You are on page 1of 18

LAPORAN

SMOKING CESSATION

Periode Februari-April 2018

DISUSUN OLEH:

EUSTELLA
00000000167

Dibimbing oleh:
dr. Elni Handayani
Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

PUSKESMAS CURUG


PERIODE FEBRUARI-APRIL 2018

TANGERANG

2018
I. Identitas Pasien

Nama : Tn. ZT
Usia : 63 tahun
Alamat : Kampung Sempur

Pekerjaan : Pedagang Kelontong

Pendidikan : SMP

Tinggi Badan : 164 cm

Berat Badan : 78 kg

A. Kategori Perokok

 Tn. ΖΤ merupakan seorang perokok aktif sejak usia 18 tahun


 Setiap hari, Tn. ZT menghabiskan rokok kurang lebih sebanyak 16 batang
 Indeks Brinkman = 16 batang x (63-18) tahun = 16 batang x 45 tahun = 720
 Kesimpulan: Tn. ZT tergolong sebagai perokok aktif tingkat berat
 Berdasarkan Fagertrom Test of Nicotine Dependence

Moderate Dependency to Nicotine

(Tingkat ketergantungan menengah terhadap nikotin)

B. Riwayat Mencoba Berhenti Merokok


Tn. P merupakan seorang perokok aktif sejak usia 18 tahun. Pasien
sebenarnya sudah mulai mencoba merokok sejak umur 15 tahun karena beliau
melihat banyak sekali tetangga dan anak-anak seusianya yang merokok.
DItambah pula dengan banyaknya jenis dan jumlah di warung milik orangtua
yang ia sedang jaga. Namun, pasien baru benar-benar rutin merokok sejak
umur 18 tahun, sebab tidak ada yang melarang pasien untuk merokok dan
bahkan orangtua pasien sendiri merokok.
Sebenarnya, Tn. P menyadari bahwa merokok merupakan sebuah hal
yang tidak baik untuk kesehatan dan hanya membuang buang uang saja untuk
dibakar istilahnya. Namun, ketika ia mencoba untuk menghentikan rokoknya,
pasien merasa susah untuk menolak tawaran orang-orang sekitar untuk
merokok bersama. Pasien pun merasa bila ia tidak merokok rasanya badan
lemas, tidak semangat, cenderung mengantuk dan otak tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. teman-temannya sering mengajaknya untuk berkumpul
bersama . Seiring dengan berjalannya waktu, Tn. ZT merasa kecanduan karena
rokoknya, dan mulai mengabaikan perasaan tidak enak di badannya yang ia
ketahui ketika ia merokok. Hal-hal tersebut membuat pasien merasa tidak ada
gunanya lagi untuk mencoba berhenti merokok karena ia merasakan beberapa
manfaat yang menguntungkan bagi dirinya sendiri sehari-hari.

C. Niat Berhenti Merokok

Saat ini Tn. ZT berniat untuk menghentikan kebiasaan merokoknya


karena isterinya baru seminggu yang lalu diketahui menderita Penyakit Paru
Obstruktif Kronis yang diduga diakibatkan isterinya menghirup asap rokok
secara pasif. Padahal selama ini pasien hanya mengira bahwa isterinya terkena
asma dan alerginya kambuh bila terpapar asap rokok. Pasien selama ini sudah
berusaha merokok di luar ruangan atas suruhan isterinya. Namun, hal itu
tampaknya tidak cukup karena isterinya tetap saja sesak dan pasien pun takut
anggota keluarganya yang lain menderita penyakit yang sama. Pasien pun
merasa bersalah sebab pasienlah yang merokok tetapi yang merasakan dampak
negatifnya itu orang lain dan bukan dirinya sendiri.

