You are on page 1of 14

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB

KETERLAMBATAN PADA PELAKSANAAN


PROYEK MENARA JAKARTA KEMAYORAN
Sri Sulastri1, Panani Kesai2
1
Undergraduate Student, Civil Engineering, Mercu Buana University, Jakarta, Indonesia.
2
Lecturer, Civil Engineering, Mercu Buana University, Jakarta, Indonesia.

Abstract:
Title: Analysis of Factors Causing Delays in the Construction of Menara Jakarta Kemayoran Project, Name:
Sri Sulastri, NIM: 41118120116
Every construction project generally has an implementation plan and schedule. Construction plan creation
refers to the estimate when the building plan is made. Problems can arise if there is a mismatch between the
plan and its implementation. The Menara Jakarta Kemayoran Central Jakarta project experienced a delay of
32.54% in March.
There are many factors that cause delays, the aim of this study is to find out what area factors cause delays in
the construction projects and the dominant factors that cause delays in the construction of Jakarta Kemayoran
Tower Project. The research method used in this research is descriptive quantitative by determining the
research variables based on previous journals. Supported by the distribution of the 1st stage questionnaire
which was distributed to 7 experts and the 2nd stage questionnaire which was distributed to 40 respondents.
Questionnaires were distributed with respondents staff contractors and sub contractors at the Jakarta
Kemayoran Tower Project. The questionnaire analysis was assisted by the SPSS program. The analysis used is
descriptive statistical analysis, validity test, reliability test, normality test, multiple regression test, T- test, F-
test, and the coefficient of determination. Based on the results of the SPSS 25 analysis, there are 4 factors that
cause delays in the Jakarta Tower Project, namely: (1) There has been a design change by the owner, (2)
Preparation of work schedules and revisions by the consultant while construction is underway. The dominant
factors causing delays in the Jakarta Tower Project are time and control factors with indicators: Preparation of
work schedules and revisions by consultants when construction is ongoing with the highest regression
coefficient value of 0.526 with a coefficient of determination of 86.2%
Keywords: Causes of delays, construction projects, Jakarta Tower Project, SPSS

I. PENDAHULUAN pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan


disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang
1. Latar Belakang
akan ditentukan.
Setiap kegiatan proyek konstruksi diperlukan
Proses pelaksanaan suatu proyek terdiri dari
perencanaan yang matang dan terstruktur.
berbagai aktifitas yang saling berkaitan satu sama
Termasuk dalam hal penjadwalan yang dibuat
lain. Jika terjadi keterlambatan pada salah satu
untuk menggambarkan perencanaan dalam skala
aktivitas dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek.
waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas
Keterlambatan proyek dapat menimbulkan dampak
dimulai, ditunda, dan diselesaikan maupun
negatif misalnya penurunan kredibilitas kontraktor
dipercepat waktu pengerjaannya, sehingga
dan pembengkakan biaya.

