You are on page 1of 13

ANALISIS PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN

METODE PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA


(TIME COST TRADE OFF METHOD) DENGAN
ALTERNATIF PENAMBAHAN JAM KERJA DAN
PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA.
(Studi Kasus: Proyek Perumahan Premier Estate 3 , Bekasi)
Puji Utomo1 & Ernanda Dharmapribadi2
1
Undergraduate Student, Civil Engineering, Mercu Buana University, Jakarta, Indonesia.
2
Lecturer, Civil Engineering, Mercu Buana University, Jakarta, Indonesia.

Abstract:
Title: Analysis of the Project Duration Acceleration with the Time Cost Trade Off Method with Alternatives to
Adding Work Hours and Increasing the Number of Workers. (Case Study: Premier Estate 3 Housing Project,
Bekasi), Name: Puji Utomo, Nim: 41115120018, Advisor: Ir. Ernanda Dharmapribadi, M.M.

In analyzing the acceleration of the project duration using the Time Cost Trade Off method. Analysis is done by
speeding up (crashing) the implementation time by using alternatives to increase working hours (overtime) and
increasing the number of workers. The case study was carried out on the Premier Estate 3 development project
undertaken by PT.Rekacipta Bangun Pratama Contractor, the duration of the project implementation was
generally carried out 6 months, but the developer requested that the work be completed in 4.5 months (15 July
2019 - 30 November 2019). Thus the need for accelerating the implementation of the project 1.5 months from
the normal Schedule.

The data needed in this study include the S curve, the recapitulation of project cost calculations, the list of
Budget Plans (RAB), and the list of unit price of the worker's wages. The research method used is to design
network planning, calculate the cost slope on the addition of working hours and increase the number of
workers, calculate the direct costs and indirect costs for each activity that changes due to changes in the
duration of implementation, acceleration of work duration, calculation of the cost slope, and determination
optimum cost and duration due to the application of the crashing method. After acceleration with the crashing
method, an alternative to the addition of working hours obtained a reduction in total cost of Rp. 7,144,751 of
the total normal cost of Rp. 5,016,380,000 to Rp. 5,009,235,249 with a duration of 131 days. As for the
alternative to the addition of work, a reduction in total cost of Rp. 20,660,172 of the total normal cost of Rp.
5,016,380,000 to Rp. 4,995,719,828 with a duration of 125 days.

Keywords: Acceleration, Time Cost Trade Off, Cost Slope.

I. PENDAHULUAN dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu proyek,


biasanya akan terlihat pada waktu penyelesaian yang
1. Latar Belakang singkat, biaya minimal, akan tetapi mutu yang
Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dihasilkan tetap sesuai yang direncanakan.
dasar manusia sebagai salah satu kebutuhan primer Pengelolaan suatu proyek dilakukan secara sistematis
dan mempunyai fungsi yang strategis dalam untuk memastikan waktu pelaksanaan sesuai dengan
peranannya sebagai pusat pendidikan keluarga, yang direncanakan atau bahkan lebih cepat sehingga
persemian budaya dan peningkatan kualitas generasi memberikan keuntungan pada biaya yang
yang akan datang serta merupakan pengejawantahan dikeluarkan. Serta, menghindari dari adanya denda
jati diri, terwujudnya kesetaraan rakyat. Yang dalam akibat keterlambatan penyelesaian proyek (Priyo,
kehidupan pembangunan nasional juga merupakan 2018).
kehendak bangsa Indonesia yaitu memajukan
kesejahteraan umum, maka pembangunan nasional Studi kasus dilakukan pada proyek pembangunan
diarahkan pada pembangunan manusia seutuhnya Premier Estate 3 yang dikerjakan oleh Kontraktor
dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. PT.Rekacipta Bangun Pratama yang mengerjakan
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek rumah 19 unit, durasi pelaksanaan proyek pada
dipengaruhi oleh waktu serta biaya. Keduanya umumnya dikerjakan 6 bulan, tetapi pihak