II. METODE

Menurut Departemen Kesehatan Mental dan Zat Adiktif WHO dalam


modul pembelajaran perilaku untuk mendukung pasien untuk berhenti merokok
ada lima tahapan strategi yang harus dicapai yang seringkali disebut (the 5As) --
Address, Assess, Advise, Assist, dan Arrange1
1. Address (Mulai) topik tentang merokok dan penggunaan tembakau

Ini merupakan langkah pertama yang penting dalam memulai usaha


berhenti merokok. Hal ini dilakukan untuk memperjelas kepada pasien bahwa
merokok adalah masalah penting. Ini mungkin sangat penting di beberapa
negara berkembang di mana banyak orang mungkin tidak mengetahui
informasi dasar mengenai kesehatan dan tembakau. Awalnya, pasien dapat
ditanya apakah mereka keberatan bila ditanyai beberapa pertanyaan tentang
kebiasaan sosial mereka seperti minum alkohol dan merokok.

Pasien dengan keluhan atau gejala terkait tembakau harus diberi tahu bahwa
masalah mereka terkait dengan penggunaan tembakau dan mereka harus
mempertimbangkan untuk berhenti. Bila pasien tidak memiliki keluhan
terkait tembakau, subjek penggunaan tembakau harus dibawa dengan cara
setelah kebutuhan dasar, seperti makanan yang sesuai, pakaian, tempat tinggal
dan pekerjaan, dan kebebasan dari penyakit menular terpenuhi, berhenti
merokok mungkin merupakan langkah paling penting yang dapat diambil
untuk melindungi kesehatan.

2. Assess (Kaji) status merokok

Pasien yang mengaku telah berhenti baru-baru ini harus ditanya apakah
mereka masih merokok sesekali, karena tingkat penipuan lebih tinggi dalam
kelompok ini Status merokok pasien harus dicatat dengan jelas dalam rekam
medis. Perokok juga harus ditanya tentang berapa lama mereka merokok dan
tentang pengalaman mereka dengan upaya sebelumnya untuk berhenti
merokok. Non-perokok, terutama mantan perokok, harus dipuji karena tidak
merokok.

3. Advise (Anjurkan) pasien untuk berhenti merokok dan menentukan kemauan

 Periksa apakah pasien sedang mempertimbangkan untuk berhenti dan


menasihatinya sesuai dengan itu. Jika pasien tidak tertarik untuk berhenti.
Dorong dia untuk mempertimbangkan berhenti, tunjukkan bahwa penyakit
atau masalah kesehatan pasien saat ini mungkin berhubungan dengan
merokok. Strategi untuk memotivasi pasien harus fokus pada masalah
kesehatan yang disesuaikan untuk masing-masing pasien dan pada manfaat
positif dari berhenti.
 Tunjukkan perhatian
 Tanyakan kepada pasien apa yang dianggapnya sebagai risiko merokok dan
manfaat berhenti merokok. Perkuat keyakinan yang sesuai dan perbaiki
keyakinan yang tidak benar.
 Jelaskan dampak dari perokok pasif dan rangsang rasa tanggung jawab pasien.
 Sampaikan pada pasien bahwa ada bantuan yang tersedia jika dia siap nanti.
Sebutkan agen untuk rujukan. Tawarkan literatur dan film / video tentang
risiko merokok, jika materi tersedia.
 Dorong pasien untuk melakukan tindakan segera dengan mengurangi jumlah
rokok yang dihisap per hari. Tekankan, bagaimanapun, bahwa ini hanya harus
dilihat sebagai tahap peralihan pendek dalam perjalanan menuju berhenti pada
akhirnya. Perokok yang berusaha membatasi asupan mereka selama periode
yang panjang tampaknya mengubah perilaku merokok mereka dalam upaya
mempertahankan asupan nikotin mereka

4. Assist (Bantu) , jika pasien menunjukkan dia sudah siap untuk mencoba berhenti

atau sudah mengambil tindakan untuk berhenti

• Mendorong dan memperkuat keputusan untuk berhenti:

• Negosiasikan tanggal target untuk berhenti jika pasien masih merokok dan

tulis ini dalam rekam medis. Pasien yang menetapkan tanggal target pasti

kemungkinan besar akan melakukan upaya serius. Tanggalnya harus segera.

• Tangani masalah umum yang diantisipasi oleh pasien, mis. gejala withdrawal,

kenaikan berat badan, stres, tekanan sosial dan kambuh.

