You are on page 1of 25

BAB I

Learning Curve
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada awalnya orang percaya bahwa bila seseorang melakukan
suatu pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka karyawan
tersebut akan menjadi semakin lancar dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut sejalan dengan pengalamannya. Dengan semakin lancarnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya pun semakin cepat atau pendek. Dengan kata lain,
bila suatu pekerjaan diulang secara ajeg, maka waktu yang digunakan
akan menjadi lebih pendek dibanding dengan saat pertama kali
dikerjakan dan secara ajeg pula akan turun dengan tingkat tertentu
sesuai dengan tingkat pengalaman, adaptasi, dan belajarnya. Gejala ini
menunjukkan adanya adaptasi pekerja terhadap pekerjaan yang
dihadapinya. Adaptasi terhadap pekerjaan tersebut didorong oleh
keinginan setiap individu pekerja untuk melaksanakan gerakan
ekonomis. Gejala tersebut dapat dijelaskan melalui “kurva belajar”
atau “Kurva Pengalaman”. Gejala Learning Curve terjadi pada setiap
macam organisasi usaha manusia Learning Curve adalah sebuah
gejala yang universal. Selagi di situ ada manusia yang terlibat dalam
kegiatan, maka di situ pasti ada proses belajar betapa pun kecil
kadarnya. Belajar adalah produk pengalaman. Belajar hanya dapat
terjadi melalui usaha untuk menyelesaikan suatu persoalan dan oleh
karena itu hanya terjadi selama kegiatan. Bagaimanapun juga,
pengalaman sebelumnya adalah ‘a significant role’ yang mengubah
persepsi seseorang

