You are on page 1of 8

TEMAN TEMANKU BUAT YANG BAB I NYA ISI SENDIRI YAH

SOALNYA KAN INI INDIVIDU SAMA REFERENSINYA JUGA


YAH ^_^

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batas-Batas Konsistensi (Atterberg Limits)


a) Batas Cair (Liquid Limit = LL)
Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya, tanah akan
berprilaku sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan plastis),
yaitu batas atas dari daerah plastis.
b) Batas Plastis (Plastic Limit = PL)

Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak
lagi berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan
yang plastis dalam kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut
indeks plastisitas.

c) Indeks Plastis (Plastic Index = PI);

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis.
Karena itu, indeks plastis menunjukan sifat keplastisitas tanah. Jika tanah
mempunyai interval kadar air daerah plastis kecil, maka keadaan ini disebut dangan
tanah kurus. Kebalikannya, jka tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis
besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks plastisitas dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini:

IP = LL – PL

d) Batas Susut (Shrinkage Limit = SL);

Kondisi kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu
presentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak
mengakibatkan perubahan volume tanah disebut Batas Susut.

SL=(V0/W0-1/Gs)x100%

Keterangan:
SL= batas susut tanah
V0 = volume benda uji kering
W0 = berat benda uji kering
Gs = berat jenis tanah
e) Indeks Kecairan (Liquidity Index = LI);

Perbandingan antara selisih kadar air asli dengan batas plastis terhadap indeks
plastisitanya. Li ini penting dalam menunjukan keadaan tanah.

Ii=w-wp/Ip

f) Kekentalan Relatif (Relative Consistency = Rc atau Consistency Index = Ci)

Perbandingan antara selisih batas cair dengan kadar air aslinya tehadap indeks
plastisitasnya.

g) Indeks Pengaliran (Flow Index = If).

(yang di bold itu ps yak)


TINJAUAN PUSTAKA 2.2 ALAT CASAGRANDE DAN
PENGGUNAANYA
Alat uji batas cair yang dipakai dikenal dengan nama casagrande yang merupakan sebuah
mangkuk kuningan yang mempunyai engsel di salah satu tepinya sehingga dapat bergerak
naik turun. Posisi awal mangkuk tertumpu pada dasar karet yang keras. Mangkuk dapat
bergerak naik turun dengan pengungkit eksentris yang dijalankan oleh suatu alat pemutar.
Naik turunnya mangkuk ini di atas dasar karet tersebut menimbulkan ketukan. Jumlah
ketukan ini yang akan menjadi standar hitungan, dimana uji batas cair ini dikerjakan pada
tanah yang sama dengan jumlah ketukan berbeda. Kadar air yang diperoleh dan banyaknya
ketukan diplot ke grafik semilog. Sebaran titik-titiknya dihubungkan dengan garis regresi
linear. Nilai kadar air yang ditunjukkan pada ketukan 25 adalah batas cair tanah yang diuji.

ps*(Penggunaanya boleh pake yang di bawahini)


