Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Project control necessary to track and anticipate the possibility of bad will happen
in the project and take appropriate action. In project control, there are two variables
that affect the success of the project that is time and cost. Control of the project
carried out properly and systematically necessary to determine the performance
time and cost of the project. The purpose of this study was to determine the
performance of the project in terms of time and cost of completion of the project. In
addition, this study aims to estimate the time and cost of completion of projects on
time and to know the index is reviewed project achievements. The data used are
secondary data from contractors. These data include the Budget Plan, Budget Plan
of Implementation, progress reports, and time schedule. The method used to analyze
the value method result (Earned Value Method) which combine aspects of the
schedule, cost and time to complete the project.The analysis was performed with the
help of software Microsoft Excel 2013. The results showed that the CPI and SPI
values at week 28 was negative SV value (Rp. -78,827,148.63) And SPI values is
0.99 <1, which means there is a delay the schedule of implementation of the plan
schedule. While the value of positive CV (Rp. 2,108,709,167.60) and the CPI
amounted to 1.30> 1, which means more less than final cost of the budget. The
estimated cost of the project required Completion is EAC (Rp. 8,400,517,603.93)
and ETC (Rp. 1,253,357,227.10). While estimates of the required project
completion time is 38 weeks. Value confidence index performance (TCPI> 1) or
value of 1.30 means there is a decrease in performance.
Keywords: Earned value method, timing performance, performance fees, variants,
indexs
Biaya Proyek
AC
CV
SV
PV
EV
GAMBAR 2. Ilustrasi Grafik Analisis Hubungan PV, EV, dan AC (Sumber : Soeharto, 1995)
VariansBia
VariansJa
No ya Keterangan
dwal (SV)
(CV)
1 Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal dengan
biaya lebih kecil dari pada anggaran
2 Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih
rendah dari pada anggaran
3 Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai lebih cepat
dari pada jadwal
4 Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran
5 Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan biaya lebih tinggi dari
anggaran
6 Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya
diatas anggaran
7 Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dengan biaya sesuai anggaran
8 Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan
biaya lebih tinggi dari anggaran
9 Negatif Positif Pekerjaan selesai terlambat dari pada rencana dengan biaya
lebih rendah dari pada anggaran
SUMBER: Ervianto, 2004
110 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015
Grafik pada gambar 3 merupakan contoh grafik 4. Prakiraan Waktu Dan Biaya Penyelesaian
kombinasi dari varians jadwal dan varians Akhir Proyek
biaya.
Metode Earned Value juga berfungsi untuk
memperkirakan biaya akhir proyek dan waktu
3. Analisa Indeks Performansi
penyelesaian proyek. Perkiraan dihitung
Kegiatan proyek bergantung pada efisiensi berdasarkan kecenderungan kinerja proyek
penggunaan sumber daya yang meliputi tenaga padasaat peninjauan, dan mengasumsikan
kerja, waktu, dan biaya. Hal itu digambarkan bahwa kecenderungan tersebut tidak
dalam bentuk performa yang dicapai dalam mengalami perubahan kinerja proyek sampai
biaya dan waktu. Untuk mengetahui performa akhir proyek atau kinerja proyek berjalan
tersebut, ada dua perhitungan yang digunakan konstan. Perkiraan ini berguna untuk
yaitu : memberikan suatu gambaran ke depan kepada
a) Indeks Kinerja Jadwal atau SPI (Schedule pihak kontraktor, sehingga dapat melakukan
Performance Index) langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Adalah Faktor efisiensi kinerja dalam
a. Estimate to Complete (ETC)
menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang ETC merupakan prakiraan biaya untuk
secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa
rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan kecenderungan kinerja proyek akan tetap
berdasar rencana pekerjaan (PV). Rumus untuk (konstan) sampai akhir proyek. Menurut
Schedule Performance Index adalah : Soeharto (1995), perkiraan tersebut dapat
diekstrapolasi dengan beberapa cara sebagai
SPI = EV / PV berikut:
dengan, 1) Pekerjaan yang tersisa akan memakan
SPI = 1 : proyek tepat waktu biaya sebesar anggaran. Asumsi yang
SPI > 1 : proyek lebih cepat digunakan adalah biaya untuk pekerjaan
SPI < 1 : proyek terlambat tersisa sesuai dengan anggaran dan
tidak tergantung dengan prestasi saat
b) Indeks Kinerja Biaya atau CPI (Cost peninjauan.