• Dorong pasien untuk memberikan saran dari pengalaman mereka sendiri

untuk membantu mereka berhenti merokok.


• Ajarkan keterampilan perilaku, mis. perilaku alternatif atau latihan relaksasi.

• Berikan Nicotine Replacement Therapy atau bupropion jika dibutuhkan

5. Arrange (Atur) tindak lanjut

Tinjau kemajuan pasien dan berikan dorongan dan penguatan yang tepat.
Pencegahan kambuh, misalnya mendiskusikan bagaimana pasien akan
berurusan dengan pertanda untuk untuk merokok, merupakan komponen
penting dari setiap program perubahan perilaku. Sebagai contoh, jika pasien
selalu merokok dengan secangkir kopi, atau setelah makan, dia harus didorong
untuk mengubah rutinitas ini untuk menghindari pencetus merokok. Yakinkan
pasien yang kambuh, analisis apa yang salah, dan buat mereka mencoba
berhenti lagi. Jika NRT atau bupropion telah dipakai, tindak lanjut juga
memungkinkan pemberian dosis, mendorong kepatuhan dan memungkinkan
durasi penggunaan untuk dipantau.

Pada Tn.ZT ini follow up dilakukan setiap minggunya berbarengan dengan

jadwal kontrol Hipertensi pasien di Poli Dewasa dari 08 Maret-15 Maret 2018
III. Hasil Pengamatan

A. Data Pengamatan

Berikut merupakan tabel yang memaparkan data pengamatan jumlah merokok pasien
per hari yang dilakukan dari 08 Maret –15 Maret 2018 di Poli Dewasa Puskesmas
Curug

08 Maret 2018

Jumlah Rokok Waktu Skala Tempat Bersama Penyebab

2 05.30 3 Rumah Sendiri Tidak bisa aktivitas tanpa rokok

3 06.15 2 Rumah Sendiri Teman sarapan

2 07.00 2 Warung Sendiri Mengusir Bosan

4 18.00 3 Rumah Sendiri Keinginan

3 20.00 1 Sendiri Keinginan


Rumah

2 21.00 2 Rumah Sendiri Keinginan

Jumlah: 16
09 Maret 2018

Jumlah Ska Tempat


Waktu Bersama Penyebab
Rokok la

1 2 Rumah Sendiri Tidak bisa aktivitas tanpa


05.40
rokok

06.15 Teman sarapan


2 2 Rumah Teman

2 07.00 2 Warung Teman Mengusir Bosan

14.00 Keinginan
2 1 Rumah Sendiri

18.00
3 1 Jalan Sendiri Keinginan

2 19.00 2 Sendiri Keinginan


Rumah

1 22.00 1 Rumah Sendiri Keinginan

Jumlah: 13
10 Maret 2018

Jumlah Ska Tempat


Waktu Bersama Penyebab
Rokok la

1 2 Rumah Sendiri Tidak bisa aktivitas tanpa


05.45
rokok

2 06.45 1 Rumah Teman Teman sarapan

2 2 Teman
07.20 Warung Mengusir Bosan

2 2 Teman
11.00 Warung Mengusir Bosan

1 14.00 1 Rumah Sendiri Keinginan

18.00
1 1 Sendiri Keinginan
Jalan

2 19.00 2 Sendiri Keinginan


Rumah

Jumlah: 11
11 Maret 2018

Jumlah Ska
Waktu Tempat Bersama Penyebab
Rokok la

06.15 Teman sarapan


2 2 Rumah Teman

2 07.00 1 Warung Teman Mengusir Bosan

14.20 Keinginan
2 1 Rumah Sendiri

2 19.00 2 Sendiri Keinginan


Rumah

Jumlah: 8
12 Maret 2018

Tempat
Jumlah Rokok Waktu Ska la Bersama Penyebab

1 06.45 1 Rumah Teman Teman sarapan

2 2 Teman
07.30 Warung Mengusir Bosan

2 23.15 1 Rumah Teman Teman sarapan

Jumlah:

