You are on page 1of 5

Islamic Public Expenditure Management

1. Literatur Study

Ada banyak sekali literatur mengenai isu Islamic public finance, baik dari era modern
maupun literatur klasik dalam sejarah perkembangan Islam. Dengan begitu banyaknya bahan
yang mengkaji mengenai isu ini, peneliti perlu untuk mengelompokkan berbagai macam
bahan yang relevan dalam penelitian ini ke dalam beberapa kelompok. Untuk memudahkan
penelitian ini, peneliti memutuskan untuk membagi bahan yang digunakan dalam penelitian
ke dalam tiga kelompok berdasarkan tiga tema utama yakni, literatur dalam studi politik
maupun sistem pemerintahan Kekhalifahan Islam, literatur dalam studi sejarah penaklukan
Kekhalifahan Islam serta terakhit mengenai literatur yang menjelaskanbeberapa konesp
modern yang digunakan dalam penelitian ini.

Kelompok pertama adalah literatur yang membahas secara spesifik mengenai kajian
mengenai aspek tata negara maupun sistem pemerintahan yang digunakan dalam
Kekhalifahan Islam. Literatur modern yang ditulis oleh ilmuwan barat maupun muslim yang
mengkaji mengenai studi politk dan pemerintahan Kekhalifahan Islam masuk dalam
kelompok ini. Studi literatur dalam kelompok pertama digunakan oleh peneliti untuk
mengkaji konsep keuangan yang ada di dalam Kekhalifahan Islam.

Didalam perkembangan studi sistem keuangan Kekhalifahan Islam, peneliti menemukan


bahwa terdapat perbedanan pandangan yang cukup besar antara kajian yang dilakukan oleh
beberapa ulama ternama seperti Al Ghazali dengan beberapa kajian keuangan negara yang
dilakukan oleh beberapa administrator ternama yang ada selama masa classical Islam. Selain
itu, perbedaan juga terjadi diantara empat madzhab utama yang ada dalam Islam menyangkut
berbagai macam isu dalam kajian keuangan Kekhalifahan Islam. Salah satu isu utama yang
muncul adalah terkait legalitas syar’i beberapa sumber keuangan yang digunakan oleh
Kekhalifahan Islam pada masa classical Islam seperti kharaj, fay dan ushur. Oleh karena
itulah, peneliti akan menggunakan literatur dari dua kelompok yang berbeda yakni kelompok
pertama yang melegalkan tiga sumber keuangan Islam diatas sebagai bagian dari sumber
keuangan yang sah menurut syari’ah serta kelompok kedua yang menolak salah satu ataupun
keseluruhan ketiga sumber keuangan Islam selain zakat, jizyah serta ghonimah.
Kelompok kedua merupakan literatur yang mengkaji mengenai sejarah penaklukan yang
dilakukan oleh Kekhalifahan selama periode classic sejarah Islam hingga awal Kekhalifahan
Abbasiyah. Kajian yang dilakukan sejarawan modern seperti Fred M Donner dalam buku The
Early Islamic Conquest-nya masuk dalam bagian kelompok kedua ini. Studi literatur yang
ada dalam kelompok kedua ini akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis
implementasi dari penerapan konsep keuangan Kekhalifahan Islam. Kajian terhadap studi
literatur ini terutama akan berfokus pada aspek Kitaba consciousness, seperti implementasi
Kharah, fay ataupun Ushur.

Kelompok terakhir merupakan literatur yang membahas mengenai beberapa konsep ilmu
pengetahuan modern yang digunakan dalam penelitian ini. Literatur modern ini digunakan
untuk membantu penulis menganalisis implementasi sistem keuangan negara yang ada pada
masa Kekhalifahan Islam serta untuk menjelaskan apakah beberapa konsep yang ada dalam
studi keuangan Islam dapat digunakan dalam sistem keuangan modern yang ada di Indonesia
pada khususnya ataupun sistem keuangan negara di beberapa wilayah di dunia. Beberapa
literatur modern yang digunakan mencakup literatur mengenai konsep keuangan negara,
Public Expenditure Management (PEM), konsep perpajakan modern maupun konsep
ekonomi secara modern.

