Professional Documents
Culture Documents
Learning Curve
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada awalnya orang percaya bahwa bila seseorang melakukan
suatu pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka karyawan
tersebut akan menjadi semakin lancar dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut sejalan dengan pengalamannya. Dengan semakin lancarnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya pun semakin cepat atau pendek. Dengan kata lain,
bila suatu pekerjaan diulang secara ajeg, maka waktu yang digunakan
akan menjadi lebih pendek dibanding dengan saat pertama kali
dikerjakan dan secara ajeg pula akan turun dengan tingkat tertentu
sesuai dengan tingkat pengalaman, adaptasi, dan belajarnya. Gejala ini
menunjukkan adanya adaptasi pekerja terhadap pekerjaan yang
dihadapinya. Adaptasi terhadap pekerjaan tersebut didorong oleh
keinginan setiap individu pekerja untuk melaksanakan gerakan
ekonomis. Gejala tersebut dapat dijelaskan melalui “kurva belajar”
atau “Kurva Pengalaman”. Gejala Learning Curve terjadi pada setiap
macam organisasi usaha manusia Learning Curve adalah sebuah
gejala yang universal. Selagi di situ ada manusia yang terlibat dalam
kegiatan, maka di situ pasti ada proses belajar betapa pun kecil
kadarnya. Belajar adalah produk pengalaman. Belajar hanya dapat
terjadi melalui usaha untuk menyelesaikan suatu persoalan dan oleh
karena itu hanya terjadi selama kegiatan. Bagaimanapun juga,
pengalaman sebelumnya adalah ‘a significant role’ yang mengubah
persepsi seseorang
2. Tujuan Praktikum
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu belajar beradaptasi dan dapat mengukur waktu
proses untuk menyelesaikan suatu proses produksi.
Tujuan Khusus :
a. Memahami pengaplikasian kurva belajar dalam lingkup kerja.
b. Mampu menggambarkan dan menjelaskan perkembangan
kemajuan pelatihan dalam bentuk kurva belajar.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Learning Curve
“Learning curve adalah sebuah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh T. P. Wright untuk menandai suatu gejala yang
terjadi bila orang mengerjakan pekerjaan yang sama berulang kali.
Semakin banyak unit pekerjaan yang dikerjakan, semakin cepat waktu
rata-rata perunit untuk mngerjakan pekerjaan tersebut”.
Pada awalnya orang percaya bahwa bila seseorang melakukan
suatu pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka karyawan
tersebut akan menjadi semakin lancar dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut sejalan dengan pengalamannya. Dengan semakin lancarnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya pun semakin cepat atau pendek. Dengan kata lain,
bila suatu pekerjaan diulang secara ajeg, maka waktu yang digunakan
akan menjadi lebih pendek dibanding dengan saat pertama kali
dikerjakan dan secara ajeg pula akan turun dengan tingkat tertentu
sesuai dengan tingkat pengalaman, adaptasi, dan belajarnya. Gejala ini
menunjukkan adanya adaptasi pekerja terhadap pekerjaan yang
dihadapinya. Adaptasi terhadap pekerjaan tersebut didorong oleh
keinginan setiap individu pekerja untuk melaksanakan gerakan
ekonomis. Gejala tersebut dapat dijelaskan melalui “kurva belajar”
atau “Kurva Pengalaman”.
Gejala Learning Curve terjadi pada setiap macam organisasi usaha
manusia Learning Curve adalah sebuah gejala yang universal. Selagi
di situ ada manusia yang terlibat dalam kegiatan, maka di situ pasti ada
proses belajar betapa pun kecil kadarnya. Belajar adalah produk
pengalaman. Belajar hanya dapat terjadi melalui usaha untuk
menyelesaikan suatu persoalan dan oleh karena itu hanya terjadi
selama kegiatan. Bagaimanapun juga, pengalaman sebelumnya adalah
‘a significant role’ yang mengubah persepsi seseorang.
Kurva Pembelajaran atau kurva pengalaman (learning curve)
adalah sebuah kurva garis yang menunjukkan hubungan antara waktu
yang diperlukan untuk produksi dan jumlah komulatif unit yang
diproduksi. Teori pembelajaran atau pengalaman telah diaplikasikan
secara luas di dunia bisnis. Di dunia manufaktur, kurva pengalaman
dapat digunakan untuk mengestimasi waktu untuk mendisain produk
dan produksi, serta biayanya. Kurva pengalaman penting dan menjadi
bagian yang integral dalam perencanaan strategi perusahaan.
