas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik aliran air di saluran
terbuka yang diturunkan secara teoritik dan didekati dengan model matematik sesuai
dengan hasil pengamatan dan pengukuran pada model saluran di laboratorium.
Karakteristik yang terbuktikan menyangkut debit, kecepatan, kedalaman aliran,
bilangan Froude, jari-jari hidrolis, dan tegangan geser. Penelitian ini ditujukan pula
untuk mendalami aspek transportasi sedimen, sebagai penelitian lanjutannya.
Kata kunci: Debit teoritik, kecepatan aliran teoritik, bilangan Froude, debit
pengamatan, kecepatan aliran pengamatan, kedalaman aliran
pengamatan, jari-jari hidrolis, tegangan geser.

PENDAHULUAN Karakteristik Aliran Air Menurut


Pendekatan Teoritik Dan Model
Penelitian ini bertujuan untuk Matematik
mendalami karakteristik dasar dan
hubungan antar variabel menyangkut Material yang ada di alam dapat
aliran air dalam suatu saluran terbuka, berwujud padat, cair, gas. Semua
dengan jalan membandingkan antara material dapat berubah wujudnya dari
hasil penurunan logika dan rumus padat menjadi cair atau dari cair
matematis dengan hasil pengukuran menjadi gas dan sebaliknya. Pada
langsung variabel aliran air dalam suatu semua material dapat terjadi perubahan
model saluran terbuka yang dialiri air di bentuk (deformasi). Apabila pada benda
laboratorium. Dalam penelitian ini padat diberi gaya geser yang relatif
diupayakan pula pemodelan untuk besar maka akan menimbulkan
menuju pengenalan erosi dan hidrolika deformasi yang relatif kecil, namun
transpor sedimen, dengan jalan sebaliknya apabila pada benda cair
menambahkan lapisan pasir pada dasar (fluida) diberi gaya geser yang relatif
model saluran yang terbuat dari kaca kecil maka akan menimbulkan tegangan
lalu di alirkan air kedalamnya dan geser yang relatif besar. Fluida
iamati serta diukur variabel-variabel didefinisikan sebagai suatu substansi
dasarnya. yang terus menerus berdeformasi
apabila diberi gaya geser. Tegangan
Karakteristik dan variabel-variabel dasar
geser pada fluida nyata akan timbul jika
aliran air yang menjadi objek
fluida nyata tersebut dalam keadaan
pengamatan dan pembahasan dalam
bergerak dan memiliki kekentalan
penelitian ini adalah : Beda tinggi
(viskositas). Pada fluida ideal (ideal
permukaan air, kecepatan aliran, energi
fluids) tidak memiliki kekentalan (tidak
spesifik, keliling basah, jari-jari hidrolis,
berviskositas) dan tidak ada tegangan
debit aliran, bilangan Freude, beda
geser dalam keadaan bergerak.
energi, luas basah, dan tegangan geser.
Tegangan geser dalam fluida bervis-
kositas merupakan hasil dari gerak
relatif antara lapisan aliran yang satu

132 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

dan lapisan yang lain, jika terjadi viskositas kinematik (  ) didefinisikan


pembesaran tegangan relatif maka sebagai perbandingan antara viskositas
akan mengakibatkan terjadinya pembe- dinamik dan rapat massa, digambarkan
saran tegangan geser. Aliran disebut oleh persamaan (2).
laminer apabila hanya tegangan geser
akibat viskositas yang ada. Pada kasus 
 ..........................................(2)
ini setiap partikel fluida bergerak pada 
lintasan yang sejajar dengan garis
pembatas (antar lapisan aliran). Dalam Untuk memberi gambaran tentang
kenyataan aliran yang terjadi dalam gerak fluida dalam batas ruang tertentu
saluran biasanya bukan aliran laminer dibutuhkan persamaan dasar yaitu
tetapi menunjukkan ciri lain yang persamaan kontinuitas (konservasi
disebut turbulensi. Dalam keadaan massa) dan persamaan gerak (kon-
nyata gerak fluida adalah tidak servasi momentum) yang berkaitan
beraturan dalam waktu dan ruang, dengan Hukum Newton II (1642-1727).
pada teknik analisis hidrolika didekati Persamaan gerak fluida tak bervis-
dengan penyederhanaan, antara lain kositas disebut persamaan Euleur
dengan mengambil kecepatan rata-rata. (1707-1783), dimana integrasi dari
Viskositas suatu fluida ditentukan oleh persamaan ini untuk kondisi aliran
tingkat hambatan yang ditimbulkan tunak tidak mampat dan tidak berotasi
pada aliran fluida bersangkutan, menghasilkan persamaan Bernoulli
hambatan geser terukur sebagai gaya (1700-1782). Persamaan Bernoulli
geser total, dimana gaya geser adalah dapat menjelaskan karakteristik aliran
tegangan geser per satuan luas fluida tak-berviskositas yang berkaitan
(Makrup, 2001). Menurut postulat dengan kecepatan, tekanan dan
Newton tegangan geser dalam fluida elevasi, dan dapat diaplikasikan untuk
sebanding dengan tingkat perubahan fluida berviskositas dengan syarat
kecepatan pada satu potongan viskositas diabaikan. Gerak pada aliran
melintang aliran, disebut gradien fluida berviskositas dapat digambarkan
kecepatan yaitu merupakan tingkat oleh persamaan Navier-Stokes (Claude
perubahan waktu pada deformasi Louis Navier, 1785-1836 dan Sir George
sudut. Untuk fluida dengan viskositas Gabriel Stokes 1819-1903), dimana
tinggi dan aliran fluida dalam kecepatan aplikasi persamaan Navier-Stokes untuk
rendah maka fluida mengalir dalam aliran turbulen bisa diturunkan melalui
lapisan yang paralel, dengan tegangan persamaan Reynold (1842-1912).
geser (  ) pada setiap harga z, adalah Aliran yang lewat pada potongan
seperti persamaan (1). memiliki vektor kecepatan v dan luas
du potongan dA, maka besarnya flux
  ......................................(1) massa dan flux volume yang lewat
dz potongan dapat digambarkan oleh
Dengan  adalah faktor proporsio- persamaan (3) dan (4).
nalitas (kesebandingan) yang dikenal Flux massa =  vdA ....................(3)
sebagai viskositas dinamik. Sedangkan A

