Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puskesmas Seyegan / Dusun Mriyan
1. Diah Ayu Ratnaningsih 14/366326/KU/17246
2. Florentina Marta K D 14/366329/KU/17249
3. Bianda Aulia 14/366330/KU/17250
4. Juwita 14/366331/KU/17251
5. Khalisa Khairani 14/366332/KU/17252
6. Teofani Krishna 14/366352/KU/17255
7. Dewi Rizzky M 14/366353/KU/17256
8. Ruth Surya W S 14/366354/KU/17257
9. Galuh Citta P 14/366370/KU/17258
10. Azka Muwahidatin 14/366373/KU/17259
11. Sulkhan Galang S 13/348761/KU/15921
12. Syors Samuel B R 11/314022/KU/14388
BAGIAN II
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. Gambaran Umum
Nama Program : Selamatkan Ibu Hamil dari Bahaya Anemia di Mriyan
(SELAI BAYAM)
i. Goal
Menurunkan prevalensi anemia di Dusun Mriyan
ii. Purpose
1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang PHBS serta
makanan dan gizi yang diperlukan selama masa kehamilan
2. Menginisiasi kegiatan atau intervensi khusus pada bumil dari
Kader yang bekerja sama dengan Bidan Desa dan Puskesmas
3. Meningkatkan pengetahuan dan skill kader terkait dengan gizi
selama masa kehamilan
4. Meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang PHBS
serta makanan dan gizi yang diperlukan ketika masa kehamilan
iii. Output
1. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang PHBS serta
makanan dan gizi yang diperlukan selama masa kehamila
2. Adanya kegiatan atau intervensi khusus pada bumil dari Kader
yang bekerja sama dengan Bidan Desa dan Puskesmas
3. Meningkatnya pengetahuan dan skill kader terkait dengan gizi
selama masa kehamilan
4. Meningkatnya pengetahuan wanita usia subur tentang PHBS
serta makanan dan gizi yang diperlukan ketika masa kehamilan
iv. Outcome
Prevalensi anemia pada ibu hamil dan wanita usia subur di Dusun
Mriyan menurun
v. Activities
Aktivitas/
No Deskripsi Aktivitas Rasionalisasi
Kegiatan
1 Sharing session Deskripsi : Sharing session
pada bumil penyuluhan yang diisi dengan kegiatan sesi mengenai PHBS
terkait dengan penjelasan materi dan sesi tanya jawab. serta makanan
PHBS serta Penjelasan kepada ibu hamil serta wanita dan gizi selama
makanan dan usia subur terkait: masa kehamilan
gizi selama - PHBS kepada ibu hamil
masa kehamilan - kebutuhan energi, protein, lemak, dan
karbohidrat selama masa kehamilan
- zat gizi yang harus dipenuhi selama masa
kehamilan serta bahan makanan yang
mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil
Alat dan bahan :
- leaflet
- power point
- LCD
2 Inisiasi kegiatan Deskripsi : Pembentukan
Posyandu Ibu Kegiatan posyandu meliputi pengukuran kegiatan
hamil dan antropometri, konseling untuk ibu hamil dan posyandu untuk
Wanita Usia wanita usia subur yang dilakukan oleh kader ibu hamil dan
Subur yang telah mendapatkan pelatihan dan wanita usia
pendidikan sebelumnya. subur
Alat dan Bahan:
-Timbangan
-Pita LLA
-Microtoise
-Metline
-Leaflet
3 Pelatihan kader Deskripsi : Pelatihan
Memberikan edukasi kepada kader terkait pengukuran
pengukuran antropometri dan konseling status gizi dan
untuk ibu hamil. Kader akan diberikan modul konseling ibu
sebagai pedoman untuk melakukan hamil untuk
pengukuran antropometri serta konseling kader
kemudian kader akan praktik dan latihan
bagaimana cara mengukur antropometri dan
konseling yang benar untuk meningkatkan
skill kader
Alat dan Bahan:
-Buku pedoman
- Timbangan
-Pita LLA
-Microtoise
-Metline
-Leaflet
4 Penyuluhan Deskripsi : Penyuluhan
pada wanita Memberikan edukasi kepada warga terkait mengenai PHBS
usia subur materi : serta makanan
terkait PHBS - PHBS dan gizi ketika
serta makanan - kebutuhan energi, protein, lemak, dan masa kehamilan
dan gizi ketika karbohidrat selama masa kehamilan kepada wanita
masa kehamilan - zat gizi yang harus dipenuhi selama masa usia subur
kehamilan serta bahan makanan yang
mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil
5 Revitalisasi Deskripsi : Pengadaan
fasilitas Memberikan fasilitas berupa alat pengukuran fasilitas untuk
Posyandu antropometri kepada masyarakat untuk posyandu
digunakan selama posyandu melalui kader
D. Detail Implementasi
1. Sharing session pada Ibu hamil terkait dengan PHBS serta makanan dan
gizi selama masa kehamilan
Waktu : Jumat, 27 Oktober 2017
Tempat : Rumah Kepala Dusun Mriyan
Peserta : Ibu hamil
Detail :
Penyebaran undangan kepada ibu-ibu hamil dilakukan melalui ibu dukuh.
