Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
(1)
aspek teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan
aspek manusia. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran
adalah untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas. Untuk
mendorong orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran
dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan
perilaku dalam penganggaran.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui dan memahami Anggaran.
2) Mengetahui dan memahami Budgetary Slack.
3) Mengetahui dan memahami Konsekuensi Disfungsional.
4) Mengetahui dan memahami Konsep-konsep Perilaku Berkaitan Dalam
Perencanaan.
(2)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 1993).
Unsur-unsur utama dalam anggaran:
Keseluruhan Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan
pada waktu yang akan datang.
Kegiatan Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan
oleh semua bagian-bagian dalam perusahaan.
Dinyatakan dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua
kegiatan perusahaan yang bermacam-macam.
Periode tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan
terjadi pada masa yang akan datang.
2. Fungsi Anggaran
Terdapat beberapa fungsi anggaran, yaitu sebagai berikut:
Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya
organisasi.
Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu
dengan lainnya.
Anggaran berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual yang
dapat dibandingkan.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan
atau kelemahan perusahaan.
Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten
dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan
organisasi.
(3)
Anggaran telah menjadi alat manajemen yang diterima untuk
meencanakan dan mengendalikan aktivitas organisasi.
b) Tahap Implementasi
Pada tahap ini rencana formal digunakan untuk mengkomunikasikan
tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara
positif dalam organisasi.
(4)
rasa frustasi dalam upaya mewujudkan target anggaran akibat anggaran
yang terlalu ketat (tight budget). Tekanan dan rasa frustasi itu muncul
karena bersarnya ketidakpastian yang harus mereka hadapi guna mencapai
tujuan organisasi.
(5)
dimilikinya dan mencoba mengarahkan kinerja pada ukuran yang lebih
rendah dengan maksud kinerjanya dipandang baik oleh atasan dan
mengurangi perasaan frustasi dalam menghadapi ketidakpastian dan
kesulitan mencapai target anggaran.
(6)
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar.
Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan
permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka.
Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan
anggaran.
c) Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau
sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu
departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik
adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-
kelompok selama prosesn penyusunan anggaran.
d) Efek Samping lainnya yang tidak diinginkan.
Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah
satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal
kecil yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini
biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang
diciptakan oleh anggaran tersebut
(7)
Ukuran dan struktur organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan
pola-pola interaksi dalam tahap penyusunan sasaran, implementasi, serta
pengendalian dan evaluasi dari proses perencanaan. Ukuran organisasi
dapat digambarkan sebagai jumlah tenaga kerja, nilai bangunan fisik
dalam unit moneter, volume penjualan, jumlah cabang perusahaan, atau
ukuran-ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi.
Ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dalam
perusahaan kecil, struktur perencanaan dan pengendalian relatif sederhana
karena kegiatan organisasi dilakukan hanya oleh beberapa orang.
Perusahaan besar harus mengembangkan struktur birokrasi yang kompleks
untuk mengatasi administrasi berbagai fungsi oganisasi yang ada. Otoritas
didelegasi dan disebarluaskan dari tingkat yang lebih tinggi.
Lingkungan perencanaan juga dipengaruhi oleh tingkat otonomi,
atau prerogatif pembuatan keputusan. Aspek dari struktur organisasi ini
biasanya ditekankan pada kondisi sentralisasi vs desentralisasi.
Karakteristik organisasi yang tersentralisasi adalah pada konsentrasi
pengambilan keputusan oleh tingkat manajer yang lebih tinggi. Sedangkan
karakteristik organisasi yang desentralisasi prerogatif memberikan hak
pembuatan keputusan lebih besar pada tingkat manajerial yang lebih
rendah Perusahaan yang desentralisasi akan membutuhkan suatu system
yang mempengaruhi partisipasi, kerjasama dan koordinasi perusahaan
secara luas. Sementara sentralisasi perusahaan membutuhkan suatu system
yang menghasilkan pengawasan yang sangat ketat terhadap seluruh
kegiatan organisasi.
2. Leadership Styles
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi suatu lingkungan
perencanaan organisasi. Teori X Mc Gregor menjelaskan suatu
pengendalian yang sangat ketat, gaya kepemimpinan otoritas dibutuhkan
dalam rangka pengendalian untuk mencapai efisiensi, merupakan
(8)
pendekatan manajerial untuk bekerjasama dengan bawahan. Filosofi yang
dianut untuk mempengaruhi perilaku bawahan adalah beri mereka gaji
yang pantas dan awasi mereka secara ketat.
Teori X mengindikasikan bahwa dibawah gaya kepemimpinan yang
otoriter, anggaran dipandang sebagai kendali manajerial terhadap
penyimpangan yang dilakukan karyawan. Sebagai tindak lanjut,
penyimpangan anggaran akan diinvestigasi oleh kontroler atau direktur
perencanaan dan kemudian akan diambil tindakan. Hal ini memungkinkan
top manajemen untuk mempertahankan pertanggungjawaban pengendalian
biaya. Gaya kepemimpinan seperti ini tidak menimbulkan partisipasi dan
dapat mengakibatkan penekanan yang berlebihan terhadap anggaran.
Sebaliknya, teori Y McGregor’s dan gaya kepemimpinan demokrasi
Likert’s memperkaya keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam
penetapan tujuan dan pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan
demokrasi memungkinkan fleksibilitas dalam proses pembuatan anggaran
dan memberikan karyawan kesempatan untuk lebih terlibat dalam
pemetaan organisasi perusahaan, memberi kesempatan menyatakan ide-ide
mereka mengenai bagaimana perusahaan beroperasi, dan menggunakan
talenta mereka secara efektif. Dengan pendekatan partisipasif lebih banyak
waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi anggaran karena diperlukan
komunikasi ke depan dan ke belakang, dan negosiasi antar departemen.
Bagaimanapun, penelitian menunjukkan bahwa akan lebih banyak usaha
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika
karyawan dilibatkan dalam penetapan tujuan-tujuan tersebut.
Hopwood membedakan antara gaya kepemimpinan dengan kendala
anggaran dan yang berorientasi laba. Pemimpin-pemimpin dengan kendala
anggaran mengevaluasi bawahannya berdasarkan seberapa baik sasaran
jangka pendek yang telah mereka peroleh. Sebaliknya, pemimpin yang
berorientasi laba menekankan pada keberhasilan jangka panjang.
(9)
Faktor lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah lingkungan
eksternal. Faktor ini meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan
supplies, struktur industri yang melayani organisasi, kompetisi, dan lain-
lain. Lingkungan yang stabil mengurangi resiko dan memungkinkan
proses penetapan tujuan menjadi demokrasi dan partisipasif. Perubahan
lingkungan yang sangat cepat menghasilkan situasi dengan resiko yang
tinggi. Perubahan secara dramatis dalam tingkat bunga, perubahan tingkat
fluktuasi pertukaran mata uang, dan peningkatan persaingan luar negeri
merupakan poin permasalahan. Untuk menahan/mengatasi perubahan ini,
harus dibuat keputusan yang cepat dan meyakinkan. Penyesuaian sasaran
dan atau strategi secara teratur akan sangat diperlukan untuk gaya
kepemimpinan yang demokratis partisipatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(10)
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
(11)
http://harternelwan.blogspot.co.id/2013/02/senjangan-anggaran-budgetary-
slack.html
dipost oleh Halter Nelwan. Diakses tanggal 19 november 2017
www.artikelekonomi.com
Arifin Johan (2007), “Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran
terhadap Efisiensi Biaya”,Kajian Bisnis dan Manajemen,Vol.9, No.1
(12)