You are on page 1of 5

Bagaimana K dan g mempengaruhi nilai (How K and g Affect Value)

Dalam persamaan D1
V0 
kg
menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi nilai common stock, dengan asumsi
versi pertumbuhan konstan dari model dividen menjadi pendekatan penilaian yang berlaku:

1. Jika pasar menurunkan tingkat pengembalian yang diminta untuk sebuah saham (k),
nilai yang diperkirakan akan naik (hal-hal lain dianggap sama). Hal ini dikarenakan
pembagi nya lebih kecil, jadi value nya akan lebih besar.
2. Jika investor memutuskan bahwa pertumbuhan (g) yang diharapkan dalam dividen
akan lebih tinggi sebagai hasil dari beberapa pengembangan yang menguntungkan
bagi perusahaan, nilai estimasi juga akan naik (hal-hal lain dianggap sama). Hal ini
dikarenakan pengurang untuk pembagi nya lebih besar, jadi pembagi nya lebih kecil
sehingga menghasilkan value yang lebih besar.
Tentu saja, sebaliknya untuk kedua situasi ini juga berlaku - kenaikan tingkat diskonto atau
pengurangan dalam tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari dividen akan menurunkan
nilai estimasi.

Keterbatasan Model Tingkat Pertumbuhan Konstan


Salah satu keterbatasan Dividend Discount Models adalah bahwa model ini tidak kuat-yaitu,
nilai estimasi sangat sensitif terhadap input yang tepat digunakan. Nilai sekarang dihitung
dari Persamaan yang cukup sensitif terhadap perkiraan yang digunakan oleh investor.
Perubahan/variasi kecil dalam input dapat merubah estimated value dari saham dengan
presenntase yang relative besar.

Mengapa harga saham berfluktuasi

Selisih estimasi nilai saham yang diilustrasikan pada bagian sebelumnya menunjukkan
mengapa harga saham terus-menerus berfluktuasi seperti investor membuat keputusan untuk
membeli dan menjual. Bahkan jika semua investor menggunakan versi pertumbuhan konstan
dari model diskon dividen untuk menilai common stock tertentu, banyak perkiraan nilai yang
berbeda akan diperoleh karena hal berikut:
1. Setiap investor memiliki tingkat pengembalian yang diminta masing-masing, yang
akan menghasilkan kisaran nilai dari k.
2. Setiap investor memiliki perkiraan sendiri tentang tingkat pertumbuhan yang
diharapkan dalam dividen. Meskipun kisaran ini akan cukup sempit dalam banyak
situasi penilaian, perbedaan kecil dalam g dapat menghasilkan perbedaan harga yang
signifikan, tetapi yang lain tetap konstan.
Dengan demikian, kapan saja untuk suatu saham tertentu, beberapa investor bersedia
membeli, sedangkan yang lain ingin menjual, tergantung pada perkiraan mereka tentang nilai
intrinsik saham. Ini membantu membuat pasar aktif dan liquid.

THE MULTIPLE GROWTH RATE

Banyak perusahaan tumbuh dengan cepat selama beberapa tahun dan kemudian melambat ke
"tingkat pertumbuhan rata-rata”. Perusahaan lain tidak membayar dividen selama beberapa
tahun, sering terjadi selama periode pertumbuhan awal mereka. Model pertumbuhan konstan
yang dibahas sebelumnya tidak dapat menangani situasi ini, oleh karena itu, diperlukan suatu
model yang dapat mengatasinya, seperti variasi dari Dividend Discount Model model yaitu
tingkat pertumbuhan ganda. Definisi Pertumbuhan ganda didefinisikan sebagai situasi di
mana pertumbuhan masa depan perusahaan yang diharapkan dalam dividen perlu dijelaskan
menggunakan dua atau lebih tingkat pertumbuhan (salah satunya bisa nol). Meskipun angka
pertumbuhan angka apa pun mungkin, sebagian besar saham dapat digambarkan
menggunakan dua atau mungkin tiga tingkat.