Acara ini berlangsung bersamaan dengan posyandu balita. Acara diawali
dengan pengisian kehadiran dilanjutkan dengan pengukuran antropometri,
biokimia dan fisik klinis peserta. Pembicara yang mengisi kegiatan ini adalah
dr. Ayu Maharani Kusumaningrum. Materi yang disampaikan berupa asupan
gizi saat hamil dan masalah kesehatan terkait kehamilan dan kelahiran.
Kegiatan ini berupa FGD dan penyuluhan dengan metode ceramah
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan berlangsung selama
kurang lebih 2 jam.
2. Inisiasi kegiatan Posyandu Ibu hamil (bumil) dan Wanita Usia Subur (WUS)
Waktu : 9 September – 4 November 2017
Tempat : Rumah Kepala Dusun Mriyan
Peserta : Kader Posyandu Dusun Mriyan, Ibu hamil
Detail :
Program ini dilakukan sejak awal waktu efektif PKL PGM, dimulai dari
kegiatan FGD untuk menggali permasalahan dan masukan dari kader.
Selain itu, dilakukan kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil untuk penggalian
permasalahan terkait diadakannya posyandu bumil. Pada tanggal 23
Oktober 2017, dilakukan focus group discussion (FGD) untuk menggali
permasalahan dan hambatan terkait pelaksanaan posyandu bumil yang
kemudian dilanjutkan dengan pencarian solusi permasalahan tersebut. Pada
akhir acara dilakukan perumusan rencana teknis inisiasi kegiatan posyandu
bumil dan WUS
Program posyandu bumil yang direncanakan meliputi kegiatan
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tekanan darah,
dan pemeriksaan biokimia (glukosa darah, asam urat, dan kolesterol).
Kegiatan ini bertujuan untuk memantau status kesehatan ibu hamil dan
WUS, meningkatkan kesadaran bumil dan WUS terhadap pentingnya
pemantauan kesehatan, dan membantu pengumpulan data kesehatan bagi
puskesmas,
Program ini terkait dengan program pelatihan kader untuk mendukung
inisiasi kegiatan posyandu. Pada akhir program, dilakukan kegiatan
pendukungan sarana posyandu berupa pemberian inventaris alat-alat
kesehatan seperti timbangan, metline, sphygmomanometer, dan GCU.
Selain itu diberikan kartu kontrol bumil yang diisi setiap kali ibu hamil
melakukan pemeriksaan ke posyandu.
3. Pelatihan kader
Waktu : 23 dan 26 Oktober 2017
Tempat : Rumah Kepala Dusun Mriyan
Peserta : Kader Posyandu Dusun Mriyan
Detail :
Kegiatan pelatihan kader posyandu merupakan program pendukung
inisiasi posyandu bumil dan dilakukan selama 2 hari. Undangan kepada
kader disampaikan langsung oleh mahasiswa kepada masing-masing kader.
Pada hari pertama yaitu tanggal 23 Oktober 2017, dilakukan sosialisasi
materi oleh mahasiswa terkait gizi bumil dan penilaian status gizi pada WUS
dan Bumil. Kemudian di akhir sosialisasi, dilakukan sesi tanya jawab.
Pemahaman kader terkait materi yang diberikan dinilai dengan metode pre-
test & post-test.
Pada tanggal 26 Oktober 2017, mahasiswa memberikan pelatihan cara
pengukuran antropometri, biokimia, dan fisik klinis. Setelah mahasiswa
mempraktikkan cara penggunaan alat, kader diminta untuk mencoba
mempraktikkan kembali cara penggunaan alat tersebut hingga kader dapat
melakukan pengukuran dengan benar.
4. Penyuluhan kepada wanita usia subur terkait PHBS serta makanan dan gizi
selama masa kehamilan
Waktu : 22 Oktober 2017
Tempat : Rumah Kepala Dusun Mriyan
Peserta : Wanita usia subur
Detail :
Penyebaran undangan kepada WUS dilakukan melalui anggota yang
berpengaruh di karang taruna yaitu Sdr. Angga dan Sdri. Ratna. Acara
diawali dengan pengisian daftar hadir yang dilanjutkan dengan pengukuran
tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui gambaran status gizi
peserta.