Performance Index) 2) Kinerja sama besar sampai akhir
Adalah Faktor efisiensi biaya yang telah proyek. Asumsi yang digunakan adalah
dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan kinerja pada saat peninjauan akan tetap
membandingkan nilai pekerjaan yang sampai dengan akhir proyek.
secarafisik telah diselesaikan (EV) dengan 3) Campuran atau kombinasi. Pendekatan
biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang digunakan dengan
yang sama (AC). Rumus untuk CPI adalah : menggabungkan kedua cara tersebut.
dengan ,
ETC: Perkiraan biaya untuk pekerjaan TCPI = (BAC –EV)
tersisa
BAC: Biaya total anggaran proyek (Budget (EAC – AC)
at Completion) dengan,
EV : Nilai yang diterima dari penyelesaian TCPI < 1 : Mengalami Kenaikan Kinerja
pekerjaan TCPI > 1 : Mengalami Penurunan Kinerja
CPI: Indeks Kinerja Biaya
Metode Crashing
b. Estimate at Completion (EAC)
EAC Merupakan prakiraan biaya total pada 1. Metode CPM (Critical Path Method)
akhir proyek yang diperoleh dari biaya aktual CPM (Critical Path Method) adalah suatu
(AC) ditambahkan dengan ETC. Dimana metode dengan mengunakan arrow diagram
rumus EAC dapat dihitung dengan beberapa didalam menentukan lintasan kritis sehingga
cara yaitu: kemudian disebut juga sebagai diagram
1) Actual Cost (AC) ditambah dengan lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka
prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa estimasi durasi kegiatan yang tertentu
(ETC) dengan mengansumsikan kinerja (deterministic), selain itu didalam CPM
proyek akan tetap (konstan) sampai akhir mengenal adanya EET (Earliest Event Time)
proyek selesai. dan LET (Last Event Time), serta Total Float
2) Budget at Completion (BAC) dibagi dan Free Float. EET adalah peristiwa paling
dengan faktor kinerja biaya proyek awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan,
(CPI). Dimana rumus ini digunakan sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir
apabila tidak ada varians yang terjadi atau waktu paling lambat dari suatu kegiatan.
pada BAC.
2. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time
EAC =BAC /CPI
Cost Trade Off)
c. Time Estimated (TE) Di dalam perencanaan suatu proyek disamping
variabel waktu dan sumber daya,variabel biaya
TE Merupakan waktu perkiraan penyelesaian (cost) mempunyai peranan yang sangat
proyek. Asumsi yang digunakan untuk penting. Biaya (cost) merupakan salah satu
memprakirakan waktu penyelesaian adalah aspek penting dalam manjemen,dimana biaya
kecenderungan kinerja proyek akan tetap yang timbul harus dikendalikan seminim
(konstan) seperti saat peninjauan dilapangan. mungkin. Pengendalian biaya harus
memperhatikan faktor waktu, karena terdapat
OD – (ATE x SPI) hubungan yang erat antara waktu penyelesaian
TE = ATE +
SPI proyek dengan biaya-biaya proyek yang
bersangkutan.
dengan, Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan
TE (Time Estimated) : Perkiraan Waktu lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam
Penyelesaian hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada
ATE (Actual Time Expended) : Waktu yang masalah bagaimana mempercepat penyelesaian
telah ditempuh proyek dengan biaya minimum. Oleh karena
OD (Original Duration) : Waktu yang itu, perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan
direncanakan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai
pertukaran waktu dan biaya disebut dengan
d. Analisa Prakiraan Rencana Terhadap
Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan
Penyelesaian Proyek
Biaya).
