You are on page 1of 16

106 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA

Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

Analisis Kinerja Biaya Dan Jadwal Terpadu Dengan


Konsep Earned Value Method
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung)

(Cost And Schedule Performance Analysis By Concept Earned Integrated Value


Method (Case Study: Building Project))

MANDIYO PRIYO, KHAIRUL FAJRI INDRAGA

ABSTRACT

Project control necessary to track and anticipate the possibility of bad will happen
in the project and take appropriate action. In project control, there are two variables
that affect the success of the project that is time and cost. Control of the project
carried out properly and systematically necessary to determine the performance
time and cost of the project. The purpose of this study was to determine the
performance of the project in terms of time and cost of completion of the project. In
addition, this study aims to estimate the time and cost of completion of projects on
time and to know the index is reviewed project achievements. The data used are
secondary data from contractors. These data include the Budget Plan, Budget Plan
of Implementation, progress reports, and time schedule. The method used to analyze
the value method result (Earned Value Method) which combine aspects of the
schedule, cost and time to complete the project.The analysis was performed with the
help of software Microsoft Excel 2013. The results showed that the CPI and SPI
values at week 28 was negative SV value (Rp. -78,827,148.63) And SPI values is
0.99 <1, which means there is a delay the schedule of implementation of the plan
schedule. While the value of positive CV (Rp. 2,108,709,167.60) and the CPI
amounted to 1.30> 1, which means more less than final cost of the budget. The
estimated cost of the project required Completion is EAC (Rp. 8,400,517,603.93)
and ETC (Rp. 1,253,357,227.10). While estimates of the required project
completion time is 38 weeks. Value confidence index performance (TCPI> 1) or
value of 1.30 means there is a decrease in performance.
Keywords: Earned value method, timing performance, performance fees, variants,
indexs

PENDAHULUAN berjalan sesuai dengan waktu dan biaya yang


sesuai dengan perencanaan.
Latar Belakang Masalah Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari
manajemen proyek yang bertujuan agar
Proyek konstruksi sangat bergantung pada pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai
beberapa sumber daya dalam pelaksanaannya sasaran tanpa banyak penyimpangan.
yang terdiri dari material, tenaga kerja, biaya, Pengendalian proyek adalah suatu usaha
metode pelaksanaan dan peralatan. Di era sistematis untuk menentukan standar yang
globalisasi pembangunan konstruksi sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang
berkembang semakin cepat dan diiringi oleh sistem informasi, membandingkan pelaksanaan
keberagaman metode pelaksanaan konstruksi dengan standar, menganalisis kemungkinan
yang berpengaruh pada waktu dan biaya adanya penyimpangan antara pelaksanaan
penyelesaian proyek. Salah satu contohnya dengan standar, dan mengambil tindakan
yaitu Proyek Pembangunan Gedung 3 Lantai, pembetulan yang diperlukan agar sumber daya
yang bergantung terhadap keterbatasan waktu dapat digunakan secara efektif dan efisien
dan biaya proyek. Maka dari itu, dibutuhkan dalam rangka mencapai sasaran
pengendalian agar proyek tersebut dapat (Soeharto,1997).
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 107

Dari penjelasan di atas perlu dilakukan Pengendalian Proyek


pengendalian waktu dan biaya proyek secara
terpadu. Salah satu metode pengendalian waktu Pengendalian proyek ada 3 macam yaitu
dan biaya proyek secara terpadu yaitu dengan pengendalian biaya proyek, pengendalian
Konsep Nilai Hasil (Earned Value) serta waktu/jadwal proyek, dan pengendalian kinerja
dilakukan crashing program pada minggu yang proyek.
mengalami keterlambatan jadwal.
1. Pengendalian Biaya Proyek
Prakiraan anggaran proyek yang telah dibuat
TINJAUAN PUSTAKA pada tahap perencanaan digunakan sebagai
acuan untuk pengendalian biaya proyek.
Pengendalian biaya proyek diperlukan agar
Maulana (2011), menyatakan Konsep Earned
proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya
Value Analysis merupakan konsep yang
awal yang direncanakan. Terdapat 2 macam
memadukan unsur jadwal, biaya, dan prestasi
biaya, yaitu :
pekerjaan (progress fisik kondisi sekarang di
a. Biaya langsung, yang terdiri dari biaya
lapangan), sehingga dapat diketahui perkiraan
material, biaya tenaga kerja, biaya
biaya dan waktu untuk menyelesaikan suatu
subkontraktor, biaya peraatan kerja.
proyek. Metode ini juga dapat digunakan untuk
b. Biaya tak langsung, yang terdiri dari biaya
mendeteksi sedini mungkin apabila terjadi
overhead kantor dan overhead lapangan.
adanya pembengkakan biaya maupun
keterlambatan yang mungkin terjadi dalam
2. Pengendalian Waktu / Jadwal Proyek
pelaksanaan proyek,sehingga pihak-pihak yang
terkait dalam proyek ini dapat mengatasi Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan
kendala-kendala yang bisa mempengaruhi perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan
jalannya aktivitas proyek. menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda,
dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya akan disesuaikan
LANDASAN TEORI waktunya menurut kebutuhan yang akan
ditentukan.
Kinerja Proyek
Konsep Earned Value Analysis
Menurut Cleland (1995), standar kinerja
diperlukan untuk melakukan tindakan Konsep Earned Value (nilai hasil) adalah
pengendalian terhadap penggunaan sumber konsep menghitung besarnya biaya yang
daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan
sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif yang telah diselesaikan / dilaksanakan. Bila
dan efisien dalam penyelenggara proyek. ditinjau dari jumlah pekerjaan yang
Menurut Barrie (1995), pelaporan mengenai diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur
kinerja suatu proyek harus memenuhi 5 besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan,
komponen : pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan
a. Prakiraan yang akan memberikan suatu jumlah anggaran yang disediakan untuk
standar untuk membandingkan hasil pekerjaan tersebut. Dengan metode ini, dapat
sebenarnya dengan hasil ramalan. diketahui kinerja proyek yang telah
b. Hal yang sebenarnya terjadi. berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan
c. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat dengan langkah-langkah perbaikan bila terjadi
apa yang akan terjadi di masa yang akan penyimpangan dari rencana awal proyek.
datang.
d. Varians, menyatakan sampai sejauh mana Analisa pertama yang harus dilakukan dalam
hasil yang diramalkan berbeda dari apa konsep Earned Value ini adalah analisa biaya
yang diprakirakan. dan waktu. Analisis biaya dan waktu tersebut
e. Pemikiran, untuk menerangkan mengenai didapat dari :
keadaan proyek. a. Analisis Biaya dan Jadwal
b. Analisis Varians
c. Analisis Indeks Performansi
108 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

