You are on page 1of 13

72 SEMESTA TEKNIKA

Vol. 21. No. 1, 72-84, Mei 2018


DOI: 10.18196/st.211213
Studi Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek
Konstruksi Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor)

(Study on Cost and Time Optimization using Duration Cost Trade Off Method on Sport Center Building Project)

MANDIYO PRIYO , MEIKI RISA ANGGRIANI PARIDI

ABSTRACT

Cost and time analysis are most important on a construction project. Optimal
Time and minimal cost become standard to make profit benchmarks on a
project. Therefore, it is necessary to optimize cost and time by looking for
work items that are included in the critical path. The purpose of this study is
to know the change of cost and time due to the addition of working time,
change of cost and time due to the addition of employee, So it will be
compared from all two to get the minimum cost with the optimum
duration.The data used in this study is secondary data obtained from
contractor implementing. Data analysis using time cost trade off method
with Microsoft project 2010 program. The results of the study, from the time
cost trade off with the addition of 1 hours of work per day conducted on first
day on critical jobs during the project, obtained the reduction in the cost of
IDR 39,552,394.71 and the reduction in the duration of 36.18 days. Addition
of 2 hours of work per day obtained the reduction in the cost of IDR
57,532,834.66 and and the reduction in the duration of 62.61 days. Addition
of 3 hours of work per day obtained the reduction in the cost of IDR
69,392,147,01 and and the reduction in the duration of 82.48 days.
Meanwhile, for the addition of employee for 1 hours obtained the reduction
in the cost of IDR 52.497.085,35 and the reduction in the duration of 36.18
days. Addition of employee for 2 hours obtained the reduction in the cost of
IDR 91,349,394.80 and the reduction in the duration of 62.61 days. Addition
of employee for 3 hours obtained the reduction in the cost of IDR
120,645,301,55 and the reduction in the duration of 82,48 days. So that, the
optimal time and cost occur when addition employee is incurred for 3 hours,
compared to overtime and overdue. Namely with the optimal cost of the
project of IDR 2,418,408,305.45 and the optimal duration of the project for
57.52 days.

Keywords: Microsoft Project 2010, Time Cost Trade Off, Cost, Time.

menghindari dari adanya denda akibat


PENDAHULUAN
keterlambatan penyelesaian proyek.
Optimasi waktu dan biaya sangat penting untuk
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek
diketahui pada perencanaan suatu proyek
dipengaruhi oleh waktu serta biaya. Keduanya
konstruksi. Waktu dan biaya yang optimal
dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu proyek,
maka pelaksanaan proyek dapat mendapatkan
biasanya akan terlihat pada waktu penyelesaian
keuntungan maksimal. Untuk bisa mendapatkan
yang singkat, biaya minimal, akan tetapi mutu
hal tersebut maka perlu dilakukan optimasi
yang dihasilkan tetap sesuai yang direncanakan.
waktu dan biaya, yaitu pembuatan jaringan
Pengelolaan suatu proyek dilakukan secara
kerja proyek (network), mencari kegiatan-
sistematis untuk memastikan waktu
kegiatan yang kritis dan menghitung durasi
pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan
proyek serta mengetahui jumlah sumber daya
atau bahkan lebih cepat sehingga memberikan
(resources).
keuntungan pada biaya yang dikeluarkan. Serta,
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 73