Indeks prestasi penyelesaian proyek atauTo
Didalam analisis time cost trade off ini dengan
Complete Performance Indeks (TCPI) adalah
berubahnya waktu penyelesaian proyek maka
nilai indeks kemungkinan dari sebuah
berubah pula biaya yang akan dikeluarkan.
prakiraan. Indeks ini digunakan untuk
Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka
menambah kepercayaan dalam pelaporan
biaya langsung proyek akan bertambah dan
penilaian pada sisa pekerjaan.
biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
112 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015
Indeks Produktivitas
penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut 1,3
antara lain :
1,2
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja
lembur). 1,1
b. Penambahan tenaga kerja 1
c. Pergantian atau penambahan peralatan 0 1 2 3 4
d. Pemilihan sumber daya manusia yang Jam Lembur
berkualitas GAMBAR 4. Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat
e. Penggunaan metode konstruksi yang Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).
efektif
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara
terpisah maupun kombinasi, misalnya Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut
kombinasi penambahan jam kerja sekaligus ini:
penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut a) Produktivitas harian
giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi
sampai sore berbeda dengan dengan unit = (1)
pekerja untuk sore sampai malam.
b) Produktivitas tiap jam
3. Produktivitas Pekerja
= (2)
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
output dan input, atau dapat dikatakan sebagai c) Produktivitas harian sesudah crash
rasio antara hasil produksi dengan total sumber = (Jam kerja perhari × Produktivitas
daya yang digunakan. Didalam proyek tiap jam) + (a × b × Produktivitas
konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai tiap jam) (3)
yang diukur selama proses kontruksi; yang
dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, Dengan:
biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan a = lama penambahan jam kerja (lembur)
dari suatu proyek konstruksi salah satunya b = koefisien penurunan produktivitas
tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber akibat penambahan jam kerja (lembur)
daya, dan pekerja adalah salah satu sumber Nilai koefisien penurunan produktivitas
daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
yang diberikan sangat tergantung pada
kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan TABEL 3. Koefisien Penurunan Produktivitas
setiap pekerja memiliki karakter masing-
masing yang berbeda-beda satu sama lainnya. Penurunan Prestasi
Jam
Indeks Kerja
4. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja Lembur
Produktivitas (%)
(Lembur) 1 jam 0,1 90
Salah satu strategi untuk mempercepat waktu 2 jam 0,2 80
penyelesaian proyek adalah dengan menambah 3 jam 0,3 70
jam kerja (lembur) para pekerja. Jam lembur 4 jam 0,4 60
dilakukan setelah jam kerja normal selesai.
Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan d) Crashduration
dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3
jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu = (4)
penambahan yang diinginkan. Semakin besar
penambahan jam lembur dapat menimbulkan 5. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja
penurunan produktivitas, indikasi dari
penurunan produktivitas pekerja terhadap Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang
penambhan jam kerja (lembur) dapat dilihat perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang
pada Gambar 4. tersedia apakah terlalu sesak atau cukup
lapang, karena penambahan tenaga kerja pada
suatu aktivitas tidak boleh mengganggu
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 113
pemakaian tenaga kerja untuk aktivitasyang 7. Hubungan Antara Biaya dan Waktu
lain yang sedang berjalan pada saat yang sama.
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan
Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang
Biaya total proyek sangat bergantung dari
kurang akan menurunkan produktivitas
waktu penyelesaian proyek. Gambar 5
pekerja.
menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya
Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik
dirumuskan sebagai berikut ini : dan terlihat bahwa biaya optimum didapat
dengan mencari total biaya proyek yang
a. Jumlah tenaga kerja normal
terkecil.
= (5)
b. Jumlah tenaga kerja dipercepat METODE PENELITIAN
= (6)
Rancangan Penelitian
Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah
Penelitian ini dilakukan pada sebuah proyek
pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga
Pembangunan Gedung 3 Lantai di Indonesia
kerja akibat percepatan durasi proyek.
yang dikerjakan oleh PT. X sebagai kontraktor
6. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) pelaksana dengan anggaran yang berasal dari Z
pada tahun 2013 sebesar Rp.
