You are on page 1of 16

MODEL PERANAN ALAT TOWER CRANE TERHADAP KINERJA

PROYEK APARTEMEN DISTRICT 8 LOT 28 SENOPATI


DI DKI JAKARTA

Mohamad Sobirin Abdullah (217720048)


Staff Penganjar Jurusan Teknik Sipil Universitas Mercubuana
Sobirinmercubuana2017@Gmail.com

Abstract
The construction project of multi-storey building is growing, in the implementation everything needs to be
planned properly and accurately. One of them is planning the use of appropriate construction equipment in order
to support the smooth implementation of work in the field. Heavy equipment such as tower crane is a tool used
to assist the execution of work in the project especially high-rise building projects, the role of tower crane tool is
very much help in the process of building project activities of high rise, for the selection of tower crane
equipment, tower crane equipment rental in try to be an economical offer and placement in the location and the
selection of this tool to be the main concern in because it can cause a schedule of work late and the work does
not get the maximum weight of progress, in addition to the role of a supervisor, especially the monitor this tool,
to be a concern specifically for project leaders. Test results in this case only some independent variables affect
the performance of the project such as independent variables X3 (Role of tower crane tool in tonnage influence)
and independent variable X25 ((Monitoring work tower crane work work), while the model of the equation is Y
= 0.135 + 0,400 X3 + 0,445 X25 It can be concluded that the role of tower crane equipment on project
performance is very significant
Keywords: role, high rise building, tower crane tool, project performance

Abstrak

Proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat semakin berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu
perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan peralatan
konstruksi yang tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Alat berat seperti
tower crane adalah alat yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan di proyek khususnya proyek
pembangunan gedung bertingkat tinggi, peranan alat tower crane ini sangat banyak membantu dalam proses
kegiatan proyek pembangunan gedung bertingkat, untuk itu pemilihan alat tower crane, sewa alat tower crane di
usahakan menjadi penawaran yang ekonomis dan penempatan di lokasi serta pemilihan alat ini agar benar
menjadi perhatian utama di karena dapat menyebabkan schedule pekerjaan terlambat dan pekerjaan tidak
mendapat bobot progres yang maksimal, di sampaing itu peranan dari seorang pengawas khususnya yang
monitor alat ini, agar menjadi perhatian khusus bagi pimpinan proyek.
Hasil pengujian dalam hal ini hanya beberapa variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja proyek seperti
variabel bebas X3 (Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase) dan variabel bebas X25((Pengawasan
pekerjaan alat tower crane bekerja), sedangkan model pada persamaan tersebut ialah Y = 0,135
+0,400X3+0,445X25. Dapat di simpulkan bahwa peranan alat tower crane terhadap kinerja proyek sangat
signifikan
Kata kunci : peranan, bangunan gedung bertingkat , alat tower crane, kinerja proyek

I. PENDAHULUAN

Proyek konstruksi bangunan bertingkat semakin berkembang, dalam pelaksanaannya segala


sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan
peralatan konstruksi yang tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Pemilihan peralatan yang tepat memegang peranan yang sangat penting.
Dalam pemilihan alat konstruksi yang penting adalah mengidentifikasi alat untuk mengetahui fungsi
serta cara pengoperasiannya dan dapat memperkirakan produktivitas dan efisiensi kerja alat. Salah
satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat adalah tower crane (TC). Alat
ini digunakan sebagai alat pemindah material (material handling equiptment) dari satu tempat
ketempat yang lain baik secara vertikal maupun horisontal. TC banyak digunakan karena
ketinggian TC dapat disesuaikan dengan tinggi bangunan dan juga memiliki jarak jangkauan yang
luas. Masalah yang sering dihadapi kontraktor dalam pemakaian TC adalah biaya pengoperasian
yang cukup mahal (biaya sewa dan biaya operasional).
beberapa data menyebutkan seperti yang di sampaikan oleh salah satu Pm kontraktor PT.PP Persero
bahwa biaya sewa alat tower crane dalam satu unit adalah sebesar ,Rp 200 juta perbulan belum
termasuk mobilisasi, sedangkan bahan bakar , genset dan operator sudah termasuk ,sedangkan biaya
pasang dan bongkar tower belum termasuk. Kedua dari salah satu Pm. PT.MULTIKON menyebutkan
bahwa Sewa tower crane berkisar antara 215 juta perbulan , belum termasuk pasang dan bongkar,
bahan bakar dan genset serta operator di tanggung kontraktor.Berikutnya adalah salah satu Pm
kontraktor PT.HUTAMA KARYA, menjelaskan bahwa sewa tower crane adalah sebesar 185 juta
perbulan , belum termasuk bahan bakar, belum termasuk operator dan sewa genset, itupun belum
tremasuk biaya pasang dan biaya bongkar. Dari sumber yang peneliti wawancara dengan salah satu
staff enggineering menyebutkan,bahwa biaya sewa tower crane di proyek apartemen district 8 lot 28
senopati ini, berkisar antara 200 juta/perbulan, sudah termasuk biaya pasang dan bongkar tower crane.
Penempatan alat tower crane ini di usahakan dengan penempatan yang benar, sehingga lokasi kerja di
sekitar bangunan dapat di layani oleh alat tower crane ini. Penempatan alat tower crane ini jika tidak
tepat banyak waktu dan keterlambatan pekerjaan.Oleh karena itu peranan alat tower crane agar di
efektifkan dengan baik dan perlu seorang pengawas yang mengatur jam kerja dari alat ini sehingga
semua pekerjaan dapat di layani dengan baik dan sesuai jadwal pengangkutan oleh alat tower crane
Dengan demikian jika kontraktor tidak memaksimalkan peranan operasinya tower crane dan
kurangnya efektifitas dan jam kerjanya alat tower crane membuat biaya operasional bertambah,
Tujuan dari alat tower crane tersebut di harapkan dapat membantu pekerjaan - pekerjaan yang
memerlukan bantuan, sehingga pekerjaan yang memerlukan alat ini efektif, seperti pada pekerjaan
pengakutan besi, bekisting, scafolding, di lantai atas. di daerah faade,pengangkutan dinding precas
yang perlu di bantu menggunakan alat tower crane , sehingga subkontraktor maupun kontraktor
sendiri dapat menjalankna pekerjaan sesuai schedule yang sudah di rencanakan. Salah satu jenis tower
crane yang digunakan pada proyek ini adalah free standing tower crane. Alat tower crane jenis ini
dibangun dengan pondasi yang tetap. Selain itu, untuk menambah kekokohannya, tower crane jenis ini
juga disatukan dengan struktur bangunan yang sudah dibangun.Dari data-data biaya sewa yang cukup
mahal itu penulis mencoba menganalisis peranan alat tower crane terhadap kinerja proyek apartemen
district 8 lot 28 Senopati Jakarta Selatan .
1.2. Rumusan Masalah
Dari Pendahuluan yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang dapat diteliti adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas mana saja yang berperan di alat tower crane terhadap kinerja proyek?
2. Bagaimana bentuk model dari variabel tersebut?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui variabel bebas yang berperan di alat tower crane terhadap kinerja proyek
2. Mengetahui bentuk Model dari variabel bebas tersebut
II. TINJAUAN PENELITIAN
2.1. Proyek
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir
serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan
bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan
tidak ada dua proyek yang persis sama. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya
dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man
(manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money
(uang), information (informasi), dan time (waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal
penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu Kerzner, (1995). Pada umumnya, mutu
konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan.
Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan
waktu pelaksanaan .Proboyo, (1998)
2.2. Bangunan Gedung Tinggi di DKI Jakarta
Definisi bangunan gedung menurut UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 1, adalah
wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Berdasarkan pasal 1 diatas, fungsi bangunan gedung
dibedakan menjadi beberapa macam. Penggolongan bangunan gedung menurut fungsinya diatur dalam
UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 5 yaitu :
a. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta
fungsi khusus.
b. Bangunan gedung fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan
untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara.
c. Bangunan gedung fungsi usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan
gedung untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi,
terminal, dan penyimpanan.
d. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan
pelayanan umum.
Bangunan gedung selain digolongkan berdasarkan fungsi bangunannya, juga digolongkan berdasarkan
ketinggiannya. Menurut Perda No. 5 tahun 2009 tentang Bangunan Gedung pasal 12, bangunan
gedung berdasarkan ketinggiannya dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 8 (delapan) lantai
b. bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah lantai 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan)
lantai
c. bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1 (satu) sampai dengan 4 (empat)
lantai.
2.3. Type Sistem Struktur Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi
Sistem Struktur Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi di bagi menjadi. Bryan Stafford Smith (1991) ;
a. Dinding pendukung sejajar (Pararel bearing wall).
b. Inti dan dinding pendukung (fasade Core and fasade bearing wall).
c. Boks Berdiri sendiri (Self-support box).
d. Plat terkantilever (Cantilevered slab).
e. Plat rata (Flat slab).
f. Interspasial (Interspatial).
g. Gantung (Suspention).
h. Rangka Selang Seling (Staggered truss).
i. Rangka Kaku (Rigid frame).
j. Rangka Kaku dan Inti (Rigid frame and core).
k. Rangka Trussed (Trussed frame)
l. Rangka Belt trussed dan inti (Belt trussed frame and core).
m. Tabung dalam tabung (Tube in tube).
n. Kumpulan tabung (Bundled tube).
2.4. Kinerj Proyek
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Performance atau kinerja merupakan hasil
atau keluaran dari suatu proses Nurlaila (2010). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen,
kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang
yang melakukan pekerjaan Luthans (2005). Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan
antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan Dessler(2002). Kinerja adalah hasil kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung
jawab yang diberikan Mangkunagara (2002) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu telah disepakati bersama Rivai, Veithzal. (2011) Berdasarkan pengertian-pengertian di atas,
dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai sesuai
dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. Proyek merupakan
sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan.
2.5. Definisi Alat Tower Crane
Alat berat adalah salah satu kemajuan teknologi yang berkembang yang dan berfungsi untuk
mempermudah pembangunan konstruksi dimasa mendatang oleh karena itu alat berat alat tower crane
sangat dibutuhkan untuk menggerjakan bangunan bertingkat tinggi (High Rise Buildding). Menurut
Rostiyanti (2008), Alat tower crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat ke tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas.
Disebut alat tower crane karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standar dan ditancapkan pada
perletakan yang tetap. Fungsi utama dari alat tower crane adalah mendistribusikan material dan
peralatan yang dibutuhkanm oleh proyek baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Alat tower
Crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga
gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator..
2.6. Jenis-jenis Alat Tower Crane
Tower Crane memiliki banyak model yang di sesuaikan dengan kondisi proyek, yaitu :
a. Free-standing alat tower crane
Alat tower crane yang berdiri bebas diatas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika
crane harus mecapai ketinggian yang besar maka kadang-kadang digunakan pondasi dalam seperti
tiang pancang. Gambar free standing dapat di lihat di foto 2.1. Pada proyek apartemen district 8 lot 28
ini menggunakan type free standing seperti terlihat pada foto 2.6

Foto 2.1. Free standing Alat Tower Crane Foto 2.2.Tied-In Alat Tower Crane
Sumber : https://images.google.com Sumber : https://images.google.com

b. Tied-ina alat tower crane


Alat tower crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan
crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka harus ditambatkan atau dijangkar pada struktur
bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.Gambar tied in tower crane dapat di lihat ada
foto 2.2

Foto 2.3. Rail Mounted Alat Tower Crane Foto 2.4. Luffing Alat Tower Crane
Sumber : https://images.google.com Sumber : https://images.google.com

c. Rail Mounted alat tower crane


Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel
tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan alat tower crane tidak dapat terlalu cepat. Rel
harus diletakkan pada permukaan yang datar sehingga tiang tidak menjadi miring. Kelemahan
dari crane tipe ini adalah harga relnya yang sangat mahal,dapat di lihat di foto 2.3.

