You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

Dengan meningkatnya jumlah proyek di bidang industri, konstruksi, layanan, dll, serta
adanya kompleksitas dalam pengelolaan pelaksanaan proyek, maka pengetahuan, standard dan
metode mengenai manajemen proyek menjadi semakin penting. Earned Value (EV) adalah
teknik manajemen proyek yang mengukur kemajuan proyek secara obyektif, dan memberikan
peringatan dini jika ditemukan adanya masalah kinerja (PMI, 2004). Sebagian besar praktisi
konstruksi sepakat bahwa metode EV merupakan alat yang ampuh yang mendukung pengelolaan
ruang lingkup proyek, waktu, dan biaya.
EV telah menjadi bagian dari sistem kontrol biaya dan waktu dalam beberapa dekade
terakhir. Metode ini adalah pendekatan kuantitatif yang kuat untuk menampilkan progress
kinerja proyek. Hal ini juga memberikan dasar kuantitatif untuk memperkirakan waktu
penyelesaian aktual dan biaya aktual sampai tahap akhir proyek. Pemantauan hasil proyek
dengan earned value ini berdasarkan pada cost variance / varian biaya dan schedule variance /
varian jadwal, atau cost performance index / indeks kinerja biaya dan schedule performance
index / indeks kinerja jadwal. Variable-variabel tersebut biasanya dinyatakan dengan cara
kumulatif.
Meskipun pendekatan EV dianggap metode yang paling obyektif dalam hal pengukuran
kinerja proyek, metode ini terbatas dan tidak secara langsung menjelaskan variasi dalam nilai-
nilai kinerja individu pada tingkat normal dari kinerja proyek. Kesenjangan muncul antara
penggunaan metode yang ada dan ketersediaan metode yang tepat, yang secara spesifik
membahas variasi-variasi dalam kinerja. Sifat variasi ketika digambarkan dengan cara kumulatif
adalah tidak secara langsung terlihat dan hanya menunjukkan sedikit pola yang tidak jelas.
Tidaklah relevan jika hanya pendekatan EV yang digunakan, jika tujuan pengukuran kinerja
adalah untuk mempertimbangkan sebuah hubungan sebab-akibat antara masing-masing nilai
kinerja proyek individu dan berbagai peristiwa / kondisi. Mengingat sifat dari variasi dalam
kinerja proyek, akan terlihat bahwa berbagai peristiwa / kondisi terjadi adalah disebabkan oleh
manajer proyek atau tidak. Situasi tersebut dapat dikembangkan dengan memberikan sebuah
metode pengendalian proses statistik, yang mendukung fungsi pemantauan terus menerus pada

1
variasi kinerja proyek dan analisis yang efektif terhadap hubungan sebab dan akibat untuk dapat
memberikan rekomendasi tindakan yang korektif. Dalam hal ini, konsep Statistical Quality
Control (SQC) dapat diterapkan.
Paper ini mengadopsi konsep SQC untuk menganalisis data kinerja proyek, yaitu : CPI
dan SPI. Pada bab 2 dipaparkan beberapa literatur yang terkait dengan manajemen kinerja
proyek dan pengendalian proses statistik. Bab 3 mengulas tentang konsep Earned Value
Management (EVM) yang digabungkan dengan teknik SPC untuk mengevaluasi variasi kinerja
proyek dan penyebab khusus dari tren negatif. Kesimpulan yang ditarik dipaparkan pada bab
akhir.

You might also like