You are on page 1of 12

Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

SIFAT KIMIA DAN FISIK TANAH PADA AREAL BEKAS TAMBANG BAUKSIT
DI PULAU BINTAN, RIAU
(Soil Chemical and Physical Properties of the ex-Bauxite Mining Site
at Bintan Island, Riau)*)
Oleh/By:
Sastra Sembiring1
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli
Sibaganding Km 10,5 Aek Nauli Parapat - 21174 Sumatera Utara Telp. (0625) 41659 dan 41653
1
e-mail : evo_dunkz@yahoo.co.id
*) Diterima : 06 November 2007; Disetujui : 07 Mei 2008

ABSTRACT
It is important to explore soil properties of the ex-bauxite mining site to determine the suitable reclamation
method. By analyzing the chemical and physical properties of the ex-bauxite mining soil in the laboratory,
elements that caused the decrease of soil fertility can be found. The effects of mining activity on the soil
fertility were studied in Wacopek village, East Bintan District, Bintan Island, after it had been exploitated 2
years before. The random sampling method of FAO (1976) in gathering ex-mining soil within 0-30 cm depth
at six points was applied. The research showed that the soil fertility of ex-mining site was significantly
degraded. Almost all of the chemical elements of the ex-bauxite mining soil were in average range, except for
C and N elements which were extremely less and this caused the poor growth of plants in the plot sites.
Furthermore, the soil elements contained in the ex-bauxite mining soil could not be directly absorbed by
plants contributing also to the slow germination of plants.
Key words: Reclamation, soil properties, ex-bauxite mining, soil fertility

ABSTRAK
Sifat-sifat tanah pada areal bekas tambang bauksit perlu diketahui guna menentukan metode reklamasi yang
tepat. Dengan melakukan analisis laboratorium terhadap sifat-sifat kimia dan fisik tanah bekas tambang
bauksit, unsur-unsur hara yang menyebabkan menurunnya kesuburan tanah dapat diketahui. Penelitian
mengenai dampak penambangan bauksit terhadap tanah dilakukan di Desa Wacopek, Kabupaten Bintan
Timur, Pulau Bintan yang telah ditinggalkan selama 2 tahun. Pengambilan contoh tanah mengikuti metode
FAO (1976) yang dilakukan pada kedalaman 0-30 cm di enam titik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesuburan tanah pada areal bekas tambang bauksit sangat rendah. Hampir semua unsur hara pada bekas
tambang bauksit dalam kondisi sedang kecuali unsur C dan N sangat rendah dan menjadi faktor penghambat
bagi pertumbuhan tanaman di lokasi penelitian. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa unsur-unsur
hara terkandung pada tanah bekas tambang bauksit tidak dapat diserap secara langsung oleh akar tanaman,
hal ini juga mejadi penghambat bagi pertumbuhan tanaman.
Kata kunci: Reklamasi, sifat-sifat tanah, bekas tambang bauksit, kesuburan tanah

I. PENDAHULUAN satunya adalah Pulau Bintan. Pada saat


ini di Pulau Bintan terdapat sekitar 989,1
A. Latar Belakang ha areal tambang bauksit dengan kapasi-
tas produksi sekitar 1.237.006 ton/tahun
Pemerintah meresmikan wilayah Riau (2001) dan 1.283.485 ton/tahun (2002)
Kepulauan menjadi satu provinsi dengan (Anonim, 2003).
ibukota Tanjung Pinang di Pulau Bintan Lahan bekas tambang bauksit sampai
pada bulan Juli 2004. Wilayah Riau Ke- sekarang masih luas sebagai lahan kritis
pulauan terdiri dari banyak pulau, salah sehingga potensi sebagai penghasil air

123
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

bersih belum memungkinkan dilakukan karena usaha pertambangan bauksit seca-


walaupun letaknya yang strategis karena ra ekonomi menguntungkan. Nilai ekspor
bersebelahan dengan Pusat Pengembang- bauksit pada tahun 2001 dan 2002 dari
an Industri Pulau Batam serta bertetangga Pulau Bintan adalah US$ 13.846.741 dan
dengan negara Singapura. Salah satu de- US$ 13.938.063 yang merupakan salah
visa berpotensi besar di Pulau Bintan satu devisa penting untuk Pendapatan
adalah menjadikan wilayah pemasok air Asli Daerah (PAD) dari Pulau Bintan
bersih pada kedua kawasan tersebut. (Ano-nim, 2003). Selain itu sifat negatif
Dari hasil penelitian bulan Agustus lahan bekas tambang kemungkinan
2004, areal bekas tambang bauksit oleh mengan-dung zat-zat polutan yang
PT. Aneka Tambang yang kritis seluas berbahaya bagi kesehatan manusia.
989,1 ha belum berhasil direklamasi. Pu- Pemahaman terhadap sifat-sifat tanah
lau Bintan memiliki areal daratan seluas bekas tambang tersebut sangat diperlukan
4.303,3 km2 (Anonim, 2003). sebagai dasar penyu-sunan strategi teknik
Karakteristik umum yang paling me- reklamasi lahan tersebut.
nonjol pada lahan bekas tambang bauksit Selain itu, letak Pulau Bintan yang
adalah lahan rusak berat yang membuat bersebelahan dengan Pusat Pengembang-
terjadi erosi yang berat, lapisan tanah atas an Industri Pulau Batam dan Singapura
yang tipis atau bahkan hilang. Tanah be- merupakan potensi yang baik dari segi
kas tambang bauksit biasanya padat dan ekonomi terutama untuk memenuhi kebu-
sukar diolah; mempunyai struktur, teks- tuhan air bersih di kedua kawasan terse-
tur, porositas, dan bulk density yang tidak but. Potensi ini didukung oleh curah hu-
mendukung mempengaruhi perkembang- jan rata-rata per tahun sebesar 3.289 mm
an sistem perakaran dan mengganggu dan 177 hari hujan (Stasiun Klimatologi
pertumbuhan tanaman. Kijang, 2002).
Kondisi tanah yang padat dapat me- Penelitian ini bertujuan untuk menda-
nyebabkan buruknya sistem tata air dan patkan informasi mengenai kondisi hara
aerasi (peredaran udara) yang secara pada tapak bekas tambang bauksit di Pu-
langsung dapat membawa dampak nega- lau Bintan.
tif terhadap fungsi dan perkembangan
akar. Akibatnya tanaman tidak dapat ber- II. KEADAAN UMUM DAERAH
kembang dengan normal, tumbuh kerdil, PENELITIAN
merana, dan mati.
Rusaknya struktur tanah juga menye- A. Lokasi
babkan tanah tidak mampu menyimpan Penelitian dilaksanakan di areal bekas
dan meresapkan air pada musim hujan, tambang bauksit PT. Aneka Tambang di
sehingga aliran permukaan menjadi ting- Kecamatan Bintan Timur, Pulau Bintan.
gi dan berdampak pada peningkatan laju Secara administratif termasuk Desa Wa-
erosi. Sebaliknya pada musim kering ta- copek, Kecamatan Bintan Timur, Kabu-
nah menjadi padat dan keras sehingga sa- paten Bintan, Provinsi Riau Kepulauan.
ngat sulit diolah. Secara geografis terletak pada koordinat
Bekas tambang bauksit pada bagian 104031’41“ Bujur Timur dan 0052’58“
lapisan atas didominasi batu kerikil sisa Lintang Utara. Letak plot penelitian dapat
tambang bauksit. Cara pelenyapan mine- dilihat pada Lampiran 1.
ral-mineral dari batuan induknya adalah
melalui cara pelarutan, hidratasi, dehidra- B. Topografi
tasi, reduksi, oksidasi, hidralisa, dan kare- Berdasarkan Anonim (2003), areal
na suasana kemasaman (Sutedjo dan Kar- bekas tambang bauksit PT. Aneka Tam-
tasapoetra, 1991). Laju pertambahan are- bang di Kijang pada umumnya merupakan
al kritis tersebut akan semakin meningkat dataran bergelombang ringan sampai se-