d. Luffing alat tower crane


Alat tower crane jenis ini Sudut lengan dapat diubah untuk mereposisi beban pada berbagai
radius. Lengan bisa berupa lengan tunggal atau lengan multi-komponen, jika lengan multi
komponen maka bisa dibengkokkan membentuk seperti leher angsa. Kapasitas angkat lebih
rendah daripada tipe trolley horizontal namun memberikan ketinggian menara yang lebih
rendah. Radius dapat diubah untuk menghindari halangan yang bisa berguna pada lokasi yang
padat.
e. Climbing alat tower crane
Alat tower crane ini diletakkan di dalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti
bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan tower
crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Penggunaan
climbing tower crane adalah alternatif pada area yang terbatas,dapat di lihat di foto 2.5

Foto 2.5. Climbing Alat Tower Crane Foto 2.6. Alat Tower Crane di Proyek District 8 Senopati Jakarta
Sumber : https://images.google.com Sumber : Dokumen Proyek

2.7. Penggunaan Alat Tower Crane


Alat tower crane digunakan untuk mengangkut material konstruksi bangunan dari bawah
menuju bagian yang ada di atas, juga dipakai untuk mengangkut bahan concrete bucket pada
proses pengecoran dan mampu mengangkat aneka jenis alat bantu maupun bahan untuk
membuat bekisting kolom, besi beton,dan lain sebagainya. Cara kerja TC dibagi menjadi tiga
gerakan, yaitu :
a. Gerakan vertikal angkat dan turun (Hoist) : Gerakan mengangkat dan menurunkan
beban diatur oleh kerja motor penggerak yang berfungsi menggulung tali baja. Tali
baja ini akan menggerakkan beban yang digantungkan kait (hook) yang akan
bergerak naik-turun. Bila posisinya telah sesuai dengan yang dikehendaki maka
gerakan akan dihentikan oleh operator dengan menarik tuas (handle) yang
terhubung dengan rem.
b. Gerakan Horisontal (Trolley) : Gerakan ini adalah gerakan trolley yang berjalan /
berpindah dalam arah mendatar (horisontal) atau melintang. Gerakan ini diatur
oleh motor yang berfungsi trolley berjalan disepanjang rel yang terletak diatas
girder dan boom.
c. Gerakan Memutar (Swing) : Gerakan ini terjadi akibat putaran motor yang
memutar gigi jib sehingga jib dapat berputar ke arah kanan atau kiri dengan sudut
3600.
2.8. Alat Tower Crane Untuk Konstruksi Bangunan Tinggi
Alat tower crane ataau (TC ) merupakan alat berat yang digunakan untuk mengangkut material pada
proyek gedung bertingkat dimana TC tersebut dapat menjangkau secara keseluruhan dan
ketinggiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Nunnally ( 2007).
Dalam proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat , alat memegang peranan penting dalam
keberhasilan proyek tersebut. Alat berat akan membantu mempermudah dan mempercepat waktu
pembangunan. Salah satu alat berat yang mempunyai fungsi tersebut adalah alat tower crane. Alat
tower crane dapat dikatakan sebagai alat terpenting dalam pembangunan sebuah bangunan gedung
bertingkat dengan tipe bangunan tinggi atau high rise building. Alat tower Crane, Alat Terpenting
untuk Pembangunan Gedung. Alat tower crane berfungsi sebagai penghubung antara satu area dengan
area lain, baik area vertikal maupun horizontal. Artinya, tingkat paling bawah dan paling atas akan
mudah terhubung dengan adanya alat ini, serta area di sisi satu dengan sisi lainnya.
Hal inilah yang dapat mempermudah dan mempercepat pembangunan bangunan bertipe ini. Alat tower
crane berfungsi untuk mengangkut berbagai macam material dan alat yang diperlukan untuk
membangun bangunan gedung bertingkat tinggi. Misalnya, untuk melakukan proses pengecoran
kolom pada tingkat paling atas, tower crane dapat digunakan untuk mengangkut concrete bucket dari
tingkat bawah. Pada pembangunan tingkat atas membutuhkan alat bantu, seperti air compressor, flying
table form, besi beton, bekisting kolom dan lainnya, tower crane juga dapat digunakan untuk
mengantarkannya dari tempat suplai yang berada di tingkat paling bawah.
Oleh karena itu, diperlukan tower crane yang berfungsi dengan baik agar proyek pembangunan dapat
berjalan lancar dan tanpa hambatan. Alat tower crane pada dasarnya bekerja dengan menggunakan
kekuatan mesin (genset) yang dipadukan dengan keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik
kabel. Selain itu, kemampuannya dalam berputar hingga 360 derajat juga digunakan dalam proses
transportasi bahan dan alat diatas. Alat tower crane juga dapat dikatakan alat berat yang sangat
fleksibel. Perusahaan yang menggunakannya dapat mengatur tinggi tower crane agar sesuai dengan
tinggi bangunan gedung.
Salah satu bagian penting dari tower crane adalah jib length atau panjang lengan. Panjang lengan dari
tower crane harus dibuat sependek mungkin agar mampu menghasilkan daya angkat yang besar.Agar
hal ini dapat terjadi, maka posisi tower crane juga harus tepat. Posisi yang tepat akan membuat
pekerjaan menjadi lebih mudah dan pekerja tidak perlu melakukan bongkar pasang tower crane untuk
mengerjakan pekerjaan satu dan lainnya.
2.9. Bagian-Bagian Penting dari Alat Tower Crane
Tower crane mempunyai beberapa bagian penting yang mempengaruhi fungsi dan kinerjanya, seperti:
a. Jib, yaitu lengan tower crane yang panjang yang dapat bergerak dengan arah horizontal dan
berputar 360 derajat. Lengan ini mempunyai kabel baja (sling) yang digunakan untuk
mengangkut bahan-bahan maupun alat yang akan digunakan pada proyek pembangunan.
b. Counter Weight, merupakan bagian pemberat yang dibuat dari beton yang terletak pada bagian
belakang lengan tower crane. Bagian ini berfungsi sebagai penyeimbang tower crane saat
mengangkut obyek.
c. Mast Section adalah bagian yang dapat mengatur ketinggian dari tower crane. Pemasangan
bagian mast section dilakukan dengan bantuan alat hidrolik yang bergerak secara vertikal.
d. Joint Pin, merupakan bagian dimana operator mengoperasikan tower crane.
e. Sabuk Pengaman (Collar Frame atau Anchorages Frame), merupakan bagian yang perlu
ditambahkan saat tower crane memiliki ketinggian yang melebihi dari batas free
standing yang sudah ditentukan pabrik pembuatnya. Bagian ini diikat pada bangunan dengan
memperhatikan kekuatan bracing agar bangunan tetap stabil saat menerima beban tarik dan
tekan.
2.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Alat Tower Crane
Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat adalah pekerjaan tertentu yang
harus dilakukan, persyaratan spesifikasi, mobilitas yang diperlukan peralatan, pengaruh cuaca pada
kinerja peralatan, jadwal atau waktu untuk melakukan pekerjaan, menyeimbangkan ketergantungan
peralatan, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi peralatan, dan efektifitas operator dengan
peralatan. Day ( 1991)
III. METODE
3.1 Metode Penelitian
Pada Metode penelitian ini di jelaskan pendekatan yang di pilih yaitu pada proyek apartemen proyek
apartemen district 8 lot 28 senopati jakarta selatan,dari semua aspek latar belakang tersebut di lakukan
pendalaman terhadap permasalahan,pertanyaan dan tujuan penelitian dengan melakukan studi literatur,
jurnal,wawancara,kemudian di lakukan analisis variabel-variabel yang berpengaruh kepada peranan
alat tower crane yang di gunakan pada proyek ini,dari data primer dan data sekunder di olah dan di
buat pertanyaan dalam kuesioner.Dokumen kuesioner di bagikan kepada responden, terutama yang
terlibat dalam tim proyek apartemen, adapun responden yang di pilih dapat di lihat pada tabel 3.1,
Data yang terkumpul dari survei tersebut di seleksi dan di cek untuk memastikan dalam pengisian
dokumen kuesioner dengan benar, jika tidak lengkap dalam pengisianya terkena sortir.
Di dalam penelitian ini data tersebut akan di analisa dengan menggunakan metode uji statistik seperti :
a. uji validitas,
b. uji reliabilitas,
c. uji normalitas
d. uji korelasi
e. Uji Koefisien Determinan,Uji F dan Uji t
f. uji regresi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Variabel Y. Untuk membantu proses pengolahan
data, digunakan bantuan dari perangkat statistik selanjutnya di lakukan pembahasan hasil penelitian
secara keseluruhan yang semuanya di tunjukan untuk meneliti peranan alat tower crane terhadap
kinerja proyek apartemen district 8 lot 28 Senopati Jakarta selatan wilayah provinsi DKI Jakarta.