Bahan utama yang akan menjadi rujukan dalam penelitian merupakan terjemahan karya
monumental dari Al Mawardi yang berjudul Al Ahkam Al Sulthaniyah. Karya ini
diterjamahkan oleh Asadullah Yate ke dalam bahasa Inggris. Abu’l Hasan Ali bin
Muhammad bin Habib Al Basri Al Baghdadi Al Mawardi merupakan salah seroang murid
dari Imam Hanafi, yang lahir pada abad kelima Masehi. Didalam karyanya ini Al Mawardi
memberikan perhatian yang cukup besar mengenai studi keuangan negara.

Ada delapan chapter dari total 22 chapter yang bersinggungan dengan kajian keuangan
Kekhalifahan Islam. Tiga chapter dalam buku ini menjelaskan secara rinci mengenai status
dari keenam sumber pemasukan Islam. Al Mawardi menjelaskan mengenai zakah sebagai
sumber pemasukan Islam serta bagaimana aturan mengenai penarikan zakat pada chapter 11.
Chapter berikutnya dalam buku ini menjelaskan status hukum dari fay dan ghonimah serta
perbedaan diantara kedua jenis sumber pemasukan Islam. Pada chapter ke 13 dijelaskan
mengenai perbedaan diantara jizyah dan kharaj serta bagaiaman cara untuk menentukan
besaran dari kedua jenis pajak diatas. Tiga chapter berikutnya dalam The Ordinance of
Govenement ini yang kemudian menjelaskan mengenai beberapa tipe tanah yang akan
menentukan besaran kharaj yang ditetapkan oleh Khalifah. Terakhir, Al Mawardi juga
memberikan perhatian pada insitiusi yang memiliki kewenangan dalam melakukan penarikan
pajak ataupun retribusi. Al Mawardi menjelaskan bahwa terdapat dua lembaga utama yang
mengurusi tentang keuangan negara. Pertama adalah Diwan, atau Diwan Al Kharaj, lembaga
ini secara spesifik memiliki tugas untuk mengelola uang dari hasil pajak1 atau dalam struktur
pemerintahan Indonesia sekarang setara dengan Direktorat Jendral Perpajakan. Institusi
kedua yang berwenang untuk mengelola finansial dalam Kekhalifahan Islam adalah Bait Al
Mal. Lembaga ini berwenang untuk mengelola segala sumber keuangan yang dimiliki oleh
Kekhalifahan Islam diluar dari pajak atau kharaj yang ditarik oleh Diwan AL Kharaj.

Sebagai perbandingan untuk melihat konsep keuangan negara dalam Kekhalifahan Islam,
penulis akan menggunakan beberapa literatur lain dari yang dibuat oleh cendekiawan klasiik
Islam. Beberapa diantaranya adalah

1. Buku Councels of Kings dan Ihya Ulumuddin dari Abu Hamid Al Ghazali. Al Ghazali
yang lahir di Persia menjelaskan mengenai beberapa prinsip ketatanegaraan Islam dalam
karya monumentalnya Ihya Ulumuddin. Beberapa prinsip ketenagaraan terutama mengenai
studi keuangan Islam dijelaskan lebih lanjut dalam Councels of Kings. Al Gahazali
menjelaskan menegenai berbagai macam pajak yang dikenakan bagi komunitas non
muslim(Ghazanfar, Islahi, Hosseini, & Oslington, 2004). Kemudian, didalam kedua buku
tersebut juga dijelaskan mengenai prioritas yang harus diperhatikan oleh Kekhalifahan
Islam dalam mengatur pengeluaran negara. Yang menarik didalam karyanya tersebut, Al
Ghazali juga mengemukakan mengenai public borrowing atau pinjaman negara sebagai
salah satu alternatif pemasukan negara. Hal yang sangat jarang dibahas oleh ilmuwan
muslim yang memiliki perhatian pada tata kelola pemerintahan Islam.

2. Literatur lain yang menjadi bahan pembanding bagi Al Ahkam Al Sulthaniyah adalah
beberapa karya yang ditulis oleh state-administrator yang memiliki perhatian terhadap tata
kelola pemerintahan di Kekhalifahan Islam. Pertama adalah Kitab Al Kharaj karya Abu
Yusuf, salah saeorang murid utama dari Imam Hanafi yang kemudian diangkat menjadi
Qodi’ utama bagi Kekhalifahan Abbasiyah. Salah satu sumbangsih besar yang diberikan
oleh Abu Yusuf dalam karya monumentalnya tersebut adalah mengenai sistematika
pemungutan pajak atau kharaj didalam Kekhalifahan Islam. Selain itu, Abu Yusuf juga

