You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA 7
REKONSTRUKSI LIPATAN

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Diorahma Indra M.


NIM : 160722614626
Off/Thn : G/2016
Asisten : Achmad Adi Sucipto

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami rekonstruksi lipatan metode busk dan metode
kink.
2. Mahasiswa mampu menggambarkan memahami rekonstruksi lipatan metode
busk dan metode kink.
3. Mahasiswa mampu menganalisis kondisi daerah pada Peta Praktikum melalui
pembuatan rekonstruksi Lipatan Geologi.

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Alat Tulis.
2. Pensil warna.
3. Spidol OHP.
4. Jangka.
5. Busur.
6. Laptop.

b. Bahan
1. Peta Praktikum.
2. Kertas Kalkir.
3. Kertas Milimeter.
4. Kertas HVS 70 gram A4

III. DASAR TEORI


Peta adalah gambaran suatu permukaan datar dari seluruh atau sebagian
permukaan bumi untuk memperlihatkan kenampakkan fisik, politik atau yang
lainnya yang di hubungkan oleh titik-titik dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta
geologi adalah gambaran penyebaran satuan batuan di permukaan bumi. Sehingga
dalam peta geologi harus mencakup kedudukan dan struktur batuan yang di
lengkapi dengan urutan batuan, gambaran bawah permukaan, serta topografi
(Firdaus, 2011).
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta
yang di gunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan,
umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral
serta energi yang di sajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak
atau gabungan ketiganya. Skala waktu geologi di gunakan oleh para ahli geologi
dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang di tampilkan di halaman ini di
sesuaikan dengan waktu dan tatanama yang di usulkan oleh International
Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United
States Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan
bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi di susun
menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-
masing zaman pada skala waktu biasanya di tandai dengan peristiwa besar geologi
atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman
Kapur dan Paleogen di definisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan
baerbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil
yang dapat di andalkan perkiraan usianya, di definisikan dengan umur absolute
(wikantika.wordpress.com).
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual
(kerak bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup(thrust), sesar- sesar, liniasi dan
lainnya dalam suatu unit tektonik. (Purwaamijaya, 2008).
Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder Ò Struktur
primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan , misalnya struktur
sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi
pada batuan metamorf. Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah
proses pembentukan batuan terutama akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja
selama ataupun setelah pembentukan batuan. Contoh struktur sekunder adalah
kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari
struktur sekunder ini. (Purwaamijaya, 2008).
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
kerja kekuatan tektonik sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi,
sedangkan lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan
Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin
adalah lipatan yang cembung ke arah atas. (Sukandarrumidi, 2011).
Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri
satuan tersebut sebagaimana didefinisikan. Batas Satuan Stratigrafi jenis tertentu
tidak harus berhimpit dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lainnya, bahkan dapat
memotong satu sama lain. (Sukandarrumidi, 2011).
Rekontruksi lipatan umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran
kedudukan lapisan dari lapangan atau pembuatan suatu penampang dari peta
geologi. Rekontruksi lipatan hanya dilakukan pada batuan sedimen. Metode
rekontruksi yang akan dibahas meliputi:
1. Metode Busk.
Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk
busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara sumbu–
sumbu kemiringan yang berdekatan. Rekontruksi lipatan bisa dilakukan dengan
menghubungkan busur lingkaran secara langsung apabila data yang ada hanya
kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang competent,
misalnya lipatan paralel. Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan
merupakan bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah
perpotongan antara sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan. Untuk batas-
batas lapisan yang dijumpai berulang pada lintasan yang direkontruksi, maka
pembuatan busur lingkaran dilakukan dengan interpolasi.

2. Metode Kink
Lipatan seringkali menujukkan dip yang seragam pada interval yang luas
dan kemudian terjadi perubhan dip dengan tiba-tiba. Dengan kata lain
menunjukkan serangkaian kekusutan dan lebih kusut dibandingkan
kelengkungan yang halus. Metode kink diterapkan pada lipatan pararel dengan
ketebalan lapisan yang tetap. Prinsip utama dari pembuatan Metode Kink adalah
membagi penampang dengan membagi sudut sama besar antara dua kemiringan
tersebut.