Page 2
Proyek pembangunan Menara Jakarta dimulai pada 3. Perumusan masalah
tanggal 1 Oktober 2017 yang berlokasi di Jalan Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan
Trembesi Raya Blok D Komplek Kota Baru Bandar beberapa rumusan masalah yang akan dibahas :
Kemayoran - Jakarta Utara. Proyek Menara Jakarta
a. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
ini terdiri dari 2 Tower Condo, 3 Tower Suite, 1
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan
Tower Office dan Mall.
Proyek Menara Jakarta Kemayoran ?
Pembangunan proyek Menara Jakarta dikerjakan
b. Apa faktor paling dominan penyebab
oleh PT. Multibangun Adhitama Konstruksi, selaku
keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
kontraktor utama, yang mempunyai ruang lingkup
Jakarta Kemayoran ?
pekerjaan struktur dan arsitektur pasangan dinding
bata. c. Apa solusi alternatif penyelesaian
terhadap faktor dominan penyebab
Berdasarkan hasil wawancara di proyek Menara
keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
Jakarta, PT. Multibangun Adhitama Konstruksi
Jakarta Kemayoran ?
selaku kontraktor utama proses pembangunan yang
dimulai pada pekerjaan struktur, mengalami 4. Maksud dan Tujuan Penelitian
berbagai macam permasalahan jika dilihat dari S- Adapun maksud dan tujuan dari perumusan
curve progress (terlampir) proyek Menara Jakarta masalah di atas yang akan dicapai dalam
ini pada bulan Maret mengalami keterlambatan penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
sebesar 32,54%. a. Mengetahui faktor–faktor penyebab
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan
Berdasarkan hasil obsevasi, diduga keterlambatan
sub struktur pada Proyek Menara Jakarta
terjadi disebabkan banyak faktor diantaranya
Kemayoran.
adalah faktor design yang berubah-rubah dan
b. Memperoleh faktor paling dominan
tenaga kerja tidak tercukupi. Faktor ini akan
penyebab keterlambatan pekerjaan Proyek
menjadi pedoman bagi owner atau kontraktor yang
Menara Jakarta Kemayoran.
terlibat dapat membuat perencanaan dan
c. Mendapatkan solusi alternatif
penjadwalan yang lebih baik lagi.
penyelesaian yang perlu diambil terhadap
Penyebab keterlambatan suatu proyek dapat di faktor paling dominan penyebab
analisis berdasarkan data statistik dan nantinya keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
akan di ketahui faktor-faktor dominan penyebab Jakarta Kemayoran.
keterlambatan proyek Menara Jakarta ini. Faktor
dominan tersebut diharapkan dapat dipakai sebagai
dasar perbaikan internal manajemen agar proyek 5. Manfaat Penelitian
selanjutnya tidak mengalami kesalahan yang sama Manfaat dari penelitian ini adalah :
dan dapat selesai tepat waktu. Berdasarkan latar
1. Memperkaya konsep atau teori yang
belakang diatas, peneliti tertarik untuk membuat
membantu perkembangan ilmu
sebuah penelitian tugas akhir yang berjudul
pengetahuan terhadap manajemen
“ANALISIS FAKTOR PENYEBAB
konstruksi, khususnya yang terkait dengan
KETERLAMBATAN PADA PELAKSANAAN
faktor – faktor yang menyebabkan proyek
PROYEK MENARA JAKARTA
tersebut dipercepat, meskipun proyek
KEMAYORAN“ 
tersebut tidak mengalami masalah contoh
keterlambatan, dan mengetahui dampak
yang akan timbul dari proyek yang
2. Identifikasi Masalah melakukan percepatan pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
identifikasi masalah yang terjadi di Proyek 2. Hasil dari penilitian dapat dipergunakan
Menara Jakarta Kemayoran, yaitu: sebagai bahan pertimbangan dalam
a. Adanya faktor penyebab keterlambatan merencanakan dan menjalankan proyek
pada pelaksanaan pekerjaan Proyek baik dalam skala besar maupun skala
Menara Jakarta Kemayoran kecil.
b. Faktor variabel manakah yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap keterlambatan
pekerjaan Proyek Menara Jakarta II. TINJAUAN PUSTAKA
Kemayoran
Manajemen Proyek
c. Solusi alternatif penyelesaian terhadap
Manajemen proyek adalah manajamen yang
faktor dominan penyebab keterlambatan
mencangkup semua perencanaan, pelaksanaan,
pekerjaan Proyek Menara Jakarta
pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari
Kemayoran
awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, 8. Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto Wulfram, Management)
2005).
9. Manajemen Pengadaan Proyek (Project
Aspek Manjemen Proyek Procurement Management)
Menurut (PMBOK GUIDE–Fifth Edition, p.27-28)
10. Manajemen Pemangku Kepentingan
manajemen proyek meliputi beberapa tahapan,
Proyek (Project Stakeholder
yaitu proses inisiasi, proses perencanaan, proses
Management)
pelaksanaan, proses pengontrolan, proses
penutupan. Keterlambatan Proyek
Keterlambatan pada proyek adalah sebagaian
1. Proses Inisiasi, adalah kelompok proses
waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan
untuk mendapatkan pengesahan untuk
sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan
memulai suatu proyek.
beberapa kegiatan pada pelaksanaan menjadi
2. Proses Perencanaan, adalah kelompok tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai
proses yang diperlukan untuk menetapkan jadwal yang telah direncankan (Ervianto Wulfram,
skop proyek, dan mendefinisikan aktifitas 2005)
yang diperlukan untuk mencapai obyektif
Jenis-Jenis Keterlambatan
untuk mana proyek diadakan.
Keterlambatan pada proyek kontruksi dapat
3. Proses Pelaksanaan, adalah kelompok digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok (Ervianto
proses yang dilaksankan untuk Wulfram, 2005) yaitu:
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
1. Excusable delay, adalah gagalnya pihak
telah direncanakan sesuai spesifikasi yang
pengelola kontruksi menepati waktu
telah ditentukan.
penyelesaian sesuai dengan perjanjijan
4. Proses Pengontrolan, adalah kelompok yang telah disepakati. Penyebab kegagalan
