You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Stroke telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga
stroke terjadi di Negara – Negara yang sedang berkembang. Menurut WHO setiap tahun,
diperkirakan 15 juta orang tersebar diseluruh dunia menderita stroke, dimana kurang lebih 5 juta
orang mengalami cacat (Suryani, 2008).
Menurut riset kesehatan daerah Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011, dalam
laporanya mendapatkan bahwa di Indonesia, setiap 100 orang, 8 orang diantaranya terkena stroke.
Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7
orang meninggal di Indonesia 1 diantaranya meninggal karena stroke (Depkes RI, 2011).
Menurut data dari Pukesmas Mojolaban terdapat 258 kesus penderta stroke di kecamatan
Mojolaban (Pukesmas Mojolaban, 2014). Banyak dari penderita stroke dapat mengalami
gangguan pada ekstremitasnya karena masalah kekakuan pada otot, keseimbangan dan
koordinasi gerak, sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Latihan
dapat mempercepat penyembuhan pasien stroke, karena akan mempengaruhi sensasi gerak
diotak (Indrawati, 2008).

Pasien stroke yang mengalami gangguan mobilisasi tidak dilakukan penatalaksanaan dengan
tepat dapat menyebabkan komplikasi pada anggota tubuh yang lain atau kelumpuhan permanen.
Dan disini peran keluarga sangat dibutuhkan dalam keberhasilan penatalaksanaan stroke.
Terutama dalam menangani gangguan mobilisasi. Keluarga memiliki lima tugas kesehatan yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anggota keluarga tersebut.
Dari hasil pengamatan dimasyarakat masih banyak dijumpai keluarga dengan gangguan
mobilisasi akibat stroke yang belum menjalankan tugas kesehatannya. Banyak diantaranya
belum bisa mengenali masalah pentingnya mobilisasi dan belum mampu merawat anggota
keluarga yang menderita stroke. Dari sisi tenaga kesehatan khususnya perawat, pendekatan
yang dilakukan untuk tindakan perawatan pasien stroke lebih sering mengutamakan
pendekatan kepada pasien yang sakit, dan belum mengarah pada keterlibatan keluarga.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan gangguan mobilisasi akibat stroke.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Melakukan kajian asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S dengan gangguan mobilisai akibat
stroke
2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan hasil pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan


mobilisasi akibat stroke.

b. Mendiskripsikan diagnose keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan


mobilisasi akibat stroke.
c. Mendiskripsikan intervensi secara menyeluruh pada asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan mobilisasi akibat stroke.

d. Mediskripsikan implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga dengan


gangguan mobilisasi akibat stroke.

e. Mendiskripsikan evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan


mobilisasi akibat stroke.

f. Menganalisa asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan ditinjau dari teori yang ada.

C. Manfaat

1. Bagi Penulis .
Mendapatkan pengalaman serta menerapkan strandart asuhan keperawatan untuk
mengembangkan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang atau
profesi keperawatan.
2. Bagi InsitusiPendidikan

Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengetahuan keluarga
tentang penyakit stroke dan sebagai bacaan di perpustakaan STIKES PKU Muhammadiyah
Surakarta Prodi DIII Keperawatan..
3. Bagi Tenaga Kesehatan

Menambah pengalaman tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan terutama peyakit stroke
4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan tentang pola hidup pasien dengan
gangguan mobilisasi akibat stroke.

You might also like