Biaya Proyek

Biaya Langsung Biaya Tak Langsung

Material Tenaga Sub Kontraktor Alat Overhead Overhead


Kerja Lapangan kantor

GAMBAR 1 . Komponen Biaya Proyek (Sumber : Asiyanto, 2005)

1. Analisis Indikator-Indikator Earned Value Dengan menggunakan tiga indikator di atas,


dapat dihitung berbagai faktor yang
Ada tiga indikator-indikator dasar yang menjadi
menunjukkan kemajuan dan kinerja
acuan dalam menganalisa kinerja dari proyek
pelaksanaan proyek seperti :
berdasarkan konsep earned value. Ketiga
a. Varian biaya (CV) dan varian jadwal (SV)
indikator tersebut adalah:
b. Memantau perubahan varians terhadap
a) Planned Value (PV) angka standar.
Merupakan anggaran biaya yang dialokasikan c. Indeks produktivitas dan kinerja
berdasarkan rencana kerja yang telah disusun d. Perkiraan biaya penyelesaian proyek.
terhadap waktu tertentu. Disebut juga dengan
BCWS (Budget Cost of Work Scheduled). PV 2. Analisis Varians
dapat dihitung dari akumulasi anggaran biaya a) Schedule Variance (SV)
yang direncanakan untuk pekerjaan dalam
Adalah hasil pengurangan dari Earned value
periode waktu tertentu.
(EV) dengan Planned Value (PV). Hasil dari
PV = %(bobot rencana) x Nilai kontrak (RAB) Schedule Variance ini menunjukkan tentang
pelaksanaan pekerjaan proyek. Harga SV sama
dengan nol (SV = 0) ketika proyek sudah selesai
b) Earned value (EV) karena semua Planned Value telah dihasilkan.
Merupakan nilai yang diterima dari
SV = EV - PV
penyelesaian pekerjaan selama periode waktu
tertentu. Disebut juga BCWP (Budget Cost of Untuk mengkonversi nilai SV ke satuan waktu
Work Performed), EV ini dapat dihitung
(SV*) digunakan rumus sebagai berikut :
berdasarkan akumulasi dari pekerjaan pekerjaan
yang telah diselesaikan. SV* = x 7 SV x ATE
EV = %(bobot realisasi) x Nilai kontrak (RAB) PV
b) Cost Variance (CV)
c) Actual Cost (AC) Adalah hasil pengurangan antara Earned
Merupakan representasi dari keseluruhan Value(EV) dengan Actual Cost(AC). Nilai Cost
pengeluaran yang dikeluarkan untuk Variance pada akhir proyek akanberbeda antara
menyelesaikan pekerjaan dalam periode BAC (Budgeted At Cost) dan AC (Actual Cost)
tertentu. Atau disebut juga dengan yang dikeluarkan atau dipergunakan.
ACWP(Actual Cost of Work Performed), AC CV = EV - AC
tersebut dapat berupa komulatif hingga periode
perhitungan kinerja atau jumlah biaya Pada Gambar 2 didapatkan hubungan antara
pengeluaran dalam waktu tertentu. Planned Value (PV atau BCWS), Actual Cost
(AC atau ACWP), dan Earned Value (EV atau
AC = %(bobot rencana pelaksanaan) x Nilai
BCWP) yang menunjukkan varians biaya (Cost
anggaran (RAP)
Variance) dan varians jadwal (Schedule
Variance).
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 109

AC
CV
SV
PV
EV

GAMBAR 2. Ilustrasi Grafik Analisis Hubungan PV, EV, dan AC (Sumber : Soeharto, 1995)