124
Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

dang, dengan ketinggian antara 10-100 m Aneka Tambang yang sudah ditinggalkan
dpl. Untuk mencapai lokasi penelitian, selama dua tahun di Kecamatan Bintan
dapat dilakukan dengan kendaraan roda Timur.
dua atau roda empat dengan jalan tanah
yang diperkeras oleh PT. Aneka Tam- B. Bahan
bang. Penambangan bauksit oleh PT. Bahan yang digunakan adalah tanah
Aneka Tambang masih beroperasi de-
terganggu bekas tambang bauksit. Pera-
ngan lokasi kurang lebih 2 km dari plot latan utama yang digunakan adalah buku
penelitian. munsell soil color, meteran, kantong
C. Tanah dan Vegetasi plastik berlabel, penggaris, buku tulis,
ballpoint, dan peralatan lainnya seperti
Pada umumnya jenis tanah di Pulau
cangkul, golok, pisau kecil, dan linggis.
Bintan termasuk jenis tanah organosol,
clay humik, podsol, podsolik kuning, dan
C. Cara Kerja
litosol (Anonim, 2003). Pada lokasi pene-
litian jenis tanah adalah podsolik kuning Parameter penelitian berupa sifat fisik
termasuk datar sampai bergelombang de- dan kimia tanah dilakukan dengan meng-
ngan ketinggian kurang lebih 80 m dpl. ambil enam contoh tanah bekas tambang
Lahan terbuka bekas tambang bauksit bauksit dengan mengacu pada metode
kurang lebih seluas 1.000 ha dengan ve- FAO (1976). Contoh tanah diambil dari
getasi rumput tumbuh kurus, hamparan kedalaman 0-30 cm masing-masing seba-
batu kerikil, dan tanah tandus. Hasil nyak 2 kg. Contoh tanah diaduk rata, di-
pengamatan di lokasi penelitian kurang jemur sampai kering dan disimpan dalam
lebih 25% ditumbuhi rumput dan semak kantong plastik untuk dianalisis di Labo-
dengan jenis yang dominan adalah rum- ratorium Tanah Fakultas Pertanian Uni-
put pahit (Ischaemum aristatum Linn) versitas Sumatera Utara (USU), Medan.
dan perdu senduduk (Melastoma malaba- Untuk mengetahui pengaruh penam-
thricum L.) bangan bauksit pada tanah dilakukan ana-
lisis fisik dan kimia tanah.
D. Iklim
Areal bekas tambang bauksit PT. D. Analisis Data
Aneka Tambang berada di Kecamatan
Analisis tanah meliputi parameter ke-
Bintan Timur termasuk tipe iklim A (Ber-
suburan tanah umum yaitu kapasitas tu-
lage, 1949). Di areal tersebut tidak terda-
kar kation (KTK), pH H2O, pH KCl, zat
pat bulan kering (pengamatan selama 67
organik meliputi C, N, P, basa-basa me-
tahun) dengan jumlah curah hujan tahun-
liputi Ca, Mg, K, Na, dan Al, serta sifat
an rata-rata sebesar 3.119 mm. Berdasar-
fisik tanah terdiri dari pasir, debu, dan liat.
kan pengamatan di Stasiun Klimatologi
Kijang di Kecamatan Bintan Timur sejak
tahun 1991 sampai 2002 jumlah curah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
hujan tahunan rata-rata sebesar 3.289 mm
dan 177 hari hujan. Rata-rata hujan bu- Hasil analisis sifat kimia dan fisik
lanan dan hari hujan selama 12 tahun tailing bauksit dapat dilihat pada Tabel 1.
(1991-2002) dapat dilihat pada Lampiran 2.
A. Pengaruh Pencucian Tailing
III. METODOLOGI Bauksit Terhadap Tekstur Tanah
Pada tailing bauksit nilai persentase
A. Waktu pasir adalah 40% termasuk rendah diban-
Penelitian dilakukan pada tahun 2003 dingkan dengan kandungan pasir di ba-
dalam areal bekas tambang bauksit PT. wah tegakan hutan alam sebelum ditebang