Keputusan harga, investasi dan biaya operasi didasarkan pada kurva
pengalaman. Kurva pengalaman juga diaplikasikan selain pada level
individu, juga pada level organisasi. Pengalaman/pembelajaran
individual akan berdampak pada perbaikan hasil ketika orang
mengulang suatu proses dan memperoleh ketrampilan atau efisiensi
dari pengalaman mereka. Dengan demikian “practice makes perfect”.
Sementara pengalaman atau pembelajaran organisasional merupakan
hasil dari latihan sebagaimana dalam pengalaman atau pembelajaran
individual, tetapi juga datang dari perubahan administrasi, peralatan,
dan disain produk.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja individu berdasarkan kurva pembelajaran yakni :
a. Perekrutan/pemilihan pekerja yang memadai. Sebuah tes harus
diberikan untuk membantu memilih pekerja. Tes ini harus
mewakili pekerjaan yang direncanakan: tes ketangkasan untuk
perakitan kerja, tes kemampuan mental untuk pekerjaan mental, tes
untuk interaksi dengan pelanggan untuk pekerjaan front office, dan
sebagainya.
b. Pelatihan yang memadai. Semakin efektif pelatihan, semakin cepat
laju pembelajaran.
c. Motivasi. Peningkatan produktivitas berdasarkan kurva
pembelajaran tidak tercapai kecuali ada hadiah atau reward.
Hadiah dapat berupa uang (individu atau kelompok rencana
insentif) atau nonmoneter (karyawan penghargaan bulan, dll).
d. Spesialisasi pekerjaan. Sebagaimana diketahui bahwa semakin
sederhana tugas, semakin cepat belajar. sejauh faktor kebosanan
tidak mengganggu. Namun, jika faktor kebosanan telah berubah
menjadi faktor yang bersifat mengganggu, maka mendesain ulang
tugas perlu dilakukan.
e. Hanya melakukan satu atau sedikit pekerjaan pada satu waktu.
Pembelajaran akan lebih cepat untuk pekerjaan yang dilakukan
satu per satu hingga selesai pada satu waktu daripada melakukan
banyak pekerjaan secara simultan secara bersamaan
f. Gunakan alat atau peralatan yang membantu atau mendukung
kinerja.
g. Menyediakan akses cepat dan mudah untuk bantuan. Manfaat
pelatihan diwujudkan dan dilanjutkan dengan senantiasa
menyediakan pendampingan.
h. Mengijinkan pekerja untuk membantu mendesain ulang tugas-
tugas mereka.
2. Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva Pengalaman Individu)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja individu dan
tingkat pembelajaran. Setidaknya ada dua unsur yakni :
a. Tingkat pembelajaran.
b. Tingkat kinerja atau performance awal.
Sebagai ilustrasi, misalnya ada dua pelamar A dan B. Keduanya
menjalani tes mekanis sederhana yang diberikan oleh departemen
personalia sebagai bagian dari aplikasi mereka untuk bekerja di
perakitan bidang manufaktur. A memiliki titik awal performance
waktu jauh lebih cepat dari B tetapi memiliki tingkat belajar lebih
lambat dari B. Meskipun B memiliki performance awal yang lebih
rendah dari A. tetapi jelas merupakan pilihan yang baik karena
memiliki tingkat belajar yang lebih cepat daripada A. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pembelajaran merupakan hal penting
selain tingkat kinerja awal.
3. Konsep Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva Pengalaman)
Konsep learning curve (kurva pembelajaran) menyatakan bahwa:
a. Bertambahnya pengalaman sampai pada batas tertentu dapat
meningkatkan efisiensi.
b. Bila jumlah produksi meningkat dua kali maka waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan satu satuan unit produk berkurang
dengan tingkat konstanta tertentu.
Misalnya, diketahui learning curve 80% artinya bila produksi
pertama butuh waktu 100 JTKL maka waktu rata-rata akumulasi setiap
satuan unit produksi yang kedua, kemudian keempat dan selanjutnya
kedelapan adalah untuk yang kedua sebesar 80% x 100 = 80, yang
keempat adalah 80% x 80% x 100 = 64, dan yang kedelapan sebesar
80% x 80% x 80% x 100 = 51. Batas nilai pembelajaran biasanya
berkisar antara angka 60 - 50. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a . Xb
Keterangan :
Y : Waktu rata-rata untuk x unit pekerjaan.