Page 1
pengembang meminta pekerjaan selesai dalam 4,5 II. TINJAUAN PUSTAKA
bulan (15 Juli 2019 - 30 November 2019). Dengan
demikian perlu adanya percepatan pelaksanan proyek Penjadwalan Proyek
1,5 bulan dari Schedule normal. dan pihak Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan
pengembang memberikan Biaya Percepatan 6% dari suatu perencanaan ke dalam suatu diagram-diagram
kontrak awal. yang sesuai dengan skala waktu. Agar suatu proyek
dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka
Percepatan pelakasanaan proyek tidak dapat diperlukan pengaturan waktu atau penjadwalan dari
dilaksanakan tanpa adanya suatu perencanaan yang kegiatan-kegiatan yang terlibat di dalamnya.
baik. Salah satu solusi yang bisa dilaksanakan dalam Sehubungan dengan itu, maka pihak pelaksana dari
suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal
percepatan yaitu dengan penambahan jam kerja atau
kegiatan (time schedule).
penambahan tenaga kerja karena kedua alternatif ini Jadwal kegiatan adalah urutan-urutan kerja berisi,
yang sering digunakan untuk meningkatkan antara lain :
produktivitas pekerjaan dilapangan. Dengan adanya a) Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
penambahan jam kerja serta penambahan tenaga b) Waktu di mana suatu pekerjaan dimulai dan
kerja maka secara langsung akan mempengaruhi diakhiri.
c) Urutan dari pekerjaan.
biaya total dari proyek. Untuk itu perlu dilakukan
Dengan adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek
analisa untuk mengetahui alternatif percepatan mana dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang
yang lebih efisien untuk dilaksanakan. akan dilaksanakan, sehingga kelangsungan atau
kontinuitas proyek dapat dipelihara. Hal ini
2. Perumusan Masalah memudahkan pimpinan proyek untuk
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang mengkoordinasi unit-unit pekerjaan sehinga
menjadi permasalahan adalah: diperoleh efisiensi kerja yang tinggi (Soeharto, Iman,
1. Kegiatan apa saja yang harus dilakukan 1999).
percepatan supanya target percepatan dapat
Jaringan Kerja (Network Planning)
terpenuhi?
Network planning adalah suatu hubungan
2. Apakah Biaya Percepatan 6% dari kontrak ketergantungan antar variabel-variabel yang
cukup untuk memenuhi percepatan 1,5 bulan digambarkan dalam suatu diagram network.
dari schedule normal Pelaksanaan Proyek Sehingga pekerjaan yang harus didahulukan akan
Perumahan Premier Estate 3 ? diketahui atau pekerjaan yang memerlukan
penambahan jam kerja maupun penambahan tenaga
3. Maksud dan Tujuan kerja dapat diketahui pula. Agar dapat mendapatkan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan waktu dan biaya yang paling efisien (Priyo, 2018).
Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
Produktivitas
1. Mengetahui kegiatan mana yang harus Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
dipercepat pada pembangunan perumahan output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio
Premier Estate 3. antara hasil produksi dengan total sumber daya yang
2. Mengetahui nilai percepatan 6% dari digunakan. Di dalam proyek konstruksi, rasio dari
pengembang, apakah memenuhi biaya untuk produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses
pelaksanaan percepatan Proyek tersebut. kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya
tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat.
Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah
4. Manfaat Penelitian
satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan
Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir adalah
sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber
sebagai berikut :
daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang
1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan
diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-
bagi perusahaan dalam mengambil keputusan
masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki
yang berkaitan dengan kebijaksanaan
karakter masingmasing yang berbeda-beda satu sama
pelaksanaan proyek.
lainnya (Priyo, 2015).
2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost
manajemen operasional dan dapat digunakan
Trade Off)
sebagai bahan kajian untuk penelitian yang
Menurut Priyo (2018) ,Di dalam perencanaan suatu
akan datang.
proyek disamping variabel waktu dan sumber daya,
variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang
sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu

Page 2
aspek penting dalam manajemen, dimana biaya yang Dari grafik diatas, maka perumusannya dapat ditulis
timbul harus dikendalikan seminim mungkin. sebagai berikut:
Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor Volume
waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara Produktivitas Harian=
Durasi Normal
waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya
proyek yang bersangkutan.
(2.1)
Dalam penyusunan sebuah schedule proyek
konstruksi diharapkan menghasilkan schedule yang
realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu Produktivitas Harian
cara mempercepat durasi proyek adalah dengan Produktivitas Tiap jam=
analisis time cost trade off. Time cost trade off Jam Keja perhari(8 jam)
(Ervianto, 2005) adalah suatu proses yang disengaja,
sistematis dan analisis dengan cara melakukan (2.2)
pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek
yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada
jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai
Tabel .2.1 Koefisien Penurunan Produktivitas
pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope
terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan
kritis mempunyai aktivitas-aktivitas yang telah jenuh Jam Lembur Penurunan Presentasi
seluruhnya (Jam) Indeks Kerja
Produktivitas (%)
Cara Mempercepat Durasi Proyek (Crashing) 1 0,1 90
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 2 0,2 80
mempercepat durasi proyek, antara lain :
3 0,3 70
1. Penjadwalan kerja lembur
Mempercepat durasi pelaksanaan suatu kegiatan 4 0,4 60
dengan menambah jam kerja atau kerja lembur (Sumber : Iman Soeharto,1995)
merupakan salah satu usaha untuk menambah
produktivitas kerja sehingga dapat mempercepat 2. Penambahan jumlah tenaga kerja
durasi pelaksanaan sebuah kegiatan.Perhitungan Penambahan jumlah tenaga kerja dimaksudkan
rencana kerja lembur secara umum adalah : sebagai penambahan jumlah pekerja dalam suatu unit
a) Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00 – pekerjaan untuk melaksanakan suatu aktivitas
17.00), dengan 1 jam istirahat (12.00 – tertentu tanpa menambah jam kerja. Dalam
13.00),sedangkan kerja lembur dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu
setelah waktu kerja normal. diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia, karena
b) Harga upah pekerja untuk lembur penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak
Berdasarkan Kepmenakertrans No. 102 tahun boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk
2004 tentang waktu kerja lembur dan aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat
perhitungan upah kerja lembur, maka upah yang sama. Selain itu harus diimbangi dengan
pada saat kerja lembur 200% dari upah menambah pengawasan karena ruang kerja yang
normal. sesak dan pengawasan yang kurang akan
Jika seseorang terlalu lama bekerja maka menimbulkan produktivitas yang rendah.
produktivitas orang tersebut akan menurun karena
kelelahan. Adapun indikasi penurunan produktivitas Hubungan Durasi dan Biaya Pelaksanaan Proyek
pekerja terhadap penambahan jam kerja dapat dilihat
pada gambar, sebagai berikut. Penyelesaian aktivitas di dalam suatu proyek
memerlukan penggunaan sejumlah sumber daya
minimum dan durasi penyelesaian yang optimum,
sehingga aktivitas akan dapat diselesaikan dengan
biaya normal dan durasi normal. Jika suatu saat
diperlukan penyelesaian yang lebih cepat,
penambahan sumber daya memungkinkan
pengurangan durasi proyek dari suatu normalnya,
tetapi biaya yang dikeluarkan akan lebih besar lagi.
Gambar 2.1 Penurunan Produktivitas Akibat
Penambahn Jam Kerja (Sumber :Iman Dalam mempercepat penyelesaian suatu proyek
Soeharto,1999) dengan melakukan kompresi durasi aktivitas, harus
tetap diupayakan agar penambahan dari segi biaya
seminimal mungkin. Pengendalian biaya yang