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 133


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

yaitu secara vektor oleh persamaan


Flux volume =  vdA  kons tan ......(4)
A
(10) dan secara skalar oleh persamaan
Percepatan aliran fluida berubah-ubah (11).
dalam ruang dan waktu, dapat Dv 1
digambarkan persamaan (5).   p  gk .........................(10)
Dt 
v  f ( r , t )  dr / dt .......................(5) U U U U 1 p
U V W 
Dengan : t x y z  x
v  Ui  Vj  Wk  vektor kecepatan
V V V V 1 p
fluida dengan komponen ruang U,V,W U V W 
r  xi  yj  zk  vektor posisi t x y z  y
dengan komponen ruang x,y,z W W W W 1 p
U V W  g
Persamaan keseimbangan massa atau t x y z  z
persamaan konservasi massa tiga ....................................................(11)
dimensi untuk fluida tak-mampu-
mampat (incompressible fluid) dapat Dari persamaan-persamaan diatas
digambarkan dalam notasi skalar oleh kemudian melalui penyederhanaan
persamaan (6) dan dalam notasi vektor dimensional, diturunkan Hukum Ber-
persamaan (7). noulli, yang berlaku pada setiap titik
dalam medan aliran untuk aliran
U V W
   0 .......................(6) langgeng tak-berotasi, yaitu persamaan
x y z (12).

div v  .v ............................(7) v2 p


He    z  kons tan .......(12)
Persamaan keseimbangan momentum 2 g g
(Hukum Newton II) dalam notasi vektor Untuk fluida dengan viskositas tidak
dapat ditulis seperti persamaan (8) dan
sama dengan nol (   0 ), persamaan
dalam notasi skalar adalah persamaan
(9). kekekalan momentum dijelaskan oleh
persamaan Navier-Stokes, secara vek-
Fdt  d (mv ) .................................(8) tor oleh persamaan (13) dan secara
U V W
skalar dalam koordinat cartesians oleh
Fx  m  ma x ; Fy  m  ma y ; Fz  m  ma z persamaan (14).
t t t
......................................................(9)
 (.v)v   p  v( 2 v)  gk ....(13)
Dv 1
Dt 
Persamaan kekekalan momentum untuk
fluida tak-berviskositas (   0 ) dapat
digambarkan oleh persamaan Euleur,

V UV VV VW 1 p   2V  2V  2V 


      
 x 2   

t x y z  y  y 2 z 2 

134 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

U UU UV UW 1 p   2U  2U  2U 


      
   

t x y z  x  x
2
y 2
z 2 
W UW VW WW 1 p   2W  2W  2W 
     
   
g
t x y z  z  x
2
y 2
z 2 
........................................................................................................................(14)