GAMBAR 3. Ilustrasi Grafik Analisis Varians

TABEL 1. Analisis Varians Terpadu

VariansBia
VariansJa
No ya Keterangan
dwal (SV)
(CV)
1 Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal dengan
biaya lebih kecil dari pada anggaran
2 Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih
rendah dari pada anggaran
3 Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai lebih cepat
dari pada jadwal
4 Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran
5 Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan biaya lebih tinggi dari
anggaran
6 Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya
diatas anggaran
7 Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dengan biaya sesuai anggaran
8 Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan
biaya lebih tinggi dari anggaran
9 Negatif Positif Pekerjaan selesai terlambat dari pada rencana dengan biaya
lebih rendah dari pada anggaran
SUMBER: Ervianto, 2004
110 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

TABEL 2. Analisis Indeks Performansi

Indeks Nilai Keterangan


>1 AC yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai pekerjaan yang didapat (EV)
CPI <1 AC yang dikeluarkan lebih besar dari nilai pekerjaan yang didapat (EV)
=1 AC yang dikeluarkan sama dengan dari nilai pekerjaan yang didapat (EV)
>1 Kinerja proyek lebih cepat dari jadwal rencana
SPI <1 Kinerja proyek lebih lambat dari jadwal rencana
=1 Kinerja proyek sama dengan dari jadwal Rencana
SUMBER: Soeharto, 1995

Grafik pada gambar 3 merupakan contoh grafik 4. Prakiraan Waktu Dan Biaya Penyelesaian
kombinasi dari varians jadwal dan varians Akhir Proyek
biaya.
Metode Earned Value juga berfungsi untuk
memperkirakan biaya akhir proyek dan waktu
3. Analisa Indeks Performansi
penyelesaian proyek. Perkiraan dihitung
Kegiatan proyek bergantung pada efisiensi berdasarkan kecenderungan kinerja proyek
penggunaan sumber daya yang meliputi tenaga padasaat peninjauan, dan mengasumsikan
kerja, waktu, dan biaya. Hal itu digambarkan bahwa kecenderungan tersebut tidak
dalam bentuk performa yang dicapai dalam mengalami perubahan kinerja proyek sampai
biaya dan waktu. Untuk mengetahui performa akhir proyek atau kinerja proyek berjalan
tersebut, ada dua perhitungan yang digunakan konstan. Perkiraan ini berguna untuk
yaitu : memberikan suatu gambaran ke depan kepada
a) Indeks Kinerja Jadwal atau SPI (Schedule pihak kontraktor, sehingga dapat melakukan
Performance Index) langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Adalah Faktor efisiensi kinerja dalam
a. Estimate to Complete (ETC)
menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang ETC merupakan prakiraan biaya untuk
secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan pekerjaan tersisa, dengan asumsi bahwa
rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan kecenderungan kinerja proyek akan tetap
berdasar rencana pekerjaan (PV). Rumus untuk (konstan) sampai akhir proyek. Menurut
Schedule Performance Index adalah : Soeharto (1995), perkiraan tersebut dapat
diekstrapolasi dengan beberapa cara sebagai
SPI = EV / PV berikut:
dengan, 1) Pekerjaan yang tersisa akan memakan
SPI = 1 : proyek tepat waktu biaya sebesar anggaran. Asumsi yang
SPI > 1 : proyek lebih cepat digunakan adalah biaya untuk pekerjaan
SPI < 1 : proyek terlambat tersisa sesuai dengan anggaran dan
tidak tergantung dengan prestasi saat
b) Indeks Kinerja Biaya atau CPI (Cost peninjauan.
Performance Index) 2) Kinerja sama besar sampai akhir
Adalah Faktor efisiensi biaya yang telah proyek. Asumsi yang digunakan adalah
dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan kinerja pada saat peninjauan akan tetap
membandingkan nilai pekerjaan yang sampai dengan akhir proyek.
secarafisik telah diselesaikan (EV) dengan 3) Campuran atau kombinasi. Pendekatan
biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang digunakan dengan
yang sama (AC). Rumus untuk CPI adalah : menggabungkan kedua cara tersebut.

CPI = EV / AC ETC untuk progress fisik < 50 %


dengan, ETC =BAC - EV
CPI = 1 : biaya sesuai drencana
CPI > 1 : biaya lebih kecil/hemat ETC untuk progress fisik > 50 %
CPI < 1 : biaya lebih besar/boros ETC = (BAC – EV) / CPI