Page 3
dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya inilah 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡 pekerja = 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 upah + biaya
yang akan bertambah apabila dilakukan pengurangan
alternatif percepatan (2.5)
durasi.
Biaya optimal adalah biaya total minimum proyek. 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡
Biaya total adalah jumlah biaya langsung dan biaya
(2.6)
tak langsung. Besarnya biaya ini sangat tergantung
dari lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek, Apabila waktu penyelesaian suatu aktivitas
keduanya berubah sesuai dengan waktu dan dipercepat, maka biaya langsung akan bertambah
kemajuan proyek. Walaupun tidak dapat dihitung besar sedangkan biaya tak langsung akan
dengan rumus tertentu, akan tetapi umumnya makin berkurang. Pertambahan biaya langsung untuk
lama proyek berjalan makin tinggi kumulatif biaya mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu
tak langsung yang diperlukan .Untuk menganalisis disebut cost slope (Soeharto Iman, 1995).
lebih lanjut hubungan antara biaya dan durasi suatu Crash cost – normal Cost (2.7)
kegiatan, dipakai definisi berikut : Cost Slope =
Normal duration –crash duration
• Kurun waktu normal (normal duration), yaitu
jangka waktu yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan sampai selesai dengan tingkat
produktivitas kerja normal.
• Kurun waktu dipersingkat (crash duration),
yaitu waktu tersingkat untuk menyelesaikan
suatu kegiatan yang secara teknis masih
memungkinkan.

Gambar 2.3 Grafik hubungan waktu-biaya normal


dan dipercepat untuk suatu kegiatan
(Sumber:Gray,2007)

Gambar 2.2 Grafik total biaya proyek


III. METODE PENELITIAN
(Sumber :Sofwan,1997) Lokasi Tinjauan
Produktivitas Crash=¿ Analisis dalam penelitian ini mengambil objek
penelitian pada proyek pembangunan Perumahan
Premier Estate 3 Kranggan, Bekasi
Produktivitas normal x Jumlah PekerjaanCrash
Jumlah Pekerja Normal
Tahapan Penelitian
(2.3) Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah
Crash Duration=¿ Mengidentifikasi masalah-masalah pada pelaksanaan
proyek sehingga mendapat rumusan masalah untuk
Volume dilakukan penelitian.
Produktivitas Crash 2. Studi Pustaka
(2.4)
Peneliti disini mencari referensi dan literatur dalam
melakukan penelitian, baik dari jurnal-jurnal
penelitian sebelumnya yang berhubungan dan buku-
• Biaya normal (normal cost), yaitu biaya buku referensi mengenai permasalahan yang
langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan berhubungan dan sumber internet.

kegiatan dengan kurun waktu normal. 3. Pengumpulan Data


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data
• Biaya untuk waktu dipersingkat (crash cost), yang dibutuhkan dari data sekunder. Data yang
yaitu jumlah biaya langsung untuk diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a) Jadwal pelaksanaan proyek diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu mengetahui lamanya durasi yang diperlukan
tersingkat. dalam menyelesaikan proyek.

Page 4
b) Analisa harga satuan proyek digunakan sebagai f) Menghitung dan membandingkan berapa durasi
gambaran tentang perhitungan biaya yang dan biaya optimum penyelesaian proyek mana
dikeluarkan proyek sebagai biaya normal. yang lebih optimum antara alternatif percepatan
c) Rencana anggaran biaya (RAB) proyek untuk penambahan jam kerja (lembur) atau
menentukan biaya normal yang dibuat acuan penambahan tenaga kerja yang telah dihitung.
untuk menghitung biaya percepatan. g) Dari hasil analisa yang diperoleh maka dapat
d) Gambar proyek diperlukan untuk pelengkap diambil kesimpulan dan saran yang dapat
informasi proyek yang sedang dilaksanakan. digunakan bagi pelaksanaan proyek dalam hal
durasi maupun biaya yang sebaiknya
digunakan.
4. Analisa Data
Berikut ini adalah Langkah-langkah dalam analisis Diagram Alir Penelitian
data :
a) Mengetahui latar belakang proyek.
b) Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk
proses analisa.
c) Penyusunan Network Planning, bantuan
program Microsoft Project 2016 dengan cara
seperti dibawah ini :
d) Mengidentifikasi dan memecah kegiatan-
kegiatan dari paket WBS (Work Breakdown
Structure)
e) Menentukan hubungan ketergantungan antar
pekerjaan.
f) Menyusun durasi tiap-tiap aktivitasnya
berdasarkan data penjadwalan masing-masing
kegiatan.
g) Menyusun Network Planning sesuai dengan
urutan kegiatannya.
h) Mendapatkan lintasan kritis.
Penerapan scenario crashing untuk perhitungan
crash cost dan crash duration menggunakan
beberapa alternatif percepatan yaitu penambahan jam
kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
Penerapan analisa pertukaran durasi dan biaya
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menentukan normal cost upah/jam untuk semua
kegiatan diperoleh dari perhitungan RAB. IV. HASIL DAN ANALISIS
b) Menerapkan scenario crashing dengan 2
altertanatif tadi (Penambahan waktu kerja dan Data Umum Proyek
jumlah tanaga kerja) sehingga diperoleh Nama Proyek : Proyek Pembangunan Proyek
produktivitas crash untuk menghitung crash Perumahan Premier Estate 3
duration,crash cost, dan cost slope disetiap ,Bekasi
kegiatan (Produktivitas untuk kerja lembur Luas Bangunan : 65 m2/Unit Rumah
diperhitungkan sebesar 60% dari produktivitas Pemilik Proyek : PT.Qualitas Qunci Makmur
normal) (Soeharto, 1997). Kontraktor :PT.Rekacipta Bangun Pratama
c) Setelah didapatkan nilai cost slope dari masing- Nilai Proyek : Rp. 5,518,018,000,- Incl. PPN
masing aktifitas, maka penekanan (kompresi) 10% (19 Unit Rumah)
durasi proyek dilakukan pada semua aktifitas Durasi Proyek : 6 Bulan (22 Juli 2019 –
yang berada pada lintasan kritis dan dimulai 05 Januari 2020)
dari aktifitas yang mempunyai cost slope
terendah. Daftar Kegiatan Kritis
d) Melakukan analisa Time Cost Trade Off data-
data dari perhitungan normal duration, normal
cost,crash cost dan crash duration yang
digunakan untuk menghitung percepatan durasi
proyek.
e) Membuat grafik hubungan durasi dan biaya dari
hasil pengkompresian durasi proyek.

