You are on page 1of 9

JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

Analisa Cost Overruns pada Beberapa Proyek


Konstruksi di Kota Ambon

Zakarias Refun1, Suryanto Intan2, W Sapulette3


1
Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Maluku, Jalan OT Pattimaipauw Talake - Ambon
2,3
Staf Pengajar Universitas Kristen Indonesia Maluku, Jalan OT Pattimaipauw Talake - Ambon
Gmail : sui1964@hotmail.com , wilsap_sap@yahoo.com

Abstract

construction project is a process where plans and specifications of the planner converted into the physical structure,
the greater a project means the more complex mechanism which means the more problems faced, because if not
properly handled it will result in the impact of one of the cost overruns
this study aims to know the factors cause of the cost overruns and to minimize the factors cause of the cost overruns
on construction projects in the city Ambon. research conducted through the spread of questionnaires, with the goal
of respondents is director, manejer project, site engineer, supervisory field with sub field work of the building,
before the questionnaire was used to measure the variable the first tested the validity and reliability of using SPSS.
the results showed, factors cause of the cost overruns construction projects in accordance with the rating that is, the
delay schedule for the influence of the weather (8,94%), data and information project incomplete (8,82%), the price
increases material (8,68%), the high wage labor (8,68%). to minimize the factors cause of the cost overruns above
then it must be completed prior to the main structure and the roof so that the work in the building can be done
although weather conditions rain, surveying the early before the signature of the contract to the data and information
project can know more clearly, making stock meterial and mengorder stuff before going price increases material,
emphasizing wage labor but not reduce the quality of any workers.

Keywords : Project, Construction, Cost, Overruns

waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu


dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
1. PENDAHULUAN dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara
Proyek konstruksi merupakan proses dimana jelas dalam kontrak.
rencana/desain dan spesifikasi para perencana Unsur input dari proyek konstruksi diantaranya men
dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik. (tenaga kerja), money (biaya), methods (metode), machines
Proses ini melibatkan organisasi dan koordinasi dari (peralatan), materials (bahan) dan market (pasar), semua
semua sumber daya proyek seperti tenaga kerja, unsure tersebut perluh diatur sedemikian rupa sehingga
peralatan konstruksi, material-material permanen proporsi unsur-unsur yang menjadi kebutuhan dalam
(tetap) dan sementara, suplai dan fasilitas, dana, proyek konstruksi tersebut dapat tepat dalam
teknologi, dan metode serta waktu untuk penggunaanya dan proyek dapat berjalan secara efisien
menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai anggaran, (Fahira, 2005).
serta sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang Pembangunan proyek konstruksi dibutuhkan keahlian,
dispesifikasikan oleh perencana (Barie, 1995). pengetahuan dan pengalaman tersendiri baik bagi
Semakin besar suatu proyek, berarti semakin perencana, manajer konstruksi, maupun kontraktor. Hal
kompleks mekanismenya yang berarti semakin ini disebabkan karena pembangunan suatu proyek
banyak masalah yang harus dihadapi. Jika tidak konstruksi adalah unik dan sangat kompleks, Untuk
ditangani dengan benar, berbagai masalah tersebut memperkecil/meminimumkan terjadinya nilai cost
akan mengakibatkan dampak, salah satunya berupa overruns pada proyek yang akan dilaksanakan
pembengkakan biaya (cost overruns) (Dipohusodo, berikutnya, maka perlu mengetahui penyebab
1996). terjadinya pembengkakan biaya (cost overruns), baik
Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi dari segi perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi
membutuhkan suatu manajemen untuk mengolah dari sumber daya, maupun pengendalian keuangan dan
bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu waktu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan faktor-faktor penyebab terjadinya cost overruns pada
proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu proyek konstruksi dan bagaman meminimalkan
kegiatan sementara, yang berlangsung dalam jangka faktor-faktor tersebut.

