You are on page 1of 10

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian kualitatif terdapat dua macam yaitu menggunakan desain
eksploratif (pemahaman secara mendalam), dan deskriptif (memaparkan
gambaran dalam narasi). Penelitian kualititif memiliki kegunaan antara lain untuk
memahami interaksi sosial dan memahami perasaan orang yang sulit untuk
dimengerti (Sugiyono, 2014).
Moleong (2010), mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain,
secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Sedangkan menurut Sugiyono (2009) metode penelitian kualitatif
digunakan untuk meneliti pada kondisi subjek yang alamiah dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena pada
subjek penelitian secara eksploratif dan deskriptif, dalam konteks alamiah, dengan
mengumpulkan data secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah yang ada dengan peneliti sebagai
instrument kunci (Raco, 2010). desain penelitian ini ialah eksploratif dengan
pendekatan kualitatif menggunakan strategi studi kasus pada natural settting
(kondisi alamiah) untuk menggambarkan Tingkat Kecemasan Pada Remaja yang
Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan
Probolinggo.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami
Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo. Kegiatan
penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian dan surat ijin
penelitian.

3.3 Setting Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Lokasinya berada di Pondok Putri Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
Penelitian akan dilakukan pada 1 orang dari beberapa santri.
3.4 Objek Penelitian
Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang
ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada objek penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang
ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2014).
Obyek dari penelitian ini adalah Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang
Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan
Probolinggo.

3.5 Subjek Penelitian/ Partisipan


Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk
memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. subjek penelitian
adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu
merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta di
lapangan. Penentuan subjek penelitian atau sampel dalam penelitian kualitatif
berbeda dengan penelitian kuantitatif (Lincoln dan Guba, 1985 dalam Sugiyono,
2014). Oleh karena itu, mahasiswa tingkat akhir akademi keperawatan menjadi
subjek penelitian ini.
Karena pendekatan penelitian yang dipilih adalah dengan metode
kualitatif, dengan strategi penelitian case study research (CSR), maka subjek
penelitian atau partisipan ditentukan dengan :
1. Tekhnik sampling
Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sample yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga sample
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pada penelitian ini
sampel yang akan diambil adalah 1 responden.
2. Instrument penelitian
Untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami
Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan
Probolinggo, digunakan instrument dengan panduan wawancara
langsung terhadap responden sesuai lembar panduan wawancara.
responden akan menjawab beberapa pertanyaan peneliti mengenai
beberapa pertanyaan tentang Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang
Mengalami Keputihan di Pesantren Zainul Hasan Genggong
Pajarakan Probolinggo
3.6 Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan batasan masalah yang berisi pokok masalah
yang masih bersifat umum (Sugiyono, 2014).
Pada penelitian ini, peneliti akan menyajikan suatu rangkaian penelitian
yang terfokus pada Tingkat Kecemasan Pada Remaja Yang Mengalami Keputihan
di Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data akan dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
Metode yang akan diterapkan dalam mengumpulkan data antara lain:
1. Observasi (pengamatan)
Observasi melakukan pencatatan kejadian-kejadian, prilaku, obyek-
obyek dan sesuatu yang dilihat perlu dalam memdukung penelitian
yang dilakukan. Pada tahap awal observasi secara umum, selanjutya
tahap observasi terfokus yaitu menyempitan data yang diperlukan
terkait obyek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi
partisipatif yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati sebagai sumber dasar penelitian dan tergolong
dalam observasi partisipasi lengkap yang merupakan satu di antara
empat macam penggolongan observasi partisipatif (partisipasi pasif,
partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap), yaitu
dalam pengumpulan data peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa
yang dilakukan sumber data, jadi suasananya natural, peneliti tidak
terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti
yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti (sugiyono,
2014).
2. Interview (wawancara)
Menurut Estenberg, wawancara merupakan pertemuan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Seperti
halnya observasi, wawancara juga memiliki beberapa macam jenis.
Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara tak terstruktur
dan semiterstruktur, yang merupakan jenis wawancara in-depth
interview. Hal ini dikarenakan, wawancara ini bertujuan untuk
menemukan masalah secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2014).
Teknik wawancara adalah teknik pencarian data/informasi
mendalam yang diajukan kepada responden/informan dalam bentuk
pertanyaan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan
lisan. Metode wawancara juga bisa disebut dengan metode interview
atau disebut sebagai metode wawancara.
1) Tehnik Wawancara
Tehnik wawancara dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi 3
kategori yaitu:
a. Wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal
(Informal Conversational Interview).
b. Wawancara umum yang terarah (General Interview Guide
Approach).
c. Wawancara terbuka yang terstandart (Standarlized Open-
Ended Interview).
2) Jenis Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara yang akan dilakukan adalah
wawancara berjenis wawancara tak terstruktur. Wawancara
semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan
baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini
menekankan pada pengecualian, penyimpangan, penafsiran yang
tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli,
atau perspektif tunggal (Moleong, 2010).
Wawancara seperti ini memang merupakan wawancara
yang paling umum dilakukan dalam sejumlah penelitian.
Pedoman wawancarapun hanya berupa pertanyaan atau
pertanyaan singkat dan terkadang membuka kemungkinan peneliti
menerima jawaban yang panjang. Oleh sebab itu peneliti harus
menguasai permasalahan yang dibicarakan agar wawancara dapat
lebih terkontrol.
3) Perencanaan Wawancara
Perencanaan yang diuraikan di sini menitikberatkan pada
wawancara tak terstruktur. Perencanaan tak terstruktur dapat
diselengarakan menurut tahap-tahap tertentu. Tahap pertama
adalah menemukan siapa yang akan diwawancarai, tahap kedua
ialah mencari tahu bagaimana cara sebaiknya untuk mengadakan
kontak dengan responden dan langkah ketiga adalah mengadakan
persiapan yang matang untuk melaksanakan wawancara.
4) Langkah-langkah Wawancara
Lincoln and Guba, 2001 dalam Sugiyono, (2014). mengemukakan
ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif yaitu :
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan.
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara.
d. Melangsungkan alur wawancara.
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya.
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
5) Jenis-Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara
Patton dalam Molleong (2010) menggolongkan 6 jenis pertanyaan
yang berkaitan yaitu :
a. Pertanyaan yang berkaitan tentang pengalaman
b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d. Pertanyaan tentang pengetahuan
6) Alat pendukung wawancara
Supaya wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti
memiliki bukti telah dilakukan wawancara kepada informan atau
sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat (Sugiyono, 2014).
Sebagai berikut :
a. Buku catatan
Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan
dengan sumber data, yang dapat digunakan untuk mencatat
data hasil dari wawancara.
b. Alat Perekam
Alat perekam yang digunakan seperti handphone, berfugsi
untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan dengan
Penggunaan handphone dalam wawancara perlu memberi
tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak dalam
pengumpulan data berupa wawancara ini, peneliti menggali
informasi dengan mengunakan alat bantu buku catatan dan
perekam suara dengan menggunakan HandPhone.

