You are on page 1of 13

PENGARUH PENCAMPURAN PUPUK ORGANIK CAIR DALAM

NUTRISI HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)
MENGGUNAKAN SISTEM AEROPONIK
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Metode Ilmiah Ilmu Alam”

Dosen Pengampu:
Ir. Ahmad Taofik, MP

Oleh:
Iqrima Hana Sofiani
1157060041
Agroteknologi 6B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih dan sayang-Nya
proposal yang berjudul “Pengaruh Pencampuran Pupuk Organik Cair Dalam Nutrisi
Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Tanaman Selada (Lactuca
Sativa L.) Menggunakan Sistem Aeroponik” ini dapat diselesaikan. Proposal ini
disusun dan dimaksudkan bukan hanya untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur
mata kuliah Metode Ilmiah Ilmu Alam, tetapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman
untuk menambah pengetahuan, sehingga kita dapat mengetahui lebih mengenai
materi tersebut.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan proposal ini sehingga proposal ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Kami menyadari adanya kekurangan dan kekhilafan dalam
tulisan ini mengingat terbatasnya kemampuan sebagai seorang makhluk, segala kritik
dan saran untuk penyempurnaan sangat kami nantikan. Mudah-mudahan proposal ini
dapat berguna untuk para mahasiswa yang sedang belajar pada khususnya dan untuk
masyarakat pada umumnya.

Bandung, 27 April 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.4 Kegunaan ........................................................................................................ 3
1.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 3
1.6 Hipotesis ......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 7
3.1 Waktu & Tempat Penelitian ........................................................................... 7
3.2 Bahan & Alat Penelitian ................................................................................. 7
3.2.1 Bahan....................................................................................................... 7
3.2.2 Alat .......................................................................................................... 7
3.3 Metode Penelitian ........................................................................................... 7
3.3.1 Rancangan Percobaan ............................................................................. 7
3.3.2 Rancangan Perlakuan .............................................................................. 7
3.3.3 Racangan Respons .................................................................................. 8
3.4 Pelaksanaan penelitian ................................................................................... 8
3.4.1 Instalasi Aeroponik ................................................................................. 8
3.4.2 Persemaian dan Pembibitan .................................................................... 9
3.4.3 Nutrisi dan Penanaman ........................................................................... 9
3.4.4 Pemeliharaan dan PHT ............................................................................ 9
3.4.5 Panen ..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura saat ini mengalami
peningkatan, terutama sayuran. Meningkatnya sayuran ini terjadi seiring
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi,
kesejahteraan, dan jumlah penduduk. Seperti yang dikatakan oleh Susenas
(2016) bahwa konsumsi sayuran masyarakat Indonesia mengalami fluktuasi
dari tahun ketahunnya, tercatat pada tahun 2012 sebesar 134.527 Kg/ Kapita/
Tahun; tahun 2013 sebanyak 118.156 Kg/ Kapita/ Tahun; dan pada tahun 2014
konsumsi sayuran meningkat kembali menjadi 129.160 Kg/ Kapita/ Tahun.
Salah satu sayuran yang mempuyai nilai komersial dan prospek yang
cukup baik untuk dikembangkan adalah selada. Sayuran ini mempunyai nilai
gizi yang tinggi, mengandug vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Selain dilihat dari aspek gizi yang terkandung dalam tanaman selada,
Haryanto et al. (2003) menyatakan bahwa ditinjau dari aspek klimatologi, aspek
teknis, ekonomi dan bisnis, selada layak diusahakan guna memenuhi
permintaan konsumen yang cukup tinggi dan peluang pasar internasioanal yang
cukup besar. Hal ini membuktikan bahwa selain kuantitas, permintaan sayur
juga meningkat secara kualitas.
Namun, kendala yang menghambat pengembangan komoditas sayuran
secara kuantitas dan kualitas pada zaman sekarang ini yaitu terbatasnya atau
semakin sempitnya lahan pertanian dan menurunnya kualitas tanah yang subur.
Sampai saat ini, kosumen sayuran yang memiliki kualitas baik belum dapat
dipenuhi dari sistem pertanian konvensional.
Cara alternatif untuk pemecahan masalah tersebut adalah membudidayakan
tanaman selada secara hidroponik. Salah satu budidaya hidroponik yang

1
dikembangkan adalah sistem aeroponik, dimana aeroponik merupakan sistem
budidaya tanaman dimana akar tanaman menggantung dan larutan nutrisi
disemprotkan ke daerah perakarannya. Salah satu keuntungan budidaya secara
hidroponik adalah lebih mudah dalam pemberian nutrisi sehingga bisa lebih
efisien (Setyoadji, 2015).
Dalam budidaya hidroponik, selain digunakan pupuk anorganik juga dapat
digunakan pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang banyak beredar
dipasaran adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair mengandung unsur
hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain mengandung unsur nitrogen
yang berfungsi menyusun semua protein, asam amino, dan klorofil, Salisbury
da Ross (1995) juga menjelaskan bahwa pupuk organik cair juga mengandung
unsur hara mikro yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses sintesis
protein dan pembetukan klorofil.
Dalam penggunaan pupuk organik juga perlu memperhatikan konsentrasi
atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Semakin tinggi dosis yang
diberikan, maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis terlalu tinggi pun justru akan
mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Djufry dan Ramlan,
2013). Untuk itu perlu dilakukan uji efektivitas penggunaan pupuk organik cair
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas dan
efisiensi pada budidaya tanaman selada (Marsono dan Lingga, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah bagaimana
efektivitas dari pencampuran pupuk organik cair dalam larutan nutrisi
hidroponik terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada (Lactuca
sativa L.) dengan menggunakan sistem aeroponik.