Page 5
Volume
Produktifitas Harian=
Durasi Normal
3.833,74 kg
¿
35 hari
¿ 109,54 kg /hari
2. Menghitung produktifitas per jam (8 jam/hari).
Produktifitas Per Jam
Produktivitas harian 109,45 kg
¿ ¿
Jam Kerja Normal /hari 8 jam
¿ 13,69 kg / jam
3. Menghitung Produktifitas Lembur.
Produktifitas Lembur = jam kerja lembur x
Sumber : Data olahan peneliti,2019) koef.produktifitas x
prod.per jam
Jam kerja lembur per hari = 4 jam
Koefisien produktifitas = 60%
Metode Crashing = 4 jam x 60% x 13,69 kg/jam
Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek, = 32,86 kg
maka dilakukan percepatan durasi pekerjaan pada
kegiatan-kegiatan kritis karena lintasan kritis
menjadi penentu dalam mempercepat durasi. Pada
penelitian ini dilakukan percepatan durasi proyek 4. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash.
dengan menggunakan dua alternatif, yaitu Produktifitas harian setelah crash
penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan = Prod. Harian + Prod. lembur
jumlah pekerja. = 109,54 kg + 32,86 kg
= 142,40 kg
1. Penambahan Jam Kerja (Lembur) 5. Menghitung crash duration.
Untuk Alternatif penambahan jam kerja (lembur)
Volume Pekerjaan
rencana kerja yang akan dilakukan dalam Crash duration=
mempercepat durasi pekerjaan adalah sebagai ∏ . harian setelah crash
berikut: 3.833,74 kg
a) Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari ¿
142,40 kg
(08.00 – 17.00) dengan 1 jam istirahat (12.00 –
13.00), sedangkan kerja lembur dilakukan ¿ 27 hari
setelah waktu kerja normal selama 4 jam per Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Crash Duration
hari. Dalam seminggu dilakukan 7 hari kerja, alternatif penambahan jam kerja lembur
yaitu Senin – Minggu.
b) Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11
diperhitungkan sebagai berikut :
• Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus
dibayar upah kerja lembur sebesar 1,5 kali
upah sejam.
• Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus
dibayar upah kerja lembur sebesar 2 kali
upah sejam. (Sumber : Data olahan peneliti,2019)
c) Produktifitas untuk 4 jam kerja lembur
diperhitungkan sebesar 60% dari produktifitas 1.2 Crash Cost
normal (Soeharto, Iman, 1999). Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap.
1.1 Crash Duration 1.Menghitung harga satuan upah
Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap. Koefisien pekerjaan pembesian 10 kg Kontraktor
1. Menghitung produktifitas harian. PT.Rekacipta Bangun Pratama :
0,061 Pekerja @Rp. 110.000 Rp. 6.694
0,061 Tukang besi @Rp. 140.000 Rp. 8.519
0,006 Kepala tukang besi @Rp.182.676 Rp. 1.112
0,003 Mandor @Rp.194.274,00 Rp.676 +