Dari hasil percobaannya Reynold C = konstanta Chezy [m 0,5/det]


menyimpulkan perubahan dari aliran R = jari-jari hidrolis
laminer ke aliran turbulen akan terjadi ie = kemiringan garis energi.
pada suatu besaran dengan nilai batas
tertentu yang dikenal sebagai bilangan 1 1/ 6
C R .................................(17)
Reynold (Re), yang mengekspresikan n
nilai perbandingan antara gaya inersia 1
u  C Ri e  R 2 / 3 ie .............(18)
1/ 2
dan gaya viskositas, yaitu persamaan
(15).
n
Dimana :
UL n = koefisien kekasaran Manning
Re  ....................................(15) R = jari-jari hidrolis yaitu penampang
v
basah saluran dibagi keliling
Dimana : basah saluran (R = A/P).
U = skala kecepatan
u  C Rie  K s R 2 / 3ie
1/ 2
L = skala panjang ............(19)
V = koefosien kekentalan kinematik.
dengan keoefisien kekasaran strickler
Untuk menghitung debit aliran,
1
berdasarkan data empirik untuk aliran Ks 
turbulen, formula perhitungan debit n
pertama kali dikemukakan oleh Chezy Strickler (1923) mendefinisikan nilai
(1718-1783) yaitu persamaan (16), kekasaran Manning n sebagai fungsi
kemudian koefisien Chezy dikem- dari ukuran partikel (Morris dan Fan,
bangkan oleh Robert Manning (1816- 1998), yaitu seperti pada persamaan
1897) yaitu persamaan (17) dan (20).
koefisien untuk kecepatan rata-rata
menjadi persamaan (18), kemudian d
1/ 6

oleh Strickler (1923) menjadi n  50 ....................................(20)


persamaan (19). 21 .1
Disamping aliran laminer dan turbulen,
Q  CA( Ri e ) 0,5 ; u  C Rie .....(16) pembagian jenis aliran fluida berda-
sarkan fungsi kecepatan terhadap
Dimana :
waktu, dikenal pula aliran langgeng
Q = debit pengaliran [m3/det]
atau aliran tunak ( steady) dan tak
A = luas tampang aliran [m2]
lenggeng (unsteady), aliran langgeng
u = kecepatan rata-rata tampang jika kecepatan pada satu titik
aliran [m/det] sepanjang waktu konstan (untuk satu

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 135


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

dimensi U / t  0) . Jadi untuk aliran berubah cepat (rapidly varied flow).


turbulen, aliran langgeng adalah apabila Dalam aliran berubah cepat, variasi
kecepatan aliran rata-rata sepanjang kedalaman, lebar, dan kecepatan
waktu pada suatu tampang lintang terjadi pada jarak yang pendek dalam
aliran adalah konstan. Aliran langgeng saluran, serat aliran memiliki keleng-
terdiri dari aliran langgeng seragam dan kungan yang tajam, tekanan yang
aliran langgeng tidak seragam. Aliran terjadi pada aliran bukan tekanan
langgeng seragam merupakan aliran hidrostatik. Contohnya adalah aliran
dengan kecepatan rata-rata sepanjang pada puncak mercu, aliran jatuh bebas,
alur aliran sama sepanjang waktu dan loncatan air.
( u / t  0 dan u / x  0 ), aliran Adanya suatu benda (butiran sedimen)
seragam dapat dibagi berdasarkan pola dalam medan aliran, akan menimbulkan
perambatan gelombang menjadi 3 jenis diterimanya gaya-gaya oleh benda
aliran, yaitu aliran sub kritik, aliran tersebut dari fluida yang sedang
kritik, dan aliran superkritik. Untuk bergerak, apabila ada kecepatan relatif
identifikasi 3 jenis aliran ini dapat antara fluida dan benda. Gaya fluida
digunakan bilangan Froude, Fr (William yang bekerja pada arah gerak dari
Froude, 1810-1879), yang merupakan benda, disebut gaya seret (drag force),
perbandingan antara kecepatan rata- dan yang bekerja tegak lurus dengan
rata kedalaman (u) dengan cepat rapat arah gerak benda, disebut gaya angkat
gelombang (c), yaitu persamaan (21). (lift force). Komponen parameter gaya
Aliran disebut super kritik apabila Fr >1, dan kecepatan yang bekerja pada
kritik Fr=1, dan sub kritik Fr<1. butiran sedimen terdiri dari kecepatan
awal, V0  [Vx 0 ,Vz 0 ] ; kecepatan rela-
u u
Fr   ...........................(21) tif, ( Vrt ); gaya berat, ( FG ); gaya ang-
c gh
kat, ( FL ) dan gaya seret ( FD ), lihat
Dimana : Gambar 1.
U = kecepatan aliran
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman aliran.
Aliran langgeng tak seragam adalah
aliran dengan kecepatan pada satu titik
sepanjang waktu adalah konstan
( u / t  0) tetapi kecepatan sepan-
jang arah aliran tidak konstan
( u / x  0 , u / y  0) . Ketidakse-
ragaman diakibatkan perubahan pe-
nampang basah akibat adanya
penghalang, atau perubahan dasar Gambar 1 Gaya pada butiran sediment
saluran. Terdapat dua tipe aliran tak dalam aliran
seragam, yaitu aliran berubah lambat (sumber: Makrup, 2001)
(gradually varied flow) dan aliran