2
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh pencampuran
pupuk organik cair dengan nutrisi hidroponik terhadap pertumbuhan dan hasil
produksi tanaman selada.

1.4 Kegunaan
Bagi masyarakat khususnya petani, sebagai bahan masukan terhadap
perkembangan budidaya tanaman selada yang selama ini telah dilakukan
sehingga dapat meningkatkan mutu hasil produk tanaman dengan biaya yang
efisien.

1.5 Kerangka Pemikiran


Sayuran adalah komoditi yang sangat diperlukan dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Komoditi ini berprospek cerah
untuk dikembangkan karena dibutuhkan sehari-hari sehingga permitaannya
cenderung terus meningkat.
Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur,
serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan
tanaman yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi sehingga tanaman ini
menjadi salah satu tanaman prioritas nasional untuk mendukung perkembangan
di Indonesia. Mengingat permintaan yang terus meningkat sesuai dengan
pertambahan penduduk maka perlu adanya usaha-usaha pengembangan
teknologi dalam budidaya tanaman selada. Salah satu perkembangan teknologi
tersebut adalah budidaya secara hidroponik.
Sayuran hidroponik adalah sayuran yang ditanam tanpa menggunakan
media tanam dari tanah atau dapat disebut juga sayuran yang ditanam
menggunakan media tanam air yang mengandung campuran hara. Sayuran
hidroponik disediakan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sayuran dengan
kualitas yang tinggi secara kotinyu. Terbatasnya lahan pertanian dan juga

3
berkurangnya tingkat kesuburan tanah menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas sayuran yang diproduksi. Sayuran hidroponik merupakan salah satu
solusi dari permasalahan tersebut.
Atribut preferensi yang biasanya dilihat oleh konsumen dalam membeli
sayuran selada hidroponik antaralain; kesempurnaan fisik, tingkat kesegaran,
warna daun, kebersihan sayuran, dan harga. Untuk menghasilkan budidaya
tanaman selada yang baik, perlu diperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan budidaya tanaman selada tersebut. Maka dari itu, penelitian ini
dilakukan untuk menguji faktor yang berpengaruh yaitu dari aspek
pencampuran larutan nutrisi hidroponik dan pupuk organik cair.
Usaha peningkatan produksi selada dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan
budidaya tanaman selada menggunakan sistem aeroponik dengan mengatur
konsentrasi hara yang diberikan. Hal tersebut juga merupakan salah satu cara
dalam memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau
yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiata
usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai
(Suhardiyanto, 2006).
Formulasi hara merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya
hidroponik. Menurut Haryanto et al. (2002), larutan yanng dberikan untuk
tanaman hidroponik harus mengandung unsur hara makro dan mikro yang
diberikan secara teratur serta efisien. Nutrisi hidroponik dapat diperoleh dengan
meramu sendiri atau membelinya dalam bentuk siap pakai. Nutrisi hasil ramuan
sendiri biasanya digunakan oleh orang yang menjadikan budidaya hidroponik
sebagai suatu usaha. Sementara nutrisi dalam bentuk siap pakai biasanya lebih
banyak digunakan karena formulasi yang dibuat telah diuji terlebih dahulu.
Formulasi hara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Growmore.
Growmore merupakan formulasi yang sering dipakai untuk tanaman
sayuran dan buah. Formulasi ini telah dicoba da diteliti selama beberapa tahun.

4
Growmore salah satu pupuk daun lengkap yang dapat dipakai pada berbagai
jenis tanaman. Pupuk ini mengandung 10 % N, 32 % P2O5, 10 % K2O, 0.05 %
Ca, 0.10 % Mg, 0.20 % S, 0.02 % B, 0.05 % Cu, 0.10 % Fe, 0.05 % Mn, 0.0005
% Mo, 0.05 % Zn. Konsentrasi anjuran pupuk ini adalah 2 gr l air yang dapat
diaplikasikan pada pagi atau sore hari (Rahayu et al. 2002).
Lingga (1994) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada adalah dengan
pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik pupuk yang
mengandung unsur hara makro maupun mikro. Ketersediaan unsur hara bagi
tanaman merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian. Untuk
pertumbuhan yang sehat dan berproduksi tinggi, tanaman membutuhkan unsur
hara yang seimbang dan cukup tersedia. Jika terjadi kekurangan unsur hara
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Dengan mencampurkan berbagai konsentrasi hara (pupuk organik cair)
pada tanaman selada yang ditanam pada sistem aeroponik, dapat diketahui
konsentrasi yang lebih efektif dan efisien terhadap pertumbuhan dan hasil
produksi dari tanaman selada.