13 Maret 2018

Jumlah Rokok Waktu Skala Tempat Bersama Penyebab

1 Teman
09.30 Warung Mengusir Bosan
2

1 12.00 2 Masjid Teman Terpengaruh Teman

1 19.00 1 Sendiri Keinginan


Rumah

Jumlah:

4 06.15 2 Rumah Teman Teman sarapan


14 MARET 2018

Jumlah Rokok Waktu Ska la Tempat Bersama Penyebab

2 1 Teman
11.00 Warung Mengusir Bosan

19.00 1 Sendiri
1 Rumah

Jumlah:

3 19.00 2 Sendiri
Rumah Keinginan

15 Maret 2018

Jumlah Tempat
Waktu Ska la Bersama Penyebab
Rokok

1 08.00 1 Rumah Sendiri Keinginan

19.00 1 Sendiri
1 Rumah

Jumlah: 2

Tabel 1. Data Pengamatan Merokok Tn. ZT periode 08 Maret-15Maret 2018


Keterangan:

• Skala 1 
 Kurang penting

• Skala 2 
 Lumayan penting

• Skala 3 
 Sangat penting

12 14
09 10
15
Tanggal 08 Maret Maret Maret 11 Maret 13 Maret Maret
Maret Maret

Hari 1 2 4 6 7 8
3 5

Jumlah
16 13 8 4 3 2
Rokok 11 6

(Batang)

Tabel 2. Jumlah Batang Rokok yang Dihisap Tn. ZT 08 Maret-15 Maret 2018
B. PEMBAHASAN

Untuk mendukung program berhenti merokok Tn. ZT yang berusia 63 tahun


ini, dilakukan implementasi metode 5A WHO.

Pada tahap pertama yaitu Address, pasien dijelaskan mengenai dampak negatif
merokok bagi kesehatan yaitu rokok terkait dengan tigapuluh persen kematian akibat
kanker seperti saluran napas, esofagus, lambung, pankreas dan kandung kemih2. Oleh
karena itu, perlu ditekankan bahwa merokok mencegah dan menghambat
perkembangan dari penyakit jantung, pernapasan, kanker dan diabetes. Pasien juga
dijelaskan lebih lanjut mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronis isterinya yang
kemungkinan disebabkan isteri pasien menghirup secara pasif asap rokok setiap
harinya. Hal ini semakin memotivasi pasien untuk berhenti merokok agak isterinya
tidak terus-terusan merasa sesak.

Pada tahap Assess, pasien diminta untuk menjawab dengan jujur hal-hal
mengenai kebiasaan merokoknya. Pasien menyatakan bahwa beliau sudah aktif
merokok secara rutin sejak usia 18 tahun dengan konsumsi setiap harinya 16 batang.
Bila dihitung dalam indeks Brinkman pasien termasuk perokok tingkat berat. Pasien
belum pernah berpikir untuk berhenti merokok sebelum ini sebab pasien merasa
dengan merokok pasien merasa lebih tenang, tidak stress, mengisi kebosanan dan
membuat lebih bersemangat dan lebih enak berpikir. Pasien sebelum mengetahui
tentang penyebab sakit isterinya ini, hanya berpikir untuk merokok di luar ruangan
agar isterinya tidak menghirup langsung.

Pada tahap Advice, pasien bersama dengan petugas berusaha mencari jalan
keluar untuk berhenti merokok. Pasien meyetujui untuk mencoba sedapat mungkin
mengurangi terlebih dahulu jumlah rokok per hari. Mencoba untuk berhenti merokok
merupakan usaha yang sulit. Sebab seringnya merokok dapat mengaktifkan proses
reward terhadap nikotin sistem limbik pada rokok. Dan seringkali aktivitas sehari-hari
seringkali dikaitkan dengan rokok, misalnya merokok sambil minum kopi di pagi hari
atau sambil bersantai di sore hari. Lama kelamaan, mereka pun akan mengalami
sindrom withdrawal yang sebagian besar berpengaruh ke temperamen (cemas, marah,
gangguan tidur, kelaparan, disfungsi kognitif)dan gejala fisik. Hal-hal inilah yang
mengakibatkan usaha untuk berhenti merokok,seringkali tidak berhasil dalam
seminggu pertama2,3.