EAC =AC - ETC


M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 111

dengan ,
ETC: Perkiraan biaya untuk pekerjaan TCPI = (BAC –EV)
tersisa
BAC: Biaya total anggaran proyek (Budget (EAC – AC)
at Completion) dengan,
EV : Nilai yang diterima dari penyelesaian TCPI < 1 : Mengalami Kenaikan Kinerja
pekerjaan TCPI > 1 : Mengalami Penurunan Kinerja
CPI: Indeks Kinerja Biaya
Metode Crashing
b. Estimate at Completion (EAC)
EAC Merupakan prakiraan biaya total pada 1. Metode CPM (Critical Path Method)
akhir proyek yang diperoleh dari biaya aktual CPM (Critical Path Method) adalah suatu
(AC) ditambahkan dengan ETC. Dimana metode dengan mengunakan arrow diagram
rumus EAC dapat dihitung dengan beberapa didalam menentukan lintasan kritis sehingga
cara yaitu: kemudian disebut juga sebagai diagram
1) Actual Cost (AC) ditambah dengan lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka
prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa estimasi durasi kegiatan yang tertentu
(ETC) dengan mengansumsikan kinerja (deterministic), selain itu didalam CPM
proyek akan tetap (konstan) sampai akhir mengenal adanya EET (Earliest Event Time)
proyek selesai. dan LET (Last Event Time), serta Total Float
2) Budget at Completion (BAC) dibagi dan Free Float. EET adalah peristiwa paling
dengan faktor kinerja biaya proyek awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan,
(CPI). Dimana rumus ini digunakan sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir
apabila tidak ada varians yang terjadi atau waktu paling lambat dari suatu kegiatan.
pada BAC.
2. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time
EAC =BAC /CPI
Cost Trade Off)
c. Time Estimated (TE) Di dalam perencanaan suatu proyek disamping
variabel waktu dan sumber daya,variabel biaya
TE Merupakan waktu perkiraan penyelesaian (cost) mempunyai peranan yang sangat
proyek. Asumsi yang digunakan untuk penting. Biaya (cost) merupakan salah satu
memprakirakan waktu penyelesaian adalah aspek penting dalam manjemen,dimana biaya
kecenderungan kinerja proyek akan tetap yang timbul harus dikendalikan seminim
(konstan) seperti saat peninjauan dilapangan. mungkin. Pengendalian biaya harus
memperhatikan faktor waktu, karena terdapat
OD – (ATE x SPI) hubungan yang erat antara waktu penyelesaian
TE = ATE +
SPI proyek dengan biaya-biaya proyek yang
bersangkutan.
dengan, Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan
TE (Time Estimated) : Perkiraan Waktu lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam
Penyelesaian hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada
ATE (Actual Time Expended) : Waktu yang masalah bagaimana mempercepat penyelesaian
telah ditempuh proyek dengan biaya minimum. Oleh karena
OD (Original Duration) : Waktu yang itu, perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan
direncanakan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai
pertukaran waktu dan biaya disebut dengan
d. Analisa Prakiraan Rencana Terhadap
Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan
Penyelesaian Proyek
Biaya).
Indeks prestasi penyelesaian proyek atauTo
Didalam analisis time cost trade off ini dengan
Complete Performance Indeks (TCPI) adalah
berubahnya waktu penyelesaian proyek maka
nilai indeks kemungkinan dari sebuah
berubah pula biaya yang akan dikeluarkan.
prakiraan. Indeks ini digunakan untuk
Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka
menambah kepercayaan dalam pelaporan
biaya langsung proyek akan bertambah dan
penilaian pada sisa pekerjaan.
biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
112 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

Ada beberapa macam cara yang dapat


digunakan untuk melaksanakan percepatan 1,4

Indeks Produktivitas
penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut 1,3
antara lain :
1,2
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja
lembur). 1,1
b. Penambahan tenaga kerja 1
c. Pergantian atau penambahan peralatan 0 1 2 3 4
d. Pemilihan sumber daya manusia yang Jam Lembur
berkualitas GAMBAR 4. Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat
e. Penggunaan metode konstruksi yang Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).
efektif
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara
terpisah maupun kombinasi, misalnya Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut
kombinasi penambahan jam kerja sekaligus ini:
penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut a) Produktivitas harian
giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi
sampai sore berbeda dengan dengan unit = (1)
pekerja untuk sore sampai malam.
b) Produktivitas tiap jam
3. Produktivitas Pekerja
= (2)
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
output dan input, atau dapat dikatakan sebagai c) Produktivitas harian sesudah crash
rasio antara hasil produksi dengan total sumber = (Jam kerja perhari × Produktivitas
daya yang digunakan. Didalam proyek tiap jam) + (a × b × Produktivitas
konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai tiap jam) (3)
yang diukur selama proses kontruksi; yang
dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, Dengan:
biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan a = lama penambahan jam kerja (lembur)
dari suatu proyek konstruksi salah satunya b = koefisien penurunan produktivitas
tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber akibat penambahan jam kerja (lembur)
daya, dan pekerja adalah salah satu sumber Nilai koefisien penurunan produktivitas
daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
yang diberikan sangat tergantung pada
kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan TABEL 3. Koefisien Penurunan Produktivitas
setiap pekerja memiliki karakter masing-
masing yang berbeda-beda satu sama lainnya. Penurunan Prestasi
Jam
Indeks Kerja
4. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja Lembur
Produktivitas (%)
(Lembur) 1 jam 0,1 90
Salah satu strategi untuk mempercepat waktu 2 jam 0,2 80
penyelesaian proyek adalah dengan menambah 3 jam 0,3 70
jam kerja (lembur) para pekerja. Jam lembur 4 jam 0,4 60
dilakukan setelah jam kerja normal selesai.
Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan d) Crashduration
dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3
jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu = (4)
penambahan yang diinginkan. Semakin besar
penambahan jam lembur dapat menimbulkan 5. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja
penurunan produktivitas, indikasi dari
penurunan produktivitas pekerja terhadap Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang
penambhan jam kerja (lembur) dapat dilihat perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang
pada Gambar 4. tersedia apakah terlalu sesak atau cukup
lapang, karena penambahan tenaga kerja pada
suatu aktivitas tidak boleh mengganggu
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 113

