You are on page 1of 3

BAB I

LATAR BELAKANG

Stroke merupakan gangguan mendadak pada sirkulasi serebral di satu pembuluh darah atau

mengurangi suplai oksigen dan umumnya menyebabkan kerusakan serius di jaringan otak.

Semakin cepat sirkulasi kembali normal setelah stroke menyerang, pasien berpeluang lebih

besar untuk sembuh total. Akan tetapi, sekitar setengah pasien yang bias bertahan hidup dari

stroke menjadi lumpuh permanen dan mengalami rekurensi dalam waktu beberapa minggu,

bulan, ataupun tahun. Penyebab stroke biasanya dikarenakan seseorang yang mempunyai

tekanan darah tinggi (hipertensi), akibat kolestrol yang terlalu tinggi, merokok, adanya

penyakit lain diabetes mellitus, konsumsi alcohol yang berlebih,obesitas, gaya hidup,stress,

dan penggunaan obat- obat terlarang.

Dampak dari penyakit ini tergantung pada lokasi penyerangan stroke berada pada bagian

mana di otak. Perubahan yang terjadi setelah seseorang mengalami stroke, baik stroke

tersebut menyerang otak kanan maupun otak kiri, pada umumnya akan menimbulkan seperti

lumpuh, perubahan mental, gangguan komunikasi,gangguan emosional, dan kehilangan indra

rasa.

American Heart Association (AHA) mengemukakan diperkirakan terjadi 3 juta penderita

stroke pertahun. Sedangkan angka kematian penderita stroke di Amerika Serikat adalah 50-

100/100.000 penderita pertahun. (Iskandar, 2002) Kejadian stroke di Indonesia menyerang

35,8 % pasien usia lanjut dan 12,9 % pada usia yang lebih muda. Jumlah total penderita

stroke di Indonesia diperkirakan 500.000 setiap tahun, dari jumlah itu sekitar 2,5% atau 250.

000 orang meninggal dunia, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Peran rehabilitasi sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan disability jangka

panjang yang bersifat serius pada pasien stroke. Rehabilitasi bertujuan untuk membantu

pasien mencapai dan mempertahankan kemandirian dalam melakukan Activity Daily

Lives(ADL) (Irdawati, 2012). Latihan Range of Mention (ROM) adalah salah satu bentuk

intervensi fundamental perawat yang merupakan bagian dari proses rehabilitasi pada pasien

stroke. Lewis pada tahun 2007 mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke

dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. (Irdawati, 2012)

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,

mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian.

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan

pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia

mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau

keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi,

sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.

Dari penjelasan diatas penyusun mempunyai ketertarikan terhadap mobilisasi pada pasien

stroke karena penyakit stoke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung

dan kanker, yang dampaknya ditimbulkan setelah mempunyai penyakit tersebut. Begitu

mengerikan bagi seseorang yang belom pernah mengetahui tanda dan gejala dari penyakit ini.

Dampak dari stroke biasanya seperti,seseorang yang asalnya orang- orang yang terlihat

cantik, tampan, tiba- tiba kini lumpuh, tak bisa berbicara, hanya bisa berbaring di atas tempat

tidur, memakai kursi roda, wajahnya miring, tangan tidak dapat di gerakkan. Hari – hari yang

asalnya begitu indah berubah menjadi masa depan yang begitu hampa.
Dalam asuhan keperawatan pada pasien yang menderita penyakit stroke latihan mobilisasi

dapat mempengaruhi ektremitas yang terkena kelumpuhan terutama untuk mengurangi ke

kakuan pada otot-otot yang mengalami kelumpuhan. Dan yang terpenting dalam latihan

mobilisasi yaitu bertujuan untuk menciptakan kemandirian pasien dalam pemenuhan

kebutuhan sehari- hari.

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Tn.R dengan stroke hemoragik

di RSUD Salatiga.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. R dengan pemenuhan kebutuhan

mobilisasi pada stroke hemoragik.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. R dengan pemenuhan

kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. R dengan pemenuhan kebutuhan

mobilisasi pada stroke hemoragik.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. R dengan pemenuhan kebutuhan

mobilisasi pada stroke hemoragik.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi mobilisasi yang terjadi pada Tn. R dengan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

You might also like