Penambahan waktu kerja akan menambah 12.804.605.000,00 dengan durasi proyek 38
besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya minggu. Analisis kinerja waktu dan biaya
normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan dilakukan dengan menggunakan metode
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Earned Value Analysis yang bertujuan untuk
Republik Indonesia Nomor KEP. mengetahui kinerja proyek pada saat ditinjau
102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan atau pada saat pekerjaan proyek telah selesai
kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja dikerjakan. Analisis penjadwalan dan lintasan
satu jam pertama, pekerja mendapatkan kritis proyek menggunakan Microsoft Project
tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu 2007. Dilakukan percepatan durasi dengan
normal dan pada penambahan jam kerja mencari volume pekerjaan yang mengalami
berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 keterlambatan dan mengambil asumsi dari
kali upah perjam waktu normal. lintasan kritis.
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja
dapat dirumuskan sebagai berikut ini: Tahap-tahap Penelitian
a) Normal ongkos pekerja perhari
Sebuah penelitian harus dilaksanakan dengan
= Produktivitas harian × Harga satuan
tahap-tahap yang sistematis dan teratur agar
upah pekerja (7)
dapat menghasilkan penelitian yang sesuai
b) Normal ongkos pekerja perjam
dengan yang diinginkan. Oleh karena itu,
= Produktivitas perjam × Harga satuan
pelaksanaan penelitian dibagi dengan beberapa
upah pekerja (8)
c) Biaya lembur pekerja tahap sebagai berikut :
= 1,5 × upah sejam normal untuk Tahap 1 : Menentukan latar belakang masalah
Tahap 2 : Perumusan masalah
penambahan jam kerja (lembur) pertama +
Tahap 3 : Pengumpulan data
2 × n × upah sejam normal untuk
Tahap 4 : Analisis data
penambahan jam kerja (lembur) berikutnya
Tahap 5: Menghitung prakiraan biaya dan
Dengan:
waktu
n = jumlah penambahan jam kerja
(lembur) (9) Tahap 6 : Analisis crashing program
Tahap 7 : Kesimpulan dan saran
d) Crash cost pekerja perhari
= (Jam kerja perhari × Normal cost Tahap-tahap diatas dapat digambarkan dengan
pekerja) + (n × Biaya lembur perjam) (10) menggunakan diagram bagan alir pada Gambar
e) Costslope 6.
–
= (11)
114 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015
Biaya
Waktu
Waktu Waktu
dipercepat normal
GAMBAR 5. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan
(Sumber: Soeharto, 1997)
Mulai
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data :
a. Time Schedule
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Laporan kemajuan (Progress report)
d. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
Analisis Data :
a. Menghitung indikator PV, EV, dan AC
b. Menghitung analisa kinerja proyek (CV, SV, CPI,
dan SPI)
Forecasting :
a. Menghitung nilai (ETC)
b. Menghitung nilai (EAC)
c. Menghitung Time Estimate (TE)
d. Menganalisis nilai(TCPI)
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
6,00
1. Data Umum Proyek
4,00
Adapun gambaran umum dari proyek
2,00
Pembangunan Gedung di Indonesia ini adalah
sebagai berikut : 0,00
Pemilik Proyek :Z 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
Konsultan Supervisi : PT. Y Waktu (Minggu)
Kontraktor : PT. X
Biaya langsung : Rp. 10.879.019.215,36 Gambar 7. Perbadingan antara nilai PV, EV, dan AC
PPN 10 % : Rp. 1.164.055.056,04
Anggaran Proyek : Rp. 12.804.605.000,00 b. Analisis Varian
Waktu pelaksanaan : 38 minggu 1) Cost Variance (CV)
Contoh hitungan Cost Variance pada
2. Perhitungan Kinerja Proyek minggu ke-28 :
CV minggu ke-28
a. Analisis Indikator Earned Value
= Rp. 9.255.869.548,43 –
1) Planned Value (PV) Rp. 7.147.160.380,83
Contoh hitungan Planned Value pada = Rp. 2.108.709.167,60
minggu ke-28 :
2) Schedule Variance (SV)
PV minggu ke-28
Untuk mengkonversi nilai SV ke satuan
= 2,60 % x Rp. 10.879.019.215,00
waktu (SV*) digunakan rumus sebagai
= Rp. 282.922.269,08
berikut :
PV komulatif minggu ke-28
Contoh hitungan Schedule Variance pada
= Rp. 9.051.774.427,98 +
minggu ke-28 :
Rp.282.922.269,08
SV minggu ke-28
= Rp. 9.334.696.697,06
= Rp. 9.255.869.548,43 –
2) Earned Value (EV) Rp. 9.334.696.697,06
Contoh hitungan Earned Value pada = Rp. -78.827.148,63
minggu ke-28 : SV* minggu ke-28
Bobot minggu ke-28 = ((Rp. -78.827.148,63 x 28) / Rp.