proses yang diperlukan untuk menelusuri, pada proyek ini adalah permasalahan
mereview, dan mengatur kembali progress desain, perubahan pekerjaan oleh pemilik
dan kinerja proyek. proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi
normal, perselisihan pekerja, dan bencana
5. Proses Penutupan, adalah kelompok
alam.
proses yang dilaksankan untuk mengakhiri
proses manajemen proyek dan menutup Excusable delay sendiri dapat
proyek. dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu :
PMBOK Compensable & Noncompensable
PMBOK Project Management Knowledge Area
Excusable delay dapat dikelompokan
(PMBOK GUIDE–Fifth Edition) adalah
kedalam compensable maupun
komponen-komponen atau pembagian lingkup
noncompensable. Jika keterlambatan
bahasan atau bidang pengetahuan yang ada di
masuk dalam kategori compensable maka
dalam management proyek, yang terdiri atas
pihak yang dirugikan akan mendapat
sepuluh (10) area (Pastiarsa, 2015) yaitu:
tambahan waktu dan biaya ganti rugi
1. Manajemen Integrasi Proyek (Project sesuai dengn analisis yang telah
Integratiom Management) disepakati.
2. Manajemen Skop Proyek (Project Scope Critical & Noncritical Delay
Management)
Kondisi yang tidak menyebabkan
3. Manajemen Waktu Proyek (Project Time terjadinya penambahan waktu
Management) penyelesaian proyek disebut noncritical
delay. Kondisi yang menyebabkan
4. Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
terjadinya perubahan/bertambahnya waktu
Management)
penyelesaian proyek kontruksi disebut
5. Manajemen Kualitas Proyek (Project critical delay.
Quality Management)
2. Nonexcusable delay, adalah suatu kondisi
6. Manajemen SDM Proyek (Project Human saat terjadi penundaan pekerjaan yang
Resources Management) disebabkan oleh pihak pelaksana
kontruksi. Penyebab kegagalan pada
7. Manajemen Komunikasi Proyek (Project
kelompok ini adalah perencanaan
Comunication Management)
pelaksanaan yang tidak tepat oleh
kontraktor, ketidakmampuan sumber daya
manusia yang dimiliki kontraktor, Analisis Statik Deskriptif
kegagalan subkontraktor. Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data
mentah ke dalam suatu bentuk yang akan membuat
Nonexusable delay dapat berakibat
pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan
pemutusan hubungan kerja/kontrak. Pada
maksud dari data atau angka yang ditampilkan.
umumnya, nonexcusable delay tidak akan
Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk
pernah mendapatkan perpanjangan waktu
menggambarkan jawaban-jawaban responden.
akan tetapi kontraktor akan melakukan
markup dalam schedule dengan Yang termasuk didalamnya ialah distribusi
melakukan percepatan pekerjaan. frekuensi. Distribusi frekuensi menggambarkan
pengaturan data secara teratur didalam suatu tabel.
Penyebab Keterlambatan
Data diatur secara berurutan sesuai dengan besar
Berikut ini beberapa hal yang mungkin bisa
kecilnya angka yang didapat.
menyebabkan suatu proyek mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaanya (Pastiarsa, Cara Kerja Program SPSS
2015) yaitu: Program SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) digunakan dalam metode kuantitatif
1. Sasaran proyek dan kriteria sukses proyek
mulai dari penyusunan kuesioner. SPSS yang
tidak jelas. Kaitannya antara proyek
dipakai dalam metode penelitian ini adalah SPSS
dengan rencana strategis organisasi tidak
tipe 20. Kuesioner disusun untuk memperoleh
jelas.
informasi yang relevan dengan tujuan kajian, serta
2. Minimnya keterlibatan pengguna jasa informasi yang valid dan reliable. Isi pertanyaan
sejak awal proyek dan minimnya dalam kuesioner berupa fakta, pendapat dan sikap,
dukungan dan komitmen manajemen level informasi, atau persepsi-diri.
atas kepada tim proyek.
3. Kurang efektifnya komunikasi dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN
stakeholder atau pemangku kepentingan
proyek selama proyek berlangsung. Uraian Umum
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
4. Schedule proyek dan anggaran proyek
ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu
yang tidak realistis
penelitian dengan mengumpulkan data primer dan
5. Ruang lingkup proyek tidak jelas. data sekunder. Data diperoleh dengan melakukan
Spesifikasi atau persyaratan proyek selalu penelitian langsung di proyek Menara Jakarta. Data
berubah-ubah. Tidak adanya sistem primer adalah data yang diperoleh langsung dari
pengendalian perubahan yang terintegrasi. sumber pertama baik dari individu maupun
perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian
6. Produktifitas yang rendah dan sumber
kuesioner, dan data sekunder adalah data yang
daya yang tidak efisien.
bersumber langsung dari pihak proyek, data
7. Minimnya keahlian dan kurangnya teknik- sekunder ini berupa S- curve proyek, laporan
teknik manajemen proyek dan manajemen bulanan, dan buku atau jurnal. Studi ini dilakukan
risiko yang telah teruji. dengan mengumpulkan literatur dan data sekunder
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan,
8. Prosedur dan dokumentasi yang tidak baik kemudian menentukan teknik pengumpulan data
serta tidak belajar dari proyek yang digunakan dan diperjelas dengan adanya
sebelumnya. analisis dengan metode statistik parametris dengan
9. Kurangnya perhatian untuk mengurai bantuan komputer program SPSS.
rencana dan pelaksanaan menjadi langkah-
langkah yang mudah dalam
pengelolannya. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Dilakukan di proyek Menara Jakarta
10. Perubahan pada faktor lingkungan politik, Jalan Trembesi Raya Blok D Komplek Kota Baru
ekonomi, dan sosial budaya. Bandar Kemayoran - Jakarta Utara.
11. Kesalahan dalam meramalkan kontinuitas
pasokan bahan baku.
Variabel Penelitian
12. Kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan kerja dengan ketersediaan
tenaga kerja.
