You are on page 1of 18

LAPORAN HASIL SURVEY

PROYEK KONSTRUKSI GUDANG BNPB JATI ASIH

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN

Aldy Wijaya (1152004017)

Nur Azizah (1152004018)

Rizki Fadhlur R (1152004030)

Roy Prayuda P (1152004041)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BAKRIE

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagian besar proyek pembangunan dibagi dalam beberapa kegiatan


khusus, masing-masing dengan sasaran dan rentang waktu penyelesaiannya.
Setiap kegiatan memiliki batas awal dan akhir tertentu serta mungkin
memerlukan seperangkat peralatan atau penggolongan kerja yang lebih spesifik.
Keberhasilan perencanaan proyek ditentukan dengan adanya perencanaan kerja
yang jelas sebelum proyek konstruksi dimulai. Yang dimaksud dengan rencana
kerja adalah suatu pembagian waktu yang terinci untuk masing-masing bagian
pekerjaan, persiapan sampai pekerjaan akhir.
Pemilihan metode pelaksanaan dan jadwal yang tepat sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu pelaksanaan pembangunan proyek. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu proyek adalah kecepatan dan
ketepatan waktu pelaksanaan, keakuratan dalam pencapaian mutu dan
pengendalian biaya pelaksana. Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi
merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, yang
mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan
biaya ekonomis.
Metode jaringan kerja merupakan cara grafis untuk menggambarkan
kegiatan-kegiatan dan kejadian yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
Jaringan menunjukkan susunan logis antar kegiatan, hubungan timbal balik
antara pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek, dan berguna dalam
merencanakan urutan kegiatan yang saling bergantung dengan waktu
penyelesaian proyek yang diperlukan. Jaringan ini nantinya akan sangat
membantu dalam penentuan kegiatan-kegiatan kritis serta meminimalisir
keterlambatan dari suatu kegiatan terhadap waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui kinerja proyek pembangunan apakah pelaksanaannya telah
dilakukan dengan optimal.
2. Untuk melihat dari perkiraan yang tidak sesuai dengan rencana maka dapat dengan
segera melakukan optimasi.
3. Untuk memprediksikan waktu berakhirnya pelaksanaan proyek tersebut.

1.3 MANFAAT
1. Menjadikan bahan pembelajaran dalam proyek konstruksi untuk mengetahui cara
mengoptimalkan biaya dan waktu pelaksanaan.
2. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dibidang manajemen konstruksi, khususnya dalam teknik dan metode
pengendalian suatu pembangunan.
3. Memberikan peringatan dini apabila terjadi hal- hal yang tidak ekonomis atau biaya
di luar/melebihi anggaran.
4. Menjadi tolak ukur atau referensi bagi proyek yang mengalami keterlambatan dalam
penyelesaian proyek.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. MANAJEMEN KONSTRUKSI

H. Koontz (1982), memberikan definisi manajemen sebagai proses merencanakan,


mengorganisir, memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan anggota serta sumberdaya
yanglain untuk mencapai sasaran organisasi yang telah di tentukan. Menurut H. Fayol
(1841-1925), manajemen bukanlah bakat seseorang tetapi suatu kepandaian (skill) yang
dapat dipelajari, yaitu dengan memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.

Manajemen menurut H. Kerzner (1982), didefinisikan sebagai proses merencanakan,


mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka pendek yang telah di tentukan. Keberhasilan dalam melaksanakan proyek
antara lain ditentukan oleh ketersediaan pihak manajemen puncak (top management) untuk
mengerahkan orang dan sumber daya lain dalam perencanaan dan pengendalian proyek.

Menurut Syah (2004) manajemen konstuksi memiliki ruang lingkup yang cukup luas,
karena mencakup tahapan kegiatan sejak awal pelaksanaan sampai dengan akhir
pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut pada umumnya
dibagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Manajemen konstruksi juga dapat diartikan, bagian suatu metode sistem proses atau
prosedur dalam pengolahan suatu proyek konstruksi secara terpadu, sistematis, efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan pembangunan proyek konstruksi tersebut dimulai dari
perencanaan, perancangan, pelelangan atau pengadaan dan pelaksanaan.
2.2 PERENCANAAN (PLANNING)

Perencanaan salah satu fungsi penting dalam manajemen konstruksi, yaitu memilih dan
menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang dan diperlukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran. Tindakan yang pertama dilakukan adalah pengumpulan data yang berkaitan
dengan proyek yang akan dilaksanakan, antara lain: ketentuan umum, kebijaksanaan dan
keputusan, hasil-hasil survey, hasil studi kelayakan, dokumen perencanaan lengkap dengan
persyaratan teknis yang diperlukan.

Tahapan selanjutnya adalah apabila pelaksanaan proyek telah berjalan, data dan informasi ini
kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan data perencanaan dasar. Kegiatan ini meliputi
analisis dan membandingkan hasil pelaksanaan fisik di lapangan terhadap perencanaan dasar,
kemudian dilakukan pembetulan yang diperlukan agar pekerjaan selalu terkontrol menuju
sasaran yang disebut perencanaan untuk pengendalian.