Penelitian ini membahas tentang optimasi proyek yang akan mencapai tujuan-tujuan
waktu dan biaya pada Proyek Pembangunan program yang lebih luas. Untuk mendukung
Gedung Olah Raga (Gor) dengan metode maksud tersebut, yaitu merencanakan proyek-
penambahan jam kerja (lembur) dan metode proyek yang merupakan bagian dari kerangka
penambahan tenaga kerja. strategi program, diperlukan cara-cara analisis
sitematis, sederhana, mudah dikomunikasikan,
Dwijono (2017) menyebutkan bahwa
dan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran
percepatan waktu setiap kegiatan dalam suatu
logis. Pendekatan dapat dilihat pada bagan
proyek (crashing project time) dari waktu
Gambar 1.
normalnya, pasti menyebabkan waktu
selesainya proyek menjadi lebih cepat. Tetapi
percepatan waktu kegiatan-kegiatan ini juga
akan mempengaruhi proyek segi biaya
khususnya untuk setiap kegiatan yang waktunya
dipercepat, menjadi lebih tinggi, sehingga
secara total biaya proyek menjadi lebih besar
daripada biaya normalnya. Menurut Frederika
(2010), durasi percepatan maksimum dibatasi
oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada
empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk
GAMBAR 1. Mekanisme Manajemen Proyek
melaksanakan percepatan suatu aktivitas, yaitu (Dipohusodo, 1996)
meliputi penambahan jumlah tenaga kerja,
penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, Telaumbanua (2017) menjelaskan bahwa
dan pengubahan metode konstruksi di lapangan. Tujuan utama mempelajari manajemen adalah
Pawiro, dkk. (2014) menyatakan bahwa pada untuk memperoleh suatu cara atau teknik yang
setiap pelaksanaan proyek perlu adanya baik untuk dilakukan atau diterapkan agar
penanganan manajemen penjadwalan proyek sumber- baik. Manajemen yang baik
yang baik. Suatu proyek dikatakan baik jika mengandung pengertian sumber yang terbatas
penyelesaian proyek tersebut efisien ditinjau misalnya modal, tenaga dan sebagainya dapat
dari segi waktu, biaya dan mutu. Menurut diatur sehingga memperoleh hasil atau
Khodijah, dkk. (2013) Dalam sebuah jaringan pemasukan (input) yang efektif dan efisien
kerja dapat saja terdiri dari beberapa lintasan karena sistem pengaturannya tertata dengan
kritis. Selain lintasan kritis terdapat lintasan lain efektifitas dan efisiensi.
yang mempunyai jangka waktu yang lebih
pendek yang dinamakan float. Float Network Planning
memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan Suatu kegiatan yang berupa rangkaian
elastisitas pada sebuah jaringan kerja dan penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan
dipakai pada waktu penggunaan jaringan kerja dengan sebaik-baiknya. Apabila
dalam praktek. memungkinkan semua kegiatan dapat
Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan diselesaikan secara efisien. Semua kegiatan-
dalam melakukan percepatan durasi kegiatan tersebut diharapkan dapat selesai
penyelesaian proyek, yaitu penambahan jam dengan cepat serta terintegrasi dengan aktivitas
kerja, pembagian giliran kerja, penambahan yang lainnya. Dengan adanya network,
tenaga kerja, penambahan alat bantu dan manajemen dapat menyusun perencanaan
penggantian metode pelaksanaan. penyelesaian proyek. Dengan waktu dan biaya
yang paling efisien.
Manajemen Proyek
Network Planning
Soeharto (1995) menyebutkan bahwa
manajemen proyek adalah melaksanakan, adalah suatu hubungan ketergantungan antar
mengorganisir, memimpin, mengendalikan variabel-variabel yang digambarkan dalam
sumber daya perusahaan untuk mencapai suatu diagram network. Sehingga pekerjaan
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. yang harus didahulukan akan diketahui atau
Dipohusodo (1996) menyebutkan perencanaan pekerjaan yang memerlukan penambahan jam
proyek dimulai dari masalah-masalah pokok kerja maupun penambahan tenaga kerja dapat
program pembangunan, menyusun strategi yang diketahui pula. Agar dapat mendapatkan waktu
lebih luas, dan kemudian memilih proyek- dan biaya yang paling efisien.
74 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

Biaya Total Proyek d. Pemilihan sumber daya manusia yang


berkualitas
Pada kenyataannya biaya proyek terdiri dari
e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung (indirect cost). Simatupang (2015) Produktivitas Pekerja
menyebutkan bahwa biaya langsung adalah
Priyo dan Sumanto (2016) menyebutkan bahwa
biaya yang diperlukan langsung untuk
produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
mendapatkan sumber daya yang akan
output dan input, atau dapat dikatakan sebagai
dipergunakan untuk penyelesaian proyek.
rasio antara hasil produksi dengan total sumber
Ketika durasi proyek ditentukan/dipercepat,
daya yang digunakan.
biaya langsung akan lebih tinggi dibanding
durasi proyek yang dikembangkan dari waktu Menurut Wowor (2013), output dapat dilihat
normal ideal untuk aktivitas. dari kuantitas pekerjaan yang telah dilakukan
seperti meter kubik galian atau timbunan,
Menurut Ikhtisholiyah (2017), biaya tidak
ataupun meter persegi untuk plesteran.
langsung adalah biaya yang berhubungan
Sedangkan input merupakan jumlah sumber
dengan pengawasan, pengarahan kerja dan
daya yang dipergunakan seperti tenaga kerja,
pengeluaran umum diluar biaya konstruksi,
peralatan dan material. Karena peralatan dan
biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini
material biasanya bersifat standar, maka tingkat
tidak tergantung pada volume pekerjaan tetapi
keahlian tenaga kerja merupakan salah satu
tergantung pada jangka waktu pelaksanaan
faktor penentu produktivitas.
pekerjaan.
Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time
Cost Trade Off) Kareth (2012) menyebutkan bahwa pengaturan
waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan
Di dalam perencanaan suatu proyek disamping
yang terlibat didalamnya dimaksudkan agar
variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya
suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta
(cost) mempunyai peranan yang sangat penting.
efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari
Biaya (cost) merupakan salah satu aspek
suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal
penting dalam manajemen, dimana biaya yang
waktu kegiatan atau time schedule. Jadwal
timbul harus dikendalikan seminim mungkin.
waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang
Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor
berisi tentang :
waktu, karena terdapat hubungan yang erat
antara waktu penyelesaian proyek dengan a. Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan
biaya-biaya proyek yang bersangkutan. b. Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan diakhiri.
lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam Salah satu strategi untuk mempercepat waktu
hal ini pimpinan proyek dihadapkan dalam hal pelaksanaan proyek adalah dengan menambah
masalah bagaimana mempercepat penyelesaian jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan
proyek dengan biaya minimum.Oleh karena itu jam kerja bisa dilakukan dengan melakukan
perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan waktu penambahan 1, 2, 3, dan 4 jam sesuai dengan
dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu waktu penambahan yang diinginkan. Semakin
dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off. besar penambahan jam lembur dapat
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan menimbulkan penurunan produktivitas. Indikasi
berubahnya waktu penyelesaian proyek maka dari produktivitas pekerja terhadap penambahan
berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 2.
Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka
biaya langsung proyek akan bertambah dan
biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan percepatan
penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut
antara lain:
a. Penambahan jumlah jam kerja (lembur)
b. Penambahan tenaga kerja GAMBAR 2. Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas
c. Pergantian atau penambahan peralatan Akibat Penambahan Jam Kerja (Soeharto, 1995)
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 75