125
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

Eucalyptus urophylla umur delapan tahun mati yang hancur bersatu dengan tanah
dan Pinus merkusii umur 50 tahun di are- dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
al HPH PT. Toba Pulp Lestari di Aek Na- dengan cara ini dapat memperbaiki sifat
uli, masing-masing adalah 71,58%, 68,89 fisik tanah (Dwidjoseputro, 1983).
%, dan 64,80% (Sembiring et al., 2000). Pada tailing bauksit nilai persentase
Rendahnya kandungan pasir pada tailing debu adalah 10% termasuk kurang di-
bauksit disebabkan adanya pencucian bandingkan persentase debu di bawah te-
topsoil yang mengandung bauksit dengan gakan hutan alam, tanaman P. merkusii
air sehingga tanah dan pasir terbawa ber- umur 50 tahun, dan E. urophylla umur
sama air. delapan tahun, masing-masing adalah
13,27%, 17,66%, dan 16,81% (Sembiring
Tabel (Table) 1. Sifat kimia dan fisik tanah tail- et al., 2000). Kekurangan kandungan de-
ing bauksit di Kijang, Bintan Timur, Riau (Soil
chemical and physical properties of the ex- bu pada bekas tambang bauksit disebab-
bauxite mining site at Kijang, East Bintan, Riau) kan adanya pencucian tanah sewaktu pro-
ses penambangan bauksit, hal ini dapat
No Parameter (Parameter) Nilai (Value)
1 pH :
menyebabkan tanaman kurang tumbuh baik.
- H2O 5,28 Faktor-faktor yang dapat meningkat-
- KCl 4,11 kan kandungan debu adalah batang, ran-
2 Bahan organik (Organic ting, daun mati yang hancur bersatu de-
matters) (%) :
-C 1,00 ngan tanah. Faktor-faktor lain yang dapat
-N 0,09 mengurangi kandungan debu pada tailing
- C/N (Ratio) 11,11 bauksit adalah curah hujan yang menjadi
3 C.E.C (me/100 gr) 3,93 aliran permukaan dapat mengangkut sedi-
4 Susunan kation (Cation mentasi berupa debu.
structure) (me/100 gr) :
-K 0,20 Pada tailing bauksit nilai persentase
- Mg 0,31 liat adalah 50% termasuk tinggi diban-
- Ca 0,72 dingkan dengan di bawah tegakan hutan
- Na 0,45 alam, tanaman E. urophylla umur delapan
5 Al-dd (me/100 gr) 0,10
6 P. Bray II (ppm) 2,45 tahun, dan P. merkusii umur 50 tahun,
7 Tekstur (Texture) (%) : masing-masing adalah 15,14%, 14,19%,
- Pasir (Sand) 40 dan 17,53% (Sembiring et al., 2000).
- Debu (Dust) 10 Kandungan tanah liat yang tinggi umum-
- Liat (Clay) 50 nya mempunyai pori-pori lebih sedikit.
Sumber (Sources) : Data primer (Primary data) Tanah yang mengandung persentase liat
Keterangan (Remark) : yang tinggi sedikit menyimpan air se-
Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Tanah hingga pada waktu musim kemarau tanah
Fakultas Pertanian USU, Medan (Soil samples
were analysed at the soil laboratory of the menjadi retak, pecah, hal ini dapat me-
Faculty of Agriculture USU, Medan) mutuskan akar tanaman sehingga mema-
tikan tanaman. Kekurangan air pada ta-
nah tidak baik untuk tempat tumbuh ta-
Tailing bauksit didominasi oleh batu
naman. Faktor-faktor lain yang dapat me-
kerikil dan sedikit pasir, pada bagian atas
ngurangi persentase liat pada tanah ada-
permukaan tanah didominasi batu kerikil
lah adanya pencucian tanah, hilangnya
yang dapat membuat vegetasi sulit tum-
topsoil, dan hilangnya vegetasi pada satu
buh. Pada tapak tersebut vegetasi tumbuh
tapak.
kurus, kering, dan kerdil. Kegiatan yang
dapat memperbaiki sifat fisik tanah pada Pada kegiatan penambangan bauksit
bekas tailing bauksit adalah menanam je- salah satu penyebab pengurangan persen-
nis-jenis cepat tumbuh yang mempunyai tase liat adalah pencucian mulai dari
banyak daun. Batang, ranting, dan daun lapisan topsoil sampai beberapa meter ke

126
Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

dalam tanah yang mengandung bauksit. mus, serasah, dan tanaman kayu yang
Kegiatan yang dapat meningkatkan per- mempunyai akar masuk ke dalam tanah.
sentase liat adalah menanam jenis-jenis Asdak (2002) berpendapat hutan alam ba-
cepat tumbuh yang banyak daun. Daun, ik sebagai pengatur tata air di mana pada
ranting, batang mati yang hancur bersatu waktu musim penghujan air banyak ter-
dengan tanah dapat meningkatkan humus, simpan pada lantai hutan dan melepaskan
sehingga persentase liat menjadi mening- air pada musim kemarau ke sungai lebih
kat. Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra terkendali. Pada lantai hutan, humus, akar
(1991), tanah liat adalah sebagai kompo- pohon, dan serasah dapat meningkatkan
nen tanah dengan bahan liat dan mineral liat. kemampuan tanah menahan air.
Perbandingan sifat kimia tanah pada Faktor-faktor yang dapat meningkat-
bekas tambang bauksit, standar analisis kan kemampuan tanah menahan air ada-
kimia tanah, hutan alam, dan hutan ta- lah jenis leguminosae yang mampu tum-
naman dapat dilihat pada Tabel 2. buh pada lahan kritis seperti pada bekas
tambang bauksit. Selanjutnya Asdak
B. Pengaruh Penambangan Bauksit (2002) berpendapat lapisan permukaan
Terhadap Sifat Fisik Tanah tanah hutan yang mempunyai pori-pori
1. Kemampuan Tanah Menahan Air tanah besar (karena aktivitas mikroorga-
nisme dan akar vegetasi hutan) akan
Kemampuan tanah menahan air sa- memperbesar jumlah air hujan yang ma-
ngat rendah pada bekas tambang bauksit suk ke dalam tanah (infiltrasi).
karena lapisan atas tidak mempunyai hu-