Menurut Soeharto (1997), unsur-unsur pelaksanaan erat hubungannya dengan pengolahan


suatu proyek adalah jadwal, anggaran, prakiraan dan sasaran. Suatu perencanaan yang baik
memerlukan keterangan-keterangan yang jelas mengenai hubungan antara unsur-unsur yang
menjadi bagian dari perencanaan, sehingga seluruh bagian organisasi dan personal yang terlibat
dapat mengetahui tindakan yang akan dituju.

1. Jadwal
Adalah penjabaran perencanaan proyek yang menjadi urutan langkah-langkah kegiatan
yang sistematis untuk mencapai suatu sasaran. Pendekatan yang dipakai jadwal adalah
pembuatan jaringan kerja (network) yang menggambarkan suatu grafik hubungan
urutan pekerjaan proyek. Pekerjaan mana yang harus didahulukan dari pekerjaan yang
lain harus diidentifikasikan secara jelas dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan.

2. Anggaran
Merupakan suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
proyek. Anggaran merupakan perencanaan penggunaan biaya untuk peleksanaan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Anggaran dikaitkan dengan rencana jadwal
pekerjaan, yang akan menjadi patokan dasar atau pembanding dalam kegiatan
pengendalian.
3. Prakiraan
Adalah suatu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk melihat keadaan masa
depan dengan data yang tersedia. Tujuan prakiraan adalah memberikan informasi yang
dipakai sebagai salah satu dasar perencanaan.

4. Sasaran
Sasaran proyek ada tiga, yaitu mutu waktu atau jadwal, dan anggaran atau biaya. Ketiga
sasaran proyek mempunyai hubungan yang erat dan saling terkait, dalam arti mengubah
sasaran yang satu pada umumnya berpengaruh terhadap yang lain.

2.3 PENJADWALAN (SCHEDULING)

Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan
penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai akibat
tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah di buat, karena kondisi kenyataan tidak
sama/sesuai dengan kondisi saat jadwal tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

Orang yang bertanggung jawab dalam hal perencanaan dan penjadwalan proyek dengan
demikian perlu memahami semua faktor yang melatar belakangi pembuatan jadwal
proyek. Pemahaman faktor-faktor tersebut dilakukan dengan mengkaji enam tahapan
(AGCA, 1994) yang ada dalam proses menjadwal tersebut, yakni :
1. identifikasi aktifitas-aktifitas proyek
2. estimasi durasi aktifitas
3. penyusunan rencana kerja proyek
4. penjadwalan aktifitas-aktifitas proyek
5. peninjauan kembali dan analisa terhadap jadwal yang telah dibuat
6. penerapan jadwal

Data kemajuan pelaksanaan fisik merupakan fungsi waktu. Tindakan monitoring atas
waktu pelaksanaan proyek merupakan tindakan pengendalaian setelah diikuti dengan
tindakan pencegahan atau perbaikannya, sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan. Jadi
tindakan koreksi yang dilakukan manajer proyek dalam rangka pengendalian/kontrol
adalah menghilangkan faktor-faktor penghambat kelancaran pelaksanaan proyek. faktor
penghambat kemajuan/progres pelaksanaan proyek, sangat banyak macamnya, antara lain:
1. Delivery time sumber daya kebutuhan proyek terlambat sampai di proyek.
2. Salah penafsiran atas spesifikasi dalam pelaksanaannya.
3. Salah memilih metode pelaksanaan pekerjaan.
4. Salah pengertian dalam koordinasi antara petugas yang bertanggung jawab dan
petugas yang terkait dalam pekerjaan tersebut.
5. Adanya gangguan di luar jangkauan estimasi/perhitungan teknis (kondisi
alam/medan kerja, cuaca)
6. Musibah dan/atau bencana alam.
7. Pengendalian tidak berjalan dengan semestinya.

Menurut Djojowirono (2005) proses manajemen ialah serangkaian tahap kegiatan mulai
dari awal penentuan sasaran/tujuan sampai dengan akhir pencapaian tujuan/sasaran, sedang
kegiatan yang berlangsung merupakan fungsi dari manajemen.\

Pada proyek konstruksi, penerapan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing,


staffing, leading, controlling) dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang penting untuk
menunjang keberhasilan proyek.

Penjadwalan aktivitas-aktivitas proyek pada dasarnya adalah menentukan pada saat kapan
suatu aktivitas harus mulai dan berakhir. Rangkaian aktivitas-aktivitas dengan durasinya
masing-masing yang telah diurutkan akan membentuk rangkaian penjadwalan aktivitas
yang menjadi jadwal pelaksanaan proyek.