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut: Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah
𝑉𝑜𝑙𝑢me pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga
Produktivitas harian = (1)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 kerja akibat percepatan durasi proyek.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
Produktivitas tiap jam =
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 Biaya Tambahan Pekerja ( Crash Cost)
(2)
Penambahan waktu kerja akan menambah besar
Produktivitas harian sesudah crash
biaya untuk tenaga kerja dan biaya normal
= ( Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam )
tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri
+ ( a × b × Produktivitas tiap jam) (3)
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
dengan:
a = lama penambahan jam kerja (lembur) Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004
pasal 3, pasal 7, dan pasal 11 diperhitungkan
b = koefisien penurunan produktivitas akibat
bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada
penambahan jam kerja (lembur)
penambahan waktu kerja satu jam pertama,
Nilai koefisien penurunan produktivitas pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. upah perjam waktu normal pada penambahan
jam kerja berikutnya maka pekerja akan
TABEL 1. Koefisien Penurunan Produktivitas mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.
Jam Penurunan Prestasi
lembur Indeks Kerja Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja
1 jam 0,1 90 akibat jam lembur dapat dirumuskan sebagai
Produktivitas (%)
2 jam 0,2 80 berikut :
3 jam 0,3 70 Normal upah pekerja perhari
4 jam 0,4 60 = Produktivitas harian × harga satuan upah
pekerja (7)
(Sumber : Soeharto, 1995)
Normal upah biaya perjam
Crash duration = Produktivitas perjam × harga satuan upah
pekerja (8)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 Biaya lembur pekerja
= (4)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ = 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan
jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah
Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja sejam normal untuk penambahan jam kerja
(lembur) berikutnya. (9)
Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang dengan :
perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, Crash cost pekerja perhari
karena penambahan tenaga kerja pada suatu = (jam kerja perhari × normal cost pekerja) + (n
aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian × biaya lembur perjam) (10)
tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang Cost Slope
sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡− 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
= (11)
harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
yang sesak dan pengawasan yang kurang akan
menurunkan produktivitas pekerja. Perhitungan untuk biaya tambahan akibat
penambahan tenaga kerja dapat dirumuskan
Menurut Priyo dan Sumanto (2016), sebagai berikut :
perhitungan untuk penambahan tenaga kerja Normal ongkos pekerja perhari sesuai dengan
dirumuskan sebagai berikut ini : harga satuan setiap daerah (12)
Jumlah tenaga kerja normal Biaya penambahan pekerja
= jumlah pekerja × upah normal pekerja
( 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ×𝑉𝑜𝑙𝑢me ) Perhari (13)
= (5) Crash cost pekerja
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
= (biaya total pekerja yang dipercepat – biaya
Jumlah tenaga kerja dipercepat total pekerja normal) (14)
( 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ×𝑉𝑜𝑙𝑢me ) Cost slope
= (6) 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 = (15)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
76 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

Hubungan Antara Biaya dan Waktu pengawasan dan pelaporan data dari suatu
proyek. Kemudahan penggunaan dan
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan
keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
unsur proyek menjadikan software ini sangat
Biaya total proyek sangat bergantung pada
mendukung proses administrasi sebuah proyek.
waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara
biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar Microsoft Project memberikan unsur
3. Titik A pada gambar menunjukan kondisi manajemen proyek yang baik, dengan
normal, sedangkan titik B menunjukan kondisi memadukan kemudahan pengguna (user),
dipercepat. Garis yang menghubungkan antar kemampuan, dan fleksibilitas sehingga
titik tersebut disebut kurva waktu dan biaya. penggunanya dapat mengelola proyek lebih
Gambar 3 memperlihatkan bahwa semakin efisien dari segi biaya maupun waktu.
besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan
maka akan semakin cepat waktu penyelesaian waktu yang panjang dan ketelitian yang besar.
proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya Microsoft Project dapat menunjang dan
maka terjadi biaya tambahan yang akan membantu sebuah pengelolaan proyek
dikeluarkan semakin besar. Gambar 4 konstruksi sehingga didapat suatu data yang
menunjukan hubungan biaya langsung, biaya lebih akurat.
tak langsung dan total biaya dalam suatu grafik
Keunggulan dari Microsoft Project adalah
dan terlihat bahwa optimum didapat dengan
kemampuan menangani perencanaan pada suatu
mencari total biaya proyek yang terkecil.
kegiatan, pengorganisasan dan pengendalian
waktu serta biaya yang mengubah input data
menjadi output yang direncanakan. Input
mencakup unsur-unsur manusia, material, mata
uang, mesin/alat, dan kegiatan. Selanjutnya,
diproses menjadi suatu hasil yang maksimal
untuk mendapat informasi yang diinginkan
sebagai pertimbangan guna pengambilan
keputusan.
Keuntungan Microsoft Project adalah dapat
melakukan penjadwalan produksi secara efektif
dan efisien, dapat diperoleh secara langsung
GAMBAR 3. Grafik hubungan waktu-biaya normal informasi biaya selama periode, mudah
dan dipercepat untuk suatu kegiatan dilakukan modifikasi dan penjadwalan produksi
yang tepat dan mudah dihasilkan dengan waktu
yang relatif cepat. Jenis metode manajemen
proyek yang dikenal saat ini, antara lain Gantt
Chart, CPM (Critical Path Method), dan PERT
(Program Evaluation Review Technique).
Microsoft Project adalah gabungan dari ketiga
metode tersebut. Microsoft Project juga
merupakan sistem perencanaan yang membantu
dalam penyusunan jadwal (scheduling) suatu
proyek konstruksi atau rangkaian pekerjaan.
Microsoft Project juga membantu melakukan
GAMBAR 4. Grafik hubungan waktu dengan biaya pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna
total, biaya langsung, dan biaya tidak langsung sumber daya (resources), baik berupa sumber
(Soeharto, 1995). daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Program Microsoft Project 2010 Program Microsoft Project memiliki beberapa