136 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Gaya seret dapat di ekspresikan oleh Q = debit air


persamaan (22), gaya akibat perce- V = kecepatan rata-rata
patan gravitasi oleh persamaan (23), S = energi kemiringan
dan gaya angkat oleh persamaan (24). permukaan air
 = adalah tegangan geser di
FD  C D 1 / 2u 2 A .....................(22) dasar saluran
Dimana : V = daya seret per unit luas
C D = koefisien gaya seret dasar saluran
VS = satuan daya seret
u=u0 = kecepatan aliran
A dan B = parameter yang
A = potongan dari benda normal
berhubungan dengan kondisi
dalam arah aliran
hidrolis dan kondisi sedimen
 = rapat massa fluida.
dan memiliki nilai berbeda di
tiap persamaan.
FG  (  s   ) gD 3 / 6 ...............(23)
1 MODEL LABORATORIUM DAN
FL  C L u 0 2 A ........................(24) DISAIN EKSPERIMEN
2
Dimana : Penelitian dilakukan di laboratorium
CL = koefisien gaya angkat. dengan menggunakan model saluran
terbuka terbuat dari kaca dengan tinggi
Transpor sedimen berupa pasir 27cm, lebar 15cm dan panjang 355cm
menurut observasi Yang (1983, dalam serta ketebalan kaca 5mm. Eksperimen
Morris dan Fan, 1998) berbasis pada dilakukan dengan variasi tahapan
korelasi antara transpor sedimen percobaan yaitu pertama mengalirkan
dengan satu varibel hidrolika menggu- air di dalam saluran kaca lalu tahap
nakan salah satu dari persamaan dasar berikutnya mengalirkan air di dalam
(25) sampai persamaan (30). sluran kaca yang sama tetapi dasar
saluran ditambahkan lapisan pasir.
q s  A(Q  Qcr ) B .......................(25)
Ekperimen lain dilakukan pula pada
kondisi model saluran ditambah lapisan
q s  A(V  Vcr ) B .......................(26)
pasir dan ditempatkan model ambang
terbuat dari kayu. Alat yang digunakan
q s  A( S  S cr ) B .......................(27) dalam penelitian eksperimen ini ter-
masuk : pompa air, alat ukur debit, alat
q s  A(   cr ) B .........................(28) ukur kecepatan, meteran, kamera,
sekop kecil, plat strip. Pengamatan,
q s  A(V   crVcr ) B ...................(29) pengukuran dan pencatatan dilakukan
terhadap variasi besaran dari varibel :
q s  A(VS  Vcr S cr ) B ..................(30) debit aliran air (yang diatur dengan
harga ber beda), kedalaman aliran air,
Dimana : kedalaman pasir, kecapatan aliran,
q s = debit sedimen per satuan lebar kedalaman gerusan pasir.
saluran

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 137


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

ANALISIS DAN PEMBAHASAN debit 1338, 215 cm3/det, pada lebar


model saluran yang sama, dan aliran
Untuk menentukan suatu aliran air diatur oleh pompa. Pengambilan selisih
nyata dalam klasifikasi jenis alirannya skala 0,02 untuk nilai bilangan Freud
(laminer-turbulen, seragam-tak sera- untuk debit 539,452 cm 3/det (Gambar
gam, langgeng-tak langgeng, sub kritik- 4), dan untuk nilai bilangan Froude
kritik-super kritik, berubah lambat- antara 0,20-0,360 menunjukan suatu
berubah cepat), ternyata tidak serta- hubungan yang sesuai dengan model
merta dapat dipastikan langsung. matematik karakteristik aliran, dimana
Diperlukan suatu upaya berupa perco- nilai bilangan Froude berbanding
baan, pengamatan, pengukuran dan terbalik dengan kedalaman aliran.
pencatatan secara berulang-ulang. Kondisi ini menunjukan ciri identitas
Dalam penelitian ini upaya tersebut jenis aliran laminer, seragam, tunak,
dilakukan untuk membandingkan karak- sub kritik.
teristik teoritik dengan kenyataan aliran
air yang diamati melalui suatu model Hubungan antara kecepatan aliran
saluran di laboratorium. Percobaan (persamaan 17, 18 dan 19) terhadap
dilakukan berulang-ulang dengan tinggi permukaan air tertera pada
menetapkan variasi debit, perubahan Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7,
kondisi dasar saluran (yaitu dengan untuk nilai besaran debit berbeda.
penghamparan pasir), dan penempatan Gambar 6 menunjukan ciri kejadian
model ambang melintang model yang sama dengan Gambar 3. Grafik
saluran. yang merupakan penggambaran hasil
pengamatan menunjukan kesesuaian
Pencatatan dilakukan terhadap debit, dengan model teroritik matematis
kedalaman air pada beberapa titik secara jelas, dimana untuk meng-
pengamatan dengan jarak divariasikan. hasilkan debit yang sama tinggi muka
Setiap variasi akan merupakan suatu air makin kecil dengan semakin
set kondisi aliran, dan dilakukan analisa besarnya kecepatan. Pada pasangan
perhitungan serta penggambaran hu- Gambar 2 dan Gambar 5 serta Gambar
bungan antar variabel karakteristik 4 dan Gambar 7, kesesuaian antara
aliran, baik hasil pengamatan maupun model teoritik matematis dan penga-
hasil hitungan. Hasilnya adalah seperti matan tidak mudah disimpulkan, ini
tersaji dalam Gambar (2) sampai menunjukkan bahwa aliran air yang
Gambar (21). terjadi semakin hilang ciri laminer,
Grafik tinggi permukaan air (kedalaman seragam, dan tunaknya, sementara itu
aliran) terhadap nilai bilangan Froude penentuan sub-kritik atau kritik, tidak
(persamaan 21) untuk kondisi debit terlalu mudah juga untuk diamati,
berbeda adalah Gambar 2 untuk debit mengingat pengukuran sulit dilakukan
269,726 cm3/det, Gambar 3 untuk debit ketika ciri tunak (langgeng, steady) dan
539,452 cm3/det, dan Gambar 4 untuk ciri laminer mulai bergeser.