= 85,08 % - 82,16 % 9.334.696.697,06) x 7)
= 2,92 % = -1,66 hari
EV minggu ke-28
= 2,92 % x Rp. 10.879.019.215,36 3,00
= Rp. 283.942.401,42 2,50
EV komulatif minggu ke-28
Biaya (Milyar Rupiah)
2,00
= Rp. 8.938.202.187,34 + 1,50
Rp. 283.942.401,42 CV
1,00
= Rp. 9.255.869.548,43
0,50 SV
3) Actual Cost (AC) 0,00
Contoh hitungan Actual Cost pada minggu
-0,50 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
ke-28 :
AC minggu ke-28 -1,00
Waktu (Minggu)
= 2,42 % x Rp. 8.417.282.945,76
= Rp. 203.667.220,42 GAMBAR 8. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
AC komulatif minggu ke-28
= Rp.6.943.493.160,41+ 3) Cost Performance Index (CPI)
Rp.203.667.220,42 Contoh hitungan Cost Performance Index
= Rp. 7.147.160.380,83 pada minggu ke-28 :
CPI minggu ke-28
= Rp. 9.255.869.548,43 / Rp.
116 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015
7.147.160.380,83 12,00
= 1,30 10,00
5,00
GAMBAR 10. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
4,50
4,00
Indeks Performance
2) Estimated at Completion (EAC) GAMBAR 11. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
Contoh hitungan Estimated at Completion
pada minggu ke-28 : 3. Rekapitulasi Perhitungan
EAC minggu ke-28
= Rp. 10.879.019.215,36 / 1,30 Hasil analisis indikator Earned Value, analisis
= Rp. 8.400.517.607,93 varian, analisis kinerja proyek, analisis
prakiraan waktu dan biaya, serta analisis
perkiraan rencana terhadap penyelesaian proyek
pada minggu ke-28 ditabelkan pada Tabel 4.
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 117
Parameter
Earned Nilai Keterangan
Value
BAC Rp10.879.019.215,36 Nilai Kontrak
PV Rp 9.334.696.697,06
EV Rp 9.255.869.548,43
AC Rp 7.147.160.380,83
SV Rp -78.827.148,63 Proyek Terlambat
CV Rp 2.108.709.167,60 Biaya Akhir Lebih Kecil dari BAC
CPI 1,30 Biaya Akhir Lebih Kecil dari BAC
SPI 0,99 Proyek Terlambat
EAC Rp 8.400.517.607,93
ETC Rp 1.253.357.227,10
TE 38
TCPI 1,30 Mengalami Penurunan Kinerja
SUMBER: Hasil pengolahan data
Adapun penjelasan dari Tabel 4 adalah sebagai pelaksanaan terhadap jadwal rencana.
berikut : Sedangkan nilai CV positif (Rp.
2.108.709.167,60) dan nilai sebesar 1,30 >
a) Indikator Earned Value pada minggu ke-28
1, artinya biaya akhir lebih kecil dari
adalah nilai PV sebesar Rp.
anggaran.
9.334.696.697,06, nilai EV sebesar Rp.
c) Adapun perkiraaan biaya penyelesaian
9.255.869.548,43, dan nilai AC sebesar Rp.
proyek yang dibutuhkan adalah EAC (Rp.
7.147.160.380,83.