26
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk


masing-masing organisasi peserta proyek
2. KAJIAN PUSTAKA penekanannya berbeda-beda. Bagi pemilik (owner),
2.1 Pengertian Proyek Konstruksi angka yang akan menunjukan jumlah perkiraan biaya
Konstruksi merupakan suatu kegiatan yang akan menjadi salah satu patokan untuk
membangun sarana maupun prasarana. Dalam menentukan kelanjutan investasi. Untuk kontraktor,
sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah keuntungan finansial angka diperoleh dari seberapa
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau jauh manajemen membuat rencana anggaran biaya.
satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada Definisi perkiraan biaya menurut National
beberapa area (Wikipedia). Estimating Society-USA yang dikutip dari buku
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian Manajemen Proyek yang ditulis oleh Imam
kegiatan yang hanya satu kali dilakukan dan Suharto (1995) adalah seni memperkirakan (the art
umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian of approximating) kemungkinan jumlah biaya yang
kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil atas informasi yang tersedia pada waktu itu.
kegiatan yang berupa bangunan. Selain itu proyek
konstruksi memiliki 3 (tiga) karakteristik yaitu: 2.4 Unsur-Unsur Biaya Proyek
bersifat unik, membutuhkan sumber daya (uang, Unsur-unsur biaya proyek merupakan
mesin, metoda, dan material), dan membutuhkan keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan dari
organisasi (Ervianto, 2002).
pelaksanaan suatu proyek. Biaya yang terlibat dalam
2.2 Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi pelaksanaan konstruksi dibedakan atas biaya
Manajemen proyek adalah suatu cara/metode langsung, biaya tidak langsung, dan biaya tak
untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan, terduga / contingency. (Santoso, 2002).
infrastruktur dengan menggunakan sumber daya 2.4.1 Biaya langsung (direct cost)
yang secara efektif melalui tindakan-tindakan Biaya langsung adalah elemen biaya yang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan berkaitan langsung dengan kemajuan fisik
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga
proyek yang dikerjakan. Yang termasuk
berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan
proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat biaya langsung adalah biaya material, tenaga
mutu (Ervianto, 2002) kerja, peralatan, dan biaya subkontraktor
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah (Santoso, 2002). Biaya langsung secara
mengelola fungsi manajemen atau mengatur umum dapat diidentifikasi oleh kontraktor
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga 2.4.2 Biaya tidak langsung (indirect cost)
diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan Biaya tidak langsung adalah biaya yang
(spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaan
ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu proyek konstruksi. Sering di anggap sebagai
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini biaya operasional meliputi biaya bahan bakar,
selalu diusahakan pelaksanaan pengwasan mutu pelumas, transportasi, pemindahan alat, dan
(Quality Control), pengawasan biaya (cost Control) biaya operator (Santoso, 2002).
dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control). 2.4.3 Biaya tak terduga (contingency)
Ketiga pengawasan ini harus dilaksanakan dalam Biaya tak terduga (contingency) adalah
waktu yang bersamaan. Penyimpangan yang terjadi pengeluaran yang tidak dapat diperhitungkan
dari salah satu hasil kegiatan pengawasan dapat sebelumnya. Hal ini diakibatkan karena
berakibat hasil pembangunan tidak sesuai dengan
kemungkinan kesalahan dalam estimasi biaya
persyaratan yang telah ditetapkan.
diawal perencanaan, kesalahan selama
2.3 Perkiraan Biaya Proyek pelaksanaan pekerjaan, ataupun karena
Perkiraan biaya memegang peranan penting kemungkinan lain yang belum diketahui
dalam menyelenggarakan proyek. Pada taraf pertama (Imam Soeharto, 1995).
digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya
yang diperlukan untuk membangun proyek atau
2.5 Pengendalian Biaya Proyek
investasi, selanjutnya memiliki fungsi untuk
Pengendalian biaya merupakan langkah akhir
merencanakan dan mengendalikan sumber daya
dari proses pengelolaan biaya proyek, yaitu
seperti material, tenaga kerja, pelayanan maupun
mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran

27
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran Untuk kegiatan yang memerlukan peralatan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian, aspek dan pendukung harus dapat dideteksi secara jelas. Jenis,
objek pengendalian biaya akan identik dengan kapasitas, kemampuan dan kondisi peralatan harus
perencanaan biaya, sehingga berbagai jenis kegiatan sisesuaikan dengan kegiatannya. Estimasi harga/sewa
di lapangan harus selalu dipantau dan dikendalikan peralatan yang tidak tepat akan mengakibatkan
agar hasil implementasinya sesuai dengan anggaran terjadinya pembengkakan biaya.
yang telah ditentukan.
2.9 Pembengkakan Biaya (Cost overruns) Pada
2.6 Pembengkakan Biaya (Cost overruns) Saat Proses Proyek Konstruksi
Pada dasarnya dalam pelaksanaan proyek Pada saat proses konstruksi berlangsung,
konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
pembengkakan biaya (cost overruns) maupun pembengkakan biaya. Beberapa faktor tersebut
antara lain:
keterlambatan waktu penyelesaian. Pembengkakan
1. Manajer proyek yang tidak kompeten/cakap
biaya (cost overruns) pada tahap pelaksanaan (Imam Soeharto, 1995)
proyek sangat tergantung pada perencanaan, Manajer proyek sangat berpengaruh pada proses
koordinasi, dan pengendalian dari kontraktor serta perencanaan, organisasi, dan memimpin serta
bergantung pada estimasi anggaran biaya, sehingga mengendalikan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu
pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe diperlukan manajer yang memiliki pengetahuan dan
konstruksi dibutuhkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dalam lingkup proyek yang menjadi
tanggung jawabnya, manejer harus memiliki
pengalaman baik perencana, manejer konstruksi
kecekapan dalam mengatur pekerjaan dan mengatur
maupun kontraktor. tenaga kerja, yang mempengaruhi produktivitas
2.7 Faktor-Faktor Cost Overruns Menurut pekerja.
Beberapa Peneliti Terdahulu 2. Kualitas yang buruk dari pekerja kontraktor
Berdasarkan philosofi manajemen konstruksi, (Imam Soeharto, 1995)
tinjauan terhadap faktor-faktor penyebab
Kualitas yang uruk dari pekerja akan
terjadinya pembengkakan biaya proyek dapat
mempengaruhi produktivitas kerja yang dihasilkan.
dikelompokkan dalam tiga bagian besar yaitu:
Akibat produktivitas yang rendah menyebabkan
perencanaan, koordinasi sumber daya dan
biaya proyek akan bertambah dari yang
kontrol/pengendalian.
direncanakan.
1. Bagian perencanaan:
a. Estimasi biaya 2.10 Pembengkakan Biaya (Cost overruns) Pasca
b. Pelaksanaan dan hubungan kerja Konstruksi
2. Bagian koordinasi: Meskipun proyek sudah berakhir masa
a. Material
konstruksinya, bukan berarti tanggung jawab
b. Tenaga kerja
c. Peralatan kontraktor selesai begitu saja. Demikian pula
3. Bagian pengendalian dengan pembengkakan biaya, pada saat pasca
a. Aspek keuangan proyek konstruksi masih ada peluang terjadinya
b. Waktu pelaksanaan pembengkakan biaya. Faktor penyebab terjadinya
c. kebijakan politik pembengkakan biaya pasca konstruksi menurut
2.8 Pembengkakan Biaya (Cost Overruns) Pada Imam Soeharto, 1995) antara lain:
Tahap Awal Proyek
1. Adanya klaim dari pengembang karena produk
Pada tahap awal sebelum dilaksanakannya bisa
yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang
terjadi pembengkakan biaya (cost overruns), itu
diharapkan.
terjadi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
2. Adanya keluhan dari pemakai karena adanya
1. Faktor Sumber Daya Manusia (Imam Suharto,
cacat pada masa pemeliharaan.
1995)
Perencanaan penyediaan sumber daya manusia
2.11. Menentukan Indikasi Cost overruns Pada
untuk tiap proyek tidak sesuai dengan kebutuhan
Setiap Proyek
akan berpengaruh terhadap biaya proyek, karena
Untuk menentukan besarnya keuntungan
tahap dalam pelaksanaan proyek membutuhkan
proyek pada tahap akhir sebuah proyek, diperlukan
jumlah tenaga kerja yang berbeda.
data mengenai anggaran total awal (sesuai nilai
2. Peralatan (Indriani, 1999)
kontrak) dan biaya akhir proyek/biaya kenyataan
nilai, persentase besarnya keuntungan di-