tampilan layar, namun sebagai default setiap
Microsoft Project merupakan software membuka file baru, maka akan tertampil Gantt
administrasi proyek yang digunakan untuk Chart View seperti pada Gambar 5.
melakukan perencanaan, pengelolaan,
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 77

GAMBAR 5. Tampilan layar Gantt Chart View

METODE PENELITAN 1) Daftar bahan dan upah tenaga


2) Rencana anggaran biaya
Pengumpulan Data 3) Time schedule
4) Estimasi waktu dalam microsoft project
Penelitian ini dilakukan pada Proyek
5) Data biaya normal
Pembangunan Gedung Olah Raga. Data dan
Informasi yang didapat dari pelaksanaan suatu
Analisis Data
proyek konstruksi sangat bermanfaat untuk
mengevaluasi optimasi dari waktu dan biaya Analisis data yang dilakukan dengan bantuan
secara keseluruhan. Data sekunder adalah data program Microsoft Project 2010. Data akan
yang diperlukan yaitu berasal dari instasi yang input dan dianalisis dalam program, sehingga
terkait seperti konsultan, kontraktor, dan lain- program akan menganalisis hasil dari data
lain. Beberapa variabel yang mempengaruhi tersebut secara otomatis sesuai dengan rumus
pada optimasi biaya dan waktu ini adalah kalkulasi yang ada dalam program Microsoft
variabel waktu dan variabel biaya. Project 2010.
a. Variabel waktu Pada proses input data tahap analisis ini
Meliputi data yang diperoleh dari kontraktor menggunakan dua tahapan, yaitu pertama
pelaksana maupun dari konsultan pengawas. dengan menyusun jadwal rencana dan biaya
Data cumulative progress (kurva S), proyek (baseline) serta memasukkan durasi
meliputi : optimasi penambahan jam kerja (lembur).
1) Jenis kegiatan
Tahapan dan Prosedur Penelitian
2) Durasi kegiatan
3) Persentase kegiatan Suatu penelitian harus dilaksanakan secara
4) Rekapitulasi perhitungan biaya sistematis dan menggunakan urutan yang jelas
proyek serta teratur, sehingga akan diperoleh hasil yang
b. Variabel biaya diharapkan akan sesuai. Maka dari itu,
Keseluruhan data yang berpengaruh pada pelaksanaan penelitian dibagi dalam beberapa
variabel biaya, didapat dari kontraktor tahap, meliputi:
pelaksana. Data yang diperlukan adalah Tahap 1 : Tahap Persiapan
sebagai berikut : Sebelum penelitian dilakukan perlu adanya
1) Rencana anggaran biaya (RAB), studi
meliputi: literatur untuk memperdalam ilmu yang
a) Total biaya normal berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian
b) Durasi normal menentukan rumusan masalah sampai dengan
2) Daftar harga upah dan bahan kompilasi data.
3) Gambar rencana proyek Tahap 2 : Tahap Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer dan Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan
data sekunder yang berupa hasil analisis laporan, yaitu :
menggunakan microsoft project, meliputi : 1. Rencana anggaran biaya (RAB)
78 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