Materi yang disampaikan saat penyuluhan yaitu materi terkait PHBS
dan gizi selama masa kehamilan. Pembicara yang diundang adalah alumni
Gizi Kesehatan yaitu Rathi Paramastri, S.Gz. Penyuluhan dilakukan dengan
metode ceramah dilanjutkan sesi tanya jawab yang diikuti pemberian
doorprize. Antusiasme peserta untuk program ini tergolong rendah, terlihat
dari keaktifan peserta untuk diskusi dan tanya jawab.
E. Capaian Program
1. Sharing session pada Ibu hamil terkait dengan PHBS serta makanan dan
gizi selama masa kehamilan
a. 7 ibu hamil yang diundang semuanya hadir (capaian tingkat partisipasi
ibu hamil 100%)
b. Dari hasil observasi secara kualitatif terlihat bahwa respon ibu hamil
sangat positif dan terlihat adanya peningkatan pemahaman ibu hamil
terkait materi yang disampaikan
2. Inisiasi kegiatan Posyandu Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
a. Terbentuknya rencana teknis untuk inisiasi posyandu ibu hamil dan
wanita usia subur di Dusun Mriyan
b. Penyediaan sarana penunjang kegiatan posyandu ibu hamil dan wanita
usia subur di Dusun Mriyan
3. Pelatihan kader
a. Capaian tingkat partisipasi kader Dusun Mriyan dalam acara pelatihan
kader mencapai 80% (kader yang mengikuti pelatihan sampai akhir ada 4
orang dari total 5 orang kader yang ada).
b. Dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada kader, didapatkan
25% peserta yang mengalami peningkatan pemahaman setelah
penyampaian materi dari narasumber. Capaian ini dilihat dari skor nilai
yang diperoleh dari pre-test dan post-test. Rata-rata skor pre-test yaitu
60,7 kemudian pada saat post-test meningkat menjadi 65. Namun,
diantara 4 kader yang hadir, hanya 1 kader yang memiliki skor nilai pre-
test dan post-test diatas rata-rata.
c. Dari hasil observasi secara kualitatif, terlihat respon kader terhadap
pelatihan pengukuran antropometri, biokimia, dan fisik klinis sangat baik.
Hal ini ditunjukkan dengan keaktifan kader dalam pelatihan pengukuran
tinggi badan, berat badan, tekanan darah, maupun pengecekkan
biokimia.
4. Penyuluhan kepada wanita usia subur terkait dengan PHBS serta makanan
dan gizi selama masa kehamilan
a. Capaian tingkat partisipasi wanita usia subur yang diundang dalam acara
penyuluhan baru mencapai 18% (jumlah undangan yang hadir hanya 9
orang dari total undangan 50 orang)
b. Dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada wanita usia subur,
didapatkan hasil 44,44% peserta mengalami peningkatan pemahaman
setelah penyampaian materi dari narasumber. Capaian ini diperoleh dari
skor nilai pre-test dan post-test. Rata-rata nilai pre-test yaitu 45,6
kemudian pada saat post-test meningkat menjadi 67,4. Diantara 9
peserta, hanya 4 peserta yang memiliki skor nilai pre-test dan post-test
diatas rata-rata.
F. Evaluasi Program
1. Sharing session pada Ibu hamil (bumil) terkait dengan makanan dan gizi
selama masa kehamilan
Hambatan dan dampak dalam pelaksanaan:
a. Mahasiswa PKL belum menguasai materi dari segi pengalaman terkait
informasi mengenai kehamilan sehingga ketika harus memimpin sharing
session hanya bisa menyampaikan secara teoritis tanpa memberikan
contoh yang mendalam.
b. Pemberian materi dalam bentuk penyuluhan dapat berlangsung tidak
maksimal dan malah membosankan untuk peserta yang berjumlah 7
orang.
c. Acara memerlukan partisipasi bumil untuk berkumpul di suatu tempat
sehingga menurunkan kemungkinan capaian partisipasi program.
