Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Ir. Ahmad Taofik, MP
Oleh:
Iqrima Hana Sofiani
1157060041
Agroteknologi 6B
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih dan sayang-Nya
proposal yang berjudul “Pengaruh Pencampuran Pupuk Organik Cair Dalam Nutrisi
Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Tanaman Selada (Lactuca
Sativa L.) Menggunakan Sistem Aeroponik” ini dapat diselesaikan. Proposal ini
disusun dan dimaksudkan bukan hanya untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur
mata kuliah Metode Ilmiah Ilmu Alam, tetapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman
untuk menambah pengetahuan, sehingga kita dapat mengetahui lebih mengenai
materi tersebut.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan proposal ini sehingga proposal ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Kami menyadari adanya kekurangan dan kekhilafan dalam
tulisan ini mengingat terbatasnya kemampuan sebagai seorang makhluk, segala kritik
dan saran untuk penyempurnaan sangat kami nantikan. Mudah-mudahan proposal ini
dapat berguna untuk para mahasiswa yang sedang belajar pada khususnya dan untuk
masyarakat pada umumnya.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dikembangkan adalah sistem aeroponik, dimana aeroponik merupakan sistem
budidaya tanaman dimana akar tanaman menggantung dan larutan nutrisi
disemprotkan ke daerah perakarannya. Salah satu keuntungan budidaya secara
hidroponik adalah lebih mudah dalam pemberian nutrisi sehingga bisa lebih
efisien (Setyoadji, 2015).
Dalam budidaya hidroponik, selain digunakan pupuk anorganik juga dapat
digunakan pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang banyak beredar
dipasaran adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair mengandung unsur
hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain mengandung unsur nitrogen
yang berfungsi menyusun semua protein, asam amino, dan klorofil, Salisbury
da Ross (1995) juga menjelaskan bahwa pupuk organik cair juga mengandung
unsur hara mikro yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses sintesis
protein dan pembetukan klorofil.
Dalam penggunaan pupuk organik juga perlu memperhatikan konsentrasi
atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Semakin tinggi dosis yang
diberikan, maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis terlalu tinggi pun justru akan
mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Djufry dan Ramlan,
2013). Untuk itu perlu dilakukan uji efektivitas penggunaan pupuk organik cair
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas dan
efisiensi pada budidaya tanaman selada (Marsono dan Lingga, 2004).
2
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh pencampuran
pupuk organik cair dengan nutrisi hidroponik terhadap pertumbuhan dan hasil
produksi tanaman selada.
1.4 Kegunaan
Bagi masyarakat khususnya petani, sebagai bahan masukan terhadap
perkembangan budidaya tanaman selada yang selama ini telah dilakukan
sehingga dapat meningkatkan mutu hasil produk tanaman dengan biaya yang
efisien.
3
berkurangnya tingkat kesuburan tanah menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas sayuran yang diproduksi. Sayuran hidroponik merupakan salah satu
solusi dari permasalahan tersebut.
Atribut preferensi yang biasanya dilihat oleh konsumen dalam membeli
sayuran selada hidroponik antaralain; kesempurnaan fisik, tingkat kesegaran,
warna daun, kebersihan sayuran, dan harga. Untuk menghasilkan budidaya
tanaman selada yang baik, perlu diperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan budidaya tanaman selada tersebut. Maka dari itu, penelitian ini
dilakukan untuk menguji faktor yang berpengaruh yaitu dari aspek
pencampuran larutan nutrisi hidroponik dan pupuk organik cair.
Usaha peningkatan produksi selada dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan
budidaya tanaman selada menggunakan sistem aeroponik dengan mengatur
konsentrasi hara yang diberikan. Hal tersebut juga merupakan salah satu cara
dalam memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau
yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiata
usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai
(Suhardiyanto, 2006).
Formulasi hara merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya
hidroponik. Menurut Haryanto et al. (2002), larutan yanng dberikan untuk
tanaman hidroponik harus mengandung unsur hara makro dan mikro yang
diberikan secara teratur serta efisien. Nutrisi hidroponik dapat diperoleh dengan
meramu sendiri atau membelinya dalam bentuk siap pakai. Nutrisi hasil ramuan
sendiri biasanya digunakan oleh orang yang menjadikan budidaya hidroponik
sebagai suatu usaha. Sementara nutrisi dalam bentuk siap pakai biasanya lebih
banyak digunakan karena formulasi yang dibuat telah diuji terlebih dahulu.
Formulasi hara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Growmore.
Growmore merupakan formulasi yang sering dipakai untuk tanaman
sayuran dan buah. Formulasi ini telah dicoba da diteliti selama beberapa tahun.