138 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Grafik Tinggi Permukaan Air (Y) vs Bilangan Froude (F)


3
Debit 269,726 cm /det

0.400
Bilangan Froude (F)

0.350

0.300

0.250

0.200

0.150

0.100
1 1.5 2 2.5 3 3.5

Tinggi M uka Air (Y)

Gambar 2. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 269.726 cm3/det

Grafik Tinggi Permukaan Air (Y) vs Bilangan Froude (F)


3
Debit 539,452 cm /det
0.360
0.340
Bilangan Froude (F)

0.320
0.300
0.280
0.260
0.240
0.220
0.200
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3

Tinggi Muka Air (Y)

Gambar 3. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 539.452 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 139


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Grafik Tinggi Permukaan Air (Y) vs Bilangan Froude (F)


3
Debit 1338,215 cm /det

0.800
Bilangan Froude (F)

0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5

Tinggi Muka Air (Y)

Gambar 4. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 1338.215 cm3/det

Grafik Kecepatan Aliran (V) vs Tinggi Permukaan Air (Y)


3
Debit 269,726 cm /det
3.3
Tinggi Permukaan Air (Y)

3.1
2.9
2.7
2.5
2.3
2.1
1.9
1.7
1.5
1.3
5.000 7.000 9.000 11.000 13.000 15.000 17.000 19.000

Kecepatan Aliran (V)

Gambar 5. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 269.726 cm3/det

140 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Grafik Kecepatan Aliran (V) vs Tinggi Permukaan Air (Y)


3
Debit 593,452 cm /det
3
2.9
Tinggi Permukaan Air (Y)

2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000

Kecepatan Aliran (V)

Gambar 6. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 593.452 cm3/det

Grafik Kecepatan Aliran (V) vs Tinggi Permukaan Air (Y)


3
Debit 1265,127 cm /det
4.4
Tinggi Permukaan Air (Y)

4.2
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
2.8
2.6
2.4
12.000 17.000 22.000 27.000 32.000

Kecepatan Aliran (V)

Gambar 7. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 141


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Debit besar yang tercapai pada Gambar Gambar 9 dan Gambar 10. Gambar 9,
7, dapat dipastikan adalah konsekuensi menunjukkan set kejadian aliran yang
dari kondisi kecepatan aliran yang sama dengan Gambar 3 dan Gambar 6,
besar, dimana skala kedalaman air yaitu pada debit 593,452 cm3/det.
serupa dengan nilai debit yang lebih Dengan kecepatan antara 12 – 16
kecil. cm/det, dan kedalaman aliran antara
2,3 – 4,3 cm. Aliran laminer, seragam,
Pada Gambar 4 dengan nilai debit yang
sub kritik. Pada kecepatan besar
besar dan tinggi muka air kecil (2,5
tekanan kecil, dan pada kecepatan kecil
cm), terlihat nilai bilangan Freud sudah
tekanan besar. Hal ini menunjukan
mendekati 1, dengan kata lain kondisi
bahwa tekanan yang tergambarkan
tinggi muka air kecil pada debit yang
adalah tekanan hidrostatis yang
besar sudah hampir menunjukkan
besarnya berbanding lurus dengan
kondisi aliran kritik.
tinggi muka air untuk debit yang sama.
Hubungan tekanan air dan kecepatan Tekanan yang besar pada kecepatan
aliran (persamaan 19 dan 20) menurut yang kecil adalah akibat kedalaman air
pengamatan dan pengukuran digam- yang besar.
barkan secara grafis pada Gambar 8,