pemakaian tenaga kerja untuk aktivitasyang 7. Hubungan Antara Biaya dan Waktu
lain yang sedang berjalan pada saat yang sama.
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan
Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang
Biaya total proyek sangat bergantung dari
kurang akan menurunkan produktivitas
waktu penyelesaian proyek. Gambar 5
pekerja.
menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya
Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik
dirumuskan sebagai berikut ini : dan terlihat bahwa biaya optimum didapat
dengan mencari total biaya proyek yang
a. Jumlah tenaga kerja normal
terkecil.
= (5)
b. Jumlah tenaga kerja dipercepat METODE PENELITIAN
= (6)
Rancangan Penelitian
Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah
Penelitian ini dilakukan pada sebuah proyek
pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga
Pembangunan Gedung 3 Lantai di Indonesia
kerja akibat percepatan durasi proyek.
yang dikerjakan oleh PT. X sebagai kontraktor
6. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) pelaksana dengan anggaran yang berasal dari Z
pada tahun 2013 sebesar Rp.
Penambahan waktu kerja akan menambah 12.804.605.000,00 dengan durasi proyek 38
besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya minggu. Analisis kinerja waktu dan biaya
normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan dilakukan dengan menggunakan metode
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Earned Value Analysis yang bertujuan untuk
Republik Indonesia Nomor KEP. mengetahui kinerja proyek pada saat ditinjau
102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan atau pada saat pekerjaan proyek telah selesai
kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja dikerjakan. Analisis penjadwalan dan lintasan
satu jam pertama, pekerja mendapatkan kritis proyek menggunakan Microsoft Project
tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu 2007. Dilakukan percepatan durasi dengan
normal dan pada penambahan jam kerja mencari volume pekerjaan yang mengalami
berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 keterlambatan dan mengambil asumsi dari
kali upah perjam waktu normal. lintasan kritis.
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja
dapat dirumuskan sebagai berikut ini: Tahap-tahap Penelitian
a) Normal ongkos pekerja perhari
Sebuah penelitian harus dilaksanakan dengan
= Produktivitas harian × Harga satuan
tahap-tahap yang sistematis dan teratur agar
upah pekerja (7)
dapat menghasilkan penelitian yang sesuai
b) Normal ongkos pekerja perjam
dengan yang diinginkan. Oleh karena itu,
= Produktivitas perjam × Harga satuan
pelaksanaan penelitian dibagi dengan beberapa
upah pekerja (8)
c) Biaya lembur pekerja tahap sebagai berikut :
= 1,5 × upah sejam normal untuk Tahap 1 : Menentukan latar belakang masalah
Tahap 2 : Perumusan masalah
penambahan jam kerja (lembur) pertama +
Tahap 3 : Pengumpulan data
2 × n × upah sejam normal untuk
Tahap 4 : Analisis data
penambahan jam kerja (lembur) berikutnya
Tahap 5: Menghitung prakiraan biaya dan
Dengan:
waktu
n = jumlah penambahan jam kerja
(lembur) (9) Tahap 6 : Analisis crashing program
Tahap 7 : Kesimpulan dan saran
d) Crash cost pekerja perhari
= (Jam kerja perhari × Normal cost Tahap-tahap diatas dapat digambarkan dengan
pekerja) + (n × Biaya lembur perjam) (10) menggunakan diagram bagan alir pada Gambar
e) Costslope 6.

= (11)
114 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

Biaya

Biaya waktu B (Titik dipercepat)


dipercepat

Biaya waktu A (Titik normal)


normal

Waktu

Waktu Waktu
dipercepat normal

GAMBAR 5. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan
(Sumber: Soeharto, 1997)

Mulai

Latar Belakang Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data :
a. Time Schedule
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Laporan kemajuan (Progress report)
d. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

Analisis Data :
a. Menghitung indikator PV, EV, dan AC
b. Menghitung analisa kinerja proyek (CV, SV, CPI,
dan SPI)

Analisis crashing program :


a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur)
b. Menentukan penambahan tenaga kerja
c. Menghitung biaya tambahan

Forecasting :
a. Menghitung nilai (ETC)
b. Menghitung nilai (EAC)
c. Menghitung Time Estimate (TE)
d. Menganalisis nilai(TCPI)

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

GAMBAR 6. Bagan Alir Penelitian


M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 115

HASIL DAN PEMBAHASAN


10,00

Biaya (Milyar Rupiah)


Data Penelitian 8,00

6,00
1. Data Umum Proyek
4,00
Adapun gambaran umum dari proyek
2,00
Pembangunan Gedung di Indonesia ini adalah
sebagai berikut : 0,00
Pemilik Proyek :Z 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
Konsultan Supervisi : PT. Y Waktu (Minggu)
Kontraktor : PT. X
Biaya langsung : Rp. 10.879.019.215,36 Gambar 7. Perbadingan antara nilai PV, EV, dan AC
PPN 10 % : Rp. 1.164.055.056,04
Anggaran Proyek : Rp. 12.804.605.000,00 b. Analisis Varian
Waktu pelaksanaan : 38 minggu 1) Cost Variance (CV)
Contoh hitungan Cost Variance pada
2. Perhitungan Kinerja Proyek minggu ke-28 :
CV minggu ke-28
a. Analisis Indikator Earned Value
= Rp. 9.255.869.548,43 –
1) Planned Value (PV) Rp. 7.147.160.380,83
Contoh hitungan Planned Value pada = Rp. 2.108.709.167,60
minggu ke-28 :
2) Schedule Variance (SV)
PV minggu ke-28
Untuk mengkonversi nilai SV ke satuan
= 2,60 % x Rp. 10.879.019.215,00
waktu (SV*) digunakan rumus sebagai
= Rp. 282.922.269,08
berikut :
PV komulatif minggu ke-28
Contoh hitungan Schedule Variance pada
= Rp. 9.051.774.427,98 +
minggu ke-28 :
Rp.282.922.269,08
SV minggu ke-28
= Rp. 9.334.696.697,06
= Rp. 9.255.869.548,43 –
2) Earned Value (EV) Rp. 9.334.696.697,06
Contoh hitungan Earned Value pada = Rp. -78.827.148,63
minggu ke-28 : SV* minggu ke-28
Bobot minggu ke-28 = ((Rp. -78.827.148,63 x 28) / Rp.
= 85,08 % - 82,16 % 9.334.696.697,06) x 7)
= 2,92 % = -1,66 hari
EV minggu ke-28
= 2,92 % x Rp. 10.879.019.215,36 3,00
= Rp. 283.942.401,42 2,50
EV komulatif minggu ke-28
Biaya (Milyar Rupiah)