Solusi, perubahan, dan penyesuaian yang dilakukan:
a. Meminta bantuan narasumber yang sudah berpengalaman yaitu seorang
dokter yang sudah sering mengisi penyuluhan dan memiliki pengalaman
masa kehamilan untuk mengisi materi sharing session dengan bumil.
b. Konsep acara diganti menjadi sharing session untuk menciptakan
suasana yang kondusif dan akrab dengan pembicara.
c. Menggabung acara sharing session dengan acara posyandu balita
mempertimbangkan tingkat partisipasi kedatangan bumil yang memiliki
balita akan lebih tinggi
2. Inisiasi kegiatan Posyandu Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
Hambatan dan dampak dalam pelaksanaan
a. Ketidaklengkapan sarana untuk menunjang kegiatan sehingga posyandu
untuk ibu hamil dan wanita usia subur belum dapat dijalankan
b. Jumlah kader yang aktif hanya sedikit sehingga menghambat
terlaksananya kegiatan posyandu secara rutin
Solusi, perubahan, dan penyesuaian yang dilakukan
a. Melengkapi sarana yang dibutuhkan melalui penyediaaan alat kesehatan
yang terdiri dari timbangan, sphygmomanometer, metline, pita LILA, dan
GCU sehingga kegiatan posyandu bumil dan WUS dapat terlaksana.
b. Memaksimalkan kualitas dan partisipasi kader yang aktif, terutama Bu
Dukuh yang memiliki latar belakang di bidang kesehatan yaitu berprofesi
sebagai seorang perawat.
3. Pelatihan Kader
Hambatan dan dampak dalam pelaksanaan
a. Tidak semua kader bersedia hadir di pelatihan kader sehingga
menghambat tercapainya tujuan acara
b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta (kader) yang berbeda-
beda sehingga dalam pemberian materi dan pelatihan harus disesuaikan
c. Terdapat kader yang datang terlambat saat pelatihan
Solusi, perubahan, dan penyesuaian yang dilakukan
a. Mendatangi dan mengundang langsung kader di rumah masing-masing
b. Memberdayakan kader yang mempunyai latar belakang di bidang
kesehatan untuk ikut melatih kader lain dalam hal pengukuran fisik klinis
dan biokimia
c. Sesi pelatihan dibuat fleksibel sehingga kader yang terlambat
mendapatkan pelatihan yang sama dengan kader lainnya.
2. Inisiasi kegiatan Posyandu Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
Dengan adanya fasilitas alat kesehatan, kader yang sudah terlatih, dan
pembuatan rencana teknis kegiatan, diharapkan program ini dapat terus
berlanjut. Posyandu bumil dan WUS dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan posyandu balita. Kartu kontrol yang diberikan kepada kader
dapat dibagikan kepada bumil dan digunakan untuk menunjang keberlanjutan
program.
1. Target populasi program ini tidak hanya untuk ibu hamil, tetapi juga wanita
usia subur sehingga target populasi lebih luas dan tujuan program lebih
mudah tercapai.
2. Masalah kesehatan utama yang diangkat yaitu tingginya angka anemia di
Dusun Mriyan dan tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil. Selain itu,
masalah kesehatan lain yaitu tidak adanya kegiatan posyandu bumil
sehingga kondisi status gizi ibu hamil kurang terpantau.
3. Tujuan jangka panjang dari program ini yaitu untuk menurunkan prevalensi
anemia di Dusun Mriyan. Tujuan jangka pendek dari program ini yaitu untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman bumil dan WUS mengenai bahaya
anemia, pencegahan melalui gizi yang baik dan penerapan PHBS, serta
menginisiasi posyandu bumil dan WUS agar status gizi bumil maupun WUS
dapat terpantau.
4. Aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan program yaitu
a. Penyuluhan terkait bahaya anemia dan pentingnya gizi yang baik dan
PHBS pada wanita usia subur dan bumil
b. Inisiasi kegiatan posyandu bumil dengan melatih kader dan
menyediakan sarana pendukung kegiatan posyandu bumil.
5. Sharing session terkait PHBS serta makanan dan gizi selama masa
kehamilan berhasil terlaksana dengan tingkat partisipasi 100% dan respon
yang positif berdasarkan observasi kualitatif
6. Penyuluhan terkait bahaya anemia dan PHBS terlaksana dengan sasaran
peserta wanita usia subur yaitu remaja yang terlibat dalam kegiatan karang
taruna di Dusun Mriyan. Namun, indikator keberhasilan kegiatan ini belum
tercapai karena rendahnya partisipasi peserta.
7. Insiasi kegiatan posyandu bumil dan WUS sudah terlaksana melalui pelatihan
kader dengan tingkat partisipasi 80% dan peningkatan pemahaman dan
keterampilan kader. Selain itu, dilakukan penyediaan sarana pendukung
kegiatan posyandu.
BAGIAN V
REKOMENDASI
Hanum, Hanifah. 2017. Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada Ibu Hamil
terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Skripsi.