2. Tujuan Praktikum
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu belajar beradaptasi dan dapat mengukur waktu
proses untuk menyelesaikan suatu proses produksi.
Tujuan Khusus :
a. Memahami pengaplikasian kurva belajar dalam lingkup kerja.
b. Mampu menggambarkan dan menjelaskan perkembangan
kemajuan pelatihan dalam bentuk kurva belajar.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Learning Curve
“Learning curve adalah sebuah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh T. P. Wright untuk menandai suatu gejala yang
terjadi bila orang mengerjakan pekerjaan yang sama berulang kali.
Semakin banyak unit pekerjaan yang dikerjakan, semakin cepat waktu
rata-rata perunit untuk mngerjakan pekerjaan tersebut”.
Pada awalnya orang percaya bahwa bila seseorang melakukan
suatu pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka karyawan
tersebut akan menjadi semakin lancar dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut sejalan dengan pengalamannya. Dengan semakin lancarnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya pun semakin cepat atau pendek. Dengan kata lain,
bila suatu pekerjaan diulang secara ajeg, maka waktu yang digunakan
akan menjadi lebih pendek dibanding dengan saat pertama kali
dikerjakan dan secara ajeg pula akan turun dengan tingkat tertentu
sesuai dengan tingkat pengalaman, adaptasi, dan belajarnya. Gejala ini
menunjukkan adanya adaptasi pekerja terhadap pekerjaan yang
dihadapinya. Adaptasi terhadap pekerjaan tersebut didorong oleh
keinginan setiap individu pekerja untuk melaksanakan gerakan
ekonomis. Gejala tersebut dapat dijelaskan melalui “kurva belajar”
atau “Kurva Pengalaman”.
Gejala Learning Curve terjadi pada setiap macam organisasi usaha
manusia Learning Curve adalah sebuah gejala yang universal. Selagi
di situ ada manusia yang terlibat dalam kegiatan, maka di situ pasti ada
proses belajar betapa pun kecil kadarnya. Belajar adalah produk
pengalaman. Belajar hanya dapat terjadi melalui usaha untuk
menyelesaikan suatu persoalan dan oleh karena itu hanya terjadi
selama kegiatan. Bagaimanapun juga, pengalaman sebelumnya adalah
‘a significant role’ yang mengubah persepsi seseorang.
Kurva Pembelajaran atau kurva pengalaman (learning curve)
adalah sebuah kurva garis yang menunjukkan hubungan antara waktu
yang diperlukan untuk produksi dan jumlah komulatif unit yang
diproduksi. Teori pembelajaran atau pengalaman telah diaplikasikan
secara luas di dunia bisnis. Di dunia manufaktur, kurva pengalaman
dapat digunakan untuk mengestimasi waktu untuk mendisain produk
dan produksi, serta biayanya. Kurva pengalaman penting dan menjadi
bagian yang integral dalam perencanaan strategi perusahaan.
Keputusan harga, investasi dan biaya operasi didasarkan pada kurva
pengalaman. Kurva pengalaman juga diaplikasikan selain pada level
individu, juga pada level organisasi. Pengalaman/pembelajaran
individual akan berdampak pada perbaikan hasil ketika orang
mengulang suatu proses dan memperoleh ketrampilan atau efisiensi
dari pengalaman mereka. Dengan demikian “practice makes perfect”.
Sementara pengalaman atau pembelajaran organisasional merupakan
hasil dari latihan sebagaimana dalam pengalaman atau pembelajaran
individual, tetapi juga datang dari perubahan administrasi, peralatan,
dan disain produk.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja individu berdasarkan kurva pembelajaran yakni :
a. Perekrutan/pemilihan pekerja yang memadai. Sebuah tes harus
diberikan untuk membantu memilih pekerja. Tes ini harus
mewakili pekerjaan yang direncanakan: tes ketangkasan untuk
perakitan kerja, tes kemampuan mental untuk pekerjaan mental, tes
untuk interaksi dengan pelanggan untuk pekerjaan front office, dan
sebagainya.
b. Pelatihan yang memadai. Semakin efektif pelatihan, semakin cepat
laju pembelajaran.
c. Motivasi. Peningkatan produktivitas berdasarkan kurva
pembelajaran tidak tercapai kecuali ada hadiah atau reward.
Hadiah dapat berupa uang (individu atau kelompok rencana
insentif) atau nonmoneter (karyawan penghargaan bulan, dll).
d. Spesialisasi pekerjaan. Sebagaimana diketahui bahwa semakin
sederhana tugas, semakin cepat belajar. sejauh faktor kebosanan
tidak mengganggu. Namun, jika faktor kebosanan telah berubah
menjadi faktor yang bersifat mengganggu, maka mendesain ulang
tugas perlu dilakukan.
e. Hanya melakukan satu atau sedikit pekerjaan pada satu waktu.
Pembelajaran akan lebih cepat untuk pekerjaan yang dilakukan
satu per satu hingga selesai pada satu waktu daripada melakukan
banyak pekerjaan secara simultan secara bersamaan
f. Gunakan alat atau peralatan yang membantu atau mendukung
kinerja.
g. Menyediakan akses cepat dan mudah untuk bantuan. Manfaat
pelatihan diwujudkan dan dilanjutkan dengan senantiasa
menyediakan pendampingan.
h. Mengijinkan pekerja untuk membantu mendesain ulang tugas-
tugas mereka.
2. Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva Pengalaman Individu)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja individu dan
tingkat pembelajaran. Setidaknya ada dua unsur yakni :
a. Tingkat pembelajaran.
b. Tingkat kinerja atau performance awal.
Sebagai ilustrasi, misalnya ada dua pelamar A dan B. Keduanya
menjalani tes mekanis sederhana yang diberikan oleh departemen
personalia sebagai bagian dari aplikasi mereka untuk bekerja di
perakitan bidang manufaktur. A memiliki titik awal performance
waktu jauh lebih cepat dari B tetapi memiliki tingkat belajar lebih
lambat dari B. Meskipun B memiliki performance awal yang lebih
rendah dari A. tetapi jelas merupakan pilihan yang baik karena
memiliki tingkat belajar yang lebih cepat daripada A. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pembelajaran merupakan hal penting
selain tingkat kinerja awal.
3. Konsep Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva Pengalaman)
Konsep learning curve (kurva pembelajaran) menyatakan bahwa:
a. Bertambahnya pengalaman sampai pada batas tertentu dapat
meningkatkan efisiensi.
b. Bila jumlah produksi meningkat dua kali maka waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan satu satuan unit produk berkurang
dengan tingkat konstanta tertentu.
Misalnya, diketahui learning curve 80% artinya bila produksi
pertama butuh waktu 100 JTKL maka waktu rata-rata akumulasi setiap
satuan unit produksi yang kedua, kemudian keempat dan selanjutnya
kedelapan adalah untuk yang kedua sebesar 80% x 100 = 80, yang
keempat adalah 80% x 80% x 100 = 64, dan yang kedelapan sebesar
80% x 80% x 80% x 100 = 51. Batas nilai pembelajaran biasanya
berkisar antara angka 60 - 50. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a . Xb
Keterangan :
Y : Waktu rata-rata untuk x unit pekerjaan.
X : Banyaknya unit yang dikerjakan.
a : Waktu untuk mengerjakan unit yang pertama.
b : log n/log 2 dimana n = persentase tingkat pembelajaran.
Pada bagian aritmatik, dengan koordinat linier, hubungan antara
waktu rata-rata dengan banyaknya unit yang diproduksi berupa sebuah
kurva yang menurun dengan cepat dan kemudian agak landai.
Gambar 1.1 Learning Rate skala natural
Pada bagian yang berskala logaritmik hubungan tersebut berupa
sebuah garis lurus