IV. LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Metode Busk.
A. Menarik garis 90˚ berdasarkan batas litologi antara A dan B.
B. Menentukan titik pertemuan (konsentris) berdasarkan titik temu antara
penarikan garis 90˚ batas litologi A dan B.
C. Hasil titik konsentris, gunakan busur untuk mengetahui batas litologi yang
ada.
3. Metode Kink.
A. Menarik garis 90˚ berdasarkan batas litologi antara A dan B.
B. Menentukan titik pertemuan (konsentris) berdasarkan titik temu antara
penarikan garis 90˚ batas litologi A dan B.
C. Titik konsentris tersebut dibagi menjadi 2 berdasarkan besar sudut.
4. Mengidentifikasi daerah pada Peta Praktikum berdasarkan hasil praktikum.
5. Menyusun laporan praktikum.
Menyiapkan alat dan
bahan

Metode Busk Menentukan titik Konsentris


Metode Kink
90˚

Menarik garis terhadap


titik konsentris

Membuat rekonstruksi
lipatan

Menganalisis kondisi
geologi berdasarkan hasil Penyusunan
praktikum Laporan

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Rekonstuksi lipatan metode Busk pada kertas A4 (Terlampir).
2. Rekonstuksi lipatan metode Kink pada kertas A4 (Terlampir)
3. Rekonstuksi lipatan metode Busk beserta layout pada kertas Kalkir (Terlampir).
4. Rekonstuksi lipatan metode Kink beserta layout pada kertas Kalkir (Terlampir).

VI. PEMBAHASAN

Penggambaran rekontruksi lipatan digunakan untuk menggambarkan


kembali struktur batuan pada lipatan yang telah tererosi. Metode dapat digunakan
dalam penggambaran rekonstruksi lipatan diantaranya metode busk dan metode
kink. Berdasarkan hasil penggambaran dari kedua metode tersebut, dapat diketahui
lipatan yang terbentuk termasuk dalam jenis lipatan simetris. Lipatan tersebut telah
mengalami erosi pada permukaannya dan patahan pada setiap perlapisan
batuannya, dimana setiap lapisan batuan yang ada tidak tergambarkan secara utuh.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan perlapisan batuan tersebut akan mengalami
patahan. Struktur lipatan yang digambarkan oleh kedua metode sama-sama
terdapat satu antiklin pada setiap perlapisan batuan yang ada.

Lapisan batuan yang terpotong terjadi karena adanya zona patahan sehingga
bagian permukaan perlapisan batuan yang tererosi lebih dalam teletak pada bagian
selatan garis axial plane. Patahan yang terbentuk termasuk jenis patahan normal
dimana hangingwall akan bergerak turun di bagian utara yakni pada perlapisan
batuan A, B, dan C dan footwall yang akan berada di bagian atas tepatnya di bagian
selatan garis axial plane yakni perlapisan batuan A’, B’, dan C’. Perlapisan batuan
di daerah hangingwall khusunya lapisan batuan B’ telah mengalami kompaksi dari
perlapisan bagian atas dan bawahnya sehingga mengakibatkan volume ketebalan
batuan menjadi mengecil jika dibandingkan dengan lapisan batuan awalnya yang
sejenis yakni lapisan B.

Berdasarkan hasil penggambaran rekonstruksi lipatan dengan kedua


metode tersebut, metode paling efektif dalam merepresentasikan kondisi lipatan di
lapangan adalah metode kink. Hal ini dikarenakan dalam pengambaran metode
Kink lebih terfokus pada prinsip keseimbangan panjang, luas serta arah kemiringan
(dip) setiap perlapisan batuan yang ada sehingga terlihat seperti seperti jaring yang
patah-patah dimana bagian yang patah-patah tersebut termasuk bagian yang paling
lemah dari batuan tersebut. Penggambaran rekonstruksi lipatan dengan metode
busk sangat tidak cocok untuk penggambaran area yang sempit yang hanya
terdapat satu antiklin saja. Hal ini dikarenakan setiap batas litologi batuan akan
membentuk lingkaran busur halus yang hampir menyerupai lingkaran sempurna
akibat tidak adanya kelanjutan (parallel) pada bagian ujung gambar sehingga garis
lengkung yang terbentuk akan mengarah membentuk lingkaran sempurna.

VII. KESIMPULAN
Dengan demikian dapat diketahui bahwa struktur lipatan yang digambarkan
termasuk ke dalam jenis lipatan simetris yang telah tererosi dan mengalami patahan
pada setiap perlapisan batuannya. Berdasarkan hasil yang tergambar dengan metode
busk dan kink, terdapat perbedaan yaitu metode kink lmemperhatikan prinsip
keseimbangan panjang, luas, dan arah kemiringan (dip) perlapisan batuan
sedangkan metode busk hanya menonjolkan hasil lipatan yang halus namun kurang
akurat untuk menggambarkan keadaan batuan di lapangan.

VIII. DAFTAR RUJUKAN


Firdaus. 2011. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo. Kendari.
Purmaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Sukandarrumidi,dkk. 2011. Pemetaan Geologi. Yogyakarta.Universitas Gadjah
Mada..

You might also like