Page 6
Jumlah Rp. 17.000 /10kg Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Cost Slope alternatif
2. Menghitung upah kerja harian normal penambahan jam kerja lembur
Upah kerja harian normal
= Prod. harian x Harga satuan upah kerja
= 109,54 kg/jam x 1.700 kg
= Rp. 186.210,23/hari
3. Menghitung upah kerja per jam dalam waktu
normal
Waktu normal = 8 jam
Upah kerja per jam dalam waktu normal
= Prod. per jam x Harga satuan upah kerja
= 13,69 kg/jam x 1.700 kg
= Rp. 23.276,28/jam
4.Menghitung upah kerja lembur per hari (4 jam (Sumber : Data olahan peneliti,2019)
kerja)
Waktu kerja lembur per hari = 4 jam 2.Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Upah kerja lembur per hari Untuk alternatif Penambahan jumlah tenaga kerja
=(1,50 x upah sejam normal) pada penelitian ini, rencana kerja yang akan
+ 3 x (2 x upah sejam normal) dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah
=(1,50 x 23.276,28)+ 3 x ( 2 x 23.276,28) pekerjaan adalah sebagai berikut :
= Rp. 174.572,09 a) Tenaga kerja yang ditambah adalah pekerja dan
5. Menghitung tambahan biaya listrik kerja untuk tukang (batu/kayu/besi).
lembur per hari (4 jam kerja) b) Jumlah penambahan tenaga kerja sebesar 50%
dari indeks kebutuhan tenaga kerja per hari.
ri : 8 jam) x 4 jam
=(Rp. 1.012.000 : 30 : 8) x 4
= Rp. 4.217 x 4 jam
= Rp. 16.867,00 (4 jam/hari) 2.1 Crash Duration
6. Menghitung crash cost tenaga kerja per hari 1. Menghitung produktifitas harian.
Crash cost tenaga kerja per hari
= upah harian + upah kerja lembur per hari Volume
Produktifitas Harian=
+ biaya listrik lembur (4 jam/hari) Durasi Normal
=Rp.186.210,23+Rp.174.572,09 + Rp. 16.867,00 3.833,74 kg
= Rp. 377.648,98 /hari ¿
35 hari
7. Menghitung crash cost total
Crash cost total ¿ 109,54 kg /hari
= crash cost tenaga kerja per hari 2. Menghitung produktifitas penambahan jumlah
x crash duration tenaga kerja
= Rp. 377.648,98 /hari x 27 hari Produktifitas penambahan jumlah tenaga kerja
= Rp. 10.196.522,59 = Prod.harian x Koef. Penambahan jumlah tenaga
kerja (50%)
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Crash Cost alternatif = 109,54 kg/hari x 50%
penambahan jam kerja lembur = 54,77kg/hari
3. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash.
Produktifitas harian setelah crash (penambahan
jumlah tenaga kerja)
= Prod. Harian + Prod. penambahan jumlah
tenaga kerja
= 109,54 kg/hari + 54,77 kg/hari
= 164,30 kg/hari
4. Menghitung crash duration.
(Sumber : Data olahan peneliti,2019) Crash duration
1.3 Cost Slope
Volume Pekerjaan
Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap.
¿
Cost Slope ∏ . harian setelah crash
CrashCost −Normal Cost 3.833,74 kg
¿ ¿
Normal duration−Crash duration 164,30 kg
Rp . 10.196 .522,59−Rp.6 .517 .358,01 ¿ 24 hari
¿ =Rp .459.895,57
35−27

Page 7
Tabel 4.4.Hasil Perhitungan Crash Duration Tabel. 4.5 Hasil Perhitungan Crash Cost alternatif
alternatif penambahan tenaga kerja penambahan tenaga kerja

(Sumber : Data olahan peneliti,2019)


(Sumber : Data olahan peneliti,2019)
2.3 Cost Slope
2.2 Crash Cost Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap.
Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap. Cost Slope
1. Menghitung penambahan tenaga kerja (koefisien CrashCost −Normal Cost
tenaga kerja mengikuti kontraktor) ¿
Normal duration−Crash duration
a. Penambahan pekerja/knek
= (penambahan jumlah tenaga kerja 50% x
Rp . 9.702.992,35−Rp.6 .517 .358,01
koefisien tenaga kerja kontraktor) + ¿
koefisien tenaga kerja kontraktor 35−24
= (50% x 0,0061 koefisien pekerja) + 0,0061 ¿ Rp.289 .603,12
koefisien pekerja
= 0.0091 koefisien pekerja
b. Penambahan tukang besi Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Cost Slope alternatif
=(penambahan jumlah 50% x koefisien tenaga penambahan tenaga kerja.
kerja kontraktor) + koefisien tenaga kerja
kontraktor
= (50% x 0,0061 koefisien tukang besi) +
0,0061 koefisien tukang besi
= 0.0091 koefisien tukang besi
2. Menghitung harga satuan upah setelah crash
(penambahan jumlah tenaga kerja)
Jumlah harga satuan upah crash = Koefisien
tenaga kerja crash x harga upah tenaga kerja
(Sumber : Data olahan peneliti,2019)
Koefisien pekerjaan pembesian 1 kg Kontraktor
PT.Rekacipta Bangun Pratama :
Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost
0,0091 Pekerja @Rp. 110.000 Rp. 1.004
Trade Off)
0,0091Tukang besi @Rp. 140.000 Rp. 1.278
Setelah didapat nilai cost slope dari masing-masing
0,0006 Kepala tukang besi @Rp. 182.676Rp. 111
aktifitas, maka penekanan (kompresi) durasi proyek
0,0003 Mandor @Rp. 194.274 Rp.68+
dilakukan pada semua aktifitas yang berada pada
Jumlah Rp. 2.461/kg
lintasan kritis dan dimulai dari aktifitas yang
3. Menghitung crash cost tenaga kerja per hari
mempunyai cost slope terendah agar pertambahan
Crash cost tenaga kerja per hari
biaya yang ditimbulkan seminimal mungkin.
= Prod. harian crash x Harga satuan upah kerja
crash
Untuk mendapatkan durasi dengan biaya optimum
= 164,30 kg/hari x 2.461,00/kg
dilakukan analisis crashing terus menerus sampai
= Rp. 404.291,35/hari
durasi yang ditentukan. Selanjutnya hasil dari
4. Menghitung crash cost total
perhitungan didapat dari biaya langsung yang
Crash cost total = Upah kerja harian crash x crash
kemudian ditambah dengan biaya tidak langsung
duration
sehingga didapat total biaya (total cost)
= Rp.404.291,35/hari x 24 hari
= Rp. 9.702.992,35
Waktu dan Biaya Hasil Percepatan
Biaya Total=biaya langsung+biaya tidak langsung
1. Biaya Tak Langsung Proyek (Indirect Cost)
Dalam proyek ini, biaya tak langsung terdiri dari
fixed cost dan variabel cost. Dimana biaya yang
termasuk dalam fixed cost antara lain adalah
biaya resiko kerusakan, dan biaya-biaya lain yang