Bagian utama alat ini terdiri dari cawan (bowl) dan bantalan karet yang keras (rubber
base). Untuk melakukan uji batas cair, sejumlah pasta tanah (tanah yang dicampur rata
dengan air sampai homogen) ditempatkan ke dalam cawan. selanjutnya, pasta tanah yang
telah diratakan dibagi menjadi dua bagian terbentuk celah antara dua bagian dengan
meggunakan alat pembuat alur (grooving tool) yang standar. dengan menggunakan tangkai
pemutar, cawan akan terangkat setinggi 10 mm dan jatuh dengan 2 putaran perdetik.
jumlah pukulan yang menyebabkan tertutupnya celah sepanjang 12.7 mm (0.5 in) dicatat
dan contoh tanah diambil guna diuji kadar airnya. Kadar air yang diperlukan untuk
menutup celah sepanjang 12.7 mm pada 25 kali pukulan didefinisikan sebagai batas cair.
Cukup sulit mengatur agar celah dapat tertutup pada 25 kali pukulan hanya dengan satu
kali pengujian. Oleh karena itu, diperlukan tiga sampai empat kali data lagi dengan kondisi
kadar air yang berbeda-beda dengan jumlah pukulan antara 15-35. Hubungan antara kadar
air dan julah pukulan ini selanjutnya digambarkan dalam grafik semi logaritma, Dari
pasangan data tersebut ditarik suatu hubungan linear yang terbaik yang disebut flow
curve. Kadar air pada jumlah pukulan 25 yang dihasilkan dari flow curve ini selanjutnya
ditetapkan sebagai batas cair tanah.
ps*(ATO YANG DIBAWAHINI, TAPI KAYANYA ENAKAN YG BAWAH INI
KATA2NYA)
Bagian utama alat ini terdiri dari cawan (bowl) dan bantalan karet yang keras (rubber
base). Untuk melakukan uji batas cair, sejumlah pasta tanah (tanah yang dicampur rata
dengan air sampai homogen) ditempatkan ke dalam cawan.
Tinggi contoh tanah dalam cawan kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur (grooving tool)
dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh dasarnya. Kemudian, dengan
alat penggetar, cawan diketuk-ketukkan pada landasannya dengan tinggi jatuh 1 cm.
Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm pada dasar
cawan, sesudah 25 kali pukulan, didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut.
Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25 kali pukulan, maka
biasanya percobaan dilakukan beberapa kali, yaitu dengan kadar air yang berbeda dan
dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 sampai 35. Kemudian, hubungan kadar air
dan jumlah pukulan, digambarkan dalam grafik semi logaritmis untuk menentukan kadar
air pada 25 kali pukulannya.
a) Cawan 1
Berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan)
= 28,15 – 15.3
= 3,95
Berat contoh tanah kering = berat contoh tanah kering – cawan
= 24,2 – 15,3
= 8,9

Kadar air = x 100%

= x 100%

= 44,38
Cawan 2
Berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan)
= 23,22 – 20,8
= 2,42
Berat contoh tanah kering = berat contoh tanah kering – cawan
= 20,8 – 15,1
= 5,7

Kadar air = x 100%

= x 100%

= 42,45

Cawan 3
Berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan)
= 23,2 – 20,89
= 23,31

Berat contoh tanah kering = berat contoh tanah kering – cawan


= 20,89 – 15,2
= 5,69

Kadar air = x 100%

= x 100%

= 40,59
Cawan 4
Berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan)
= 23,18 – 20,9
= 2,28
Berat contoh tanah kering = berat contoh tanah kering – cawan
= 20,9 – 15,0
= 5,9

Kadar air = x 100%

= x 100%

= 38,64

LL = 39,8
b) PI = LL – PL
= 39,8 – 20
= 19,8

c) LI =

= 0,0974
d) Rc =

= 0,10
e) e = Gs x W
= Gs x LL

=2,65 x
= 1,0547

f) If =

=
= 12,86
Diameter Berat Butir yang % Kumulatif
(mm) Tertinggal % Tanah Tertahan % Tanah Lolos
(gr) Tertahan
4,75 0,0 0% 0% 100 %
2,36 8,0 4,5 % 4,5 % 95,5 %
1,18 7,0 4% 8,5 % 91,5 %
0,60 11,0 6,2 % 14,7 % 85,3 %
0,30 21,0 12 % 26,7 % 73,3 %
0,21 63,0 36 % 62,7 % 37,3 %
0,15 48,0 27,4 % 90,1 % 9,9 %
0,075 14,0 8% 98,1 % 1,9 %
0,02 2 1,14 % 99,24 % 0,76 %
0,006 1 0,75 % 100 % 0
0,002 0 0 100 % 0
Lebih kecil 0,002 0 0 100 % 0
Soal 2.4
W = 172 gr

D10 = 0,16 Cu =

D20 = 0,2 =
D60 = 0,29 = 1,8125

Cc =

=
= 0,8620

You might also like