Tabel (Table) 2. Perbandingan sifat-sifat kimia dan fisik tanah bekas tambang bauksit, hutan alam, hutan
tanaman P. merkusii, dan hutan tanaman E. urophylla terhadap standar analisis tanah oleh
LPT, Bogor (Comparison of soil physical and chemical properties for ex-bauxite mining
site, natural forest, P. merkusii and E. urophylla plantations to the soil properties standard
tested by Soil Research Institute, Bogor)
Tanah Tanah hutan (Forest soil)***
Parameter Standar bauksit Hutan alam
No. P. E.
(Parameter) (Standard)* (Ex-bauxite (Natural
merkusii urophylla
soil)** forest)
1. pH
- H2 O 5,5-7,5 5,28 4,8 4,6 5,1
- KCl 4,0-6,0 4,11 4,5 4,3 4,5
2. Bahan organik (Organic
matters) (%) :
-C 2,01-3,00 1,00 3,28 2,88 3,64
-N 0,21-0,50 0,09 0,37 0,24 0,25
- C/N Ratio 11-15 11,11 9,05 13,82 11,27
3. C.E.C (me/100 gr) 17-24 3,93 14,77 11,30 11,82
4 Susunan kation (Cation
structure) (me/100 gr)
-K 0,4-0,5 0,20 0,23 0,22 0,14
- Mg 1,1-2,0 0,31 0,01 0,01 0,04
- Ca 6-10 0,72 0,03 0,04 0,11
- Na 0,4-0,7 0,45 0,64 0,60 0,59
5 Al-dd (me/100 gr) 21-30 0,10 -- -- --
6 P. Bray II (ppm) -- 2,45 6,66 5,02 3,65
7 Tekstur (Texture) (%)
- Pasir (Sand) -- 40 71,58 64,80 68,89
- Debu (Dust) -- 10 13,27 17,66 16,81
- Liat (Clay) -- 50 15,14 17,53 14,19
Sumber (Sources) : *) Lembaga Penelitian Tanah, 1980 (Soil Research Institute, 1980)
**) Data primer (Primary data) ***) Sembiring et al., 2000

127
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

2. Kemampuan Tanah Menahan Erosi sungai dari areal bekas tambang bauksit
adalah potensi air. Dari uraian di atas po-
Kemampuan tanah menahan erosi da-
tensi air dari bekas tambang bauksit ada-
pat dideteksi dari tekstur tanah dan ke-
lah sangat minim seperti terlihat di la-
lempungan tanah. Adapun tekstur tanah
pangan, pada musim kemarau tidak ada
tersebut lebih tahan terhadap penahanan
mata air di sekitar bekas tambang bauksit.
air dan lumpur sehingga akan mengu-
rangi erosi yang membahayakan.
Areal bekas tambang bauksit yang be- C. Pengaruh Penambangan Bauksit
lum tertutup vegetasi mempengaruhi ke- Terhadap Sifat Kimia Tanah
mampuan tanah dalam menahan erosi. 1. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk-
Pukulan air hujan yang langsung ke per- sit Terhadap Keasaman Tanah
mukaan tanah menyebabkan butir-butir Nilai keasaman (pH H2O) tailing
tanah akan hancur dan selanjutnya akan bauksit adalah 5,28 termasuk rendah di-
menutup pori-pori tanah dan membuat ta- bandingkan keasaman tanah standar hasil
nah menjadi padat. Pori-pori tanah yang analisis kimia tanah menurut Lembaga
tertutup dan menjadi padat ini membuat Penelitian Tanah (1980) yaitu 4,5-5,5 dan
air hujan yang masuk ke dalam tanah
standar nilai kesuburan tanah yaitu ≥ 5,5
akan sedikit dan membuat aliran permu-
(Anzai, 1994), tetapi keasaman hampir
kaan menjadi besar. Aliran permukaan
sama dengan tapak tegakan hutan alam
yang besar mengakibatkan erosi yang
berkisar antara 5,2- 5,4 (Sembiring et al.,
tinggi pada lahan yang tidak bervegetasi.
2000).
Vegetasi berupa tanaman kayu yang
Kandungan garam tanah (pH KCl)
mempunyai akar masuk ke dalam tanah
tailing bauksit adalah 4,11 termasuk se-
dapat melonggarkan tanah karena akar
dang dibandingkan hasil analisa kimia ta-
menjadi besar dan bagi akar yang mati
nah menurut Lembaga Penelitian Tanah
setelah busuk dapat sebagai saluran air
(1980) yaitu 4,0-6,0 dan termasuk rendah
masuk ke dalam tanah. Adanya vegetasi
dibandingkan keasaman di bawah tegak-
tanaman kayu dapat meningkatkan ke-
an hutan alam, P. merkusii, dan E. uro-
mampuan tanah menahan erosi. Tanah-ta-
phylla masing-masing 4,8; 4,3; dan 4,5
nah yang cukup mengandung bahan or-
(Sembiring et al., 2000). Salah satu kegi-
ganik umumnya menyebabakan struktur
atan penambangan bauksit adalah mencu-
tanah menjadi mantap sehingga tahan ter-
ci lapisan atas yang mengandung bauksit
hadap erosi (Poewowidodo, 1990).
dengan air tanah. Topsoil dan tanah terba-
3. Potensi Air wa air cucian sehingga tailing bauksit se-
Potensi air yang ada di sekitar bekas dikit mengandung tanah. pH H2O dan pH
tambang bauksit adalah berupa kumpulan KCl adalah kandungan air yang dapat ter-
dari curah hujan yang menjadi aliran per- ikat pada tanah dan topsoil. Tapak yang
mukaan. Bekas tambang bauksit belum didominasi oleh tailing bauksit berupa
bisa sebagai sumber potensi air karena ta- batu kerikil dan pasir hanya sedikit dapat
pak tersebut umumnya tidak bervegetasi. menahan air. Hal ini dapat menurunkan
Humus hasil humifikasi serasah mempu- pH H2O dan pH KCl pada tailing bauksit.
nyai fungsi fisik terhadap struktur tanah, Faktor-faktor yang dapat meningkat-
kapasitas penahan air, dan aerasi tanah kan kandungan garam (pH KCl) adalah
(Gosz, 1984 dalam Tarigan, 1994). Air daun, ranting, batang, organisme hidup
infiltrasi yang tidak kembali lagi ke at- yang mati dan hancur bersatu dengan ta-
nah. Tailing bauksit ditumbuhi oleh ta-
mosfer melalui proses evapotranspirasi
naman rumput yang kurus, oleh sebab itu
akan menjadi air tanah untuk seterusnya
perlu dilakukan penanaman jenis-jenis
mengalir ke sungai di sekitar (Asdak,
cepat tumbuh yang banyak daun untuk
2002). Jumlah air tanah yang mengalir ke

