This document discusses the methodology used in a qualitative research study. It covers several key points:
1. The research design uses an exploratory qualitative approach with a case study strategy to understand the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge at a pesantren (Islamic boarding school) in Probolinggo, East Java.
2. Data will be collected through observation, interviews using a semi-structured interview guide, and documentation at the natural setting of the pesantren.
3. The subject of the study is the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge. The sample will consist of 1 respondent selected through purposive sampling.
3. The focus is on understanding the
This document discusses the methodology used in a qualitative research study. It covers several key points:
1. The research design uses an exploratory qualitative approach with a case study strategy to understand the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge at a pesantren (Islamic boarding school) in Probolinggo, East Java.
2. Data will be collected through observation, interviews using a semi-structured interview guide, and documentation at the natural setting of the pesantren.
3. The subject of the study is the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge. The sample will consist of 1 respondent selected through purposive sampling.
3. The focus is on understanding the
This document discusses the methodology used in a qualitative research study. It covers several key points:
1. The research design uses an exploratory qualitative approach with a case study strategy to understand the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge at a pesantren (Islamic boarding school) in Probolinggo, East Java.
2. Data will be collected through observation, interviews using a semi-structured interview guide, and documentation at the natural setting of the pesantren.
3. The subject of the study is the level of anxiety experienced by adolescents experiencing vaginal discharge. The sample will consist of 1 respondent selected through purposive sampling.
3. The focus is on understanding the
Desain penelitian kualitatif terdapat dua macam yaitu menggunakan desain eksploratif (pemahaman secara mendalam), dan deskriptif (memaparkan gambaran dalam narasi). Penelitian kualititif memiliki kegunaan antara lain untuk memahami interaksi sosial dan memahami perasaan orang yang sulit untuk dimengerti (Sugiyono, 2014). Moleong (2010), mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan menurut Sugiyono (2009) metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi subjek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena pada subjek penelitian secara eksploratif dan deskriptif, dalam konteks alamiah, dengan mengumpulkan data secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah yang ada dengan peneliti sebagai instrument kunci (Raco, 2010). desain penelitian ini ialah eksploratif dengan pendekatan kualitatif menggunakan strategi studi kasus pada natural settting (kondisi alamiah) untuk menggambarkan Tingkat Kecemasan Pada Remaja yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian dan surat ijin penelitian.
3.3 Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pesantren Zainul Hasan Genggong. Lokasinya berada di Pondok Putri Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Penelitian akan dilakukan pada 1 orang dari beberapa santri. 3.4 Objek Penelitian Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada objek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2014). Obyek dari penelitian ini adalah Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo.
3.5 Subjek Penelitian/ Partisipan
Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan. Penentuan subjek penelitian atau sampel dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif (Lincoln dan Guba, 1985 dalam Sugiyono, 2014). Oleh karena itu, mahasiswa tingkat akhir akademi keperawatan menjadi subjek penelitian ini. Karena pendekatan penelitian yang dipilih adalah dengan metode kualitatif, dengan strategi penelitian case study research (CSR), maka subjek penelitian atau partisipan ditentukan dengan : 1. Tekhnik sampling Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sample yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga sample akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pada penelitian ini sampel yang akan diambil adalah 1 responden. 2. Instrument penelitian Untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo, digunakan instrument dengan panduan wawancara langsung terhadap responden sesuai lembar panduan wawancara. responden akan menjawab beberapa pertanyaan peneliti mengenai beberapa pertanyaan tentang Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo 3.6 Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan batasan masalah yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini, peneliti akan menyajikan suatu rangkaian penelitian yang terfokus pada Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data akan dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), Metode yang akan diterapkan dalam mengumpulkan data antara lain: 1. Observasi (pengamatan) Observasi melakukan pencatatan kejadian-kejadian, prilaku, obyek- obyek dan sesuatu yang dilihat perlu dalam memdukung penelitian yang dilakukan. Pada tahap awal observasi secara umum, selanjutya tahap observasi terfokus yaitu menyempitan data yang diperlukan terkait obyek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati sebagai sumber dasar penelitian dan tergolong dalam observasi partisipasi lengkap yang merupakan satu di antara empat macam penggolongan observasi partisipatif (partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap), yaitu dalam pengumpulan data peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data, jadi suasananya natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti (sugiyono, 2014). 2. Interview (wawancara) Menurut Estenberg, wawancara merupakan pertemuan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Seperti halnya observasi, wawancara juga memiliki beberapa macam jenis. Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara tak terstruktur dan semiterstruktur, yang merupakan jenis wawancara in-depth interview. Hal ini dikarenakan, wawancara ini bertujuan untuk menemukan masalah secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2014). Teknik wawancara adalah teknik pencarian data/informasi mendalam yang diajukan kepada responden/informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan. Metode wawancara juga bisa disebut dengan metode interview atau disebut sebagai metode wawancara. 