Grafik Tekanan Air (P) vs Kecapatan Aliran (V)


3
Debit 269,726 cm /det
16.500
Kecepatan Aliran (V)

14.500

12.500

10.500

8.500

6.500
1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Tekanan Air (P)

Gambar 8. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 269.726 cm3/det

142 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Grafik Tekanan Air (P) vs Kecapatan Aliran (V)


3
Debit 593,452 cm /det
17.000

16.000
Kecepatan Aliran (V)

15.000

14.000

13.000

12.000

11.000
2.300 2.800 3.300 3.800 4.300

Tekanan Air (P)

Gambar 9. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 593.452 cm3/det

Grafik Tekanan Air (P) vs Kecapatan Aliran (V)


3
Debit 1265,127 cm /det
33.000
31.000
29.000
Kecepatan Aliran (V)

27.000
25.000
23.000
21.000
19.000
17.000
15.000
13.000
2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000

Tekanan Air (P)

Gambar 10. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 1265.127 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 143


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Kesulitan pengukuran dialami pada yang tetap, dan dalam kejadian ini
tinggi muka air yang kecil dan kedalaman air yang berubah-ubah.
kecepatan yang besar, yaitu hasilnya
Hubungan antara nilai bilangan Freude
disajikan Gambar 8 dan Gambar 10, ciri
dan jari-jari hidrolis diplot pada Gambar
langgeng atau tunak (steady) untuk
11 untuk debit tetap 539,452 cm3/det
kedua kejadian aliran ini mulai bergeser
dan Gambar 12 untuk debit tetap
ke arah tidak tunak (unsteady), atau
1265,127 cm3/det. Gambar 11 menun-
u jukan kejadian aliran dengan kecepatan
 0 . Untuk penampang model salu-
t tetap (langgeng), dan Gambar 12 keja-
ran yang sama, dengan dimensi lebar dian aliran air dimana ciri langgeng
mulai bergeser.

Grafik Bilangan Froude (F) vs Jari-jari Hidrolik (R)


3
Debit 539,452 cm /det

2.50
Jari-jari Hidrolik (R)

2.00

1.50

1.00
0.210 0.230 0.250 0.270 0.290 0.310 0.330 0.350 0.370

Bilangan Froude (F)

Gambar 11. Grafik Hubungan Bilangan Frounde (F) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 539.452 cm3/det

Grafik Bilangan Froude (F) vs Jari-jari Hidrolik (R)


3
Debit 1265,127 cm /det

3.00
Jari-jari Hidrolik (R)

2.50

2.00

1.50

1.00
0.240 0.290 0.340 0.390 0.440 0.490 0.540 0.590 0.640

Bilangan Froude (F)

Gambar 12. Grafik Hubungan Bilangan Frounde (F) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det

144 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Menurut postulat Newton tegangan Gambar 13 dan Gambar 14 menun-


geser dalam fluida sebanding dengan jukan hubungan antara tegangan geser
tingkat perubahan kecepatan pada satu dan jari-jari hidrolis untuk dua kejadian
potongan melintang aliran, tingkat debit, yaitu 381,640 cm3/det dan
perubahan kecepatan atau gradien 1236,040 cm3/det. Dengan gambar ini
kecepatan merupakan tingkat peru- penelitian membuktikan pula bahwa
bahan waktu pada deformasi sudut. tegangan geser dalam aliran air
berbanding lurus dengan jari-jari
hidrolis.

Grafik Tegangan Geser (t) vs Jari-jari Hidrolik (R)


Debit 381,640 cm3/det
2.00

1.80
Jari-jari Hidrolik (R)

1.60

1.40

1.20
10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 18.000

Tegangan Geser (t)

Gambar 13. Grafik Hubungan Tegangan Geser (  ) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 381.640 cm3/det

Grafik Tegangan Geser (t) vs Jari-jari Hidrolik (R)


3
Debit 1236,040 cm /det
2.40
Jari-jari Hidrolik (R)

2.20

2.00

1.80
16.800 17.300 17.800 18.300 18.800 19.300 19.800

Tegangan Geser (t)

Gambar 14. Grafik Hubungan Tegangan Geser (  ) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 1236.040 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 145