Tabel 3.1 Tabel Data Responden Proyek

2.2. Analisis Responden


Responden Dari penyebaran kuesioner yang telah dilakukan dan telah kembali terkumpul sebanyak 60,
dengan rincian responden dapat di lihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Data Responden yang kembali

2.3. Data Responden dan Data Variabel


Dari data kuesioner yang terdiri dari :
a. 1(satu) variabel dependent atau variabel terikat yaitu Y (seberapa besarkah pengaruh kinerja
proyek apartemen district 8 lot 28 senopati dengan menggunakan alat tower crane ini ?)
b. 30( Tiga Puluh) variabel Independent atau variabel bebas, yaitu: X1 (Peranan alat tower crane
sangat di utamakan di proyek) X2 (Peranan dan efektifitas alat tower crane di pengaruhi
jadwal kerja),X3(Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase),X4(Kedisiplinan pekerja
pengaruh terhadap operasional alat tower crane),X5(Upah operator berpengaruh terhadap
efektifitas tower crane),X6(Peranan cuaca mendukung alat tower crane ),X7(Akses
bangunan sekitar pengaruh peranan alat tower crane),X8(Pengecoran di lantai atas pengaruh
dari peranan alat tower crane),X9(Area loading alat tower crane),X10(Tempat fabrikasi
pengaruhi efektifitas alat tower crane),X11(peranan subcon pengaruhi alat tower
crane),X12(Peranan jam kerja pengaruhi alat tower crane),X13(Efektifitas tower crane di
pengaruhi keahlian operator),X1( Area Faade tergantung alat tower
crane),X15(Pengangakutan matrial tergantung alat tower crane),X16( peranan alat tower
crane di pengaruhi tim proyek),X17(Progres proyek di pengaruhi efektifitas kerja tower
crane),X18(Bangunan gedung bertingkat di perlukan alat tower crane),X19(Kapasitas alat
tower crane),X20(Kedatangan material dipengaruh alat tower crane),X21(Jumlah alat tower
crane tergantung bangunan gedung),X22(Matrial besi yang utama dalam pengangkutan alat
tower crane),X23(efektifitas alat tower crane pengaruhi material),X24(Efektifitas alat tower
crane pengaruhi Kordinasi pengaturan operasional nya),X25(Pengawasan Pekerjaan saat tower
crane bekerja),X26(Pengangakutan pre-cast fasade tergantung alat tower crane),X27(peranan
alat tower crane di pengaruhi oleh proyek),X28(Efektifitas alat tower crane agar di kontrol
kondisinya),X29(Tonase dan jib alat tower crane berpengaruh),X30(Keselamatan
pengangkutan berpengaruh pada alat tower crane)
IV. HASIL DAN DISKUSI
4.1. Uji Validasi
Menurut Azwar (2008), validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan,
kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar,
2008). Data-data selanjutnya di uji validasi dengan bantuan program statistik maka output
dapat di tampilkan seperti pada tabel 4.1
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa seluruh variabel X memiliki nilai di atas 0,254 sebagai
nilai batas suatu item kuesioner Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas X1 sampai dengan
X30 adalah Valid
Tabel 4.1 Uji Validasi
No Variabel X Indikator R hitung R tabel Keterangan
**
1 Peranan alat tower crane sangat di utamakan di proyek X1 .550 0.254 Valid
2 Peranan dan efektifitas alat tower crane di pengaruhi jadwal kerja X2 .683** 0.254 Valid
**
3 Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase X3 .736 0.254 Valid
**
4 Kedisiplinan pekerja pengaruh terhadap operasional alat tower crane X4 .366 0.254 Valid
**
5 Upah operator berpengaruh terhadap efektifitas tower crane X5 .640 0.254 Valid
6 Peranan cuaca mendukung alat tower crane X6 .473** 0.254 Valid
7 Akses bangunan sekitar pengaruh peranan alat tower crane X7 .542** 0.254 Valid
8 Pengecoran di lantai atas pengaruh dari peranan alat tower crane X8 .673** 0.254 Valid
**
9 Area loading alat tower crane X9 .602 0.254 Valid
**
10 Tempat fabrikasi pengaruhi efektifitas alat tower crane X10 .624 0.254 Valid
11 Peranan subcon pengaruhi alat tower crane X11 .636** 0.254 Valid
12 Peranan jam kerja pengaruhi alat tower crane X12 .677** 0.254 Valid
13 Efektifitas tower cran e di pengaruhi keahlian operator X13 .544** 0.254 Valid
14 Area Faade tergantung alat tower crane X14 ** 0.254 Valid
.644
**
15 Pengangakutan matrial tergantung alat tower crane X15 .600 0.254 Valid
**
16 Peranan alat tower crane di pengaruhi tim X16 .550 0.254 Valid
17 Progres proyek di pengaruhi efektifitas kerja tower crane X17 .683** 0.254 Valid
18 Bangunan gedung bertingkat di perlukan alat tower crane X18 .736** 0.254 Valid
19 Kapasitas alat tower crane X19 .366** 0.254 Valid
**
20 Kedatangan material dipengaruh alat tower crane X20 .598 0.254 Valid
21 Jumlah alat tower crane tergantung bangunan gedung, X21 ** 0.254 Valid
.352