1
. Pajak yang dimaksud dalam konteks ini adalah Kharaj. Oleh karena itulah, lembaga yang menarik pungutan
kharaj disebut sebagai Diwan Al Kharaj.
menjelaskan bahwa setidaknya terdapat lima bentuk sumber pemasukan utama bagi
keuangan negara Islam yakni zakah, jizyah, ghanimah, fay, kharaj serta ushur. Untuk
mendukung pernyataaanya tersebut, Abu Yusuf juga memberikan penjelasan dasar hukum
kelima jenis pajak tersebut dalam Al Qur’an, Hadis ataupun ijtihad dari para salaf al salih.
Bahan lain yang membantu penulis dalam menganalisis sistem keuangan negara Islam
adalah karya monumental dari Ibnu Qudama, salah seorang state-administrator pada masa
Kekhalifahan Abbasiyah.

Di samping kelima bahan utama diatas, penulis juga akan menggunakan dua volume
terjemahan dari buku monumental Al Baladhuri. Abu’l Abbas Ahmad ibn Yahya Al
Baladhuri merupakan state-administrator pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. Beliau menulis
buku Futuh Al Buldan, sebuah buku yang menjelaskan bagaimana proses penaklukan wilayah
yang dilakukan oleh Kekhalifahan Islam semenjak masa Nabi Muhammad SAW hingga awal
masa Kekhalifahan Abbasiyah. Buku ini akan menjadi bahan yang sangat penting bagi
penulis untuk memahami bagaimana implementasi dari sistem perepajakan Islam pada masa
classical Islam dari sudut pandang state-administrator, yang tentunya memiliki pemahaman
mengenai permasalahan ini. Literatur klassik lain yang digunakan untuk memahami
implementasi dari tata kelola perpajakan di dalam Kekhalifahan Islam adalah terjemahan dari
Futuhussham (The Islamic Conquest of Syiria) karya Al Imam Al Waqidi, yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Mawlana Sulaiman Al Kindi. Literatur ini
menjelaskan secara lebih khusus mengenai penaklukan wilayah Syam oleh Kekhalifahan
Islam. Literatur ketiga yang digunakan oleh penulis untuk memahami implementasi sistem
keuangan Islam adalah karya sejarawan barat modern bernama Fred M. Donner dalamm
karyanya The Early Islamic Conquest.

Beberapa literatur klasik yang yang juga membantu peneliti dalam mengkaji isu mengenai
Islamic public finance management antara lain adalah The Best Divisions for Knowledge of
Region karya dari Al Muqaddasi, karya sejarah monumental dari Al Thabary dalam History
of At Thabary, Huddud Al Alam serta literatur klasik lain dalam sejarah peradaban Islam.
Literatur klasik diatas untuk membantu peneliti dalam memahami sistem keuangan Islam dan
implementasinya terutama pada era Classical Islam. Masing-masing literatur klasik Islam
diatas membutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda dengan beberapa literatur modern yang
digunakan di dalam buku ini. Oleh karena itulah, peneliti membutuhkan lebih banyak buku
mengenai literatur klasik Islam untuk membandingkan beberapa kejadian yang mungkin
berbeda diantara satu buku dengan buku yang lain.
Salah satu buku yang menjadi panduan penulis untuk memahami konsep taxation, ataupun
public finance management adalah Modul Pengantar Perpajakan yang ditulis oleh Prof. Haula
Rosdiana. Didalam buku ini, penulis menulis dengan jelas mengenai beberapa dasar-dasar
dari ilmu perpajakan dan tentunya dengan case study yang terjadi di Indonesia. Buku lain
yang membantu pemahaman terhadap public finance adalah buku Public Finance In Theory
And Practice yang dibuat oleh Richard Musgrave & Peggy Musgrave. Didalam buku ini,
penulis menjelaskan fungsi dari public finance serta bagiamana mengalokasikan public
finance untuk kepentingan masyarakat. Kedua buku ini menjadi buku pedoman dalam
penelitian ini untuk memahami bagaiamana public finance management bekerja didalam
sebuah negara. Di samping itu terdapat beberapa literatur lain dalam bidang public finance
management yang peneliti gunakan untuk mendampingi analisis yang peneliti lakukan.

2. Deskripsi dan Analisis

You might also like