Page 8
nilainya tidak terpengaruh dengan perubahan  Normal durasi diambil dari durasi perencanaan
durasi proyek. Sedangkan biaya – biaya yang 168 hari
termasuk dalam avariabel cost adalah biaya  Dari hasil perhitungan crash duration diambil
overhead. Biaya overhead adalah seluruh biaya didapat durasi percepatan 27 dari durasi nomal
untuk fasilitas tenaga perencana, pelaksana dan penyelesaian 35 hari , sehingga durasi
pekerja. Perhitungan biaya tak langsung dapat penyelesaianya maju 8 hari .
dilihat pada tabel dibawah ini:  Biaya Langsung crashing hari ke-160
= Biaya langsung normal + Biaya crashing
Tabel.4.7 Biaya Tak langsung (cost clope) + Biaya alat bantu lembur
= Rp. 4.877.219.907 + (8 x Rp. 459,895,-) +
Rp. 7.143.600
= Rp. 4.877.219.907 + Rp.3,679,164 + Rp.
7.143.600
= Rp. 4,888,042,672,-
3. Biaya total (Total cost)
Biaya total = Biaya langsung (direct cost) +
Biaya tidak langsung (inderect cost)
= Rp. 4,888,042,672.,- + Rp. 125,865,707,-
= Rp. 5,013,908,379,-
Adapun hasil perhitungan analisa waktu dan biaya
untuk alternatif penambahan jam kerja lembur &
Penambahan Jumlah tenaga kerja, pada semua
aktifitas yang berada pada lintasan kritis.Perhitungan
biaya totalnya terlihat pada table 4.8 & 4.9 dibawah
ini :

Tabel 4.8.Hasil Perhitungan biaya total untuk


(Sumber : PT. Rekacipta Bangun Pratama, 2019)
alternatif penambahan jam kerja lembur
Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile cap
(alternatif Penambahan Jam Kerja)
Pekerjaan pembesian pile cap yang memiliki cost
slope terendah dari pada pekerjaan lainya sehingga
merupakan awal dari perencanaan untuk biaya tidak
langsung.
 Normal durasi diambil dari durasi perencanaan
168 hari
 Dari hasil perhitungan crash duration diambil (Sumber : Data olahan peneliti,2019)
didapat durasi percepatan 27 dari durasi nomal Tabel.4.9 Hasil Perhitungan biaya total untuk
penyelesaian 35 hari , sehingga durasi alternatif penambahan jumlah tenaga kerja.
penyelesaianya maju 8 hari .
 Biaya tidak langsung crashing hari ke-160
= (Biaya tak langsung per hari x 160)+ biaya
tak langsung tetap (Fixed Cost)
= (Rp.768.848 x160)+ Rp.2.850.000
= Rp.125,865,707,-
2. Biaya Langsung (Direct Cost)
Contoh perhitungan pekerjaan pembesian pile
(Sumber : Data olahan peneliti,2019)
cap (alternatif Penambahan Jam Kerja) Membandingkan Waktu dan Biaya Optimum
 Biaya langsung normal = Rp. 4.877.219.907,- Setelah mengetahui besarnya biaya langsung, biaya
 Biaya alat bantu lembur: tidak langsung dan biaya total proyek percepatan,
Kabel Supreme NYM 3x2,5 mm2 (P: 250 m’) langkah selanjutnya adalah menganalisa setiap
Rp. 3,960,000 alternatif percepatan manakah durasi yang paling
Lampu Sorot Tembak LED 150watt,(8 buah) mendekati waktu penyelesaian proyek yang diminta
Rp.3,080,000 pihak pengembang yang disebut durasi optimum
Stop Kontak (2 buah) Rp. 58,600 dari setiap alternatif, sehingga dapat mengetahui
Steker Listrik Bulat Broco 13310 Putih juga biaya optimum dari durasi tersebut.
(3 buah) Rp. 45,000+
Jumlah Rp. 7,143,600 Langkah berikutnya adalah membuat grafik
hubungan antar biaya dan waktu. Dari grafik tersebut