Dinkes DIY. 2013. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Dinas
Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dokumentasi
1. Penyuluhan Bahaya Anemia pada Wanita Usia Subur
Lampiran 1. Soal pre test Penyuluhan Bahaya Anemia pada Wanita Usia Subur
Nama :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
1. Anemia adalah
a. Kekurangan sel b. Kekurangan c. Kekurangan sel d. Kekurangan
darah merah hemoglobin darah putih gizi
2. Anemia diklasifikasikan menjadi berapa?
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
3. Jenis anemia yang paling banyak terjadi di Indonesia yaitu
a. Anemia hemolitik b. Anemia c. Anemia defisiensi d. Anemia
megaloblastik besi hipoplastik
4. Pengertian dari anemia defisiensi besi adalah
a. Kekurangan zat b. Kekurangan c. Kekurangan sel d. Kekurangan
besi dalam darah hemoglobin darah merah zat besi dalam
otak
5. Manakah diantara faktor-faktor di bawah ini yang dapat menyebabkan terjadinya
anemia defisiensi besi
a. Kurangnya b. Terlalu banyak c. Kurangnya d. Kurangnya
konsumsi sayuran mengkonsumsi susu asupan gizi konsumsi
seimbang makanan sumber
zat besi
6. Di bawah ini yang termasuk kelompok berisiko terkena anemia
a. Remaja putra b. Ibu hamil c. Remaja putri d. Lansia
7. Di bawah ini termasuk gejala umum anemia, kecuali
a. Kelopak mata b. Perut sakit c. Kepala pusing d. Kuku tipis
pucat
8. Di bawah ini termasuk 4 pilar gizi seimbang, kecuali
a. Makan makanan b. Mempraktikkan c. Mempertahankan D. Banyak
beragam pola hidup bersih berat badan ideal mengkonsumsi
dan sehat buah dan sayur
9. Di bawah ini termasuk perilaku hidup bersih dan sehat, kecuali
a. Tidak merokok b. Mencuci alat c. Aktivitas fisik d. Mencuci
makan hingga bersih setiap hari tangan dengan
sabun
10. Yang termasuk makanan sumber zat besi yaitu
a. Daging b. Buah c. Susu d. Teh
Lampiran 2. Soal Post Test Penyuluhan Bahaya Anemia pada Wanita Usia Subur
Nama :
Lingkari pilihan jawaban yang sesuai. Pilih B (Benar) jika pernyataan benar. Pilih S (Salah)
jika pernyataan salah.
1. Anemia adalah kondisi tubuh kekuarangan sel darah merah. B S
2. Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling banyak terjadi di B S
Indonesia.
3. Anemia diklasifikasikan menjadi 2 yaitu anemia terkait gizi dan tidak B S
terkait gizi.
4. Kelainan pada sel darah merah termasuk dalam golongan anemia terkait B S
gizi.
5. Anemia defisiensi besi termasuk dalam golongan anemia terkait gizi. B S
6. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena B S
kekurangan hemoglobin.
7. Malaria dan cacingan dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi B S
besi.
8. Ibu hamil termasuk kelompok paling berisiko terkena anemia. B S
9. Pola makan pada remaja yang terlalu menjaga penampilan dapat B S
mempengaruhi terjadinya anemia.
10. Kelopak mata pucat, kuku tipis, mual, dan letih adalah gejala anemia. B S
11. Buah dan susu adalah contoh makanan sumber zat besi. B S
12. Teh dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi. B S
13. 4 pilar gizi seimbang terdiri atas : makan makanan beragam, pola hidup B S
bersih dan sehat, aktivitas fisik, dan mengontrol berat badan ideal.
14. Jeruk dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi. B S
15. Pemberian ASI pada balita termasuk salah satu perilaku hidup bersih dan B S
sehat.
Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling tepat!
1. Dibawah ini termasuk hal yang perlu dipantau dari ibu hamil yaitu
a. BB ketika menikah
b. BB ketika remaja
c. BB sebelum hamil
d. BB ketika lahir
3. Penambahan berat badan yang sesuai untuk ibu hamil dengan status gizi lebih
yaitu
a. 12 - 18 kg
b. 11 - 15 kg
c. 6 - 11 kg
d. 6 - 9 kg
4. Zat gizi dibawah ini yang penting untuk dukungan nutrisi ibu hamil, kecuali
a. Fosfor
b. Zat besi
c. Asam folat
d. Asam lemak omega-3
5. Makanan dibawah ini yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil yaitu
a. Daging merah
b. Susu
c. Sayur bening bayam
d. Teh
Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling tepat!
ANEMIA
Rendahnya komitmen
Tingkat sosial-ekonomi
stakeholder terhadap kondisi ibu
masyarakat masih rendah
hamil