1.6 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada percobaa ini adalah pencampuran pupuk
organik cair dengan nurtisi hidroponik akan berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman selada.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu & Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019 di Rumah
Kaca Universitas Padjajaran Ciparanje, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat, dengan ketinggian tempat 753 m dpl.

3.2 Bahan & Alat Penelitian


3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih selada, pupuk AB
mix, pupuk organik cair Growmore.
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: PH meter, EC meter, bak
nutrisi, tray semai, pipa, selang sambungan, selang aquarium, rockwool, net
pot, gergaji, hand bor, hole saw, penggaris, pipa penyambung T, sprinkler,
mata bor, Dop, flopsock, dan pompa aquarium.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk
Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari satu faktor yaitu pencampuran
pupuk organik cair (POC) dan AB mix, 5 perlakuan (P1, P2, P3, P4, dan P5)
dengan 3 kali ulangan sehingga didapatkan 15 satuan percobaan.
3.3.2 Rancangan Perlakuan
Perlakuan terdiri atas lima taraf, yaitu P1 (POC 0%, AB Mix 100%), P2
(POC 25%, AB Mix 75%), P3 (POC 50%, AB Mix 50%), P4 (POC 75%, AB
Mix 25%), P5 (POC 100%, AB Mix 0%). Setiap taraf menggunakan 3

7
ulangan, sehingga dibutuhkan 15 satuan percobaan, dan setiap percobaan
terdapat 5 tanaman, sehingga terdapat 75 tanaman. Pemberian nutrisi
diberikan pada awal masa tanam (dari persemaian ke media tanam/ bak
nutrisi), setiap 10 HST dilakukan penggantian nutrisi campuran POC dan AB
Mix yang sudah dilarutkan dalam air.
3.3.3 Racangan Respons
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh.
Pengukuran dilakukan 5 hari sekali mulai dari 10 HST sampai 30 HST.
2. Jumlah daun, dihitung setiap 5 hari sekali mulai dari 10 HST sampai 30
HST.
3. Bobot panen, dihitung berat per tanaman pada 30 HST.
4. Bobot basah akar dan daun, dihitung bobot per tanaman pada 30 HST.
Panjang akar dihitung dari mulai ujung akar sampai pangkal batang pada
30 HST.
5. Volume tanaman, dihitung volume akhir pada masa panen pada 30 HST.
Pengukuran dilakukan menggunakan gelas ukur tersebut dan catat
pertambahan volumenya.
6. Bobot kering tanaman total, mulai dari akar dan daun dihitung setelah
dimasukan kedalam oven selama 2 hari setelah panen dengan suhu 80o C.
3.4 Pelaksanaan penelitian
3.4.1 Instalasi Aeroponik
Container box dengan volume 15 L disiapkan untuk penanaman bibit
tanaman selada, bagian tutup container yang akan ditanami terlebih dahulu
dilubangi menggunakan hole saw dengan diameter 5 cm. Rangkai pipa dan
pasang sprinkler pada pipa tersebut, lalu pasang selang penyambung dan
sambungkan pada pompa aquarium.

8
3.4.2 Persemaian dan Pembibitan
Benih selada yang akan ditanam pada instalasi aeroponik, harus dilakukan
persemaian terlebih dahulu. Untuk menyemai benih tersebut, dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Media semai (rockwool) dipotong ukuran 3 x 3 cm.
2. Rockwool yang telah dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam air
hingga seluruh bagian rockwool basah terkena air kemudian rockwool
diletakan pada tray semai.
3. Rockwool dilubangi dan disertai benih selada.
3.4.3 Nutrisi dan Penanaman
Bak penampung air dengan volume 15 L diisi air yang sudah dicampur
nutrisi hidroponik dan pupuk organik cair sebanyak 10 L. setiap pompa
dimasukan ke dalam bak penampung nutrisi. Tutup container yang telah
dilubangi sebelumnya, diisi tanaman selada yang telah disemai. Mesin pompa
nutrisi dinyalakan agar irigasi dapat berjalan dengan menggunakan aliran
listrik.
3.4.4 Pemeliharaan dan PHT
Dalam pemeliharaan budidaya hidroponik selada biasanya terdapat
beberapa hama yang menyerang yaitu Aphides, larva bitula, Coccidae, dan
laba-laba. Beberapa penyakit yang umumnya terdapat pada pemeliharaan
selada antaralain yaitu Anthracnose, Botrytis, dan Chlorosis. Adapun
beberapa cara untuk memelihara dan mengendalikan hama penyakit yaitu
dengan cara:
1. Melakukan penambahan air nutrisi yang telah dicampur setiap 10 hari.
2. Membuang sisa tanaman/ gulma yang terdapat disekitar tanaman selada
dan green house.
3. Menjaga kebersihan bak dan air yang digunakan untuk melarukan nutrisi.

9
3.4.5 Panen
Pemanenan tanaman selada aeroponik dilakukan pada 30 HST bila tidak
ada gangguan baik dari instalasi maupun dari perkembangan dan pertumbuhan
tanaman.

10

You might also like