2,00
= Rp. 8.938.202.187,34 + 1,50
Rp. 283.942.401,42 CV
1,00
= Rp. 9.255.869.548,43
0,50 SV
3) Actual Cost (AC) 0,00
Contoh hitungan Actual Cost pada minggu
-0,50 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
ke-28 :
AC minggu ke-28 -1,00
Waktu (Minggu)
= 2,42 % x Rp. 8.417.282.945,76
= Rp. 203.667.220,42 GAMBAR 8. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
AC komulatif minggu ke-28
= Rp.6.943.493.160,41+ 3) Cost Performance Index (CPI)
Rp.203.667.220,42 Contoh hitungan Cost Performance Index
= Rp. 7.147.160.380,83 pada minggu ke-28 :
CPI minggu ke-28
= Rp. 9.255.869.548,43 / Rp.
116 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

7.147.160.380,83 12,00
= 1,30 10,00

Biaya (Milyar Rupiah)


4) Schedule Performance Index (SPI) 8,00
ETC
Contoh hitungan Schedule Performance 6,00
Index pada minggu ke-28 :
4,00 EAC
SPI minggu ke-28
= Rp. 9.255.869.548,43 / 2,00
Rp. 7.147.160.380,83 0,00
= 0,99 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
Waktu (Minggu)

5,00
GAMBAR 10. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
4,50
4,00
Indeks Performance

3,50 3) Time Estimated (TE)


3,00 Contoh hitungan Time Estimated pada
2,50 minggu ke-28 :
2,00 CPI =
TE minggu ke-28
1,50
1,00 38 – (28
0,50
SPI =
= 28 + x0,99)
0,00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
0,99
= 38 minggu
Waktu (Minggu)

d. Analisis Prakiraan Rencana Terhadap


GAMBAR 9. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI Penyelesaian Proyek
Contoh hitungan To Complete
c. Prakiraan Waktu dan Biaya Penyelesaian
Performance Index pada minggu ke-28 :
Proyek
TCPI minggu ke-28
1) Estimated to Complete (ETC) (Rp.10.879.019.215,36 – Rp. 9.255.869.548,43)
Untuk ETC dengan progress fisik < 50%, =
maka digunakan rumus : (Rp. 8.400.517.607,93 – Rp. 7.147.160.380,83)
Contoh hitungan Estimated to Complete <
50 % pada minggu ke-18: = 1,30
ETC minggu ke-18
= Rp. 10.879.019.215,36 – 1,40
Rp. 5.419.927.373,09 1,20
= Rp. 5.459.091.842,27 1,00
Untuk ETC dengan progress fisik > 50%, 0,80
Indeks

maka digunakan rumus :


0,60
Contoh hitungan Estimated to Complete>
50 %pada minggu ke-28: 0,40
ETC minggu ke-28 0,20
= (Rp. 10.879.019.215,36 – 0,00
Rp. 9.255.869.548,43) / 1,30 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
= Rp. 1.253.357.227,10 Waktu (Minggu)

2) Estimated at Completion (EAC) GAMBAR 11. Perbadingan antara nilai CPI dan SPI
Contoh hitungan Estimated at Completion
pada minggu ke-28 : 3. Rekapitulasi Perhitungan
EAC minggu ke-28
= Rp. 10.879.019.215,36 / 1,30 Hasil analisis indikator Earned Value, analisis
= Rp. 8.400.517.607,93 varian, analisis kinerja proyek, analisis
prakiraan waktu dan biaya, serta analisis
perkiraan rencana terhadap penyelesaian proyek
pada minggu ke-28 ditabelkan pada Tabel 4.
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 117

TABEL 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Earned ValueMinggu ke-28

Parameter
Earned Nilai Keterangan
Value
BAC Rp10.879.019.215,36 Nilai Kontrak
PV Rp 9.334.696.697,06
EV Rp 9.255.869.548,43
AC Rp 7.147.160.380,83
SV Rp -78.827.148,63 Proyek Terlambat
CV Rp 2.108.709.167,60 Biaya Akhir Lebih Kecil dari BAC
CPI 1,30 Biaya Akhir Lebih Kecil dari BAC
SPI 0,99 Proyek Terlambat
EAC Rp 8.400.517.607,93
ETC Rp 1.253.357.227,10
TE 38
TCPI 1,30 Mengalami Penurunan Kinerja
SUMBER: Hasil pengolahan data