2. Analisa harga satuan bahan HASIL DAN PEMBAHASAN


3. Time schedule
Tahap 3 : Tahap Analisis percepatan 1. Data Umum Proyek
dengan aplikasi program dan pembahasan Adapun gambaran umum pada Proyek
Dari data yang telah didapat kemudian Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor), adalah
dilakukan analisis menggunakan program sebagai berikut :
microsoft excel dan microsoft project 2010. Pemilik Proyek : X
Pertama data akan di input pada program untuk Konsultan Supervisi : PT. Y
perencanaan dan update perencanaan dengan Kontraktor : PT. Z
data pelaksanaan, perhitungan keseluruhan Anggaran :Rp 2.539.053.607,00
dipusatkan pada kegiatan yang masuk dalam Waktu Pelaksanaan : 140 hari kerja
lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope Tanggal Pekerjaan Dimulai : 02 Januari 2017
terendah. Kemudian dibandingkan antara hasil Tanggal Pekerjaan Selesai : 26 April 2017
analisa percepatan yang berupa biaya proyek
sebelum dan setelah percepatan dengan biaya 2. Daftar Kegiatan Kritis
denda akibat keterlambatan. Daftar kegiatan kritis yang didapat pada hasil
analisis di Microsoft Project 2010 pada kondisi
Tahap 4 : Kesimpulan
normal dapat dilihat pada Tabel 2.
Kesimpulan disebut juga tahap pengambilan
keputusan. Pada tahap ini, data yang sudah
TABEL 2. Daftar kegiatan-kegiatan kritis
dianalisis secara keseluruhan dibuat
kesimpulannya yang berhubungan dengan
tujuan penelitian.
Tahapan penelitian secara skematis dapat
dilihat dalam diagram alir pada Gambar 6.

Tabel 2 diatas menjabarkan kegiatan-kegiatan


kritis yang akan dipercepat adalah kegiatan
yang memiliki unsur tenaga kerja. Alasan
GAMBAR 6. Bagan alir penelitian dipilihnya kegiatan-kegiatan yang akan
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 79

dipercepat adalah kegiatan kritis tersebut, yaitu Biaya Langsung


: = Biaya total proyek – Biaya tidak langsung
a. Kegiatan kritis yang dipilih memiliki = Rp 2,539,053,607.00 – Rp 205,663,342.17
tenaga kerja (resource work), sehingga = Rp 2,333,390,264.83
dapat dipercepat dengan mengolah
resource work. 4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off
b. Pada kegiatan kritis akan dilakukan Penambahan jam kerja (lembur) yang
percepatan menggunakan penambahan digunakan 8 (delapan) jam kerja normal dengan
jam kerja (lembur) atau dengan 1 (satu) jam istirahat (08.00 s/d 17.00),
penambahan tenaga kerja. Apabila sedangkan untuk penambahan jam kerja
dilakukan penambahan tenaga kerja, itu dilakukan setelah selesainya jam kerja normal
tidak akan berpengaruh pada (17.00 s/d 20.00). Menurut keputusan Menteri
penambahan jumlah tenaga kerja, karena Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004
indeks tenaga kerja pada kegiatan kritis pasal 3, pasal 7, serta pasal 11, dijelaskan
kecil. standar upah tenaga kerja untuk lembur adalah :
c. Pada kegiatan kritis apabila dilakukan a. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
percepatan akan berpengaruh pada maksimal 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari
anggaran biaya tidak langsung. dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
Percepatan kegiatan kritis akan mempercepat minggu.
durasi proyek secara keseluruhan. b. Waktu kerja lembur tidak termasuk pada
waktu istirahat mingguan atau hari libur
3. Biaya Langsung dan Biaya Tidak resmi.
Langsung c. Memberikan makanan sekurang-kurangnya
Menentukan biaya tidak langsung berdasarkan 1.400 kalori apabila kerja lembur
hasil Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak dilakukan 3 (tiga) jam atau lebih.
Langsung pada Proyek Konstruksi dapat dilihat d. Untuk kerja lembur pertama dibayar
pada Gambar 7: sebesar 1,5 kali upah sejam, sedangkan
untuk setiap jam kerja lembur berikutnya
harus dibayar sebesar 2 (dua) kali lipat
upah sejam.
1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Pekerjaan = Pembesian beton bored pile
Volume = 8294,451 kg
Durasi normal /hari = 28 hari
Durasi normal /jam = 28 × 8
= 224 jam
Volume
Produktivitas jam normal =
Durasi normal
8294,451
=
GAMBAR 7. Hubungan biaya tidak langsung dengan 224
nilai proyek = 37,03 kg
Durasi percepatan 1 jam =
Nilai total Proyek Pembangunan Gedung 8294,451
Olahraga (Gor) sebesar Rp 2,539,053,607.00, (37,03×8)+(1×0,9×37,03)
sehingga berdasarkan grafik diatas didapat = 25,17 hari
persen biaya tidak langsung sebesar 8,1% dari Maksimal crashing
keseluruhan nilai total proyek. Hitungan = durasi normal – durasi percepatan 1 jam
manual untuk biaya tidak langsung sebagai = 28 – 25,17
berikut : = 2,83 hari
Biaya tidak langsung = 8,1% × 2,539,053,607
= Rp 205,663,342.17 Hasil perhitungan durasi crashing manual
Biaya tidak langsung/hari diatas sesuai dengan hasil analisis pada
= Biaya tidak langsung / Durasi normal proyek Microsoft Project 2010, untuk durasi dan biaya
= Rp 205,663,342.17 / 140 hari crashing pada item pekerjaan lain dapat dilihat
= Rp 1,469,023.87 / hari pada Tabel 3.
80 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

TABEL 3. Perhitungan hasil Microsoft Project 2010


(durasi percepatan dan biaya percepatan)