4
Growmore salah satu pupuk daun lengkap yang dapat dipakai pada berbagai
jenis tanaman. Pupuk ini mengandung 10 % N, 32 % P2O5, 10 % K2O, 0.05 %
Ca, 0.10 % Mg, 0.20 % S, 0.02 % B, 0.05 % Cu, 0.10 % Fe, 0.05 % Mn, 0.0005
% Mo, 0.05 % Zn. Konsentrasi anjuran pupuk ini adalah 2 gr l air yang dapat
diaplikasikan pada pagi atau sore hari (Rahayu et al. 2002).
Lingga (1994) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada adalah dengan
pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik pupuk yang
mengandung unsur hara makro maupun mikro. Ketersediaan unsur hara bagi
tanaman merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian. Untuk
pertumbuhan yang sehat dan berproduksi tinggi, tanaman membutuhkan unsur
hara yang seimbang dan cukup tersedia. Jika terjadi kekurangan unsur hara
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Dengan mencampurkan berbagai konsentrasi hara (pupuk organik cair)
pada tanaman selada yang ditanam pada sistem aeroponik, dapat diketahui
konsentrasi yang lebih efektif dan efisien terhadap pertumbuhan dan hasil
produksi dari tanaman selada.
1.6 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada percobaa ini adalah pencampuran pupuk
organik cair dengan nurtisi hidroponik akan berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman selada.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
ulangan, sehingga dibutuhkan 15 satuan percobaan, dan setiap percobaan
terdapat 5 tanaman, sehingga terdapat 75 tanaman. Pemberian nutrisi
diberikan pada awal masa tanam (dari persemaian ke media tanam/ bak
nutrisi), setiap 10 HST dilakukan penggantian nutrisi campuran POC dan AB
Mix yang sudah dilarutkan dalam air.
3.3.3 Racangan Respons
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh.
Pengukuran dilakukan 5 hari sekali mulai dari 10 HST sampai 30 HST.
2. Jumlah daun, dihitung setiap 5 hari sekali mulai dari 10 HST sampai 30
HST.
3. Bobot panen, dihitung berat per tanaman pada 30 HST.
4. Bobot basah akar dan daun, dihitung bobot per tanaman pada 30 HST.
Panjang akar dihitung dari mulai ujung akar sampai pangkal batang pada
30 HST.
5. Volume tanaman, dihitung volume akhir pada masa panen pada 30 HST.
Pengukuran dilakukan menggunakan gelas ukur tersebut dan catat
pertambahan volumenya.
6. Bobot kering tanaman total, mulai dari akar dan daun dihitung setelah
dimasukan kedalam oven selama 2 hari setelah panen dengan suhu 80o C.
3.4 Pelaksanaan penelitian
3.4.1 Instalasi Aeroponik
Container box dengan volume 15 L disiapkan untuk penanaman bibit
tanaman selada, bagian tutup container yang akan ditanami terlebih dahulu
dilubangi menggunakan hole saw dengan diameter 5 cm. Rangkai pipa dan
pasang sprinkler pada pipa tersebut, lalu pasang selang penyambung dan
sambungkan pada pompa aquarium.
8
3.4.2 Persemaian dan Pembibitan
Benih selada yang akan ditanam pada instalasi aeroponik, harus dilakukan
persemaian terlebih dahulu. Untuk menyemai benih tersebut, dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Media semai (rockwool) dipotong ukuran 3 x 3 cm.
2. Rockwool yang telah dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam air
hingga seluruh bagian rockwool basah terkena air kemudian rockwool
diletakan pada tray semai.
3. Rockwool dilubangi dan disertai benih selada.
3.4.3 Nutrisi dan Penanaman
Bak penampung air dengan volume 15 L diisi air yang sudah dicampur
nutrisi hidroponik dan pupuk organik cair sebanyak 10 L. setiap pompa
dimasukan ke dalam bak penampung nutrisi. Tutup container yang telah
dilubangi sebelumnya, diisi tanaman selada yang telah disemai. Mesin pompa
nutrisi dinyalakan agar irigasi dapat berjalan dengan menggunakan aliran
listrik.
3.4.4 Pemeliharaan dan PHT
Dalam pemeliharaan budidaya hidroponik selada biasanya terdapat
beberapa hama yang menyerang yaitu Aphides, larva bitula, Coccidae, dan
laba-laba. Beberapa penyakit yang umumnya terdapat pada pemeliharaan
selada antaralain yaitu Anthracnose, Botrytis, dan Chlorosis. Adapun
beberapa cara untuk memelihara dan mengendalikan hama penyakit yaitu
dengan cara:
1. Melakukan penambahan air nutrisi yang telah dicampur setiap 10 hari.
2. Membuang sisa tanaman/ gulma yang terdapat disekitar tanaman selada
dan green house.
3. Menjaga kebersihan bak dan air yang digunakan untuk melarukan nutrisi.
9
3.4.5 Panen
Pemanenan tanaman selada aeroponik dilakukan pada 30 HST bila tidak
ada gangguan baik dari instalasi maupun dari perkembangan dan pertumbuhan
tanaman.
10