Gambar 1.2 Learning Rate skala logaritmik


4. Asumsi Learning Rate/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman
Teori kurva pengalaman didasarkan pada tiga asumsi :
a. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu
atau unit produk tertentu akan berkurang setiap kali tugas tersebut
dilakukan.
b. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu
akan menurun pada suatu tingkat penurunan.
c. Pengurangan waktu akan mengikuti pola yang dapat diprediksi.
Setiap asumsi tersebut di atas ditemukan kebenarannya pada
industri pesawat terbang dimana kurva pengalaman pertama kali
diaplikasikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada industri
pesawat terbang menunjukkan bahwa setiap kali orang melakukan
pekerjaan yang sama akan terdapat penurunan waktu penyelesaian
sebesar 20% atau tingkat kecepatan belajar atau tingkat kurva
pengalaman sebesar 80% untuk setiap dua kali jumlah produk yang
dihasilkan. Dengan demikian bila orang membuat produk pertama,
kedua dan keempat, serta ke delapan maka waktu yang dipergunakan
untuk menyelesaikan berturut-turut adalah adalah 100%, 80%, dan
80%x80%, serta 80%x80%x80% dari waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan produk yang pertama. Dengan demikian bila dibuat
kurva pengalamannya akan terlihat seperti gambar.