22 Matrial besi yang utama dalam pengangkutan alat tower crane X22 .258* 0.254 Valid
23 Efektifitas alat tower cran e pengaruhi mataerial X23 .538** 0.254 Valid
24 Efektifitas alat tower crane pengaruhi Kordinasi pengaturan operasionalnya X24 .435** 0.254 Valid
**
25 Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja X25 .577 0.254 Valid
**
26 Pengangakutan pre-cast fasade tergantung alat tower crane X26 .583 0.254 Valid
27 Peranan alat tower crane di pengaruhi oleh proyek X27 .602** 0.254 Valid
28 Efektifitas alat tower crane agar di kontrol kondisinya X28 .577** 0.254 Valid
29 Tonase dan jib alat tower crane X29 .572** 0.254 Valid
**
30 Keselamtan pengangkutan berpengaruh pada alat tower crane X30 .638 0.254 Valid
Sumber : Olahan sendiri dan Out put dari program statistik

4.2. Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai kata rely dan ability.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2009). Azwar (2008) mengemukakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1.00. semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang
semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini terlihat pada tabel 4.2 .Dari hasil output ternyata nilai alpha
sebesar 0.925 > dari nilai tabel r pearson yaitu 0.254, nilai dapat di lihat pada tabel 4.3 dengan N=60
Tabel 4.2. Reliability Statistics
Cronbach
N of Items
's Alpha
.925 30
Sumber: Output dari program statistik

Tabel 4.3. Tabel r pearson


N 5% (0,05) 1% (0,01)
50 0,279 0,361
55 0,266 0,345
60 0,254 0,330
65 0,244 0,317
70 0,235 0,306
75 0,227 0,296
Sumber; Tabel statistik

Hasil uji reliabilitas penelitian menunjukkan koefisien realibility alpha (rhitung) 0.925 lebih besar
dari (rkritis), 0.60. Salah satu metode yang dapat dipakai untuk mengukur reliabilitas denga nilai
reliabilitas > minimal 0,6 - 0,8. sehingga dapat disimpulkan bahwa 30 item Variabel peranan alat
tower crane termasuk datanya Reliabel
4.3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas residu dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi yang mensyaratkan residual
nilai taksiran model regresi harus berdistribusi ormal. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan
Uji Kolmogorov- n Smirnov., Di bawah di tunjukan gambar 4.1 Gambar Normal P-Plot of regresian
standar residual
Dependent Variable : Y1

Gambar 4.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized


Sumber: Output Program statistik

Hasil dari program statistik di dapat Normal P-Plot Of Regresian Standar Residual seperti di
gambar 4.1 dapat di katakan bahwa titik - titik yang ada mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya, dapat di simpulkan data tersebut berdistribusi Normal
Untuk membuktikan data normal , peneliti menganalisa dengan One-sample kolmogorov-
simorov test, ternyata nilai signifikan sebesar 0.970 dapat di lihat pada tabel 4.4 , data
tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga dapat di katakan uji normalitas termasuk Normal
4.4. Uji Korelasi
Uji korelasi adalah salah satu analisis dalam statistik yang dipakai untuk mencari hubungan antara dua
variabel yang bersifat kuantitatif. Analisis korelasi merupakan studi pembahasan mengenai derajat
hubungan atau derajat asosiasi antara dua variabel, misalnya variabel X dan variabel Y jika nilai nya
lebih kecil dari 0.05 berarti ada korelasi, Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan :
a. Probabilitas Sig. > 0,05, maka H0 diterima, tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan.
b. Probabilitas Sig. < 0,05, maka H1 diterima, berarti terdapat hubungan yang signifikan.
Tabel 4.4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .39665390
Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .063
Negative -.045
Kolmogorov-Smirnov Z .489
Asymp. Sig. (2-tailed) .970
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output dari program statistik
Kesimpulannya terdapat korelasi yang signifikant dari hasil output berjumlah 30 ternyata nilai
signifikansi lebih keci dari 0.05 artinya variabel efektifitas tower crane terhadap progres proyek Ho di
tolak .
Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel terikat (Y)
dengan variabel bebas (X) dengan menggunakan metode Korelasi Pearson (Product Momen
Correlations). Hasil analisa uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.5
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai
variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1
berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik)
dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Menurut Sugiyono (2011) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