128
Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

meningkatkan pH KCl pada tanah. Fak- mengurangi ketersediaan C-organik pada


tor-faktor yang dapat menurunkan kan- bekas tambang bauksit.
dungan garam (pH KCl) adalah hilangnya
3. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk-
topsoil pada lapisan atas yang terbentuk
sit Terhadap Kandungan N-organik
dari daun, ranting, batang, organisme hi-
dup yang mati dan hancur bersatu dengan Kandungan N (nitrogen) tailing bauk-
tanah (Dwidjoseputro, 1983). sit adalah 0,09% termasuk sangat rendah
dibandingkan nilai N standar hasil anali-
2. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk- sis kimia tanah menurut Lembaga Pene-
sit Terhadap Bahan C-Organik litian Tanah (1980) yaitu 2,01-3,00%. Ju-
C-organik tailing bauksit adalah ga sangat rendah dibandingkan kandung-
1,00% termasuk rendah dibandingkan an N di bawah tegakan hutan alam Aek
standar hasil analisis kimia tanah menurut Nauli yaitu 0,37% (Sembiring et al.,
Lembaga Penelitian Tanah (1980) yaitu 2000).
1-2%. Juga sangat rendah dibandingkan Dalam kegiatan penambangan bauk-
dengan C-organik di bawah tegakan hu- sit, lapisan tanah atas yang mengandung
tan alam Aek Nauli yaitu 3,28% (Sem- bauksit dicuci dengan air sehingga tanah
biring et al., 2000). Kegiatan penam- yang mengandung nitrogen larut dalam
bangan bauksit adalah mengambil tanah air waktu pencucian, hal ini dapat menu-
lapisan bagian atas sampai ke dalam ta- runkan kandungan nitrogen pada tapak
nah yang masih mengandung bauksit lalu tersebut. Kekurangan N pada tapak
dicuci dengan air untuk memisahkan ta- mengakibatkan tumbuhan kerdil dan da-
nah dengan bauksit sehingga tanah yang un kuning (Dwidjoseputro, 1983).
mengandung bahan C-organik larut ber- Faktor-faktor yang dapat meningkat-
sama air, hal ini dapat menurunkan kan- kan ketersediaan nitrogen pada tanah ada-
dungan C-organik pada tapak tersebut. lah tanaman yang mempunyai batang,
Rendahnya kandungan nilai NPK pa- ranting, dan daun yang mati dan hancur
da bekas tambang bauksit (berturut-turut bersatu dengan tanah (Dwidjoseputro,
0,09; 2,45 ppm; dan 0,20 me/100 gr) me- 1983). Selanjutnya Sutedjo dan Kartasa-
rupakan salah satu penyebab lahan men- poetra (1991) berpendapat tanaman le-
jadi kritis. Halidah (1993) berpendapat gum selama pertumbuhannya mampu
kandungan nilai nitrogen (N), fosfor (P), menimbun Nitrogen-terikat hasil pengi-
dan kalium (K) adalah tiga macam unsur katan N-bebas secara simbiotik dengan
hara makro yang diperlukan oleh tanam- melibatkan jasad renik tertentu. Pena-
an untuk dapat tumbuh secara normal. naman jenis-jenis cepat tumbuh yang
Tanaman yang dapat tumbuh normal me- mempunyai daun banyak dapat menam-
merlukan standar nilai kesuburan tanah. bat nitrogen dari udara sebagai salah satu
Kandungan nilai nitrogen berkisar antara cara pengembalian unsur N pada bekas
3,01-5,00% termasuk tinggi, nilai K ≥ 25 tambang bauksit. Afandia dan Nasih
me/100 gr, dan P ≥ 10 ppm untuk ke- (2002) berpendapat bahwa pada areal la-
suburan tanah termasuk standar menurut han kritis nilai nitrogen lebih rendah da-
Anzai (1994). ripada daerah yang bervegetasi.
Faktor-faktor yang dapat meningkat- 4. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk-
kan ketersediaan karbon (C-organik) ada- sit Terhadap Kandungan Nilai C/N
lah tanaman yang mempunyai batang, Kandungan nilai C/N ratio tailing
ranting, dan daun yang mati dan hancur bauksit adalah 11,11 termasuk sedang di-
bersatu dengan tanah (Dwidjoseputro, bandingkan dengan nilai C/N ratio stan-
1983). Air hujan yang menjadi aliran per- dar hasil analisis kimia tanah menurut
mukaan dan hanyut bersama sedimentasi Lembaga Penelitian Tanah (1980) yaitu
merupakan salah satu faktor yang dapat antara 11-15. Proses pelapukan pada tailing
129
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

