Professional Documents
Culture Documents
SMOKING CESSATION
DISUSUN OLEH:
EUSTELLA
00000000167
Dibimbing oleh:
dr. Elni Handayani
Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes
PUSKESMAS CURUG
TANGERANG
2018
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. ZT
Usia : 63 tahun
Alamat : Kampung Sempur
Pendidikan : SMP
Berat Badan : 78 kg
A. Kategori Perokok
II. METODE
Pasien dengan keluhan atau gejala terkait tembakau harus diberi tahu bahwa
masalah mereka terkait dengan penggunaan tembakau dan mereka harus
mempertimbangkan untuk berhenti. Bila pasien tidak memiliki keluhan
terkait tembakau, subjek penggunaan tembakau harus dibawa dengan cara
setelah kebutuhan dasar, seperti makanan yang sesuai, pakaian, tempat tinggal
dan pekerjaan, dan kebebasan dari penyakit menular terpenuhi, berhenti
merokok mungkin merupakan langkah paling penting yang dapat diambil
untuk melindungi kesehatan.
Pasien yang mengaku telah berhenti baru-baru ini harus ditanya apakah
mereka masih merokok sesekali, karena tingkat penipuan lebih tinggi dalam
kelompok ini Status merokok pasien harus dicatat dengan jelas dalam rekam
medis. Perokok juga harus ditanya tentang berapa lama mereka merokok dan
tentang pengalaman mereka dengan upaya sebelumnya untuk berhenti
merokok. Non-perokok, terutama mantan perokok, harus dipuji karena tidak
merokok.
4. Assist (Bantu) , jika pasien menunjukkan dia sudah siap untuk mencoba berhenti
• Negosiasikan tanggal target untuk berhenti jika pasien masih merokok dan
tulis ini dalam rekam medis. Pasien yang menetapkan tanggal target pasti
• Tangani masalah umum yang diantisipasi oleh pasien, mis. gejala withdrawal,
Tinjau kemajuan pasien dan berikan dorongan dan penguatan yang tepat.
Pencegahan kambuh, misalnya mendiskusikan bagaimana pasien akan
berurusan dengan pertanda untuk untuk merokok, merupakan komponen
penting dari setiap program perubahan perilaku. Sebagai contoh, jika pasien
selalu merokok dengan secangkir kopi, atau setelah makan, dia harus didorong
untuk mengubah rutinitas ini untuk menghindari pencetus merokok. Yakinkan
pasien yang kambuh, analisis apa yang salah, dan buat mereka mencoba
berhenti lagi. Jika NRT atau bupropion telah dipakai, tindak lanjut juga
memungkinkan pemberian dosis, mendorong kepatuhan dan memungkinkan
durasi penggunaan untuk dipantau.
jadwal kontrol Hipertensi pasien di Poli Dewasa dari 08 Maret-15 Maret 2018
III. Hasil Pengamatan
A. Data Pengamatan
Berikut merupakan tabel yang memaparkan data pengamatan jumlah merokok pasien
per hari yang dilakukan dari 08 Maret –15 Maret 2018 di Poli Dewasa Puskesmas
Curug
08 Maret 2018
Jumlah: 16
09 Maret 2018
14.00 Keinginan
2 1 Rumah Sendiri
18.00
3 1 Jalan Sendiri Keinginan
Jumlah: 13
10 Maret 2018
2 2 Teman
07.20 Warung Mengusir Bosan
2 2 Teman
11.00 Warung Mengusir Bosan
18.00
1 1 Sendiri Keinginan
Jalan
Jumlah: 11
11 Maret 2018
Jumlah Ska
Waktu Tempat Bersama Penyebab
Rokok la
14.20 Keinginan
2 1 Rumah Sendiri
Jumlah: 8
12 Maret 2018
Tempat
Jumlah Rokok Waktu Ska la Bersama Penyebab
2 2 Teman
07.30 Warung Mengusir Bosan
Jumlah:
13 Maret 2018
1 Teman
09.30 Warung Mengusir Bosan
2
Jumlah:
2 1 Teman
11.00 Warung Mengusir Bosan
19.00 1 Sendiri
1 Rumah
Jumlah:
3 19.00 2 Sendiri
Rumah Keinginan
15 Maret 2018
Jumlah Tempat
Waktu Ska la Bersama Penyebab
Rokok
19.00 1 Sendiri
1 Rumah
Jumlah: 2
12 14
09 10
15
Tanggal 08 Maret Maret Maret 11 Maret 13 Maret Maret
Maret Maret
Hari 1 2 4 6 7 8
3 5
Jumlah
16 13 8 4 3 2
Rokok 11 6
(Batang)
Tabel 2. Jumlah Batang Rokok yang Dihisap Tn. ZT 08 Maret-15 Maret 2018
B. PEMBAHASAN
Pada tahap pertama yaitu Address, pasien dijelaskan mengenai dampak negatif
merokok bagi kesehatan yaitu rokok terkait dengan tigapuluh persen kematian akibat
kanker seperti saluran napas, esofagus, lambung, pankreas dan kandung kemih2. Oleh
karena itu, perlu ditekankan bahwa merokok mencegah dan menghambat
perkembangan dari penyakit jantung, pernapasan, kanker dan diabetes. Pasien juga
dijelaskan lebih lanjut mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronis isterinya yang
kemungkinan disebabkan isteri pasien menghirup secara pasif asap rokok setiap
harinya. Hal ini semakin memotivasi pasien untuk berhenti merokok agak isterinya
tidak terus-terusan merasa sesak.