Peninjauan kembali jadwal bertujuan menjamin bahwa jadwal proyek adalah masuk akal
dan lengkap, sedangkan analisis jadwal bermaksud menjamin bahwa jadwal tersebut
merupakan rencana yang dapat dikerjakan dengan pertimbangan sumberdaya produksi dan
menajerial yang ada.
BAB III

HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN

Proyek kantor dan sarana penyimpanan badan penanggulangan bencana (BNPB) berada di
daerah bekasi, yang mana lebih tepatnya berada di jalan permai. Proyek ini bertujuan
sebagai tempat penyimpanan barang-barang logistik yang dimiliki oleh Badan
Penanggulangan Bencana (BNPB). Proyek ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Indonesia (APBN). Kontraktor utama proyek ini adalah PT Andica
Parsaktian Abadi , dengan konsultan arsiteknya oleh PT Perentjana Djaja.

Nama Project Kantor dan Sarana Penyimpanan BNPB

Jl. Permai Kampung Pondok Benda, RT 06, RW 02,


Lokasi Kel. Jatirasa, Kec.Jatiasih, Kota Bekasi.

Luas Lahan 8.803 𝑚2

Jumlah unit yang dipasarkan 1 Unit


Jumlah Lantai Bangunan 3 Lantai
Team Project
 Developer : PT. Andica Parsaktian Abadi
 Main Kontraktor : Tim BNPB

 Konsultan Arsitek dan Struktur :


PT. Perentjana Djaja
Apabila ditinjau dari S-curve proyek Kantor dan Sarana Penyimpanan BNPB dapat
diketahui bahwa proses proyek telah dimulai sejak bulan Oktober 2017 awal dan
ditargetkan kelar pada bulan Desember 2017. Namun proyek ini sempat mengalami
keterlambatan dikarenakan spoon pile yang diperlukan untuk pekerjaan pondasi proyek ini
mengalami ketidaktersediaan di pasaran, sehingga mengalami keterlambatan kurang lebih
1 bulan, namun PT. Perentjana Djaja mengatasi masalah tersebut dengan cara mengerjakan
pekerjaan rangka atap baja terlebih dahulu agar 1 bulan tersebut tidak terbuang sia-sia.
Sampai saat bulan Mei 2018 ini tahap pelaksanaan konstruksi telah mencapai kurang lebih
85%. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu penyebab grafik S-curve rencana berada
diatas grafik aktual karena sempat terjadi pengalihan pekerjaan dikarenakan
ketidaktersediaannya spoon pile ukuran yang diperlukan.
Gambar 1. Kurva S Rencana Proyek Gudang BNPB
Dalam mengerjakan suatu proyek, shop drawing merupakan salah satu komponen
yang tidak kalah penting dikarenakan shop drawinglah yang digunakan dalam pelaksaan
penempatan suatu item pekerjaan di suatu proyek. Tahapan shop drawing bisa digunakan
sebagai gambar kerja ialah harus melalui persetujuan engineer dari perusahaan yang
mendesign tersebut, serta persetujuan dari MK dan yang paling penting persetujuan dari
owner.

Gambar 2. Denah Pondasi Proyek Gudang BNPB


Monitoring menjadi hal yang penting dikarenakan didalam suatu pekerjaan
konstruksi akan ada saja masalah yang dihadapi, seperti contoh di shop drawing
penempatan saklar untuk kamar mandi A terletak di sebelah kanan pintu, namun saat
quality control mengecek pekerjaan tersebut langsung ke lapangan, dan seandainya owner
tidak menyukai itu, itu pun bisa menjadi awal permasalahan. Maka dari itu setiap
perusahaan pasti memiliki quality control masing-masing yang bertugas untuk
memonitoring pekerjaan di lapangan. Saat kami survei ke proyek BNPB salah satu masalah
yang ada disana ialah besar pengelasan titik buhul rangka atap ada yang lebih tebal dari
bagian lainnya dan dikarenakan itu sudah terlanjur selesai dan terpasang rapi maka itupun
tetap seperti itu sampai sekarang.

Gambar 3. Form Monitoring Proyek Gudang BNPB


Dokumentasi Pelaksanaan Pembangunan Kantor dan Sarana Penyimpanan
BNPB Jati Asih Bekasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan S-curve dari proyek Kantor dan Sarana Penyimpanan BNPB dapat diketahui
bahwa proyek mengalami keterlambatan karena posisi kurva aktual berada dibawah kurva
rencana.
2. Menurut hasil wawancara dengan PT. Perentjana Djaja, keterlambatan tersebut terjadi
karena tidak adanya diameter spoon pile yang dibutuhkan.
3. Salah satu antisipasi terhadap keterlambatan proyek adalah dengan melakukan pekerjaan
rangka atap baja terlebih dahulu.

IV. 2. Saran

1. Disarankan kepada perusahaan, agar dapat lebih meningkatkan produktifitas pekerjaan atas
tanggung jawabnya.
2. Keselematan kerja adalah faktor utama dalam pekerjaan proyek di lapangan. Para pekerja
disarankan untuk tetap mengedepankan K3.

You might also like