1. 0,00 - 0,199 = sangat rendah


2. 0,20 - 0,399 = rendah
3. 0,40 - 0,599 = sedang
4. 0,60 - 0,799 = kuat
5. 0,80 - 1,000 = sangat kuat

Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi


No Variabel X Nilai R Sig. (2-tailed) N

1 Peranan alat tower crane sangat di utamakan di proyek .323* 0.012 60

2 Peranan dan efektifitas alat tower crane di pengaruhi jadwal kerja .342** 0.007 60

3 Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase .548** 0.000 60

4 Kedisiplinan pekerja pengaruh terhadap operasional alat tower crane 0.154 0.240 60

5 Upah operator berpengaruh terhadap efektifitas tower crane .476** 0.000 60

6 Peranan cuaca mendukung alat tower crane .337** 0.009 60

7 Akses bangunan sekitar pengaruh peranan alat tower crane .308* 0.017 60

8 Pengecoran di lantai atas pengaruh dari peranan alat tower crane .362** 0.004 60

9 Area loading alat tower crane .336** 0.009 60

10 Tempat fabrikasi pengaruhi efektifitas alat tower crane .496** 0.000 60

11 Peranan subcon pengaruhi alat tower crane .465** 0.000 60

12 Peranan jam kerja pengaruhi alat tower crane .551** 0.000 60

13 Efektifitas tower cran e di pengaruhi keahlian operator .351** 0.006 60

14 Area Faade tergantung alat tower crane .348** 0.006 60

15 Pengangakutan matrial tergantung alat tower crane .412** 0.001 60

16 Peranan alat tower crane di pengaruhi tim .323* 0.012 60

17 Progres proyek di pengaruhi efektifitas kerja tower crane .342** 0.007 60

18 Bangunan gedung bertingkat di perlukan alat tower crane .548** 0.000 60

19 Kapasitas alat tower crane 0.154 0.240 60

20 Kedatangan material dipengaruh alat tower crane .466** 0.00 60

21 Jumlah alat tower crane tergantung bangunan gedung, .389** 0.002 60

22 Matrial besi yang utama dalam pengangkutan alat tower crane 0.183 0.161 60

23 Efektifitas alat tower cran e pengaruhi mataerial .472** 0.000 60

24 Efektifitas alat tower crane pengaruhi Kordinasi pengaturan operasionalnya .367** 0.004 60

25 Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja .565** 0.000 60

26 Pengangakutan pre-cast fasade tergantung alat tower crane .537** 0.000 60

27 Peranan alat tower crane di pengaruhi oleh proyek .490** 0.000 60

28 Efektifitas alat tower crane agar di kontrol kondisinya .489** 0.000 60

29 Tonase dan jib alat tower crane .259* 0.045 60

30 Keselamtan pengangkutan berpengaruh pada alat tower crane .423** 0.001 60


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Output program statistik

Variabel-variabel X yang berpengaruh signifikan dapat di lihat pada tabel 4.5 hasil uji
korelasi,sedangkan terdapat variabel X yang sangat rendah korelasinya diantaranya :
a. Kedisiplinan pekerja pengaruh terhadap operasional alat tower crane(X4). 0.240 > 0.05
b. Matrial besi yang utama dalam pengangkutan alat tower crane (X22) 0,183 > 0.05
c. Kapasitas alat tower crane (X19) 0.154 > 0.05
4.5. Uji Koefisien Determinan
Dengan menggunakan program statistik dan dengan metode entered /removed di dapat nilai Durbin-
Watson Test sebesar 1.995, dengan nilai R Square sebessar 0.754
Tabel 4.6. Nilai Koefisein determiman
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson


1 .863a .745 .543 .53037 1.995
a. Predictors: (Constant), Matrial besi yang utama dalam pengangkutan tower crane, Jumlah tower crane tergantung dari besarnya
bangunan gedung, Efektifitas tower crane pengaruhi Kordinasi pengaturan operasional tower crane , Cuaca Mendukungefektifitas tower
crane , Efektifitas tower crane di pengaruhi keahlian operator, Akses bangunan sekitar pengaruh efektifitas tower crane, Efektifitas tower
crane di pengaruhi kerja sama team proyek, Pengangakutan matrial pre-cast di lantai atas tergantung tower crane, Pengangakutan matrial di
lantai atas tergantung tower crane, Tonase dan panjang lengan tower crane di pengaruhi oleh efektifitas tower crane, efektifitas tower crane
pengaruhi Distribusi mataerial , Jumlah subcon di proyek pengaruhi efektifats tower crane, Pengawasan Pekerjaan saat tower crane bekerja,
Tempat alat bantu fabrikasi pengaruhi efektifitas tower crane, Area Loading pengaruhi efektifitas tower crane, Keutamaan keselamtan
kerja berpengaruh pada efektifitas tower crane, Efektifitas tower crane di pengaruhi oleh aktifitas proyek, Pengaturan jam kerja pengaruhi
efektifitass tower crane , Kapasitas alat tower crane pengaruh efektivitas kerja , Efektifitas tower crane agar di kontrol kondisinya,
Kedatangan Material pengaruh kerja tower crane, Pengecoran di proyek di bangunan palning atass pengaruh pada efektifitas tower crane ,
Progres proyek di pengaruhi efektifitas kerja tower crane, Di area Faade bangunan gedung tergantung alat tower crane, Upah operator
berpengaruh terhadap efektifitas tower crane
b. Dependent Variable: Variabel Y
Dari tabel 3.8 di atas besarnya nilai R Square adalah 0.754 atau 75,4 %, artinya variabel bebas
tersebut berpengaruh terhadap kinerja proyek, sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel yang lain
Sebesar 24,6 %.
4.6. Uji F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova yaitu uji untuk melihat bagaimanakah
pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk
menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Dengan
menggunakan program statistik dan yang di gunakan adalah method entered/removed hasilnya dapat
di lihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Uji F