Gambar 1.3 Kurva Pengalaman 70%, 80%, dan 90%


5. Estimasi Presentase Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva
Pengalaman)
Jika produksi telah dilakukan beberapa kalo maka persentase
learning dapat dengan mudah diperoleh dari catatan-catatan produksi.
Semakin panjang atau banyak data historis yang tersedia, maka
estimasi dapat lebih akurat. Oleh karena berbagai variasi masalah
mungkin saja terjadi selama tahapan produksi, maka banyak
perusahaan tidak mengumpulkan data untuk kepentingan analisis
learning sampai semua unit selesai diproduksi. Lain dari itu
penggunaan analisis statistik juga dimungkinkan. Misalnya dengan
mencari bentuk model yang paling cocok untuk data-data historis yang
ada apakah ekxponensial atau garis lurus. Jika produksi belum pernah
dilakukan, maka mengestimasi persentase learning menjadi hal yang
sedikit memerlukan pengamatan langsung, atau dengan salah satu cara
berikut :
a. Mengasumsikan persentase learning sama dengan persentase
learning pada industri sejenis.
b. Mengasumsikan bahwa persentase learning sama dengan yang
digunakan untuk pembuatan produk yang sama atau mirip.
c. Menganalisis kemiripan dan perbedaan antara saat permulaan
produksi yang diusulkan dan yang terjadi dan mengembangkan
persentase learning yang sesuai dengan situasi.
6. Learning Curve (Kurva Belajar / Kurva Pengalaman Organisasi)
Tidak hanya individu, Organisasi juga belajar. Bagaimanapun,
pembelajaran organisasi adalah penting untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif. Untuk individu, relatif mudah untuk
menjelaskan konsep bagaimana pengetahuan diperoleh dan
dipertahankan dan bagaimana hal ini menghasilkan efek belajar
individu. Sedikit berbeda dalam konteks organisasi, sumber utama
pembelajaran organisasi adalah pembelajaran individu karyawan.
Sebuah organisasi memperoleh pengetahuan dalam teknologi, struktur,
dokumen dan prosedur operasi standar. Dengan demikian, dalam
konteks organisasi, diharapkan dua jenis pembelajaran terjadi secara
simultan dan sering memberikan efek kombinasi dengan kurva
pembelajaran tunggal. Misalnya, sebagai unit manufaktur menjadi
berpengalaman, pengetahuan tertanam dalam perangkat lunak dan
perkakas yang digunakan untuk produksi.
Pengetahuan tertanam dalam struktur organisasi. Sebagai contoh,
ketika sebuah organisasi menggeser kelompok teknik industri dari
sebuah organisasi fungsional terpusat dalam satu daerah ke sebuah
organisasi terdesentralisasi di mana individu-individu dikerahkan pada
bagian tertentu dari lantai pabrik, maka pengetahuan tentang
bagaimana menjadi lebih produktif tertanam di struktur
organisasi..Pengetahuan dapat terdepresiasi jika individu
meninggalkan organisasi. Misalnya, sebuah perusahaan
mempekerjakan beberapa karyawan baru untuk menggantikan
karyawan lama yang keluar. Agar tidak mengganggu proses dalam
mencapai target produksi, karyawan baru tersebut ditempatkan melalui
program pelatihan empat minggu. Hal ini menyebabkan biaya awal
naik selama produksi karena para pekerja belum berpengalaman.
Meski pengetahuan dapat tertanam, namun juga dapat terdepresiasi
jika teknologi menjadi tidak dapat diakses atau sulit untuk digunakan.
Contoh dari hal ini adalah kesulitan dalam mengakses data yang
dikumpulkan dan disimpan dalam floopy disk. Sekarang, data tersebut
sulit diakses karena data yang direkam oleh peralatan yang lama tidak
dapat dibaca dengan peralatan yang baru atau peralatan yang lama
sudah tidak dapat dioperasikan lagi. Pengetahuan dapat juga
terdepresiasi jika catatan perusahaan dan proses rutin hilang. Misalnya
ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi kembali
produk-produk yang sudah lama dihentikan, perusahaan tidak dapat
menemukan catatan atau cetak biru produks tersebut.
Peneltian Dr. S.A. Billon, College of Busniness, Michigan State
University.memberikan informasi bahwa bahwa dalam “confidence
limits” tertentu, Learning Curve linier bisa digunakan
untukmemprediksi kebutuhan waktu produksi. Namun, ditemukan pula
bahwa :
a. Learning Rate cenderung berbeda antara perusahaan yang satu
dengan yang lain untuk pembuatan produk yang sama.
b. Rate cenderung berbeda untuk pembuatan produk yang berbeda
meskipum oleh satu perusahaan yang sama.
c. Learning Rate cenderung berbeda untuk pembuatan produk
yang sama dengan model yang berbeda yang dibuat-buat oleh
satu perusahaan yang sama.
C. Pengumpulan Data
1. Data Pengamatan Titis Wicaksono.
Tabel 1.1 Data Pengamatan Titis (WR)
Waktu Learning
Percobaan Waktu Rata-rata Rate
(WR) (LR)
1 47 47 -
2 92 46 0.978
3 133 44.23 0.9637
4 174 43.5 0.9812
5 219 43.8 1.0068
6 263 43.83 1.0007
7 314 44.85 1.0234
8 356 44.5 0.9921
9 409 45.44 1.0212
10 453 45.3 0.9969
Sumber : Data Praktikum
Tabel 1.2 Data Pengamatan Titis (CAT)
Percobaan Total Time CAT
1 47 47
2 56.4 28.2
3 50.76 16.92
4 40.608 10.152
5 30.456 6.0912
6 21.9283 3.6547
7 15.3497 2.19282
8 10.5255 1.3156
9 7.1042 0.7893
10 4.7358 0.47358
Sumber : Data Praktikum
Perhitungan
Dari data hasil pengamatan di atas maka dilakukan contoh perhitungan
sebagai berikut :