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Eksperimen yang hasil pengamatan dan yang berbeda, dimana pada air sudah
pengukurannya diplot dalam Gambar 2 mengandung pasir (aliran air berpasir).
sampai Gambar 14 diatas kemudian Dasar teoritik untuk kejadian ini adalah
dilakukan kembali dengan menam- hukum kekekalan momentum untuk
bahkan hamparan pasir pada dasar aliran fluida yang ber-viskositas dari
model saluran. Hasil pengamatan, Navier-Stokes (persamaan 13 dan
pengukuran, dan analisa perhitung- persamaan 14).
annya diplot pada Gambar 15 sampai
Pada nilai besaran debit 269,726
Gambar 21.
cm3/det hubungan kecepatan aliran dan
Hal pertama yang dapat teramati dari bilangan Froude diplot (per 0,01) pada
eksperimen kedua ini adalah bahwa Gambar 15, terlihat bilangan Freude
perubahan kekasaran dasar saluran berbanding lurus dengan kecepatan
yang semula dari bahan kaca menjadi aliran secara meyakinkan. Sementara
pasir menyebabkan pengurangan capai- untuk nilai debit yang lebih besar yaitu
an besaran nilai kecepatan aliran, yang 381,450 cm3/det (Gambar 16) dengan
selanjutnya terkait pada pengurangan pembagian skala bilangan Froude yang
capaian besaran nilai debit. Ini lebih renggang (per 0,10) posisi
membuktikan kebenaran dari model kelurusan data menjadi tidak selurus
matematik kecepatan yang secara pada Gambar 15.
teoritik telah dikemukakan oleh
Hal ini mengindikasikan perbedaan sifat
Manning, Chezy dan Strickler, seperti
aliran dari kedua kejadian debit
dikemukakan pada bahasan teoritik
tersebut. Sifat langgeng pada kejadian
diatas.
debit pertama (Gambar 15) lebih kuat
Selain itu pada eksperimen kedua ini dibanding kejadian debit kedua
diuji pula sifat aliran air pada viskositas (Gambar 16).

Grafik Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) vs Bilangan


Froude Berpasir (Fp)
3
Debit 269,726 cm /det

0.11
Bilangan Froude Berpasir

0.10

0.09
(Fp)

0.08
5.20 5.30 5.40 5.50 5.60 5.70 5.80 5.90

Kecepatan Aliran Berpasir (Yp)

Gambar 15. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 269.726 cm3/det

146 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Grafik Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) vs Bilangan


Froude Berpasir (Fp)
3
Debit 381,450 cm /det

0.74
Bilangan Froude Berpasir

0.64
(Fp)

0.54

0.44
13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00

Kecepatan Aliran Berpasir (Yp)

Gambar 16. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det

Hubungan antara nilai bilangan Froude kecenderungannya adalah bahwa pada


dengan jari-jari hodrolis untuk air aliran air berpasir bilangan Froude
berpasir pada kejadian debit 381,450 berbanding terbalik dengan jari-jari
cm3/det diplot oleh Gambar 17. Sama hidrolis.
dengan kejadian aliran air tak berpasir,

Grafik Bilangan Froude Berpasir (Fp) vs Jari-jari Hidrolik


Berpasir (Rp)
3
Debit 381,450 cm /det

1.60
Jari-jari Hidrolik Berpasir

1.50
1.40
1.30
(Rp)

1.20
1.10
1.00
0.39 0.44 0.49 0.54 0.59 0.64 0.69 0.74 0.79

Bilangan Froude Berpasir (Fp)

Gambar 17. Grafik Hubungan Bilangan Froude Berpasir (Fp) dengan Jari-jari Hidrolik
Berpasir (Rp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 147


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Untuk kejadian aliran air berpasir mengurangi tekanan, berarti tekanan ini
dengan debit 381,450 cm3/det, keda- adalah tekanan hidrostatis.
laman antara 1 sampai 2 cm, hubungan
Pada debit tertentu diukur luas
antara kedalaman air dan tekanan air
penampang pada beberapa titik yang
terlihat secara meyakinkan berbanding
berbeda sesuai dengan ketidak rataan
lurus (Gambar 18). Ini menunjukan
permukaaan pasir dasar saluran,
bahwa kecepatan air masih relatif kecil,
kemudian hubungan antara kecepatan
dan debit pada kejadian ini termasuk
aliran dan luas penampang basah diplot
debit air yang cenderung tenang,
pada Gambar 20. Terlihat bahwa
dimana tekanan yang terukur adalah
kecepatan aliran berbanding terbalik
dominan merupakan tekanan hidros-
dengan luas penampang basah, pada
tatis.
debit yang sama. Hasil pengamatan uji
Pengamatan terhadap kejadian aliran model laboratorium ini membuktikan
air berpasir untuk hubungan antara kebenaran model teoritik yang dikemu-
kecepatan aliran dan tekanan air pada kakan oleh Chezy, Manning, dan
debit dan penampang saluran yang Strickler (persamaan 16,17,18,19 dan
sama menunjukan bahwa kecepatan 20).
aliran berbanding terbalik dengan
Hubungan antara tegangan geser dan
tekanan air (Gambar 19). Jadi dalam
debit untuk aliran air berpasir menurut
hal ini pada debit yang sama kecepatan
hasil pengamatan berbanding lurus, hal
bertambah jika kedalaman air berku-
ini terlihat pada Gambar 21. Kecen-
rang, dan pengurangan kedalaman air
derungan ini sama dengan untuk aliran
air tak berpasir (Gambar 14).