28
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

bandingkan dengan target profit menunjukkan (M1 dan M2). Dari data yang diperoleh dari LPJK
indikasi bahwa proyek mengalami cost overruns Provinsi Maluku khusus untuk kontraktor yang
atau tidak mengalami cost overruns (Rizal, 1996). menangani pekerjaan gedung dengan Kualifikasi
Cost overruns dapat didefinisikan sebagai suatu
Menengah (M1 dan M2) berjumlah 32 perusahaan
kondisi dimana biaya yang sebenarnya (actual
Cost) melebihi biaya yang direncanakan. Hal seperti tertera dalam tabel 1.
tersebut dapat dijelaskan dengan Gambar 1. Tabel 2.1. Jumlah Populasi dalam penelitian

Kualifikasi Jumlah
Menengah

M1 23

M2 9

Total 32

Gambar 2 . 1. Skema Cost Overruns Sumber : Hasil Analisa

2.12. Variabel Penelitian 2.14. Rangkuman Literatur


Variabel adalah kondisi atau karakteristik yang Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor
dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena
peneliti. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini biasanya menyangkut jumlah investasi besar yang
dibedakan menjadi variable manifest dan variable harus ditanamkan pemberi tugas yang rentan
laten. terhadap resiko kegagalan. Oleh karena itu, biaya
1. Variable Manifest (X)adalah instrumen proyek perlu dikelola dengan baik sehingga
penelitian berupa kuisioner, yang didalamnya kemungkinan terjadinya pembengkakan biaya bisa
memuat indikator-indikator (item-item berupa diminimalisir (Dipohusodo, 1996).
pertanyaan atau pernyataan).
2. Variable Laten (F) adalah variabel yang 2.15. Uji Validitas Dan Rehabilitas
diperoleh setelah dilakukan eksplorasi dan 2.15.1. Uji Validitas
interpretasi terhadap variabel-variabel manivest korelasi rumus Product Moment, yaitu korelasi
yang ada. antara skor item dengan skor total. Jika terdapat
2.13. Populasi Dan Sampel Penelitian korelasi yang nyata antara item dengan total item,
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini mengindikasikan bahwa item yang bersangkutan
menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Izaac adalah valid. Kriteria pengujian adalah sebagai
dan Michael, untuk tingkat kesalahan 5%. 𝑛 = berikut:
𝑁  Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig.
2 … … … … … … ( 𝟏) 0,05)
𝑁(𝑑) +1
Dimana : n = Sampel Maka instrumen atau item-item pertanyaan
N = Populasi berkorelasi signifikan terhadap skor total
D = Derajat Kebebasan (0,1 ; 0,05 ; ) (dinyatakan valid).
 Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini 0,05)
menggunakan teknik stratifikasi (Stratified Random Maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak
Sampling) yaitu suatu teknik pengambilan sampel berkorelasi signifikan terhadap skor total
dimana populasi terdiri atas kategori-kategori (dinyatakan tidak valid)
𝑛𝑖
𝑁𝑖 = 𝑁 𝑥 𝑛 … … … … … … … … (𝟐) 2.15.2. Uji Reliabilitas
Dimana : Ni = Jumlah sampel menurut Memenuhi keandalan berarti bahwa instrumen
kelompoknya yang digunakan dalam beberapa kali untuk
N = Jumlah populasi keseluruhan mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data
ni = Jumlah populasi kelompok yang sama. Pada penelitian ini pengujian relibialitas
n = Jumlah sampel pada d = 0,05 menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Dasar
Populasi pada penelitian ini adalah kontraktor pengambilan keputusan yaitu :
gedung dikota Ambon dengan Kualifikasi Menengah