THE TWO-STAGE GROWTH MODEL (Model Tingkat Pertumbuhan Dua Tingkat)

Model tingkat pertumbuhan beberapa yang terkenal - adalah model dua tahap. Model ini
mengasumsikan pertumbuhan jangka pendek pada tingkat cepat untuk beberapa periode
(biasanya, 2 hingga 10 tahun) diikuti oleh tingkat pertumbuhan jangka panjang yang stabil
yang berkelanjutan. Hal ini dapat digambarkan dalam bentuk persamaan sebagai:

D0( 1  g s ) Dn( 1  gc ) 1
t
n
V0   
( 1  k) ( 1  k)
t n
t 1 k-gc
Dimana:
V0 = estimated value of the stock today

D0 = current dividend

g s = supernormal (subnormal) growth rate dividend

Dn = divideng at the end of the abnormal growth period

g c = constant growth rate for dividend

k = required rate return


n = number period of supernormal growth

Keterbatasan Tingkat Pertumbuhan


a. Seperti sebelumnya, model ini sangat sensitif terhadap input. Karena sebagian besar
model melibatkan perhitungan laju pertumbuhan konstan, mengubah salah satu
parameter jelas akan berdampak pada estimasi akhir nilai.
b. Menentukan panjang periode pertumbuhan abnormal cukup sulit dilakukan dalam
praktek.
c. Model seperti yang digambarkan di atas mengasumsikan transisi dengan segera dari
pertumbuhan yang tidak biasa ke pertumbuhan yang konstan, sementara dalam
kenyataannya transisi mungkin tidak terjadi dengan cepat.

CAPITAL GAIN
Selain dividend, investor juga menginginkan adanya capital gain. Dividen mungkin bagus,
tetapi membeli dengan harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi adalah hal yang
luar biasa. Karena begitu banyak investor tertarik pada keuntungan modal, yang menurut
definisinya melibatkan perbedaan antara harga yang dibayarkan untuk sekuritas dan harga di
mana sekuritas ini kemudian dijual, model penilaian tampaknya harus mengandung harga
saham di suatu tempat. Jadi, dalam menghitung nilai sekarang untuk sebuah saham. investor
tertarik dengan nilai sekarang dari perkiraan harga dua tahun dari sekarang. enam bulan dari
sekarang atau apa pun yang diharapkan.

Menghitung Capital Gain

Saat kita akan membeli saham untuk ditahan selama tiga tahun berikutnya, pada tahun ketiga,
harga saham yang kita terima akan mencerminkan ekspetasi pembeli dari dividend pada
tahun itu. Sehingga nilai dari saham tersebut dapat dirumuskan sama dengan persamaan
model diskonto dividend, yaitu:

PELAKSANAAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL

Dalam pelaksanaannya, investor mungkin menggunakan dividend discount model untuk


memilih saham. D1
k g
P0

Persamaan diatas adalah persamaan dalam perhitungan expected return yang dapat dilakukan
oleh investor. Jika expected return lebih besar dibanding required return, maka investor
disarankan untuk membeli saham tersebut, begitupun sebaliknya.
OTHER DISCOUNTED CASH FLOW APPROACH

DDM tentu bukan satu-satunya model DCF yang digunakan oleh investor dan analis.
Pendekatan apapun, semua melibatkan konsep dasar yang sama, seperti perkiraan arus kas
masa depan, diskon kembali ke hari ini menggunakan tingkat diskonto untuk mencerminkan
nilai waktu uang dan risiko yang terlibat.

FREE CASH FLOW TO EQUITY

Free Cash Flow To Equity (FCFE) model Ini berbeda dari DDM yang telah dibahas, FCFE
mengukur apa yang dapat dibayarkan perusahaan sebagai dividen, daripada apa yang
sebenarnya mereka bayar. FCFE sendiri didefinisikan sebagai sisa cashflow setelah biaya
bunga dan pembayaran pokok untuk hutang yang telah dilakukan dan capital expenditures
untuk memaintance aset yang sudah ada ataupun membeli aset baru yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan perusahaan.

FCFE= Net Income+Depreciation-Debt Repayment-Capital Expenditures-Change in working


capital+new debt issues

Untuk mengimplementasikan model ini untuk perusahaan yang cashflow nya tumbuh secara
konstan dapat menggunakan persamaan:
ExpectedFCFE
V0 
Dimana: kg
k = cost of equity capital for the company

FREE CASH FLOW TO THE FIRM

Definisi dari Free Cash Flow to The Firm hampir sama dengan FCFE. Perbedaan utama nya
adalah menggunakan debt financing, seperti pembayaran dalam debt (hutang) yang sudah
ada, biaya bunga, dan penjualan debt baru.

FCFF= FCFE+Interest Expense(1-Tax Rate) + Principal repayment – new debt issues –


preffered dividend

You might also like