ln(0,996)
a. Y = a . Xb 𝑏= = ̵ 0,0057823
ln 2

Y = 47 . 10-0,0057823 = 46.387
92
b. LR = 2 𝑥 47 = 0,996

c. TT = 0,6 x 2 x 47 = 56,4
2. Data Pengamatan Bagas Widya
Tabel 1.3 Data Pengamatan Bagas (WR)
Waktu Rata- Learning Rate
Percobaan Waktu
rata (WR) (LR)
1 75 75 -
2 145 72.5 0.9666
3 207 69 0.9517
4 261 65.25 0.9456
5 308 61.6 0.9440
6 358 59.6 0.9686
7 409 58.42 0.9803
8 458 57.25 0.9799
9 502 55.7 0.9742
10 550 35 0.9532
Sumber : Data Praktikum
Tabel 1.4 Data Pengamatan Bagas (CAT)
Percobaan Total Time CAT
1 75 75
2 90 45
3 81 27
4 64.8 16.2
5 48.6 9.72
6 34.99 5.832
7 24.49 3.49
8 16.75 2.09
9 11.28 1.25
10 7.5 0.75
Sumber : Data Praktikum
Perhitungan
Dari data hasil pengamatan di atas maka dilakukan contoh perhitungan
sebagai berikut :
ln(0,9626)
a. Y = a . Xb 𝑏= = −0,0549
ln 2

Y = 75 . 10-0.0549 = 66.093
145
b. LR = 2 𝑥 75 = 0,9626

c. TT = 0,6 x 2 x 75 = 90
3. Data Pengamatan Lalang Pramuditya
Tabel 1.5 Data Pengamatan Lalang (WR)
Waktu Rata- Learning Rate
Percobaan Waktu
rata (WR) (LR)
1 52 52 -
2 98 49 0.9423
3 144 48 0.4897
4 195 48.75 0.8125
5 246 49.2 1.00
6 294 49 0.6186
7 340 48.57 0.9912
8 393 49.12 0.6252
9 446 49.55 1.00
10 494 49.4 0.9969
Sumber : Data Praktikum
Tabel 1.6 Data Pengamatan Lalang (CAT)
Percobaan Total Time CAT
1 52 52
2 62.4 31.2
3 56.16 18.72
4 44.92 11.23
5 33.69 6.738
6 24.2568 4.04
7 16.96 2.42
8 11.61 1.45
9 7.83 0.87
10 5.22 0.522
Sumber : Data Praktikum
Perhitungan
Dari data hasil pengamatan di atas maka dilakukan contoh perhitungan
sebagai berikut :
ln(0,8307)
a. Y = a . Xb 𝑏= = ̵ 0,2676
ln 2

Y = 52 . 10-0,2676 = 28.08
98
b. LR = 2 𝑥 52 = 0,8307

c. TT = 0,6 x 2 x 52 = 62.4
D. Pembahasan
1. Analisa Data dan Grafik Titis Wicaksono.
a. Analisa data dan grafik learning rate
50