TABEL 5. Hasil Perhitungan Penambahan Jam Lembur

Pas. Keramik lantai 40/40 elv


+8.00
Produktifitas normal tiap jam 6,03 m2/jam
Produktifitas lembur 12,67 m2/hari
Crash Duration 6 hari
Waktu lembur per hari 3 jam/hari
Total waktu lembur 18 jam
Jumlah biaya lembur 15.196.500,00 Rupiah
Pasangan acian dinding dan
beton lantai 3
Produktifitas normal tiap jam 22,22 m2/jam
Produktifitas lembur 46,67 m2/hari
Crash Duration 6 hari
Waktu lembur per hari 3 jam/hari
Total waktu lembur 18 jam
Jumlah biaya lembur 15.706.166,67 Rupiah
Kusen Jendela Type J2
Lantai 1
Produktifitas normal tiap jam 0,33 unit/jam
Produktifitas lembur 0,79 unit/hari
Crash Duration 6 hari
Waktu lembur per hari 4 jam/hari
Total waktu lembur 24 jam
Jumlah biaya lembur 3.002.500,67 Rupiah
Kusen Jendela Type J4
Lantai 1
Produktifitas normal tiap jam 0,74114 unit/jam
Produktifitas lembur 1,77873 unit/hari
118 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

Crash Duration 7 hari


Waktu lembur per hari 4 jam/hari
Total waktu lembur 28 jam
Jumlah biaya lembur 3.144.166,67 Rupiah
Kusen Jendela Type J4
Lantai 2
Produktifitas normal tiap jam 0,88936 unit/jam
Produktifitas lembur 2,134 unit/hari
Crash Duration 7 hari
Waktu lembur per hari 4 jam/hari
Total waktu lembur 28 jam
Jumlah biaya lembur 3.144.166,67 Rupiah
Kusen Jendela Type J1
Lantai 3
Produktifitas normal tiap jam 0,50794 unit/jam
Produktifitas lembur 1,21905 unit/hari
Crash Duration 7 hari
Waktu lembur per hari 4 jam/hari
Total waktu lembur 28 jam
Jumlah biaya lembur 9.689.166,67 Rupiah
Pas. Keramik dinding 20/25
Produktifitas normal tiap jam 1,72840 m2/jam
Produktifitas lembur 3,630 m2/hari
Crash Duration 7 hari
Waktu lembur per hari 3 jam/hari
Total waktu lembur 21 jam
Jumlah biaya lembur 3.563.388,89 Rupiah
Total biaya lembur 53.466.055,56 Rupiah
SUMBER: Hasil pengolahan data

TABEL 6. Hasil Perhitungan Penambahan Tenaga kerja

Pas. Keramik lantai 40/40 elv +8.00

Jumlah pekerja tambahan 9 orang


Jumlah tukang tambahan 5 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 7.759.500,00 Rupiah
Pasangan acian dinding dan beton lantai 3

Jumlah pekerja tambahan 9 orang


Jumlah tukang tambahan 5 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 7.759.500,00 Rupiah
Kusen Jendela Type J2 Lantai 1
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 119

Jumlah pekerja tambahan 1 orang


Jumlah tukang tambahan 1 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 2.145.500,00 Rupiah
Kusen Jendela Type J4 Lantai 1

Jumlah pekerja tambahan 1 orang


Jumlah tukang tambahan 2 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 2.688.000,00 Rupiah
Kusen Jendela Type J4 Lantai 2

Jumlah pekerja tambahan 1 orang


Jumlah tukang tambahan 2 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 2.688.000,00 Rupiah
Kusen Jendela Type J1 Lantai 3

Jumlah pekerja tambahan 2 orang


Jumlah tukang tambahan 5 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 4.746.000,00 Rupiah
Pas. Keramik dinding 20/25

Jumlah pekerja tambahan 1 orang


Jumlah tukang tambahan 2 orang
Jumlah kepala tukang
tambahan 1 orang
Jumlah mandor tambahan 1 orang
Upah penambahan tenaga
kerja 2.688.000,00 Rupiah
Total biaya lembur 30.474.500,00 Rupiah
SUMBER: Hasil pengolahan data

Adapun penjelasan dari Tabel 4 adalah sebagai pelaksanaan terhadap jadwal rencana.
berikut : Sedangkan nilai CV positif (Rp.
2.108.709.167,60) dan nilai sebesar 1,30 >
a) Indikator Earned Value pada minggu ke-28
1, artinya biaya akhir lebih kecil dari
adalah nilai PV sebesar Rp.
anggaran.
9.334.696.697,06, nilai EV sebesar Rp.
c) Adapun perkiraaan biaya penyelesaian
9.255.869.548,43, dan nilai AC sebesar Rp.
proyek yang dibutuhkan adalah EAC (Rp.
7.147.160.380,83.
8.400.517.607,93) dan ETC (Rp.
b) Kinerja pada minggu ke-28 sesuai tabel di
1.253.357.227,10). Sedangkan perkiraan
atas adalah nilai SV negatif (Rp. -
waktu penyelesaian proyek yang
78.827.148,63) dan nilai SPI sebesar 0,99
dibutuhkan adalah 38 hari kerja. Nilai
< 1, artinya terjadi keterlambatan jadwal
120 M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015