29
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

 Alpha > r tabel = Sebelum kuisioner digunakan untuk


Konsisten/Reliabel mengukur variabel yang ada maka terlebih dulu
 Alpha < r tabel = Tidak diuji validitas, reliabilitas.
Konsisten/Tidak reliabel

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan berlokasi di Kota
Ambon yakni pada Perusahaan Kontraktor yang
pernah atau sedang menangani proyek konstruksi, 3.5 Bagan Alir Penelitian
waktu penelitian yang dibutuhkan dalam melakukan
Mulai
penelitian ini yaitu ± 2 (dua) bulan. yaitu pada
Tanggal 05 September 2016, dan berkahir pada
Tanggal 18 November 2016. Perumusan Masalah & Penetapan Tujuan Penelitian

3.2 Instrumen Penelitian


Tinjauan
Dalam penelitian survey ini instrumen Pustaka
penelitian yang digunakan yaitu kuisioner. Kuisioner
Pengumpulan data
diberikan kepada responden dan dibuat dalam bentuk
pertanyan, dimana jawaban dan pernyataan
Data Primer Data Sekunder
responden yang sesuai diberikan kode (X) pada
kotak yang tersedia. Pada bagian pertama dari  Kuisioner  Literatur
kuisioner berisi profil responden dan data  Daftar kontraktor
dari kantor LPJK
perusahaan yang disurvei, Pengukuran kuisioner
dilakukan dengan cara likert dimana responden Analisis Data
diberikan pilihan (obtion) yang kemudian tinggal
memilih derajat kesetuajuan/ketidaksetujuannya atas
Program SPSS 22
pertanyaan yang diajukan.Pada bagian kedua berisi
pernyataan-pernyataan untuk mengukur persepsi  Uji Validitas
responden terhadap fakror-faktor penyebab cost  Uji Reliabilitas

overruns pada proyek konstruksi, pengukuran analisa


Hasil & Pembahasan
cost overruns pada proyek konstruksi dilakukan
berdasarkan tiga bagian utama yang terinci menjadi
8 aspek dengan menggunakan skala 1 – 4 dimana Kesimpulan & Saran

semakin tinggi nilainya semakin tinggi pula cost


overrunsnya Selesai

3.3 Metode Pengumpulan Data


Gambar 3.1. Alir Penelitian
Data yang akan dikumpulkan dan digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) macam yaitu
data primer dan sekunder. Data primer yang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh pada penelitian ini berasal dari kuisioner, 4.1. Deskripsi Responden
untuk data sekunder berasal dari instansi yang terkait Perusahaan kontraktor gedung yang menjadi
dalam hal ini LPJK Provinsi Maluku, Kontraktor
responden dalam penelitian ini berjumlah 32
yang bersangkutan dan referensi yang relevan
dengan objek penelitian perusahaan (Berdasarkan data dari LPJK). Dimana
yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu
3.4 Metode Analisa Data sebanyak 30 perusahaan yang dipilih secara acak.
Ketika penelitian dilakukan jumlah keseluruhan
perusahaan (kontraktor) yang mengambil kuisioner
adalah sebanyak 19 orang.