Pada tahap Assess, pasien diminta untuk menjawab dengan jujur hal-hal
mengenai kebiasaan merokoknya. Pasien menyatakan bahwa beliau sudah aktif
merokok secara rutin sejak usia 18 tahun dengan konsumsi setiap harinya 16 batang.
Bila dihitung dalam indeks Brinkman pasien termasuk perokok tingkat berat. Pasien
belum pernah berpikir untuk berhenti merokok sebelum ini sebab pasien merasa
dengan merokok pasien merasa lebih tenang, tidak stress, mengisi kebosanan dan
membuat lebih bersemangat dan lebih enak berpikir. Pasien sebelum mengetahui
tentang penyebab sakit isterinya ini, hanya berpikir untuk merokok di luar ruangan
agar isterinya tidak menghirup langsung.
Pada tahap Advice, pasien bersama dengan petugas berusaha mencari jalan
keluar untuk berhenti merokok. Pasien meyetujui untuk mencoba sedapat mungkin
mengurangi terlebih dahulu jumlah rokok per hari. Mencoba untuk berhenti merokok
merupakan usaha yang sulit. Sebab seringnya merokok dapat mengaktifkan proses
reward terhadap nikotin sistem limbik pada rokok. Dan seringkali aktivitas sehari-hari
seringkali dikaitkan dengan rokok, misalnya merokok sambil minum kopi di pagi hari
atau sambil bersantai di sore hari. Lama kelamaan, mereka pun akan mengalami
sindrom withdrawal yang sebagian besar berpengaruh ke temperamen (cemas, marah,
gangguan tidur, kelaparan, disfungsi kognitif)dan gejala fisik. Hal-hal inilah yang
mengakibatkan usaha untuk berhenti merokok,seringkali tidak berhasil dalam
seminggu pertama2,3.
Pada tahap Assist, pasien dibantu untuk semakin memantapkan diri untuk tetap
berhenti merokok. Pasien dibimbing untuk menggunakan cara sendiri yang
dianggapnya berhasil mengurangi rokok.
- Minum air
- Bernapas dalam-dalam
• Menangani penawaran rokok dari perokok lain dengan berlatih mengatakan "tidak"
dengan tegas.
• Dapatkan dukungan dari teman-teman , saudara, rekan kerja yang tidak merokok,
• Cobalah olahraga setiap hari, misalnya berjalan santai untuk membuat diri sibuk,
• Sisihkan uang yang biasanya dihabiskan untuk membeli rokok untuk sesuatu
sebagai hadiah
Pada tahap ini pula pasien diajarkan teknik relaksasi dan teknik pengalih
perhatian dari rokok . Dari hasil pelaporan Tn. ZT selama delapan hari, terlihat bahwa
jumlah rokok yang ia konsumsi berkurang secara perlahan. Ia mengakui bahwa ia
adalah orang yang mudah terpengaruh untuk merokok kembali oleh lingkungan
sekitarnya dan terkadang merokok merupakan salah satu cara untuk mengisi waktu
senggang di rumahnya terutama waktu menjaga toko kelontongnya.
Sejauh ini, ia merasa bahwa bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Curug
sangat berperan untuk membuatnya mengurangi jumlah konsumsi rokoknya,
ditambah dengan perbaikan penyakit paru obstruktif kronis isterinya. Tn. ZT
menyatakan bahwa ia merasa sangat terbantu dan senang serta berjanji untuk tetap
melakukan usaha berhenti merokok sampai selesai sepenuhnya walaupun tanpa
pengawasan lagi agar isterinya dan dirinya sendiri bisa sehat dan terhindar dari
penyakit yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Behavioral Sciences Learning Modules : Encouraging
People to Stop Smoking[Internet]. [Geneva]:[World Health Organization]; 2001
[disitasi 2018 Apr 1]. Didapat dari :
http://www.who.int/mental_health/evidence/stop_smoking_whomsdmdp01_4.pdf
2. Balbani APS, Montovani JC. Methods for Smoking Cessation and Treatment of
Nicotine Dependence. Rev Bras Otolaringol [Internet]. 2005 Jun [ disitasi 2018
Apr 1]; 71(6):820-826. Didapat dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16878254