Dalam penelitian ini ada beberapa situasi kejadian Dengan :
yang bisa mempengaruhi pelaksanaan
n = jumlah sampel yang diperlukan
keterlambatan Proyek Menara Jakarta dan variabel
– vaiabel yang mempengaruhinya akan dijadikan N = Ukuran populasi yang diketahui
identifikasi awal pada kuesioner pendahuluan yang
e = Presentase kesalahan yang ditolerir (5%)
akan disebarkan.
Instrumen
Jenis – jenis variabel penelitian dapat
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang
dikelompokan menurut beragam cara, namun
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
terdapat tiga jenis pengelompokan variabel yang
kegiatanya mengumpulkan data agar kegiatan
sangat penting dan mendapatkan penekanan.
tersebut menjadi sistemtis dan mudah. Maka
Karlinger, (2006: 58) antara lain :
pengumpulan pada penelitian menggunakan
1. Variabel bebas sering disebut independent, kuesioner/wawancara. Setelah seluruh data dan
variabel stimulus, predictor, antecedent. informasi yang diperoleh dari proyek dilakukan
Variabel bebas adalah variabel yang tahapan analisis dengan menggunakan alat bantu
mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau software Statistical Product and Service
perubahannya atau timbul variabel terikat. Solutions ( SPSS ).
Variabel terikat adalah kondisis yang hendak
kita jelaskan.
2. Kuesioner
2. Variabel kontinu sebuah variabel kontinu
Pengumpulan data dengan metode angket yaitu
memiliki sehimpunan harga yang teratur
menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
dalam suatu cakupan (range) tertentu.
akan diisi atau dijawab oleh para responden yaitu
3. Variabel kategori yaitu yang berkaitan dengan seluruh staff dan karyawan PT. Multibangun
suatu jenis pengukuran yang dinamakan Adhitama Konstruksi Proyek Menara Jakarta.
pengukuran nominal. Dalam pengukuran
Sebelum disebar keseluruh responden yang ada
nominal terdapat dua himpunan bagian
pada proyek Menara Jakarta peneliti melakukan
(subset) atau lebih yang merupakan bagian
langkah awal yaitu melakukan kuesioner pakar
dari himpunan (set) obyek yang diukur. Jadi
untuk melakukan tahap wawancara atau pengisian
persoalah variabel ini adalah anatara “ ya”
kuesioner kepada para responden lainnya.
atau “tidak”.
Responden diminta mengisi daftar pertanyaan
kemudian memintanya untuk mengembalikannya
1. Populasi dan Instrumen Penelitian kepada peneliti secara langsung dan peneliti
Populasi mengumpulkan angket yang telah diisi oleh para
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas responden. Kemudian kuesioner harus dicek
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan apabila kuesioner diisi tidak lengkap maka
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti kuesioner tidak dapat diolah datanya.
untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan Kuesioner Tahap 1
(Sugiyono – 2011:80). Untuk langkah awal Merupakan kuesioner yang ditunjukan untuk
penellitian harus menentukan secara jelas mengenai validasi variabel bebas oleh para pakar yang
populasi sasaran penelitian dan keseluruhan obyek terlibat secara langsung pada proyek Menara
penelitian yaitu seluruh staff yang bekerja pada PT. Jakarta. Bertujuan umtuk mengeliminasi variabel
Multibangun Adhitama Konstruksi Proyek Menara yang tidak digunakan pada kuesioner tahap
Jakarta. selanjutnya.
Sampel Kuesioner tahap 2
Menurut (Sugiyono, 2011), sampel adalah bagian Kuesioner yang merupakan hasil validasi aspek
atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh aspek yang terkait penyebab keterlambatan pada
populasi tersebut. Populasi penelitian ini adalah proyek Menara Jakarta. Kemudian dilakukan
seluruh staf karyawan yang bekerja pada PT. pengisian kuesioner yang diberikan pada responden
Multibangun Adhitama Konstruksi selaku main untuk mengetahui nilai dampaknya terhadap
kontraktor di Proyek Menara Jakarta yang keterlambatan. Adapun kriteria untuk pengisian
berjumlah 62 orang. Kemudian untuk menentukan kuesioner tersebut yaitu seluruh karyawan yang
jumlah sampel dengan ukuran populasi digunakan memiliki pendidikan yang menunjang dibidangnya
rumus Slovin. dan mempunyai pengelaman pekerjaan pada bidang
Dengan persamaan sebagai berikut ; konstruksi kurang lebihnya bekerja minimal 2
tahun.
N
n=
1+ N ¿ ¿
6. Uji T
3. Metode Uji Validitas Dan Uji Realibilitas Uji ini menguji bagaimana pengaruh terhadap
Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-
analisis data dengan cara kuantitatif, yaitu hasil sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat
survey berupa angket kuesioner dan wawancara dilakukan dengan membandingan t hitung dengan t
dari pakar dan responden diolah sesuai dengan tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada
metode yang digunakan. masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan
uji F (dilihat perhitungan SPSS pada Coef
Adapun metode analisis data yang digunakan pada Regression Full Mode/ Enter) atau bisa diganti
penelitian ini adalah analisis statik dengan dengan metode Stepwise.
menggunakan program SPSS.
7. Koefisien Determinasi (R2)
Uji Validitas Adjusted R square digunakan untuk mengetahui
Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh (satu). Koefisien determinasi (R2) nol variabel
kuesioner tersebut. Analisis ini dengan cara independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan variabel dependen
skor.
8. Validasi Pakar Tahap Ahir
r =N ∑ XY −( ∑ x ) ¿ ¿ ¿ Kuisioner pakar tahap awal dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait
Dimana : yaitu koordinator manajer dan manajer unit Proyek
r = Koef Korelasi Menara Jakarta Kemayoran. Mengenai hasil dari
penelitian yang ada di lapangan dan peneliti
y = Skor Total Tiap Responden meminta masukan dan tindakan perbaikan dengan
n = Jumlah Responden pakar.