8.400.517.607,93) dan ETC (Rp.
b) Kinerja pada minggu ke-28 sesuai tabel di
1.253.357.227,10). Sedangkan perkiraan
atas adalah nilai SV negatif (Rp. -
waktu penyelesaian proyek yang
78.827.148,63) dan nilai SPI sebesar 0,99
dibutuhkan adalah 38 hari kerja. Nilai
< 1, artinya terjadi keterlambatan jadwal
120 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015
indeks kepercayaan kinerja (TCPI) > 1 atau 3. Adapun perkiraaan biaya penyelesaian
senilai 1,30 berarti penurunan kinerja. proyek yang dibutuhkan adalah EAC (Rp.
8.400.517.607,93) dan ETC (Rp.
4. Crashing Program 1.253.357.227,10). Sedangkan perkiraan
waktu penyelesaian proyek yang
a. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
dibutuhkan adalah 38 minggu. Nilai indeks
(Lembur)
kepercayaan kinerja (TCPI) > 1 atau senilai
Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui 1,30 berarti penurunan kinerja.
bahwa total biaya lembur pada minggu ke-
4. Total biaya penambahan jam kerja(lembur)
29 adalah Rp. 53.466.055,56 dengan waktu
pada minggu ke-29 adalah Rp.
yang bervariasi pada tiap-tiap item
53.466.055,56. Sedangkan total biaya
pekerjaan sesuai dengan produktifitas
penambahan tenaga kerja adalah sebesar
tenaga kerja.
Rp. 30.474.500,00. Artinya crashing dengan
b. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja menggunakan penambahan jam kerja
(lembur) membutuhkan biaya lebih besar
Berdasarkan Tabel 6 di atas diketahui total daripada penambahan tenaga kerja.
biaya penambahan tenaga kerja sebesar Rp.
30.474.500,00 dengan jumlah tenaga kerja
bervariasi pada tiap item pekerjaan sesuai
DAFTAR PUSTAKA
dengan produktifitas.
1. Diketahui bahwa grafik nilai Actual Cost Cleland, D. I,. 1995, Project Management
berada di bawah grafik nilai Planned Value trategic Design and Implementation,
dan Earned Value. Artinya total biaya Singapore : McGraw-Hill, Inc.
pelaksanaan proyek di bawah dari nilai Ervianto, W, I., 2004. Teori Aplikasi
kontrak.Indikator Earned Value pada Manajemen Proyek Konstruksi.
minggu ke-28 adalah nilai PV sebesar Rp. Penerbit : Andi, Yogyakarta.
9.334.696.697,06, nilai EV sebesar Rp.
Ervianto, W, I., 2007. Manajemen Proyek
9.255.869.548,43, dan nilai AC sebesar Rp.
Konstruksi. Penerbit : Andi,
7.147.160.380,83.
Yogyakarta.
2. Nilai CPI pada minggu ke-2 dan seterusnya
Husein, A., 2010. Manajemen Proyek. Penerbit
menunjukkan nilai >1 yang artinya biaya
: Andi Yogyakarta
yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai
pekerjaan yang didapat. Nilai SPI pada Maulana, Alex S. 2011. Analisis Kinerja Biaya
minggu pertama dan minggu ke-18 sampai dan Waktu dengan Konsep Earned
dengan minggu ke-32 menunjukkan nilai Value Analysis pada Proyek Gedung
<1, yang artinya bahwa kinerja proyek lebih Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa
lambat dari jadwal rencana. Kinerja pada Timur. Tugas Akhir, Jurusan Teknik
minggu ke-28 adalah nilai SV negatif (Rp. - Sipil Institut Teknologi Sepuluh
78.827.148,63) dan nilai SPI sebesar 0,99 Nopember, Surabaya.
< 1, artinya terjadi keterlambatan jadwal
Messah, Yunita A., Lona, Lazry Hellen P., dan
pelaksanaan terhadap jadwal rencana.
Sina, Dantje A.T. 2013. Pengendalian
Sedangkan nilai CV positif (Rp.
Waktu Dan Biaya Pekerjaan Konstruksi
2.108.709.167,60) dan nilai sebesar 1,30 >
Sebagai Dampak dari Perubahan
1, artinya biaya akhir lebih kecil dari
Desain (Studi Kasus Embung Oenaem,
anggaran.
Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 121
PENULIS:
Mandiyo Priyo
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogykarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto,Kasihan, Bantul,
Yogyakarta, 55183.
Email: mandiyop@yahoo.com