Page 9
dapat diketahui berapa besarnya durasi dan biaya durasi penyelesaian waktu yang diminta pihak
optimum untuk penyelesaian proyek. pengembang yaitu 132 HK.
2.Tanggal penyelesaian proyek menjadi 23
November 2019 lebih maju dari permintaan pihak
pengembang pada 30 November 2019 dan dari
durasi normal yang selesai pada 5 Januari 2020.
3.Kegiatan – kegiatan yang perlu dipercepat agar
durasi menjadi 125 HK sesuai Tabel 4.10. Hasil
Perhitungan biaya total untuk alternatif penambahan
jam kerja lembur yaitu:
• Beton Kolom Struktur Lantai 1
• Bekisting Balok struktur lantai 2
• Besi pile cap
Gambar. 4.1 Hubungan waktu dan biaya total • Galian Tanah pondasi pile cap & tie beam
alternatif penambahan jam kerja (lembur) 4.Total biaya optimum proyek akibat percepatan
(Sumber : Data olahan peneliti, 2019)
durasi proyek turun yaitu dari
Rp 5.016.380.000,- menjadi Rp 4.995.719.828.-
Dari gambar Hubungan waktu dan biaya total untuk
alternatif penambahan jam kerja lembur (4 jam kerja)
Tabel.4.10 Perbandingan durasi percepatan & biaya,
diperoleh:
Akibat penambahan jam kerja (lembur) dengan
1.Waktu optimum percepatan durasi proyek dari
penambahan jumlah tenaga kerja
durasi normal 168 HK menjadi 131 HK, karena
durasi ini yang paling mendekati dan tidak melebihi
durasi penyelesaian waktu yang diminta pihak
pengembang yaitu 132 HK.
2.Tanggal penyelesaian proyek menjadi 29
November 2019 lebih maju dari permintaan pihak (Sumber : Data olahan peneliti, 2019)
pengembang pada 30 November 2019 dan dari
durasi normal yang selesai pada 5 Januari 2020. Dari Tabel Perbandingan durasi percepatan &
3.Kegiatan – kegiatan yang perlu dipercepat agar biaya,dapat diketahui dari 2 alternatif crashing yaitu
durasi menjadi 131 HK sesuai Tabel 4.9. Hasil alternatif penambahan jam kerja (lembur) dengan
Perhitungan biaya total untuk alternatif penambahan alternatif penambahan tenaga kerja. Hasil analisis
jam kerja lembur yaitu: alternatif penambahan tenaga kerja lebih
• Besi pile cap menguntungkan dari segi biaya dan waktu, karena
• Bekisting Balok struktur lantai 2 biaya total setelah crashing masih lebih kecil
• Galian Tanah pondasi pile cap & tie beam dibanding biaya total durasi normal dan percepatan
• Beton Kolom Struktur Lantai 1 durasi yang lebih optimal. Durasi normal
4.Total biaya optimum proyek akibat percepatan penyelesaian normal 168 hari, hasil crashing dari
durasi proyek turun yaitu dari alternatif ini menjadi 125 hari lebih optimal dari
Rp 5.016.380.000,- menjadi Rp 5,009,235,249,- permintaan pengembang 132 hari,sedangkan dari
segi biaya Total biaya optimum proyek akibat
percepatan durasi turun 0,41% yaitu dari
Rp.5.016.380.000,- menjadi Rp 4.995.719.828. Dari
hasil analisis metode CPM (Critical Path Method)
dengan menggunakan aplikasi Microsoft Project
mendapatkan penjadwalan yang lebih akurat.
Sehingga mengetahui alternatif untuk kegiatan-
kegiatan yang berada pada lintasan kritis yang
memudahkan kordinasi dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan juga harus dengan
pengawasan yang ketat agar produktivitas pekerjaan
Gambar.4.2 Hubungan waktu dan biaya total
pada kegiatan-kegiatan lintasan kritis yang
alternatif penambahan jumlah tenaga kerja
direncanakan dapat terpenuhi dan durasi penyelesain
(Sumber : Data olahan peneliti, 2019)
proyek sesuai yang direncanakan, sehingga
Dari gambar Hubungan waktu dan biaya total untuk memberikan berbagai keuntungan lebih dari segi
alternatif penambahan jumlah tenaga kerja dapat waktu maupun biaya.
diperoleh:
1.Waktu optimum percepatan durasi proyek dari
durasi normal 168 HK menjadi 125 HK, karena V. KESIMPULAN DAN SARAN
durasi ini yang paling mendekati dan tidak melebihi Kesimpulan

Page 10
Berdasarkan hasil analisis Time Cost Trade Off yang 3.Kontraktor hendaknya mengadakan pengawasan
telah dilakukan pada Proyek pembangunan yang ketat terutama pada aktivitas -aktivitas pada
Perumahan Premier Estate 3 Bekasi , dapat ditarik lintasan kritis untuk menghindari terjadinya
kesimpulan : keterlambatan, selain itu jika terjadi keterlambatan
1.Dengan mengunakan metode CPM, posisi lintasan akan segera dapat diatasi agar durasi penyelesain
kritis ada 10 pekerjaan yaitu Galian tanah pondasi proyek sesuai yang direncanakan.
pile cap & tie beam ,Besi pile cap,Besi Tie
beam,Beton Kolom struktur lantai 1 ,Besi kolom
struktur lantai 1 ,Bekisting balok struktur lantai 2 ,
Pas. dinding 1/2 bata/ 1 : 5 lantai 1,Plester dinding
bata 1: 5 Lantai 1,Acian dinding bata lantai 1,Cat
dinding dalam,pekerjaan – pekerjaan tersebut dapat
dijadikan alternatif crashing .Sedangkan hasil
analisa kegiatan pada lintasan kritis yang
dilakukan percepatan agar target percepatan dapat
terpenuhi dari durasi normal 6 bulan (168 hari)
menajadi 4,5 bulan (kurang dari 132 hari)
membutuhkan 4 pekerjaan yaitu pekerjaan Besi
kolom struktur lantai 1, Bekisting balok struktur
lantai 2, Besi pile cap, Galian tanah pondasi pile
cap & tie beam.
2.Biaya percepatan pihak kontraktor mendapat
tambahan biaya sebesar 6% dari total nilai proyek
dari pihak pengembang atau senilai
Rp.300,982,800 untuk mempercepat durasi
penyelesain proyek. Sedangkan dari hasil analisa
percepatan durasi biaya optimum masih lebih kecil
dari nilai kontrak Rp.20,660,172 atau 0,41%
Sehingga tambahan biaya untuk percepatan dari
pengembang tersebut belum terpakai untuk
percepatan proyek sehingga menjadi keuntungan
lebih untuk kontraktor.