x = Skor Tiap Variabel


Uji Realibilitas IV. HASIL DAN ANALISIS
Reliabilitas artinya konsisten atau stabil. Untuk uji Data Keterlambatan Proyek
reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha. Pelaksanaan pembangunan proyek Menara Jakarta
Menurut salah satu referensi, jika nilai Cronbach’s diketahui mengalami keterlambatan. Keterlambatan
Alpha > 0,6 maka dikatakan reliable (Sarwono, tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi data
2015). Kurva S, yang mengalami keterlambatan sebesar
0,00 – 0,40 = kurang reliabel 32.54% yang semula di proyeksikan selesai pada
bulan April 2020 akan tetapi sampai bulan tersebut
>0,40 – 0,60 = cukup reliabel proyek masih tetap berjalan.
0,60 – 1,00 = reliabel diterima Kuesioner Tahap Pertama
4. Analisis Deskriptif Dalam tahap ini para pakar memberikan tanggapan
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan terhadap 6 variabel independen beserta indikator
untuk menganalisis data dengan cara penelitian yang diajukan oleh penulis. Setelah
mendeskripsikan atau menggammbarkan data yang kuesioner terkumpul, lalu dilakukan proses
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa eliminasi yakni indikator maupun variabel yang
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku tidak disetujui oleh pakar akan dibuang dan tidak
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2009:147 dipergunakan pada pengumpulan data tahap kedua
dalam Ghina Utami, 2017). Analisis ini memiliki yaitu kuesioner tahap kedua kepada responden
kegunaan untuk menyajikan karakterisitik yakni jajaran staff PT. Multibangun Adhitama
tertentu suatu data dari sampel tertentu. Konstruksi yang bekerja di proyek Pembangunan
Menara Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat. Berikut
5. Analisis Regresi Linear Berganda adalah table validasi awal pakar penelitian
Regresi merupakan alat yang digunakan untuk keterlambatan Pembangunan Menara Jakarta.
mengulur pengaruh dari perubahan setiap
perubahan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan kata lain, digunkan untuk menaksir
variabel terikat (Y) setiap ada perubahan variabel
bebas (X) Bentoro dalam Prayogo, (2011).
Tabel 1. Hasil Kuesioner Variabel Pakar Tahap SMA/SMK 8 20.0%
Awal Variabel X D3 5 12.5%
S1 26 65.0%
S2 1 2.5%
Jumlah 40 100.00%
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)
Tabel 5. Distribusi Jabatan Responden
Frekuen Prosentas
Jabatan
si e
Project Manager 1 2.5%
Deputy Project Manager 1 2.5%
Quality Control 10 25.0%
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020) Engineering 2 5.0%
Kuesioner Tahap Kedua Site Manager 4 10.0%
Setelah dilakukan penyesuaian dengan hasil Quantity Surveyor 3 7.5%
validasi terhadap para pakar, maka dilakukan Supervisor 14 35.0%
pengumpulan data tahap kedua. Dimana pada tahap Surveyor 2 5.0%
ini, pengumpulan data dilakukan dengan Drafter 1 2.5%
menyebarkan kuesioner kepada 40 orang responden Time Control 1 2.5%
yang didapat berdasarkan rumus Slovin (dalam 2.5%
Admin 1
Riduwan, 2005:65)
Jumlah 40 100.00%
Responden dalam penelitian ini adalah random (Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)
sample dimana para responden memiliki Persepsi Responden Terhadap Faktor Penyebab
pendidikan yang menunjang di bidangnya dan Keterlambatan
memiliki pengalaman pada proyek konstruksi Data primer yang telah dikumpulkan pada
gedung (minimal 1-2 tahun). Responden diminta penelitian ini merupakan hasil jawaban dari
untuk mengisi kuesioner mengenai tingkat responden dalam menjawab pernyataan-pernyataan
pengaruh suatu peristiwa terhadap keterlambatan pada kuesioner yang telah disebar alat ukur yang
pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Menara digunakan adalah skala likert. Pengukuran jawaban
Jakarta Kemayoran. setiap pernyataan mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negative.
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Berikut adalah hasil penelitian persepsi responden
Jumlah Presentase
Kelamin terhadap faktor penyebab keterlambatan.
Laki-laki 35 87.5%
Perempuan 5 12.5%
Jumlah 40 100.0%
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)
Tabel 3. Distribusi Usia Responden
Kelompok
Jumlah Prosentase
Usia
≤ 20 0 0.0%
21-30 14 35.0%
31-40 10 25.0%
41-50 12 30.0%
>50 4 10.0%
Jumlah 40 100.00%
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)