bauksit terlihat tidak ada secara kasat ma- tapak tersebut. Kekurangan Ca di dalam
ta. Hasil analisis tanah bekas tambang tanah menyebabkan pengambilan unsur
bauksit adalah C/N ratio 11,11 belum ter- magnesium secara berlebihan sehingga
urai di mana nilai tersebut masih ada da- tanaman menunjukkan tanda-tanda kera-
lam batu. Hal ini terlihat pada tumbuhan cunan (Dwidjoseputro,1983).
yang tumbuh kurus seperti kekurangan Faktor-faktor yang dapat meningkat-
unsur hara pada plot penelitian. kan kandungan Ca-dd pada tanah adalah
Makin tinggi nilai C/N makin rendah tumbuhan yang mempunyai batang, ran-
proses pelapukan pada tanah (Afandia ting, dan daun yang mati dan hancur ber-
dan Nasih, 2002). Nilai C/N ratio (11,11) satu dengan tanah. Poewowidodo (1990)
masih ada dalam batu bekas tambang berpendapat kandungan Ca tertukar di
bauksit. Unsur tersebut dapat diserap oleh samping dibutuhkan tanaman juga bertin-
tanaman bila sudah terurai masuk ke da- dak sebagai penyangga lingkungan sis-
lam tanah. Secara alami unsur ini dapat tem tanah khususnya pengendalian pH ta-
terurai melalui proses pelapukan melalui nah, sehingga tetap optimal dalam mema-
suhu udara yang panas dan dingin dalam sok hara untuk menunjang pertumbuhan
waktu yang lama. tanaman. Pengapuran pada waktu pena-
naman dapat memperbaiki kandungan Ca
Salah satu faktor yang dapat mening-
tertukar atau proses pemupukan bahan or-
katkan kesuburan tanah adalah tanaman
ganik/mineral tanah pada bekas tailing
yang mempunyai batang, ranting, dan da-
bauksit.
un yang mati dan hancur bersatu dengan
tanah (Dwidjoseputro, 1983). Untuk me- 6. Pengaruh Pencucian Tailing Bauksit Ter-
nutupi permukaan tanah di lahan kritis di- hadap Kandungan Mg (Magnesium)
lakukan penanaman jenis-jenis cepat Kandungan Mg (magnesium) dapat
tumbuh yang mempunyai daun banyak. tertukar tailing bauksit adalah 0,31 me/
Dengan adanya vegetasi pada satu tapak 100 gr, termasuk sangat rendah diban-
maka kelembaban menjadi meningkat se- dingkan nilai standar kesuburan tanah
hingga organisme dapat hidup pada tanah berdasarkan unsur hara menurut Anzai
dan dapat mempercepat pelapukan kayu, (1994) yaitu ≥ 25 me/100 gr dan sangat
batang, ranting, daun, bunga, dan buah rendah dibandingkan dengan standar ha-
yang mati dan hancur bersatu dengan ta- sil analisis kimia tanah menurut Lembaga
nah. Penelitian Tanah (1980) yaitu 0,4 me/100 gr.
5. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk- Salah satu kegiatan pada penambangan
sit Terhadap Kandungan Ca (Karbon) bauksit adalah lapisan tanah atas yang
mengandung bauksit dicuci dengan air
Kandungan karbon (Ca) tertukar tail- sehingga tanah yang mengandung Mg-
ing bauksit adalah 0,72 me/100 gr, lebih tertukar akan larut dalam air waktu pen-
rendah dibandingkan nilai standar kesu- cucian, hal ini dapat menurunkan kan-
buran tanah berdasarkan unsur hara me- dungan Mg pada tapak tersebut. Dalam
nurut Anzai (1994) yaitu ≥ 20,0 me/100 proses pencucian tersebut unsur Mg-dd
gr. Juga sangat rendah dibandingkan de- turut larut bersama air cucian, hal ini di-
ngan standar hasil analisis kimia tanah duga sebagai penyebab berkurangnya
menurut Lembaga Penelitian Tanah kandungan Mg-dd pada bekas tambang
(1980) di mana Ca-dd adalah 2 me/100 bauksit. Tanaman cepat tumbuh dan ber-
gr. Dalam kegiatan penambangan bauk- daun banyak dapat ditanam pada tapak
sit, lapisan tanah atas yang mengandung tersebut sebagai salah satu cara mening-
bauksit dicuci dengan air sehingga tanah katkan kandungan Mg-dd pada tanah se-
yang mengandung karbon-tertukar akan telah bagian tanaman seperti batang, ran-
larut dalam air waktu pencucian, hal ini ting, dan daun yang mati dan hancur ber-
dapat menurunkan kandungan karbon pada satu dengan tanah (Dwidjoseputro, 1983).
130
Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