Saran
Dari hasil analisa Time Cost Trade Off yang telah
dilakukan, penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1.Sebaiknya Kontraktor bila mendapatkan proyek
dengan durasi relatif lebih pendek dari durasi
normal harus memperhatikan keakuratan dalam
pembuatan penjadwalan penyelesaian proyek,
karena penjadwalan yang baik akan memberikan
berbagai keuntungan dari segi waktu maupun
finansial.
2.Kontraktor sebaiknya menyiapkan alternatif jadwal
menggunakan metode CPM (Critical Path Method)
bisa dengan menggunakan Microsoft Project
karena aplikasi ini secara khusus dirancang untuk
melakukan penjadwalan yang lebih akurat.
Sehingga mengetahui alternatif untuk kegiatan-
kegiatan yang berada pada lintasan kritis untuk
memudahkan kordinasi dalam melakukan
perencanaan dan pelaksanaan agar proyek-proyek
berikutnya dapat dilaksanakan dengan lebih
efisiensi dan mencapai hasil optimal.

Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Ardien Aslam Muhammad.2015. “Analisa Time Cost
Trade Off pada Proyek Sentral Gadang
Malang”. Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1.
Arif Yun Pramono. 2019. “Alternatif Penjadwalan
Terhadap Pekerjaan Struktur Dengan Metode
CPM (Critical Path Menthod) Studi Kasus
Proyek Rukan Graha Emerald Gading
Serpong.”
Badri, Sofwan, 1997. “Dasar-dasar Network
planning.” Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ebeneser Simanjuntak. 2015. “Analisa Waktu Dan
Biaya Optimum Pada Proyek Konstruksi
Jembatan Studi Kasus Proyek Konstruksi
Jembatan KA Lintas Bandar Tinggi-Kuala
Tanjung”.
Elisabeth Riska Anggraeni.2017.“Analisis
Percepatan Proyek Menggunakan Metode
Crashing Dengan Penambahan Tenaga Kerja
Dan Shift Kerja Studi Kasus :Proyek
Pembangunan Hotel Grand Keisha,
Yogyakarta.”
Ervianto, Wulfram I.2005. “Manajemen Proyek
Konstruksi.” Andi Offset, Yogyakarta.
Etik Trimiarsih. 2018. “Analisis Percepatan Untuk
Pelaksanaan Proyek Kontruksi Studi Kasus
Proyek Pembangunan Gudang PT. Inbisco
Niagatama Semesta, Serang, Banten.”
Giri, Fika, Aspia Ningrum, and Widi Hartono. 2017.
“Penerapan Metode Crashing Dalam
Percepatan Durasi Proyek Dengan Alternatif
Penambahan Jam Lembur dan Shift Kerja
( Studi Kasus : Proyek Pembangunan Hotel
Grand Keisha , Yogyakarta ).” 583–91.
Gray, C. F.2007. “Manajemen Proyek Proses
Manajerial.” Edisi ketiga, Andi, Yogyakarta.
Husein, A. 2009.“Manajemen Proyek.”Andi,
Yogyakarta.
Imam Ahmadi.2013. “Penerapan Metode Time Cost
Trade Off Analisis Pekerjaan Struktur Proyek
Universitas Widya Mandala.” Skripsi Teknik
Sipil Universitas Mercubuana.
Kepmenakertrans No. 102 Tahun 2004 tentang
waktu kerja lembur dan perhitungan upah
kerja lembur.
Priyo, Mandiyo and Meiki R.A.P. 2018. “Studi
Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode
Time Cost Trade Off pada Proyek Konstruksi
Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor).
Semesta Teknika, Yogyakarta.”
Saeful ,Umam.2018.“Analisa Alternatif Penjadwalan
Menggunakan Critical Path Method (CPM)
Studi Kasus Proyek Pembangunan Wisma
Flat Kedoya Selatan Jakarta Barat.”
Sekaran, Uma.2011. “Research Methods for business
Edisi I and 2.” Jakarta: Salemba Empat.
Soeharto, Iman. 1995.“Manajemen Proyek (dari
konseptual sampai operasional)”. Erlangga,
Jakarta.

Page 12
Soeharto, Iman. 1997. “Manajemen Proyek (dari
konseptual sampai operasional)”. Jilid 2,
Erlangga, Jakarta.
Soeharto, Iman. 1999. “Manajemen Proyek (dari
konseptual sampai operasional)”. Jilid 3,
Erlangga, Jakarta.
Sri Setiawati. 2017. “Penerapan Metode CPM Dan
PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi
(Studi Kasus: Rehabilitasi / Perbaikan Dan
Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah
Lintas Kabupaten/Kota D.I Pekan Dolok”.
Pratama ,Indra.2019. “Optimalisasi Penjadwalan
Proyek dengan Metode Least Cost Scheduling
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Dermaga
Pelindo I Medan)”.
Yohanes Stefanus.2017. “Analisis Percepatan Waktu
Penyelesaian Proyek Menggunakan Metode
Fast-Track Dan Crash Program Analysis Of
Acceleration Time Of Project Solving Using
Fast-Track And Crash Program Method.”

Page 13

You might also like