Tabel 4. Distribusi Pendidikan Terakhir


Responden
Pendidikan
Jumlah Prosentase
Terakhir
Tabel 6. Hasil Tanggapan Para Responden gambaran sekilas dan ringkas dari data yang
Terhadap Faktor-Faktor Penyebab didapat (Galuh, 2011 dalam Ghina Utami, 2017).
Keterlambatan Proyek Menara Jakarta
Dengan menggunakan program SPSS versi 23,
didapat nilai sum, mean, median, mode, standard
deviation, dll. Melalui analisis statitistik deskriptif
akan diperoleh gambaran sekilas mengenai sub
faktor-faktor penyebab keterlambatan yang
memiliki skala tertinggi pada proyek yang dilihat
dari skor total tertinggi pada masing-masing
variabel. Hasil analisis deskriptif akan disajikan
dalam masing-masing variabel. Berikut ini adalah
tabulasi hasil analisis deskriptif variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y) untuk
faktor-faktor penyebab keterlambatan pada tahap
pelaksanaan pekerjaan pada Proyek Menara Jakarta
Kemayoran.
Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Min Max Sum Mean
Deviation
X12 40 2 5 135 3.38 1.170
X21 40 2 5 170 4.25 1.080
X24 40 1 5 128 3.20 1.244
X42 40 3 5 172 4.30 0.758
X43 40 3 5 163 4.08 0.764
X51 40 1 5 135 3.38 1.334
X53 40 1 5 112 2.80 1.363
X61 40 3 5 163 4.08 0.764
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)
X62 40 1 5 128 3.20 1.244
X81 40 2 5 153 3.83 0.958
Uji Instrumen Penelitian X87 40 3 5 163 4.08 0.764
Uji instrument penelitian memegang peran Valid N
(listwise 40
yang sangat penting dalam penelitian )
kuantitatif karena kualitas data yang (Sumber : Data Olahan Penulis, 2020)
digunakan dalam banyak hal ditentukan
Berdasarkan data di atas, indikator yang memiliki
oleh kualitas instrument yang digunakan. skor tertinggi yaitu pada kategori faktor keuangan
Kriteria instrumen yang baik salah satunya (financial) pada kode indikator pernyataan X4 2
adalah memenuhi validitas dan reliabilitas. “Keterlambatan proses pembayaran oleh owner”
Adapun uji instrument pada penelitian kali dengan skor total 172 dan rata rata 4.30, hal ini
menyatakan bahwa berdasarkan analisis statistik
ini menggunakan SPSS versi 25 .analisis
deskriptif, faktor paling dominan yang
statistik deskriptif, uji validitas,uji menyebabkan keterlambatan Proyek Menara
reliabilitas, uji normalitas, analisis regresi Jakarta Kemayoran adalah adalah faktor keuangan.
linear berganda, uji t dan uji F. 2. Uji Validitas
1. Analisis Deskriptif Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2016).
untuk menganalisis data dengan cara Untuk mendapatkan data primer penelitian
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dilakukan penyebaran kuesioner kepada 40 orang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa responden di Proyek Menara Jakarta.
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
Pada software SPSS teknik pengujian yang sering
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009:
digunakan untuk menguji validitas adalah
147 dalam Ghina Utami, 2017). Analisis ini
menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan
memiliki kegunaan untuk menyajikan karakteristik
Corrected Item-Total Corrected. Pada penelitian ini
tertentu suatu data dari sampel tertentu. Analisis ini
penulis menggunakan Teknik Bivariate Pearson.
memungkinkan peneliti mengetahui secara tepat
Analisis ini dengan cara mengkorelasi masing-
masing skor item dengan skor total. Skor total
adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item- Hasil uji reliabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha
item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan yaitu 0,827. Karena nilainya lebih dari 0,8 maka
skor total menunjukkan item-item tersebut mampu dapat disimpulkan bahwa instrument dalam
memberikan dukungan dalam mengungkap apa penelitian ini reliable.
yang ingin diungkap. Output dari uji validitas ini
Uji Asumsi Klasik
yaitu data dikatakan valid apabila nilai Person
Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linear
Correlation lebih besar dari r tabel. Dalam
berganda, maka terlebih dahulu dilakukan suatu
penelitian ini r-tabel didapat dari tabel dengan nilai
pengujian asumsi klasik atas data yang akan diolah.
signifikansi sebesar 5% (0,005) maka didapat r-
Penggunaan analisis regresi linear berganda terkait
tabel nilai df = 38 (N-2) adalah 0,2638. Maka
dengan beberapa asumsi dan harus memenuhi
suatu pernyataan atau indikator dinyatakan valid
asumsi – asumsi klasik yang mendasari regresi
apabila r-hitung > 0,2638 (r-tabel terlampir) dan
linear tersebut. Asumsi klasik pada umumnya
nilai positif, begitu sebaliknya. Untuk uji validitas
terdiri dari berbagai pengujian. Yang sering
didapati hasil sebagai berikut:
digunakan diantaranya adalah uji normalitas, uji
Tabel 8. Hasil Uji Validitasi Faktor-Faktor multikolinearitas (one sample kolmogorov-smirnov
Penyebab Keterlambatan Proyek Menara test), dan uji heteroskedisitias.
Jakarta 1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi merupakan
pengujian asumsi klasik paling utama yang harus
dilakukan. Tujuan uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah nilai yang dihasilkan dari
model regresi, variabel dependen dan variabel
independen terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi dikatakan baik jika memiliki nilai yang
terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini
digunakan One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji
Setelah dilakukan uji validitasi diketahui nilai
normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Pearson Correlation lebih besar dari r tabel. Maka
dapat disimpulkan dari table 8. bahwa keseluruhan Tabel 10. Hasil Uji Normalitas One-Sample
indikator dinyatakan valid sehingga dapat Kolmogorov Smirnov Test
dilakukan uji ketahap selanjutnya. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3. Uji Realibilitas Unstandardiz
Menurut Ghozali (2016) uji realibitas digunakan ed Residual
untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu N 40
tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana Normal Parametersa,b Mean .0000000
pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau
Std. .52274319
diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan
Deviation
reliebel apabila Cronbach Alpha-nya sebagai
Most Extreme Absolute .094
berikut :
Differences Positive .089
0,8 – 1,0 = Realibiltas baik Negative -.094
0,6 – 0,799 = Realibilitas diterima Test Statistic .094
<0,6 = Realibiltas kurang Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
baik a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji validitas
dan semua indikator dinyatakan valid, maka c. Lilliefors Significance Correction.
indikator tersebut dimasukan kedalam uji d. This is a lower bound of the true significance.
realibilitas. Hasil uji realibiltas dapat dilihat pada (Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020)
tabel 9. berikut :
Tabel 9. Hasil Uji Realibilitas Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai
Reliability Statistics Asymp. Sig. (2 tailed) adalah sebesar >0,05. Oleh
Cronbach's Karena itu signifikansi variabel lebih besar dari
Alpha N of Items 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
.827 11 berdistribusi normal.
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020)
Dengan mengeluarkan dua buah data outliers maka X42 -.428 .076 -.618 -5.591 .000
diperoleh grafik P Plot sebagai berikut X51 -.041 .046 -.103 -.897 .383
X53 .326 .070 .815 4.627 .000
X62 .015 .070 .039 .220 .828
X81 -.081 .049 -.145 -1.647 .119
X87 .526 .081 .748 6.500 .000
a. Dependent Variable: Y
(Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020)
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS 25 didapatkan persamaan model
regresinya yaitu sebagai berikut :
Y’ = a + b1X1+ b2X2+b3X3+…….+bnXn
…………(4.1)
Y’ = (3,622) + (0,068)X1.2 + (-0,040)X2.1 + (-
0,428)X4.2 + (-0.041)X5.1 + (0,326)X5.3 + (-
0,081) X8.1 + (0.526) X8.7
Uji Hipotesis
1. Koefisien determinasi (R2)
Analisis determinasi bertujuan untuk mengukur
Gambar 1. P Plot Uji Normalitas
prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas
(Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020)
(X1, X2, …., Xn) terhadap variabel terikat (Y). R 2