40
Waktu Rata-rata (WR)

30

20 WR

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.1 Waktu Rata-rata Titis
Berdasarkan hasil data yang telah dihitung didapatkan rata-
rata learning rate 99,6%. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat
pembelajaran untuk mengerjakan pekerjaan tersebut rendah karena
semakin besar nilai learning rate menunjukan tingkat
pembelajarannya rendah, tetapi sebaliknya jika nilai learning rate
kecil artinya tingkat pembelajaran seseorang tinggi.
Berdasarkan grafik yang telah di buat dapat di analisa bahwa
ada titik yang menunjukan naik turun hal ini memperlihatkan
bahwa praktikan merasa membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut di pertengahan dan akhir
percobaan. Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja, yaitu :
1) Praktikan kurang berkonsentrasi pada saat mengerjakan
pekeerjaan.
2) Praktikan merasa kelelahan karena melakukan pekerjaan yang
sama tanpa adanya istirahat.
3) Kebosanan pada pekerjaan yang dilakukan.
b. Analisa data dan grafik learning rate
50

45

40

35

30
CAT

25

20 CAT

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.2 CAT Titis
Dengan menggunakan learning rate 0,6 dapat ditentukan
CAT dan total time yang bisa digunakan untuk membandingkan
keadaan sebenarnya dan perhitungan dengan learning rate tersebut
yang kurva berbentuk eksponensial yang berarti bahwa semakin
sering seseorang melakukan pekerjaan tersebut maka akan semakin
cepat waktu rata-rata per unit untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut.
c. Perbandingan learning rate
50
45
40
35
30
CAT & WR

25
CAT
20
WR
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.3 Perbandingan WR & CAT Titis
Setelah membandingkan data grafik learning curve 99% dan
60% maka dapat dianalisa bahwa terjadi perbedaan yang sangat
jelas pada grafik learning rate 99,6%. Grafik tidak stabil yang
menunjukan waktu pengerjaan yang berbeda-beda terkadang
lambat dan diwaktu tertentu cepat. Hal ini disebabkan beberapa
faktor, antara lain :
1) Praktikan kurang berkonsentrasi pada saat mengerjakan
pekerjaan.
2) Belum terbiasa melakukan pekerjaan tersebut.
3) Kebosanan pada pekerjaan yang dilakukan.
4) Kelelahan otot.
5) Kondisi kesehatan praktikan yang tidak stabil.
2. Analisa Data dan Grafik Bagas Widya
a. Analisa data dan grafik learning rate
80

70
Waktu Rata-rata (WR) 60

50

40

30 WR

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.4 Waktu Rata-rata Bagas
Berdasarkan hasil data yang telah dihitung didapatkan rata-
rata learning rate 96,26%. Hasil tersebut menunjukan bahwa
tingkat pembelajaran untuk mengerjakan pekerjaan tersebut rendah
karena semakin besar nilai learning rate menunjukan tingkat
pembelajarannya rendah, tetapi sebaliknya jika nilai learning rate
kecil artinya tingkat pembelajaran seseorang tinggi.
Berdasarkan grafik yang telah di buat dapat di analisa bahwa
dari percobaan pertama sampai akhir titik mengalami penurunan
yang menunjukan bahwa praktikan mampu belajar dengan baik
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dari data dan grafik tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil kerja, yaitu:
1) Praktikan memilik konsentrasi yang baik.
2) Praktikan dapat mempelajaricara cepat dalam melakukan
pekerjaan tersebut.
b. Analisa data dan grafik learning rate
80
70
60
50
CAT
40
30 CAT
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.5 CAT Bagas
Dengan menggunakan learning rate 0,6 dapat ditentukan
CAT dan total time yang bisa digunakan untuk membandingkan
keadaan sebenarnya dan perhitungan dengan learning rate tersebut
yang kurva berbentuk eksponensial yang berarti bahwa semakin
sering seseorang melakukan pekerjaan tersebut maka akan semakin
cepat waktu rata-rata per unit untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut.
c. Perbandingan learning rate 96,26% dan 60%
80
70
60
CAT & WR

50
40
CAT
30
20 WR
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.6 Perbandingan WR dan CAT Bagas
Setelah membandingkan data grafik learning curve 96,26%
dan 60% maka dapat dianalisa bahwa terjadi perbedaan yang
sangat jelas pada grafik learning rate 96,26%.:
3. Analisa Data dan Grafik Lalang Pramuditya
a. Analisa data dan grafik learning rate
60