Poewowidodo (1990) berpendapat kan- tegakan hutan alam Aek Nauli yaitu 0,23
dungan Mg di samping dibutuhkan ta- me/100 gram (Sembiring et al., 2000).
naman juga bertindak sebagai penyangga Salah satu kegiatan pada penambangan
lingkungan sistem tanah, khususnya me- bauksit adalah lapisan tanah atas yang
ngendalikan pH tanah, sehingga kan- mengandung bauksit dicuci dengan air
dungan air dan hara dapat menunjang sehingga tanah yang mengandung K (ka-
pertumbuhan tanaman. lium)-tertukar, larut dalam air waktu pen-
cucian. Hal ini dapat menurunkan kan-
7. Pengaruh Pencucian Tailing Bauksit dungan K (kalium) pada tapak tersebut.
Terhadap Kandungan Na (Natrium) Kekurangan unsur K-tertukar pada tanah
Kandungan Na tertukar tailing bauk- dapat menghambat proses fotosintesis pa-
sit adalah 0,45 me/100 gr termasuk se- da tanaman, meningkatkan penguapan
dang dibandingkan hasil analisis kimia pada tanaman, batang mudah patah oleh
tanah menurut Lembaga Penelitian Tanah angin, dan terganggunya perubahan pro-
(1980) yaitu 0,4-0,7 me/100 gr dan lebih tein dan asam amino yang dibutuhkan ta-
rendah dibandingkan di bawah tegakan naman (Dwidjoseputro, 1983). Unsur K-
hutan alam Aek Nauli yaitu 0,64 me/100 tersedia umumnya banyak terdapat pada
gr (Sembiring et al., 2000). Contoh tanah lapisan atas dan topsoil. Faktor-faktor
dari hutan alam Aek Nauli sebelum dite- yang dapat meningkatkan ketersediaan
bang berada di lokasi PT. Toba Pulp Les- K-tertukar pada tanah adalah batang, ran-
tari. ting, dan daun yang mati dan hancur ber-
Salah satu kegiatan pada penambang- satu dengan tanah (Dwidjoseputro, 1983).
an bauksit adalah lapisan tanah atas yang 9. Pengaruh Pencucian Tailing Bauksit
mengandung bauksit dicuci dengan air Terhadap Kandungan Al-dd (Alu-
sehingga tanah yang mengandung Na- minium Dapat Ditukar)
tertukar, larut dalam air waktu pencucian.
Kandungan aluminium dapat ditukar
Hal ini dapat menurunkan kandungan Na
(Al-dd) tailing bauksit adalah 0,10 me/
pada tapak tersebut. Faktor-faktor yang
100 gr, sangat rendah dibandingkan stan-
dapat meningkatkan ketersediaan Na ada-
dar analisis kimia tanah menurut Lemba-
lah tanaman yang mempunyai batang,
ga Penelitian Tanah (1980) yaitu 5 me/
ranting, dan daun yang mati dan hancur
bersatu dengan tanah (Dwidjoseputro, 100 gr. Sutedjo dan Kartasapoetra (1991)
berpendapat kemasaman tanah (pH) seki-
1983). Poewowidodo (1990) berpendapat
tar 6,5 dinyatakan paling baik. Dwidjo-
kandungan kation Na-tertukar di samping
seputro (1983) berpendapat keracunan Al
dibutuhkan tanaman juga bertindak seba-
pada tanaman umumnya terlihat pada da-
gai penyangga lingkungan sistem tanah.
un kuning kurus, pucuk tidak tumbuh
8. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk- normal, dan tanaman agak pucat.
sit Terhadap Kandungan K (Kali- Pada bekas tambang bauksit vegetasi
um) Tertukar yang tumbuh akan kurus dan kerdil. Pro-
ses penambahan unsur Al dapat terjadi
Kandungan K (kalium) tersedia tailing
pada tanah dengan pH 4 sampai 5,4. Da-
bauksit adalah 0,20 me/100 gr, termasuk
lam kondisi tersebut unsur Al dapat larut
sangat rendah dibandingkan dengan stan-
atau siap ditukar untuk pertumbuhan ta-
dar nilai kesuburan tanah berdasarkan un-
naman (Buckman dan Brady, 1982).
sur hara menurut Anzai (1994) yaitu ≥ 25
me/100 gr dan rendah dibandingkan stan- 10. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk-
dar analisis kimia tanah menurut Lem- sit Terhadap Kandungan P-terse-
baga Penelitian Tanah (1980) yaitu berki- dia (Bray II)
sar antara 0,1-0,3 me/ 100 gr dan sedikit Kandungan fosfor (P-tersedia) tailing
lebih rendah dibandingkan di bawah bauksit adalah 2,45 ppm, sangat rendah
131
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

dibandingkan standar kesuburan tanah tailing bauksit menjadi berkurang. Salah


berdasarkan unsur hara menurut Anzai satu cara meningkatkan kandungan KTK
(1994) yaitu ≥ 10 ppm. Salah satu kegi- pada tanah adalah menanam jenis cepat
atan penambangan bauksit adalah mencu- tumbuh dan berdaun banyak yang dapat
ci tanah yang mengandung bauksit mulai menghasilkan humus (Buckman dan Bra-
dari lapisan tanah atas sampai beberapa dy, 1982).
meter ke dalam tanah yang mengandung Rendahnya KTK pada tapak menye-
bauksit dengan air sehingga tanah yang babkan desintegrasi pada ujung-ujung ti-
mengandung fosfor-tersedia akan larut tik tumbuh batang maupun ujung-ujung
dalam air waktu pencucian. Hal ini dapat akar, tanaman agak kurus (protein pada
menurunkan kandungan fosfor-tersedia tanaman sedikit), terjadi klorosi sehingga
(P-tersedia) pada tapak tersebut. Keku- daun menjadi kuning atau pucat, batang
rangan P-tersedia di dalam tanah akan lemah, dan hal ini dapat menurunkan per-
mengurangi nitrogen. Kekurangan nitro- tumbuhan tanaman (Dwidjoseputro, 1983).
gen di dalam tanah dapat membuat per- Faktor-faktor yang terdapat pada kan-
tumbuhan terhambat, daun menjadi ku- dungan KTK adalah ketersediaan K, Mg,
ning tua dan mati (Dwidjoseputro, 1983). Ca, Na, H+, Al+++ dan bahan organik ta-
Jenis tanaman cepat tumbuh berdaun nah. Hasil analisa menunjukkan kandung-
banyak dapat meningkatkan ketersediaan an K, Mg, dan Ca dengan nilai masing-
P-tersedia pada tanah dengan adanya ba- masing 0,20; 0,31; dan 0,72 me/100 gr
tang, ranting, dan daun yang mati dan lebih rendah dibandingkan dengan stan-
hancur bersatu dengan tanah. Faktor-fak- dar kesuburan tanah berdasarkan unsur
tor lain yang dapat mengurangi P-tersedia hara menurut Anzai (1994) di mana nilai
pada tanah adalah adanya curah hujan K, Mg, dan Ca adalah ≥ 25, ≥ 25, dan ≥
yang menjadi aliran permukaan yang da- 20 me/100 gr. Faktor-faktor yang dapat
pat membawa sedimentasi mengandung meningkatkan ketersediaan K, Ca, Mg,
P-tersedia. dan Na pada tanah adalah adanya batang,
ranting, daun, dan akar yang mati dan
11. Pengaruh Pencucian Tailing Bauk-
hancur bersatu dengan tanah (Dwidjosa-
sit Terhadap Kandungan KTK
putro, 1983).
(Kapasitas Tukar Kation)
Kandungan KTK (Kapasitas Tukar V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kation) tailing bauksit adalah 3,93 me/
100 gr, sangat rendah dibandingkan stan- A. Kesimpulan
dar kesuburan tanah berdasarkan unsur
1. Nilai fisik kimia tanah bekas tambang
hara menurut Anzai (1994) yaitu ≥ 20
bauksit, rendah dibanding dengan hu-
me/100 gr dan sangat rendah dibanding-
tan alam dan hutan tanaman.
kan dengan standar analisis kimia tanah
2. Kondisi kimia tanah di bekas penam-
menurut Lembaga Penelitian Tanah
bangan bauksit terutama unsur N (nit-
(1980) yaitu 6 me/100 gr.
rogen) dalam tanah terdapat konsen-
Kegiatan penambangan bauksit ada-
trasi sebesar 0,09%, jauh di bawah
lah pembukaan tanah dari lapisan atas
syarat kadar nitrogen yang diperlukan
sampai beberapa meter hingga ke dalam
untuk pertumbuhan tanaman.
tanah yang mengandung bauksit untuk di-
3. Nilai pH tanah berkisar antara 4,11-
cuci dengan air guna mendapatkan bauk-
5,28 termasuk asam namun masih da-
sit. Dalam kegiatan ini semua tumbuhan
pat ditanami dengan jenis tanaman
pada lapisan atas tanah dan humus yang
tertentu untuk mengurangi kemasam-
mengandung KTK tercuci bersama air
pada pencucian. Kegiatan seperti ini di- an pada tanah.
4. Tekstur tanah adalah liat berpasir de-
duga menyebabkan kandungan KTK pada
ngan perbandingan liat, pasir, dan debu