Contoh perhitungan upah lembur 2 jam untuk Contoh perhitungan manual biaya normal dan
resource name pekerja, sebagai berikut : dipercepat pada pekerjaan Pembesian Beton
Upah normal perhari (standart cost) Bored pile pada lembur 1 jam:
= Rp 80.000,00 Volume = 8294.451 kg
Jam kerja perhari = 8 jam/hari Durasi normal = 28 hari
Biaya per jam = ((Rp 80.000,00)/(8 jam/hari)) Durasi percepatan = 25,17 hari
= Rp 10.000,00 Kapasitas tenaga kerja per m3
Lembur 2 jam Oh = Orang / hari
= (1,5 × Upah normal perjam) + (2 × 1 × upah Pekerja = 0,007 Oh @ Rp 80.000,00
normal perjam) Tukang = 0,007 Oh @ Rp 110.000,00
= (1,5 × Rp 10.000,00) + (2 × 1 × Rp Kepala tukang = 0,0007 Oh @ Rp 125.000,00
10.000,00) Mandor = 0,0004 Oh @ Rp 120.000,00
= Rp 35.000,00 Material
Lembur /jam untuk 2 jam Besi beton = 1,05 Kg @ Rp 11.420,00
= ((Rp 35.000,00)/(2 jam)) Kawat beton = 0.15 Kg @ Rp 18.000,00
= Rp 17.500,00 Perhitungan kebutuhan material :
Besi beton = 8294,451 × 1,0500 = 8709,173
TABEL 4. Upah Tenaga Kerja Kawat beton = 8294,451 × 0,0150 = 124,416
Kebutuhan tenaga kerja
= (volume × koefisien) / durasi
Pekerja = 2,073 Oh @ Rp 15.000,00
Tukang = 2,073 Oh @ Rp 20.625,00
Kepala tukang = 0,207 Oh @ Rp 23.437,50
Mandor = 0,118 Oh @ Rp 22.500,00
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 81

Upah pekerja = kebutuhan tenaga kerja × harga TABEL 5. Perbandingan antara biaya total dengan
upah lembur 1 jam variasi penambahan jam lembur
Pekerja = 2,073 × Rp 15.000,00 =Rp 31.104,19
Tukang = 2,073 × Rp 20.625,00 =Rp 42.768,26
Kepala tukang = 0,207 × Rp 23.437,50=Rp
4.860,03
Mandor = 0,118 × Rp 22.500,00 = Rp 2.666,07
Total upah crashing 1 jam = Rp 81.398,56
Total upah crashing 1 jam /hari
= total upah crashing 1 jam + total upah normal Dari tabel 5 perbandingan biaya total dengan
perhari variasi penambahan jam lembur didapatkan
= Rp 81.398,56 + Rp 434.125,63 untuk lembur 1 jam biaya total sebesar Rp
= Rp 515.524,19 2.499.501.212,29 dengan durasi percepatan
Total upah crashing 1 jam 103,82 hari, untuk 2 jam lembur biaya total
= total harga material+(total upah sebesar Rp 2.481.520.772,34 dengan durasi
crashing×durasi crashing) percepatan 77,39 hari, dan untuk lembur 3 jam
= Rp 101.698.261,87 + (Rp 515.524,19 × biaya total sebesar Rp 2.469.661.459,99 dengan
25,17) durasi percepatan 57,52 hari. Dari ketiga
penambahan jam lembur, didapatkan biaya dan
= Rp 114.674.005,71 waktu paling efektif pada penambahan jam
Contoh perhitungan slope pada analisis kerja 3 jam.
microsoft project 2010 untuk pekerjaan 2. Penambahan Tenaga Kerja
Pembesian Beton Bored Pile dengan lembur 1 Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan
jam : menghitung kembali kebutuhan tenaga kerja
Nilai slope dari setiap pekerjaan berdasarkan oleh durasi
percepatan atau durasi crashing yang dilakukan
Biaya percepatan−biaya normal tanpa penambahan jam kerja perhari. Contoh
=
durasi normal−durasi percepatan perhitungan sebagai berikut :
Rp 114,809,591.00 −Rp 113,848,881.00 a. Durasi normal
=
28 − 25,17 Pekerjaan = Pembesian Beton Bored Pile
= Rp 339,473.50 Volume = 8294.451
Durasi normal = 28 har
Contoh perhitungan total biaya dengan variasi Kapasitas tenaga kerja per m3
penambahan jam lembur adalah sebagai Oh = Orang / hari
berikut: Pekerja = 0,007 Oh @ Rp 80.000,00
Pekerjaan = Pembesian beton bored pile Tukang = 0,007 Oh @ Rp 110.000,00
Durasi percepatan = 114,47 hari Kepala tukang = 0,0007 Oh @ Rp 125.000,00
Mandor = 0,0004 Oh @ Rp 120.000,00
Biaya langsung Perhitungan jumlah tenaga kerja dan upah
= Biaya langsung + Selisih biaya tenaga kerja :
= Rp 2,333,390,264.83 + Rp 3.648.389.00 Jumlah tenaga kerja
= Rp 2,337,038,653.83 (koefisien tenaga kerja ×volume)
=
Durasi normal
Biaya tidak langsung (0,007 ×8294.451)
Pekerja =
Biaya tidak langsung × durasi percepatan (28)
= = 2,07
durasi normal
Rp 205,663,342.17 × 114,47 Upah pekerja = 2,07 × Rp 80.000,00
= = Rp 165.600,00
140
= Rp 168.159.162,70 (0,007 ×8294.451)
Tukang =
(28)
Total biaya = 2,07
= Biaya langsung + Biaya tidak langsung Upah tukang = 2,07 × Rp 110.000,00
= Rp 2,337,038,653.83 + Rp 168.159.162,70 = Rp 227.700,00
(0,0007 ×8294.451)
= Rp 2,505,197,816.53 Kepala tukang =
(28)
= 0,207
82 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

Upah k.tukang = 0,207 × Rp 125.000,00 Dari tabel perbandingan biaya total dengan
= Rp 25.875,00 variasi penambahan tenaga kerja didapatkan
(0,0004×8294.451) untuk durasi 1 jam biaya total sebesar Rp
Mandor =
(28) 2.486.556.521,65 dengan durasi percepatan
= 0,118 103,82 hari, untuk 2 jam biaya total sebesar Rp
Upah mandor = 0,118 × Rp 120.000,00 2.447.704.212,20 dengan durasi percepatan
= Rp 14.160,00 77,39 hari, dan untuk durasi 3 jam biaya total
Upah tenaga kerja dengan durasi normal : sebesar Rp 2.418.408.305,45 dengan durasi
= (Rp 165.600,00 + Rp 227.700,00 + percepatan 57,52 hari. Dari ketiga penambahan
Rp 25.875,00 + Rp 14.160,00)× 28 hari tenaga kerja, didapatkan biaya dan waktu paling
= Rp 12.133.380,00 efektif pada penambahan tenaga kerja dengan
durasi 3 jam.
b. Durasi Percepatan
Durasi percepatan = 25,17 hari
Jumlah tenaga kerja
(koefisien tenaga kerja ×volume)
=
Durasi percepatan

(0,007 ×8294.451)
Pekerja =
(25,17)
= 2,31orang/hari
Upah pekerja = 2,31 × Rp 80.000,00
= Rp 184.800,00
(0,007 ×8294.451)
Tukang =
(25,17) GAMBAR 8. Grafik perbandingan titik biaya normal
= 2,31 orang/hari dengan biaya penambahan jam lembur dan
Upah tukang = 2,31 × Rp 110.000,00 penambahan tenaga
= Rp 254.100,00
(0,0007 ×8294.451) Dari grafik perbandingan titik biaya normal
Kepala tukang =
(25,17) dengan biaya penambahan jam lembur dan
= 0,23 orang/hari penambahan tenaga dapat dilihat bahwa waktu
Upah k. tukang = 0,23 × Rp 125.000,00 dan biaya yang paling optimal yaitu pada
= Rp 28.750,00 penambahan tenaga kerja durasi 3 jam, dengan
(0,0004×8294.451)
Mandor = total biaya sebesar Rp 2.418.408.305,45 dengan
(25,17)
= 0,13 orang/hari durasi percepatan 57,52 hari
Upah mandor = 0,13 × Rp 120.000,00
= Rp 15.600,00
KESIMPILAN
Upah tenaga kerja dengan durasi percepatan
(25,17 hari) :
= (Rp Rp 184.800,00 + Rp 254.100,00 + Rp Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
28.750,00 + Rp 15.600,00)× 25,17 hari yang dilakukan pada Proyek Pembangunan
= Rp 12.163.402,00 Gedung Olah Raga (Gor), disimpulkan sebagai
Selisih biaya berikut :
= Biaya percepatan – biaya normal 1. Perubahan biaya akibat variasi penambahan
= Rp 12.163.402,00 - Rp 12.133.380,00 jam lembur selama 1 jam adalah lebih murah
= Rp 30.022,00 sebesar Rp 39.552.394,71 dari semula biaya
normal proyek sebesar Rp 2.539.053.607,00
TABEL 6. Perbandingan antara biaya total dengan menjadi Rp 2.499.501.212,29. Untuk waktu
variasi penambahan tenaga kerja lembur 2 jam perubahan biaya yang terjadi
sebesar Rp 57.532.834,66 dari semula biaya
normal proyek sebesar 2.539.053.607,00
menjadi Rp 2.481.520.772,34. Pada jam
lembur 3 jam didapat selisih biaya paling
efektif sebesar Rp 69.392.147,01 dari
semula biaya normal proyek sebesar Rp
2.539.053.607,00 menjadi Rp
M.Priyo & M.R.A.Paridi / Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018 83

2.469.661.459,99. Sedangkan perubahan Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan


waktu apabila dilakukan variasi penambahan Pelaksanaan dengan Menambah Jam
jam lembur selama 1 jam adalah 36,18 hari Kerja Optimum pada Proyek
dari semula waktu normal proyek 140 hari Konstruksi (Studi Kasus Proyek
menjadi 103,82 hari. Apabila jam lembur Pembangunan Super Villa Peti Tenget-
ditambah menjadi 2 jam durasi percepatan Badung, Jurnal
menjadi 62,61 hari dari semula waktu Ilmiah Teknik Sipil, 14(2), pp. 113-
normal proyek 140 hari menjadi 77,39 hari. 126.
Apabila jam lembur ditambah menjadi 3 jam
Ikhtisholiyah, 2017, Analisis Penerapan
durasi percepatan menjadi 82,48 hari dari
Manajemen Waktu dan Biaya pada
semula waktu normal proyek 140 hari
Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
menjadi 57,52 hari.
Teknik Listrik Industri Politeknik
2. Perubahan biaya akibat variasi penambahan
Negeri Madura (POLTERA), Zeta -
tenaga kerja selama 1 jam adalah lebih
Math Journal, 3(1), pp. 14-21.
murah sebesar Rp 52.497.085,35 dari
semula biaya normal proyek sebesar Rp Kareth, M., 2012, Analisis Optimalisasi Waktu
2.539.053.607,00 menjadi Rp dan Biaya Dengan Program Primavera
2.486.556.521,65. Untuk penambahan 6.0 (Studi Kasus Proyek Pembangunan
tenaga kerja 2 jam perubahan biaya yang Puri Kelapa Gading), Jurnal Sipil
terjadi sebesar Rp 91.349.394,80 dari Statik, 1(1), pp. 53-59.
semula biaya normal proyek sebesar Khodijah, N.S., Yahdin, S., Dewi, N.R., 2013,
2.539.053.607,00 menjadi Rp Optimalisasi Pelaksanaan Proyek
2.447.704.212,20. Pada penambahan tenaga Pembangunan Persinyalan Elektrik di
kerja 3 jam didapat selisih biaya paling Stasiun Kertapati dengan Penerapan
efektif sebesar Rp 120.645.301,55 dari Metode Crash Program, Jurnal
semula biaya normal proyek sebesar Rp Penelitian Sains, 16(2A), pp. 65-74.
2.539.053.607,00 menjadi Rp
2.418.408.305,45. Sedangkan perubahan Pawiro, D.A., Suharyanto, Atmojo, P.S., 2014,
waktu apabila dilakukan variasi penambahan Optimalisasi Biaya dan Waktu dalam
tenaga kerja selama 1 jam adalah 36,18 hari Penyusunan Jadwal Pelaksanaan
dari semula waktu normal proyek 140 hari Proyek (Studi Kasus Proyek
menjadi 103,82 hari. Apabila jam lembur Pembangunan Gedung Pusat Kegiatan
ditambah menjadi 2 jam durasi percepatan Mahasiswa Universitas Diponegoro
menjadi 62,61 hari dari semula waktu Semarang,. Jurnal Media Komunikasi
normal proyek 140 hari menjadi 77,39 hari. Teknik Sipil, 20(2), pp. 103-108.
Apabila jam lembur ditambah menjadi 3 jam Priyo, M., Sumanto, A., 2016, Analisis
durasi percepatan menjadi 82,48 hari dari Percepatan Waktu dan Biaya Proyek
semula waktu normal proyek 140 hari Konstruksi dengan Penambahan Jam
menjadi 57,52 hari. Kerja (Lembur) Menggunakan Metode
3. Biaya dan durasi paling optimal didapat Time Cost Trade Off (Studi Kasus
pada penambahan tenaga kerja selama 3 Pembangunan Prasarana
jam, dibandingkan menambah jam lembur. Pengendalian Banjir), Jurnal Ilmiah
Yaitu dengan biaya optimal proyek sebesar Semesta Teknika, 19(1), pp. 1-15.
Rp 2.418.408.305,45 dan durasi optimal
proyek selama 57,52 hari. Simatupang, J.S., 2015, Pengaruh Percepatan
Durasi Terhadap Waktu Pada Proyek
Konstruksi (Studi Kasus Pembangunan
DAFTAR PUSTAKA Persekolahan Eben Haezar Manado),
Jurnal Sipil Statik, 3(5), pp. 281-291.
Dwijono, D., 2017, Optimalisasi Waktu
Percepatan dan Biaya Kegiatan di Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek Dari
dalam Metode Jalur Kritis dengan Konseptual Sampai Operasional,
Pemrograman Linier, Jurnal Terapan Jakarta: Erlangga.
Teknologi Informatika, 1(1), pp. 1-9. Telaumbanua, T.A., 2017, Perencanaan Waktu
Penyelesaian Proyek Toko Modisland
Dipohusodo, I., 1996, Manajemen Proyek Dan
Manado dengan Metode CPM, Jurnal
Konstruksi, Yogyakarta: Kanisius.
Sipil Statik, 5(8), pp. 549-557.
84 M.Priyo & M.R.A.Paridi/Semesta Teknika, Vol. 21, No. 1, 72-84, Mei 2018

Wowor, F., 2013, Aplikasi Microsoft Project


dalam Pengendalian Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan Proyek, Jurnal
Sipil Statik, 1(8), pp. 543-548.

PENULIS:

Mandiyo Priyo
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Email: pmandiyo@yahoo.com

Meiki Risa Anggriani Paridi


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Email: meiki.anggriani.2014@ft.umy.ac.id

You might also like