ANOVAb
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 27.051 26 1.04 3.699 .000a
1 Residual 9.283 33 0.281
Total 36.333 59
a. Predictors: (Constant), Keutamaan keselamtan kerja berpengaruh pada efektifitas tower crane,
Kapasitas alat tower crane pengaruh efektivitas kerja , Jumlah tower crane tergantung dari besarnya
bangunan gedung, Akses bangunan sekitar pengaruh efektifitas tower crane, Efektifitas tower crane
pengaruhi Kordinasi pengaturan operasional tower crane , Matrial besi yang utama dalam pengangkutan
tower crane, Efektifitas tower crane di pengaruhi kerja sama team proyek, Jumlah subcon di proyek
pengaruhi efektifats tower crane, Efektifitas tower crane di pengaruhi oleh aktifitas proyek, Efektifitas
tower crane agar di kontrol kondisinya, Cuaca Mendukungefektifitas tower crane , Efektifitas tower
crane di pengaruhi keahlian operator, Bangunan gedung bertingkat di perlukan tower crane , Progres
proyek di pengaruhi efektifitas kerja tower crane, Pengangakutan matrial di lantai atas tergantung tower
crane, Area Loading pengaruhi efektifitas tower crane, Upah operator berpengaruh terhadap efektifitas
tower crane, Pengangakutan matrial pre-cast di lantai atas tergantung tower crane, Pengawasan
Pekerjaan saat tower crane bekerja, efektifitas tower crane pengaruhi Distribusi mataerial , Tonase dan
panjang lengan tower crane di pengaruhi oleh efektifitas tower crane, Tempat alat bantu fabrikasi
pengaruhi efektifitas tower crane, Pengaturan jam kerja pengaruhi efektifitass tower crane , Pengecoran
di proyek di bangunan palning atass pengaruh pada efektifitas tower crane , Di area Faade bangunan
gedung tergantung alat tower crane, Kedatangan Material pengaruh kerja tower crane
b. Dependent Variable: Variabel Y
Sumber : Output program statistik

Hasil analisa uji F seperti di uraikan di bawah :


Dari hasi output dengan program statistik di dapat nilai F sebesar 3,699 > dari nilai tabel 1.84, berarti
secara simultan variabel bebas (Independent) berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent)
Dan nilai signifikannya sebesar 0,00 < dari nilai 0,05,artinya variabel bebas secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent(terikat)
4.7. Uji t
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing
variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan
dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada
masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F.
Tabel 4.8. Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.181 .328 3.601 .001
1
Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) .493 .095 .565 5.212 .000
(Constant) .135 .367 .367 .715
2 Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) .400 .085 .458 4.735 .000
Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) .445 .099 .436 4.506 .000
(Constant) -.664 .443 -1.501 .139
Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) .352 .081 .403 4.334 .000
3
Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase ( X3) .325 .102 .318 3.182 .002
Peranan jam kerja pengaruhi alat tower crane ( X12) .413 .143 .292 2.889 .005
(Constant) -1.021 .455 -2.243 .029
Pengawasan Pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) .291 .083 .333 3.499 .001
4 Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) .227 .107 .222 2.115 .039
Peranan jam kerja pengaruhi alat tower crane ( X12) .426 .138 .302 3.088 .003
Pengangkutan precast faade tergantung alat tower crane (X26) .203 .090 .231 2.262 .028
a. Dependent Variable: Variabel Y
Sumber : Output program statistik
Kesimpulan dari hasil analisa output dengan program statistik pada tabel 3.10 ,yang di ambil
adalah model 2 dengan uraian sebagai berikut ;
H1= Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) berpengruh signifikant terhadap
kinerja proyek (Y)
H2= Pengawasan pekerjaan alat tower crane bekerja (X25 ) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja proyek (Y)
Berdasarkan output koefisein konstanta dari tabel 3.10 variabel ( X3) sebesar 0,4 bernilai
positif, sehingga dapat di katakan bahwa Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase ( X3)
berpengaruh positif terhadap kinerja proyek
Untuk X25 hasil output koefisein sebesar 0,445 sehingga dapt di nyatakn berpengaruh positif
terhadap kinerja proyek.
Hipotesa terhadap uji t
Ho = Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
proyek ( Y )
H1 = Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja proyek ( Y)
Ho1 = Pengawasan pekerjaan saat tower crane bekerja (X25) ) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja proyek ( Y )
H2 = Pengawasan pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja proyek ( Y)
Dimana tingkat kepercayaan di gunakan 95%, maka nilai = 0.05
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Ho di trima dan H1 di tolak jika nilai t hitung < t tabel atau signifikan > 0.05
b. Ho di tolak dan H1 di trima jika nilai t hitung > t tabel atau signifikan < 0.05
Kesimpualn dari hasil uji t adalah sebagaai berikut ;
Hasil analisanya t hitung variabel X3 adalah 4,735 > dari t tabel adalah 2.045 berarti Ho di tolak dan
H1 di trima, kesimpulanya variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y
Berikutnya hasil analisa t hitung variabel X25 adalahh 4,506 > dari t tabel adalah 2.045 berarti Ho di
tolak dan H1 di trima, kesimpulanya variabel X25 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y
4.8. Regresi Linear Berganda
Dari data yang terdapat pada tabel 3.10, nilai intersep 0,135, sedangkan nilai 0,400 dan 0,445 adalah
konstanta untuk variabel X3 dan X25 sehingga apabila di tulis dalam persamaan regresi linear
berganda atau model dengan persamaan sebagai berikut ; Y = 0,135 +0,400X3+0,445X25