132
Sifat Kimia dan Fisik Tanah pada Areal…(Sastra Sembiring)

sebesar 50%, 40%, dan 10%. Keterse- PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
diaan unsur Ca, Mg, Na, dan K di lo- Hal. 483-502.
kasi penelitian sebesar 0,72; 0,31; Dwidjoseputro, D. 1983. Pengantar Fisio-
0,45; dan 0,20 me/100 gr. Ketersedia- logi Tumbuhan. PT. Gramedia. Ja-
an unsur dan tekstur tanah pada bekas karta. 225 hal.
tambang bauksit berpotensi untuk FAO. 1976. Guide Lines for Profile Des-
memenuhi kebutuhan tumbuh tanaman. cription. 2nd Edition. FAO. Rome.
Halidah. 1993. Sifat Kimia Tanah, Pro-
B. Saran duksi dan Dekomposisi Serasah di
1. Untuk kegiatan reklamasi lahan bekas Bawah Tegakan Leucaena leucoce-
tambang, disarankan memilih tanam- phala dan Aleuritas moluccana di
an cepat tumbuh yang disesuaikan de- Kabupaten Takalar. Jurnal Penelitian
ngan sifat fisik dan kimia tanah ter- Kehutanan II (1) : 34-48.
sebut. Lembaga Penelitian Tanah. 1980. Peni-
2. Diperlukan uji toksisitas tailing bauk- laian Angka Hasil Analisis Kimia
sit terhadap tanaman untuk mengeta- Tanah. Bagian Kesuburan Tanah.
hui pengaruh negatif racun limbah. LPT. Bogor.
Demikian juga pengaruh toksisitas Poewowidodo. 1990. Gatra Tanah Dalam
tailing bauksit terhadap hewan dan Pembangunan Hutan Tanaman di In-
manusia sehingga masyarakat dapat donesia. Edisi I, Cetakan I. CV. Ra-
menghindari dampak-dampak negatif jawali. Jakarta. 246 hal.
seperti penyakit kulit dan keracunan
dari air. Sembiring, S., T. Butarbutar, R.M.S. Ha-
rahap dan A. Purba. 2000. Perubah-
an Sifat-sifat Tanah Pada Tapak Pi-
DAFTAR PUSTAKA nus merkusii dan Hutan Alam Sete-
Afandia, R. dan W.Y. Nasih. 2002. Ilmu lah Delapan Tahun Dikonversi Men-
Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius, jadi Tanaman Eucalyptus urophylla
Yogyakarta. Hal. 7-224. di Aek Nauli. Prosiding Seminar Ha-
Anonimous. 2003. Rencana Tata Ruang sil-hasil Penelitian. Parapat, 4 Maret
Wilayah Kabupaten Kepulauan Riau 2000. Balai Penelitian Kehutanan
Tahun 2001-2010. Bappeda Kabupa- Pematang Siantar.
ten Kepulauan Riau. Sutedjo, M. M. dan A. G. Kartasapoetra.
Anzai, T. 1994. Soil Diagnosis for Im- 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Ter-
proving Scientific. Soil Management bentuknya Tanah dan Tanah Perta-
28 (6). Forming Japan. nian. Penerbit Dineka Cipta. Jakarta.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelo- 149 hal.
laan DAS. Fakultas Pertanian-Lem- Tarigan, F. M. 1994. Pengaruh Serasah
baga Ekologi. Universitas Padjadjar- Terhadap Sifat Fisik Tanah, Aliran
an, Bandung-Gadjah Mada Univer- Permukaan dan Erosi pada Tanah
sitas Press, Yogyakarta. Andosol di Taman Hutan Raya (Ta-
Berlage, H.P. 1949. Regenval in Indo- hura) Bukit Barisan Berastagi. Skrip-
nesie. Drukkerij de uni, Batavia. si Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Per-
Buckman, H.O. dan N.C. Brady. 1982. tanian USU. Medan. (Tidak diterbit-
Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. kan).

133
Info Hutan Vol. V No. 2 : 123-134, 2008

Lampiran (Appendix) 1. Peta situasi bekas tambang bauksit di Desa Wacopek Kabupaten Bintan Timur (A
situation map of the ex-bauxite mining site in Wacopek Village, East Bintan District)

Lampiran (Appendix) 2. Total curah hujan (CH) dan hari hujan (HH) selama 12 tahun (1991-2002) di
Kabupaten Bintan Timur, Pulau Bintan (Total rainfall and rainy days for the
period of 12 years (1991-2002) in East Bintan District, Bintan Island)
Curah hujan (Rainfall) Hari hujan (Rainy days)
No. Tahun (Years)
(mm) Hari (Day)
1 1991 3.040 170
2 1992 3.661 217
3 1993 3.769 215
4 1994 3.038 137
5 1995 3.601 195
6 1996 3.564 212
7 1997 2.432 120
8 1998 3.588 174
9 1999 2.833 182
10 2000 3.805 182
11 2001 3.261 167
12 2002 2.881 155
Total 39.473 2.126
Rata-rata (Average) 3.289 177

134

You might also like