3.7 Uji Keabsahan Data


Uji Validitas dalam penelitian kualitatif adalah kepercayaan dari data yang
diperoleh dan analisis yang dilakukan peneliti secara akurat mempresentasikan
dunia sosial di lapangan. Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi
credibility (validitas internal) dengan cara triangulasi, transverbility (validitas
eksternal), dependability (reliabilitas) dan conformability (objektifitas) (Sugiyono,
2014).
Penelitian ini menggunakan triangulasi yaitu menggali kebenaran
informasi tertentu melalui berbagai metode, sumber perolehan data, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, tehnik dan waktu. Jadi
peneliti harus mengecek sumber informasi dari subyek atau orang-orang yang
bersangkutan untuk diteliti, lalu peneliti membandingkan informasi yang
didapatkan dari subyek dan orang-orang yang bersangkutan, jika informasi yang
diberikan sama maka informasi tersebut itu valid (Patton, 2009). Pada penelitian
ini peneliti dalam uji keabsahan data ialah menggunakan uji validasi triangulasi
sumber untuk menguji keakuratan data dari beberapa sumber seperti subyek dan
orang-orang yang bersangkutan.

3.8 Analisis Data


Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung
terus menerus bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data penelitian studi
kasus keperawatan yang digunakan adalah domain analisis, yang berguna untuk
mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara
menyeluruh. hasil yang diaharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan
mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual (Jonathan &
sarwono, 2006).
Marshall dan rosman (2007), Dalam menganalisa penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :
1. Mengorganisakian data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth inteviewer), dimana data tersebut direkam dengan
tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan
transipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman
menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat
dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil
yang telah didapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul
di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analsis
sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan
pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip
wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi code
dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan
berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini,
analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-
hal yang diungkapkan oleh responden. Data yang telah
dikelompokkan tersebut oleh peneiliti dicoba untuk dipahami secara
utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga
peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika
yang terjadi pada subjek.
3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data
Setelah kategori pola data tergemabar dengan jelas, peneliti menguji
data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian
ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau
kembali berdsarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II,
sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landaran
teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak
memeiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-
faktor yang ada.
4. Mencari alternative penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan
kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa
perlu mencari suatu alternative penjelasan lain tentang kesimpulan
yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu
ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada
kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsis atau
tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan
alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternative ini
akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
5. Menulis hasil penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan
yang dipakai adalah prosentase data yang didapat yaitu, penulisan
data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan
observasi dengan subjek dan significant other, dibaca berulang kali
sehingga penulis mengerti penghayatan pengalaman dari subjek.
Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, di mana di
dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.9 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi
tempat penelitian dalam hal ini di Pesantren Zainul Hasan Genggong, setelah
mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah
etika, yang meliputi :
1. Informed consent (Persetujuan Menjadi Responden)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti
sebelum peneliti melaksanakan kepada seluruh objek yang akan
diteliti, hal ini bertujuan supaya responden mengetahui maksud dan
tujuan penelitian dan mengetahui dampak yang akan terjadi pada
pengumpulan data. Bila responden menolak maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Nama responden tidak perlu dicantumkan dalam lembar pengumpulan
data, untuk mengetahui keikutsertaannya cukup menuliskan nama
kode pada masing-masing data.
3. Confidentially (Kerahasiaan): Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaanya oleh peneliti.
Hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
penelitian. (Sugiono, 2014).

You might also like