Pada tahap Assist, pasien dibantu untuk semakin memantapkan diri untuk tetap
berhenti merokok. Pasien dibimbing untuk menggunakan cara sendiri yang
dianggapnya berhasil mengurangi rokok.

Selain itu tips-tips WHO lain untuk menanggulangi hal ini1:

• Pasien mungkin merasa berguna untuk mengingat dan mempraktikkan 5M

Ketika dihadapkan dengan keinginan untuk merokok:

- Menunda, bahkan untuk sementara waktu

- Minum air
- Bernapas dalam-dalam

- Melakukan sesuatu yang berbeda dan

- Mendiskusikan keinginan merokok dengan orang lain

• Menangani penawaran rokok dari perokok lain dengan berlatih mengatakan "tidak"

dengan tegas.

• Ingatkan pasien tentang alasan mereka untuk berhenti pada awalnya.

• Menyingkirkan semua produk tembakau, asbak, korek api, dll.

• Bersihkan semua pakaian untuk menghilangkan bau rokok

• Dapatkan dukungan dari teman-teman , saudara, rekan kerja yang tidak merokok,

• Mengubah kebiasaan yang terkait dengan merokok misalnya bukannya merokok


setelah makan, tetapi kunyah tusuk gigi

• Mengubah rutinitas sehari-hari untuk meminimalkan asosiasi tembakau dengan

kegiatan atau waktu tertentu

• Cobalah olahraga setiap hari, misalnya berjalan santai untuk membuat diri sibuk,

untuk menghilangkan stres dan menyehatkan badan

• Sisihkan uang yang biasanya dihabiskan untuk membeli rokok untuk sesuatu

sebagai hadiah

Untuk semakin memotivasi dibuatlah target untuk mengurangi jumlah rokok


minimal setengahnya dalam satu bulan pertama yaitu tanggal 08 April 2018. Namun,
teryata hanya delapan hari berjalan pasien sudah bisa mengurangi dari 16 batang
menjadi 2 batang tiap harinya

Pada tahap ini pula pasien diajarkan teknik relaksasi dan teknik pengalih
perhatian dari rokok . Dari hasil pelaporan Tn. ZT selama delapan hari, terlihat bahwa
jumlah rokok yang ia konsumsi berkurang secara perlahan. Ia mengakui bahwa ia
adalah orang yang mudah terpengaruh untuk merokok kembali oleh lingkungan
sekitarnya dan terkadang merokok merupakan salah satu cara untuk mengisi waktu
senggang di rumahnya terutama waktu menjaga toko kelontongnya.
Sejauh ini, ia merasa bahwa bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Curug
sangat berperan untuk membuatnya mengurangi jumlah konsumsi rokoknya,
ditambah dengan perbaikan penyakit paru obstruktif kronis isterinya. Tn. ZT
menyatakan bahwa ia merasa sangat terbantu dan senang serta berjanji untuk tetap
melakukan usaha berhenti merokok sampai selesai sepenuhnya walaupun tanpa
pengawasan lagi agar isterinya dan dirinya sendiri bisa sehat dan terhindar dari
penyakit yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Behavioral Sciences Learning Modules : Encouraging
People to Stop Smoking[Internet]. [Geneva]:[World Health Organization]; 2001
[disitasi 2018 Apr 1]. Didapat dari :
http://www.who.int/mental_health/evidence/stop_smoking_whomsdmdp01_4.pdf

2. Balbani APS, Montovani JC. Methods for Smoking Cessation and Treatment of
Nicotine Dependence. Rev Bras Otolaringol [Internet]. 2005 Jun [ disitasi 2018
Apr 1]; 71(6):820-826. Didapat dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16878254

3. SBU. Smoking Cessation Methods[Internet]. [Tidak Diketahui]:[Penerbit Tidak


Diketahui]; [tahun tidak diketahui] [disitasi 2018 Apr 1]. Didapat dari:
http://www.sbu.se/contentassets/17b2876d91ef446097835d827cbefca8/smoking-
cessation-methods.pdf

You might also like