X : Banyaknya unit yang dikerjakan.
a : Waktu untuk mengerjakan unit yang pertama.
b : log n/log 2 dimana n = persentase tingkat pembelajaran.
Pada bagian aritmatik, dengan koordinat linier, hubungan antara
waktu rata-rata dengan banyaknya unit yang diproduksi berupa sebuah
kurva yang menurun dengan cepat dan kemudian agak landai.
Gambar 1.1 Learning Rate skala natural
Pada bagian yang berskala logaritmik hubungan tersebut berupa
sebuah garis lurus
ln(0,996)
a. Y = a . Xb 𝑏= = ̵ 0,0057823
ln 2
Y = 47 . 10-0,0057823 = 46.387
92
b. LR = 2 𝑥 47 = 0,996
c. TT = 0,6 x 2 x 47 = 56,4
2. Data Pengamatan Bagas Widya
Tabel 1.3 Data Pengamatan Bagas (WR)
Waktu Rata- Learning Rate
Percobaan Waktu
rata (WR) (LR)
1 75 75 -
2 145 72.5 0.9666
3 207 69 0.9517
4 261 65.25 0.9456
5 308 61.6 0.9440
6 358 59.6 0.9686
7 409 58.42 0.9803
8 458 57.25 0.9799
9 502 55.7 0.9742
10 550 35 0.9532
Sumber : Data Praktikum
Tabel 1.4 Data Pengamatan Bagas (CAT)
Percobaan Total Time CAT
1 75 75
2 90 45
3 81 27
4 64.8 16.2
5 48.6 9.72
6 34.99 5.832
7 24.49 3.49
8 16.75 2.09
9 11.28 1.25
10 7.5 0.75
Sumber : Data Praktikum
Perhitungan
Dari data hasil pengamatan di atas maka dilakukan contoh perhitungan
sebagai berikut :
ln(0,9626)
a. Y = a . Xb 𝑏= = −0,0549
ln 2
Y = 75 . 10-0.0549 = 66.093
145
b. LR = 2 𝑥 75 = 0,9626
c. TT = 0,6 x 2 x 75 = 90
3. Data Pengamatan Lalang Pramuditya
Tabel 1.5 Data Pengamatan Lalang (WR)
Waktu Rata- Learning Rate
Percobaan Waktu
rata (WR) (LR)
1 52 52 -
2 98 49 0.9423
3 144 48 0.4897
4 195 48.75 0.8125
5 246 49.2 1.00
6 294 49 0.6186
7 340 48.57 0.9912
8 393 49.12 0.6252
9 446 49.55 1.00
10 494 49.4 0.9969
Sumber : Data Praktikum
Tabel 1.6 Data Pengamatan Lalang (CAT)
Percobaan Total Time CAT
1 52 52
2 62.4 31.2
3 56.16 18.72
4 44.92 11.23
5 33.69 6.738
6 24.2568 4.04
7 16.96 2.42
8 11.61 1.45
9 7.83 0.87
10 5.22 0.522
Sumber : Data Praktikum
Perhitungan
Dari data hasil pengamatan di atas maka dilakukan contoh perhitungan
sebagai berikut :
ln(0,8307)
a. Y = a . Xb 𝑏= = ̵ 0,2676
ln 2
Y = 52 . 10-0,2676 = 28.08
98
b. LR = 2 𝑥 52 = 0,8307
c. TT = 0,6 x 2 x 52 = 62.4
D. Pembahasan
1. Analisa Data dan Grafik Titis Wicaksono.
a. Analisa data dan grafik learning rate
50
40
Waktu Rata-rata (WR)
30
20 WR
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
45
40
35
30
CAT
25
20 CAT
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
25
CAT
20
WR
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
70
Waktu Rata-rata (WR) 60
50
40
30 WR
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
50
40
CAT
30
20 WR
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
50
Waktu Rata-rata (WR)
40
30
WR
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
50
40
CAT
30
CAT
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
50
CAT & WR 40
30
CAT
20 WR
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-
2. Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksankan, maka
terdapat bebarapa saran yang perlu perhatikan yaitu :
a. Pratikan harus lebih menguasai materi yang akan disampaikan.
b. Praktikan harus lebih disiplin saat praktikum agar tidak
mengganggu jalanya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA