You are on page 1of 7

ANALISIS PENJADWALAN ULANG PROYEK DENGAN METODE

PERT (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)


(Studi Kasus Pembangunan RSUD Tipe B Magelang)

Gini Garcinia1, Fitri Nugraheni2

1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: 13511244@students.uii.ac.id
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: 005110101@staf.uii.ac.id

Abstract: Projects generally have a deadline, meaning that the project must be
completed before or at the specified time. Regarding project problems, the success of the
project implementation on time is an important goal for both the project owner and the
contractor. In the implementation of the project often occurs in several jobs that do not
go according to plan, for example in the implementation of the construction project of
Type B RSUD Magelang at foundation work and the structure has some delay in
completing work The delay is influenced by several factors. There are several project
scheduling techniques, one of which is the PERT method. PERT (Project Evaluation and
Review Technique) is a project scheduling method based on networks that requires three
presumptive times for each activity, namely, optimistic (a), pessimistic (b), and most
likely (m). Based on the results of the analysis and calculations that have been made, the
time needed to carry out the foundation work to the project structure work is 301 days.
On the time schedule of existing project plans it takes 217 days with the possibility of a
project probability of 22.06%. This is likely the probability of the project to be completed
with a target of 217 days and a probability of 22.06% the possibility of the work being
completed is very low. Calculations made using the PERT method have considered the
possibilities that will occur at the time of implementation, possibly good or bad.

Keyword: Project scheduling, PERT, Project duration.

1. PENDAHULUAN dibuat oleh pihak kontraktor sehingga


Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan kebanyakan masih menggunakan Bar
yang berlangsung dalam jangka waktu Chart sebagai alat kontrol penjadwalan,
yang terbatas dengan mengalokasian namun penggunaan Bar Chart
sumber daya tertentu dan dimaksudkan mempunyai kemungkinan adanya
untuk menghasilkan produk atau keterlambatan karena tidak
deliverable (hasil proyek) yang kriteria menunjukkan jalur kritis pelaksanaan
mutunya telah digariskan dengan jelas. konstruksi tersebut. Analisis Network
Manajemen proyek adalah aplikasi dapat membantu dalam menyusun
pengetahuan (knowledges), keterampilan perencanaan penyelesaian proyek
(skills), alat (tools) dan teknik dengan waktu dan biaya yang paling
(technique) dalam aktifitas-aktifitas efisien. Pada metode PERT (Program
proyek untuk memenuhi kebutuhan- Evaluation Review Technique) untuk
kebutuhan proyek. Perencanaan yang penentuan durasi kegiatan suatu proyek
dan memiliki tiga parameter estimasi, lembur, dan subkontrak. Hasil yang
yaitu waktu tercepat (optimistic duration didapatkan adalah durasi optimal proyek
time), waktu terlama (pessimistic adalah 150 hari dengan biaya total
duration time), dan waktu yang paling proyek sebesar Rp21.086.217.638,83
mungkin (most likely time), sehingga pada alternatif subkontrak.
lebih baik dari Bar Chart dalam Harahap (2013), “Analisis Waktu
pengontrolan proses konstruksi. Dalam Penyelesaian Pekerjaan Dengan
pelaksanaan proyek sering terjadi pada Menggunakan Metode PERT (Program
beberapa pekerjaan yang tidak berjalan Evaluation and Review Technique)”.
sesuai dengan rencana. Saat Tujuannya untuk mendapatkan
pelaksanaannya proyek ini mengalami perhitungan waktu umur proyek
keterlambatan yang dipengaruhi oleh konstruksi berdasarkan data yang
faktor iklim dimana pada saat awal berasal dari kontrak perjanjian proyek
proses pelaksanaan memasuki musim Poskesdes di kabupaten Aceh Timur.
penghujan. Faktor-faktor keterlambatan Metode yang dipergunakan adalah
tersebut dapat menimbulkan dampak PERT (Program Evaluation and Review
yang cukup besar terhadap waktu Technique) dengan melihat hubungan
penyelesaian dan biaya proyek, oleh antara kurun waktu yang diharapkan (te)
karena itu dilakukan analisis dengan target penyelesaian yang
penjadwalan dengan menggunakan diinginkan (td) yang dinyatakan dengan
metode PERT (Program Evaluation z. Hasil dari penelitian adalah kurun
Review Technique). Sehingga dengan waktu penyelesaian masing-masing 127
menggunakan metode PERT diharapkan hari, 118 hari, dan 125 hari untuk
dapat mempermudah proses masing-masing alternatif dengan
penjadwalan dan dapat mengetahui persentase penyelesaian 90%. Didapat
waktu yang dibutuhkan utnuk umur proyek selama 133 hari untuk
melaksanakan proyek. Tujuan penelitian alternatif X, 121 hari untuk alternatif Y,
yang akan dilakukan adalah sebagai dan 129 hari untuk alternatif Z dan
berikut. dipiliha alternatif Y karena memiliki
1. Mengetahui durasi yang diperlukan umur proyek tersingkat.
pada pekerjaan pondasi hingga Hamam (2015) “Analisa Waktu
struktur atas berdasarkan metode Pembangunan Gedung Berlantai l
PERT. Dengan Menggunakan Metode Critical
2. Mengetahui waktu penyelesaian Path Method (CPM)”. Tujuannya adalah
proyek dengan tingkat untuk mendapatkan waktu pelaksanaan
keberhasilannya. proyek dengan menggunakan metode
3. Mengetahui perbandingan jadwal Critical Path Method (CPM)
existing dengan hasil reschedule berdasarkan data-data yang didapat dari
proyek menggunakan metode PERT pengalaman responden. Metode yang
pada pekerjaan pondasi hingga digunakan adalah dengan metode
struktur atas. Critical Path Method (CPM). Hasil dari
penelitian Didapatkan waktu aktual
2. STUDI PUSTAKA untuk menyelesaikan proyek gedung
Dannyanti (2010), “Optimalisasi berlantai l adalah selama 106 hari
Pelaksanaan Proyek Dengan Metode dengan jumlah kegiatan pada lintasan
PERT dan CPM”. Tujuannya untuk kritis sebanyak 20 kegiatan dari 32
mengatur waktu penyelesaian proyek kegiatan atau sebanyak 62,5%.
dengan lebih efisien dan efektif. Metode
yang dipergunakan adalah dengan
menghitung waktu penyelesaian proyek
dan penambahan tenaga kerja, kerja
3. LANDASAN TEORI angka estimasi. PERT juga
3.1 Manajemen Proyek memperkenalkan parameter lain yang
Manajemen proyek adalah semua mencoba mengukur ketidakpastian
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian tersebut secara kuantitatif seperti deviasi
dan koordinasi suatu proyek dari awal standar dan varian. Menurut Soeharto
(gagasan) hingga berakhirnya proyek (1995), metode ini memiliki cara yang
untuk menjamin pelaksanaan proyek spesifik untuk menghadapi hal tersebut
secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat yang memang hampir selalu terjadi pada
mutu (Ervianto, 2005). kenyataannya dan mengakomodasinya
dalam berbagai bentuk perhitungan. Bila
3.2 Penjadwalan Proyek dalam cpm memperkirakan waktu
Penjadwalan proyek merupakan komponen kegiatan proyek dengan
perangkat untuk menentukan aktivitas pendekatan deterministik satu angka
yang diperlukan dalam menyelesaikan yang mencerminkan adanya kepastian,
suatu proyek dengan kerangka waktu maka PERT direkayasa untuk
tertentu. Dalam metode menyusun menghadapi situasi dengan kadar
jadwal yang terkenal adalah analisis ketidakpastian (uncertainly) yang tinggi
jaringan (network) yang pada aspek kurun waktu kegiatan.
menggambarkan suatu grafik hubungan
urutan pekerjaan yang diidentifikasi 3.5 Jaringan PERT
dalam kaitannya dengan waktu, pada PERT divisualisasikan dengan suatu
jaringan kerja ini sangat berguna untuk grafik atau bagan yang melambangkan
perencanaan dan pengendalian proyek ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram
(Soeharto,1997). jaringan ini terdiri dari beberapa titik
(nodes) yang menjelasakan kejadian
3.3 Metode Penjadwalan Proyek (event) atau suatu titik tempuh
Terdapat beberapa metode penjadwalan (milestone). Titik-titik tersebut
yang dapat digunakan untuk mengelola dihubungkan oleh suatu vektor (garis
waktu dan sumber daya proyek. Setiap yang memiliki arah) yang menjelaskan
metode terdapat kelebihan dan suatu pekerjaan (task) di dalam sebuah
kekurangannya masing-masing yang proyek. Arah dari vektor atau garis
didasarkan atas kebutuhan dan hasil tersebut menunjukan suatu urutan
yang ingin dicapai terhadap kinerja pekerjaan.
penjadwalan. Variabel yang 3.6 Langkah-langkah PERT
mempengaruhi kinerja proyek juga perlu 1. Mengidentifikasi aktivitas (activity)
dimonitor seperti mutu, keselamatan dalam pekerjaan yang dibutuhkan
kerja, ketersediaan peralatan dan untuk menyelesaikan sebuah proyek
material. metode penjadwalan proyek dan titik tempuhnya (milestone) yaitu
tersebut diantaranya adalah Kurva S atau penanda kejadian pada awal dan
Hanumm Curve, Metode Network akhir satu atau lebih aktivitas.
Planning, Precedence Diagram Method 2. Menetapkan urutan pekerjaan dari
(PDM). aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
3.4 Metode Program Evaluation and 3. Membuat diagram jaringan (network
Review Technique (PERT) Diagram).
Metode PERT memakai pendekatan 1. Memperkirakan waktu yang
yang menganggap bahwa kurun waktu dibutuhkan untuk setiap aktivitas,
kegiatan tergantung pada banyak faktor Menetapkan jalur kritis (Critical
dan variasi, sehingga lebih baik Path), Melakukan pembaharuan
perkiraan tersebut diberi rentang digram PERT sesuai dengan
(range), yaitu dengan memakai tiga kemajuan proyek.
2. Menetapkan jalur kritis (Critical belakang dasar pemikiran metode PERT
Path) pada umumnya.
3. Melakukan pembaharuan diagram
PERT sesuai dengan kemajuan
proyek.

3.7 Durasi Efektif Kegiatan (te)


Karena terdapat tiga buah waktu dalam
setiap kegiatannya, maka diperlukan
komputasi untuk mendapatkan durasi
efektif dari setiap kegiatan (te).
te = (a + 4m + b) / 6 4. METODE PENELITIAN
Dimana: Pada penelitian yang dilakukan ini
te = Perkiraan waktu termasuk kedalam metode penelitian
a = Waktu Palig Optimis analitis yang mana menganalisis suatu
b = Waktu Normal studi kasus sehingga akan mendapatkan
m = Waktu Paling Pesimis solusi dari permasalahan tersebut.
Analisis tersebut berupa pengolahan
3.8 Standar Deviasi Kegiatan (se) beberapa data yang diakhiri berupa
Perhitungan standar deviasi dari setiap penarikan sebuah hasil kesimpulan.
kegiatan diperlukan untuk menghitung
varian dari kegiatan. Perhitungan 4.1 Lokasi Penelitian
didasarkan pada formula sebagai berikut Obyek penelitian yang akan dilakukan
d = (b – a) / 6 analisis adalah proyek Pembangunan
dan Pengembangan RSUD Tipe B
3.9 Varian Kegiatan (ve) Magelang yang terletak di Jl. Mayjend
Kuadrat dari standar deviasi adalah Bambang Soegeng, Mungkidan, Desa
varian, perhitungan dapat dilakukan Danurejo, Kecamatan Mertoyudan,
dengan mengikuti formula sebagai Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
berikut, v = d2
4.2 Data Penelitian
Data yang terdapat pada penelitian ini
3.10 Target Jadwal Penyelesaian (TD)
didapatkan dari sumber data yaitu pihak
Hubungan antar waktu yang diharapkan
kontraktor proyek. Data yang
(te) dengan target T(d), pada metode
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
PERT dinyatakan dengan z dan
data sekunder, diantaranya:
dirumuskan sebagai berikut.
𝑇(𝑑)−Te
1. Time schedule
Deviasi z = 𝑆 2. Wawancara kepada pihak proyek
untuk mendapat durasi optimis, durasi
3.11 Teori Probabilitas paling memungkinkan, dan durasi
Pada dasarnya teori probabilitas pesimis pada pelaksanaan proyek.
bermaksud mengkaji dan mengukur
ketidakpastian (uncertainty) serta 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
mencoba untuk menjelaskan secara Karakteristik Responden
kuantitatif dan diumpamakan suatu Dalam penelitian ini dilakukan
kegiatan dilakukan secara berulang wawancara kepada responden,
ulang dengan kondisi yang dianggap respondedn yang dipilih pada penelitian
sama, teori probabilitas dengan kurva ini adalah pihak kontraktor yang telah
distribusinya akan mejelaskan arti tiga berpenglaman bekerjan pada proyek
angka estimasi tersebut dan latar pembangunan gedung.
5.1 Durasi Tiap Pekerjaan yang meliputi durasi waktu tersingkat
Tabel 1 Durasi Total Tiap Item (a), durasi paling mungkin (m), dan
Pekerjaan durasi waktu terlama (b). Ketiga nilai
Durasi (Hari) durasi tersebut kemudian dipergunakan
Most
NO Pekerjaan Optimis
Likely
Pesimis untuk menghitung durasi efektif
(a) (b) kegiatan (te) pada masing-masing item
(m
A Pilecap pekerjaan tersebut.
Perapihan (𝑎+4𝑚+𝑏)
1
pilecap
4 6 10 te =
6
Lantai kerja
2 3 5 8
pilecap
3 Pembesian 2 5 8 5.4 Menghitung Nilai EET (Earliest
4
Pemasangan
2 4 5
Event Time)
Bekesting Dalam menghitung besarnya nilai EET
5 Pengecoran 1 6 10
Sloof
digunakan perhitungan ke depan
B (Forward Analysis) yang dimulai dari
Pilecap
1 Lantai Kerja 3 4 6 kegiatan paling awal dan dilanjutkan
2 Pembesian 2 3 7
Pemasangan
dengan kegiatan berikutnya.
3 2 4 6 LFij = LFij - dA
Bekesting
4 Pengecoran 1 2 4
Lantai
C
Basement
5.5 Menghitung Nilai LET (Latest
1 Pembesian 15 18 20 Event Time)
2
Pemasangan
10 13 15 Menghitung besarnya nilai LET
Bekesting
3 Pengecoran 6 9 14
digunakan perhitungan ke belakang
E Kolom (Backward Analysis) yang dimulai dari
1 Pembesian 40 48 60 kegiatan paling akhir dan dilanjutkan
2 Bekesting 36 40 48 dengan kegiatan sebelumnya.
3 Pengecoran 16 20 24
F Pelat Lantai LFij = LFij - dA
1 Pembesian 52 36 70
2 Bekesting 28 38 48 5.6 Menentukan Lintasan Kritis
3 Pengecoran 8 16 24
Lintasan kritis menunjukan waktu paling
G Tangga lama dari penyelesaian proyek, maka
1 Pembesian 12 16 28 waktu penyelesaian proyek secara
2 Bekesting 12 16 20
3 Pengecoran 8 12 16
keseluruhan juga akan tertunda. Lintasan
kritis selalu melalui kejadian dengan
H Atap nilai EET = LET atau LET = EET = 0.
1 Pembesian 10 13 16
2 Bekesting 3 5 8
Tabel 2 Pekerjaan Lintasan Kritis
3 Pengecoran 2 3 5 Durasi
NO Pekerjaan
(Hari)
5.2 Menentukan Durasi Perlantai 1 Pilecap 26
2 Sloof Pilecap 12
untuk mendapatkan durasi per lantai 3 Kolom Lt. Basement 32
perlu dilakukan dengan cara perhitungan 4 Lantai Basement 40
perbandingan volume. 5 Plat Lt.1 29
1. Durasi per lantai 6 Tangga Basement 11
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 7 Kolom Lt.1 27
=( ) 𝑥 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 8 Plat Lt.2 37
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 9 Tangga Lt.1 11
10 Kolom Lt. 2 26
5.3 Analisis Durasi Yang Diharapkan 11 Plat Lt.3 33
12 Tangga Lt.2 11
(TE) 13 Kolom Lt. 3 25
Dari hasil perhitungan durasi perlantai, 14 Lantai Atap 12
diperoleh durasi yang digunakan sebagai 15 Tangga Lt.3 11
16 Kolom Lt. Atap 6
durasi masing-masing item pekerjaan 17 Atap 21
kemungkinan tidak mempertimbangkan
5.7 Analisis Standar Deviasi Kegiatan kemungkinan yang akan terjadi pada
dan Varian Kegiatan saat pelaksanaan, kemungkinan baik
Perhitungan waktu penyelesaian ataupun buruk. Pada analisis deviasi
pekerjaan dengan metode PERT dikenal standar kegiatan dan varians kegiatan
dengan adanya derajat ketidakpastian dijelaskan bahwa semakin kecil nilai
dari masing-masing kegiatan, hal ini varians, maka semakin pasti suatu
disebabkan karena adanya rentang kegiatan dapat diselesaikan begitu juga
waktu antara waktu paling cepat (a) dan sebaliknya. Berdasarkan analisis yang
waktu paling lambat (b) yang menandai telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
derajat ketidakpastian. Besarnya nilai varians terbesar yaitu pada
ketidakpastian tergantung pada besarnya pekerjaan pilecap dengan nilai 4.681, itu
angka-angka dari (a) dan (b). artinya pada pekerjaan tersebut
Perhitungan standar deviasi ini berguna kemungkinan untuk meleset atau tidak
untuk perhitungan probabilitas dengan sesuai dengan durasi yang sudah
selesainya proyek sesuai dengan waktu direncanakan. Berdasarkan hasil target
yang diharapkan. Adapun rumus yang penyelesaian diperoleh bahwa
digunakan sebagai berikut. kemungkina probabilitas proyek selesai
1 dengan target Td= 217 hari adalah
S = ( 6 ) (b-a)
22.06% dengan kemungkinan pekerjaan
V = S2
diselesaikan sangat rendah. Dari hasil
Dimana :
wawancara dengan pelaksana proyek
b = Durasi Optimis
diketahui bahwa keterlambatan
a = Durasi Pessimis
pelaksanaan proyek disebabkan oleh
V = S2
faktor cuaca yaitu hujan, sehingga
menyebabkan terjadinya penundaan
5.8 Analisis Target Jadwal
pekerjaa pada proyek.
Penyelesaian (TD)
Hubungan antara waktu yang
6. KESIMPULAN DAN SARAN
diharapkan (TE) dengan target T(d) pada
6.1 Kesimpulan
metode PERT dinyatakan dengan z dan
1. Waktu penyelesaian proyek yang
untuk varian kegiatan dihitung dengan
diharapkan adalah 301 hari pada
menjumlahkan nilai varian kegiatan s2
pekerjaan pilecap hingga struktur
pada lintasan kritis.
atas.
V(TE) = Varians
2. Pada Time Schedule Existing rencana
𝑇(𝑑) − 𝑇𝐸 proyek dibutuhkan waktu selama 217
Z= 𝑆² hari. penjadwalan menggunakan
Setelah didapatkan nilai z selanjutnya metode PERT dibutuhkan waktu 301
mencari angka probabilitas dengan hari.
menggunakan tabel distribusi normal. 3. Peluang penyelesaian pada proyek
RSUD Tipe B Magelang adalah
5.9 Pembahasan 22.06% dalam waktu 217 hari.
Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan pilecap hingga 6.2 Saran
struktur atas adalah 301 hari. Pada Time 1. Untuk penelitian selanjutnya
Schedule Existing proyek dibutuhkan sebaiknya meneliti mulai dari
waktu selama 217 hari, yang berarti pekerjaan pondasi hingga finishing,
lebih lambat 84 hari dari jadwal Existing dikarenakan banyaknya faktor-faktor
yaitu selama 217 hari. Pada saat yang berpengaruh diluar pekerjaan
perencanaan pihak pelaksana struktur.
2. Dalam menentukan jenis proyek atau
studi kasus yang akan dijadikan
sebagai subyek penelitian, perlu
diperhatikan kembali apakah data-
data yang dibutuhkan lengkap atau
sesuai dengan kebutuhan analisis
sehingga akan lebih mempermudah
dalam melkaukan analisa dan
meminimalisir penggunaan asumsi.

7. DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo, 1996. Manajemen Proyek
Konstruksi Jilid 1.
Dannyanti, 2010. Optimalisasi
Pelaksanaan Proyek Dengan
Metode PERT dan CPM (Studi
Kasus Twin Tower Building
Pasca Sarjana Undip). Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.
Ervianto, 2004. Teori aplikasi
Manajemen Proyek Konstruksi.
Andi Offset : Yogyakarta.
Hanan, Akhlis. 2015. Analisa Waktu
Pembangunan Gedung Berlantai
1 Dengan Menggunakan Metode
Critical Path Method (CPM).
Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala. Aceh.
Soeharto, 1995. Manajemen Proyek :
Dari Konseptual Sampai
Operasional. Erlangga : Jakarta.

You might also like