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:


a. Konstanta / intersep sebesar 0,135 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel
bebas X3 dan,X25 sama dengan nol maka nilai Y adalah 0,135. Dalam kata lain bahwa
variabel X3 dan X25 tidak menggunakan alat tower crane maka nilainya adalah 0,135.
b. Koefisien regresi variabel bebas (X3) sebesar 0,400 artinya pengaruh satu kali peningkatan
Peranan alat tower crane di pengaruhi tonase (X3) akan menyebabkan peningkatan terhadap
kinerja proyek.
c. Koefisein regresi variabel bebas (X25) sebesar 0445 artinya pengaruh satu kali peningkatan
pengawasan pekerjaan alat tower crane bekerja (X25) akan menyebabkan peningkatan
terhadap kinerja proyek.
V. KESIMPULAN
5.1. Variabel bebas yang berperan terhadap kinerja proyek adalah X3(Peranan alat tower crane di
pengaruhi tonase) dan variabel bebas X25((Pengawasan pekerjaan alat tower crane bekerja)
5.2. Bentuk model dari variabel adalah Y = 0,135 +0,400X3+0,445X25
5.3. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa seluruh variabel X memiliki nilai di atas 0,254
sebagai nilai batas suatu item kuesioner Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas
sejumlah 30 variabel di nyatakan valid.
5.4. Hasil uji reliabilitas penelitian menunjukkan koefisien realibility alpha (rhitung) sebesar
0.925 lebih besar dari (rkritis) 0.60. Salah satu metode yang dapat dipakai untuk mengukur
reliabilitas denga nilai reliabilitas > minimal 0,6 - 0,8. sehingga dapat disimpulkan bahwa 30
item Variabel bebas ( Independent) termasuk datanya Reliabel.
5.5. Hasil dari program statistik di dapat Normal P-Plot Of Regresian Standar Residual seperti di
gambar 4.1 dapat di katakan bahwa titik - titik yang ada mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya, dapat di simpulkan data tersebut berdistribusi Normal. Untuk membuktikan data
normal , peneliti menganalisa dengan One-sample kolmogorov-simorov test, ternyata nilai
signifikan sebesar 0.970 dapat di lihat pada tabel 4.4 , data tersebut lebih besar dari 0.05,
sehingga dapat di katakan uji normalitas termasuk Normal
5.6. Hasil uji korelasi terdapat variabel-variabel. yang berpengaruh signifikan seperti pada tabel
tabel 4.5 hasil uji korelasi.Dari hasil analisa terdapat variabel bebas (X) yang sangat rendah
/tidak ada hubungannya dengan variabel terikat (Y), variabel bebas tersebut adalah
X4(Kedisiplinan pekerja pengaruh terhadap operasional alat tower crane) mempunyai nilai R
sebesar 0,240 > 0,05, X19 (Kapasitas alat tower crane) mempunyai nilai R sebesar 0,154 >
0,05 dan X22 (Matrial besi yang utama dalam pengangkutan alat tower crane) mempunyai
nilai 0,183 > 0,05.
5.7. Hasil uji koefisien determinan seperti di perlihatkan pada tabel 3.8, besarnya nilai R Square
adalah 0.754 atau 75,4 %, artinya variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap kinerja
proyek, sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel yang lain Sebesar 24,6 %.
5.8. Dari hasi output dengan program statistik di dapat nilai uji F sebesar 3,699 > dari nilai tabel
1.84, berarti secara simultan variabel bebas ( X) (Independent) berpengaruh terhadap variabel
terikat (Y) (dependent)
5.9. Hasil uji t ternyta nilai signifikannya sebesar 0,00 < dari nilai 0,05,artinya variabel bebas ( X)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat ( Y) (dependent)
Hasil analisanya t hitung variabel X3 adalah 4,735 > dari t tabel adalah 2.045 berarti Ho di
tolak dan H1 di trima, kesimpulanya variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap
variabel bebas (Y). Berikutnya hasil analisa t hitung variabel X25 adalahh 4,506 > dari t tabel
adalah 2.045 berarti Ho di tolak dan H1 di trima, kesimpulanya variabel X25 berpengaruh
signifikan terhadap variabel (Y)
5.10. Hasil uji Regresi linear berganda nilai koefisein dan konstanta dapat di lihat pada tabel 3.10,
besarnya nilai intersep 0,135, sedangkan nilai 0,400 dan 0,445 adalah konstanta untuk variabel
X3 dan X25 sehingga apabila di tulis dalam persamaan regresi linear berganda atau model
dengan persamaan sebagai berikut ; Y = 0,135 +0,400X3+0,445X25
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Anwar Prabu Mangkunegara, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Bryan Stafford Smith,Alex Coull. 1991 Tall Building Structures: Analysis and Design.ISBN:
978-0-471-51237-0
Asiyanto, 2008. Manajemen Alat Berat Untuk Konstruksi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Dessler, Gary. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Prenhallindo
Day, D. A. & Benyamin N.B. , 1991. Construction Equipment Guide. New York: Wiley
Kerzner, Harold. Project Management. Edisi 5, Penerbit Van Nostrand Reinhold, United
States of America, 1995
Keputusan Gubenur provinsi DKI JakartaKetentuan pengawasan pelaksanaan
kegiatanmembangun diprovinsi DKI Jakarta 2002
Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw-hill.
Nunnally 2007. Construction Methods and Management, 7th Edition
Stephens W. Nunnally, University of Florida
Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Ternate: Penerbit LepKhair
Peraturan daerah khusus ibukota Jakarta nomor 7. Tentang bangunan gedung, pasal 6 dan
pasal 8, 2010
Proboyo, B; 1998. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek; Klasifiasi dan Peringkat dari
Penyebab-penyebabnya, Universitas Kristen Petra, Surabaya Soeharto
Rostiyanti, Susy Fatena, Ir, M.Sc. Alat berat untuk proyek konstruksi, Edisi kedua, Penerbit
Rineka Cipta, Dicetak PT. Asdi Mahasatya, 2008
Rivai, Veithzal. 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke
Praktik, Jakarta : RajaGrafindo Persada
Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Medan
https://nikifour.co.id/tower-crane
https://images.google.com/
Dokumen proyek apartemen district 8 lot 28 Senopati Jakarta

You might also like