1) Tehnik Wawancara Tehnik wawancara dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi 3 kategori yaitu: a. Wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal (Informal Conversational Interview). b. Wawancara umum yang terarah (General Interview Guide Approach). c. Wawancara terbuka yang terstandart (Standarlized Open- Ended Interview). 2) Jenis Wawancara Dalam penelitian ini wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara berjenis wawancara tak terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan pada pengecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal (Moleong, 2010). Wawancara seperti ini memang merupakan wawancara yang paling umum dilakukan dalam sejumlah penelitian. Pedoman wawancarapun hanya berupa pertanyaan atau pertanyaan singkat dan terkadang membuka kemungkinan peneliti menerima jawaban yang panjang. Oleh sebab itu peneliti harus menguasai permasalahan yang dibicarakan agar wawancara dapat lebih terkontrol. 3) Perencanaan Wawancara Perencanaan yang diuraikan di sini menitikberatkan pada wawancara tak terstruktur. Perencanaan tak terstruktur dapat diselengarakan menurut tahap-tahap tertentu. Tahap pertama adalah menemukan siapa yang akan diwawancarai, tahap kedua ialah mencari tahu bagaimana cara sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan responden dan langkah ketiga adalah mengadakan persiapan yang matang untuk melaksanakan wawancara. 4) Langkah-langkah Wawancara Lincoln and Guba, 2001 dalam Sugiyono, (2014). mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif yaitu : a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan. b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. c. Mengawali atau membuka alur wawancara. d. Melangsungkan alur wawancara. e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan. g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 5) Jenis-Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara Patton dalam Molleong (2010) menggolongkan 6 jenis pertanyaan yang berkaitan yaitu : a. Pertanyaan yang berkaitan tentang pengalaman b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan d. Pertanyaan tentang pengetahuan 6) Alat pendukung wawancara Supaya wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah dilakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat (Sugiyono, 2014). Sebagai berikut : a. Buku catatan Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data, yang dapat digunakan untuk mencatat data hasil dari wawancara. b. Alat Perekam Alat perekam yang digunakan seperti handphone, berfugsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan dengan Penggunaan handphone dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak dalam pengumpulan data berupa wawancara ini, peneliti menggali informasi dengan mengunakan alat bantu buku catatan dan perekam suara dengan menggunakan HandPhone.
3.7 Uji Keabsahan Data
Uji Validitas dalam penelitian kualitatif adalah kepercayaan dari data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan peneliti secara akurat mempresentasikan dunia sosial di lapangan. Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi credibility (validitas internal) dengan cara triangulasi, transverbility (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan conformability (objektifitas) (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan triangulasi yaitu menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode, sumber perolehan data, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, tehnik dan waktu. Jadi peneliti harus mengecek sumber informasi dari subyek atau orang-orang yang bersangkutan untuk diteliti, lalu peneliti membandingkan informasi yang didapatkan dari subyek dan orang-orang yang bersangkutan, jika informasi yang diberikan sama maka informasi tersebut itu valid (Patton, 2009). Pada penelitian ini peneliti dalam uji keabsahan data ialah menggunakan uji validasi triangulasi sumber untuk menguji keakuratan data dari beberapa sumber seperti subyek dan orang-orang yang bersangkutan.
3.8 Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung terus menerus bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data penelitian studi kasus keperawatan yang digunakan adalah domain analisis, yang berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara menyeluruh. hasil yang diaharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual (Jonathan & sarwono, 2006). Marshall dan rosman (2007), Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya : 1. Mengorganisakian data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan. 2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analsis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi code dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal- hal yang diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneiliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek. 3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data Setelah kategori pola data tergemabar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdsarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landaran teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memeiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor- faktor yang ada. 4. Mencari alternative penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternative penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsis atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternative ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 5. Menulis hasil penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah prosentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, di mana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
3.9 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini di Pesantren Zainul Hasan Genggong, setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika, yang meliputi : 1. Informed consent (Persetujuan Menjadi Responden) Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti sebelum peneliti melaksanakan kepada seluruh objek yang akan diteliti, hal ini bertujuan supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampak yang akan terjadi pada pengumpulan data. Bila responden menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden. 2. Anonimity (Tanpa nama) Nama responden tidak perlu dicantumkan dalam lembar pengumpulan data, untuk mengetahui keikutsertaannya cukup menuliskan nama kode pada masing-masing data. 3. Confidentially (Kerahasiaan): Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaanya oleh peneliti. Hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai penelitian. (Sugiono, 2014).