You are on page 1of 2

Nama : MARCO YACOB TUMIWAN

NIM : 15504062
Kelas : V A MATEMATIKA

Resensi Film The Man Who Knew Infinity


Barusan sekali saya selesai nonton film briografis yang menceritakan perjalanan
intelektual matematikawan India, Srinivasa Ramanunjan. Judul lengkap film ini adalah "The
Man Who Knew Infinity”. Kecerdasan Ramanujan (dalam film diperankan Dev Patel) terlihat
saat Ia menjadi seorang pegawai sebagai juru hitung di sebuah departemen milik kolonial
Inggris. Di sana ada seorang India yang melihat kecerdasan Ramanunjan. Hasil kerjaan
Ramanunjan dikirimkannya ke Trinity College, Cambridge, kepada seorang matematikawan
terkemuka G.H. Hardy. Surat balasan Hardy diterima Ramanunjan yang isinya
mempersilahkan matematikawan otodidak India ini untuk bergabung di sana.
Sesampai di Trinity, Ramanunjan disuruh oleh Hardy untuk membuktikan teorema
yang berhasil dipecahkannya. Ramanunjan kesal dengan anjuran Hardy pada awalnya. Ia
berdalih bahwa rumus-rumus matematika yang dipecahkannya adalah hasil kontempelasi
yang tak harus dibuktikan. Ia seperti seni. Hardy yang berlatarbelakang matematika pun tidak
puas dengan sikap Ramanunjan sampai terjadi perdebatan hebat pada suatu malam.
Ramanunjan pasca kejadian ini justru membuktikan teoremanya dengan apik sampai Hardy
dibuat terpukau. Satu teorema hebat yang dipecahkan Ramanunjan adalah teori tentang
partisi. Ramanunjan pergi ke Cambridge tujuan awalnya adalah untuk publikasi. Secara
diam-diam, Hardy mempublikasikan karya Ramanunjan dengan bantuannya yakni di hal
pembuktian. Selanjutnya Ramanunjan dapat membuktikan sendiri (teori partisi) dan ini satu
hal yang menjadikannya diterima sebagai fellow Royal Society.
Penemuan hebat Ramanunjan terjadi selain karena peran G.H. Hardy juga Littlewood
dan MacMahon (ahli kobinatorika di Trinity College). Namun sayang sekali setahun setelah
Ramanunjan menjadi anggota Royal Society, Ia meninggal dunia. Saat itu matematikawan
India ini berusia 32 Tahun. Pelajaran yang dapat diambil dari film ini adalah bahwa ilmu
pengetahuan datang dari aneka macam orang, baik yang yang mengenyam pendidikan
akademik di kampus maupun tidak. Ramanunjan adalah salah satu contoh seorang
matematikawan yang tidak berpendidikan formal. Biarpun begitu, Ia sejajar dengan
Bethoven, sang mahaguru di bidang musik klasik. Hardy dalam film menjajarkan nama
Ramanunjan dengan Isaac Newton. Karya Ramanunjan yang dipajang di Trinity College pada
100 tahun kemudian dipakai untuk menganalisis lubang hitam (black hole).

You might also like