Analisis Regresi Linear Berganda sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan
memprediksi apakah ada hubungan secara linier variable independen terhadap variabel dependen,
antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, atau variasi variabel independen yang digunakan
…Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel variabel dependen (Duwi Prayitno, 2010). Begitu
independen dengan variabel dependen apakah pula sebaliknya apabila nilai R2 sama dengan 1.
masing-masing variabel independen berhubungan Hasil analisis determinasi dengan menggunakan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai software SPSS dapat dilihat pada output Model
dari variabel dependen apabila nilai variabel Summary dari hasil analisis regresi linier berganda.
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut hasil analisis determinasi.
Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai
berikut :
Y = α + ᵝ1χ1 + ᵝ2χ2 + e
dimana :
Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Detrminasi (R2)
Y = Keterlambatan
Model Summaryb
α = Konstanta
Std. Error
ᵝ1,2, ᵝ3 = Koef Variabel indepemden X1, X2
Mod R Adjusted R of the
e = Eror el R Square Square Estimate
1 .953a .908 .862 .189
χ1, χ2 = Variabel Bebas.
a. Predictors: (Constant), X87, X12, X51, X81, X21,
Hasil pengolahan dengan menggunakan software X42, X53, X62
SPSS 23 adalah sebagai berikut : b. Dependent Variable: Y
Tabel 11. Hasil Perhitungan Regresi Linear (Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020 )
Berganda Berdasarkan hasil tabel 4.20 di atas, diperoleh
Coefficientsa
koefisien determinasi R2 terbesar 0.862 atau 86,2%.
Standardi
zed Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan
Unstandardized Coefficien pengaruh variabel independen: faktor bahan, faktor
Coefficients ts tenaga kerja, faktor keuangan, faktor lingkungan,
Std. faktor perubahan, dan fakto waktu dan kontrol
Model B Error Beta t Sig.
1 (Consta 3.622 .330 10.99 .000 (keterlambatan proyek) sebesar 86,2% sedangkan
nt) 1 sisanya sebesar 13,8% dipengaruhi atau dijelaskan
X12 .068 .066 .152 1.031 .318 oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
X21 -.040 .054 -.083 -.737 .472 penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%
disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R (0,025) diuji dua sisi dengan derajat kebebasan (df)
Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. n-k-1 atau 40-11-1 = 28 (n adalah jumlah kasus dan
Menurut Santoso (2000) bahwa untuk regresi k adalah jumlah variabel independen).
dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan
= t (α / 2 ; n-k-1)
Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Sedangkan Standard Error of the Estimate adalah = t (5%/2 ; 40-11-1)
suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi
= t (2,5% ; 28)
dalam memprediksikan nilai Y.
= 2.048 (nilai t-tabel)
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel e. Kriteria pengujian
independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F Ho diterima jika t tabel > t hitung dan Ho ditolak
dalam software SPSS dapat dilihat pada output jika t tabel < t hitung
ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. Tabel 14. Hasil Uji T
Dikatakan signifikan apabila nilai probabilitas atau Coefficientsa
Sig. < 0.05 dan nilai F hitung lebih dari F tabel. Standar
Hasil uji F dengan menggunakan SPSS 25 adalah dized
sebagai berikut. Unstandardized Coeffic
Tabel 13 Hasil Uji F Coefficients ients
ANOVAa Std.
Model B Error Beta t Sig.
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig. 1 (Cons 3.622 .330 10.9 .000
tant) 91
1 Regres 5.666 8 .708 19.7 .000b
sion 24 X12 .068 .066 .152 1.03 .318
1
Residu .574 16 .036
al X21 -.040 .054 -.083 -.73 .472
7
Total 6.240 24
X42 -.428 .076 -.618 - .000
a. Dependent Variable: Y 5.59
b. Predictors: (Constant), X87, X12, X51, X81, X21, 1
X42, X53, X62 X51 -.041 .046 -.103 -.89 .383
(Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020 ) 7
X53 .326 .070 .815 4.62 .000
7
3. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) X62 .015 .070 .039 .220 .828
Uji T dilakukan dengan tujuan apakah variabel X81 -.081 .049 -.145 - .119
bebas secara individu mempengaruhi 1.64
keterlambatan. Dalam penelitian ini pengujian t 7
dilakukan menggunakan SPSS 25. Penentuan hasil X87 .526 .081 .748 6.50 .000
uji t dapat dilihat jika nilai t-hitung lebih besar dari 0
t-tabel maka variabel bebas secara individu a. Dependent Variable: Y
berpengaruh pada keterlambatan proyek. Langkah (Sumber : Hasil Olahan SPSS Penulis, 2020 )
pengujian koefisien regresi variabel
Berdasarkan hasil diatas didapatkan penjelasan
a. Menentukan Hipotesis sebagai berikut :
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan a. X12 : Faktor bahan dengan sub variabel
antara variabel X dengan variabel Y. ( indikator perubahan material pada
bentuk, fungsi) dan spesifikasi mempunyai
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara
nilai t hitung sebesar 1,031 < 2,048
variabel X dengan variabel Y.
dengan nilai signifikansi sebesar 0,318 >
b. Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,
(0,05) yang berarti faktor bahan dengan sub
variabel perubahan material pada bentuk,
c. Menentukan t hitung : berdasarkan dari hasil
fungsi) dan spesifikasi terhadap
perhitungan SPSS.
pembangunan proyek tidak berpengaruh
d. Menentukan t-tabel signifikan terhadap keterlambatan proyek.
b. X21 : Faktor tenaga kerja dengan sub -1,647 < 2,048 dengan nilai signifikansi
variabel (indikator) kesalahan dalam sebesar 0,119 > 0,05 maka H0 diterima
prosedur kerja mempunyai nilai t hitung dan Ha ditolak, yang berarti faktor waktu
sebesar -0,737 < 2,048 dengan nilai dan kontrol dengan sub variabel persiapan
signifikansi sebesar 0,173 > 0,05 maka, ijin shop drawing tidak berpengaruh
H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti signifikan terhadap keterlambatan proyek.
faktor tenaga kerja dengan sub variabel
h. X87 : Faktor waktu dan kontrol dengan
kesalahan dalam prosedur kerja tidak
sub variabel (indikator persiapan jadwal
berpengaruh signifikan terhadap
kerja dan revisi oleh konsultan ketika
keterlambatan proyek.
konstruksi sedang berjalan) mempunyai
c. X42 : Faktor keuangan dengan sub variabel nilai t hitung sebesar 6,500 > 2,048
(indicator) keterlambatan proses dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
pembayaran owner mempunyai nilai t 0,05 maka, H0 ditolak dan Ha diterima,
hitung sebesar -5,591 < 2,179 dengan nilai yang berarti faktor perubahan dengan sub
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka variabel persiapan jadwal kerja dan revisi
H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti oleh konsultan ketika konstruksi sedang
faktor keuangan dengan sub variabel berjalan berpengaruh signifikan positif
keterlambatan proses pembayaran owner terhadap keterlambatan proyek.
terhadap pekerjaan berpengaruh tidak
Tabel 15. Data Uji T berdasarkan Variabel
berpengaruh signifikan terhadap
Faktor Keterlambatan
keterlambatan proyek.
Variabe T T
d. X51 : Faktor perubahan dengan sub Kesimpulan
l hitung tabel
variabel ( indikator terjadi kesalahan Ho diterima
desain oleh perencana) mempunyai nilai t dan Ha
hitung sebesar -0,897 < 2,048 dengan nilai ditolak, secara
signifikansi sebesar 0,383 > 0,05 maka H0 parsial ada
diterima dan Ha ditolak, yang berarti pengaruh
Faktor perubahan dengan sub variabel X12 1.031 < 2.048
signifikan
terjadi kesalahan desain oleh perencana antara variabel
terhadap pembangunan proyek tidak ini dengan
berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan
keterlambatan proyek. proyek
e. X53 : Faktor perubahan dengan sub Ho diterima
variabel ( indikator terjadi perubahan dan Ha
desain oleh owner) mempunyai nilai t ditolak, secara
hitung sebesar 4,627 > 2,048 dengan nilai parsial ada
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka, pengaruh
X21 -0.737 < 2.048 signifikan
H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti
faktor perubahan dengan sub variabel antara variabel
terjadi perubahan desain oleh owner ini dengan
berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan
keterlambatan proyek. proyek.