30
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

Adapun variable dan indikator manivest X6.1 Valid


0.589 0.008 0.456
penyebab Cost Overruns proyek dapat dilihat pada X6.2 Valid
0.572 0.010 0.456
LAMPIRAN 1
X6.3 Valid
0.579 0.009 0.456
4.2. ANALISA DATA HASIL KUISIONER X7.1 Valid
0.516 0.024 0.456
4.1. Uji Validitas
Pengujian validitas menggunakan teknik X7.2 Valid
0.684 0.001 0.456
korelasi rumus Product Moment dengan tingkat X7.3 Valid
kepercayaan 95% dan α = 5%, dengan cara 0.503 0.028 0.456
mengkorelasikan skor masing-masing item dengan X8.1
0.676 0.001 0.456
Valid
skor totalnya. Uji validitas digunakan untuk
X8.2 0.753 0.456 Valid
mengetahui taraf sejauh mana ketepatan dan 0.000
kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsinya
Sumber : Hasil Analisa
atau mengukur apa yang seharusnya diukur, artinya
apakah instrumen yang dimaksudkan untuk Instrumen dikatakan valid jika korelasi product
mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur moment menunjukkan korelasi yang signifikan antara
secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut. Hasil skor item dengan skor total. Jika korelasi product
uji validitas disajikan dalam tabel dibawah ini. moment menunjukkan korelasi masing-masing item
dengan korelasi tabel (r tabel), jika product moment >
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas r tabel maka instrumen dikatakan valid.
Item Korelasi Sig R Tabel Hasil
Rhitung α = 0,05 4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui sifat dari alat ukur yang
X1.1 Valid digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut
0.522 0.022 0.456
X1.2
0.683 0.001 0.456
Valid akurat, Reliabilitas menunjukkan sejauh mana
X1.3 Valid
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
0.591 0.008 0.456
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
X1.4 Valid
0.507 0.027 0.456 yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan
X2.1 Valid dengan menggunakan formula Alpha Cronbach,
0.705 0.001 0.456
X2.2 Valid dimana hasil ujinya disajikan pada tabel berikut.
0.469 0.043 0.456
X2.3 Valid
0.468 0.043 0.456 Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas
X2.4 Valid Variabel Cronbach Alpha
0.492 0.033 0.456
X2.5 Valid X1 0.605
0.673 0.002 0.456
X2 0.756
X2.6 Valid
0.724 0.000 0.456
X3 0.609
X2.7 Valid
0.472 0.041 0.456 X4 0.653
X3.1 Valid X5 0.616
0.650 0.003 0.456
X6 0.602
X3.2 Valid
0.652 0.002 0.456 X7 0.618
X3.3 Valid X8 0.615
0.668 0.002 0.456
X4.1 Valid Sumber : Hasil Analisa
0.609 0.006 0.456
X4.2 Valid 1. Menentukan Penyebab Terjadinya
0.676 0.001 0.456
Cost Overruns
X4.3 Valid
0.822 0.000 0.456 setiap penyebab dari terjadinya cost overruns
X5.1
0.649 0.003 0.456
Valid X1 sampai dengan X8 akan dicari besarnya angka
indeks dan tingkat kesetujuan. Untuk tahap awal
X5.2 Valid
0.767 0.000 0.456 dicari angka indeks yang mana setiap nilai frekwesi

31
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

dihitung lalu kemudian setiap niali frekwensi Peralatan/equip mobilisasi/demobi


dikalikan dengan angka bobot, setelah itu hasil yang ment lisasi peralatan
didapat kemudian dibagikan total frekwensi yang X2. Manejer proyek
ada, dan selanjutnya dicari nilai tingkat kesetujuan 7 Pelaksanaan tidak 7,24
hubungan kerja kompeten/cakap
yaitu nilai angka indeks dibagi dengan bobot
X6. Aspek Tidak adanya
maksimum setelah itu dikalikan dengan total 8 keuangan pengendalian 7,23
keseluruhan bobot. Untuk cara perhitungan angka proyek biaya
indeks dan tingkat kesetujuan lebih detail ditunjukan Sumber : Hasil Analisa
dalam tabel dibawah

