You are on page 1of 4

Resume Bab 2

Godfrey

Suwardjono

Construction The Theory


Oleh : Andy Agung Nugraha (03) / DIV – 8 (2)

Formulasi Teori
Apakah teori itu?

Bentuk paling simple dari suatu teori adalah adalah suatu bentuk pernyataan atas keyakinan yang
dituangkan ke dalam penjelasan. Lebih dalam teori dapat dijelaskan ke dalam suatu argument
penalaran yang logis, berbentuk simpulan atas keyakinan berupa hipotesis. Beberapa teori terdiri dari
beberapa premis yang saling berkaitan secara logis untuk meneragkan suatu hipotesis atau lebih.

Kita harus membedakan antara teori, proposisi, dan hipotesis. Teori terdiri dari asumsi, pernyataan,
argument terkait asumsi, pernyataan yang mengarah pada kesimpulan, dan simpulan. Proposisi
adalah pernyataan yang berasal dari teori yang digambarkan dalam suatu perihal konseptual.
Hipotesis sendiri merupakan proposisi yang sudah dilaksanakan oleh praktisi sehingga dapat dites.

Bagaimana teori diformulasikan?

Jika teori dirupakan dalam suatu pernyataan yang logis. Hipotesis yang menyimpulkan teori biasanya
dinyatakan ke dalam bentuk pernyataan positif.

Memformulasi teori

Sains secara alami telah dapat menerangkan metode mereka untuk menyediakan jawaban atas
permsalahan pada lingkup masing-masing. Hal ini yang ingin diaplikasikan oleh para pakar teori
akuntansi sehingga pendekatannya dapat diterapkan pada akuntansi.

Ragam Teori
Teori haruslah dapat dijelaskan, baik secara verbal maupun matematis. Pengembangan teori berawal
dari sesuatu yang abstrak, yakni pikiran manusia itu sendiri. Sedangkan, agar berguna teori haruslah
dapat berhubungan atau dapat diterapkan di dunia nyata (praktik nyata). Suatu teori dipicu oleh
adanya rasa penasaran pada suatu permasalahan yang sebenarnya terjadi. Kemudian rasa penasaran
dan penalaran tersebut diolah melalui metode ilmiah.

Aspek Sasaran Teori (Teori Positif dan Normatif)


Pandangan sains akan menghasilkan teori positif sedangkan pandangan teknologi akan menghasilkan
teori akuntansi normatif. Penjelasan positif yang adalah suatu bentuk “benar atau salah” suatu
pernyataan atas dasar kriteria ilmiah. Sedangkan penjelasan normatif adalah pernyataan dan
penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk dalam hal kebijakan ekonomik atau
social tertentu.

Secara singkat perbedaan berbagai aspek antara normatif dan positif dapat dilihat sebagai berikut:

Unsur Pembeda Positif Normatif


Fokus permasalahan Kebenaran Fakta Nilai-nilai
Bentuk Pernyataan “adalah…” “seharusnya…”
Dasar Penyimpulan Objektif Subyektif
Nada Pernyataan Deskriptif Preskriptif
Metode pengujian validitas Sains Seni
Kriteria penerimaan teori Benar/ salah Baik/ buruk

Teori Pragmatik
Descriptive Pragmatic Approach

Pendekatan pragmatik pada konstruksi teori akuntansi bersifat induktif yang berdasarkan pada
obesrvasi berkelanjutan atas perilaku akuntan (praktisi) dalam hal mengimplemantasikan prosedur
dan prinsip akuntansi. Sehingga, inti obesrvasi adalah bagaimana akuntan bertindak pada situasi
tertentu. Maka dari itu teori ini lebih disebut pendekatan anthropologi. Pendekatan ini merupakan
pendekatan yang tertua dan paling digunakan secara universal dalam konstruksi teori akuntansi.

Bagaimanapun terdapat beberapa kritik pada pendepatan ini yakni antara lain:

- Pendekatan pragmatic deskriptif tidak menyertakan penalaran analytical pada tindakan yang
diambil oleh praktisi. Tidak terdapat penilaian atas apa yang seharusnya dilakukan oleh para
praktisi tersebut.
- Pendekatan ini tidak menyediakan tantangan atas teknik akuntansi yang sedang dipraktikan.
- Pendekatan pragmatic deskriptif fokus kepada kebiasaan praktisi namun tidak pada atribut
perusahaan seperti aset, utang dan ekuitas.

Psychological Pragmatic Approach

Sebaliknya, pada psychological pragmatic approach membuat para ahli teori agar mengamati reaksi
oleh pengguna terhadap produk yang dikeluarkan oleh akuntan. Hal tersebut digunakan sebagai
bukti bahwa laporan keuangan adalah sesuatu yang bermanfaat dan memberikan informasi yang
dibutuhkan.

Pada teori pragmatik banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel
akuntansi dengan variable perubahan atau perbedaan perilaku akuntan (termasuk pasar modal,
manajer, dan auditor). Objeknya berupa indicator keuangan yang berbentuk harga saham, volume
saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, perusahaan dan perbedaan memilih metode akuntansi.

Teori Semantik
Teori akuntansi memeiliki penekanan pada bagaimana penyimbolan dunia nyata atau realitas ke
dalam tanda-tandabahasa akuntansi (elemen pernyataan keuangan) sehingga orang dapat
membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan
tersebut. teori ini berfokus memastikan bahwa apa yang disampaikan oleh paraktisi atau akuntan
sampai kepada penerima informasi sesuai dengan yang diharapkan. Maka hal-hal yang lebih banyak
dibahas pada teori ini adalah pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan
pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.

Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yakni elemen
(objek), jumlah rupiah sebagai ukuran, dan hubungan (relasi) antar elemen.

Sehingga teori akuntansi semantic berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek
akuntansi untuk menghasilkan informasi semantic yang bermakna bagi pemakai laporan. Informasi
sintaktik pada penjelasan berikutnya berperan melancarkan komunikasi kepada pengguna informasi.
Teori Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik sebelumnya dikatakan apabila membantu komunikasi karena teori
ini berorientasi membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan
perusahaan yang telah disimbolkan lewat semantic dapat diwujudkan dalam bentuk
statemen keuangan. Maka dari itu, apa yang telah dirumuskan lewat semantic (aset, utang,
pendapatan, beban, dsb) harus berkaitan secara logis di dalam setiap kejadian sehingga dapat
dikandung di dalam statemen keuangan. tetapi sebenarna teori sintaktik lebih dari itu
karena apa yang dijelaskan adalah mencakup apa yang harus dilaporkan, siapa yang
melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya. Kemudian, struktur
pelaporan keuangan dalam suatu negara akan bergantung pada jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan sintaktik antara lain:
- Apa tujuan menyampaikan informasi keuangan?
- Perilaku apa yang disengaja ingin dikendalikan melalui informasi keangan?
- Siapa entitas yang harus menyediakan informasi?
- Siapa pengguna informasi tersebut?
- Apa yang dibutuhkan pengguna informasi tersebut?
- Bagaimana kegiatan fisis digambarkan dalam bentuk elemen laporan keuangan?
- Pesan-pesam apa yang harus disampaikan untuk memenuhi kepentingan pemakai
statemen keuangan?
- Bagaimana pesan-pesan tersebut harus dikandung dalam elemen-elemen pelaporan
keuangan?
Jawaban di atas akan menyediakan gambaran utuh bagaimana suatu informasi keuangan
dikomunikasikan kepada pengguna dengan efektif. Teori ini sering disebut pendekatan
structural karena berisi penjelasan dan penalaran yang melandasi suatu struktur pelaporan
keuangan.

Aspek pendekatan penalaran


Dengan diartikannya teori akuntansi berdasarkan penalaran logis akan menghasilkan penjelasan dan
alas an tentanf perlakuan akuntnasi tertentu. Penalaran itu sendiri adalah proses berpikir logis dan
sistematis untuk mengevaluasi dan membentuk suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau
penjelasan. Penalaran ini memiliki peran penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran
suatu teori. Jenis penalaran ini ada dua yakni penalaran deduktif dan induktif

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang
disepakati ke pernyataan khusus sebagai simpulan. Pernyataan umum tersebut dapat berasal dari
teori, prinsip, konsep, doktrin atau norma yang dianggap benar, baik atau relevan dalam kaitannnya
dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas sehingga dapat memuat nilai-nilai etika,
moral dan keyakinan. Penalaran ini digunakan untuk memberikan penjelasan dan dukungan
terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif, berarti penalaran ini berawal dari
pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan yang umum. Hubungan antara premis dan
konklusi dalam penalaran ini tidaklah sekuat (dan tidak langsung) yang terdapat pada penalaran
deduktif. Hanya saja pada penalaran ini, kebenaran premis tidak selalu menjamin kebenaran
simpulan. Penalaran ini digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yangmenjadi penjelasan
teori terhadap gejala akuntansi tertentu. Dalam praktek nya fakta-fakta akan dikumpulkan untuk
membuktikan suatu hipotesis yang ada.

Bila kita kaitkan dengan perspektif teori lain, biasanya teori akuntansi normatif berbasis penalaran
deduktif sedangkan teori akuntansi positif berbasis penalaran induktif.

Verifikasi Teori Akuntansi


Suatu teori harus benar. Apabila tidak maka akan timbul keraguan pada teori tersebut. untuk
membuktikan kebenarannya dikenal dengan istilah validasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi
validitasnya berdasarkan penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan. Teori akuntansi positif
dinilai validitasnya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi.
Menentukan fakta berarti mengobservasi objek secara objektif sehingga validitas teori akuntansi
positif banyak dilakukan melalui penelitan empiris.tetapi sebagai catatan di dalam pengujian yang diuji
hanyalah aktivitas bukan istilah. Istilah hanya dapat diuji secara normatif.

Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga verifikasi
validitasnya dengan mengandalkan penalaran logis semata. Ketika sudah ada implementasi baru
dapat diuji secara empiris.

Teori akuntansi semantic melibatkan gambaran atau symbol atas fakta sehingga terdapat unsur
empiric. Oleh karenanya teori dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan.

Teori akuntansi pragmatic mempunyai kandungan empiris besar karena teori ini banyak kemanfaatan
fakta atau data empiris perilaku pasar sebagai reaksi atas informasi keuangan yang ada sehingga dapat
dilakukan penelitian empiris dengan didasarkan bahwa informasi dianggap bermanfaat apabila
pemakai berbuat atau bertindak seakan-akan menggunakan infromasi tersebut. teori akuntansi
pragmatic merupakan fokus teori akuntansi positif.

You might also like