3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Merupakan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan pendekatan

ekologi yang bersifat multi disiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit

dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang kompatibel. Dalam

berbudidaya kita tidak pernah terlepas dari masalah organisme pengganggu

tanaman (OPT) yaitu Hama, Penyakit dan Gulma.

Pestisida kimia sebagai alternatif untuk memberantas OPT tanpa

memperhatikan akibat yang akan terjadi seperti resistensi (kekebalan hama),

resurjensi (ledakan hama), ledakan hama sekunder dan matinya musuh alami

merupakan dampak negatif dari pestisida kimia. Pengendalian hama yang sehat

dan ramah lingkungan yang dikenal sebagai sistem pengendalian hama terpadu

(PHT) adalah cara efektif untuk mengindari efek negatif dari pestisida kimia

(Azzamy, 2017)

Pengelolaan pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat digunakan

sebagai pedoman pelaksanaan monitoring, identifikasi, pencegahan, dan

pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta tindakan perbaikan pasca

pemberantasan.

2.2 Eucalyptus pellita

Eucalyptus pellita merupakan jenis spesies yang tumbuh pada tempat-

tempat dengan kondisi iklim yang luas, yaitu dari daerah beriklim sedang hingga

panas dan dari beriklim lembab hingga kering. Spesies-spesies yang sudah dikenal

umum antara lain Eucalyptus alba (ampupu), Eucalyptus deglupta, Eucalyptus

 4

grandis, Eucalyptus plathyphylla, Eucalyptus saligna, Eucalyptus umbellate,

Eucalyptus camadulensis, Eucalyptus pellita, Eucalyptus tereticornis, Eucalyptus

torreliana. Eucalyptus pellita mempunyai klasifikasi ilmiah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Eucalyptus

Spesies : Eucalyptus pellita ( Khaeruddin, 199 9)

a. Bibit Eucalyptus pellita b. Pohon Eucalyptus pellita

Menurut Hopewell et al. (2008) Eucalyptus pellita tumbuh secara alami di

Australia yang tersebar di sepanjang pantai dari selatan New South Wales utara ke

Gladstone dan dari utara Townsville ke Semenanjung Cape York, Papua Nugini

dan Indonesia (Papua) yaitu pada ketinggian tempat hingga di atas 800 m dari

permukaan laut dengan curah hujan 900-2,400 mm per tahun dan iklim kering.

Eucalyptus pellita siap dipanen setelah 8 tahun (ketika pohon mencapai 35 m

tingginya) untuk industri pulp dan kertas dan setelah 10 tahun untuk industri kayu.
 5

Eucalyptus pellita tumbuh sangat cepat didaerah tropis terutama pada

tempattempat dengan curah hujan yang tinggi

2.3 Ekstrak Daun Eucalyptus pellita Sebagai Pestisida Nabati

Bioherbisida dari bagian tanaman merupakan hasil ekstraksi bagian

tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji, atau akar yang mengandung

senyawa metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap organisme

pengganggutanaman tertentu (Djunaedy, 2009).

Menurut Hermianto dkk (2004), ekstrak daun Eucalyptus pellita mampu

berfungsi sebagai insektisida nabati karena mengandung senyawa-senyawa seperti

flavanoid, saponin dan triterpenoid yang menyebabkan penghambatan

pertumbuhan dan pengahambatan makan (antifeedant). Senyawa yang bersifat

sebagai anti makan sebagaian besar ditemukan pada golongan metabolit sekunder

alkaloid, terpenoid, dan fenolik (Budianto da tukiran, 2012).

Senyawa ini juga ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia hal

ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Kardinan (2002) bahwa rotenon

relatif aman bagi kesehatan manusia serta mudah terdegradasi oleh sinar matahari

dan udara terbuka. Selain senyawa roteon, senyawa aktif lain yang terkandung

dalam daun ekaliptus yang dapat merusak otot di bawah permukaan kulit serangga

maupun hama yaitu adanya senyawa saponin.

Selain itu, daun Eucalyptus pellita juga mengandung minyak atsiri yang

kandung utamanya dari golongan terpen, alkohol, aldehid, dan fenol. Minyak

atsiri juga mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi produk-produk

derivat lainnya seperti pestisida. Pengembangan produk-produk derivat dari

 6

minyak atsiri diharapkan dapat mengurangi atau menggantikan produk-produk

yang berasal dari bahan kimia sintetik.