Tabel 4.5. Faktor Penyebab Cost Overrun Yang


Maksimum

Tabel 4.3. Variabel X1 sampai dengan X8 N Faktor Present Pering


o ase (%) kat
No Nilai Frekwensi Bobot 1 Adanya 8,94 1
1 Sangat tidak setuju f1 1 keterlambatan
2 Tidak setuju f2 2 jadwal karena
3 Setuju f3 3 pengaruh cuaca
4 Sangat setuju f4 4 2 Data dan 8,82 2
Total Frekwensi Ft informasi proyek
Angka indeks : (∑ frekwensi x bobot) /total kurang lengkap
frekwensi. 3 Adanya kenaikan 8,68 3
Tingkat kesetujuan : (angka indeks / bobot harga material
maksimum) x 10% 4 Tinggihnya upah 8,68 4
Hasil perhitungan angka indeks dan tingkat tenaga kerja
kesetujuan untuk setiap penyebab overruns biaya 5 Disekitar proyek 7,76 5
dapat dilihat pada Lampiran 2. terjadi hura-hara
2. Menentukan Faktor Penyebab Cost Overruns 6 Tingginya biaya 7,63 6
Yang Maksimum mobilisasi
Dari setiap kelompok (kelompok X1 sampai peralatan
X8) yang menunjukan penyebab yang maksimum 7 Manejer proyek 7,24 7
dapat dilihat pada Tabel tidak
kompeten/cakap
Tabel 4.4. Tingkat Kesetujuan Yang Maksimum 8 Tidak adanya 7,23 8
Tingkat pengendalian
N kesetujuan Present biaya
o Kelompok maksimum ase (%) Sumber : Hasil Analisa
Adanya 3. Meminimalkan Faktor-Faktor Penyebab
X7. Waktu keterlambatan Cost Overruns Pada Proyek Konstruksi
1 8,94
pelaksanaan jadwal karena Untuk dapat meminimalkan faktor-faktor yang
pengaruh cuaca menjadi penyebab cost overruns pada proyek
Data dan konstruksi maka diperlukan ketelitian, pengamatan
X1. Estimasi informasi proyek
2 8,82 dan pengontrolan yang baik pada elemen faktor-
biaya yang kurang
lengkap faktor tersebut yang dapat dijelsakan sebagai berikut:
Adanya kenaikan
3 X3. Material 8,68
harga material a. Adanya keterlambatan jadwal karena pengaruh
X4. Tenaga Tinggihnya upah cuaca
4 8,68
Kerja tenaga kerja untuk dapat meminimalkan unsur-unsur yang dapat
X8. Kebijakan Disekitar proyek mempengaruhi terjadinya cost overruns pada faktor
5 7,76
ekonomi/politik terjadi hura-hara ini yaitu perlu dikerjakan terlebih dahalu pekerjaan
6 X5. Tingginya biaya 7,63