indeks kepercayaan kinerja (TCPI) > 1 atau 3. Adapun perkiraaan biaya penyelesaian
senilai 1,30 berarti penurunan kinerja. proyek yang dibutuhkan adalah EAC (Rp.
8.400.517.607,93) dan ETC (Rp.
4. Crashing Program 1.253.357.227,10). Sedangkan perkiraan
waktu penyelesaian proyek yang
a. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
dibutuhkan adalah 38 minggu. Nilai indeks
(Lembur)
kepercayaan kinerja (TCPI) > 1 atau senilai
Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui 1,30 berarti penurunan kinerja.
bahwa total biaya lembur pada minggu ke-
4. Total biaya penambahan jam kerja(lembur)
29 adalah Rp. 53.466.055,56 dengan waktu
pada minggu ke-29 adalah Rp.
yang bervariasi pada tiap-tiap item
53.466.055,56. Sedangkan total biaya
pekerjaan sesuai dengan produktifitas
penambahan tenaga kerja adalah sebesar
tenaga kerja.
Rp. 30.474.500,00. Artinya crashing dengan
b. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja menggunakan penambahan jam kerja
(lembur) membutuhkan biaya lebih besar
Berdasarkan Tabel 6 di atas diketahui total daripada penambahan tenaga kerja.
biaya penambahan tenaga kerja sebesar Rp.
30.474.500,00 dengan jumlah tenaga kerja
bervariasi pada tiap item pekerjaan sesuai
DAFTAR PUSTAKA
dengan produktifitas.

Asiyanto, 2005. Construction Project Cost


Management, PT Pradnya Paramita,.
KESIMPULAN
Jakarta.
Barrie, D,S., dan Paulson, B,C., 1995.
Berdasarkan data serta hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan pada Proyek Manajemen Proyek Konstruksi
Pembangunan Gedung di Indonesia, dapat Profesional. Penerbit : Erlangga,
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jakarta.

1. Diketahui bahwa grafik nilai Actual Cost Cleland, D. I,. 1995, Project Management
berada di bawah grafik nilai Planned Value trategic Design and Implementation,
dan Earned Value. Artinya total biaya Singapore : McGraw-Hill, Inc.
pelaksanaan proyek di bawah dari nilai Ervianto, W, I., 2004. Teori Aplikasi
kontrak.Indikator Earned Value pada Manajemen Proyek Konstruksi.
minggu ke-28 adalah nilai PV sebesar Rp. Penerbit : Andi, Yogyakarta.
9.334.696.697,06, nilai EV sebesar Rp.
Ervianto, W, I., 2007. Manajemen Proyek
9.255.869.548,43, dan nilai AC sebesar Rp.
Konstruksi. Penerbit : Andi,
7.147.160.380,83.
Yogyakarta.
2. Nilai CPI pada minggu ke-2 dan seterusnya
Husein, A., 2010. Manajemen Proyek. Penerbit
menunjukkan nilai >1 yang artinya biaya
: Andi Yogyakarta
yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai
pekerjaan yang didapat. Nilai SPI pada Maulana, Alex S. 2011. Analisis Kinerja Biaya
minggu pertama dan minggu ke-18 sampai dan Waktu dengan Konsep Earned
dengan minggu ke-32 menunjukkan nilai Value Analysis pada Proyek Gedung
<1, yang artinya bahwa kinerja proyek lebih Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa
lambat dari jadwal rencana. Kinerja pada Timur. Tugas Akhir, Jurusan Teknik
minggu ke-28 adalah nilai SV negatif (Rp. - Sipil Institut Teknologi Sepuluh
78.827.148,63) dan nilai SPI sebesar 0,99 Nopember, Surabaya.
< 1, artinya terjadi keterlambatan jadwal
Messah, Yunita A., Lona, Lazry Hellen P., dan
pelaksanaan terhadap jadwal rencana.
Sina, Dantje A.T. 2013. Pengendalian
Sedangkan nilai CV positif (Rp.
Waktu Dan Biaya Pekerjaan Konstruksi
2.108.709.167,60) dan nilai sebesar 1,30 >
Sebagai Dampak dari Perubahan
1, artinya biaya akhir lebih kecil dari
Desain (Studi Kasus Embung Oenaem,
anggaran.
Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten
M. Priyo & K. F. Indraga / Semesta Teknika,Vol. 18, No. 2, 106-121, November 2015 121

Timor Tengah Utara). Tugas Akhir,


Jurusan Teknik Sipil Universitas Nusa
Cendana, Kupang.
Pamungkas, Agung., Sugiarto., dan Setiono.
2013. Analisis Nilai hasil terhadap
waktu dan biaya pada proyek
konstruksi (Studi Kasus Proyek ICB
Civil Work Construction off Spillway of
Countermeasures in Wonogiri). Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Pranowo, Didik A., dan Samantha, Ronny.
2007. Pengendalian Proyek dengan
Metode Earned Value (Studi Kasus
Proyek Rusunawa Universitas
Diponegoro Semarang). Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Katolik Soegijapranata, Semarang.
Soeharto, Iman. 1997.Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional.
Penerbit :Erlangga, Jakarta.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek.
Penerbit :Erlangga, Jakarta.

PENULIS:

Mandiyo Priyo
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogykarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto,Kasihan, Bantul,
Yogyakarta, 55183.
Email: mandiyop@yahoo.com

Khairil Fajri Indraga


Alumni Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah
Yogykarta, Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto
Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55183.

You might also like