BLADDER TRAINING

(URGENSI & FREKUENSI)

Wandria Robi Ardi

010113a122

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
 APA ITU URGENSI
APA ITU
???
FREKUENSI ???

Urgensi adalah ketika kita ingin pergi ketoilet tetapi

tidak segera dilakukan maka urine akan tiba-tiba
keluar (ngompol

Frekuensi diartikan sebagai sering berkemih

sebanyak lebih dari 8 kali per hari (24 jam) tetapi
keluaran urinenya hanya sedikit.
Urgensi adalah ketika kita ingin pergi ketoilet tetapi tidak segera dilakukan maka urine akan tiba-tiba keluar (ngompol

Frekuensi diartikan sebagai sering berkemih sebanyak lebih dari 8 kali per hari (24 jam) tetapi keluaran urinenya hanya
sedikit
Urgensi & Frekuensi di pengaruhi oleh :
 Urgensi dan frekuensi penting ketika otot perkemihan akan mulai member sinyal keotak sebelum kita pergi
ketoilet. Ini tidak dapat terjadi jika kita mempunyai kebiasaan sebelum pergi ketoilet. Misalnya kita menahan ke toilet
jika kandung kemih belum terasa penuh sehingga ketika kandung kemih penuh kita akan berkemih secara lancar.
Urgensi dan frekuensi dapat dipengaruhi oleh:
- Kecemasan
- Konstipasi
- Infeksi
- Obat tertentu
- Minuman yang mengandung caffeine (the, kopi, minuman bersoda dll)
- Penyakit pada system saraf seperti Parkinson dan kelainan sklerosis
Cara memperbaiki ketika sudah terkena ungensi dan frekuensi
Cara memperbaiki ketika sudah terjadi urgensi & frekuensi
- Jangan minum-minuman yang mengandung alcohol dan kafeine
- Jika minum lebih dari 2 liter cairan yang keluar harus sama atau juga jangan minum sedikit karena akan
mnyebabkan iritasi pada saluran kemih.
Lanjut.....
- Hanya pergi ketoilet ketika kandung kemih sudah penuh
- Tidak mencoba menjadi konstipasi
- Mencoba berkemih dan pergi ke toilet jika kandung kemih sudah terasa penuh
- Memeriksakan kedokter atau ke fisioterapi dan ke tenaga kesehatan lainnya seprti perawat atau specialist
lainya.
Cara pengobatan
TERAPI PENGOBATAN
Minum tablets atau obat yang membantu merelaksasi otot saluran kemih lebih baik. Pengobatan sangat
penting dan dokter dalam memberikan resep harus benar. Biasanya akan diberikan obat selama 6 bulan
ketika gejala muncul kembali.
Wandria Robi Ardi

010113a122