50
Waktu Rata-rata (WR)

40

30
WR
20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.7 Waktu Rata-rata Lalang
Berdasarkan hasil data yang telah dihitung didapatkan rata-
rata learning rate 83,07%. Hasil tersebut menunjukan bahwa
tingkat pembelajaran untuk mengerjakan pekerjaan tersebut rendah
karena semakin besar nilai learning rate menunjukan tingkat
pembelajarannya rendah, tetapi sebaliknya jika nilai learning rate
kecil artinya tingkat pembelajaran seseorang tinggi.
Berdasarkan grafik yang telah di buat dapat di analisa bahwa
ada titik yang menunjukan naik turun hal ini memperlihatkan
bahwa praktikan merasa membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut di pertengahan dan akhir
percobaan. Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja, yaitu:
1) Terlalu banyak tertawa dan bicara saaat mengerjakan pekerjaan
tersebut sehingga konsetrasi terganggu yang menyebabkan
waktu pengerjaan semakin lama.
2) Kebosanan saat melalukukan pekerjaan.
b. Analisa data dan grafik learning rate
60

50

40
CAT

30
CAT
20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.8 CAT Lalang
Dengan menggunakan learning rate 0,6 dapat ditentukan
CAT dan total time yang bisa digunakan untuk membandingkan
keadaan sebenarnya dan perhitungan dengan learning rate tersebut
yang kurva berbentuk eksponensial yang berarti bahwa semakin
sering seseorang melakukan pekerjaan tersebut maka akan semakin
cepat waktu rata-rata per unit untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut.
c. Perbandingan learning rate
60

50

CAT & WR 40

30
CAT

20 WR

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percobaan ke-

Sumber : Data Praktikum


Grafik 1.9 Perbandingan WR dan CAT Lalang
Setelah membandingkan data grafik learning curve 83,07%
dan 60% maka dapat dianalisa bahwa terjadi perbedaan yang
sangat jelas pada grafik learning rate 83,07%. Grafik tidak stabil
yang menunjukan waktu pengerjaan yang berbeda-beda terkadang
lambat dan diwaktu tertentu cepat. Hal ini disebabkan beberapa
faktor, antara lain :
1) Terlalu banyak tertawa dan bicara saaat mengerjakan pekerjaan
tersebut sehingga konsetrasi terganggu yang menyebabkan
waktu pengerjaan semakin lama.
2) Kebosanan pada pekerjaan yang dilakukan.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa learning rate adalah tingkat kemampuan dalam belajar.
Semakin sering unit pekerjaan tersebut makan semakin cepat waktu
rata-rata perunit untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Jika waktu
rata-rata untuk mengerjakan pekerjaan tersebut semakin berkurang,
menunjukan terjadi adanya adaptasi terhadap pekerjaan tersebut yang
didorong oleh keinginan setiap pekerja untuk melaksanakan gerakan
yang ekonomis.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pekeja dalam
mengerjakan pekerjaannya tersebut yaitu :
1) Kurangnya konsentrasi dalam melakukan pekerjaan yang
disebabkan akibat terlalu banyak tertawa dan berbicara saat
pekerjaan berlangsung.
2) Belum terbiasa melakukan pekerjaan tersebut.
3) Kebosanan saat bekerja.
4) Kelelahan yang disebabkan kurang waktu istrahat dalam bekerja.
5) Suasana dalam laboratorium yang kurang nyaman

2. Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksankan, maka
terdapat bebarapa saran yang perlu perhatikan yaitu :
a. Pratikan harus lebih menguasai materi yang akan disampaikan.
b. Praktikan harus lebih disiplin saat praktikum agar tidak
mengganggu jalanya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja IST AKPRIND Yogyakarta


https://sites.google.com/site/operasiproduksi/learning-curve . Diakses 25 Maret
2017 pada jam 21:20.

You might also like