f. X62 : Faktor lingkungan dengan sub Ho diterima


variabel (indikator pengaruh keamanan dan Ha
lingkungan terhadap pembangunan ditolak, secara
proyek) mempunyai nilai t hitung sebesar parsial ada
1,031 < 2,048 dengan nilai signifikansi pengaruh
sebesar 0,220 > 0,05 maka H0 diterima X42 -5.591 < 2.048 signifikan
dan Ha ditolak, yang berarti faktor antara variabel
lingkungan dengan sub variabel pengaruh ini dengan
keamanan lingkungan terhadap keterlambatan
pembangunan proyek terhadap proyek.
pembangunan proyek tidak berpengaruh
signifikan terhadap keterlambatan proyek. X51 -0.897 < 2.048 Ho diterima
dan Ha
g. X81 : Faktor waktu dan kontrol dengan ditolak, secara
sub variabel (indikator persiapan ijin shop parsial ada
drawing) mempunyai nilai t hitung sebesar pengaruh
signifikan masukan kepada pakar sebagai strategi yang harus
antara variabel dilakukan untuk memperoleh solusi penyelesaian
ini dengan yang dapat di ambil dari faktor-faktor
keterlambatan keterlambatan pembangunan proyek konstruksi
proyek pada proyek Menara Jakarta Kemayoran.
Ho ditolak dan Berdasarkan hasil validasi akhir pakar, menunjukan
Ha diterima, bahwa kedua indikator utama penyebab
secara parsial keterlambatan proyek Menara Jakarta Kemayoran
ada pengaruh adalah sebagai berikut
X53 4.627 > 2.048 signifikan
antara variabel 1. Indikator perubahan desain oleh owner
ini dengan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
keterlambatan
- Kebutuhan tata ruang tenant yang berkibat
proyek.
pada kebutuhan ruang baru, sehingga terjadi
Ho diterima perubahan pada beberapa desain bangunan.
dan Ha
ditolak, secara - Desain gedung yang berubah menjadi 53
parsial ada lantai dari desain sebelumnya 52 lantai
pengaruh
X62 0.220 < 2.048 - salah satu Tower mengalami settlement yang
signifikan
lebih besar sehingga mengharuskan terjadinya
antara variabel
perubahan desain
ini dengan
keterlambatan 2. Indikator Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh
proyek. konsultan ketika konstruksi sedang berjalan
Ho diterima dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
dan Ha
- Keterlambatan dalam memutuskan masalah di
ditolak, secara
lapangan dan juga beberapa perubahan desain
parsial ada
yang membutuhkan perencanaan ulang oleh
pengaruh
X81 -1.647 < 2.048 konsultan
signifikan
antara variabel - Kesiapan jadwal kerja yang belum maksimal
ini dengan sebelum memulai konstruksi
keterlambatan
proyek.
Ho ditolak dan V. KESIMPULAN DAN SARAN
Ha diterima,
Kesimpulan
secara parsial
ada pengaruh Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat ditarik
X87 6.500 > 2.048 signifikan kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
antara variabel
1. Dari hasil pembahasan di bab IV, didapatkan
ini dengan
urutan ranking tiap faktor yang menjadi
keterlambatan
penyebab keterlambatan pekerjaan pada
proyek.
proyek Menara Jakarta Kemayoran,sebagai
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2020 )
berikut
Dari tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa hasil dari
- Faktor perubahan (Change), indikator: X5.3
uji t terdapat variabel independen yang
“Terjadi perubahan desain oleh Owner
berpengaruh terhadap keterlambatan pekerjaan
pembangunan Proyek Menara Jakarta dengan - Faktor waktu dan control (Schedulling and
signifikan secara parsial terhadap variabel Controlling Techniques), indikator : X8.7
dependen yaitu faktor perubahan (X53) dengan sub Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh
variabel terjadi perubahan desain oleh owner dan konsultan selama konstruksi sedang berjalan
faktor waktu dan control (X8 7) dengan sub variabel
2. Faktor yang menjadi penyebab utama
persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan
keterlambatan pekerjaan proyek Menara
ketika konstruksi sedang berjalan.
Jakarta Kemayoran, yaitu Faktor perubahan
Validasi Pakar Tahap Akhir (Change), indikator: X5.3 Terjadi perubahan
Dari hasil analisa yang didapat di atas, penulis desain oleh Owner
melakukan validasi kepada pakar untuk mengetahui
3. Maka dari itu, solusi alternatif penyelesaian
apakah hasil tersebut sudah sesuai kondisi pada
untuk mengatasi faktor penyebab utama
proyek Menara Jakarta Kemayoran dan meminta
keterlambatan pekerjaan proyek Menara Haekal Hassan Jantje B. Mangare, P. A. (2016).
Jakarta Kemayoran ialah dengan membuat Faktor faktor penyebab keterlambatan pada
revisi jadwal, jika tidak mungkin tetap pada proyek konstruksi dan alternatif
garis rencana semula, yang untuk selanjutnya penyelesaiaannya (Studi kasus : di Manado
dipakai sebagai dasar penilaian kemajuan Town Square III). Jurnal Sipil Statistik
pekerjaan berikutnya. Melaksanakan rapat Vol.4 , 657-664.
koordinasi tim proyek guna mengetahui
permasalahan kontraktor yang mengalami L.a. Rai Widhianti. (2016). Analisis faktor faktor
keterlambatan dan mempertanyakan penyebab keterlambatan pelaksanaan
kesanggupan setiap kontraktor dalam proyek konstruksi. faktor keterlambatan
menyelesaikan pekerjaannya. proyek , 26-39
Saran
Ervianto, I.W. (2004). Teori-aplikasi manajemen
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan
proyek konstruksi. Yogyakata : Andi
kesimpulan, maka saran yang mungkin dapat
bermanfaat sebagai solusi untuk pencegahan
keterlambatan proyek Menara Jakarta Kemayoran SPSS, M. M. (2015, November 12). Sahid Sahjo.
adalah : Retrieved January 03, 2019, from spss
indonesia: www.SpssIndonesia.com
1. Pihak konstruksi yang terlibat dalam
pelaksanaan sebaiknya mempersiapkan jadwal Sugiono Dr, D. W. (2015). Statistic Non Parametic.
kerja yang telah di sepakati oleh semua pihak Bandung: Alva Beta.
yang terlibat dan mengakaji semua persiapan
sebelum dimulainya pekerjaan. Sutanto, Agung Budi (2019) Faktor Faktor
Owner dan perencanaan (konsultan perencana) Penyebab Keterlambatan Pada Tahap
sebaikanya menetapkan desain proyek secara Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Mampang
matang terlebih dahulu sebelum dilaksanakan Office. S1 Thesis, Universitas Mercu Buana
pekerjaan proyek tersebut, sehingga terjadinya Jakarta.
perubahan-perubahan desain dan pekerjaan
tambahan bisa dilaksanakan dengan secepat Pastiarsa, M. 2015. Manajemen Proyek Konstruksi
mungkin dan tidak memakan waktu yang sangat Bangunan Industri. Yogyakarta:Teknosain
lama.
Suyatno, 2010, Analisis Faktor Penyebab
Keterlambatan Penyelesaian Proyek
DAFTAR PUSTAKA Gedung. Penerbit Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
A Guide to the project Management Body of https://www.sekolahan.co.id/manajemen-proyek/
Knowledge, (PMBOK® Guide)-Fifth Edition (diakses tanggal 12 April 2020)

A Guide to the Project Management Body of Jordy Ladjo, Edwin Yurianto, Sentosa Limanto,
Knowledge (PMBOK® Guide –2000 Edition. Endro Wicaksono. (2015). Analisis Faktor
Faktor Penyebab Keterlambatan Pada
Andi, Susandi, Wijaya. H. (2003). On Representing Bangunan Tinggi Di Surabaya. Faktor
Factors Influencing Time Performance Of Keterlambatan , 1-8.
Shop-House Contructions In Surabaya. Sarwono, Jonathan. (2018): Statistik Untuk Riset
Dimensi Teknik Sipil, Vol. 5 No. 2, Skripsi. Andi, Yogyakarta
September.
Sugiono Dr, D. W. (2015). Statistic Non Parametic.
Bandung: Alva Beta.

You might also like