32
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

yang menjadi prioritas penting untuk dapat 2. Untuk dapat meminimalkan faktor-faktor yang
mengurangi keterlambatan jadwal diantaranya menjadi penyebab terjadinya cost overruns yang
paling maksimum adalah: Kerjakan terlebih
pekerjaan strukur utama dan pekerjaan atap.
dahulu struktur utama dan pekerjaan atap,
b. Data dan informasi proyek yang kurang lengkap. Dilakukan survei awal dan data diperikasa
Untuk dapat meminimalkan faktor-faktor yang terlebih dahulu sebelum menandatagani
menjadi penentu terjadinya cost overruns di atas kontrak, Membuat stok material yang akan
maka sebelum pekerjaan proyek ditangani maka digunakan dan mengorder barang terlebih
seharusnya dilakukan survei awal sehingga data dan dahulu, Menekankan upah dari tenaga kerja
informasi proyek perluh diketahui terlebih dahulu tetapi tidak mengurangi mutu dan kwalitas
agar cost overruns bisa dapat ditanggulangi. tenaga kerjanya, Selalu diberikan pemahaman
kepada setiap pekerja dan dilakukan
pembebasan tanah terlebih dahulu, Alat yang
c. Adanya kenaikan harga material dimobilisasi kelokasi melalui jalan darat,
Untuk dapat meminimalkan atau Manejer proyek harus diseleksi terlebih dahulu,
mengantisipasi terjadinya cost overruns pada faktor Dilakukan Manajemen proyek yang baik.
ini harus terlebih dahulu membuat stok material yang
akan digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan, 5.2. SARAN
misalnya keramik, besi, semen dan material Dengan mengetahui faktor-faktor yang paling
bangunan yang lain setelah itu mengorder barang mempengaruhi terjadinya cost overrun pada proyek
terlebih dahulu sebelum terjadi kenaikan harga konstruksi gedung maka diharapkan perusahaan
material sehingga faktor ini tidak dapat menimbulkan kontraktor dapat meminimalkan dan mengantisipasi
kerugian pada saat pelaksanaan pekerjaan agar cost penyebab terjadinya cost overrun proyek konstruksi
overruns bisa diminimalkan. gedung yang akan dilaksanakan sehingga nilai cost
d. Tinggihnya upah tenaga kerja overruns bisa diperkecil.
Untuk dapat meminimalkan terjadinya cost
overruns pada faktor ini kontraktor perluh berusaha
menekankan upah dari setiap tenaga kerja dengan DAFTAR PUSTAKA
pasaran harga yang berlaku tetapi tidak mengurangi
mutu dan kwalitas dari setiap pekerja sehingga hal ini Asiyanto, (2005), Construction Project Cost
dapat mengurangi tingginya upah tenaga kerja dan Management, Jakarta:Pradnya
dapat meminimalkan terjadinya cost overruns Paramita
proyek. Barie, D.S. Paulson, Jr. B.C. dan Sudinarto. 1995.
Manajemen Konstruksi Profesional.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Dipohusodo, Istimawan, 1996, Manajemen Proyek
5.1. KESIMPULAN
dan Konstruksi Jilid 2, Kanisius,
1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang paling mempengaruhi Yogyakarta.
terjadiny cost overruns pada proyek konstruksi Ervianto, W.I., 2002, Manajemen Proyek Konstruksi,
gedung di kota ambon dengan tingkat Penerbit PT Andi, Jakart
kesetujuan maksimum pada setiap kelompok Fahira, 2005 Faktor faktor penyebab terjadinya
yang merupakan penyebab yang sangat pembengkakan biaya pada proyek
menentukan terhadap terjadinya cost overruns konstruksi gedung di Makasar. ITS
adalah: Adanya Keterlambatan jadwal karena Surabaya.
pengaruh cuaca 8,94%, Data dan informasi Indriani, Santoso. 1999. “Analisa Overruns Biaya
proyek yang kurang lengkap 8,82%, kenaikan pada Beberapa Tipe Proyek
harga material 8,68%, Tingginya upah tenaga Konstruksi”. Dimensi Teknik Sipil.
kerja 8,68%, Disekitar proyek terjadi hura-hara Volume 1.
7,76%, Tingginya biaya mobilisasi/demobilisasi Rizal, 1996. Pengendalian Proyek Dengan
peralatan 7,63%, Manejer proyek yang tidak
Mengintegrasi Penyimpangan Biaya ITB
kompeten 7,24%, Tidak adanya pengendalian
biaya 7,23%. Bandung

33
JURNAL MANUMATA VOL 3, NO 1 (2017) ISSN 2087-5703

Soeharto, Iman.1995, Manajemen Proyek: Dari


Konseptual sampai Operasional.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Santoso, 2002, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Cost
Overrun, Laporan penelitian Universitas
Kristen Petra Surabaya
Sarwono, Jonathan. 2006, Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta :
Graha Ilmu
Wikipedia, Februari 2017. “Konstrusi”, [Online]
Diunduh melalui:
https://id.wikipedia.org/wiki/Konstruksi

34

You might also like