Grafik Tinggi Permukaan Air Berpasir (Yp) vs Tekanan


Air Berpasir (Pp)
3
Debit 381,450 cm /det
Tekanan Air Berpasir (Pp)

1.70

1.40

1.10

0.80
1.29 1.39 1.49 1.59 1.69 1.79 1.89

Tinggi Permukaan Air Berpasir (Yp)

Gambar 18. Grafik Hubungan Tinggi permukaan Air Berpasir (Yp) dengan Tekanan Air
Berpasir (Pp) dimana Debitnya 381.450 cm 3/det

148 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

Grafik Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) vs Tekanan Air


Berpasir (Pp)
3
Debit 385,450 cm /det
Tekanan Air Berpasir (Pp)

1.70

1.20

0.70
13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00

Kecepatan Aliran Berpasir (Vp)

Gambar 19. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Tekanan Air
Berpasir (Pp) dimana Debitnya 385.450 cm3/det

Grafik Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) vs Luas


permukaan Basah Berpasir (Ap)
3
Debit 381,450 cm /det
Luas Aliran Berpasir (Ap)

28.00

26.00

24.00

22.00

20.00

18.00
12.50 13.50 14.50 15.50 16.50 17.50 18.50 19.50 20.50

Kecepatan Aliran Berpasir (Vp)

Gambar 20. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Luas Permukaan
Basah Berpasir (Ap) dimana Debitnya 381.450 cm3/det

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 149


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

Grafik Tegangan Geser Berpasir (t p1) vs Debit Berpasir


(Qp)

400
Debit Berpasir (Qp)

350

300

250

200
12.700 12.800 12.900 13.000 13.100 13.200 13.300 13.400 13.500 13.600

Tegangan Geser Berpasir (t p1)

Gambar 21. Grafik Hubungan Tegangan Geser Berpasir ( p1 )


dengan Debit Berpasir (Qp)

KESIMPULAN pada debit dan penampang saluran


yang tetap
Dengan penelitian ini teramati bahwa - Tekanan air berbanding terbalik
karaketristik hidrolis aliran di saluran dengan kecepatan aliran pada debit
terbuka antara air murni dan air dan penampang saluran yang tetap
berpasir cenderug sama, dan terbukti - Nilai bilangan Froude berbanding
bahwa pola hubungan antara variabel terbalik dengan jari-jari hidrolis, pada
karakteristik hidrolis yang dikemukakan debit dan penampang saluran yang
para ahli secara teoritik melalui tetap
penurunan model matematis (persama- - Pada beberapa nilai debit di saluran
an 12) sama dengan hasil pengamatan terbuka dengan penampang tetap,
dan pengukuran terhadap aliran air tegangan geser berbanding lurus
nyata dalam model saluran, baik untuk dengan jari-jari hidrolis.
aliran air murni maupun aliran air
berpasir (kondisi viskositas berbeda).
SARAN
Hubungan-hubungan karakteristik aliran
air tersebut pada setiap titik (masing- Pada penelitian ini karakteristik hidrolis
masing titik) adalah : yang menyangkut aspek debit dan
- Tinggi permukaan air (kedalaman air) kecepatan terfokus pada elemen air.
berbanding terbalik dengan bilangan Sebagai saran yang hendak dikemuka-
Froude pada debit dan penampang kan disini adalah diperlukan pengem-
saluran yang tetap bangan penelitian untuk pola uji yang
- Kecepatan aliran air berbanding serupa tetapi fokus debit dan kecepatan
terbalik dengan kedalaman aliran,

150 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

ditujukan pada elemen sedimen. Kodoatie, Robert, (2002). "Hidrolika


Sebagai hipotesa dapat dikemukakan Terapan, Aliran Pada Saluran Terbuka
pada saran ini bahwa gerak sedimen dan Pipa”, Penerbit ANDI Yogyakarta,
bisa diamati melalui penguatan warna xii + 342 hlm
objek (butir sedimen) dan penggunaan
Morris, Gregory L. Dan Fan, Jiahua,
kamera dengan resolusi tinggi. Sebagai
(1998). “Reservoir Sedimentation
acuan pendekatan teoritik antara lain
Handbook, Design and Management of
dapat digunakan pendekatan Yang
Dams, Reservoirs, and Watersheds for
(persamaan 25 sampai 30).
Sustainable Use”, Mc Graw Hill, xxiv+
735 hlm
DAFTAR PUSTAKA
Makrup, Lalu, (2001). “Dasar-Dasar
Chow, Ven Te, (1959). “Open-Channel Analisis Aliran di Sungai dan Muara”,
Hydraulics”, International Student UII Press Jogyakarta, cetakan pertama,
Edition, McGraw-Hill International Book vii + 241 hlm
Company, Kogakusha, xviii + 680
pages.

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 151

You might also like